analisis swot terhadap produk asuransi mikro...
TRANSCRIPT
ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK ASURANSI
MIKRO SYARIAH SI BIJAK
(STUDI PADA ASOSIASI ASURANSI MIKRO SYARIAH INDONESIA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S.E )
Oleh :
RIDHA ADRIANSYAH
NIM : 1110046200043
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H / 2017
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Ridha Adriansyah, NIM 1110046200043. Analisis SWOT Terhadap
Produk Asuransi Mikro Studi Pada Asosiasi Asuransi Mikro Syariah
Indonesia, Skripsi Strata Satu (S1) Konsentrasi Ekonomi Syariah Program
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2016.
Tujuan Penulisan Skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan dan pemasaran produk Si Bijak pada Asosiasi Asuransi Syariah
Indonesia, serta menjelaskan sejauh mana kekuatan (Strength), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threaths).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis metode kualitatif yang
bersifat analisis deskriptif. Hasil penarikan kesimpulan analisis SWOT produk Si
Bijak adalah sebagain berikut: Kekuatan produk Si Bijak yaitu Dalam hal manfaat
produk Si Bijak menawarkan dua manfaat dalam satu polis asuransi, Sedangkan
kelemahan produk Si Bijak antara lain, dalam mempromosikan masih belum
menyeluruh atau masih kurang. Peluang produk Si Bijak antara lain Melakukan
promosi dan presentasi langsung kepada intansi atau UKM. Sedangkan tantangan
antara lain harus lebih gencar lagi dalam memasarkan produk Si Bijak dalam
menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang menawarkan produk yang
sejenis dengan menawarkan klain yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Kata kunci : Analsis SWOT, Asuransi Mikro Syariah, Produk Asuransi Mikro
Syariah “Si Bijak”.
Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi, M.A.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil A’lamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada penulis, serta shalawat dan
salam kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw, sehingga skripsi yang
berjudul “Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Mikro Syariah “Si Bijak”
Studi Pada Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia” dapat terselesaikan dengan
sebaik-baiknya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Syariah. Penulis menyadari
skripsi ini dapat selesai atas bantuan doa, semangat, cinta dan kasih kepada
banyak pihak yang turut membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
Terima Kasih saya samaikan kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. M Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak AM Hasan Ali, MA selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vi
4. Bapak Dr.Abdurrauf, Lc., MA selaku Sekretaris Program Studi
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak AM Hasan Ali, MA selaku Dosen Penasehat Akademik yang
memberikan penulis masukan dan arahan dalam menjalankan skripsi
ini.
6. Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
ilmu dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Konsentrasi Ekonomi Syariah
tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang telah mendidik dan memberikan ilmunya yang sangat
berharga kepada penulis selama di bangku kuliah.
8. Ibu Srikandi Utami, selaku Wakil Ketua Umum Asosiasi Asuransi
Syariah Indonesia yang telah memberikan waktu dan kontribusinya
didalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Perpustakaaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pinjaman buku
kepada penulis, sehingga dapat membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
vii
10. Kepada kedua orangtuaku serta kakak dan adikku tercinta, Dissa Maya
Savitri dan Syifa Ismalya yang selalu memberikan do‟a, kasih sayang,
pengorbanan, dan nasehat yang begitu besar serta perhatian yang tiada
henti memberi penulis semangat untuk segera menyelesaikan skripsi
ini.
11. Kepada keluarga besar tercinta yang memberikan do‟a, nasehat dan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Serta sepupuku yang selalu
menghadirkan tawa untuk menghibur.
12. Kepada Astri Damayanti, terimakasih selalu menemani hari-hariku dan
memberikan senyuman hangatnya yang menghibur. Serta dukungan dan
motivasinya dalam menyelesaikan skripsiku.
13. Untuk pasukan bodreks DPR, Ahmad Arif “Badhil”, Kevin Dea Putra
serta Brian Aderinanda meluangkan waktunya untuk membantu
memberi solusi pada masalah yang aku teliti untuk skripsi. Terimakasih
banyak untuk do‟a, dukungan dan semangat kalian yang membangun
dalam penyelesaian skripsi ini.
14. Untuk teman-teman kelas Asuransi Syariah Angkatan 2010 yang selalu
memberi semangat penulis yaitu, Badhil, Kevin, Brian, Yafie, Riana,
Putra, Asti, Diana, Ilham, Rizky, Koheng, Mufti, Wahyudi, Dwi,
Listya, Desi, Fahmi, Ade, Ari, Iwan, Jhimi, Ria, Anis, Husnul, Aida,
Wenni, Winda serta teman-teman asuransi lain yang selalu memberi
inspirasi dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih
atas dukungan dan motivasinya, semoga Allah SWT senantiasa
membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir
kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin ya rabbal „alamin.
Jakarta, 20 Juli 2017
Penulis
Ridha Adriansyah
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 10
E. Kerangka Teori dan Konseptual .............................................. 11
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Strategi ....................................................................... 15
1. Pengertian Strategi ............................................................ 15
2. Keunggulan Bersaing ........................................................ 21
3. Strategi Bersaing ............................................................... 24
4. Perencanaan Strategis ........................................................ 26
xiv
B. Analisis SWOT ....................................................................... 28
1. Pengertian ......................................................................... 28
2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT ................... 29
3. Tujuan Analisis SWOT ..................................................... 30
4. Pendekatan Matriks SWOT Kearns ................................. 31
C. Pendekatan Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan
Matriks Strategi Eksternal (EFAS) ........................................ 35
D. Asuransi Mikro Syariah Si Bijak ............................................ 40
1. Pengertian Asuransi Mikro ................................................ 40
2. Produk Asuransi Mikro Si Bijak ........................................ 41
E. Review Penelitian Terdahulu.................................................. 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................. 48
B. Objek Penelitian ...................................................................... 50
C. Sumber Data ............................................................................ 50
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 51
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 53
F. Pedoman Penulisan Skripsi ..................................................... 53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Produk Asuransi Si Bijak .............................. 54
B. Analisis SWOT Asuransi Si Bijak .......................................... 61
x
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 74
B. Saran-Saran ............................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76
LAMPIRAN
xi
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kuadran Pearce dan Robinson .................................................... 39
Gambar 4.1 Analisis SWOT Produk Si Bijak ................................................ 76
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks SWOT Kearns .................................................................. 32
Tabel 2.2 Kombinasi dan Strategi Matriks SWOT Kearns .......................... 33
Tabel 2.3 Perhitungan skor EFAS ................................................................. 37
Tabel 2.4 Perhitungan skor IFAS .................................................................. 38
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri perasuransian di Indonesia telah meningkat
setiap tahunnya sejalan dengan meningkatnya insurance minded di kalangan
masyarakat yang mulai memahami bahwa asuransi merupakan bagian dari
kegiatan manajemen risiko yang memberikan jaminan dan proteksi terhadap
harta benda serta jiwa seseorang. Pertumbuhan sektor asuransi di Indonesia
terhadap produk domestik bruto (PDB) mengalami peningkatan selama
periode 2008-2012 yakni pada tahun 2008 senilai 2,8% lalu tahun 2009
senilai 3,2%, tahun 2010 senilai 3,7%, tahun 2011 senilai 3,8% tahun 2012
senilai 4,1% dan tahun 2013 senilai 4,4%.1 Namun angka tersebut
proporsinya masuk teralu kecil. Menurut survey keuangan Bank Dunia sekitar
sepertiga atau sekurang-kurangnya 77 Juta penduduk Indonesia tidak
memiliki simpanan dana/tabungan atau apapun perlindungan asuransi untuk
berjaga-jaga jikalau tertimpa musibah yang diantara penyebab utama
masyarakat Indonesia tidak memiliki asuransi adalah 45% tidak punya dana
dan 29% tidak mendapat informasi.2 Berdasarkan angka-angka tersebut diatas
maka pangsa pasar asuransi di Indonesia tentu masih cukup besar.
1 Catatan teknis, Mengurangi Kerentanan Ekonomi Melalui Asuransi Mikro: Potensi dan
Tantangan di Indonesia. 2014 h., 1. 2 Catatan teknis, Mengurangi Kerentanan Ekonomi Melalui Asuransi Mikro: Potensi dan
Tantangan di Indonesia. 2014 h., 1.
2
Kegiatan perasuransian di Indonesia diatur dalam UU no 2 tahun 1992
tentang usaha perasuransian, yang kemudian di jabarkan lebih lanjut dalam
PP No. 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian dimana
didalamnya mengatur tentang lembaga yang berkecimpung dibidang
perasuransian. Di Indonesia sendiri sampai dengan bulan September 2015
terdapat lebih dari 137 perusahaan asuransi konvensional yang terdiri dari
perusahaan asuransi jiwa, perusahaan asuransi umum, perusahaan reasuransi,
perusahaan yang menyelenggarakan asuransi wajib serta asuransi sosial,
terdapat pula 52 perusahaan asuransi dan unit usaha yang menyelenggarakan
prinsip syariah, 168 perusahaan pialang asuransi, 28 perusahaan pialang
reasuransi, dan 28 perusahaan penilai kerugian.
Asuransi syariah mengalami kemajuan yang cukup signifikan
khususnya di Indonesia. Nilai asuransi syariah negara Arab mencapai sekitar
US$ 8,9 miliar pada tahun 2014 dari sekitar US$ 7,9 miliar pada tahun 2013.
Data ini disampaikan Ernst&Young dalam Global Takaful Insights 2014 yang
dikutip dari Gulf News, Senin, 30 Mei 2016. Hingga tahun 2011, tidak
kurang dari 65 perusahaan asuransi syariah tersebar di seluruh dunia.
Perkembangan asuransi ini dibilang cukup pesat. Dari asset $550 juta pada
tahun 2000, $193 juta diantaranya berada di Asia Pasifik, meningkat menjadi
$1,7 milyar. Angka ini terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
asuransi syariah di dunia. Laporan itu memperkirakan, pertumbuhan pasar
asuransi syariah global bisa mencapai 14 persen. Berdasarkan pertumbuhan
3
pasar asuransi syariah dalam rentang tahun 2013-2016 maka diprediksi
nilainya akan mencapai US$ 20 miliar pada tahun 2017.
Negara Indonesia juga telah mengalami kemajuan pesat dalam bisnis
asuransi syariah, ini dilatarbelakangi dengan adanya dominasi kaum muslim
yang mengenal dan memberikan pengaruh positif terhadap jumlah permintaan
akan asuransi syariah yang meningkat. Dengan mempertimbangkan mayoritas
penduduk Indonesia yang beragama islam dan asuransi yang juga didasarkan
pada prinsip syariah islam, maka pengembangan asuransi syariah dapat
diharapkan menjadi tumpuan untuk mewujudkan keuangan inklusif pada
sektor perekonomian. Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia ditandai
dengan meningkatnya aset perbankan syariah dari Rp. 49,6 triliun pada 2008
menjadi Rp. 223 triliun pada Agustus 2013. Dengan besarnya potensi produk
syariah ini, banyak pula perusahaan asuransi di Indonesia yang menawarkan
produk syariah. Pertumbuhan industri asuransi syariah ditargetkan sebesar
35% per tahun. Bahkan, pertumbuhan premi asuransi syariah tercatat
mencapai 43% di 2013. Ini lebih besar dibandingkan peningkatan pada
asuransi konvensional yang berada di posisi 20%. Oleh karena itu, masa
depan asuransi syariah di Indonesia dipandang masih terbuka lebar.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat dikombinasikan dengan naiknya tingkat
tabungan dan berkembangnya perekonomian kelas menengah, merupakan
pertanda baik untuk industri asuransi syariah.
Dalam pengertiannya, asuransi syariah adalah asuransi berdasarkan
prinsip syariah dengan usaha tolong-menolong (ta‟awuni) dan saling
4
melindungi (takafuli) diantara para peserta melalui pembentukan kumpulan
dana (Dana Tabarru‟) yang dikelola sesuai prinsip syariah untuk menghadapi
risiko tertentu. Prinsip asuransi syariah sendiri tidak jauh berbeda dengan
perbankan syariah, yaitu mengumpulkan dana dari nasabah untuk dikelola
sesuai dengan syariah Islam. Selain itu, sistem pada asuransi syariah juga
menggunakan sistem bagi hasil.
Luasnya pangsa pasar bagi produk asuransi di Indonesia khususnya
yang berbasis syariah bukan berarti tidak ada tantangan dalam memasarkan
produk asuransi. Salah satu tantangan terbesar dari produk asuransi adalah
tingkat kesadaran masyarakat Indonesia berasuransi tergolong sangat rendah
jika dibandingkan dengan kondisi di Negara lain. Penilaian itu terutama jika
dilihat dari sudut pandang tingkat penetrasi industri untuk pasar nasional
nasabah individual. Banyak faktor penyebab terjadinya kondisi demikian
diantaranya faktor utama penyebabnya adalah tingkat kesejahteraan
masyarakat dengan pendapatan per kapita yang masih rendah, ditambah lagi
kapasitas dunia usaha asuransi yang masih tergolong rendah sehingga upaya
melakukan edukasi kepada publik masih terbatas. Padahal, edukasi sebagai
media informasi itulah yang sangat penting untuk meningkatkan kesadaran
dan pemahaman masyarakat akan pentingnya berasuransi.
