analisis struktural light novel “genjitsushugi yuusha …
TRANSCRIPT
ANALISIS STRUKTURAL LIGHT NOVEL “GENJITSUSHUGI YUUSHA
NO OUKOKU SAIKENKI” KARYA DOZEUMARU
DOZEUMARU NO “GENJITSUSHUGI YUUSHA NO OUKOKU SAIKENKI”
TO IU RAITO NOBERU NO KOUZOUTEKI NO BUNSEKI
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam
bidang ilmu Sastra Jepang
OLEH
M.SALMAN AL-FARISY
140708102
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
Universitas Sumatera Utara
1
Universitas Sumatera Utara
1
Universitas Sumatera Utara
1
Universitas Sumatera Utara
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha
esa, yang telah memberikan kesempatan, keberkahan, rahmat, serta karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ANALISIS
STRUKTURAL LIGHT NOVEL “GENJITSUSHUGI YUUSHA NO
OUKOKU SAIKENKI” KARYA DOZEUMARU.
Skripsi ini diselesaikan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar kesarjanaan Departemen/Program S-1 Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin
dengan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Penulis juga mendapat
bimbingan doa dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada:
1. Bapak Dr. Budi Agustono,M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang,M.S,Ph.D, selaku ketua Program Studi
Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus
Penasehat Akademik yang telah membantu dalam akademik penulis.
3. Bapak Drs.Amin Sihombing, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktunya dan memberikan arahan dan masukan dalam
membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Dosen Penguji Ujian Seminar Proposal dan Penguji Ujian Skripsi, yang
telah menyediakan waktu untuk membaca dan menguji skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
ii
5. Seluruh Staf Pengajar Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama duduk di
bangku perkuliahan.
6. Keluarga besar penulis yang telah membantu dan memberikan motivasi
kepada penulis terutama pada orang tua tercinta, yaitu Haji Nurhadi Daud,
Noviarti Muhidir, Rusniati dan semuanya yang selalu mendukung,
mendorong, nasihat, dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
7. Terimakasih kepada teman-teman penulis terutama Rochim Tryansah, Rizki
Rahayu Putri, Hani,dan kepada teman-teman lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah memberikan dukungan dan
dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada teman-teman seperjuangan stambuk 2014 yang telah mendukung
dan memberi motivasi kepada penulis.
Akhir kata, semoga skripsi ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca dan pengguna skripsi ini khususnya mahasiswa Sastra Jepang lainnya.
Penulis berharap dengan membaca skripsi ini akan menumbuhkan minat
membaca khususnya membaca karya sastra lainnya.
Medan, 16 Agustus 2019
Penulis
Mochammad Salman Al-Farisy
NIM : 140708102
Universitas Sumatera Utara
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan............................................................5
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori..............................................6
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................10
1.6 Metode Penelitian...........................................................................11
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP LIGHT NOVEL
“GENJITSUSHUGI YUUSHA NO OUKOKU SAIKENKI”
KARYA DOZEUMARU
2.1 Struktur Cerita Novel .....................................................................13
2.2 Resensi Novel
2.2.1 Tema......................................................................................14
2.2.2 Alur........................................................................................16
2.2.3 Penokohan.............................................................................17
2.2.4 Latar.......................................................................................18
2.3 Kajian Struktural Sastra..................................................................21
Universitas Sumatera Utara
iv
BAB III ANALISIS STRUKTURAL LIGHT NOVEL “GENJITSUSHUGI
YUUSHA NO OUKOKU SAIKENKI” KARYA DOZEUMARU
3.1 Sinopsis..........................................................................................23
3.2 Analisis Struktural Light Novel “Genjitsushugi Yuusha no Oukoku
Saikenki”
3.2.1 Tema......................................................................................27
3.2.2 Alur........................................................................................34
3.2.3 Penokohan.............................................................................42
3.2.4 Latar.......................................................................................49
3.3 Analisis Hubungan antar Unsur Intrinsik........................................57
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan.....................................................................................60
4.2 Saran...............................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo dan Saini
1994:3). Menurut Luxemburg dan Willem (1992:23), sastra dapat dipandang
sebagai suatu gejala sosial sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu
langsung berkaitan dengan norma–norma dan adat istiadat pada zaman itu. Dalam
gejala sosial di kehidupan masyarakat tersebut, masyarakat cenderung
menghasilkan buah pikiran berupa karya yang indah yang kita kenal sebagai sastra
Karya sastra diasumsikan sebagai fenomena yang memiliki struktur yang
saling terkait satu sama lain. Struktur tersebut memiliki bagian yang kompleks,
sehingga pemaknaan harus diarahkan ke dalam hubungan antar unsur secara
keseluruhan (Endraswara, Suwardi 2003:49). Unsur-unsur pembentuk karya sastra
meliputi alur, latar, penokohan, tema, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut akan
membentuk satu kesatuan yang utuh. Pradopo (1993:118-119), menyatakan bahwa
karya sastra merupakan sebuah struktur, yang merupakan bangunan yang bersistem,
antar unsur yang satu dan yang lain menunjukkan hubungan timbal balik
mengembangkan daya imajinasi.
Karya sastra pada dasarnya dibagi menjadi dua macam. Karya sastra yang
bersifat nonfiksi dan fiksi. Karya sastra nonfiksi yaitu berupa esai, biografi, dan
kirtik. Sedangkan karya sastra yang bersifat fiksi berupa novel, cerpen, essai, cerita
Universitas Sumatera Utara
2
rakyat. Novel merupakan suatu bentu karya sastra yang berbentuk prosa yang
memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:59)
menyatakan bahwa kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu Novella. Penulis yang
menulis sebuah novel disebut sebagai novelis. Isi novel lebih panjang dan lebih
kompleks dari isi cerpen, serta tidak mempunyai batasan strukturalisme adan sajak.
Sebuah novel biasanya menceritakan atau menggambarkan tentang kehidupan
manusia yang berinteraksi dengan lingkungan dan juga sesamanya. Di dalam
sebuah novel, biasanya pengarang berusaha semaksimal munngkin untuk
memberikan arahan kepada pembaca untuk mengetahui pesan tersembunyi seperti
gambaran realita kehidupan melalui sebuah cerita yang terkandung di dalam novel
tersebut.
Salah satu variasi dari novel adalah novel ringan novel atau light novel.
Novel ringan atau light novel (ライトノベル raito noberu) adalah sejenis novel
yang sering disertai dengan ilustrasi anime atau manga, biasanya ditujukan untuk
pembaca remaja usia sekolah menengah. Light novel termasuk kata dalam kategori
wasei-eigo, istilah dalam bahasa Jepang yang meminjam kosakata Bahasa Inggris,
namun bukan bagian dari idiom Inggris. Di Jepang novel jenis ini sering disebut
ranobe (ラノベ) atau LN di Barat. Novel jenis ini biasanya panjangnya berkisar
40.000–50.000 kata (LN pendek panjangnya kurang lebih sama dengan novella),
sangat jarang melebihi 200 halaman, seringkali diterbitkan dengan jadwal rapat,
biasanya diterbitkan dalam ukuran bunkobon, dan seringkali disertai ilustrasi.
Novel ringan adalah untuk hiburan, jadi gaya menulisnya berbeda dengan literatur
sastra yang ditujukan untuk orang dewasa. Novel ringan biasa menggunakan gaya
yang simpel dan sederhana dalam paragraf yang terdiri dari satu atau tiga kalimat.
Universitas Sumatera Utara
3
Membahas novel tidak terlepas dari yang namanya unsur pembangun
novel, yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Menurut Nurgiyantoro (1995:23)
unsur intrinsik adalah sebuah karya sastra meliputi alur, penokohan, latar, sudut
pandang dan tema. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya fiksi
yang mempengaruhi lahirnya karya namun tidak menjadi bagian di dalam karya
fiksi itu sendiri. Sebelumnya Wellek dan Warren dalam Nurgiyantoro (2009: 23)
juga berpendapat bahwa unsur ekstrinsik merupakan keadaan subjektivitas
pengarang yang tentang sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang
melatarbelakangi lahirnya suatu karya fiksi, dapat dikatakan unsur biografi
pengarang menentukan ciri karya yang akan dihasilkan. Dalam penulisan ini,
penulis akan menganalisis unsur intrinsik light novel yang berjudul Genjitsushugi
Yuusha no Oukoku Saikenki (現実主義勇者の王国再建記) karya Dozeumaru.
Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki mengambil setting di dunia
lain yang terdiri dari benua besar Landia dan kepulauan dengan berbagai macam
ukuran. Di dunia lain ini dipenuhi oleh berbagai macam hal yang tidak ada di bumi
seperti sihir, makhluk seperti naga dan ras lain seperti manusia naga, kurcaci, dan
peri. Peradabannya bila dibandingkan dengan Bumi, maka kurang lebih berada di
akhir Abad Pertengahan atau awal Periode Modern, sekitar abad 15-17.
Novel bergenre fantasi ini bercerita tentang Souma Kazuya, pemuda dari
Jepang berumur 19 tahun yang dipanggil ke dunia lain sebagai pahlawan oleh
Kerajaan Elfrieden. Pada awalnya, dia dipanggil untuk diserahkan kepada
Kekaisaran Gran Chaos sebagai ganti subsidi perang yang kerajaan Elfrieden tidak
bisa bayar sesuai peraturan deklarasi manusia yang dibuat untuk mempersatukan
kemanusiaan dalam melawan pasukan raja setan. Karena tidak yakin dengan apa
Universitas Sumatera Utara
4
yang akan terjadi bila dia diserahkan ke kekaisaran, Souma meminta raja untuk
tidak menyerahkan dia kepada kekaisaran. Berdiskusi dengan sang raja dan perdana
menteri, Souma mengusulkan untuk membayar subsidi perang dengan menganalisa
seluruh data tentang ekonomi dan keadaan kerajaan. Dari situ Souma mengusulkan
ide untuk memperkuat negara secara ekonomi dan militer setelah membayar uang
subsidi tersebut. Kagum pada rencana Souma, sang raja akhirnya memutuskan unuk
memberikan tahta kepadanya dan menunangkannya kepada putrinya. Inilah awal
dari cerita bagaimana Souma Kazuya, seorang pahlawan dari dunia lain, menjadi
raja, dan membangun serta memerintah kerajaan dengan pandangannya yang
realistis.
Salah satu dari alasan mengapa penulis mengangkat novel ini adalah
karena tema yang disuguhkan adalah suatu negara dibangun dan dijalankan oleh
seorang pahlawan yang realistis, seseorang yang dalam tindakan, cara berpikir, dan
sebagainya selalu berpegang atau berdasarkan pernyataan yang ada (hal yang nyata).
Dalam cerita, Souma membangun negara Elfrieden yang berada dalam masalah
kekurangan pangan dan ekonomi yang memburuk menggunakan pengetahuan
modern dan pemikiran yang ia miliki dari dunia asalnya. Salah satu pemikiran yang
dapat dilihat dari cerita ini adalah pemikiran Machiavelli, seorang pemikir politis
dan realistis yang membuat buku The Prince yang mengajarkan bagaimana seorang
penguasa harus berkuasa atau menjalankan pemerintahannya. Dalam cerita, dibuat
juga referensi terhadap peristiwa sejarah yang ada di Bumi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti unsur intrinsik
yang terjadi dalam Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki yaitu tema, alur dan
penokohan. Novel ini sekarang terdiri dari 9 volume, tetapi dalam penulisan ini,
Universitas Sumatera Utara
5
penulis akan menganalisis volume 1 yang merupakan awal dari cerita,
memperkenalkan karakter serta menjelaskan keadaan dan latar dalam cerita. Untuk
itu penulis akan membahasnya dalam skripsi dengan judul Analisis Struktural
Cerita Novel “Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki” Karya Dozeumaru.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti yang dijelaskan di atas, cerita Genjitsushugi Yuusha no Oukoku
Saikenki adalah tentang pembangunan dan pemerintahan negara oleh seorang
pahlawan dengan pandangan realistis yang diangkat menjadi raja. Politik
mempunyai pengaruh kuat di cerita. Dalam menjalankan pemerintahannya,
karakter utama menggunakan pengetahuan yang ia miliki dari bumi untuk
menjalankan kebijakannya. Tetapi, untuk mencapai hasil yang diinginkan, karakter
utama juga harus mengambil keputusan yang mengorbankan minoritas demi
kebaikan yang besar, suatu keputusan yang terkadang merupakan konflik dalam
dirinya, karena raja harus mempertimbangkan negaranya daripada perasaannya
sendiri. Berdasarkan hal ini, masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah:
1. Bagaimana unsur instrinsik tema, penokohan, alur, dan latar dalam novel
“Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki “?
2. Bagaimana hubungan antar unsur intrinsik tema, penokohan, alur, dan latar
dalam novel “Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki “?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Universitas Sumatera Utara
6
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang
lingkup masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus
untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasannya tidak terlalu luas kepada
aspek-aspek yang jauh dari relevansi sehingga penelitian itu bisa lebih fokus untuk
dilakukan. Dalam hal ini, penulis menggunakan pendekatan objektif
(strukturalisme), akan membatasi unsur-unsur yang akan dianalisis hanya pada alur,
tema, penokohan, dan latar serta bagaimana mereka saling terkait satu sama lain.
Agar analisis ini jelas dan tepat, maka di bab II akan dijelaskan mengenai
struktur cerita novel, serta unsur intrinsik dari light novel “Genjitsushugi Yuusha
no Oukoku Saikenki”.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Sebuah penelitian memerlukan keaslian, baik itu penelitian tentang bahasa
maupun sastra. Berdasarkan pengetahuan penulis, belum pernah ada yang meneliti
light novel “Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki”. Namun, penelitian yang
menggunakan pendekatan struktural banyak dilakukan dengan objek penelitian
yang berbeda.
Eka Putra Setiawan (2017) dengan skripsi yang berjudul Analisis
Struktural Novel “Dengarlah Nyanyian Angin” Karya Haruki Murakami. Penelitian
ini membahas tentang tema, latar, dan penokohan dalam novel serta keterkaitan
antara unsur menggunakan pendekatan struktural. Kesimpulan dari analisis ini
adalah bahwa novel Dengarlah Nyanyian Angin kurang bagus dari segi struktural.
Universitas Sumatera Utara
7
Contoh lainnya adalah Riri Anggraini (2017) dengan skripsi Analisis
Struktural Novel “Rahasia Hati” Karya Natsume Soseki. Penelitian ini membahas
keseluruhan unsur intrinsik yang ada dalam novel yaitu tema, penokohan, alur, latar,
sudut pandang, amanat beserta keterkaitannya menggunakan pendekatan struktural.
Kesimpulan dari analisis ini adalah bahwa novel Rahasia Hati adalah novel yang
secara struktural baik dan setiap unsurnya saling terkait.
Berbeda dengan yang penulis bahas, penelitian ini membahas tentang tema,
penokohan, alur, dan latar serta penelitian ini akan menjabarkan keterkaitan tema,
penokohan, alur dan latar sehingga dapat dilihat.
1.4.2 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan landasan teori untuk menganalisis atau
meneliti suatu permasalahan. Untuk meneliti dan menganalisis karya sastra
diperlukan suatu teori pendekatan yang dapat berfungsi sebagai acuan. Dalam
penelitian ini digunakan pendekatan struktural.
Pendekatan struktural adalah suatu metode atau cara pencarian terhadap
suatu fakta yang sasarannya tidak hanya ditujukan kepada salah satu unsur sebagai
individu yang berdiri sendiri di luar kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada
hubungan antar unsurnya. Struktural merupakan keseluruhan yang bulat, yaitu
bagian-bagian yang membentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktural itu.
Pendekatan struktural membahas tentang unsur pembangun sebuah novel, unsur-
unsur intrinsik yang ada di dalam novel. Di dalam unsur intrinsik terdapat tema,
penokohan, alur, setting, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat. Dalam
pembahasan ini yang akan dianalisis hanya tema, penokohan, dan alur. Dalam
membahas unsur tersebut, akan digunakan masing-masing teori yang berbeda, yaitu
Universitas Sumatera Utara
8
untuk alur menggunakan teori Montage dan Henshaw, penokohan berdasarkan
Nurgiyantoro, dan tema berdasarkan kriteria Robert Stanton.
Teeuw (1984: 135) menyatakan, analisis struktural bertujuan untuk
membongkar dan memaparkan secara cermat, semendetail dan mendalam mungkin
keterkaitan dan keterjalinan semua analisis aspek karya sastra yang bersama-sama
menghasilkan makna menyeluruh.
Di dalam penyajiannya, penulis juga menggunakan teori Montage dan
Henshaw dalam Aminuddin (2000:84) dalam menganalisis alur yaitu rangkaian
cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita
yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Tahapan-tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Exposition, yaitu tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat
terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang
mendukung cerita.
b. Inciting Force, yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun
perilaku yang bertentangan dari pelaku.
c. Rising Action, yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita
mulai berkonflik.
d. Crisis, yaitu di mana situasi semakin panas dan para pelaku sudah
diberi gambaran nasib oleh para pengarangnya.
e. Climax, yakni situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang
paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya itu
sendiri.
Universitas Sumatera Utara
9
f. Falling Action, yakni kadar konflik sudah menurun sehingga
ketegangan dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju
conclution atau penyelesaian cerita.
Tokoh berkaitan dengan orang atau seseorang sehingga perlu
menggambarkan yang jelas tentang tokoh tersebut. Nurgiyantoro (1995:173-174),
jenis-jenis tokoh dapat dibagi sebagai berikut :
1. Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya.
a. Tokoh Utama, yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam
prosa dan sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.
b. Tokoh Tambahan, yaitu tokoh yang pemunculannya lebih sedikit dan
juga kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh utama
secara langsung ataupun tidak langsung.
2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh.
a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh utama yang merupakan pengejawantahan
nilai-nilai yang ideal bagi pembaca.
b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penyebab terjadinya konflik.
Tema adalah ide utama dalam suatu cerita. Tema memiliki peran penting
dalam keberlangsungan suatu cerita. Dalam usaha menemukan dan menafsirkan
tema sebuah novel secara lebih rinci Robert Stanton dalam Sugihastuti (2007 : 37)
menyatakan sejumlah kriteria yang dapat diikuti sebagai berikut:
1. Penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan setiap
rinci yang menonjol di sekitar persoalan utama yang menyebabkan
konflik yang dihadapkan oleh tokoh utama.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat bertentangan
dengan tiap detil cerita.
3. Penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri pada
bukti-bukti yang tidak dinyatakan dalam novel yang bersangkutan.
4. Penafsiran tema sebuah novel haruslah mendasarkan bukti-bukti
secara langsung dalam cerita.
Latar atau setting adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa
dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung. Latar dapat berwujud dekor seperti sebuah café di Paris, pegunungan
di California, sebuah jalan buntu di sudut kota Dublin dan sebagainya. Latar juga
dapat berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan, tahun), cuaca, atau satu periode
sejarah (Stanton, 2007:35).
Pendekatan struktural tersebut akan digunakan untuk menganalisis unsur
unsur intrinsik yang ada dalam novel Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki
yaitu watak penokohan, tema cerita, perkembangan alur cerita dan hubungan unsur-
unsur instrinsik tersebut dalam cerita.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan unsur intrinsik tema, tokoh, alur dan latar dalam Light
Novel Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki
Universitas Sumatera Utara
11
2. Mendeskripsikan hubungan antar unsur intrinsik tema, tokoh, alur dan
latar yang ada dalam Light Novel Genjitsushugi Yuusha no Oukoku
Saikenki
1.5.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Agar dapat menambah pengetahuan pembaca dan dapat memahami lebih
dalam mengenai pembentukan dan unsur cerita yang baik.
2. Memberikan perkembangan terhadap karya sastra dan berfungsi sebagai
refrensi ilmu pengetahuan.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian sangatlah dibutuhkan dalam membuat sebuah penelitian.
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam
rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada
data yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran
rancangan penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang
harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data
tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut
Koentjaraningrat (1976 : 30) bahwa, penelitian yang bersifat deskriptif yaitu yang
memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala
atau kelompok tertentu. Metode deskriptif juga merupakan suatu metode yang
Universitas Sumatera Utara
12
menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang dilakukan pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk
memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan,
mengkaji dan menginterpretasikan data.
Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka (library
research) yaitu dengan menyelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan buku-
buku dan referensi , membaca literatur dan melakukan penelusuran melalui media
internet.
Dalam menganalisis Light Novel Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki
ini, penulis menggunakan 2 buku yang sama tetapi dengan bahasa yang berbeda
yaitu bahasa jepang dan bahasa inggris. Penulis menggunakan buku yang bahasa
jepang untuk cuplikan bahasa jepang dan buku yang bahasa inggris untuk
terjemahan cuplikan bahasa jepang yang lalu diterjemahkan ke bahasa indonesia.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP CERITA LIGHT NOVEL
“GENJITSUSHUGI YUUSHA NO OUKOKU SAIKENKI” KARYA
DOZEUMARU
2.1 Struktur Cerita Novel
Novel adalah karya sastra yang menceritakan kehidupan seorang tokoh secara
lengkap dengan menonjolkan watak dan perilaku tokoh-tokohnya. Novel berasal
dari kata novies yang berarti baru, dikatakan baru karena dibandingkan dengan jenis
karya sastra lain seperti puisi, drama dan yang lainnya, jenis novel ini muncul
kemudian (Kusmayadi, 2008:80). Di dalam novel juga terkandung pengetahuan dan
pesan–pesan moral yang disampaikan pengarang dalam karyanya.
Dalam sebuah tugas mengapresiasikan, baik dalam karya sastra maupun
tulisan ilmiah, biasanya dijumpai masalah-masalah yang mendasari dalam
pembuatan tugas tersebut. Pada karya sastra novel, masalah–masalah yang muncul
biasanya berdasarkan unsur–unsur yang ada di dalamnya, yaitu unsur-unsur
intrinsik dan unsur–unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang berada
dalam tubuh karya sastra itu sendiri dan membentuk karya sastra. Yang termasuk
bagian dari unsur intrinsik yaitu: tema, alur, latar, penokohan, gaya bahasa dan
sudut pandang. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik yaitu unsur
yang berada diluar tubuh karya sastra tetapi sangat berpengaruh dalam
pembentukan karya sastra tersebut. Unsur–unsur ekstrinsik meliputi pendekatan
biografi, psikologi dan sosial (masyarakat).
Universitas Sumatera Utara
14
Novel merupakan karya fiksi yang pada umumnya menyajikan dunia yang
dikreasikan pengarang melalui kata dan kata-kata. Keindahan novel tampak dari
keterjalinan kata, kata-kata dan bahasa sehingga dapat dipahami oleh pembaca Di
dalam novel terdapat unsur-unsur yang menyusun sebuah karya sastra novel.
Unsur-unsur itu adalah tema, alur, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan
amanat.
2.2 Resensi Novel
2.2.1 Tema
Tema adalah ide utama dalam suatu cerita. Tema memiliki peran penting
dalam keberlangsungan suatu cerita. Robert Stanton dalam Sugihastuti (2007:37)
menjelaskan tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan ‘makna’ dalam
pengalaman manusia sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat.
Ada banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang
dialami manusia seperti cinta, derita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan,
pengkhianatan manusia terhadap diri sendiri, atau bahkan yang lainnya. Beberapa
cerita bermaksud meghakimi tindakan karakter-karakter di dalamnya dengan
memberi atribut ‘baik’ atau ‘buruk’. Cerita-cerita lain memusatkan perhatian pada
persoalan moral tanpa bermaksud memberi penilaian dan seolah-olah hanya berkata
‘inilah hidup’.
Menurut Fananie (2000:84) tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup
pengarang yang telah melatar belakangi ciptaan karya sastra. Karena sastra
merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam
karya sastra bisa sangat beragam. Tema bisa berupa moral, etika, agama, sosial,
budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun,
Universitas Sumatera Utara
15
tema bisa merupakan pandangan pengarang, ide atau keinginan pengarang dalam
menyiasati pesoalan yang muncul. Hal tersebut sejalan dengan Sumardjo dalam
Rokhmansyah (2014:33), mengatakan bahwa seorang pengarang dalam ceritanya
bukan sekedar mau bercerita tetapi mengatakan suatu pada pembacanya. Sesuatu
yang mau dikatakannya itu bisa sesuatu masalah kehidupan, pandangan hidupnya
tentang kehidupan ini atau komentar terhadap kehidupan ini. Kejadian dan
perbuatan tokoh cerita, semuanya didasari oleh ide pengarang tersebut.
Tema suatu cerita hanya dapat diketahui atau diinterpretasikan setelah kita
membaca cerita serta menganalisisnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui
alur cerita serta penokohan dan dialog-dialognya, hal ini sangat penting karena
ketiganya memiliki keterkaitan satu sama lain dalam sebuah cerita. Dialog biasanya
mendukung penokohan/perwatakan sedangkan tokoh-tokoh yang tampil dalam
cerita tersebut berfungsi untuk mendukung alur dan mengetahui bagaimana jalan
cerita tersebut, dari alur inilah kita dapat menafsirkan tema cerita novel tersebut.
Tema dari Light Novel “Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki” adalah
tentang seorang penguasa yang realistis. Protagonis dalam cerita, Souma Kazuya,
adalah seorang pemuda dari jepang modern yang dipanggil ke dunia lain oleh
kerajaan Elfrieden sebagai pahlawan, lalu diangkat menjadi raja. Dengan
pengetahuannya dari dunia modern, Souma memerintahkan kerajaan dengan
pandangannya yang realistis.
Salah satu pemikiran yang Souma gunakan dalam menjalankan kerajaannya
adalah pemikiran Niccolo Machiavelli, seorang filsuf politik realistis yang menulis
buku The Prince, yang menerangkan sebagaimana seorang penguasa harus
menjalankan pemerintahannya.
Universitas Sumatera Utara
16
2.2.2 Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur
biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang menjadi dampak dari berbagai
peristiwa yang lain, dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada
keseluruhan karya. Alur merupakan unsur yang penting dalam karya fiksi.
Pemahaman pembaca terhadap cerita yang ditampilkan tergantung dari cara
penyajian alurnya.
Robert Stanton dalam Sugihastuti (2007:28) menjelaskan bahwa alur
merupakan tulang punggung cerita. Sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya
dapat dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang
mempertautkan alur, hubungan kausalitas, dan keberpengaruhannya. Sama halnya
dengan elemen-elemen lain, alur memiliki hukum-hukum sendiri. Alur hendaknya
memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat
menciptakan bermacam kejutan, serta memunculkan sekaligus mengakhiri
ketegangan-ketegangan.
Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab akibat, tidak
hanya jalinan peristiwa secara kronologis (Nurgiyantoro, 2009: 112). Stanton
dalam Nurgiyantoro (2009: 113) juga berpendapat bahwa plot adalah cerita yang
berisi urutan kejadian yang di dalamnya terdapat hubungan sebab akibat. Suatu
peristiwa disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot juga
dapat berupa cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak,
berpikir, berasa, dan mengambil sikap terhadap masalah yang dihadapi.
Pengembangan plot dalam cerita didasarkan pada peristiwa, konflik, dan klimaks.
Universitas Sumatera Utara
17
Tiga unsur penentu plot ini memiliki keterkaitan yang rapat. Kemenarikan cerita
tergantung dari ketiga unsur ini.
Menurut Nurgiyantoro (1995 : 153-163), menyatakan bahwa berdasarkan
susunannya, alur dibagi atas beberapa jenis, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur
campuran. Alur maju adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa awal
sampai berakhirnya cerita. Alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari
peristiwa terakhir kemudian kembali pada peristiwa awal, kemudian kembali lagi
ke peristiwa akhir sehingga alur ini disebut juga alur flash back. Lalu, alur
campuran adalah alur yang di dalamnya diawali dari awal cerita sampai
pertengahan cerita. Kemudian sesampainya di tengah cerita, mundur ke belakang
menceritakan peristiwa yang telah lalu, setelah itu dilanjutkan dengan peristiwa
sebelumnya. Demikian seterusnya sampai cerita berakhir.
Alur dalam Light Novel “Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki” Volume
1 ini adalah alur maju.
2.2.3 Penokohan
Dalam karya sastra, tokoh adalah sosok yang mengambil peran penting dalam
suatu karya sastra dan dalam satu cerita tokoh merupakan sosok yang bertugas
menjalankan cerita itu. Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk
memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan
tema, dan menempati posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan,
amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca
(Fananie, 2001: 86). Istilah “tokoh” menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita.
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
Universitas Sumatera Utara
18
ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh cerita (character), menurut Abrams dalam
Nurgiyantoro (1995:165), adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif
atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan.
Boultoun dalam Aminuddin (2000:79) mengungkapkan bahwa cara
pengarang menggambarkan atau memunculkan tokoh sebagai pelaku yang hidup di
alam mimpi, pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan
hidupnya. Pelaku yang memiliki cara sesuai dengan kehidupan manusia yang
sebenarnya maupun pelaku egois, kacau, dan mementingkan diri sendiri. Dalam
cerita fiksi pelaku itu dapat berupa manusia atau tokoh makhluk lain yang diberi
sifat seperti manusia. Dalam menentukan tokoh utama dan tokoh pembantu, yang
pada umunya merupakan tokoh yang sering dibicarakan oleh pengarang, sedangkan
tokoh tambahan hanya dibicarakan ala kadarnya.
Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada
satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil
peranan dalam karya sastra. Dalam Novel Genjitsushugi Yuusha no Oukoku
Saikenki, tokoh utama dalam novel ini adalah Souma Kazuya, seorang pemuda
berumur 19 tahun dari Jepang yang dipanggil ke dunia lain sebagai pahlawan, lalu
diangkat sebagai raja. Tokoh antagonis dalam volume 1 ini adalah Georg Carmine
dan Castor Vargas, yang menetang Souma karena menilai Souma tidak layak
sebagai raja.
2.2.4 Latar
Universitas Sumatera Utara
19
Menurut Abrams (1981:157), setting sebuah cerita adalah tempat dan waktu
terjadinya peristiwa secara umum yang berhubungan dengan peristiwa yang
diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita yang nyata dan jelas. Hal ini penting
untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca dan menciptakan suasana
tertentu sehingga seolah-olah peristiwa yang diceritakan benar-benar terjadi
(Nurgiantoro, 2007:217) dalam (http://menurutahli.blogspot.co.id/2015/11/unsur-
unsur-intrinsik-cerpen.html.).
Nurgiyantoro (1995 : 227), mengatakan latar atau setting dapat dibedakan
kedalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur itu masing-
masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara
sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama
lain.
a) Latar Tempat
Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa
tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu tanpa nama
yang jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah
mencerminkan ataupun tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis
tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis penting
untuk memberi kesan pada pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu
sungguh ada dan terjadi di tempat seperti yang terdapat dalam cerita.
Latar tempat dalam novel Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki
mengambil tempat di dunia lain, di Benua Landia, Kerajaan Elrieden, Ibukota
Universitas Sumatera Utara
20
Parnam. Kerajaan ini memiliki kesamaan dengan negara-kota di Eropa abad
pertengahan.
b) Latar waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut
biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau
dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar waktu juga harus dikaitkan
dengan latar tempat dan latar sosial karena pada kenyataannya memang saling
berkaitan.
Latar waktu di novel Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki ada pada
tahun 1546 Kalender Benua. Bila dibandingkan dengan peradaban bumi, maka
peradaban di dunia tersebut berada di abad pertengahan atau periode awal
modern.
c) Latar Sosial
Latar sosial mengarah pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dengan
lingkup yang kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi
keyakinan, pandangan hidup, dan cara bersikap. Di samping itu, latar sosial juga
berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah,
menengah, atau atas.
Latar Sosial di novel Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki
menggambarkan Kerajaan Elrieden sebagai kerajaan dengan sistem bangsawan
Universitas Sumatera Utara
21
atau feodalisme. Di Kerajaan tersebut, status sosial tebagi 3, yaitu
Bangsawan/Ksatria, Penduduk Biasa, dan Budak. Bangsawan/Ksatria adalah
orang yang diberikan gelar dan tanah. Mereka adalah tuan dari tanah tersebut,
dengan penduduk biasa yang tinggal di tanah itu adalah warganegara. Gelar dan
tanah itu bersifat turun temurun. Penduduk Biasa juga bisa menjadi
Bangsawan/Ksatria bila mereka meciptakan suatu prestasi. Sistem Bangsawan
ini sangat mirip dengan sistem bangsawan di Eropa jaman dulu.
2.3 Kajian Struktural Sastra
Satoto (1993 : 32), mengatakan bahwa pendekatan struktural merupakan
pendekatan instrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang
membangun karya sastra dari dalam. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra
sebagai karya yang otonom terlepas dari latar belakang sosial, sejarah, biografi
pengarang, dan segala hal yang ada di luar karya sastra. Menurut Teeuw (1991 :
135), pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara
kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari
dalam, serta mencari relevansi atau keterkaitan antar unsurnya tersebut dalam
rangka mencapai kebulatan makna.
Menurut Nurgiyantoro (2005 : 36), struktural karya sastra juga menyaran pada
pengertian hubungan antar unsur (instrinsik) yang bersifat timbal balik, saling
menentukan, saling mempengaruhi yang secara bersama membentuk satu kesatuan
yang utuh. Secara sendiri, terisolasi dari keseluruhannya, bahan, unsur, atau bagian-
bagian tersebut tidak penting, bahkan tidak ada artinya. Tiap bagian akan menjadi
penting dan berarti setelah ada dalam hubungannya dengan bagian-bagian yang lain,
Universitas Sumatera Utara
22
serta bagaimana perkembangannya terhadap keseluruhan wacana. Teeuw
(1991:61), menyatakan bahwa tujuan analisis struktutal adalah membongkar dan
memaparkan sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek
karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna secara menyeluruh. Sebua
karya sastra merupakan totalitas suatu keseluruhan yang bersifat artistik. Sebuah
totalitas yang terdapat dalam karya sastra mempunyai unsur-unsur yang saling
berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling menguntungkan. Analisis
struktural karya sastra dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan unsur-unsur instrinsik yang membangun
karya sastra, seperti tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa
dan amanat.
2. Menjelaskan bagaimana fungsi masing-masing unsur tersebut dalam menunjang
makna keseluruhan karya sastra.
3. Menghubungkan antar unsur tersebut sehingga secara bersama membentuk
sebuah totalitas kemaknaan yang padu.
Strukturalisme mengkaji tentang struktur karya sastra di mana struktur itu
merupakan satu kesatuan yang bulat dengan arti lain tidak dapat berdiri sendiri di
luar daripada struktur itu. Dengan strukturalisme, kita dapat menunjukkan bahwa
setiap unsur mempunyai fungsi tertentu sesuai dengan struktur itu (http://www.
jendela sastra.com/wawasan/artikel/teori-sastra-struturalis). Jadi, dapat diambil
kesimpulan bahwa pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu
sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun
karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau keterkaitan unsur-unsur
tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB lll
ANALISIS STRUKTURAL LIGHT NOVEL “GENJITSUSHUGI YUUSHA
NO OUKOKU SAIKENKI” KARYA DOZEUMARU
3.1 Sinopsis Cerita
Novel Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki bercerita tentang Souma
Kazuya, seorang pemuda dari Jepang modern yang dipanggil dari dunianya ke
dunia lain tidak lama setelah kakeknya meninggal. Dia dipanggil ke dunia lain oleh
kerajaan Elfrieden, sebagai pahlawan, untuk diserahkan ke Kekaisaran Gran Chaos.
Sang raja, Albert Elfrieden, menjelaskan bahwa di benua mereka, Benua Landia,
sekitar 10 tahun lalu di bagian utara dari benua, muncul monster dari dunia setan
yang menyebabkan kekacauan. Walaupun negara-negara sekitar telah mengirimkan
pasukannya untuk menghabisi monster tersebut, mereka gagal dan monster
menguasai benua bagian utara yang kemudian dinamakan wilayah raja setan.
Kekaisaran Gran Chaos, negara terbesar di Landia, karena berbatasan dengan
wilayah raja setan, mendeklarasikan Deklarasi Kemanusiaan yang bertujuan unuk
menghentikan perang antar negara sekitar dan meminta subsidi perang dari negara-
negara lain. Tetapi kerajaan Elfrieden, yang tidak bisa membayar subsidi karena
keadaan negaranya yang sedang buruk oleh masalah pangan, ekonomi, dan
pengungsi, diminta Kekaisaran Gran Chaos untuk melakukan ritual pemanggilan
pahlawan yang diturunkan di kerajaan Elrieden dan menyerahkan pahlawan
tersebut ke kekaisaran.
Souma, yang merasa tidak nyaman dengan ide untuk diserahkan kepada
kekaisaran, mengajukan suatu usulan kepada raja. Berdiskusi dengan perdana
Universitas Sumatera Utara
24
menteri dan raja, Souma mengusulkan untuk membayar subsidi perang dengan
dana yang ada lalu menjalankan rencana untuk memperkuat negara. Setelah 2 hari
diskusi, sang raja akhirnya mengumumkan bahwa dia memutuskan untuk
menyerahkan tahta kepada Souma, yang dia nilai mampu memerintahkan kerajaan
lebih baik, dan menunangkan putrinya, Liscia Elfrieden, kepada Souma.
Liscia, yang mendengar pengumuman itu, bergegas kembali ke kastil untuk
memastikan bahwa orangtuanya aman karena berpikir terjadinya perebutan
kekuasaan. Setelah memastikan bahwa orangtuanya aman dan ayahnya
menyerahkan tahtanya dengan kehendaknya sendiri, Liscia memutuskan untuk
bertemu dengan sang raja baru, Souma, untuk mendiskusikan pertunangan mereka
berdua sesuai dengan anjuran orang tuanya. Setelah bertemu dengan Souma dan
melihat sebagaimana dia mampu menemukan sumber masalah pangan dan
mempersiapkan rencana pemecahan terhadap masalah itu, Liscia, yang awalnya
protes dengan pertunangannya yang diputuskan tanpa persetujuannya, mengerti
kenapa ayahnya menyerahkan tahtanya kepada Souma dan memutuskan untuk
membantunya, menerima bahwa pertunangannya adalah cara untuk mengikatkan
Souma kepada negara.
Setelah itu, Souma mendiskusikan dengan Liscia sebagaimana penyelesaian
masalah pangan tidak akan langsung terjadi. Selain masalah pangan, Souma juga
mempunyai masalah lain seperti kekurangan staf yang handal dan sebagaimana
ketiga Adipati, yang masing-masing adalah panglima dari angkatan darat, laut, dan
udara, belum mengakui Souma sebagai raja baru karena beranggapan Souma
merebut tahta.
Universitas Sumatera Utara
25
Tidak lama kemudian, Souma, dengan bantuan Liscia, memutuskan untuk
menggunakan Siaran Suara Permata, suatu permata yang dapat menyiarkan suara
dan gambar ke seluruh kerajaan, untuk mencari orang berbakat karena Souma
kekurangan staf yang handal. Souma mengumumkan dia menyelenggarakan
turnamen bakat untuk mencari orang berbakat, yang diselenggarakan selama 3 hari,
dengan hari ke-4, Souma mendapatkan 5 orang dengan masing-masing bakat yang
berbeda dan paling tinggi dai orang lain.
Kelima orang tersebut adalah pertama Aisha Utgard, wanita Dark Elf (ダーク
エルフ) yang memenangkan turnamen bela diri, yang diangkat sebagai pengawal
Souma. Kedua, Hakuya Kwonmin, pria berbaju hitam dengan bakat pengetahuan
yang sangat luas dalam segala bidang yang diangkat menjadi perdana menteri baru.