Di Indonesia atau Negara lain pada umumnya, masyarakat
berpenghasilan rendah tentunya juga memerlukan perlindungan atas risiko
keuangan yang dihadapi sebagai akibat dari suatu musibah. Seperti
kecelakaan diri, sakit dan bencana alam. Bahkan, masyarakat ini relatif lebih
5
rentan terhadap dampak yang diakibatkan oleh musibah tersebut.
Ketidaktahuan terhadap kejadian yang akan menimpa dirinya, manusia tidak
akan memastikan bagaimana keadaannya dikemudian hari, kemampuan yang
diberikan manusia hanya sebatas merencanakan (planning) sesuatu yang
belum terjadi serta memproteksi segala sesuatu yang dirasa akan memberi
kerugian dimasa mendatang.3
Beberapa perusahaan asuransi sebenarnya sudah memiliki produk
asuransi syariah dengan premi atau kontribusi yang relatif kecil. Namun,
jumlah dan jenis produk asuransi yang dimaksud masih sangat terbatas.
Selain itu, pemasaran produk asuransi syariah juga mengahadapi berbagi
kendala seperti saluran distribusi yang belum mampu menjangkau sebagian
besar masyarakat berpenghasilan rendah dan tingkat pemahaman masyarakat
atas asuransi syariah masih rendah sehingga masyarakat harus benar-benar
paham pengertian dasar asuransi dan perusahaan asuransi harus paham
keinginan masyarakat terhadap sebuah produk asuransi.
Otoritas Jasa Keuangan mendefinisikan produk asuransi sebagai
program yang tertuang dalam perjanjian antara penanggung dan tertanggung
yang mewajibkan tertanggung membayar sejumlah premi untuk memberikan
penggantian atas risiko kerugian, kerusakan, kematian, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi atas peristiwa yang tak
3 AM Hasan Ali, Asuransi dalam Prespektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis, Historis,
Teoritis & Praktis (Jakarta, Kencana, 2004), ed. 1 cet-1. h., 100.
6
terduga.4 Seorang calon peserta sebagai tertanggung, sebelum memutuskan
untuk melakukan sebuah pembelian, tentunya akan terlebih dahulu
mempertimbangkan untung rugi yang akan ia dapatkan dari sebuah produk.
Pertimbangan untung rugi inilah yang nantinya akan mereka nilai dari sisi
kualitas produk tersebut. Jika produk asuransi tersebut dianggap memiliki
banyak keuntungan dan sesuai dengan harapan mereka, maka tentunya calon
peserta akan memilai bahwa produk tersebut adalah berkualitas. Namun jika
setelah dicermati calon peserta ternyata produk tersebut tidak membawa
banyak keuntungan serta ada kemungkinan produk tersebut tidak sesuai yang
diharapkan, maka akan dapat dipastikan calon peserta akan berpikir bahwa
produk tersebut tidak berkualitas ataupun memiliki kualitas yang rendah.
Sehingga pada akhirnya nanti calon peserta akan lebih memilih untuk tidak
membeli produk tersebut. Namun jika suatu produk dianggap berkualitas atau
pun kualitas produk dianggap baik, maka dapat dipastikan produk asuransi ini
akan diminati calon peserta.
Untuk mengatasi situasi peasuransian di Indonesia beserta kendala-
kendala yang terjadi maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan
program pengembangan asuransi mikro syariah sebagai salah satu prioritas
pada tahun 2014. Asuransi mikro syariah itu sendiri adalah asuransi yang
diselenggarakan dengan prinsip syariah dan dapat dijangkau oleh masyarakat
berpenghasilan rendah. Dalam program pengembangan ini, OJK bekerja sama
dengan semua pemangku kepentingan utama untuk menyediakan produk
4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.05/2015Tentang Produk Asuransi Dan
Pemasaran Produk Asuransi Pasal 1 Ayat 1
7
asuransi mikro syariah dengan premi terjangkau dan manfaat yang optimal,
mendistribusikannya secara efisien, melakukan edukasi kepada masyarakat,
serta menyiapkan peraturan pendukung yang diperlukan. Melalui upaya-
upaya tersebut, asuransi mikro syariah diharapkan dapat berkembang dengan
tetap mengedepankan perlindungan kepada konsumen.5
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia menghadirkan program
asuransi syariah mikro berdasarkan grand desain yang bekerjasama dengan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberikan perlindungan bagi keluarga
masyarakat miskin (berpenghasilan rendah) atas risiko keuangan yang
menimpa mereka, seperti kematian, kecelakaan, sakit, kehilangan asset atau
ada salah satu keluarganya yang sakit dan jaminan hari tua. Program yang
ditawarkan oleh Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia adalah asuransi mikro
syariah Si Bijak. Melalui Konsorium Asuransi Mikro Syariah (KAMS)
lembaga ini mewujudkan program asuransi mikro bekerjasama dengan
perusahaan atau unit syariah lainnya untuk bergabung, untuk dapat membantu
menyediakan asuransi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, yang selama
ini tidak diperhatikan karena dianggap sebagai potret masyarakat yang tidak
mendatangkan keuntungan bagi lembaga.
Adanya perkembangan industri asuransi ini juga telah
menyadarkan pihak asuransi terhadap pentingnya usaha pengembangan
5 “Siaran Pers: Microtakaful Conference dan Pengembangan Asuransi Syariah Mikro di
Indonesia”, Artikel ini diakses dari http://www.ojk.go.id/siaran-pers-microtakaful-conference-dan-
pengembangan-asuransi-syariah-mikro-di-indonesia pada tanggal 02 Februari 2015, pukul 11.30
WIB.
8
berbagai strategi agar dapat menghadapi persaingan. Oleh sebab itu
diperlukan strategi bersaing yang tepat agar dapat mengetahui keunggulan
dari produk yang dimiliki dan diharapkan mampu menjadikan usahanya tetap
unggul dalam bersaing atau dapat survive ditengah persaingan global. Salah
satu strategi yang banyak disiapkan oleh beberapa pengusaha baik usaha yang
berskala besar atau menengah kebawah adalah strategi dalam sistem
pemasaran. Pesatnya perkembangan usaha dalam industri asuransi juga telah
memaksa setiap perusahaan asuransi untuk dapat menetapkan dan
mengembangkan sistem pemasarannya dengan tujuan untuk menaikkan
tingkat pendapatan preminya dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu,
agar dapat mengetahui sampai sejauh mana perusahaan dapat menarik minat
masyarakat pada produk asuransi syariah serta keunggulan apa saja yang
dimilikinya, maka digunakan suatu analisis yang dapat menilai kinerja
pemasaran produk tersebut dan mengevaluasi sistem berjalan dengan
pertimbangan faktor-faktor pendukung yang salah satunya dapat digunakan
analisis SWOT. Dengan menggunakan analisis SWOT diharapkan bisa
ditentukan faktor kunci sukses yang mungkin dimiliki oleh perusahaan.
Faktor kunci sukses ini sangat penting sekali sebab akan memberi informasi
bagaimana sebenarnya profil keunggulan produk yang diluncurkan oleh
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia
Untuk itu, penulis merasa perlu untuk menganalisis produk mikro
syariah yang diluncurkan oleh Asosiasi Asurani Syariah Indonesia dalam
pengembangan asuransi mikro syariah tersebut dengan merumuskan strategi
9
dan kebijaksanaan perusahaan dilihat dari lingkungan eksternal dan internal
perusahaan dengan metode analisis SWOT, yaitu analisis terhadap kekuatan
(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman
(Threats). Bedasarkan fenomena dan teori yang telah diuraikan diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis SWOT
Terhadap Produk Asuransi Mikro Syariah (Studi Asosiasi Asuransi
Syariah Indonesia)”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan diatas maka penulis
mengidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Pengenalan produk asuransi mikro syariah
2. Perkembangan produk asuransi mikro syariah Si Bijak.
3. Upaya memanfaatkan peluang agar volume penjualan produk asuransi
mikro syariah Si Bijak meningkat.
4. Mekanisme pemasaran produk asuransi mikro syariah Si Bijak.
5. Strategi yang digunakan produk asuransi mikro syariah Si Bijak dalam
menarik minat masyarakat.
6. Asuransi mikro syariah Si Bijak harus memiliki strategi bersaing yang
berbeda dengan yang dilakukan oleh pesaing.
7. Salah satu alat yang dapat dipakai untuk merumuskan strategi bersaing
pada asuransi mikro syariah Si Bijak adalah dengan Analisis SWOT.
10
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-
batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan masalah
berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang tidak termasuk
dalam ruang lingkup masalah penelitian.6 Adapun pembatasan masalah dalam
penelitian ini penulis membatasi dengan menggunakan metode analisis
SWOT dan fokus terhadap strategi pemasaran yang diterapkan Asosiasi
Asuransi Syariah Indonesia Dalam meningkatkan jumlah nasabah asuransi
mikro syariah pada produk “Si Bijak”.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa saja kekuatan dan kelemahan produk asuransi mikro syariah Si Bijak?
2. Apa saja peluang dan ancaman produk asuransi mikro syariah Si Bijak?
3. Bagaimana strategi perusahaan berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap
produk asuransi mikro syariah Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan produk asuransi mikro syariah
Si Bijak.
2. Untuk mengetahui peluang dan ancaman produk asuransi mikro syariah Si
Bijak.
6 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h., 23.
11
3. Untuk mengetahui strategi perusahaan berdasarkan analisis SWOT
terhadap produk asuransi mikro syariah Asosiasi Asuransi Syariah
Indonesia.
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat bagi Kalangan Akademis
Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi dari berbagai
informasi dan sebagai bahan referensi atau kajian pustaka untuk
menambah informasi bagi penelitian selanjutnya atau penelitian lainnya
yang terkait khususnya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan asuransi
syariah.
2. Manfaat bagi Perusahaan
Riset penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan guna mengembangkan usaha dan bisnis asuransi
khususnya pada asuransi mikro syariah.
3. Manfaat bagi Penulis
Merupakan apresiasi terhadap teori-teori yang pernah penulis dapatkan
selama menempuh pendidikan dan diharapkan bermanfaat bagi penulis
serta memberikan pengetahuan lebih tentang asuransi syariah khususnya
masalah pemasaran poroduk.
E. Kerangka Teori dan Konseptual
Suatu Perusahaan dapat menggunakan strategi untuk alat mencapai
tujuan. Dalam perkembangan konsep mengenai strategi terus berkembang.
12
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat berkembang. Tujuan
tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan
meningkatkan keuntungan laba perusahaan. Tujuan ini dapat dicapai apabila
bagian pemasaran melakukan strategi untuk dapat menggunakan
kesempatan atau peluang yang ada dalam perusahaan, sehingga posisi
perusahaan dapat dipertahankan. Tujuan utama perencanaan strategis adalah
agar perusahaan dapat memformulasikan strategis bersaing perusahaan
didasarkan kepada analisis lingkungan eksternal peluang dan ancaman,
sedangkan lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Sehinggal perencanaan strategis penting untuk memperoleh
keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Perencanaan strategis yang berorientasi dengan pasar yaitu
proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar sasaran,
keahlian dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang
terus berubah. Tujuan perencanaan strategis yaitu membentuk dan
menyempurnakan bisnis serta produk perusahaan supaya memenuhi sasaran
keuntungan dan pertumbuhan.7
Analisis SWOT merupakan indentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi
7Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia Analisis dan Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian, terjemahan susanto, (Jakarta: Edisi 1, Jilid 2. Salemba Empat, 2001), h.,71.
13
selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan
kebijaksanaan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis
(strategic planer) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuataan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi pada saat ini.
Asuransi mikro syariah adalah perlindungan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah terhadap risiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi
pada mereka, dan kemudian risiko tersebut dapat diminimalisir dengan cara
pembayaran premi. Definisi ini dasarnya sama definisi asuransi biasa namun
asuransi mikro memang memiliki arti yang sangat identik dengan
masyarakat berpenghasilan rendah yang tentu saja bukan pasar yang dituju
oleh asuransi biasa.8
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah membaca dan mengikuti serta mendapatkan
gambaran umum dari penulisan skripsi ini, maka penulis akan menyusun
lima bab uraian, dimana dalam tiap-tiap bab dilengkapi dengan sub-sub bab
masing-masing berisi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Indentifikasi
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Maanfaat
Penelitian, Kerangka Teori dan Konseptual, dan Sistematika
Penulisan.
8 Rani Triyana, “Analisis Pengaruh Pendapatan Premi dan Klaim Produk Payung Keluarga
Terhadap Underwriting Result Asuransi Mikro Pada PT Allianz Life Indonesia”, (Skripsi S1
Fakultas Asuransi, Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti Jakarta, 2010), h., 19, t.d.