Ketiga, Juna Douma, gadis cantik berambut biru yang diberkahi dengan kecantikan
yang langka dan kemampuan bernyanyi. Keempat, Tomoe Inui, seorang gadis kecil
dari ras serigala mistik (ようろうぞく)dengan kemampuan untuk berbicara
dengam binatang dan setan. Kelima, Poncho Panacotta, seorang pria gemuk dengan
bakat sebagai pemakan dan juga mempunyai pengetahuan tentang makanan yang
sangat luas dari berbagai macam daerah. Mendengar hal ini, Souma langsung
menyambut dia dengan hangat, mengetahui bahwa pengetahuan Poncho akan
menjadi kunci dalam menyelesaikan masalah pangan kerajaan. Dengan harapan
yang tinggi terhadap dia, Souma memberikan Ponco nama baru, Ishizuka.
Tidak lama setelah upacara pengumpulan bakat, Souma, melalui bantuan 5
orang tersebut dengan Liscia, berniat untuk membuka program siaran dengan
tujuan untuk menjelaskan kepada penduduk keadaan negara mereka dan
menyiarkan tentang adat memakan makanan yang asing di negara mereka sebagai
Universitas Sumatera Utara
26
usaha untuk meingkatkan persediaan makanan. Ini menjadi siaran umum pertama
di kerajaan Elfrieden yang disambut oleh penduduk secara antusias.
Langsung setelah keberhasilan penyiaran tersebut, Souma dan Hakuya memulai
diskusi rahasia mengenai keadaan negara sekitar. Dari laporan Hakuya, dari negara
sekitar yang ada, negara yang menunjukkan permusuhan ke Elfrieden adalah
Kerajaan Amidonia, yang dendam pada Elfrieden karena pada 50 tahun lalu
sebagian tanahnya dijajah dan dikuasai oleh Elfrieden. Amidonia telah
mengirimkan tawaran bantuan kepada Souma, yang dia yakin Amidonia juga
kirimkan ke ketiga Adipati. Souma dan Hakuya tahu ini adalah rencana Amidonia
untuk mengerakkan pasukan untuk megambil kembali tanah mereka yang dulu
dijajah Elfrieden. Souma dan Hakuya mulai mempersiapkan rencana untuk
mengatasi masalah dengan Amidonia dan ketiga Adipati.
Beberapa saat setelah siaran pertama di Elfrieden, 3 pihak di masing-masing
tempat yang berbeda mulai menjalankan rencananya masing-masing. Di kastil
Landel, tempat wilayah Adipati dari angkatan darat, Georg Carmine, ketiga adipati
berkumpul untuk membahas tentang bagaimana tindakan yang masing-masing akan
ambil terhadap raja baru, Souma. Castor Vargas, panglima dari angkatan udara, dan
Georg Carmine, panglima angkatan darat memutuskan untuk menentang Souma
karena menilai dia tidak layak sebagai raja. Excel Walter, panglima dari angkatan
laut, yang masih belum memutuskan tindakannya, berusaha untuk membujuk,
walaupun pada akhirnya gagal, Castor dan Georg, untuk menghentikan
pemberontakan, mengingat Amidonia juga bersiap untuk meluncurkan
penyerangan ke Elrieden.
Universitas Sumatera Utara
27
Di Van, Ibukota Kerajaan Amidonia, Pangeran Gaius VIII, penguasa dari
Amidonia, berbicara dengan putranya, Julius Amidonia, sebagaimana Georg telah
menerima tawaran mereka. Mereka mulai mempersiapkan pasukan dalam usaha
untuk merebut kembali tanah mereka. Roroa Amidonia, putri dari Gaius, yang tahu
bahwa kemungkinan akhir dari Amidonia akan datang karena keadaan negara
mereka yang miskin karena semua dana digunakan untuk militer, memulai
rencananya sendiri yang terpisah dari ayah dan abangnya.
Di Parnam, Ibukota dari Elfrieden, di kastil, Souma mendengar laporan akhir
mengenai krisis pangan dari Hakuya. Dengan sebagian besar masalah pangan sudah
terselesaikan, Souma dan Hakuya memulai rencana penaklukan mereka, yang
Souma anggap sebagai kekejaman.
3.2. Analisis Struktural Light Novel “Genjitsushugi Yuusha no Oukoku
Saikenki”
3.2.1 Tema
Tema dalam cerita ini adalah adalah bagaimana seorang pahlawan realis yang
menjadi raja membangun dan memerintahkan negara.
Untuk menganalisis tema dibutuhkan beberapa cuplikan cerita agar hasil
analisis lebih akurat dapat dipertanggungjawabkan. Berikut adalah beberapa
cuplikan:
Cuplikan 1 :
「気にするな。ともかく軍備ぐ ん び
が増強ぞうきょう
できたところで、国内こくない
問題もんだい
が放置ほ う ち
さ
れていたら意味がない。 食料問題しょくりょうもんだい
と難民間題なんみんかんだい
を解決かいけつ
しな い限り、国民こくみん
の支持し じ
を失い続けること になる。 そうなれば他国た こ く
がちよっと煽あお
るだで、
暴動ぼうどう
が起きる脆弱ぜいじゃく
な国のできあがりだ」
Universitas Sumatera Utara
28
「そんな...国民だってこの国のことを愛しているはずよ。 暴動なん
て...」
「それは理想論りそうろん
だよ。 『衣食いしょく
足りて礼節れいせつ
を知る』。結局、お腹が空いて
たら道徳どうとく
も愛国あいこく
心もないんだ。自分に余裕よ ゆ う
がなけれぱ、 他者た し ゃ
を気遣き づ か
うこ
とだってできない」
そう言ったソー マの目はとても冷めていた。 酷く現実的げんじつてき
な意見い け ん
。それだ
けに的まと
を射い
ているように思える。 見るからに軟弱なんじゃく
そうな男なの に、なん
でだろう。
とても、 頼たの
もしく見えた。
Terjemahan:
"Jangan khawatir tentang itu. Bagaimanapun, bahkan jika kita mampu
memperkuat pasukan kita, itu semua akan sia-sia jika kita juga tidak bisa
mengendalikan masalah dalam negeri. Sampai masalah makanan dan pengungsi
diselesaikan, kita hanya akan terus kehilangan dukungan dari orang-orang. Setelah
itu terjadi, negara akan berada dalam kondisi rapuh dimana kerusuhan dapat terjadi
hanya dengan sedikit agitasi oleh negara lain."
"Tidak ... penduduk juga mencintai negara ini. Mereka tidak akan merusuh..."
“Kamu berpikir idealis. ‘Hanya saat seseorang berpakaian dan diberi makan
seseorang dapat belajar sopan santun. 'Pada akhirnya, kamu tidak dapat memiliki
moral atau patriotisme dengan perut kosong. Jika kamu terlalu sibuk merawat diri
sendiri, kamu tidak akan bisa merawat orang lain. "
Mata Souma ketika mengatakan itu sangat dingin. Itu adalah pandangan yang
keras dan realistis. Itu saja membuatku merasa dia benar. Dari penampilannya,
kamu akan berpikir dia orang yang lemah, namun entah bagaimana ...... dia tampak
sangat dapat diandalkan.
Universitas Sumatera Utara
29
Analisis:
Dari analisis ini dapat dilihat sebagaimana Souma menunjukkan apa yang terjadi
bila masalah domestis seperti makanan tidak diselesaikan, maka negara akan
kehilangan dukungan penduduknya dan akan terjadi kerusuhan. Cuplikan ini
menunjukkan sebagaimana Souma sebagai penguasa yang realistis, yang
memerhatikan sebagaimana keadaan yang ada atau dapat terjadi berdasarkan
pengetahuan dia, dan bersiap untuk menanganinya.
Cuplikan 2:
「陛下へ い か
もわかっておられるはずです。 それが結果け っ か
として多くの国民を救
う術じゅつ
だと」
「...わかっているさ。 だけどな、 〝これ〝 が許されるのは一回だけ
だ」
俺は真ま
っ直す
ぐハクヤの目を見て言った。
「 俺の世界 の政治思想家せ い じ し そ う か
マキャベッリは 『君主論くんしゅろん
』で言っている。 君主くんしゅ
が一度の〝これ〟で全てを終わらせ以後二度と繰く
り返かえ
さなければ名君めいくん
の
素質そ し つ
があると。 逆ぎゃく
に一度の〝これ〟で決めきれず何度も繰り返すようで
は、暴君ぼうくん
として早晩破滅そうばんはめつ
するだろうってな」
「...そのマキャベッリ殿どの
とは、 恐ろしく現実的げんじつてき
な考えをする御方お か た
で
すな」
ハクャもわずかに引いているようだった。 ああ。 だから好きなんだ。マ
キャベッリのどこまでも現実的な考え方にハマり、「君主論』を何度も読
みかえしたものだ。 まさかその知識ち し き
を、 こんな形で活い
かす日が来ようと
は思っていなかったけどな。
Terjemahan:
Universitas Sumatera Utara
30
"Baginda pun mengerti kan, hasilnya akan menyelamatkan banyak orang."
"...Saya tahu itu. Tapi, tetap saja, aku hanya akan mengijinkan melakukan 'ini'
satu kali saja. "
Aku menatap lurus ke mata Hakuya.
“Seorang pemikir politik dari duniaku, Machiavelli, menulis tentang hal itu di
The Prince. Jika seorang penguasa melakukan 'ini' hanya sekali, dan dengan
melakukan itu menyelesaikan segalanya, tidak pernah melakukannya lagi, ia akan
dianggap sebagai penguasa besar. Di sisi lain, jika 'ini' gagal untuk menentukan dan
dia mengulangnya berkali-kali, cepat atau lambat dia akan menghadapi ajalnya
sebagai seorang tiran. "
"... Machiavelli ini memiliki pandangan realistis yang menakutkan tentang
banyak hal."
Hakuya sedikit terkejut. Ya. Itu sebabnya saya menyukainya. Saya telah
terpesona oleh pemikiran realistis Machiavelli yang tak berujung, dan membaca
ulang The Prince berkali-kali. Meskipun saya tidak pernah menyangka akan datang
hari dimana pengetahuan ini akan berguna seperti ini.
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan sebagaimana Souma sebagai penguasa, sangat
menjunjung tinggi pemikiran Machiavelli, seorang pemikir politik dan realis, yang
dalam bukunya The Prince, mengajarkan sebagaimana seorang raja harus bertindak
dalam berkuasa dan cara untuk mempertahankan kekuasaannya.
Cuplikan 3:
Universitas Sumatera Utara
31
「王族おうぞく
が王都お う と
から脱出だっしゅつ
しなくちゃいけない時点じ て ん
で、 国としては終わりだ
ろ?俺なら王都に迫せま
られるとなった時点で降服こうふく
するだろうしな」
「そんな呆気あ っ け
なく?」
「リーシア、 王ってのは国民さえ味方み か た
に付けておけば安全あんぜん
なんだ」
これもマキャベッリの教えだった。 曰いわ
く、
『自みずか
らを守りたいなら砦とりで
を築きず
くよりも、 国民に憎にく
まれないことであ
る』
君主には国内に謀反者むほんしゃ
、 国外こくがい
に外敵がいてき
と二種類にしゅるい
の敵が存在そんざい
する。
国民に支持されていれば謀反者は仲間な か ま
を集めることも、民たみ
を反乱はんらん
に駆か
り立た
てることもできず、 諦あきら
めるしかないだろう。逆に国民に憎まれていた
ら、その国民を助ける外敵には事欠こ と か
かないのだから、 早晩滅そうばんほろ
ぶことにな
るだろう、 と。
「たとえ王位お う い
を失ったっ て、 国民さえ残っていれぱ再起さ い き
の道もある。逆
に王だけ生い
き残のこ
っても、自分を守る国民が居なけれぱ、べ つの敵に喰わ
れるだけだ」
「...世知辛せ ち が ら
い話ね」
「それが現実げんじつ
だょ。 まあそんなわけで、 上下水道じょうげすいどう
は割と簡単にできたん
だけど...沈澱池ちんでんいけ
がなあ...あ、 そこの木陰こ か げ
に座ろう」
Terjemahan:
"Jika kita sampai pada titik di mana keluarga kerajaan perlu melarikan diri dari
ibukota, negara sudah habis, bukan?" Tanyaku. "Bila saya mungkin akan menyerah
pada titik ketika musuh mendekati ibukota."
"Semudah itu?" Serunya.
"Liscia, selama seorang raja memiliki penduduk di sisinya, dia aman."
Ini adalah pelajaran lain dari Machiavelli. Menurutnya, benteng terbaik adalah
tidak dibenci oleh penduduk.
Universitas Sumatera Utara
32
Seorang pangeran memiliki dua jenis musuh. Pengkhianat di dalam, dan musuh
asing.
Jika Anda mendapat dukungan dari orang-orang, pengkhianat tidak dapat
mengumpulkan pendukung atau menghasut orang-orang ke dalam pemberontakan,
sehingga mereka hanya bisa menyerah. Di sisi lain, jika Anda dibenci oleh
penduduk, tidak akan ada kekurangan orang asing yang mau membantu mereka
dalam kejatuhan Anda. Demikian Machiavelli berkata.
"Bahkan jika aku kehilangan gelarku, selama penduduk masih ada, ada
kesempatan untuk bangkit kembali," kataku. "Di sisi lain, jika raja adalah satu-
satunya yang selamat, tanpa ada orang yang mendukungnya, dia hanya akan
dimakan oleh musuh lain sendiri."
"... Ini dunia yang sulit, ya," gumam Liscia.
"Itu kenyataan. Yah, bagaimanapun, saluran air dan sistem saluran pembuangan
cukup mudah untuk dibuat, tetapi ketika sampai pada kolam sedimentasi ... Ah,
mari kita duduk di tempat teduh. "
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan apabila negara dikuasai oleh musuh, maka Souma
akan menyerah saja, tidak melarikan diri. Dia menyatakan kepada Liscia bahwa
selama ada dukungan dari penduduk maka dia aman dan akan ada kesempatan
untuk bangkit kembali, sebagaimana salah satu pemikiran dari Machiavelli yang
menyatakan bahwa benteng terbaik dari sang penguasa adalah tidak dibenci
penduduk.
Cuplikan 4 :
Universitas Sumatera Utara
33
と、 話を傭兵ようへい
の雇用契約解除こようけいやくかいじょ
に戻そう。
「ちょっと、 ゼムの傭兵契約を解除したってどういうこと!?」
「あー、 そういや言ってなかったっけ」
ハルバ ートよりリーシアの方が、 驚きの声を上げたのには苦笑くしょう
した。
「言ったとおりの意味い み
だ。 傭兵なんて金を食く
うだけで役えき
に立た
たないだろ
う」
マキャベッリも 「傭兵と混成軍こんせいぐん
は信用しんよう
してはならない』と言っている。
曰いわ
く、
『傭兵は利益り え き
によって繋つなぎ
がっているのだから、より大きな利益を提示て い じ
さ
れれば、 簡単にそちらの方へ転ころ
がってしまう。また戦たたか
うのも、 雇やと
い主ぬし
を
守るのも自分のためだから、忠誠ちゅうせい
など最初さいしょ
から期待き た い
できな い。 無能む の う
な傭
兵であればそもそも雇う意味がないし、有能ゆうのう
な傭兵であれば、その才覚さいかく
で
雇い主の地位ち い
を奪うば
うことになるだろう』 と。
Terjemahan:
Sekarang, mari kita kembali ke bagaimana saya melepaskan tentara bayaran dari
kontrak mereka.
"Tunggu, apa maksudmu kau melepaskan tentara bayaran Zem dari kontrak
mereka ?!"
"Oh, ya, aku belum memberitahumu tentang itu, kan?"
Aku tersenyum kecut pada kenyataan bahwa, alih-alih Halbert, Liscia yang
menyuarakan keterkejutannya kali ini.
"Artinya persis seperti apa itu. Tentara bayaran tidak berguna dan hanya
menghabiskan uang kan. "
Machiavelli mengatakan, "Tentara bayaran dan tentara campuran tidak bisa
dipercaya."
Universitas Sumatera Utara
34
Menurutnya, "Tentara bayaran terikat pada anda hanya dengan keuntungan
mereka sendiri; jika disajikan dengan keuntungan yang lebih besar, mereka akan
dengan mudah mengkhianati anda. Namun bahkan ketika mereka bertarung,
mereka melindungi majikan mereka hanya untuk keuntungan mereka sendiri,
sehingga kesetiaan mereka tidak diharapkan. Tidak ada alasan untuk menyewa
tentara bayaran yang tidak mampu, namun yang mampu akan selalu menggunakan
akalnya untuk merebut posisi majikan mereka. "
Analisis:
Cuplikan ini adalah pada saat Souma menerangkan sebagaimana dia, sebagai
penguasa, telah memutuskan kontrak dengan pasukan bayaran dari Negara Pasukan
Bayaran Zem karena menilai pasukan bayaran tidak berguna. Ini sesuai dengan
perkataan Machiavelli sebagaimana tentara bayaran hanya peduli dengan
keuntungan sendiri dan mereka dapatlah mengkhianati dengan mudah bila suatu hal
lebih menguntungkan mereka.
3.2.2 Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur
biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang menjadi dampak dari berbagai
peristiwa yang lain, dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada
keseluruhan karya. Dalam volume ini, Alur hanya terdiri dari Exposition dan
Inciting Force.
A. Exposition
Cuplikan 5 :
「一也か ず や
...人はなぜ、家族か ぞ く
を作ると思う?」
Universitas Sumatera Utara
35
秋の深ふか
まったある日、 じいちゃんは俺にそんなことを聞いてきた。
ちょうどばあちゃんの初七日しょなのか
が終わった頃のことだ。庭先にわさき
でじいちゃんと
二人、 ぼんやりと空を見ていたときのことだった。
Terjemahan:
"Kazuya ... menurutmu kenapa orang membangun keluarga?"
Pada hari musim gugur yang tenang, Kakek menanyakan pertanyaan itu kepada
saya. Itu hanya setelah upacara peringatan Buddha diadakan untuk menandai hari
ketujuh setelah nenekku meninggal. Aku sendirian di kebun bersama Kakek,
menatap kosong ke langit pada saat itu.
Analisis:
Cuplikan di atas merupakan pembuka cerita yang memperkenalkan tokoh
utama dalam cerita Souma Kazuya, yang sedang berbicara dengan kakeknya,
sebelum dia dipanggil ke dunia lain.
Cuplikan 6 :
「おお~勇者ゆうしゃ
よ! よくぞ我が呼びかけに応えてくれた」
目の前に現れた中肉中背ちゅうにくちゅうぜい
の中年男性が、威厳い げ ん
ぶ た声でそんなことを言
い出した。
歳とし
は四十~五十歳くらいだろうか。コートぼどの厚あつ
みのある赤いマントを
羽織は お
り、頭には金色こんじき
に輝かがや
く王冠おうかん
を載の
せている。 どこからどう見ても
『王様おうさま
』だ。
Universitas Sumatera Utara
36
その隣となり
に佇たたず
む妙齢みょうれい
の優やさ
しげな女性は 『王妃様』だろうか。こちらはド
レス姿すがた
で、 プラチナブロンドの髪かみ
の、 綺麗き れ い
な女性だった。歳も三十前後さんじゅうぜんご
にしか見えない。
周囲しゅうい
の状 況じょうきょう
を確認かくにん
してみよう。高すぎる天井てんじょう
、 並ぶ大理石だいりせき
の柱はしら
、 下
には赤絨毯じゅうたん
。
両脇りょうわき
に侍はべ
る兵士へ い し
たちは 一いち
様よう
に直立不動ちょくりつふどう
で、その中にいかにも宰相さいしょう
っぽ
い人も交ざっている。まさにRPGのオープニ ングに出てきそうな、 お城しろ
の風景ふうけい
だった。
王様と城、 そして先ほど聞いた「おお勇者よ」という台詞せ り ふ
。
Terjemahan:
"Oh Pahlawan! Bagus kamu menjawab panggilan saya, ”
Kata seorang pria setengah baya yang muncul di hadapanku. Dia punya ukuran
tubuh yang sedang, dan sepertinya berusaha terdengar megah.
Usianya mungkin sekitar empat puluh hingga lima puluh tahun. Dia
mengenakan jubah merah yang cukup tebal untuk dijadikan mantel, dan di atas
kepalanya duduk sebuah mahkota emas berkilau. Sekilas saya bisa tahu bahwa
lelaki ini adalah raja.
Apakah wanita muda berwajah lembut berdiri di sisinya ratu?
Universitas Sumatera Utara
37
Dia adalah seorang wanita cantik dengan rambut pirang platinum, mengenakan
gaun. Dia tampak seperti baru berusia sekitar tiga puluh.
Mari kita teliti situasi ini, pikir aku. Langit-langit tinggi yang berlebihan,
deretan pilar marmer, dan di bawahku ada karpet merah. Tentara berdiri dengan
perhatian kedua sisi, dan berbaur dengan mereka orang yang terlihat seperti Perdana
Menteri stereotip Anda.
Itu adalah tempat yang tampak seperti saat pembukaan di RPG.
Ada seorang raja, sebuah istana, dan kalimat "Oh pahlawan" yang baru saja
saya dengar.
Analisis:
Cuplikan ini bagian dimana sang tokoh utama, Souma Kazuya, pada saat dia
dipanggil ke dunia lain dan berada di ruang audiensi kerajaan, disambut oleh raja.
Cuplikan 7 :
この国では科学か が く
が無な
くとも、 魔法ま ほ う
の力ちから
などでできてしまうことが多い。
逆 に言えば、 魔法や不思議生物ふ し ぎ せ い ぶ つ
などの要素よ う そ
を抜ぬ
かせば、この国の文化ぶ ん か
レ
ベ ルはそれほど高くない。俺たちの世界せ か い
の歴史れ き し
に当てはめてみればせい
ぜいが近世前夜きんせいぜんや
、中世末期ちゅうせいまっき
といったところだろう。
封建体制ほうけんたいせい
が未いま
だ残り、 産業革命さんぎょうかくめい
はまだ遠い。
そんな国でいま、 俺は王様をしていた。
Terjemahan:
Di negara ini, bahkan tanpa sains, banyak hal dapat dilakukan dengan sihir.
Membalikkan itu, jika sihir dan makhluk misterius tidak ada, peradaban negara ini
tidak begitu maju. Membandingkannya dengan titik dalam sejarah dunia kita
Universitas Sumatera Utara
38
sendiri, mereka mungkin berada di akhir Abad Pertengahan atau paling banter
periode modern awal.
Sistem feodal masih utuh, dan revolusi industri masih jauh.
Saya adalah raja di negara seperti itu.
Analisis:
Di cuplikan ini, sang tokoh utama menjelaskan bagaimana peradaban dunia
lain bila dibandingkan dengan dunianya.
Cuplikan 8 :
「キミは文字も じ
が読めるか?計算けいさん
はできるか?」
「バ、バカにしないで! それなりの教育きょういく
は受けてるわ!」
「なら丁度ちょうど
いい。 こっちにきて作業さぎょう
を手伝て つ だ
ってくれ」
「手伝えって、 貴方あ な た
、 いったい何様なにさま
の...」
「いいから手伝え。 これは 〝王命おうめい
〟 だ」
そう言って紙山かみやま
の向こうの人物じんぶつ
が立ち上がった。そこでようやく、二人は
顔を合わせることになった。これが新国王しんこくおう
ソー マと、婚約者こんやくしゃ
リーシアの
初対面しょたいめん
だ。
リーシアは後に、 その第一印象を「疲れた目をした青年せいねん
」だったと語っ
ている。
Terjemahan:
"Bisakah kamu membaca? Bisakah kamu melakukan matematika? ”
“J-Jangan mengejekku! Saya sudah diajarkan sebanyak itu! "
"Ya, sempurna. Kemarilah dan bantu saya dengan pekerjaan ini. "
"Kamu pikir kamu siapa, memintaku untuk membantu ...?"
Universitas Sumatera Utara
39
"Lakukan saja. Itu perintah kerajaan. "
Mengatakan ini, orang di belakang gunung kertas berdiri.
Sekarang, akhirnya untuk pertama kalinya, keduanya berhadapan muka. Ini
adalah pertemuan pertama antara raja baru, Souma, dan tunangannya, Liscia.
Liscia kemudian menggambarkan kesan pertamanya tentang dia sebagai
"seorang pria muda dengan mata lelah."
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan pertemuan pertama antara raja baru, Souma, dan
tunangannya, Liscia, yang mendeskripsikannya sebagai pemuda dengan mata yang
capek.
Cuplikan 9 :
そして俺たちの前に通されてきたのは五人の若者わかもの
だった。
一人は、 銀髪ぎんぱつ
にエルフ耳を持ち、褐色かっしょく
の肌にうっすらと筋肉きんにく
を浮かべた
戦土せ ん し
風ふう
の少女しょうじょ
。
一人は、 身体全体からだぜんたい
を覆おお
うような黒衣こ く い
を纏まと
い、どこか気怠き な ま
けな顔をした線せん
の細い青年せいねん
。
一人は、 リーシアの凜々り り
しさとはまた違う、 やわらかな雰囲気ふ ん い き
の青髪あおかみ
の
美少女。
一人は、 頭にキッネの耳をぴょこんと生は
やした、 純朴じゅんぼく
そうな十歳前後ぜ ん ご
の
女の子。
そして最後さ い ご
の 一 人は、 油汗あぶらあせ
をダクダクと流す太ふと
っちょの男性だった。
「陛下へ い か
。 陛下の召 集しょうしゅう
によりこの国の多くの才さい
ある者もの
が、名簿め い ぼ
に記載き さ い
さ
れました。そしてこの者らが此度こ た び
、とくに稀有け う
な才を示しめ
した者たちにござ
います」
Universitas Sumatera Utara
40
Terjemahan:
Lima orang muda dibawa ke hadapan kami:
Yang satu memiliki rambut perak dan telinga elf, seorang gadis yang terlihat
seperti seorang pejuang dengan otot yang terlihat di kulitnya yang cokelat.
Yang satu mengenakan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya, seorang
lelaki muda kurus dengan tampang entah bagaimana terlihat lesu di wajahnya.
Yang satu tampak istimewa, tetapi dengan cara yang berbeda dari Liscia,
seorang gadis berambut biru yang cantik dengan udara lembut di sekitarnya.
Yang satu memiliki telinga rubah kecil yang tumbuh dari kepalanya, seorang
gadis berumur sekitar sepuluh tahun.
Dan, akhirnya, seseorang adalah seorang pria paruh baya gemuk berlumuran
keringat.
"Yang Mulia. Banyak orang berbakat dari negara ini yang datang sebagai
tanggapan atas panggilan Anda telah dicatat dalam buku besar. Orang-orang di sini
adalah mereka yang memiliki bakat yang sangat langka. ”
Analisis:
Cuplikan ini memperkenalkan lima tokoh yang yang mempunyai bakat paling
langka diantara berbagai macam bakat yang ada.