14
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis akan memaparkan teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian, diantaranya tentang teori Konsep Strategi,
Keunggulan Bersaing, Strategi Bersaing, Perencanaan Strategis,
Analisis SWOT dan Produk Asuransi Mikro Syariah serta tinjauan
(review) kajian terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode yang digunakan dalam
penelitian, diantaranya adalah pendekatan penelitian, objek
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan data, teknik analisis data dan teknik penulisan.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan tentang analisa dan pembahasan
penelitian tentang peran analisis SWOT produk asuransi mikro
syariah, dan strategi bersaing yang diterapkan Asosiasi Asuransi
Syariah Indonesia dalam meningkatkan jumlah peserta
menggunakan analisis SWOT.
BAB V PENUTUP
Pada bab berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran
yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Strategi
1. Pengertian Strategi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
strategi adalah (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2)
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.9
Menurut Porter strategi adalah suatu alat yang sangat penting untuk
mencapai keunggulan bersaing sedangkan Hamel dan Pharalad juga
mengatakan strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan.10
Berdasarkan istilah, kata strategi berasal dari kata Yunani strategeia (
stratus = militer ; dan ag = memimpin ), yang artinya seni atau ilmu
untuk menjadi seorang jendral.
Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk
pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-
daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pendapat-
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah seni atau ilmu
9 Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2007), h., 203.
10M Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006), h., 4.
16
tentang perencanaan yang bersifat terus menerus dan meningkat sebagai
alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan dalam hal ini tujuan
bisnis.
Stoner, Freeman, dan Gilbert. Jr (2001)11
, mendefinisikan konsep
strategi berdasarkan 2 prespektif yang berbeda yaitu: (1) dari perspektif
apa suatu organisasi ingin dilakukan (intends to do), dan (2) dari
perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does).
Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai
program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan
implementasi misinya. Artinya, bahwa para manajer memainkan peranan
penting yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi
organisasi.
Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan
sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya
sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki
strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara
eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat
reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap
lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.
Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan
dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan
kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak
11
Stoner, Freeman, Gilbert.jr, Pengantar Bisnis, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2001), h., 24.
17
jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau
berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang
lain.Pemahaman yang baik mengenai konsep strategis dan konsep-
konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang
disusun. Konsep-konsep tersebut yaitu:
a. Distinctive Competence
Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan
kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.
b. Competitive Advantage
Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih
unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
Menurut pendapat Rangkuti, strategi dapat dikelompokkan
berdasarkan 3 (tiga) tipe strategi, yaitu:12
1) Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro
misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
strategi pengembangan produk, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.
2) Strategi Investasi
Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada
investasi, misalnya, apakah perusahaan ini melakukan strategi
12
M Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h., 6.
18
pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar,
strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru
atau strategi diiventasi, dan sebagainya.
3) Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini juga disebut strategi bisnis secara fungsional
karena bisnis ini berorientasi kepada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-
strategi yang berhubungan dengan keuangan. Menurut Tjiptono13
di
dalam suatu perusahaan terdapat 3 level strategi, yaitu level
korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis, dan level fungsional:
1) Strategi Level Korporasi
Dirumuskan oleh manajemenpuncak yang mengatur kegiatan dan
operasi organisasi yang memiliki lini atau bisnis lebih dari satu.
2) Strategi Level Unit Bisnis
Lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu
bisnis tertentu.
3) Strategi Level Fungsional
Merupakan strategi dalam kerangka fungsi – fungsi manajemen
yang dapat mendukung strategi level unit bisnis.
13
M Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, edisi kedua, (Yogyakarta; Andi, 2004), h., 4.
19
Di dalam buku Konsep Manajemen Strategis, David menjelaskan
bahwa ada beberapa jenis strategi alternative.14
Berikut ini adalah
jenis – jenis strategi alternative yang dibagi ke dalam 3 kelompok
besar yaitu:
a) Strategi Integrasi
Strategi Integrasi adalah jenis strategi yang memungkinkan
sebuah perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok,
dan / atau pesaing. Jenis – jenis integrasi adalah sebagai berikut :
(1) Integrasi ke depan
Integrasi ke depan adalah jenis integrasi yang berkaitan dengan
usaha untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar
atas distributor atau peritel.
(2) Integrasi ke belakang
Integrasi ke belakang adalah jenis integrasi yang mengupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan.
(3) Integrasi horizontal
Integrasi horizontal adalah jenis integrasi yang mengupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing.
b) Strategi Intensif
Strategi intensif adalah jenis strategi yang mengharuskan adanya
upaya - upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan
dengan produk yang ada saat ini ingin membaik.
14
M David, Fred R., Manajemen Strategis: Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h., 16.
20
(1) Penetrasi pasar
Penetrasi pasar adalah jenis strategi yang mengusahakan
peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di
pasar saat ini melalui upaya – upaya pemasaran yang lebih besar.
(2) Pengembangan pasar
Pengembangan pasar adalah jenis strategi yang
memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis
baru.
(3) Pengembangan produk
Pengembangan produk adalah jenis strategi yang
mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk
ataujasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.
c) Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi adalah suatu jenis strategi dimana
perusahaan menambah produk atau jasa baru untuk membantu
meningkatkan penjualan perusahaan.
(1) Diversifikasi Terkait
Diversifikasi terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan
menambah produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan
dengan produk atau jasa perusahaan yang lama.
(2) Diversifikasi tak terkait
21
Diversifikasi tak terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan
menambah produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan sama
sekali dengan garis bisnis perusahaan sebelumnya.
d) Strategi Defensif
Strategi Defensif adalah jenis strategi dimana kondisi perusahaan
sedang mengalami penurunan sehingga harus melakukan
restrukturisasi melalui penghematan biaya dan assetuntuk
meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.
(1) Penciutan
Penciutan adalah strategi dimana dilakukan pengelompokan
ulang (egrouping) melalui pengurangan biaya dan asset untuk
membalik penjualan dan laba yang menurun.
(2) Divestasi
Divestasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan suatu
divisi atau bagian dari sebuah organisasi.
(3) Likuidasi
Likuidasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan seluruh
asset perusahaan, secara terpisah–pisah, untuk kekayaan
berwujudnya.
2. Keunggulan Bersaing
Tujuan pengembangan strategi dan taktik adalah agar perusahaan
mampu bersaing dalam setiap keadaan, terutama pada saat kondisi
22
ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan. Untuk itu perusahaan
harus memiliki keunggulan bersaing.
Menurut Kotler (2005),15
pengertian keunggulan bersaing yaitu:
„keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai
pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau dengan
menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga
yang lebih tinggi‟. Perusahaan yang bersaing dalam pasar sasaran yang
sama selalu akan berbeda dalam tujuan dan sumber dayanya. Ada
perusahaan berukuran besar, ada pula yang kecil. Ada yang mempunyai
banyak sumber daya, yang lainnya kesulitan dana.Ada yang sudah lama
berdiri dan mantap, yang lainnya baru dan belum berpengalaman. Ada
yang berusaha keras mencari pertumbuhan pangsa pasar yang cepat, yang
lainnya mencari laba jangka panjang. Selanjutnya perusahaan dapat
menempati posisi bersaing yang berbeda dipasaran.
Selanjutnya Kotler (2005)16
mengklasifikasikan strategi bersaing
berdasarkan pada peran yang dimainkan perusahaan dipasar sasaran,
yaitu:
a. Pemimpin Pasar (Market Leader)
Pemimpin pasar adalah perusahaan yang memiliki keunggulan-
keunggulan dalam pangsa pasar. Perusahaan seperti ini biasanya
menjadi pusat perhatian perusahaan lain yang menantang atau
15
Kotler, Philip,. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. (Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia, 2005) h., 28. 16
Kotler, Philip,. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. h., 2.
23
memanfaatkan kelemahannya, dan semuanya bersiap untuk
menjatuhkan. Tindakan antisipasi yang harus dilakukan adalah:
1) Mengembangkan jumlah permintaan keseluruhan
2) Menjaga tingkat pangsa pasar yang dikuasaidan
3) Mengembangkan pangsa pasar
b. Penantang Pasar (Market Challenger)
Penantang pasar adalah perusahaan yang menduduki urutan kedua
dalam industri. Sikap yang diambil perusahaan ini adalah menyerang.
Tindakan penyerangan yang mungkin dilakukan adalah:
1) Menyerang pemimpin pasar
2) Menyerang perusahaan regional yang lebih kecil
c. Pengikut Pasar (Market Follower)
Perusahaan ini biasanya hanya mengikuti perkembangan
pemimipin pasar. Strategi umum yangbisa dikembangkan antara lain:
1) Mengikuti dari dekat, dengan kata lain menyamai perusahaan
pemimpin sebanyak mungkin, baik segmen pasar maupun
wilayah bauran pemasaran.
2) Mengikuti dari jauh dengan membuat beberapa diferensiasi,
namun tetap mengikuti pemimpin dalam hal pembentukan pasar.
d. Perelung Pasar (Market Nicher)
Perusahaan yang dikatakan sebagai Market Nicher atau perelung
pasar ialah perusahaan yang memilih untuk bergerak di beberapa
bagian khusus dalam pasar yang tidak menarik minat perusahaan-
24
perusahaan yang lebih besar. Kelompok ini sering menjadi
perusahaan spesialis dalam pemakai akhir, lini, vertical, konsumen
khusus wilayah geografi, produk atau lini produk, penampilan produk
atau jasa pelayanan.
3. Strategi Bersaing
Menurut Micheal E. Porter yang dikutip dalam buku Bambang
Hariadi, Bambang17
pola umum peta persaingan dalam pasar biasanya
melibatkan lima kekuatan yang masing – masing saling menekan untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal. Kekuatan – kekuatan tersebut
berasal dari 5 kekuatan persaingan dalam industri:
a. Ancaman Pendatang Baru (The Threat of New Entrants)
Pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitasi
yang baru, keinginan untuk memperoleh pangsa pasar dan sumber
daya yang substansial. Keseriusan ancaman pendatang baru
tergantung pada hambatan yang ada pada reaksi dari pesaing yang
ada, yang pendatang baru dapat perkirakan. Apabila hambatan untuk
masuk adalah tinggi dan pendatang baru mendapatkan pembalasan
yang tajam dari pesaing yang telah berurat akar, sudah jelas
pendatang baru tersebut tidak mengajukan suatu ancaman masuk
yang serius.
17
Bambang, Hariadi, Strategi Manajemen,(Jakarta: Bayumedia Publishing, 2003) h., 49.
25
b. Daya Tawar Pelanggan (The Bargaining Power of Costumers)
Pembeli atau pelanggan juga dapat menekan harga menurut
kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba
semua anggota industri. Suatu kelompok pembeli adalah berpengaruh
apabila :
1) Pembeli terkonsentrasi dan pembelian dalam volume besar.
2) Pembeli dengan volume besar khususnya merupakan kekuatan
besar.
3) Produk yang dibeli dari industri adalah standar dan tidak
berdiferensiasi.
4) Pembeli memperoleh laba yang rendah, yang menciptakan
insentif yang besar untuk mengurangi biaya pembelian.
5) Mutu produk pembeli sangat besar dipengaruhi oleh produk
industri, pembeli pada umumnya kurang sensitive harga.
6) Produk industri tidak menghemat uang pembeli.
7) Pembeli menempatkan suatu ancaman yang dapat dipercaya
melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri.
c. Daya Tawar Pemasok (The Bargaining Power of Suppliers)
Pemasok dapat mempergunakan kekuatan daya tawar untuk
peserta dalam industry dengan meningkatkan harga atau mengurangi
mutu barang atau jasa yang dibeli. Dengan demikian, pemasok yang
berpengaruh dapat menekan ke mampu labaan suatu industri yang
tidak dapat menutup kenaikan biaya melalui harga jualnya.
26
d. Ancaman Produk atau Jasa Subtitusi (The Threat of Substitutes
Products or Services)
Produk perusahaan sering menghadapi persaingan yang ketat
dengan produk dari industri lain yang dapat menjadi alternative bagi
konsumen untuk memilih. Suatu produk dapat menjadi substitusi atau
pengganti bagi produk lain jika konsumen menganggap produk -
produk tersebut mempunyai fungsi yang serupa. Tekanan persaingan
dari produk substitusi akan mendorong suatu perusahaan
menjalankan strategi guna meyakinkan pelanggan bahwa produk
mereka berbeda daripada produk substitusi dengan melalui berbagai
bentuk strategi diferensiasi seperti harga yang bersaing, kualitas yang
berbeda, pelayanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih sesuai
dengan keinginan konsumen atau kombinasi.
e. Persaingan Diantara Kontestan Yang Ada (The Jockeying Among
Current Contestants or Rivalry Among Existing Firms)
Persaingan diantara pesaing yang ada dengan mengambil
bentuk yang sama dalam memperebutkan posisi dengan
menggunakan strategi - strategi seperti, kompetisi harga, pengenalan
produk, dan persaingan advertensi.