B. Inciting Force
Inciting Force adalah tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun
perilaku yang bertentangan dari pelaku. Cuplikan di bawah menunjukkan Inciting
Force:
Cuplikan 10 :
Universitas Sumatera Utara
41
「カストール、貴方あ な た
はまだ王に反抗はんこう
する気なのですか?」
「当たり前だ! 勇者だかなんだかしんねえが、あの偽王にせおう
は王位お う い
を簒奪さんだつ
し、
リーシア姫ひめ
に婚姻こんいん
を迫せま
り、国を乗の
っ取と
りやがった! そんなヤツに従したが
える
か!」
Terjemahan:
"Castor, apakah kamu masih bermaksud menentang raja?" Tanyanya.
"Tentu saja! Saya tidak peduli apakah dia pahlawan atau apa pun yang mereka
ingin memanggilnya, raja palsu itu merebut tahta, memaksa Putri Liscia
bertunangan, dan merebut kekuasaan secara tidak adil di negara ini! Bagaimana
saya bisa melayani pria seperti itu ?! ”
Cuplikan 11 :
エクセルは立ち上がった。
「王位への野心や し ん
に取と
り憑つ
かれたの!?」
「お、おい、落お
ち着つ
けって。カーマイン公こう
のことだ。王位簒奪おういさんだつ
なんて考え
てないだろ?」
カストールが取りなすと、 ゲオルグは静かに頷うなず
いた。
「無論む ろ ん
。 ソーマ王の排斥はいせき
のあとはアルべ ルト王に復位ふ く い
して頂いただ
き、我らで
お支ささ
えする」
Terjemahan:
Universitas Sumatera Utara
42
Excel berdiri. "Apakah kamu sudah dirasuki ambisi untuk takhta ?!"
"Hei, hei, tenang, ini adalah Adipati Carmine yang sedang kamu bicarakan.
Saya yakin dia tidak berencana untuk merebut tahta, kan? "
Castor mengintervensi, mencoba untuk memperbaiki keadaan. Georg
mengangguk.
"Tentu saja tidak. Setelah Raja Souma disingkirkan, saya akan meminta Raja
Albert naik takhta sekali lagi, dan kita akan mendukungnya. "
Analisis:
Kedua cuplikan ini menunjukkan Inciting Force, dimana dalam cuplikan ini,
Georg dan Castor, berniat untuk menentang tokoh utama, Souma, dan berniat untuk
mengembalikan tahta kepada raja sebelumnya.
3.2.3 Penokohan
Tokoh utama dan protagonis dalam novel ini adalah Souma Kazuya. Tokoh
antagonis dalam volume ini adalah Georg Carmine dan Castor Vargas, yang
menentang Souma.
Cuplikan 12:
「じゃからこそ、儂わし
は言っておきたい。 一也か ず や
、家族を作りなさい。そし
て、 その家族をなにがあっても守まも
り抜ぬ
きなさい。昔むかし
から、お前はものわ
かりが良かった。 ...いや、 物事ものごと
を割わ
り切き
って考えるところがある、
というべきか」
Terjemahan:
Universitas Sumatera Utara
43
“Karena itu aku ingin memberitahumu ini. Kazuya, bangunlah keluarga. Lalu
lindungilah mereka, apa pun yang terjadi. Dari dulu kamu adalah anak yang cukup
bijaksana. ...tidak, lebih tepatnya kamu selalu cenderung memikirkan hal-hal
secara rasional. ”
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan watak Souma sebagai orang yang selalu berpikir
secara rasional.
Cuplikan 13:
「確かに異端視い た ん し
はされております。 しかしいまのままでは...、 王様」
「なんだ?」
「褒賞ほうしょう
はいらない。 だから直言ちょくげん
を許ゆる
して欲しい」
広間ひ ろ ま
がざわめいた。 アイーシャは国王に直訴じ き そ
しようとしているのだ。日
本においても世よ
が世よ
なら死罪し ざ い
となる付為だ。 この国でもどうやらそうら
しい。
リーシアやルドウインが刀かたな
に手をかけたけど、 俺はそれを手で制止せ い し
した。
「許す。 言ってみろ」
「ソーマ!? それはっ」
「相応そうおう
の覚悟か く ご
あってのことだろう。 王として耳を貸すべきだ」
Terjemahan:
Universitas Sumatera Utara
44
“Benar, aku dipandang sebagai orang bidaah. Namun, jika kita tidak melakukan
sesuatu ... Raja Souma? "
"Iya?"
“Saya tidak butuh hadiahnya. Sebaliknya, saya meminta anda untuk
mengizinkan saya berbicara langsung dengan Anda. "
Keributan muai di Aula. Aisha berusaha mengajukan permohonan langsung
kepada raja. Bahkan di Jepang, ada saat ketika itu merupakan kejahatan besar.
Tampaknya negara ini tidak berbeda.
Tangan Liscia dan Ludwin menghampiri pedang mereka, tetapi aku memberi
isyarat agar mereka berhenti.
"Kuizinkan. Katakan apa yang kamu mau. "
"Souma ?! Itu -!"
“Dia siap mengambil banyak risiko untuk mengatakan ini padaku. Sebagai raja,
saya harus mendengarkannya. ”
Analisis :
Cuplikan ini menunjukkan sifat Souma sebagai seorang raja yang toleran. Saat
Aisha meminta suatu permintaan pribadi langsung ke Souma yang seorang raja,
tindakan yang bahkan di jepang dapat dilihat sebagai suatu kejahatan besar, tetapi
Souma mengijinkannya, melihat Aisha bersiap mengambil resiko besar.
Cuplikan 14:
「 新あら
たな王が急に即位そ く い
したと聞いたときは簒奪さんだつ
を疑うたが
ったが、あの若き王
は案外気あんがいき
さくな御方お か た
のようじゃ」
Universitas Sumatera Utara
45
「そうじゃな。 アルべ ルト王が禅譲ぜんじょう
したのもわかる気がするのう」
「姫様ひめさま
も元気そうじゃった。 こっちも無理矢理婚約む り や り こ ん や く
させられたのではと
疑ったが」
「自然体しぜんたい
じゃったな。 仲なか
も悪くないようじゃ 」
「ほっほっほ、 来年くらいには世継よ つ
ぎができているかもしれんのう」
「賢かしこ
くやさしき王と、 凜々り り
しい姫様の子か。次代が楽しみになってきた
わい」
「ほんになあ。 ほっほっほ」
老人たちは和やかに笑い合っていた。
賢かしこ
くやさしき王...彼らはソーマをそう評した。
しかしその評は半分ほど外れている。
―――ソーマはやさしいだけの王様ではない。
Terjemahan:
"Ketika saya dengan raja yang baru tiba-tiba naik tahta, saya curiga perampasan
kekuasaan, tapi raja muda itu tampaknya orang yang ramah," kata seorang lelaki
tua.
"Kamu benar, aku bisa mengerti mengapa Raja Albert memilih untuk
memberihkan tahta ke dia."
"Sang putri juga tampak bersemangat. Aku juga curiga dia dipaksa masuk ke
dalam pertunangan."
Universitas Sumatera Utara
46
"Mereka sangat alami bersama. Mereka tampaknya tidak memiliki hubungan
yang buruk."
"Ho, ho, ho, kita mungkin memiliki pewaris tahun depan, kurasa."
"Seorang anak antara raja yang bijaksana dan baik dan putri yang bermartabat,
ya. Generasi berikutnya akan menjadi dinanti-nantikan yang orang-orang."
"Betul sekali. Ho, ho, ho."
Orang-orang tua itu tertawa pelan bersama.
Raja yang bijaksana dan baik ... begitulah evaluasi mereka terhadap Souma.
Namun, sekitar setengah dari penilaian itu salah.
Souma tidaklah sepenuhnya raja yang baik.
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan penilaian penduduk kepada Souma sebagai raja,
dimana mereka menilai Souma sebagai raja yang bijaksana dan baik, tetapi dia
sebenarnya tidak sepenuhnya seorang raja yang baik.
Cuplikan 15:
「あの王は異世界い せ か い
から召喚しょうかん
された者もの
と聞く。それゆえ、 もともと執 着しゅうちゃく
がないものだから捨て去ることに躊躇た め ら
いがない。非効率的ひこうりつてき
だと思えば歴史れ き し
も、 伝統でんとう
も、兵へい
も、家臣か し ん
も捨てる。 違うであろうか、エクセル公?」
「それは...」
エクセルは言葉を失った。 確かにソー マ王の治政にはそういった面が見
られる。
Terjemahan:
Universitas Sumatera Utara
47
"Saya pernah mendengar bahwa raja itu dipanggil dari dunia lain, karena itu,
dia tidak memiliki keterikatan pada hal-hal dan dapat membuangnya tanpa ragu-
ragu. Jika dia menganggap mereka tidak efisien, baik itu sejarah, tradisi, tentara,
atau pengikut, dia akan membuangnya. Apakah saya salah, Adipati Excel? "
"Itu ..."
Excel mendapati dirinya kehilangan kata-kata. Itu benar, dia bisa melihat bahwa
pemerintahan Raja Souma memiliki sisi itu.
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan salah satu pendapat tokoh terhadap watak Souma
sebagai raja. Souma bisa juga dilihat sebagai orang yang menganggap bila suatu hal
tidak efisien, maka dia tidak akan ragu-ragu membuangnya.
Cuplikan 16:
「 一也か ず や
。 家族を作りなさい。 そして、 その家族をなにがあっ ても守り抜
きなさい」
……そうだな、 じいちゃん。 家族は、 なにがあっ ても守り抜く。
そのためにも、俺は 一 時だけ残虐ざんぎゃく
な王となろう。
「 これより 〝征伐せいばつ
〟 を開始か い し
する」
Terjemahan:
“Kazuya, bangunlah keluarga. Dan, begitu Anda memilikinya, lindungi mereka,
apa pun yang terjadi. ”
... saya tahu, kakek. Saya akan melindungi keluarga saya sampai akhir.
Untuk melakukan itu, sekali ini saja, aku akan menjadi raja yang kejam.
Universitas Sumatera Utara
48
"Sekarang kita akan memulai penaklukan."
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan sebagaimana Souma adalah orang yang sangat
peduli pada keluarganya, dan untuk melindunginya, dia siap untuk mengambil
keputusan yang keras.
Cuplikan 17:
「ゲオルグ、 貴方あ な た
はなにを考えているの?」
「….なにをとは?」
「あら、起きてたの。無論、本来この場の誰よりも、この国に愛国心あいこくしん
と
忠誠心ちゅうせいしん
を持っている貴方が、新王しんおう
に対して敵対行動てきたいこうどう
を取る理由り ゆ う
よ」
「カー マイン公もあの偽王が気にいらねえんだろ?」
「貴方には聞いていませんょ、カストール。 答えなさいゲオルグ。偽王
かどうかはさておき、 治世ち せ い
は安定あんてい
しています。なぜわざわざ波風なみかぜ
を立た
て
ようとするのです」
エクセルに詰間され、ゲオルグは重々おもおも
しくロを開いた。
「あの王ではこの国は治おさ
まらぬと判断はんだん
した。 それだけだ」
Terjemahan:
"Georg, apa yang kamu pikirkan?"
"... Apa maksudmu?"
Universitas Sumatera Utara
49
"Oh, kamu sudah bangun ya . Tentu saja aku bertanya mengapa kamu, orang
yang paling patriotik dan setia pada negara daripada kita semua, akan mengambil
tindakan bermusuhan terhadap raja baru. "
"Adipati Carmine, kamu juga tidak suka raja palsu itu, kan?"
"Aku tidak bertanya padamu, Castor. Jawab aku, Georg. Mengesampingkan
palsu atau tidak, pemerintahannya stabil. Mengapa berusaha dengan sengaja
menyebabkan kekacauan seperti ini? "
Dengan Excel menekannya untuk menjawab, Georg membuka mulutnya
dengan serius.
"Aku menilai raja itu tidak mampu memerintah negara ini. Itu saja."
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan Adipati Georg Carmine, seseorang yang patriotik
dan setia pada negaranya, sebagai tokoh antagonis karena dia menentang protagonis,
Souma Kazuya, dengan alasan Georg menilai Souma tidak mampu memerintah
negara.
3.4 Latar
3.4.1 Latar Tempat
Cuplikan 18:
パルナム城しろ
、 謁見えっけん
の間。
勇者召喚ゆうしゃしょうかん
や唯才令ゆいさいれい
の授賞式じゅしょうしき
にも使われたこの場所にいま、大勢たいせい
の者た
ちが立ち並んでいた。彼らはこの国の財務官僚ざいむかんりょう
たちだ。皆一様いちよう
に疲れた顔
を見せている。
Universitas Sumatera Utara
50
頬ほお
はこけ、目の下にはクマを作り、 乾かわ
いた笑みを浮かべる者やいまにも
倒れそうなヤツまでいる。それでいて目だけは皆みな
ギラギラと輝かがや
いている。
それは修羅場し ゅ ら ば
を生い
き抜ぬ
いた戦士せ ん し
の目だった。
俺が王となり、破綻は た ん
寸前すんぜん
だった財政ざいせい
の改革かいかく
に乗り出したとき、彼らは俺の
手足て あ し
として馬車馬ばしゃうま
のように働いた。官僚かんりょう
の中でも私腹し ふ く
を肥こ
やしていた者
たちは罷免ひ め ん
され、残ったのは真面目ま じ め
な者たちだったから、 それはもう寝
る間も惜しんで働いた。
Terjemahan:
Di ruang audiensi Parnam Castle ...
Sejumlah besar orang berbaris di tempat dimana upacara pemanggilan
pahlawan dan pemberian hadiah bakat telah diadakan. Mereka adalah birokrat dari
kementerian keuangan. Masing-masing memasang ekspresi kelelahan di wajahnya.
Pipi mereka cekung, ada lingakaran hitam di bawah mata mereka, ada yang
kering tersenyum, sementara yang lain tampak hampir pingsan. Meski begitu,
masing-masing dari mereka memiliki binar di matanya.
Mata mereka adalah mata para pejuang yang selamat dari pertempuran
berdarah.
Sejak aku menjadi raja dan meluncurkan reformasi saya untuk menyelamatkan
ekonomi yang berada di ambang kehancuran, mereka telah melayani sebagai tangan
dan kaki aku, bekerja keras, seperti kuda menarik kereta. Siapa pun yang telah
bekerja untuk memperkaya sendiri telah diberhentikan, hanya menyisakan yang
Universitas Sumatera Utara
51
serius. Ini adalah orang-orang yang bekerja keras, enggan untuk mengambil cuti
bahkan untuk tidur.
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan ruang audiensi di kastil Parnam sebagai latar tempat
cerita. Tempat ini juga digunakan pada saat upacara pemanggilan pahlawan dan
upacara pemberian hadiah bakat.
Cuplikan 19:
王の政務室せいむしつ
。 自分の椅子い す
に座った俺は机つくえ
を挟はさ
んで向かいに立つハクヤに
言った。
「近隣諸国きんりんしょこく
の状況を報告ほうこく
しろ」
いま、この部屋へ や
にいるのは俺とハクヤの二人だけだ。リーシアたちは今頃いまごろ
、
玉音放送ぎょくおんほうそう
の打ち上げをして盛も
り上あ
がっていることだろう。普段ふ だ ん
は護衛ご え い
と
称しょう
して側がわ
を離れようとしないアイーシャも、用意よ う い
されたご馳走ち そ う
に釘付く ぎ つ
け
になっていた。
そんな宴うたげ
の席を中座ちゅうざ
して、 俺たちは政務室で密談みつだん
していた。
Terjemahan:
Duduk di kursi aku di kantor pemerintahan raja, aku berbicara dengan Hakuya,
yang berdiri di hadapanku.
"Beri aku laporanmu tentang negara-negara sekitar."
Universitas Sumatera Utara
52
Saat ini, Hakuya dan aku adalah satu-satunya yang hadir di ruangan itu. Liscia
dan yang ada di tempat lain, mungkin senang-senang di pesta yang disiarkan Siaran
Suara Permata. Sementara Aisha, yang biasanya tetap di sisiku setiap saat,
mengklaim itu untuk menjagaku, sibuk dengan makanan yang telah disiapkan untuk
acara tersebut.
Kami telah meninggalkan saat perayaan setengah jalan, datang ke kantor urusan
pemerintahan untuk pertemuan rahasia.
Cuplikan 20:
エルフリーデン王国・首都し ゅ と
パルナム。
パルナム城じょう
の政務室せいむしつ
で俺はハクヤから、 食料問題しょくりょうもんだい
に関かん
する最終報告さいしゅうほうこく
を聞いていた。
「資料しりょう
にありますとおり、 今年こ と し
の秋の収穫しゅうかく
は十分に期待き た い
できます。また、
陛下へ い か
が張は
り巡めぐ
らぜた交通網こうつうもう
により人の往来おうらい
が活発化かっぱつか
し、商品しょうひん
も過不足か ふ そ く
な
く全土ぜ ん ど
に行い
き渡わた
っております。 無論、 食料品もです。 これにより食料問
題は、 慨おおむ
ね解決かいけつ
されたと見ていいでしょう」
Terjemahan:
Di ibukota Kerajaan Elfrieden, Parnam ...
Aku berada di kantor urusan pemerintahan di kastil Parnam, mendengarkan dari
Hakuya laporan terakhir mengenai masalah pangan.
Universitas Sumatera Utara
53
"Seperti yang ada di materi yang disediakan, kita dapat mengharapkan hasil yang
baik dari panen musim gugur. Lebih lagi, jaringan transportasi yang yang mulia
letakkan mempercepat pergerakan orang, dan sekarang barang telah menyebar ke
seluruh wilayah tanpa berlebihan atau kekurangan di mana saja. Tentu saja, ini
berlaku untuk bahan makanan, juga. Dari fakta-fakta ini, saya percaya kita dapat
melihat masalah pangan sebagian besar telah terselesaikan untuk saat ini. "
Analisis:
Kedua cuplikan ini diatas menunjukkan ruang urusan pemerintahan di kastil
Parnam sebagai latar tempat. Tempat itu juga merupakan tempat dimana Souma
dna Liscia bertemu untuk pertama kalinya.
Cuplikan 21:
カー マイン公領こうりょう
の中心都市ちゅうしんとし
『ランデル』。
さらにその中心ちゅうしん
に位置い ち
する陸軍大将りくぐんたいしょう
ゲオルグ ・ カー マイン公の居城きょじょう
、
ランデル城じょう
の会議室かいぎしつ
に、いま、この国の陸りく
・海かい
・空軍くうぐん
を総す
べる三公が揃そろ
い踏ぶ
みして いた。
Terjemahan:
Pusat kota Adipati Carmine, Landel.
Di pusat tengah kota itu, di ruang pertemuan di Kastil Landel, di kastil yang
ada di Duke Georg Carmine, sekarang, tiga adipati yang menguasai kekuatan
darat, laut, dan udara dari negara ini telah berkumpul.
Analisis:
Universitas Sumatera Utara
54
Cuplikan ini menunjukkan latar tempat di cerita. Di Landel, ketiga adipati
bertemu untuk membahas tindakan mereka terhadap raja baru, Souma Kazuya.
3.4.2 Latar Waktu
Cuplikan 22:
―――大陸暦たいりくれき
一五四六年四月三十二日 ソーマ・カズヤ、王位お う い
を譲られ
る。
Terjemahan:
Pada tanggal 32 bulan 4 di tahun 1546 Kalender Benua, tahta diserahkan
kepada Souma Kazuya.
Analisis:
Cuplikan tersebut menunjukkan latar waktu dalam cerita. Dimana pada tanggal
tersebut, tahta diserahkan pada Souma. Sistem kalendernya dapat dilihat berbeda
dengan sistem kalender Bumi.
Cuplikan 23:
この国では科学か が く
が無くとも、 魔法ま ほ う
の力などでできてしまうことが多い。
逆 に言えば、 魔法や不思議生物などの要素を抜かせば、この国の文化レ
ベ ルはそれほど高くない。俺たちの世界の歴史に当てはめてみればせい
ぜいが近世前夜、中世末期といったところだろう。
Terjemahan:
Di negara ini, bahkan tanpa sains, banyak hal dapat dilakukan dengan sihir.
Membalikkan itu, jika sihir dan makhluk misterius tidak ada, peradaban negara ini
tidak begitu maju. Membandingkannya dengan titik dalam sejarah dunia kita
Universitas Sumatera Utara
55
sendiri, mereka mungkin berada di akhir Abad Pertengahan atau paling banter
periode modern awal.
Analisis:
Cuplikan ini menunjukkan latar waktu dalam cerita. Dimana bila dibandingkan
dengan peradaban bumi, maka peradaban di dunia tersebut berada di abad
pertengahan atau periode awal modern.
3.4.3 Latar Sosial
Cuplikan 24:
この国の貴族制きぞくせい
について話をしよう。
この国の身分み ぶ ん
は王族おうぞく
・三公さんこう
を除のぞ
けば大きく《貴族き ぞ く
・ 騎士き し
》・《平民へいみん
》 ・
《奴隷ど れ い
》の三つに分けることができる(国民でない『難民なんみん
』 はこのどれ
にも属ぞく
されない)。
奴隷制度ど れ い せ い ど
についてはまた別の機会き か い
に解説かいせつ
するが、《貴族・騎士》と《平
民》とを分けるのは『領地りょうち
を持っているか否いや
か』 だ。
その為ため
《貴族・騎士》 はそのまま《領主りょうしゅ
》 と呼ぶこともでき、その
領地りょうち
で暮く
らす《平民》は《領民りょうみん
》(《奴隷》は個人財産扱こじんざいさんあつか
いなので含ふく
ま
れない)とも言える。《領主》は領地に対してさまざまな権限けんげん
を持つが、
同時ど う じ
に国に対して軍役ぐんえき
などの義務ぎ む
を負お
う。
Universitas Sumatera Utara
56
《貴族・騎士》の称号しょうごう
と領地は世襲せしゅう
が基本き ほ ん
だが、《平民》の中で功こう
のあ
った者は、国より領地と称号が贈おく
られ《貴族・騎士》(内政分野ないせいぶんや
で功が有
れば貴族、軍功ぐんこう
ならば騎士)となることがある。
Terjemahan:
Mari kita bicara tentang sistem kaum bangsawan di negara ini.
Bila keluarga raja dan tiga adipati disisihkan, orang-orang dapat dibagi menjadi
tiga kelompok: para bangsawan dan ksatria, rakyat jelata, dan para budak.
(Pengungsi, karena mereka bukan warga negara, tidak termasuk dalam kelompok-
kelompok ini.)
Mengenai sistem perbudakan akan dijelaskan pada kesempatan lain, tapi apa
yang membedakan bangsawan dan ksatria dari rakyat jelata adalah apakah mereka
memegang wilayah atau tidak .
Karena itu, kelas bangsawan dan ksatria juga dapat disebut sebagai tuan, dan
rakyat jelata yang tinggal di wilayah mereka dapat disebut sebagai mereka
penduduk wilayah. (Budak dianggap sebagai barang bergerak, dan dengan
demikian tidak termasuk dalam hal ini kelompok.) Tuan memiliki sejumlah hak di
dalam wilayah mereka, dan pada saat yang sama, mereka memiliki tanggung jawab
militer dan lainnya terhadap negara.
Gelar dan wilayah para bangsawan dan ksatria umumnya turun temurun, tetapi
rakyat jelata yang membuat prestasi khusus dapat diberikan hak wilayah atas negara
dan diangkat menjadi ke ksatria (bagi mereka yang prestasinya militer) atau
bangsawan (bagi mereka yang prestasinya dalam administrasi).
Analisis:
Universitas Sumatera Utara
57
Cuplikan ini menunjukkan latar sosial dalam cerita dimana kerajaan Elfrieden
menggunakan sistem aristokrasi atau bangsawan. Dalam kerajaan Elfriden,
masyarakat dibagi menjadi 3 kelas yaitu: bangsawan dan ksatria, yang mempunyai
wilayah dan hak khusus dari kerajaan, kaum jelata, dan budak.
3.3 Analisis Hubungan antar Unsur Intrinsik”
3.3.1 Hubungan antar Alur dan Tokoh
Alur atau plot merupakan tulang punggung cerita. Alur tebentuk dari
konflik maka konflik akan membuat klimaks. Di dalam volume ini alur hanya
terdiri dari Exposition dan Inciting Force.
Tokoh merupakan penggerak cerita. Tokoh dibagi 2 menurut fungsinya,
yaitu: tokoh antagonis dan protagonist. Di dalam volume ini, tokoh utama, yang
merupakan protagonis dan tokoh antagonis, yang menyebabkan konflik ada.
Adanya keterkaitan antara alur dan tokoh yaitu pada konteks tidak adanya konflik
di alur dan tokoh antagonis yang menyebabkan konflik. Jadi hubungan alur dan
tokoh kurang baik karena tidak adanya konflik walaupun tokoh antagonis ada. Hal
ini sesuai dengan pandangan Montage Henshaw bahwa alur yang baik harus
terdapat konflik.
3.3.2 Hubungan antar Alur dan Tema
Alur merupakan tulang punggung cerita. Menurut Robert Stanton alur
tebentuk dari konflik maka konflik akan membuat klimaks. Didalam volume ini
alur hanya terdiri dari Exposition dan Inciting Force.
Universitas Sumatera Utara
58
Tema merupakan ide suatu cerita. Tema dalam cerita ini adalah
bagaimana seorang pahlawan realistis yang menjadi raja membangun dan
memerintahkan negara. Didalam alur tidak terdapat konflik. Sementara itu temanya,
karena berhubungan dengan politik, mengisyaratkan adanya terjadi kemungkinan
pertikaian dalam cerita. Jadi alur dan tema mempunyai tidak sepenuhnya selaras
karena tiadanya konflik.
3.3.3 Hubungan Tokoh dan Tema
Tema merupakan ide suatu cerita. Tema dalam cerita ini adalah
bagaimana seorang pahlawan dengan pandangan realistis yang menjadi raja
membangun dan memerintahkan negara.
Tokoh merupakan penggerak cerita. Tokoh dibagi 2 menurut fungsinya,
yaitu: tokoh antagonis dan protagonist. Di dalam volume ini, tokoh utama, yang
merupakan protagonis, dan tokoh antagonis, yang menyebabkan konflik ada.
Kemudian tokoh dalam cerita ini mendukung tema karena penokohannya dan
adanya tokoh antagonis dalam novel ini sehingga ada permasalahan. Jadi, hubungan
tema dan tokoh selaras karena ada tokoh antagonis.