4. Perencanaan Strategis
Perencanaan merupakan sekelompok usaha yang dinilai efektif.
Dimana orang harus mengetahui tentang pencapaian sesuatu sesuai
27
dengan yang diharapkan. Perencanaan strategis merupakan pekerjaan
merencanakan strategi untuk menuntun seluruh tindakan perusahaan,
proses manajerial untuk membangun dan menjaga kesesuaian antara
sumber daya organisasi dan peluang-peluang pasarnya.
Kotler18
menyatakan bahwa perencanaan strategis yang berorientasi
pasar adalah ”Proses Manajerial untuk mengembangkan dan menjaga
agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang
pasar yang terus berubah”. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk
membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan
sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Perencanaan strategis
memberikan kerangka kerja bagi kegiatan perusahaan yang dapat
meningkatkan ketanggapan dan berfungsinya perusahaan. Perencanaan
strategis membantu manajer mengembangkan konsep yang jelas
mengenai perusahaan. Selain itu, perencanaan strategis memungkinkan
perusahaan mempersiapkan diri menghadapi lingkungan kegiatan yang
cepat berubah. Keunggulan penting lainnya dari perencanaan strategis
adalah membantu para manajer melihat adanya peluang yang
mengandung resiko dan peluang yang aman dan memilih antara salah
satu peluang-peluang yang ada. Perencanaan strategis juga mengurangi
kemungkinan kesalahan dan kejutan yang tidak menyenangkan, karena
penelitian yang seksama telah dilakukan terhadap sasaran, tujuan, dan
strategis.
18
Kotler, Philip,. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2, h., 49.
28
B. Analisis SWOT
1. Pengertian
Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada asumsi bahwa suatu strategi yang efetif akan memaksimalkan
kekuatan (Strengths), dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness), dan ancaman
(Threats)19
. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan
dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijaksanaan
perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (Strategic Planer)
harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini.
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT
sendiri membandingkan antara faktor ekternal dan faktor internal.
Analisis ekternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan
ancaman (OT) sendangkan analisis lingkungan internal akan memberikan
tentang keunggulan dan kelemahan (SW) dari perusahaan.20
19
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi dan Pengendalian,
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), h., 229. 20
Setiawan Hari Purnomo, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996), h. 21.
29
2. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT
a. Fungsi Analisis SWOT
Secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar tim
teknis penyususnan corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan
strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumberdaya dan
kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan
visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu
perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang
baru, sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan
yang ada akan memberikan bobot realism pada rencana-rencana yang
akan dibuat perusahaan, jadi fungsi analisis SWOT adalah menganalisis
mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta
analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
b. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan
dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan
menuju ke masa depan seerta ukuran apa saja yang digunakan untuk
menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya
dan mewujudkan visinya dari hasil analisis akan memetakan posisi
perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi
umum yang sesuai, serta dijadikan dasar menetapkan sasaran-sasaran
30
perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan dari para stakeholder.
3. Tujuan Analisis SWOT
Tujuan utama analisis SWOT adalah mengindentifikasi strategi
perusahaan secara keseluruhan. Hampir setiap perusahaan maupun
pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis
SWOT. Kecenderungan ini tampaknya akan terus semakin meningkat,
terutama dalam era perdagangan bebas abad 21, yang mana satu sama
yang lain saling berhubungan dan saling tergantung. Penggunaan analisis
SWOT ini sebenernya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari
bentuknya yang paling sederhana, yaitu dalam rangkaian menyusun
strategi untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran.21
Dalam perkembangannya saat ini analisis SWOT, tidak hanya
dipakai untuk menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan
banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan bisnis (Strategic
Business Planning) yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi
jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai
dengan jelas dan dapat segera diambil keputusann berikut semua
perubahannya dalam menghadapi pesaing.22
21
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, h., 10. 22
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, h., 11.
31
4. Pendekatan Matrik SWOT Kearns
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan
antara S dan W serta O dan T. kondisi berpasangan ini terjadi karena
diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang
tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada
ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength
(S) harus selalu memiliki pasangan Weakness (W) dan setiap satu
rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan Threath (T).
Pada model Matrik SWOT Kearns ini menampilkan delapan
kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak matrik eksternal (peluang dan
ancaman), sedangkan kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan
dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
yang timbul sebagai titik hasil pertemuan antara faktor-faktor eksternal
dan internal. Pada langkah ini, komponen-komponen faktor SWOT
perusahaan yang telah didapatkan dimasukan kedalam kotak yang
tersedia. Berikut adalah penjabaran dari interaksi matrik SWOT yang
dikembangkan oleh Kearns pada table dibawah ini:
32
Tabel 2.1
Matriks SWOT Kearns
EFAS
IFAS
PELUANG
(OPPORTUNITY)
ANCAMAN
(THREATS)
KEKUATAN
(STRENGTH)
(SO)
Keunggulan Komparatif
(Comparative Advantage)
A
(ST)
Mobilisasi
(Mobilization)
B
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
(WO)
Divestasi/Investasi
(Divestement/Investement)
C
(WT)
Kendala
Kerusakan/Mengendalikan
Kerugian
(Damage Control)
D
1) Strategi SO (Strength-Opportunity) dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2) Strategi ST (Strenght-Threats) adalah strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
pengaruh dari ancaman eksternal.
33
3) Strategi WO (Weakness-Opportunity) diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan
yang ada.
4) Strategi WT (Weakness-Threats) didasarkan pada kegiatan yang bersifat
definitive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Tabel 2.2
Kombinasi dan Strategi Matrik SWOT Kearns
EFAS
IFAS
PELUANG
(OPPORTUNITY)
Tentukan 5-10 faktor-faktor
peluang eksternal
ANCAMAN
(THREATS)
Tentukan 5-10 faktor-faktor
ancaman eksternal
KEKUATAN
(STRENGTH)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan internal
(SO)
Keunggulan Komparatif
(Comparative Advantage)
A
(ST)
Mobilisasi
(Mobilization)
B
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan internal
(WO)
Divestasi/Investasi
(Divestement/Investement)
C
(WT)
Kendala
Kerusakan/Mengendalikan
Kerugian
(Damage Control)
D
34
1) Sel A Comparative Advantage (Keunggulan Komparatif) yaitu
pertemuan antara dua elemen kekuatan dan peluang sehingga jangan
sampai peluang tersebut hilang begitu saja, namun sebaliknya perusahaan
harus segera memperkuat dengan berbagai perencanaan yang mampu
mendukungnya. Pada sel ini member kemungkinan bagi perusahaan
untuk berkembang lebih cepat, namun harus senantiasa waspada dengan
perubahan yang tidak menentu dalam lingkungan perusahaan.
2) Sel B Mobilization (Mobilisasi) yaitu pertemuan antara elemen kekuatan
dan ancaman dari luar perusahaan yang diidentifikasi dengan kekuatan.
Pada sel ini yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu memobilisasikan
sumberdaya yang berasal dari kekuatan perusahaan untuk memperlunak
ancaman. Bahkan ancaman diubah menjadi peluang.
3) Sel C Divestement/Investment (Divestasi/Investasi) yaitu pertemuan
antara kelemahan dan peluang. Pada sel C ini peluang yang tersedia
sangat meyakinkan, namun perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk
menggarapnya. Kalau dipaksakan dapat memerlukan biaya yang cukup
besar sehingga akan merugikan perusahaan.
4) Sel D Damage Control (Kerusakan/mengendalikan kerugian) yaitu
pertemuan antara elemen kelemahan dan ancaman. Pada sel ini termasuk
posisi yang paling lemah, karena merupakan dua titik pertemuan yang
kurang bagus. Apabila adanyakeputusan yang salah akan membawa
bencana bagi perusahaan. Strategi yang digunakan adalah meminimalkan
35
kerugian dan mengontrol kerugian sehingga tidak menjadi lebih parah
dari yang diperkirakan.
C. Pendekatan Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor
Strategi Eksternal (EFAS)
Dalam pendekatan ini merupakan kuantitatif yang berarti data yang
digunakan menggunakan angka-angka yang diambil dari data elemen SWOT
kualitatif. Analisis ini menggunakan penghitungan kuantitatif matrik SWOT
Kearns dan analisis SWOT dari Pearce dan Robinson. Kegunaan matrik
kuantitatif ini adalah agar dapat diketahui secara langsung posisi perusahaan
yang sebenarnya. Perhitungan ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1) Tentukan faktor-faktor penting dari lingkungan eksternal yang menjadi
peluang (Opportunities) maupun ancaman (Threats) bagi perusahaan
untuk matriks EFAS, sedangkan untuk matrik IFAS tentukan faktor-faktor
penting dari lingkungan internal yang menjadi kekuatan (Strength)
maupun kelemahan (Weakness) bagi perusahaan.
2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut. Dalam menentukan point bobot
menggunakan perbandingan kekuatan berdasarkan skala prioritas
kepentingan, misalnya Sistem dan prosedur yang relative cepat mendapat
nilai tertinggi (bobot : 0,20). Bobot berkisar antara nol (0) sampai dengan
satu (1), artinya dari semua kekuatan yang mendukung system dan
prosedur yang relative cepat mendapat point 20 dari point 100 atau angkan
nol menunjukan makna tidak penting, dan angka 1 menunjukkan angka
36
sangat penting, total bobot tidak boleh lebih dari 1 dari keseluruhan Faktor
Strategi Internal maupun keseluruhan Faktor Eksternal. Point bobot
penilaian menggunakan skala ordinal yaitu dengan menggunakan urutan
paling rendah mulai dari (0) sebagai berikut:
0,00 diartikan = tidak penting
> 0,00 – 0,05 diartikan = cukup penting
> 0,05 – 0,10 diartikan = penting
> 0,10 – 0,15 diartikan = sangat penting
>0,15 diartikan = amat sangat penting
Peringkat (skor) terkait dengan daya ungkit terhadap situasi dan
kondisi yang lebih luas dibandingkan dengan bobot yang terbatas pada
penting tidaknya diantara faktor. Peringkat yang digunakan adalah sebagai
berikut:
5 : sangat berpengaruh
4 : berpengaruh
3 : cukup berpengaruh
2 : tidak berpengaruh
1 : sangat tidak berpengaruh
3) Melakukan penghitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah
total perkalian skor dan bobor (c = a x b) pada setiap elemen faktor S-W-
O-T. untuk mempermudah penilaian dan penghitungan EFAS maupun
IFAS.
37
4) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d = S –
W) dan faktor O dengan T (e = O – T). perolehan angka d = x selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu X. begitu juga dengan angka e = Y
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.
5) Mencari posisi organisasi yang ditunjukan oleh sumbu titik (x,y) pada
kuadran SWOT.
Pada perhitungan satu dan dua dapat digambarkan pada table 2.3 dan 2.4
yaitu table scoring hasil analisis internal dan eksternal
Tabel 2.3
Perhitungan skor EFAS
No PELUANG
(OPPORTUNITY)
Skor
a
Bobot
b
Total
c = (a x b)
1 5 – 10 kekuatan eksternal
2 Dst
Total Peluang
No ANCAMAN (THREATH) Skor
a
Bobot
b
Total
c = (a x b)
1 5 – 10 kelemahan eksternal
2 Dst
Total Ancaman
Selisih total peluang – total ancaman = O – T = y
38
Tabel 2.4
Perhitungan Skor IFAS
No KEKUATAN
(STRENGTH)
Skor
a
Bobot
b
Total
c = (a x b)
1 5 – 10 kekuatan internal
2 Dst
Total Kekuatan
No KELEMAHAN
(WEAKNESS)
Skor
a
Bobot
b
Total
c = (a x b)
1 5 – 10 kelemahan internal
2 Dst
Total Kelemahan
Selisih total kekuatan – total kelemahan = S – W = x
Keterangan dan penjelasan dari penjabaran SWOT Pearce dan Robinson
memberikan empat kemungkinana posisi yang ditempati oleh suatu
perusahaan. Yaitu23
:
23
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, h.
234.
39
Strength
Opportunity
O
(-,+) Stabilisasi (+,+) Pertumbuhan
Kuadran III Kuadran I
Weakness
Kuadran IV Kuadran II
(-,-) Strategi Survival T (+,-) Strategi Diversifikasi
Threath
Gambar 2.1 Kuadran Pearce dan Robinson24
Kuadran I
a. Situasi yang paling disukai perusahaan.
b. Perusahaan menghadapi beberapa peluang dan lingkungan banyak kekuatan
yang mendorong dimanfaatkannya peluang-peluang tersebut.
c. Situasi ini menyarankan strategi yang berorientasi pada pertumbuhan
(Growth-Oriented Strategy) untuk memanfaatkan situasi yang menguntungkan
ini.