3.3.4 Hubungan Tokoh dan Latar
Keterkaitan antara latar dengan tokoh ditunjukkan melalui sebagaimana
tokoh utama, Souma Kazuya, dengan menjadi raja, banyak menghabiskan waktunya di
kastil Parnam, salah satu latar tempat dalam cerita, karena posisinya sebagai raja. Di
sini dia juga bertemu dengan banyak tokoh lain seperti Liscia, dan juga melalukan
pertemuan atau upacara penting. Di kastil Parnam ini jugalah tempat awal pada saat dia
dipanggil ke dunia lain.
Universitas Sumatera Utara
59
3.3.5 Hubungan Latar dan Tema
Tema dalam cerita ini adalah bagaimana seorang pahlawan dengan
pandangan realistis yang menjadi raja membangun dan memerintahkan negara.
Kemudian latar dalam cerita ini mendukung tema karena mengambil
tempat di kerajaan di mana peradaban masih berada pada sekitar abad pertengahan
atau awal modern. Di mana sang pahlawan memerintah dengan pandangannya yang
realistis berdasarkan pengetahuan dari dunianya yang lebih maju.
3.3.6 Hubungan Alur dan Latar
Keterkaitan alur dengan latar dalam novel ini ditunjukkan mulai dari
tahap Exposition yang menunjukkan Souma saat pemanggilannya ke dunia lain di
ruang audiensi kerajaan, kemudian di Inciting Force berlatarkan di kastil Landel,
tempat adipati Georg Carmine, dimana ketiga adipati saling berkumpul untuk
membahas tindakan mereka terhadap raja baju, Souma Kazuya. Di sini Georg
Carmine dan Castor Vargas menyatakan niat mereka untuk menantan tokoh utama.
Universitas Sumatera Utara
60
BAB lV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut.
1. Tema dalam light novel Genjitsushugi Yuusha No Oukoku Saikenki adalah
bagaimana seorang pahlawan dengan pandangan realistis yang menjadi raja
membangun dan memerintahkan negara. Tokoh utama sekaligus tokoh
protagonis dalam cerita ini adalah Souma Kazuya. Dia mempunyai sifat
yang baik, selalu berpikir secara rasional, bijaksana, toleran, dan peduli
pada keluarga, tetapi siap untuk mengambil tindakan yang keras untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Tokoh Antagonis dalam volume ini adalah
Georg Carmine dan Castor Vargas, yang menentang Souma dengan alasan
masing-masing. Alur dalam volume 1 hanya terdiri dari Exposition dan
Inctiting Force karena volume ini adalah volume perkenalan karakter dan
latar cerita dan keadaannya. Latar tempat dalam volume 1 ini berlatar di
Dunia lain, di Kastil di Parnam, ibukota dari Kerajaan Elfrieden, dan di
Kastil Landel. Latar waktunya adalah di bulan 4 tahun 1546 Kalender Benua,
dan juga peradabanmya yang bila dibandingkan dengan peradaban bumi,
maka akan setara dengan kurang lebih abad pertengahan atau modern awal.
Latar sosialnya menggambarkan kerajaan Elfrieden sebagai kerajaan
dengan sistem bangsawan.
Universitas Sumatera Utara
61
2. Hubungan unsur intrinsik dalam analisis ini sebagian besar saling terkait
satu sama lain. Terkecuali untuk hubungan tokoh dan alur, serta alur dan
tema yang tidak selaras.
4.2 Saran
Melalui skripsi ini penulis berharap agar sekiranya novel yang dijadikan sarana
hiburan bagi pembacanya tidak hanya menjadikan hiburan saja, tetapi ketika
membaca novel berusahalah memahami nilai-nilai positif yang terdapat dalam
novel sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Walaupun banyak novel-
novel yang ditulis berdasarkan cerita fiksi, bukan berarti kita tidak harus
mencermati unsur-unsur yang ada di dalam novel tersebut dan juga keterkaitannya
satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Aglesindo
Anggraini, Riri. 2017. Analisis Struktural Novel “Rahasia Hati” Karya Natsume
Soseki. Medan: FIB USU.
Endaswara, Suwardi. 2003. Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta : Pustaka
Widyautama
Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University
perss.
. 2001. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Koentjaraningrat. 1976. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT
Gramedia
Kusmayadi, ismail. 2008. Think smart bahasa Indonesia.Bandung: Grafindo media
pratama
Nurgiantoro, Burhan, 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press
. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Luxemburg dan Willem. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia
Pradopo, Rachmat Djoko. 1993. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra: Teori dan
Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Universitas Sumatera Utara
Pratiwi, Yuni. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu
Satoto, Soediro. 1993. Metode Penelitian Sastra. Surakarta: UNS Press.
Setiawan, Eka Putra. 2017. Analisis Struktural Novel “Dengarlah Nyanyian Angin”
Karya Haruki Murakami. Medan: FIB USU.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo.
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumardjo dan Saini. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Teeuw, A. 1984. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.
________ . 1991. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Novel_ringan
(http://www. jendela sastra.com/wawasan/artikel/teori-sastra-struturalis).
(http://menurutahli.blogspot.co.id/2015/11/unsur-unsur-intrinsik-cerpen.html.).
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Novel adalah karangan prosa panjang yang terdiri dari beberapa unsur yaitu
unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar
karya sastra. Unsur intrinsik adalah unsur yang berada di dalam karya sastra.
Salah satu jenis lain dari novel adalah Light Novel. Berbeda dengan novel biasa,
Light Novel adalah sejenis novel yang sering disertai dengan ilustrasi anime atau
manga, biasanya ditujukan untuk pembaca remaja usia sekolah menengah.
Salah satu contoh karya sastra fiksi adalah Light Novel Genjitsushugisha no
Oukokukaizouki karya Dozeumaru. Genjitsushugi Yuusha no Oukoku Saikenki
mengambil setting di dunia lain, di Kerajaan Elfrieden. Di dunia lain ini dipenuhi
oleh berbagai macam hal yang tidak ada di bumi, seperti sihir, naga dan ras lain
seperti Elf。
Novel ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Souma Kazuya, yang
dipanggil ke dunia lain sebagai pahlawan, lalu diangkat menjadi raja dan
memerintah negara dengan pandangannya yang realistis.
Novel ini sekarang terdiri dari 9 volume, tetapi penulis akan menganalisis
volume 1 saja dengan pendekatan struktural. Dalam skripsi ini metode penelitian
yang penulis gunakan adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan, disusun,
dianalisis, dan dideskripsikan. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data
dengan studi kepustakaan.
Melalui pendekatan struktural, dapat dilihat bahwa tema novel dari
Genjitsushugisha no Oukokukaizouki adalah seorang raja yang realistis. Dalam
Universitas Sumatera Utara
cerita, dia adalah seorang pahlawan yang menjadi raja yang membangun dan
memerintahkan kerajaan dengan pandangan realistisnya.
Penokohan dalam cerita ini terdiri dari protagonis, Souma Kazuya, seorang
pemuda yang selalu berpikir secara rasional dan realistis, tetapi sangatlah peduli
pada keluarga, dan Georg Carmine, tokoh antagonis yang menentang Souma karena
menilainya tidak mampu memerintahkan kerajaan.
Karena tema berhubungan dengan unsur politik, mengisyaratkan adanya
kemungkinan terjadinya pertikaian dalam cerita, sebagaimana yang dapat dilihat
adanya tokoh antagonis dalam cerita, yaitu Georg Carmine. Oleh karena itu tema
dan tokoh selaras.
Alur dalam cerita volume 1 hanya terdiri dari Exposition dan Inciting Force,
oleh karena itu, alur cerita dalam volume ini tidak baik, sebagaimana Montage
Henshaw mengatakan bahwa alur yang baik harus terdapat konflik. Adanya
keterkaitan antara alur dan tokoh yaitu pada konteks tidak adanya konflik dan tokoh
antagonis sehingga keterkaitan terjadi. Tidak adanya konflik dalam cerita walaupun
adanya tokoh antagonis menunjukkan bahwa hubungan antara tokoh dan alur
tidaklah selaras.
Ketidakselarasan ini juga berlaku di hubungan antara tema dan alur. Karena
tema mengisyaratkan adanya konflik dalam cerita, tetapi alur tidak menunjukkan
sama sekali adanya konflik, oleh karena itu tema dan alur tidak selaras.
Latar tempat dalam cerita ini adalah di Ibukota kerajaan Elfrieden, Parnam, dan
di Kastil di Landel, pusat kota dari adipati Carmine. Latar waktunya adalah di bulan
4 tahun 1546 Kalender Benua, dan juga peradabanmya yang bila dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan peradaban bumi, maka akan setara dengan kurang lebih abad pertengahan
atau modern awal. Latar sosialnya menggambarkan kerajaan Elfrieden sebagai
kerajaan dengan sistem bangsawan.
Hubungan antara tema dan latar dilihat dari sebagaimana tema dari cerita, yang
merupakan pemerintahan negara dengan pandangan realistisnya yang berdasarkan
pengetahuan dan pemikiran modern, dimana latar dalam cerita berada dalam sekitar
abad pertengahan, dimana pengetahuan belum semaju pengetahuan modern.
Hubungan antara alur dan latar digambarkan oleh tahapan-tahapan peristiwa
terjadi dan tempat terjadinya peristiwa tersebut.Di mana di Exposition, banyak
peristiwa terjadi di Kastil di ibukota Parnam, dan Inciting Force terjadi di Kastil
Landel.
Hubungan antara tokoh dan latar ditunjukkan melalui sebagaimana tokoh utama,
Souma Kazuya, banyak menghabiskan waktunya di kastil Parnam, salah satu latar
tempat dalam cerita, karena posisinya sebagai raja. Di sini dia juga bertemu dengan
banyak tokoh lain seperti Liscia, dan juga melakukan pertemuan atau upacara
penting. Di kastil Parnam ini jugalah tempat awal pada saat dia dipanggil ke dunia
lain.
Universitas Sumatera Utara
要旨
小説とはいくつかの要素に成立されている文章であり、それは内的な
要素と外的な要素である。外的な要素は文献以外の要素であるが、内的な
要素は文献の中にある要素。
小説の種類の一つはライトノベルである。 普通の小説と違って、ライ
トノベルはアニメやマンガのイラストを伴うことが多い一種の小説で、通
常中学生の十代の若者にむけるの小説である。
フィクションの文学作品の一つはどぜう丸まる
のライトノベル「現実主義
勇者の王国再建記」である。「現実主義勇者の王国再建記」は異世界で、
エルフリーデン王国に設定した。この異世界で、地球に存在しない様々な
ものがたくさんある、例えば魔法、龍、エルフのような他の人種。
この小説は勇者として異世界に召喚され、そして王として任命され、
現実的な見方で国を統治した相馬一也そ う ま か ず や
という若者を物語る。
この小説は現在9巻に編成されたが、筆者は構造的アプローチで1巻の
みを分析する。この研究では、使用された研究応報は記述的な方法である。
データを収集し、整理し、分析して記述する。筆者は参考文献でデータを
収集する。
Universitas Sumatera Utara
構造的なアプローチを通して、「現実主義勇者の王国再建記」のテー
マは現実的な王。物語の中で, 主人公は現実的な見方で王国を築き統治す
る王になる勇者である。
この物語の人格描写は、主人公である相馬一也そ う ま か ず や
という、合理的かつ現
実的に考えて、家族を非常に心配する若者と、王国を統治することができ
ないと判断したため、相馬に反対する対立者であるゲオルグ・カーマイン
に編成された。
テーマは政治的要素に関連しているため、プロットの対立者であるゲ
オルグ・カーマインに示されたように、プロットに紛争になるの可能性が
存在することを示している。 したがって、テーマと人格描写は一致して
いる。
物語の第1巻のプロットは「Exposition」と「Inciting Force」のみで構
成されているため、モンタージュ・ヘンショーが言ったように、良い流れ
には紛争がある,したがって、この巻のプロットは良くない。プロットに
紛争があるかどうかと対立する敵対者があるかどうかことの関係で、プロ
ットと人格描写の間に関係がるため、関係が発生します。敵対者がいたの
に紛争がないことはプロットと人格描写の関係は一致していないと示す。
この一致していないことはプロットとテーマの関係に当てはまる。テ
ーマは物語における紛争の存在を暗示しているが、プロットは紛争の存在
をまったく示していないため、テーマとプロットの関係は一致していない。
Universitas Sumatera Utara
この物語の場所設定はパルナム、エルフリーデン王国の首都とカーマ
イン公爵の街の中心、ランデルの城の中でるた。 時間設定は一五四六年
四月の大陸暦であり、またその文明は地球の文明と比較すると多かれ少な
かれ中世あるいは初期の近代に相当する。 社会設定はエルフリーデン王
国を貴族制度のある王国として描写している。
テーマと設定の関係は、現代の知識と思考に基づいた現実的な見方を
持つ国王の統治するの物語のテーマから見られる。物語の設定は現代の知
識ほど進歩していない中世にある。
プロットと設定の関係は、イベントが発生する段階とイベントが発生
する場所によって示された。Exposition は首都パルナムの城で多くのイベ
ントが発生し、ランデル城では Inciting Force が発生する。
人格描写と設定の関係は主人公の相馬和也は、王としての立場から、
物語の設定の一つであるパルナム城で過ごすことが多いで示された。 こ
こで、彼はリーシアをはじめ、他の多くの人物と会い、また重要な会議や
儀式を行う。 このパルナム城も彼が異世界に召喚されたときの出発点で
もある。
Universitas Sumatera Utara