Kuadran II
a. Perusahaan dengan kekuatan-kekuatan tertentu menghadapi lingkungan yang
tidak menguntungkan
24
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, h.
232.
S W
40
b. Perusahaan pada posisi seperti ini dapat memanfaatkan kekuatan yang ada
untuk memanfaatkan peluang-peluang jangka panjang diproduk-pasar yang
lain.
c. Situasi ini menyarankan strategi diversifikasi melalui produk atau pasar.
Kuadran III
a. Menghadapi peluang pasar yang impresif tetapi dikendalai oleh kelemahan-
kelemahan intern.
b. Fokus strategi bagi perusahaan seperti ini adalah meniadakan kelemahan
intern agar dapat lebih efektif dalam memanfaatkan peluang pasar.
Kuadran IV
a. Merupakan situasi yang paling tidak menguntungkan
b. Perusahaan menghadapi ancaman lingkungan yang besar, sementara posisinya
relative lemah.
c. Situasi ini jelas menuntut strategi yang mengurangi atau membenahi
keterlibatan dalam produk atau pasar, strategi yang diambil Defensif yg
artinya untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal
agar tidak semakin terperosok lebih dalam.
D. Asuransi Mikro Syariah “Si Bijak”
1. Pengertian Asuransi Mikro
Asuransi Mikro syariah adalah perlindungan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah terhadap risiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi
pada mereka, dan kemudian risiko tersebut dapat dihindari dengan cara
41
pembayaran premi. Definisi ini dasarnya sama definisi asuransi biasa
namum asuransi mikro memang memili arti yang sangat identik dengan
masyarakat berpenghasilan rendah yang tentu saja bukan pasar yang
dituju oleh asuransi biasa.25
Microinsurance adalah perlindungan bagi
keluarga masyarakat miskin atas risiko keuangan yang menimpa mereka,
seperti kematian, sakit, kehilangan asset dan hari tua. Asuransi Mikro
Syariah atau Mikro adalah skema perlindungan terhadap masyarakat
berpenghasilan rendah. Banyak dari produk-produk takaful yang dapat
ditawarkan ke masyarakat miskin dengan beberapa modifikasi
(perubahan), seperti jumlah saldo takaful yang kecil (minimum), durasi
yang singkat, kontribusi yang rendah (premi), dan metode biaya yang
rendah terhadap pembayaran untuk memastikan kelancaran alur keluar
masuk dana takaful.
Definisi mikro suatu produk asuransi syariah yang di desain agar
tepat untuk masyarakat berpenghasilan rendah dalam kaitannya dengan
biaya yang terjangkau, syarat-syarat, jumlah jaminan (cover asuransi),
dan mekasnisme pelayanan.26
2. Produk Asuransi Mikro Syariah “Si Bijak”
Masyarakat berpenghasilan rendah selama ini hidupnya seolah
termajinalkan di negeri ini. Padahal, seperti juga masyarakat dari
golongan kaya, maupun dari golongan menengah, masyarakat
25
Rani Triyana, “Analisis Pengaruh Pendapatan Premi dan Klaim Produk Payung Keluarga
Terhadap Underwriting Result Asuransi Mikro Pada PT Allianz Life Indonesia,” (Skripsi S1
Fakultas Asuransi, Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti Jakarta, 2010), h., 19. t.d. 26
Sirag Elhadi, MicroTakaful Opportunities and nedd Egyptian Experience, (Egypt:
Solidarity Family Takaful Egypt), h., 11.
42
berpenghasilan rendah juga sangat membutuhkan perlidungan bagi
kelangsungan hidupnya. Namun realitanya, sebagian besar masyarakat
kita di tanah air yang berpenghasilan rendah sama sekali belum tersentuh
perlindungan asuransi. Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI)
sangat konsen dengan hal tersebut. Guna mendukung program
perlindungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di tanah air, maka
asosiasi ini meluncurkan produk bersama asuransi mikro syariah yaitu „si
Bijak‟. Produk asuransi syariah AASI ini juga sebagai wujud komitmen
dari AASI guna mendukung program Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
yang berencana untuk fokus pada pengembangan asuransi mikro,
termasuk pengembangan mikro syariah di tanah air.
Produk bersama asuransi mikro syariah Si Bijak yang diluncurkan
AASI bersama OJK di akhir September 2014 ini, merupakan produk
gabungan antara produk asuransi jiwa syariah dan asuransi umum syariah
yang juga mendapat endorsement dari OJK. Dengan kontribusi yang
sangat terjangkau dan manfaat yang cukup memadai, diharapkan produk
ini mampu menjawab kebutuhan seluruh lapisan masyarakat akan
perlindungan dan santunan yang diperlukan dalam menjalankan
kelangsungan hidup dan usahanya.
Feature yang ditawarkan didalam produk bersama asuransi mikro
syariah si Bijak ini meliputi santunan meninggal dunia karena sakit atau
kecelakaan diri, santunan biaya pemakaman dan santunan akibat usaha
yang terhenti disebabkan risiko-risiko kebakaran, kehilangan atau
43
bencana alam. Asuransi mikro syariah si Bijak dengan Premi maksimal
Rp 50.000 ini, akan menyasar masyarakat Indonesia yang berpenghasilan
maksimal Rp 2,5 juta per bulan.
Hasil survei yang dilakukan AASI, masyarakat dengan membayar
premi maksimum Rp 50 ribu per bulan, maka tidak terlalu memberatkan
bagi mereka,” Penjualan produk bersama asuransi mikro syariah si Bijak
ini dilakukan secara bersama-sama melalui Konsorsium Asuransi Mikro
Syariah (KAMS) yang terdiri dari 28 perusahaan atau unit usaha syariah
(UUS). Konsorsium besar ini terdiri dari anggota AASI yaitu 19
perusahaan atau unit asuransi syariah umum, 6 perusahaan atau unit
syariah jiwa, dan 3 unit syariah perusahaan reasuransi.
Para anggota (AASI) sepakat untuk menunjuk Jasindo Takaful
dan Amanah Gita sebagai leader untuk masing-masing bidang. AASI
sendiri tetap membuka kesempatan bagi perusahaan, atau unit syariah
lainnya untuk bergabung dan berpartisipasi dengan KAMS si-Bijak ini.
Sesuai dengan prinsip syariah yang dilandasi semangat kebersamaan,
AASI mendorong mengembangan produk bersama (konsorsium). Selain
akan diawali dengan produk KAMS si Bijak, ke depan AASI pun akan
menggulirkan produk-produk lainnya yang pengelolaannya akan
dilakukan secara bersama-sama. AASI akan terus melakukan inisiasi
produk-produk bersama syariah seperti produk asuransi perjalanan wisata
syariah, proteksi atas hewan kurban, proteksi atas seluruh asset yang
didanai secara syariah, dan produk lainnya.
44
E. Review Penelitian Terdahulu
Dari penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan kajian
terdahulu terhadap beberapa laporan penelitian dan skripsi yang telah ada.
Penulis melihat ada beberapa studi terdahulu yang dapat dijadikan sebagai
fokus tinjauan kepustakaan berkenaan dengan topik yang dipilih.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Choirunnisak, 20109017,
program studi Diploma 3 Perbankan Syariah, jurusan asuransi syariah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Tugas Akhir (TA)
tahun 2012 dengan judul Penerapan Analisis SWOT dalam Strategi
Pemasaran Produk Tabungan Pada BMI Cabang Pembantu Magelang.
Penelitian ini mengangkat suatu permasalahan mengenai strategi pemasaran
yang diterapkan BMI Cabang Pembantu Magelang dalam memasarkan
produk-produknya dengan berdasarkan analisis SWOT. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan pendekatan induktif. Dengan objek penelitiannya
yaitu di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Pembantu Magelang. Dari
hasil penelitian tersebut didapat bahwa strategi pemasaran khususnya
pemasaran produk tabungan yang diterapkan oleh BMI Cabang Pembantu
Magelang meliputi beberapa strategi, yaitu jemput bola, membangun
jaringan, memberikan service excellent dan memberikan fasilitas yang
memuaskan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan nasabah. Dan
yang membedakan dari penelitian penulis adalah, penulis melakukan
penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis dan menjelaskan strategi
45
bersaing yang diterapkan oleh Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia dalam
menghadapi persaingan untuk meningkatkan jumlah nasabahnya. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat analisis
deskriptif, dengan menggunakan metode matriks SWOT. Dan objek
penelitiannya adalah terhadap asuransi mikro syariah di Asosiasi Asuransi
Syariah Indonesia
Kedua, Jurnal penelitian yang dilakukan oleh I Gde Kajang Baskara,
jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18 No. 2, Agustus 2013 dengan judul
Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia. Artikel ini adalah memberikan
pemaparan bagaimana keberadaan lembaga keuangan mikro di Indonesia
serta telaah terkait lembaga keuangan mikro dari perspektif UU No. 1 Tahun
2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Dan penyajian artikel ini dibagi
menjadi empat bagian utama, yaitu konsep dan definisi keuangan mikro,
sejarah perkembangan lembaga keuangan mikro di Indonesia, lembaga
keuangan mikro yang saat ini ada di Indonesia dan telaah terkait tentang UU
No. 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Sedangkan yang
membedakan dari penelitian penulis adalah, penulis melakukan penelitian ini
dengan tujuan untuk menganalisis dan menjelaskan strategi bersaing yang
diterapkan oleh Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia dalam menghadapi
persaingan untuk meningkatkan jumlah nasabahnya. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat analisis deskriptif, dengan
46
menggunakan metode matriks SWOT. Dan objek penelitiannya adalah
terhadap asuransi mikro syariah di Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Siti Muyasarah, 10504620173,
fakultas Syariah dan Hukum, jurusan Asuransi Syariah, program studi
Muamalat (Ekonomi Islam), dengan judul SWOT Terhadap produk Asuransi
Unit Link (Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga). Penelitian ini
menjelaskan apa saja kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
dari produk asuransi takafulink. Dan bagaimana hasil prosedur analisis
SWOT terhadap produk asuransi takafulink. Serta perkembangan jumlah
premi dan jumlah polis asuransi takafulink. Dengan metode yang digunakan
yaitu kualitatif-kuantitatif yang menggunakan variabel SWOT, serta jumlah
kuesioner sebanyak 30 marketing Cabang Takaful Kebayoran Lama.
Sedangkan yang membedakan dari penelitian penulis adalah, penulis
melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis dan menjelaskan
strategi bersaing yang diterapkan oleh Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia
dalam menghadapi persaingan untuk meningkatkan jumlah nasabahnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat
analisis deskriptif, dengan menggunakan metode matriks SWOT. Dan objek
penelitiannya adalah terhadap asuransi mikro syariah di Asosiasi Asuransi
Syariah Indonesia.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini bersifat analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian ini dengan
cara mengumpulkan, menyusun, mendeskripsikan dokumen dan informasi
yang faktual yang kemudian dianalisis.
Metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang menuturkan,
menganalisa dan mengklasifikasi: penyelidikan dengan teknik survei,
interview dan observasi.27
Sedangkan metode deskriptif menurut Nazir adalah
suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, set kondisi,
sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk
membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.28
Metode penelitian deskriptif juga bisa diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
gejala yang ada atau keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian
dilakukan.29
Menurut Travers, tujuan utama dalam menggunakan metode
penelitian deskriptif ini untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang
27
Winarno Surahman, Dasar dan Teknik Research, (Bandung: CV. Tarsito, 1975), h., 131. 28
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h., 54. 29
Arikunto Suharsimi, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h., 309.
49
sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-
sebeb dari suatu gejala tertentu.30
Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu
pengamatan wawancara, atau penelaahan dokumen. Definisi pendekatan
kualitatif menurut Sugiyono31
bahwa metode penelitian kualitatif adalah
metode yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, sedangkan untuk
meneliti pada objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan).
Analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila menghadapi
demgan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih
peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.32
Kegunaan penelitian deskriptif kualitatif ini adalah banyak
memberikan informasi yang mutakhir dan dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan penelitian.
Contohnya, mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan
untuk mengetahui seberapa besar kekuatan dan kelemahan produk serta
30
Cosuelo G.Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, cet. 1 (Jakarta: UI-Press, 1993), h., 71. 31
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011)), Cet. Ke-6
h., 9. 32
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), Cet-26, h., 248.
50
berapa banyak peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan terhadap
produk asuransi mikro syariah.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Produk Asuransi
Mikro Syariah “Si Bijak” yang merupakan salah satu produk asuransi mikro
syariah yang diluncurkan oleh Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI)
berdasarkan grand desain utama yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) yang berlokasi di Jln. Talang Betutu No.17 Kebon Melati, Tanah
Abang, Jakarta 10230, Telp. 021-3153570, fax 021-3153571.
C. Sumber Data
Data penelitian ini menggunakan dua jenis penelitian data, yaitu data
primer dan data sekunder. Sugiyono33
menjelaskan data primer adalah
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sedangkan data sekunder adalah Sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Berikut adalah data-data dalam penelitian ini.
1. Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di
lokasi penelitian atau objek penelitian. Peneliti menggunakan data primer
karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dubutuhkan yang
bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Setelah data-
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, h., 9.
51
data terkumpul, data tersebut akan diolah sehingga akan menjadi sebuah
informasi bagi peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data primer yang
peneliti gunakan dengan wawancara dan observasi langsung.
2. Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari berbagai literature dan
referensi seperti buku, majalah serta surat kabar dengan setiap artikel yang
mengandung informasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas,
dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs
internet.
D. Metode Pengumpulan Data
Sedangkan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan judul
penelitian, penulis menggunakan dua jenis penelitian yaitu:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan (library
research) dengan membaca, memahami dan menganalisis buku-buku serta
menulusuri berbagai literature yang relevansinya dengan pembahasan ini,
serta literature lain sebagai penunjang untuk dikaji lebih jauh guna
member landasan pemikiran dalam upaya pemecahan masalah
2. Penelitian Lapangan (Field Research), bermaksud untuk mempelajari
secara intensif tentang masalah yang akan diteliti. Untuk memperoleh data
yang ada dilapangan, maka digunakan pengumpulan data sebagai berikut,
yaitu:
52
a. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.34
b. Obervasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai
dengan tujuan penelitian, direncakan dan dicatat secara sistematik.
c. Wawancara (interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara
si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden
dengan menggunakan alat dinamakan interview guide (panduan
wawancara).35
d. Wawancara berguna untuk menggunakan data ditangan pertama
penlengkap teknik pengumpulan dan menguji hasil pengumpulan data
lainnya.36
Cara yang dilakukan melalui percakapan langsung dengan
pihak-pihak Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia yang terkait dan
berwenang menjelaskan latarbelakang Asosiasi Asuransi Syariah
Indonesia yang meluncurkan produk asuransi mikro syariah, dan apa
saja kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman terhadap produk
tetsebut.
e. Dokumentasi ialah teknik pengambilan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen.37
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu.38
Peneliti meminta data-data yang sesuai dengan
34
Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial (Jakarta PT.
Bumi Aksara, 2000), h., 54. 35
Muhammad Nazir, Metode Penelitian), h., 193. 36
Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial, h., 57. 37
Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial, h., 73. 38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, h., 240.
53
kebutuhan penelitiannya kepada lembaga yang diteliti, dalam hal ini
perusahaan asuransi.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan. Dari teori-teori
yang sudah ada dirumuskan, kemudian dicarikan data-datanya untuk
memperkuat teori-teori tersebut dilapangan. Analisis data dilakukan sebelum
memasuki lapangan dan selama dilapangan. Setelah dilapangan, peneliti tidak
melakukan analisis data lagi tetapi hanya memaparkan kesimpulan yang dapat
dipahami oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Menurut Miles dan
Huberman, analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan
terus menerus.39
F. Pedoman Penulisan Skripsi
Penulisan dan penyusunan skripsi berdasarkan dan berpedoman pada
buku “Pedoman Penulisan Skripsi Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017”40
39
Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif, Buku sumber
tentang metode-metode baru. (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2007). h 4 40
PPJM, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah (Jakarta: UIN Syahid, 2017).
54
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Produk Asuransi Syariah Si Bijak
Penjualan produk asuransi sekarang sudah mulai menyasar
masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Setelah dengan munculnya BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sebagai program pemerintah untuk
menjamin kesehatan masyarakat Indonesia. Sekarang ada lagi produk
asuransi mikro Asuransi yang layanannya lebih luas lagi layaknya asuransi
konvensional yang ditawarkan banyak perusahaan. Asuransi Mikro Indonesia
adalah produk asuransi yang diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki
penghasilan rendah, di mana asuransi ini dikemas secara sederhana fitur dan
proses administrasinya, mudah didapat, dengan harga yang ekonomis serta
mampu memberikan penyelesaian pemberian santunan secepat mungkin.
Masyarakat berpenghasilan rendah adalah masyarakat dengan
penghasilan per bulan tidak lebih dari Rp 2.500.000 setiap bulannya.
Pengembangan asuransi mikro yang inovatif dan berkelanjutan untuk
memberikan customer value yang maksimal kepada masyarakat
berpenghasilan rendah, memerlukan kapasitas yang cukup dari para
pelakunya terutama dalam hal pengetahuan, kemampuan dan sumber daya.
Untuk memberikan dukungan kepada pihak-pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan asuransi mikro maka perlu disusun sebuah strategi
pengembangan kapasitas. Pengembangan kapasitas yang efektif akan sangat
55
tergantung pada keakuratan studi dan evaluasi atas berbagai isu termasuk
infra struktur, kondisi pasar hingga kesadaran masyarakat secara umum
terhadap asuransi.
Dari seluruh stakeholder yang terkait dengan asuransi mikro,
pemerintah, industri asuransi dan saluran distribusi adalah para pelaku utama
yang akan menjadi sasaran pengembangan kapasitas. Dengan demikian, maka
pengembangan kapasitas asuransi mikro adalah upaya untuk menaikkan
tingkat pengetahuan dan kemampuan sumber daya di kalangan Pemerintah,
industri asuransi dan saluran distribusi dalam penyelenggaraan asuransi mikro
di Indonesia. Secara lebih khusus, tujuan pengembangan kapasitas asuransi
mikro bagi pemerintah, industri asuransi dan saluran distribusi adalah sebagai
berikut :
1. Untuk Pemerintah :
a. Meningkatkan pengetahuan mengenai asuransi mikro dan seluruh
aspeknya.
b. Memberikan pemahaman mengenai regulasi asuransi mikro dan
penerapannya.
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengawasan terhadap
penyelenggaraan asuransi mikro.
d. Meningkatkan kapasitas koordinasi antar-stakeholder
e. Memberikan ketrampilan pengukuran dampak sosial asuransi mikro.
2. Untuk industri asuransi dan saluran distribusi:
56
a. Memberikan pengetahuan mengenai penyusunan rencana bisnis
asuransi mikro.
b. Memberikan kemampuan pengembangan produk yang sesuai dengan
prinsip asuransi mikro.
c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan distribusi dan pemasaran
yang efisien.
d. Memberikan pemahaman mengenai perlindungan Konsumen.
Asuransi mikro perlu diperkenalkan kepada seluruh pemangku
kepentingan melalui sosialisasi/edukasi agar tumbuh pemahaman dan
kesadaran berasuransi. Edukasi/sosialisasi paling kurang mencakup tiga hal,
yaitu manfaat asuransi mikro, cara memperoleh produk asuransi, dan cara
pembayaran premi dan klaim. Dengan memahami hal-hal dimaksud,
diharapkan masyarakat berpenghasilan rendah dapat memanfaatkan produk
asuransi mikro secara tepat sesuai dengan kebutuhannya. Kegiatan edukasi
dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi, meliputi below the line dan
above the line atau off line dan on line
Kegiatan edukasi dimaksud dilakukan berkerjasama dengan media
massa, asosiasi-asosiasi terkait, lembaga pendidikan, instansi/lembaga
pemerintah pusat dan daerah, lembaga keuangan dan non keuangan, LSM,
donor dan lembaga intermediasi lainnya yang terkait dengan upaya untuk
mensejahterakan masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk dapat
melaksanakan sosialisasi secara tepat guna, kegiatan sosialisasi harus
didahului dengan persiapan yang baik, paling kurang mencakup:
57
1. Observasi/pengenalan masyarakat,
2. Pelaksanaan evaluasi atas hasil observasi, serta
3. Penyusunan strategi dan alat sosialisasi yang sesuai dengan karakteristik
masing-masing segmen masyarakat.
Pengenalan masyarakat dapat dilakukan dengan mempelajari
dokumen maupun diskusi/wawancara dengan beberapa pihak.
Diskusi/wawancara dapat dilakukan terhadap pejabat pemerintah seperti
pemda, kecamatan, dan desa. Selain itu, diskusi/wawancara juga perlu
dilakukan dengan tokoh masyarakat/pimpinan kelompok non formal, seperti
kelompok kesenian, kelompok arisan, kelompok tani, karang taruna, wanita
tani, dan kelompok keagamaan.
Pada Bulan Februari Maret 2014, dilaksanakan serangkaian kegiatan
terkait produk generic asuransi mikro yang terdiri dari kegiatan sosialisasi
produk generic asuransi mikro, sekaligus pemantauan dan evaluasi. Secara
khusus, kegiatan pemantauan dan evaluasi mencoba melihat dari dua sisi
yaitu baik dari sisi permintaan (demand side) dan juga sisi penawaran (supply
side). Sisi permintaan adalah pemantauan dan evaluasi dengan tujuan untuk
melihat penilaian dari para calon konsumen atau pengguna jasa asuransi
mikro yaitu masyarakat atas produk yang dipasarkan. Sedangkan sisi
penawaran adalah pemantauan dan evaluasi untuk melihat kesiapan dan
perkembangan distribusi pemasaran produk oleh pelaku industri dan
pemerintah khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
58
Enam produk asuransi mikro generik, yang diluncurkan pada akhir
tahun 2014 adalah:
1. Si Bijak
2. Si Peci
3. Warisanku
4. Rumahku
5. Stop Usaha Gempa Tsunami
6. Stop Usaha Erupsi
Ketentuan dari asuransi Si Bijak adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan pola syariah
2. Diterbitkan oleh AASI baik Umum maupun Jiwa
3. Akadnya: Tabbaru‟ dan Wakalah bil Ujrah
4. Santunannya terbagi dalam:
a. Santunan meninggal karena sakit plus biaya pemakaman
b. Santunan meninggal karena kecelakaan
c. Santunan karena hartanya menderita kerugian
5. Besaran iuran: Rp 50.000 per tahun (50:50 ujrah dana tabbaru)
6. Ada batasan usia
7. Bentuknya: voucher
8. Ada pengecualian, masa tunggu
9. Waktu pembayaran: maksimum 10 hari
59
Si Bijak menggunakan Akad Tabarru‟ yang artiinya Akad hibah
dalam bentuk pemberian dana dari Peserta kepada Dana Tabarru‟ untuk
tujuan tolong menolong dan dan Wakalah bil Ujrah yang artinya Akad antara
Peserta secara kolektif atau individu dengan Pengelola dengan tujuan
komersial yang memberikan kuasa kepada Pengelola sesuai kuasa atau
wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa ujrah manfaat
Manfaat Asuransi MikroSyariah „Si BIJAK‟ adalah:
1. Meninggal dunia karena sakit besar santunan Rp. 2.500.000,-
Santunan Pemakaman karenasakit sebesar Rp. 500.000,-
2. Meninggal dunia karena kecelakaan besar santunan Rp. 2.500.000,-
3. Santunan terhadap Jenis Aset yang diasuransikan karena hilangnya
penghasilan Peserta akibat kebakaran, bencana alam, pencurian,
perampokan terhadap:
a. Jenis rumah tempat tinggal;
b. Jenis kios, atau
c. Jenis gerobak/kendaraan usaha
Besarnya santunan untuk jenis asset diatas adakah Rp. 500.000,-
Syarat Kepesertaan Asuransi Mikro Syariah „Si BIJAK‟ adalah
sebagai berikut:
1. Sehat Jasmani dan Rohani
2. Usia Peserta adalah 17 sampai dengan 64 tahun
3. Nomor registrasi kartu adalah Nomor Peserta
4. Peserta dapat memiliki maksimal 3 (Tiga) kartu kepesertaan
60
Prosedur Klaim Asuransi Mikro Syariah „Si BIJAK adalah
1. Peserta atau penerima manfaat melaporkan kejadian klaim melalui kantor
layanan, atau surat, atau sms atau telepon ke call center
2. Peserta atau penerima manfaat mengirimkan dokumen pengajuan klaim
kepada pengelola
3. Klaim dibayarkan paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak dokumen diterima
Pengelola secar lengkap, kepada peserta atau penerima manfaat atau ahli
waris
4. Dokumen klaim meliputi:
a. Kartu Si Bijak (Asli)
b. Kopi KTP Peserta dan Kartu Keluarga
c. Surat Kematian dari kantor Desa/Kelurahan
d. Surat dari Kepolisian jika meninggal dunia karena kecelakaan,
kebakaran, bencana alam, pencurian, perampokan terhadap rumah
tinggal, atau kios atau gerobak usaha
Pengecualian dan Berakhirnya Asuransi Mikro Syariah „Si BIJAK‟
adalah sebagai berikut
Pengecualian bagi peserta yang tidak mendapat klaim adalah:
1. Bunuh diri atau HIV/AIDS atau Penyakit/Sakit dalam masa tunggu 30
(Tiga puluh) hari kalendar
2. Klaim yang diajukan tidak sesuai dengan jenis Santunan Asuransi yang
ditetapkan dalam produk ini
61
3. Peserta melakukan perbuatan maksiat, minuman keras, kesengajaan,
kejahatan, terlibat aktif kerusuhan atau perbuatan yang bertentangan
dengan norma‐norma asusila
Berakhir kepesertaan Angota adalah :
1. Meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan
2. Manfaat asuransi dibayarkan
3. Pada tanggal berakhir asuransi atau 365 hari sejak tanggal berlaku asuransi
B. Analisis SWOT Asuransi Mikro Syariah Si Bijak
Analisa SWOT dapat melihat seluruh kemungkinan perubahan masa
depan sebuah perusahaan melalui pendekatan sistematik, instropeksi dan
mawas diri, baik bersifat positif maupun negatif. Makna dan pesan yang
paling mendalam dari analisis SWOT adalah apapun cara-cara serta tindakan
yang diambil, proses pembuatan keputusan harus mengandung dan
mempunyai prinsip kembangkan kekuatan, minimalkan kelemahan, tangkap
peluang dan hilangkan ancaman
Analisis SWOT dapat diperoleh dari hasil analisis lingkungan.
Kekuatan (Strengh) dapat diidentifikasikan sebagi tujuan untuk mengetahui
apa saja kekuatan Asuransi Mikro Syariah Si Bijak untuk dapat melanjutkan
dan mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Dengan mengetahui kekuatan
(Strengh) yang dimiliki, Asuransi Mikro Syariah Si BIJAK akan dapat
mempertahankan bahkan meningkatkan kekuatan sebagai modal untuk dapat
terus bersaing dengan kompetitor lainnya.
62
Yang kedua, untuk mengidentifikasi Kelemahan (Weakness) yakni
bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih ada, dan
dengan mengetahui kelemahan tersebut, maka Asuransi Mikro Syariah Si
Bijak dapat berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang ada agar menjadi
lebih baik lagi. Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan
merugikan perusahaan. Oleh karena itu, semakin cepat mengetahui
kelemahan, maka perusahaan juga dapat sesegera mungkin mencari solusi
untuk dapat memperbaiki kelemahan tersebut.
Selanjutnya dengan mengetahui Peluang (Opportunity), baik peluang
saat ini maupun peluang di masa yang akan datang, maka Asuransi Mikro
Syariah Si Bijak dapat mempersiapkan diri untuk dapat mencapai peluang
tersebut. Berbagai strategi dapat disiapkan lebih dini dan terencana dengan
lebih baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi dapat terwujud.
Banyak cara untuk dapat mewujudkan peluang dan mempertahankan
kelangsungan bisnis perusahaan yang tentunya akan selalu mengalami banyak
ancaman. Terakhir dari analisis SWOT adalah Ancaman (Threat) yakni
sesuatu yang dapat teridentifikasi dengan mencari solusinya sehingga
perusahaan dapat meminimalkan ancaman tersebut.
Di bawah ini adalah hasil analisis SWOT dari Asuransi Mikro Syariah
Si Bijak.
1. Kekuatan (Strength)
a. Asuransi Mikro Syariah Si Bijak memberikan dua manfaat asuransi
dalam satu polis yaitu asuransi jiwa dan asuransi kerugian
63
b. Proses klaim Asuransi Mikro Syariah Si Bijak cukup cepat yakni
paling lambat 10 hari sejak klaim dilaporkan
c. Asuransi Mikro Syariah Si Bijak sangat terjangkau oleh masyarakat
bawah
d. Memiliki undang-undang yang mendukung asuransi mikro
2. Kelemahan (Weakness)
a. Promosi Mikro Syariah Si Bijak melalui iklan belum menyeluruh atau
masih kurang
b. Produk Asuransi Mikro Syariah Si Bijak belum banyak dikenal
masyarakat
c. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat
d. Nilai klaim yang didapat nasabah masih terlalu kecil.
3. Peluang (Opportunity)
a. Sebagian besar penduduk Indonesia kalangan menengah kebawah
b. Sudah terjalin kerjasama dengan koperasi-koperasi
c. Image masyarakat terhadap asuransi mulai membaik
d. Media untuk promosi cukup banyak
4. Ancaman (Threat)
a. Sudah banyak produk sejenis namun berbeda konsep
b. Pemahaman masyarakat menengah kebawah tentang asuransi Masih
kurang
64
c. Produk lain menawarkan nilai klaim yang lebih tinggi
Dari analisis SWOT di atas akan didapat analisis strategi yang mana
analisis strategi tidak jauh berbeda dengan analisis SWOT. Analisis strategi
digunakan sebagai dasar untuk merumuskan strategi pencapaian visi, misi dan
tujuan perusahaan. Dengan pemikiran yang tepat serta strategi yang akurat,
diharapkan diperoleh rumusan strategi pencapaian tujuan yang terbaik dan
realistis untuk dilaksanakan. Empat kemungkinan alternatif strategis
dihasilkan dari matriks SWOT. Analisis strategi yang dirumuskan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1
Analisis Strategi dari Analisis SWOT
Strength (S) Weakness (W)
Opportunity (O) Strategi SO
1. Asuransi Mikro Syariah
Si BIJAK dapat
membuka jangkauan
pasar yang lebih luas
dengan menyasar ke
kalangan menengah ke
bawah.
2. Asuransi Mikro Syariah
Si BIJAK masih bisa
Strategi WO
1. Meningkatkan fungsi
strategis untuk meraih
keunggulan kompetitif
2. Memaksimalkan
media publik untuk
promosi
3. Memaksimalkan
kerjasama dengan
koperasi dan instansi
65
gencar mempromosikan
kelebihan produknya
melalui media publik
3. Terus meningkatkan
kerjasama dengan
koperasi dan instansi
lain agar image
masyarakat dapat
positif
lain
Threat (T) Strategi ST
1. Melakukan segmentasi
pasar
2. Meningkatkan kualitas
pelayanan
3. Menjaga kualitas
produk agar tetap baik
4. Meningkatkan promosi
ke publik
Strategi WT
1. Meningkatkan
hubungan baik
dengan nasabah
2. Meningkatkan
hubungan baik
dengan koperasi dan
instansi lain
66
Berdasarkan pada aspek-aspek strategis diatas maka dapat dirumuskan
faktor-faktor strategis internal dengan mengukur bobot dari masing-masing faktor
strategis tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2
Analisis Strategi Faktor Internal
No Faktor Internal Bobot Nilai
Rating
Nilai Tertimbang
1
2
Kekuatan (Strength)
Asuransi Mikro Syariah
Si BIJAK memberikan
dua manfaat asuransi
dalam satu polis yaitu
asuransi jiwa dan
asuransi kerugian
Proses klaim Asuransi
Mikro Syariah Si BIJAK
cukup cepat yakni paling
lambat 10 hari sejak
klaim dilaporkan
0,35
0,20
3
3
1,05
0,6
67
3
4
5
6
7
Asuransi Mikro Syariah
Si BIJAK sangat
terjangkau oleh
masyarakat bawah
Memiliki undang-
undang yang
mendukung asuransi
mikro
Total
Kelemahan
(Weakness)
Promosi Mikro Syariah
Si BIJAK melalui iklan
belum menyeluruh atau
masih kurang
Produk Asuransi Mikro
Syariah Si BIJAK belum
banyak dikenal
masyarakat
0,30
0,15
1
0,35
0,25
0,25
4
2
5
3
3
1,2
0,3
3,15
1,75
0,75
0,75
68
8
Kurangnya sosialisasi
kepada masyarakat
Nilai klaim yang didapat
nasabah masih terlalu
kecil.
Total
0,15
1
3
0,45
3,70
Selisih Nilai Tertimbang j-0,55
Tabel diatas menerangkan bahwa untuk bobot setiap faktor masing-
masing faktor tersebut diisi dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0
(tidak paling) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi
strategis perusahaan dimana semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh
melebihi skor total 1,00). Sedangkan untuk menghitung rating (dalam kolom
4) untuk masing-masing faktor sebagai penentu sumbangan atau hambatan
dengan memberikan skala mulai dari 1 sampai dengan 5 berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan)
diberi nilai dari +1 sampai dengan + 5 (sangat baik). Sedangkan variabel yang
bersifat negatif jika kelemahan perusahaan besar sekali, nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan perusahaan kecil nilainya adalah 5. Penilaian
69
dengan angka positif ini diberlakukan sebagai pengurang ketika menentukan
kuadran perusahaan
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh nilai tertimbang untuk kekuatan
(Strength) produk Asuransi mikro syariah SI BIJAK adalah 3,15 dan nilai
tertimbang kelemahan (Weakness) produk Asuransi mikro syariah SI BIJAK
adalah 3,70 dengan selisih nilai tertimbang adalah -0,55. Sedangkan untuk
analisis faktor eksternal dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 4.3
Analisis Strategi Faktor Eksternal
No Faktor Eksternal Bobot Nilai
Rating
Nilai Tertimbang
1
2
3
4
Peluang
(Opportunity)Sebagian
besar penduduk
Indonesia kalangan
menengah kebawah
Sudah terjalin kerjasama
dengan koperasi-koperasi
Image masyarakat
terhadap asuransi mulai
membaik
Media untuk promosi
0,30
0,15
0,20
0,35
5
4
3
5
1,5
0,6
0,6
1,75
70
5
6
7
cukup banyak
Total
Ancaman (Threat)
Sudah banyak produk
sejenis namun berbeda
konsep
Pemahaman masyarakat
menengah kebawah
tentang asuransi Masih
kurang
Produk lain
menawarkan nilai klaim
yang lebih tinggi
Total
1
0,45
0,30
0,25
1
4
3
2
4,35
1,8
0,9
0,5
3,2
Selisih Nilai Tertimbang 1,15
Untuk analisis eksternal dalam pemberian sama dengan analisis
internal dimana bobot masing-masing faktor tersebut diberi bobot dengan
71
skala nilai dari 1,0 (paling penting) samapai 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
Untuk menghitung rating (dalam kolom 4) juga sama dengan
penentuan nilai rating pada faktor internal, dimana untuk masing-masing
faktor sebagai penentu sumbangan atau hambatan dengan memberikan skala
mulai dari 1 sampai dengan 5 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua
variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai dengan +
5 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif jika kelemahan
perusahaan besar sekali, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan
perusahaan kecil nilainya adalah 5. Penilaian dengan angka positif ini
diberlakukan sebagai pengurang ketika menentukan kuadran perusahaan
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diperoleh nilai tertimbang untuk Peluang
(Opportunity) produk Asuransi mikro syariah SI BIJAK adalah 4,35 dan nilai
tertimbang Ancaman (Threat) produk Asuransi mikro syariah SI BIJAK
adalah 3,2 dengan selisih nilai tertimbang adalah 1,15. Sedangkan untuk
analisis faktor eksternal dapat dilihat pada tabel berikut;
72
Diagram Analisis SWOT yang dapat dibuat berdasarkan hasil
penelitian adalah:
Gambar 4.1 Analisis SWOT Produk Si Bijak
Dari diagram analisis SWOT di atas, diperoleh hasil nilai tertimbang
peluang lebih besar daripada ancaman bisnis dan disaat yang sama nilai
tertimbang kekuatan lebih kecil daripada kelemahan produk, maka
perusahaan ini berada pada pada kuadran II, artinya manajemen Asuransi
Mikro Syariah Si BIJAK masih belum sehat. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan Stabilisasi bisnis.
Asuransi Mikro Syariah Si BIJAK dalam kondisi yang kurang baik
dalam menggunakan kekuatan internalnya untuk mengatasi kelemahan
internal. Sedangkan dalam memanfaatkan peluang eksternal sudah cukup baik
untuk menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dapat digunakan oleh
Asuransi Mikro Syariah Si BIJAK adalah dengan melakukan penetrasi pasar
Peluang Bisnis
(1)
PERTUMBUHAN
(2)
STABILISASI
Kelemahan Produk
Ancaman Bisnis
Kekuatan Produk
(4)
DISERSIFIKASI
(3)
SURVIVAL
SI BIJAK
73
dan meningkatkan pelayanan yakni dengan cara yang mengoptimalisasi
promosi dalam memasarkan Asuransi Mikro Syariah Si BIJAK yang
diharapkan dapat menarik customer baru dan menjaga pelanggan agar tidak
beralih ke asuransi lain dengan menanggapi keluhan dan saran pelanggan.
Sedangkan strategi peningkatan pelayanan, dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kerjasama dengan koperasi-koperasi dan instansi insatansi
serta meningkatkan kualitas para Sumber daya manusianya.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kekuatan dari Produk Asuransi Mikro Syariah Si BIJAK adalah dua
manfaat asuransi dalam satu polis yaitu asuransi jiwa dan asuransi
kerugian, Proses klaim cukup cepat yakni paling lambat 10 hari sejak
klaim dilaporkan, sangat terjangkau oleh masyarakat bawah dan memiliki
undang-undang yang mendukung asuransi mikro sedangkan kelemahan
(Weakness) adalah Promosi Mikro Syariah Si BIJAK melalui iklan belum
menyeluruh atau masih kurang, Produk belum banyak dikenal masyarakat,
Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, Nilai klaim yang didapat
nasabah masih terlalu kecil.
2. Peluang dari Asuransi Mikro Syariah Si BIJAK adalah sebagian besar
penduduk Indonesia kalangan menengah kebawah, Sudah terjalin
kerjasama dengan koperasi-koperasi, Image masyarakat terhadap asuransi
mulai membaik dan media untuk promosi cukup banyak sedangkan
Ancaman (Threat) adalah sudah banyak produk sejenis namun berbeda
konsep, Pemahaman masyarakat menengah kebawah tentang asuransi
Masih kurang, dan Produk lain menawarkan nilai klaim yang lebih tinggi
75
3. Hasil prosedur analisis SWOT terhadap produk Si Bijak yaitu produk ini
berada pada pada kuadran III (negatif-positif) yang berarti strategi
stabilisasi yaitu manajemen Asuransi Mikro Syariah Si BIJAK masih
belum sehat atau dalam kondisi yang kurang baik dalam menggunakan
kekuatan internalnya untuk mengatasi kelemahan internal. Sedangkan
dalam memanfaatkan peluang eksternal sudah cukup baik untuk
menghindari ancaman eksternal.
B. Saran
1. Hendaknya manajemen menerapkan Strategi yang sesuai dengan kondisi
kondisi saat ini yakni mendukung kebijakan Stabilisasi bisnis.
2. Strategi yang dapat digunakan oleh Asuransi Mikro Syariah Si BIJAK
adalah dengan melakukan penetrasi pasar dan meningkatkan pelayanan
yakni dengan cara yang mengoptimalisasi promosi dalam memasarkan
Asuransi Mikro Syariah Si Bijak serta mensosialisasikan kepada
masyarakat luas yang diharapkan dapat menarik customer baru dan
menjaga pelanggan agar tidak beralih ke asuransi lain dengan menanggapi
keluhan dan saran pelanggan.
3. Hendaknya melakukan strategi peningkatan pelayanan, dengan
memanfaatkan kerjasama dengan koperasi-koperasi dan instansi insatansi
tertentu untuk bias memasarkan produk Si Bijak.
76
DAFTAR PUSTAKA
Ali, AM Hasan, 2014. Asuransi dalam Prespektif Hukum Islam Suatu Tinjauan
Analisis, Historis, Teoritis & Praktis. Jakarta : Kencana.
Alwi, Hasan, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
AMI, 2014. Catatan teknis, Mengurangi Kerentanan Ekonomi Melalui Asuransi
Mikro: Potensi dan Tantangan di Indonesia. Diakses dari www.asuransi
mikroindonesia.org pada tanggal 31 Januari 2016 jam. 19.30.
Bambang, Hariadi. 2003. Strategi Manajemen. Jakarta : Bayumedia Publishing.
Baskara, I Gde Kajang, Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia. Universitas
Udayana. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18 No. 2, Agustus 2013
Choirunnisak, 2012., Penerapan Analisis SWOT dalam Strategi Pemasaran
Produk Tabungan Pada BMI Cabang Pembantu Magelang. Tugas Akhir
(TA). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
G.Sevilla, Cosuelo, 1993. Pengantar Metode Penelitian, cet. 1 Jakarta: UI-Press.
Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2000. Metodology Penelitian Sosial
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
J.Moleong, Lexy, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Kotler, Philip, 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia Analisis dan
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, terjemahan susanto, Jakarta
: Salemba Empat.
Kotler, Philip,. 2005. Manajamen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
M David, Fred R. 2011. Manajemen Strategis : Konsep. Jakarta : Salemba Empat.
Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif, Buku
sumber tentang metode-metode baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Nazir, Muhammad, 2003. Metode Penelitian Jakarta : Ghalia Indonesia
OJK. “Siaran Pers: Microtakaful Conference dan Pengembangan Asuransi
Syariah Mikro di Indonesia”, Artikel ini diakses dari
77
http://www.ojk.go.id/siaran-pers-microtakaful-conference-dan-
pengembangan-asuransi-syariah-mikro-di -indonesia pada tanggal 02
Februari 2016, pukul 11.30 WIB.
Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian. Jakarta : Binarupa Aksara.
PPJM, 2017. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Jakarta: UIN Syahid.
Purnomo, Setiawan Hari. 1996. Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar.
Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sirag Elhadi, MicroTakaful Opportunities and nedd Egyptian Experience. Egypt :
Solidarity Family Takaful Egypt.
Siti Muyasarah, SWOT Terhadap produk Asuransi Unit Link (Studi Pada PT.
Asuransi Takaful Keluarga).
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuntitatif kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Suharsimi, Arikunto, 2000. Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Surahman, Winarno, 1975. Dasar dan Teknik Research, Bandung : CV. Tarsito
Stoner, Freeman, Gilbert.jr. 2001. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tjiptono, M Fandy. 2004. Strategi Pemasaran. Edisi kedua. Yogyakarta : Andi.
Triyana, Rani, 2010 “Analisis Pengaruh Pendapatan Premi dan Klaim Produk
Payung Keluarga Terhadap Underwriting Result Asuransi Mikro Pada PT
Allianz Life Indonesia”, Skripsi S1 Fakultas Asuransi, Sekolah Tinggi
Manajemen Asuransi Trisakti Jakarta.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, 2006. Metodologi Sosial. Jakarta :
Bumi Aksara.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.05/2015Tentang Produk
Asuransi Dan Pemasaran Produk Asuransi Pasal 1 Ayat 1
PP No. 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian
78
UU no 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
79
LAMPIRAN
80
WAWANCARA
Narasumber : Srikandi Utami
Jabatan : Wakil Ketua Umum Bidang Teknik AASI
Hari/Tanggal : Kamis, 7 Januari 2016
Waktu : 14.00-selesai
1. Bagaimana Latar belakang diluncurkannya produk Asuransi Mikro
Syariah Si Bijak ?
Jawaban:
Pada 2013 OJK membuat Grand design Asuransi Mikro Indonesia,
Asosiasi dilibatkan membentuk Asuransi Mikro untuk memberikan akses
kepada masyarakat penghasilan rendah untuk memiliki produk keuangan.
Apabila ditawarkan Asuransi umum tentu mereka tidak memiliki daya beli
akan tetapi bagaimana kita membuat produk yang dapat diakses dengan
mudah, murah, simple dan sederhana untuk meningkatkan ekonomi atau
kesejahteraan masyarakat. Apabila masyarakat memiliki asuransi dia akan
terbantu apabila terjadinya resiko maka ada manfaat atau santunan yang
dibayarkan akibat dari resiko tersebut.
2. Kapan diluncurkannya produk Asuransi Mikro Syariah Si Bijak?
Jawaban:
81
Untuk Soft Launchingnya tanggal 30 September 2014 di Malang,
dan 1 Oktober di Surabaya
3. Bagaimana perkembangan Produk Asuransi Mikro Syariah Si Bijak dari
awal diluncurkan hingga saat ini?
Jawaban:
Untuk perkembangan pemasaran produk sangat tersendat, karena
ini bukan Core Bisnis anggota konsorsium. Mereka lebih terfokus dengan
Core Bisnis mereka masing-masing dan memasarkan produk ini seperti
kerja sambilan jadi tidak menjadi fokus utama, demikian juga dengan
dengan Distributor yang bekerjasama dengan anggota Konsorsium mereka
tidak gencar menjual produk Asuransi Mikro tersebut.
4. Dalam proses sosialisasi, apakah menjalin kerjasama dengan dengan
pihak tertentu untuk memasarkan produk Asuransi Mikro tersebut?
Jawaban:
Yang dapat memasarkan produk ialah anggota konsorsium dan
yang berkerjasama dengan AASI, Asyki, serta beberapa BMT
5. Apakah ada persyaratan khusus bagi mitra dalam memasarkan produk
Asuransi mikro tersebut?
Jawaban:
Tidak ada persayaratan khusus untuk manjadi mitra selama mereka
bersedia menjual produk tersebut bahkan terbuka juga untuk individu
apabila ingin menjadi mitra.
82
6. Bagaimana mekanisme kepesertaan Produk Asuransi Mikro Syariah Si
Bijak?
Jawaban:
Calon peserta jika berminat mengikuti produk asuransi ini
diwajibkan untuk membeli voucher yang dijual oleh Anggota konsorsium
atau melalui distributor yang berkerjasama dengan pihak konsorsium.
Serta mengaktivasi dengan cara mengetik SMS dengan Format BJK#No
Registrasi#No Aktivasi#Nama Sesuai KTP#Tanggal Lahir
(DDMMYY)#No KTP (Tanpa titik, spasi)#Jenis Aset#Kota yang tertera di
voucher yang telah dibeli. Peserta maksimal memiliki 3 (tiga) kartu
kepertaan.
7. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan Asosiasi Asuransi Syariah
Indonesia dalam meningkatkan jumlah peserta pada Produk Asuransi
Mikro Syariah Si Bijak?
Jawaban:
Pemasaran masih melalui anggota konsorsium dan juga bekerja
sama dengan BMT serta Unit-unit yang bersedia memasarkan produk
asuransi Si Bijak. Presentasi atau promosi lebih banyak kepada anggota-
anggota BMT dan Unit mikro lainnya yang memiliki banyak peserta yang
sudah tergabung didalamnya.
8. Kekuatan atau kelebihan apa saja yang dimiliki oleh produk Asuransi
Mikro Syariah Si Bijak?
Jawaban:
83
Kelebihan dari produk ini ialah 2 in 1 yaitu memiliki 2 manfaat:
asuransi jiwa dan asuransi kerugian dalam 1 polis asuransi. Serta memiliki
karakteristik SMES yaitu Sederhana, Mudah, Ekonomis dan Segera.
Klaim dibayarkan paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak dokumen diterima
pengelola secara lengkap.
9. Apa Saja yang menjadi kelemahan produk Asuransi Mikro Syariah Si
Bijak?
Jawaban:
Santunan yang diberikan terbilang lebih kecil dari produk asuransi
mikro lainnya ini dikarenakan banyaknya santunan yang diberikan
membuat jumlah santunan menjadi kecil. Kelemahan selanjutnya ialah
pada jalur distributornya dikarenakan produk ini ialah bukan core bisnis
dari masing-masing anggota konsorsium yang membuat tidak fokus dalam
pemasarannya.
10. Peluang apa saja yang dimanfaatkan perusahaan dalam memasarkan
produk tersebut?
Jawaban :
Peluang pasar masih sangat tinggi untuk masyarakat
berpenghasilan rendah dengan mayoritas muslim jumlahnya sangat banyak
lebih dari 90 (Sembilan puluh) juta jiwa yang 80% mayoritas adalah
muslim. Banyak BMT yang dapat diajak berkerjasama dalam memasarkan
produk ini serta lebih presentasi atau promosi langsung menawarkan
produk kepada peserta BMT tersebut.
84
11. Bagaimana langkah kedepan dalam produk ini sehingga bersaing dengan
produk-produk lainnya?
Jawaban:
Untuk langkah kedepannya konsorsium lebih aktif lagi dalam
memasarkan produk Si Bijak. Meminta para distributor yang berkerjasama
dengan konsorsium lebih aktif lagi dalam memasrkan produk ini serta
menjalin kerjasama dengan distributor atau BMT lain dengan menambah
jalur Channeling.
12. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk Asuransi
Mikro Syariah Si Bijak?
Jawaban:
Kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk ini adalah
kesadaran dari masyrakat terhadap asuransi masih rendah. Belum
sepenuhnya masyarakat mengerti tentang apa itu asuransi syariah dan
asuransi konvensional dan apa bedanya. Untuk edukasi masih terbilang
minim seharusnya lebih digencarkan lagi sehingga edukasi secara
menyeluruh.
13. Selama memasarkan produk Asuransi Mikro Syariah Si Bijak, apakah ada
kendala dari pemerintah?
Jawaban:
Tidak ada kendala dari pihak pemerintah, sebaliknya sangat
didukung dengan undang-undang dengan POJK baru mengenai produk
dan pemasaran disebutkan cara membuat produk asuransi mikro secara
85
detail dan itu sangat membantu asosiasi khususnya dalam merancang
produk asuransi mikro.
14. Bagaimana persyaratan pengajuan klaim Produk Asuransi Mikro Syariah
Si Bijak?
Jawaban:
Peserta atau penerima manfaat melaporkan kejadian klaim melalui
kantor layanan, atau surat, atau sms atau telepon ke call center. Peserta
atau penerima manfaat mengirimkan dokumen pengajuan klaim kepada
pengelola. Klaim dibayarkan paling lambar 10 (sepuluh) hari sejak
dokumen diterima pengelola secara lengkap, kepada peserta atau penerima
manfaat atau ahli waris.
Jakarta, 7Januari 2016
Pewawancara Narasumber
Ridha Adriansyah Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia