analisis tingkat kesehatan lembaga keuangan mikro...

119
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH PADA BMT KHAIRU UMMAH BERDASARKAN PERMENKOP NOMOR: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TAHUN 2011-2014 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy.) Oleh: FUTUH IHSAN SALSABIL NIM. 1111046100077 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA1437 H/ 2016 M.

Upload: others

Post on 30-Aug-2019

14 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

SYARIAH PADA BMT KHAIRU UMMAH BERDASARKAN

PERMENKOP NOMOR: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TAHUN 2011-2014

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy.)

Oleh:

FUTUH IHSAN SALSABIL

NIM. 1111046100077

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1437 H/ 2016 M.

Page 2: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri
Page 3: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri
Page 4: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri
Page 5: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

v

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ungkapkan selain Puji dan syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, nikmat dan hidayahnya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS TINGKAT

KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH

BERDASARKAN PERMENKOP NOMOR: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 (Studi

Kasus Pada BMT Khairu Ummah Pada Tahun 2011-2014). Shalawat beserta

salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjungan Nabi Muhammad SAW.

Sebagai sosok yang menjadi teladan untuk semua umat manusia dalam

menjalankan kehidupan di dunia ini.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.) Program Studi

Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis rasakan banyak

sekalin bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh semua pihak sampai dengan

selesainya skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ibu Dra. Hj. Titi Maryati, M.Pd. yang telah

membesarkan, mendidik, mendukung, mendoakan penulis hingga

memperoleh gelar sarjana dan Bapak Drs. Iman Saefurrahman (Alm) yang

semasa hidupnya banyak berjuang dan memberikan inspirasi kepada penulis.

2. Kepada Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

vi

3. Kepada Bapak AM. Hasan Ali, MA. Selaku Ketua Program Studi Muamalat

(Ekonomi Islam) dan Bapak H. Abdurrauf, LC., M.A. selaku Sekretaris

Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

4. Kepada Ibu Yuke Rahmawati, MA. Selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan saran, kritik, bantuan dan

masukan dalam penyususnan skripsi ini. Semoga Allah swt memberikan

kemudahan dan kesuksesan dalam setiap urusan ibu.

5. Kepada Bapak Dr. Hasanuddin selaku dosen pembimbing akademik yang

telah banyak membantu selama proses perkuliahaan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta khususnya Dosen Program Studi Muamalat yang telah memberikan

ilmu pengetahuan selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi

Muamalat. Semoga ilmu yang diajarkan dapat bermanfaat bagi penulis baik

dikampus maupun ketika telah lulus.

7. Teman-teman seperjuanganku Zul, Muflih, Darlam, Nunus, Anhar, Irfan

8. Teman-teman di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fifit, Alif, Habib,

Elvin, Lika, Iqbal, Irfan (bon), Hadi yang telah bersama sama menjalankan

organisasi IMM

9. Teman-teman Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Bogor yang

telah banyak memberikan Ilmu dan wawasan kepada penulis

Page 7: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

vii

10. Teman-teman PS B 2011 khususnya erna,nia, ria, amrina, rika, vivi, icun

banyak cerita diantara kita, suka duka kita lalui bersama kisah ini tak akan

terlupakan.

11. KKN Ganesa Desa Kiarasari Ali, Udin, Firman, Risma, Revi, Dina yang

selama sebulan kita hidup bersama, banyak pengalaman yang tak akan

terlupakan bersama kalian

12. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulis dalam menyusun

skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Penulis sadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan

dan masih jauh dari kesempurnaan, tetapi pada akhirnya skripsi ini semoga dapat

memberikan manfaat bagi masyarakat, akademisi dan lembaga.

Page 8: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

viii

ABSTRAK

Futuh Ihsan Salsabil. 1111046100077. Analisis Tingkat Kesehatan Lembaga

Keuangan Mikro Syariah pada BMT Khairu Ummah Berdasarkan Permenkop

Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 Tahun 20011-2014. Program Studi Muamalat,

Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2015.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesehatan Lembaga

Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Karena pada saat ini terjadi pertumbuhan yang

sangta pesat pada LKMS, pada satu sisi pertumbuhan itu harus di apresiasi karena

dapat membantu perekonomian masyarakat kecil dan pengusaha mikro akan tetapi

disisi lain pertumbuhan ini harus di kontrol agar tidak terjdi permasalahan

khususnya pada aspek keuangan dan kesehatan yang sebenarnya sudah marak

terjadi pada LKMS. Pada penelitian ini penulis memilih objek penelitian yaitu

BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri sejak 1994 dan

memiliki prestasi koperasi terbaik tingkat kabupaten tahun 2009.

Penelitian analisis tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah menggunakan

pedoman yang telah dikeluarkan oleh Kementrian Koperasi Nomor:

35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang pedoman kesehatan KJKS dan UJKS. Aspek

yang di nillai dalam pedoman tersebut ada delapan yaitu aspek permodalan,

kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan

pertumbuhan, jati diri koperasi dan kepatuhan prinsip syariah. Periode yang

digunakan pada penelitian ini yaitu tahun 20011-2014

Hasil penelitian tingkat kesehatan yang dilakuakan pada BMT Khairu Ummah

Bogor periode 2011-2014 berdasarkan peraturan menteri koperasi No

35.3/Per/M.KUKM/X/2007 mendapatkan predikat sehat

Kata Kunci: LKMS, Kesehatan, KJKS, UJKS

Page 9: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

ix

ABSTRACT

Futuh Ihsan Salsabil. 1111046100077. Analysis of Syar’i micro finance

institution Health level based of BMT Khairu Ummah on permenkop number:

35.3/Per/M.KUKM/X/2007 of time 2011-2014. Islamic Banking Concentration,

Study Program of muamalat, faculty of sharia and law. Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta. 2015.

The Research aimed to perceive about syaria micro finance institution health

level. Due to, noedays, LKMS thraugh the massive progress. On the one side, the

growth must be appieciated because it can help the economics of low level society

and micro enterpreneurship, on the other side, the growth must be controlled in

order to avoid the problem especially on the finance and health aspect which

already happened to LKMS. In this research, the writer chose the research object

is BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor that has been built sience 1994 and got

the best rank of cooperation on the regency level in 2009.

Analysis of BMT Khairu Ummah Health level research used the guidance which

has been released by cooperation Ministry number: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

about KJKS and UJKS health guidance. The aspect that be assesed on that

guidance are, capital, earning asset quality, management, eficiency, liquidity,

autonomy and growth, cooperation identity and also obedience to sharia principle

periode that used on this research is 2011-2014.

The research result of BMT Khairu ummah Bogor Health level on the periode

2011-2014 based on permenkop number: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 is health.

Keyword: LKMS, Health, KJKS, UJKS

Page 10: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 8

D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

F. Kerangka Teori dan Konsep ........................................................... 10

G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 13

BAB II: KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Lembaga Keuangan Mikro Syariah ............................................... 15

1. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Syariah ...................... 15

2. Asas dan Tujuan LKMS .......................................................... 17

3. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Mikro Syariah ...................... 17

B. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) .................................................... 18

1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil (BMT) .......................... 18

2. Fungsi, Tujuan, Visi dan Misi Baitul Maal wat Tamwil ....... 19

3. Peran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ................................. 21

4. Operasional dan Organisasi Baitul Maal wat Tamwil .......... 22

5. Penghimpunan Dana .............................................................. 24

C. Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah..................................... 27

D. Strategi Menjaga Kesehatan BMT ................................................ 29

E. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ............................................. 30

Page 11: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

xi

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................... 34

B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 34

C. Jenis Data ....................................................................................... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 36

E. Teknik Pengolahan Data ................................................................ 37

F. Teknik Analisas Data ..................................................................... 37

G. Definisi Operasional ...................................................................... 40

1. Permodalan ............................................................................. 40

2. Kualitas Aktifa Produktif ........................................................ 42

3. Manajemen .............................................................................. 47

4. Efiseiensi ................................................................................. 50

5. Likuiditas ................................................................................. 52

6. Jati diri Koperasi....................................................................... 54

7. Kemandirian dan Pertumbuhan................................................ 55

8. Kepatuhan Prinsip Syariah .................................................... 57

BAB IV:ANALISIS DANPEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BMT Khairu Ummah ........................................ 59

1. Sejarah Berdirinya BMT Khairu Ummah ............................... 59

2. Fungsi dan Tujuan BMT Khairu Ummah ............................... 60

3. Produk BMT Khairu Ummah .................................................. 61

4. Profil Singkat BMT Khairu Ummah ....................................... 63

B. Penilaian Tingkat Kesehehatan ...................................................... 65

1. Aspek Permodalan ................................................................... 65

2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif ............................................. 67

3. Aspek Manajemen .................................................................... 70

4. Aspek Efisiensi ........................................................................ 74

5. Aspek Likuiditas ...................................................................... 77

6. Aspek Kemandirian dan Pertumbuha ...................................... 79

7. Aspek Jati Diri Koperasi .......................................................... 81

Page 12: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

xii

8. Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah ............................................ 83

C. Interpretasi Penilaian Kesehatan....................................................... 84

D. Strategi BMT dalam Menjaga Kesehatannya ................................. 91

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 93

B. Saran ................................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Aset BMT Khairu Ummah 2011-2014.......................... 5

Tabel 3.1 Aspek, Komponen dan Penilaian Kesehatan KJKS dan

UJKS .............................................................................

37

Tabel 3.2 Penetapan Kriteria rasio modal sendiri terhadap total

modal.............................................................................

41

Tabel 3.3 Penetapan Kriteria rasio CAR....................................... 42

Tabel 3.4 Penetapan Kriteria rasio piutang dan pembiayaan

bermasalah terhadap piutang dan pembiayaan yang

disalurkan........................................................................

43

Tabel 3.5 Penetapan Kriteria rasio portofolio piutang dan

pembiayaan beresiko......................................................

45

Tabel 3.6 Penetapan Kriteria rasio PPAP terhadap PPAPWD....... 47

Tabel 3.7 Penetapan Kriteria Manajemen Umum.......................... 48

Tabel 3.8 Penetapan Kriteria Kelembagaan................................... 48

Tabel 3.9 Penetapan Kriteria Manajemen Permodalan.................. 49

Tabel 3.10 Penetapan Kriteria Manajemen Lembaga....................... 49

Tabel 3.11 Penetapan Kriteria Manajemen Likuiditas..................... 50

Tabel 3.12 Penetapan Kriteria rasio biaya operasional atas

pelayanan........................................................................

51

Tabel 3.13 Penetapan Kriteria Rasio aktiva tetap terhadap total

moadal.............................................................................

51

Tabel 3.14 Penetapan Kriteria Rasio efisiensi staf 52

Tabel 3.15 Penetapan Kriteria Pengukuran rasio kas terhadap dana

yang diterima..................................................................

53

Tabel 3.16 Penetapan Kriteria Rasio Pembiayaan terhadap dana

yang diterima..................................................................

53

Tabel 3.17 Penetapan Kriteria Rasio promosi ekonomi anggota

(PEA) dan Rasio partisipasi bruto..................................

54

Tabel 3.18 Penetapan Kriteria rasio partisipasi bruto....................... 55

Tabel 3.19 Penetapan Kriteria rasio rentabilitas aset........................ 56

Tabel 3.20 Penetapan Kriteria rasio rentabilitas modal sendiri........ 56

Tabel 3.21 Penetapan Kriteria rasio kemandirian operasional......... 57

Tabel 3.22 Penetapan Kriteria kepatuhan prinsip syariah................ 58

Tabel 3.23 Penetapan Predikat Kesehatan KJKS/UJKS 58

Tabel 4.1 Perhitungan Rasio Total Modal terhadap Modal sendiri

tahun 2011-2014.............................................................

66

Tabel 4.2 Perhitungan Rasio Kecukupan Modal (CAR) tahun

2011-2014.......................................................................

67

Tabel 4.3 Perhitungan RasionTingkat Pembiayaan Dengan

Piutang Bermasalah Terhadap Jumlah Piutang Dan

Pembiayaan Tahun 2011-2014......................................

68

Tabel 4.4 Perhitungan Rasio portofolio pembiayaan beresiko

Page 14: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

xiv

Tahun 2011-2014............................................................ 69

Tabel 4.5

Perhitungan Rasio Penyisihan Aktifa Produktif Tahun

2011-2014.......................................................................

70

Tabel 4.6 Perhitungan dan Penyekoram Komponen Manajemen

Umum Tahun 2014.........................................................

71

Tabel 4.7 Perhitungan dan Penyekoram Komponen

Kelembagaan Tahun 2014..............................................

72

Tabel 4.8 Perhitungan dan Penyekoran Komponen Manajemen

Permodalan Tahun 2014.................................................

72

Tabel 4.9 Perhitungan dan Penyekoran Komponen Manajemen

aktiva Tahun 2014..........................................................

73

Tabel 4.10 Perhitungan dan Penyekoran Komponen Manajemen

Likuiditas Tahun 2014....................................................

74

Tabel 4.11 Perhitungan Rasio Biaya Operasional Pelayanan

Tehadap Partisipasi Bruto Tahun 2011-2014................

75

Tabel 4.12 Perhitungan Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Aset

Tahun 2011-2014............................................................

76

Tabel 4.13 Perhitungan Rasio Efisiensi Staf Tahun 2011-2014....... 76

Tabel 4.14 Perhitungan Cash Rasio Tahun 2011-2014.................... 77

Tabel 4.15 Perhitungan Rasio Pembiayaan Terhadap Dana Yang

Diterima Tahun 2011-2014.............................................

78

Tabel 4.16 Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset Tahun 2011-

2014................................................................................

79

Tabel 4.17 Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Tahun

2011-2014.......................................................................

80

Tabel 4.18 Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Tahun

2011-2014.......................................................................

81

Tabel 4.19 Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto Tahun 2011-

2014................................................................................

82

Tabel 4.20 Perhitungan Rasio Partisipasi Ekonomi Anggota Tahun

2011-2014.......................................................................

83

Tabel 4.21 Perhitungan dan Penyekoran Kepatuhan Prinsip

Syariah Tahun 2014........................................................

84

Tabel 4.22 Skor Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Khairu

Ummah Tahun 2011.......................................................

85

Tabel 4.23 Skor Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Khairu

Ummah Tahun 2012.......................................................

86

Tabel 4.24 Skor Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Khairu

Ummah Tahun 2013......................................................

87

Tabel 4.25 Skor Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Khairu

Ummah Tahun 2014.....................................................

88

Page 15: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Alur Pikir ........................................................... 12

Gambar 2.1 Skema Fungsi BMT ....................................................... 20

Gambar 2.2 Struktur Organisasi BMT .............................................. 23

Gambar 2.3 Organisasi Badan pengelola BMT (sederhana) ............. 23

Gambar 2.4 Sedangkan struktur organisasi BMT berdasarkan

Pinbuk.............................................................................

24

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT .............................................. 64

Page 16: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga keuangan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang

memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

Peningkatan sektor ekonomi ini harus tetap dijaga bahkan ditingkatkan karena

apabila sektor ekonomi bangsa Indonesia maju maka kesejahteraan terhadap

rakyatpun akan tercapai.

Dalam praktiknya lembaga keuangan digolongkan kedalam dua

golongan besar yaitu pertama lembaga keuangan bank dan kedua lembaga

keuangan lainnya (pembiayaan)1. Salah satu lembaga keuangan yang menopang

ekonomi masyarakat yaitu dengan adanya lembaga keuangan Mikro (LKM),

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia akan sangat membantu

masyarakat banyak sebab kondisi ekonomi rakyat Indonesia yang mayoritas

pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) terkadang menemukan kesulitan

untuk mengakses dana dari bank yang memiliki persyaratan yang kaku sehingga

tidak dapat mengembangkan usahanya karena minimnya modal yang dimiliki.2

Keberadaan LKM terus berjalan tanpa adanya regulasi yang mengatur

lembaga-lembaga tersebut. Dan akhirnya pada tanggal 8 Januari 2013 setelah

digodok oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) disahkanlah Undang-Undang

Lembaga Keuangan Mikro, yang kemudian akan berlaku 2 tahun setelah

1 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 2.

2 Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h.2

Page 17: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

2

disahkannya UU LKM tersebut yaitu tanggal 8 januari 20153. UU LKM ini

mengatur kelembagaan, baik mengenai pendirian, bentuk badan hukum,

permodalan maupun kepemilikan. Dengan demikian adanya regulasi tentang

lembaga keuangan mikro melalui UU LKM No. 01 tahun 2013 bisa menjadi

payung hukum bagi LKM itu sendiri maupun bagi masyarakat sebagai pihak yang

menggunakan jasa LKM tersebut.

Pada abad ke-21 ini keadaan ekonomi Indonesia ini diramaikan dan

diwarnai dengan lembaga keuangan syariah. Terwujudnya perkembangan

ekonomi syariah ini tidak hanya didasari oleh kebutuhan yang mayoritas

masyarakat Indonesia yang beragama Islam akan tetapi juga karena berlakunya

dual banking sistem dalam perbankan nasional. Lembaga keuangan syariah

menjadi alternatif dari sistem konvensional yang sudah terlebih dahulu ada dan

berkembang di Indonesia.4

Lembaga keuangan mikro pun termasuk menjadi salah satu lembaga

keuangan yang diwarnai oleh prinsip syariah, LKMS telah menjadi bagian

institusi keuangan yang tak terpisahkan dari sistem keuangan negara kita.

Walaupun secara total portofolio pembiayaan belum terlalu signifikan namun

keberadaannya sangat dirasakan oleh masyarakat lapisan bawah (grassroot).

Jumlah LKMS di Indonesia belum ada yang mempublikasikannya secara resmi,

tapi beberapa lembaga provider LKMS banyak yang melaporkan bahwa mereka

memiliki LKMS anggota yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Beberapa

3 Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h.3

4 Aan Afrianti, “Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dalam Menekan Tingkat Non

Performin Financing (NPF) (Studi Kasus pada KJK Syariah Arrahmah Cinere)”, ( Skripsi S1

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.2

Page 18: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

3

provider yang membina LKMS di Indonesia seperti PINBUK memiliki binaan

LKMS yang berjumlah lebih dari 4000, Microfin Indonesia memiliki binaan lebih

dari 1000, bahkan data Kemenkop dan UMKM mensinyalir jumlah KJKS/UJKS

lebih dari 9000 lembaga, belum lagi yang masih dalam bentuk Kelompok Usaha

Bersama (KUB) dan KSM (kelompok Swadaya masyarakat) yang beroperasi dari

dana PNPM Mandiri yang jumlahnya sekitar 600.000 unit usaha keuangan

sebahagiannya beroperasi dengan sistem syariah5.

Sekarang ini setidaknya ada tiga model Lembaga Keuangan Mikro

Syariah (LKMS) yang sering menjadi perbincangan. Pertama model koperasi

syariah, dalam hal ini yang dimaksud adalah koperasi yang oprasionalnya berbasis

syariah yang hanya melakukan simpan pinjam yang bergerak dalam jasa

keuangan. Kedua adalah model grameen bank dengan pemberdayaan kelompok

yang memfokuskan nasabahnya hanya untuk kaum perempuan miskin. Dan yang

ketiga yaitu pola BMT sebagai suatu lembaga usaha pengumpulan dan penyaluran

dana komersil. Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan

penyaluran dilakukan dalam bentuk pembiayaan / investasi yang dijalankan

berdasarkan prinsip syariah.6

Dari tiga model di atas yang paling cocok untuk masyarakat Indonesia

yang mayoritas muslim adalah model BMT karena model BMT tidak hanya

berorientasi kepada bisnis saja yang dikelola oleh Baitul Tamwil tetapi juga ada

sisi Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) yang dikelola oleh Baitul Maal. Dan model

5 Ahmad Subagyo, “Telah terbit launching buku terbaru “Manajemen Operasi LKMS”” artikel

diakses pada 7 September 2015 dari http://www.ahmadsubagyo.com/telah-terbit-launching-buku-

terbaru-manajemen-operasi-lkms.html 6 Hartono Widodo, dkk, PAS (Pedoman Akutansi Syariah): Pedoman Praktis Oprasional Baitul

Maal Wat Tamwil (BMT), (Bandung: Mizan, 1999), h.81

Page 19: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

4

BMT juga yang semakin hari semakin tumbuh dan berkembang di negara ini.

Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan koperasi jasa

keuangan syariah (KJKS) dalam bentuk Baitul maal Waa Tanwil (BMT)

berkembang sangat signifikan. Hal ini tidak lepas dari perkembangan kinerja dari

BMT secara nasional di tahun ini telah mencapai aset sebesar Rp 4,7 triliun dan

jumlah pembiayaan sebesar Rp 3,6 triliun7.

Besarnya aset yang dimiliki BMT harus disikapi secara bijak. Disatu

sisi, perkembangan tersebut adalah suatu yang menggembirakan, namun di sisi

lain akuntabilitas keuangan BMT tersebut perlu dipertanyakan8. Ini karena

perjalanan BMT yang cukup panjang tidak serta merta tanpa kendala yang

dihadapi baik kendala internal maupun kendala eksternal yang dapat menghambat

dan menyebabkan kegagalan pada BMT tersebut.

Ada 2 (dua) faktor utama yang menyebabkan terjadinya kegagalan

BMT-LKS, yaitu:9

1. Kurangnya persiapan SDM (pengelola) baik pengetahuan maupun

keterampilan dalam mengelola BMT terutama dalam pengguliran

pembiayaan. Contoh: banyaknya pembiayaan yang tidak tertagih

(pembiayaan macet) adalah penyebab terbesar dari gagalnya usaha BMT.

2. Lemahnya pengawasan pengurus pada pengelola terutama dalam

manajemen dana juga kurangnya rasa memiliki (peduli) pada BMT.

7 “Aset BMT Indonesia Capai Rp 4,7 Triliun.”Republika Online 22 maret 2015.

8 Edo Segar, “Saatnya BMT Berbenah Diri”, artikel diakses pada 5 desember 2014 dari,

http://www.edosegara.com/2008/02/saatnya-bmt-berbenah-diri.html 9 Mardin Idris, “Ringkasan Hasil Penelitian Analisis Tingkat Kesehatan Kinerja LKSBMT

(Aspek Non Keuangan)” di DIY,Maret 2003

Page 20: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

5

Selain kelemahan internal BMT yang telah disebut diatas, BMT juga

dihadapkan pada tantangan yang lebih berat. BMT tidak dapat lagi mengandalkan

modal kepercayaannya pada sentimen masyarakat tentang isu-isu syariah, seperti

keharaman riba dan sistem bunga serta menjalankan sistem ekonomi berdasarkan

syariah Islam. Akan tetapi BMT juga harus meningkatkan kinerja keuangan dan

kesehatannya agar dapat menjaga kepentingan dan dan kepercayaan masyarakat.

Ditambah lagi persaingan dengan Bank Syarian dan BPRS dengan fasilitas dan

permodalan yang kuat semakin mempersempit ruang gerak BMT.

BMT Khairu Ummah merupakan salah satu BMT yang berada di

wilayah Bogor barat yang sudah berdiri sejak tahun 1994. Keberadaan BMT

Khairu Ummah yang sudah sejak lama berdiri sangat membantu pengusaha kecil

yang ada di sekitarnya. Perjalanan BMT Khairu Ummah dari tahun 1994-2014

memang tergolong tidaklah mudah banyak dinamika yang terjadi selama kurun

waktu 20 tahun tersebut. Jika melihat empat tahun kebelakang dari tahun 2011-

2014 aset BMT Khairu Ummah selalu mengalami kenaikan.

Tabel 1.1

Aset BMT Khairu Ummah 2011-2014

Tahun Aset

2011 Rp 8.862.109.290,85

2012 Rp 13.394.893.408,56

2013 Rp 21.597.241.579,57

2014 Rp 26.978.758.881,00

Sumber: Laporan Keuangan BMT Khairu Ummah (diolah)

Page 21: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

6

Dilihat dari tabel di atas BMT Khairu Ummah dari segi aset terus

mengalami kenaikan selama empat tahun kebelakang. Jumlah aset yang cukup

besar dan terus menerus mengalami kenaikan ini harus disertai dengan kinerja

keuangan yang baik serta keuangan yang sehat sehingga dapat menjalankan

usahanya sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat umumnya.

Penilaian terhadap tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah akan

berpengaruh terhadap kemampuan BMT Khairu Ummah dalam mekanisme

kegiatan usahanya, sehingga penilaian ini harus dilakukan oleh BMT Khairu

Ummah untuk mengukur sejauh mana BMT Khairu Ummah mampu

memaksimalkan kegiatan usahanya. Penilaiaan tingkat kesehatan BMT sudah

diatur dalam Permenkop No: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang penilaian

pedoman kesehatan KJKS dan UJKS.

Melalui peraturan menteri koperasi ini dapat dinilai apakah BMT

Khairu Ummah dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

Penilaian dilakukan dengan menilai aspek permodalan, kualitas aktiva produktif,

manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi

dan prinsip syariah.

Telah adanya pedoman penilaian tingkat kesehatan KJKS dan UJKS

melalui Permenkop No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 seharusnya bisa menjadi

rujukan untuk BMT dalam melakukan penilaian tingkat kesehatannya, namun

ternyata pedoman ini tidak selamanya menjadi rujukan oleh BMT dalam

melakukan penilaiannya. Sehingga perlu di teliti lebih lanjut bagaimana

Page 22: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

7

implementasi penilaian tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah berdasarkan

Permenkop No: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

Dengan berdasarkan peperan latar belakang di atas, maka penulis

tertarik untuk meneliti: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA

KEUANGAN MIKRO SYARIAH PADA BMT KHAIRU UMMAH

BERDASARKAN PERMENKOP NOMOR: 35.3/PER/M.KUKM/X/2007

TAHUN 2011-2014

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasi beberapa

permasalahan yang dapat diteliti, yaitu:

1. Terjadi perdebatan tentang peran yang dimiliki LKMS dalam

meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia.

2. Banyak faktor yang menjadi kendala untuk mencapai keberhasilan suatu

LKMS

3. Penilaian tingkat kesehatan LKMS khususnya BMT menjadi sangat

penting untuk mengukur kinerja keuangan BMT tersebut

4. Belum terealisasinya metode yang paling tepat untuk pengukuran tingkat

kesehatan BMT

5. Peraturan menteri koperasi (Permenkop) No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

belum dijadikan pedoman utama dalam mengukur tingkat kesehatan

sebuah BMT.

Page 23: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

8

6. Untuk tetap menjaga tingkat kesehatan diperlukan strategi yang buat oleh

BMT

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian tidak terlalu luas

maka peneliti membatasi masalah pada tingkat kesehatannya saja. Penilaian

tingkat kesehatan yang digunakan berdasarkan Permenkop No.

35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang pedoman penilaian kesehatan KJKS dan

UJKS. Kemudian dilihat strategi yang dilakukan oleh BMT dalam menjaga

kesehatannya.

Dari pembatasan permasalahan maka di rumuskanlah permasalahan

pokok yang akan dilakukan pengujian dalam penelitian ini yaitu:

a. Bagaimana tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor

tahun 2011-2014 berdasarkan Permenkop Nomor:

35.3/Per/M.KUKM/X/2007?

b. Bagaimana Strategi yang diambil BMT Khairu Ummah untuk menjaga

tingkat kesehatannya?

D. Tujuan Penelitian

a. Menjelaskan Tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor

tahun 2011-2014 berdasarkan Permenkop Nomor:

35.3/Per/M.KUKM/X/2007

Page 24: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

9

b. Menggambarkan Strategi yang diambil BMT Khairu Ummah untuk

menjaga tingkat kesehatannya

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat untuk Penulis

Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman yang lebih luas tentang Peraturan Menteri Negara Koperasi

dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

35.3/Per/m.kukm/x/2007 dan penerapan di Lembaga Keuangan Mikro

Khususnya BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor.

b. Manfaat untuk Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan

kepustakaan/refrensi empiris bagi peneliti serta sebagai khazanah ilmu

pengetahuan mengenai penilaian kesehatan BMT di Indonesia.

c. Manfaat untuk BMT

Memberikan informasi tentang penilaian tingkat kesehatan BMT Khairu

Ummah Leuwiliang-Bogor tahun 2011-2014, yang dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan rencana

strategis oprasional.

d. Maanfaat untuk Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat penilaian tingkat kesehatan

BMT Khairu Ummah, yang kemudian bisa dijadikan rujukan untuk

Page 25: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

10

bergabung dengan BMT Khairu Ummah baik itu dalam sebagai penanam

modal maupun sebagai nasabah.

F. Kerangka Konseptual

BMT kependekan kata dari Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul

Mal Wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroprasi

berdasarkan prinsip-prinsip syariah.10

BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi

utama, yaitu:11

1. Baitul Tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan

pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.

2. Baitul mal (rumah harta) menerima titipan dana zakat, infak dan sedekah

serta mengoptimalisasikan distribusinya sesuai dengan peraturan dan

amanahnya.

Fungsi BMT yang lebih memfokuskan diri dalam hal Tamwil atau

sebagai rumah pengembangan harta sama halnya seperti fungsi bank sebagai

lembaga intermediasi, sebagai lembaga intermediasi yang dipercaya maka BMT

haruslah berpredikat sehat. BMT yang sehat akan aman, dipercaya dan

bermanfaat.12

Dengan demikian peniliaan terhadap tingkat kesehatan BMT

sangatlah diperlukan untuk mengukur kinerja BMT selama ini.

10

Andri Soemintra, Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Jakarta:Kencana,2009, h.447 11

Ibid h.447 12

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011, h. 394

Page 26: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

11

Tingkat kesehatan BMT merupakan suatu kondisi yang terlihat sebagai

gambaran kinerja dan kualitas BMT, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dan

dapat mempengaruhi aktivitas BMT serta pencapaian target-target BMT, untuk

jangka pendek maupun jangka panjang. Penilaian tingkat kesehatan BMT sangat

bermanfaaat untuk memberikan gambaran mengenai kondisi aktual BMT kepada

pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi nasabah dan pengelola. selain itu,

dengan mengetahui tingkat kesehatannya akan membantu pihak-pihak tertentu

dalam pengambilan keputusan sehingga terhindar dari kesalahan pengambilan

keputusan.13

Sampai saat ini BMT belum memiliki payung hukum sendiri masih

menginduk kepada undang-undang perkoprasian, sehingga dalam melakukan

penilaian terhadap tingkat kesehatan BMT, harus sesuai dengan peraturan yang

telah dikeluarkan oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang pedoman

penilaian kesehatan koperasi jasa keuangan syariah dan unit jasa keuangan syariah

koperasi.

Menurut Permenkop Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007, kesehatan

KJKS dan UJKS Koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan

sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Adapun ruang lingkup penilaian

kesehatan KJKS dan UJKS koperasi meliputi penilaian terhadap beberapa aspek

13

Zaenal A, Menilai Tingkat Kesehatan BMT Dari Aspek Manajemen,

https://groups.yahoo.com/neo/groups/kelas_alam/conversations/topics/261, artikel diakses pada

08 Desember 2014

Page 27: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

12

sebagai berikut:14

Permodalan; Kualitas aktiva produktif; Manajemen; Efisiensi;

Likuiditas; Kemandirian dan pertumbuhan; Jatidiri Koperasi Prinsip Syariah.

BMT yang sehat akan dipercaya oleh masyarakat, sehingga kepercayaan

tersebut harus tetap dijaga dengan menggunakan strategi, oleh karena itu strategi

menjaga tingkat kesehatan BMT harus dimiliki oleh setiap BMT agar BMT

tersebut tetap sehat.

Gambar 1.1

Skema Alur Pikir

14

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

35.3/Per/M.KUKM/X/2007

Kinerja BMT

Penilaian tingkat kesehatan

Berdasarkan Permenkop No.

: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

Hasil Penilaian Tingkat

Kesehatan BMT

Strategi BMT dalam

Menjaga Kesehatan

Kesehatan BMT Khairu

Ummah

Page 28: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

13

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2014.

Dalam membahas penelitian ini penulis membagi ke dalam lima bab.

Pada setiap babnya terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, sistematika penulisan

yang akan di bahas yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan berisi latar belakang, identifikasi masalah,

pembatasan masalah dan perumusan masalah, tunjuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka konseptual, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

Bab ini akan membahas tentang landasan teori, yaitu tentang

pengertian, asas dan tujuan, jenis-jenis LKMS. Kemudian

membahas pengertian, fungsi, tujuan, visi, misi, peran, operasional,

organisasi dan penghimpunan dana BMT. Selain itu juga

membahas teori tingkat kesehatan BMT dan Strategi Menjaga

Kesehatan BMT. Selain itu bab ini juga membahas tentang

Tinjauan (Review) Studi terdahulu.

Page 29: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan jenis penelitian yang digunakan, Subjek dan

Objek Penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik

pengolahan data, teknik analisis data penelitian yang dipakai dan

definisi operasional data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat gambaran umum BMT Khairu Ummah, hasil

penelitian kesehatan BMT Khairu Ummah sesuai dengan pedoman

penilaian yang tealah dikeluarkan oleh menteri koperasi tentang

kesehatan jasa keuangan syariah dan unit jasa keuangan syariah

nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 dan Strategi BMT Khairu

Ummah dalam menjaga kesehatannya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan jawaban atas segala permasalahan

yang telah diangkat, serta saran-saran yang dianggap perlu untuk

peningkatan pengetahuan pihak-pihak tertentu.

Page 30: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

15

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Lembaga Keuanga Mikro Syariah

1. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Lembaga Keuangan Mikro Syariah merupakan bagian dari lembaga

keuangan mikro pada umumnya, yang merupakan salah satu kelembagaan

keuangan yang dapat dimanfaatkan dan didorong untuk membiayai kegiatan

perekonomian1.

Lembaga keuangan mikro syariah juga dapat di definisakan sebagai

lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat yang bersifat profit atau lembaga keuangan syariah non-

perbankan yang sifatnya informal. Disebut informal karena lembaga ini

didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat yang berbeda dengan lembaga

keuangan perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Oleh karena itu, dapat

dipahami bahwa Lembaga keuangan mikro syariah adalah sebuah lemabaga

ekonomi rakyat, yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan

investasi dalam meningkatkan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip

syariah dan prinsip koperasi.2

Sedangkan menurut undang-undang No. 1 tahun 2013 tentang lembaga

keuangan mikro, lembaga keuangan mikro syariah adalah lembaga keuangan

mikro yang menggunakan prinsip-prinsip syariah dengan adanya Dewan

1 Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h.7

2 Peraturan Dasar dan Contoh AD-ART BMT, (Jakarta: PINBUK,2000) h 1

Page 31: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

16

Pengawas Syariah guna mengawasi operasional yang sesuai dengan fatwa

Dewan Syariah Nasional (DSN).3

Lembaga keuangan mikro menurut undang-undang No. 1 tahun 2013

adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa

pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman

atau pembiayaan dan usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat,

pengelola simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha

yang tidak semata-mata mencari keuntungan.4

Menurut Krishnamurti (2005), walaupun terdapat banyak definisi tentang

lembaga keuangan mikro, namun secara umum terdapat 3 elemen penting dari

berbagai definisi tersebut. Pertama, menyediakan beragam jenis pelayanan

keuangan. Keuangan mikro dalam pengalaman masyarakat tradisional

Indonesia seperti lumbung desa, lumbung pitih nagari dan sebagainya

menyediakan layanan keuangan yang beragam, seperti tabungan, pinjaman,

pembayaran, deposito maupun asuransi. Kedua, melayani masyarakat miskin.

Keuangan mikro pada awalnya hidup dan berkembang memang untuk rakyat

yang terpinggirkan oleh sistem keuangan formal yang ada sehingga memiliki

karakteristik konstituen yang khas. Ketiga, menggunakan prosedur dan

mekanisme yang konstektual dan fleksibel. Hal ini merupakan konsekuensi

dari kelompok masyarakat yang dilayani, sehingga prosedur dan mekanisme

3 Republik Indonesia, Undang-undang No. 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro,

BAB IV Pasal 12 4 Republik Indonesia,Undang-undang Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro, BAB I

Pasal 1

Page 32: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

17

yang dikembangkan untuk keuangan mikro akan senantiasa kontekstual dan

fleksibel.5

2. Asas dan Tujuan LKMS

Asas-asas Lembaga Keuangan Mikro (LKM) termasuk Lembaga

Keuangan Mikro Syariah (LKMS) menurut undang-undang nomor 1 tahun

2013 tentang lembaga keuangan mikro pasal 2 yaitu: Keadilan; Kebersamaan;

Kemandirian; Kemudahan; Keterbukaan; Pemerataan; Keberlanjutan; dan

Kedayagunaan dan kehasil gunaan

Sedangkan tujuan Lembaga Keuangan Mikro termasuk Lembaga

Keuangan Mikro Syariah:

a. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat;

b. Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas

masyarakat

c. Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

terutama masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah

3. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Secara umum Lembaga Keuangan Mikro di bagi menjadi dua yaitu

lembaga keuangan mikro formal dan lembaga keuangan mikro informal.

Banyak pakar yang membagi keuangan mikro pada beberapa golongan dan

bentuk. Usman (2004) misalnya membagi LKM di Indonesia menjadi empat

golongan besar yaitu LKM formal bank maupun non-bank, LKM non formal

5 Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h.7-8

Page 33: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

18

baik berbadan hukum ataupun tidak, LKM yang dibentuk oleh pemerintah,

LKM informal seperti renternir.6

Di Indonesia ada 3 tipe LKMS yaitu, Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

atau disebut juga dengan koperasi syariah, sistem grameen yang diadopsi dari

sistem Grameen Bank yang dipelopori oleh mahmud yunus dari Bangladesh)

dan sistem campuran (koperasi syariah sekaligus grameen)

Ada juga yang membagi LKMS menjadi tiga model Pertama model

koperasi syariah, dalam hal ini yang dimaksud adalah koperasi yang

oprasionalnya berbasis syariah yang hanya melakukan simpan pinjam yang

bergerak dalam jasa keuangan. Kedua adalah model grameen bank dengan

pemberdayaan kelompok yang memfokuskan nasabahnya hanya untuk kaum

perempuan miskin. Dan yang ketiga yaitu pola BMT sebagai suatu lembaga

usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersil. Penghimpunan dana

diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan penyaluran dilakukan dalam

bentuk pembiayaan / investasi yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah.7

B. Baitul Maal Wat Tamwil

1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil

Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal

dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha

pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti zakat, infaq dan

shodaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan

6 Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h. 8

7 Hartono Widodo, dkk, PAS (Pedoman Akutansi Syariah): Pedoman Praktis Oprasional Baitul

Maal Wat Tamwil (BMT), (Bandung: Mizan, 1999), h.81

Page 34: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

19

penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi

masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.8

Pinbuk (1995) menyatakan bahwa BMT merupakan lembaga ekonomi

rakyat kecil yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan

investasi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil dan

berdasarkan prinsip syariah.9

Pengertian lain Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan lembaga

ekonomi atau keuangan syariah non bank yang sifatnya informal karena

lembaga ini didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga

ekonomi rakyat yang berupa mengembangkan usaha-usaha produktif dan

investasi dengan sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi

pengusaha bawah dan kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan.10

2. Fungsi, Tujuan, Visi dan Misi Baitul Maal Wat Tamwil

Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi:11

a. Baitulmal (Bait = rumah, maal = harta) menerima titipan dana ZIS

(zakat, infak, dan sedekah) serta mengoptimalkan distribusinya

dengan memberikan santunan kepada yang berhak (para asnaf) sesuai

dengan peraturan dan amanah yang diterima.

b. Baitut Tamwil (Bait = rumah, at-Tamwil = pengembangan harta)

melakukan kegiatan pengembanagan usaha produktif dan investasi

8 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Ekonisia, 2007), h. 96

9 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam (Jakarta: Kencana, 2012), h. 285

10 Amir Mu’alim, “Profesionalitas Sumber Daya Manusia Baitul Maal wat Tamwil”, dalam Yuke

Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h. 19 11

Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam (Jakarta: Kencana, 2012), h. 285

Page 35: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

20

dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan makro

terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang

pembiayaan kegiataan ekonominya.

Gambar 2.1

Skema Fungsi BMT

BMT bertujuan mewujudkan kehidupan keluarga dan masyarakat di

sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera. Selain fungsi dan tujuan di

atas, BMT juga mempunyai visi dan misi:12

Visi BMT adalah mewujudkan kualitas masyarakat disekitar BMT yang

selamat damai dan sejahtera dengan mengambangkan lembaga dan usaha

BMT dan POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah) yang maju

berkembang, terpercaya, aman, nayaman, transparan dan berkehati-hatian.

Misi BMT adalah mengembangkan Pokusuma dan BMT yang maju

berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan dan berkehati-hatian

12

Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam (Jakarta: Kencana, 2012), h. 286

BMT

Baitul Mal Baitut Tamwil

Fungsi sosial melalui

Zakat, infaq, sedekah

dan wakaf tunai

Fungsi Bisnis Bagi Hasil, Jual Beli Jasa dan Sektor Riil

Page 36: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

21

sehingga terwujud kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai

dan sejahtera.

3. Peran Baitul Maal Wat Tamwil

Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan

pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti

penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan

kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan ataupun

materi maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi

keislaman dalam segala aspek kehidupan masyrakat.

Selanjutnya BMT juga memiliki asas keselamatan, kedamaian dan

kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini juga yang mendorong BMT

memberikan perannya pada masyarakat dengan:13

a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat ribawi,

seperti melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai cara

berteransaksi syariah dimana harus punya bukti dalam transaksi ,

dilarang bersifat curang dalam menimbang/ mengukur/ menakar,

harus jujur terhadap konsumen dan tidak berlaku gharar.

b. Melakukan pendanaan usaha kecil dengan jalan pendampingan,

pembinaan penyuluhan dan pengawasan terhadap usaha-usaha

nasabah.

13

Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h. 23

Page 37: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

22

c. Melepaskan ketergantungan masyarakat kepada renternir , dengan

memberikan layanan yang lebih baik pada ketersediaan dana setiap

saat dan birokrasi yang sederhana.

d. Menjaga keadilan ekonomi dengan distribusi yang merata. BMT

berhadapan langsung dengan masyarakat yang kompleks harus

mempunyai sikap dan langkah-langkah yang baik dalam pemetaan

skala prioritas pemberiaan pembiayaan kepada nasabah, sehingga

BMT harus memperhatikan kelayakan usaha nasabah, golongan

nasabah dengan jenis pembiayaan yang dilakukan

4. Operasional dan Organisasi BMT

Dalam menjalankan kegiatannya, terdapat beberapa prinsip dalam

operasional BMT, yaitu prinsip Penumbuhan, Prinsip Profesionalitas, dan

Prinsip Islamiyah.14

Dalam sebuah BMT untuk memperlancar tugas maka diperlukan sebuah

struktur organisasi yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan

oleh personil yang ada dalam BMT tersebut. Struktur BMT yang paling

sederhana harus terdiri dari Badan Pendiri, Badan Pengawas, Anggota BMT,

dan badan pengelola.15

14

Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam (Jakarta: Kencana, 2012), h. 287-288 15

A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002) h. 192

Page 38: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

23

Gambar 2.2

Struktur Organisasi BMT

Gambar 2.3

Organisasi Badan pengelola BMT (sederhana)

Badan Pendiri Anggota BMT

Badan Pengawas

Badan Pengelola

Kasir/Layanan

Nasabah

Direktur/Ketua

Pembiayaan Pembukuan

Page 39: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

24

Gambar 2.4

Sedangkan struktur organisasi BMT berdasarkan Pinbuk

5. Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana adalah kegiatan usaha BMT yang dilakukan dengan

kegiatan usaha penyimpanan. Simpanan merupakan dana yang dipercayakan

oleh anggota, calon anggota, atau BMT lain dalam bentuk simpanan dan

simpanan berjangka. Simpanan merupakan simpanan anggota kepada BMT

yang penyetoran dan pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai

dengan kebutuhannya. Adapun yang dimaksud simpanan berjangka ialah

simpanan BMT yang penyetorannya hanya dilakukan sekali dan

pengambilannya hanya dapat dilakukan dalam waktu tertentu menurut

perjanjian antara BMT dengan anggotanya.

Dewan Syariah Pembina Manajemen

Manajer

Tamwil

Pemasaran Kasir Pembukuan

Anggota dan Nasabah

Maal

Musyawarah Anggota Pemegang

Simpanan Pokok

Page 40: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

25

Bentuk simpanan di BMT sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan

kemudahan yang dimiliki simpanan tersebut. Dalam Pinbuk simpanan

tersebut dapat digolongkan:16

a. Simpanan pokok khusus

Adalah simpanan pendiri kehormatan, yaitu anggota yang membayar

simpanan pokok khusus minimal 20% dari jumlah modal BMT

b. Simpanan pokok

Adalah simpanan yang harus dibayar oleh anggota pendiri dan

anggota biasa ketika ia menjadi anggota. Besarnya ditentukan dalam

anggaran dasar BMT.

c. Simpanan Wajib

Adalah simpanan yang harus dibayar oleh anggota pendiri dan

anggota biasa secara berkala. Besar dan waktu pembayarannya

ditentukan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

d. Simpanan Sukarela

1) Simpanan sukarela adalah simpanan anggota selain simpanan

pokok khusus, simpanan pokok dan simpanan wajib.

2) Simpanan sukarela dapat disetor dan ditarik sesuai dengan

perjanjian yang diatur dalam anggaran rumah tangga dan aturan

khusus BMT

Pembiayaan merupakan aktivitas utama BMT, karena berhubungan

dengan pendapatan. Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan BMT

16

Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam (Jakarta: Kencana, 2012), h. 289

Page 41: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

26

kepada anggotanya untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh

BMT dari anggotanya. Pembiayaan dalam BMT adalah menganut prinsip

syariah, yang dimaksud prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan

hukum Islam anatar pihak BMT dan pihak lain untuk pembiayaan usaha atau

kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah.

Ada berbagai jenis pembiayaan yang dikembangkan oleh BMT, yang

kesemuannya itu mengacu pada akad syirkah dan akad jual beli. Dari kedua

akad ini dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki BMT dan

anggotanya dan semua ini mengacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional

(DSN) sebagai pedoman. Diantara pembiayaan yang sudah umum

dikembangkan BMT, yakni:17

a. Pembiayaan Bai’u Bitsaman Ajil (BBA)

Pembiayaan dengan akad jual beli adalah suatu perjanjian pembiaa

yaan yang disepakati antara BMT dan anggotanya, dimana BMT

menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan/atau pembelian barang

modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses pembayarannya

dilakukan secara angsuran. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan

oleh peminjam adalah jumlah atas barang modal dan mark-up yang

disepakati.

b. Pembiayaan Murabahah (MBA)

17

Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam (Jakarta: Kencana, 2012), h. 290-291

Page 42: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

27

Pembiayaan berakad jual beli dimana prinsip yang digunakan sama

seperti pembiayaan Bai’u Bitsaman Ajil, hanya saja proses

pengembaliannya dibayarkan pada saat jatuh tempo

c. Pembiayaan Mudharabah (MDA)

Pembiayaan dengan akad syirkah adalah perjanjian pembiayaan

anatara BMT dan anggota dimana BMT menyediakan dana untuk

penyediaan modal kerja sedangkan peminjam berupaya mengelola dana

tersebut untuk pengembangan usahanya.

d. Pembiayaan Musyarakah (MSA)

Pembiayaan dengan akad syirkah adalah penyertaan BMT sebagai

pemilik modal dalam suatu usaha yang mana anatara resiko dan

keuntungan ditanggung bersama secara berimbang dengan porsi

penyertaan.

e. Pembiayaan al-Qordul Hasan

Pembiayaan dengan akad ibadah adalah perjanjian pembiayaan

antara BMT dengan anggotanya. Hanya anggota yang dianggap layak

yang dapat diberi pinjaman ini.

C. Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah

Lembaga Keuangan Mikro Syariah dalam hal ini BMT melaksanakan

kegiatan operasinalnya sama halnya dengan lembaga perbankan dimana sebagai

lembaga intermediasi anatara pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang

kelebihan dana. Kesehatan BMT merupakan hal yang sangat penting karena BMT

Page 43: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

28

yang sehat mencerminkan bahwa keadaan BMT sudah sebagaimana mestinya,

dapat menajalankan fungsi-fungsinya dengan baik, terpelihaa kepercayaan

masyarakat, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran, terpeliharanya

likuiditas sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat.

Definisi tingkat kesehatan BMT adalah ukuran kinerja dan kualitas BMT

dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran, keberhasilan, dan

keberlangsungan usaha BMT, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Sebuah BMT perlu diketahui tingkat kesehatnnya karena BMT merupakan sebuah

lembaga pendukung kegiatan ekonomi rakyat. BMT yang sehat akan aman,

dipercaya dan sehat.18

Penilaian tingkat kesehatan BMT bisa dilakukan dengan beberapa

metode salah satunya yaitu dengan Permenkop No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

tentang pedoman penilaian tingakt kesehatan KJKS dan UJKS sebagai kriteria

dalam menilai tingkat kesehatan BMT. Dalam Permenkop tersebut ada delapan

aspek yang dinilai yaitu Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen,

Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan pertumbuhan, Jati diri koperasi, dan

Prinsip Syariah

BMT Khairu Ummah sebagai salah satu Lembaga Keuangan Mikro

syariah yang berbadan hukum koperasi untuk bisa tetap eksis menjalankan

usahanya tentu sudah semestinya melaksanakan penilaian kesehatan pada setiap

periode. Penilaian tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah juga dilakukan agar

18

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011) h.

394

Page 44: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

29

BMT Khairu Ummah dapat melakukan evaluasi serta untuk mengetahui beberapa

masalah dalam kegiatan uasahanya.

Jika melihat laporan kinerja keuangan BMT Khairu Ummah pada tahun

2011-2014 memang tertulis bahwa BMT Khairu ummah mendapat predikat sehat.

Namun instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut bukan berdasarkan

permenkop nomor: 35.3/per/m.kukm/x/2007 yang seharusnya menjadi pedoman

untuk KJKS dan UJKS. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakuakn untuk

melihat tingkat sehatan BMT Khairu Ummah berdasarkan permenkop nomor:

35.3/per/m.kukm/x/2007.

D. Strategi Menajaga Kesehatan BMT

Dalam kamus besar bahasa Indonesia strategi memiliki arti rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus yang dituju19

.

Sukristono mendefinisikan strategi sebagai seatu rencana yang akan dilakukan

untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperhatikan sumber daya

perusahaan di lingkungan yang dihadapinya.20

Strategi dalam perusahaan dapat mengalami perubahan sesuai dengan kondisi

internal dan eksternal perusahaan itu sendiri. Perubahan kondisi, terutama

kehidupan ekonomi dan teknologi, juga harus diikuti perubahan strategi. Oleh

sebab itu, untuk bisa beradaptasi terhadap kondisi internal dan eksternal

dibutuhkan manajemen strategis agar perusahaan sukses mengelola perubahan

19

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2007), edisi ketiga, h.1092 20

Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1992), Edisi 2, h.

336-337

Page 45: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

30

secara efektif. Strategi juga termasuk dalam upaya mengantisipasi persoalan yang

diperkirakan terjadi dimasa yang akan datang dan memudahkan serta mengurangi

resiko operasi perusahaan.

Kondisi internal yang bisa mempengaruhi keadaan perusahaan contohnya

seperti manajeman perusahan, kondisi keuangan, kualitas sumberdaya manusia.

Sedangkan contoh kondisi eksternal yang bisa menentukan keadaan perusahaan

yaitu kemajuan teknologi, perkembangan ekonomi, meningkatnya persaingan, dan

perubahan kondisi pasar. Dengan adanya perubahan kondisi-kondisi diatas secara

terus menerus, maka perlu diadakan evaluasi strategi secara kontinu.21

Kondisi keuangan menjadi salah satu yang akan mempengaruhi keadaan

perusahaan termasuk BMT, kondisi keuangan yang sehat akan merasakan rasa

aman, nyaman dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Kondisi keuangan

yang sehat harus di pertahaankan bahkan ditingkatkan. Tentu saja

mempertahankan dan meningkatkan kondisi keuangan BMT pun harus

menggunakan strategi agar sesuai dengan tujuan yang di harapkan oleh BMT

tersebut.

E. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu

Penelitian tentang Analisis tingkat kesehatan Lembaga Keuangan Mikro

Syariah (LKMS) BMT Khairu Ummah didasari oleh penelitian-penelitian

sebelumnya tentang tingkat kesehatan bank maupun tingkat kesehatan BMT juga

21

Barry Render dan Jaz Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, h.36

Page 46: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

31

yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang

menjadi rujukan yaitu:

1. Jurnal oleh Karnia Nur Aliza tahun 2014 yang berjudul Penilaian Kinerja

Koperasi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha

Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

14/Per/M.KUKM/XII/2009 (STUDI KASUS UNIT SIMPAN PINJAM

KOPERASI WANITA SERBA USAHA “SETIA BUDI WANITA”

JAWA TIMUR), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Unit

Simpan Pinjam Koperasi Wanita serba Usaha “Setia Budi Wanita” Jawa

Timur berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Adapun penilaiannya terdiri atas tujuh aspek, yaitu aspek

permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas,

kemandirian dan pertumbuhan, dan jatidiri koperasi.

2. Skripsi oleh Lucky Megalia Nornita tahun 2012 yang berjudul

ANALISIS TINGKAT KESEHATANLEMBAGA KEUANGAN

SYARIAH: Studi pada BMT Bina Ihsanul Fikri Tahun 2000-2011.

Tujuan penelitian ini mengukur tingkat kesehatan BMT Bina Ihsanul

Fikri tahun 2000-2011 berdasarkan standar pedoman penilaian tingkat

kesehatan BMT dari PINBUK, menganalisis prediksi kondisi kinerja

keuangan BMT Bina Ihsanul Fikri dan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan antara penilaian tingkat kesehatan BMT Bina Ihsanul Fikri

berdasarkan standar pedoman penilaian tingkat kesehatan BMT dari

Page 47: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

32

PINBUK dan penilaian tingkat kesehatan yang dilakukan dari pihak

BMT (DISPERINDAGKOPTAN). Teknik analisa data yang digunakan

adalah analisis trend dan uji hipotesis Mann-Whitney U-Test.

3. Skripsi oleh Mahmudah tahun 2013 yang berjudul Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Syariah (Studi Komparasi CAMELS dan RGEC pada

BSM, BMI dan BRI Syariah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana tingkat kesehatan BSM, BMI dan BRI Syariah dilihat dengan

metode CAMELS dan RGEC selama periode 2008-2012, dan bagaimana

perbedaan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan

metode CAMELS dan RGEC dan bagaimana analisis hasil perbandingan

metode CAMELS dan RGEC (mana yang lebih baik)

4. Jurnal oleh Edy Suryawardana tahun 2011 yang berjudul Penilaian

tingkat Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (Studi Kasus Baitul

Mal Wat Tamwil Binna Ummat Sejahtera Kecamatan Lasem Kabupaten

Rembang) Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat kesehatan BMT

BUS (Binna Ummat Sejahtera) Lasem. Aspek penilaian yang digunakan

yaitu dilihat dari modal (capital), faktor kualitas aset (Asset Quality),

rentabilitas, Likuiditas (Liquidity) dan faktor kemandirian dan

pertumbuhan. Kurun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dari tahun 2005-2009

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitan yang akan diteliti

sekarang ini yaitu terletak pada pedoman yang digunakan untuk menilai tingkat

kesehatan BMT. Penelitian ini menggunakan Permenkop No:

Page 48: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

33

35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang pendoman penilaian Koperasi Jasa Keuangan

Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah. Aspek penilaian yang ada dalam

Permenkop tersebut terdiri dari: Aspek permodalan, Kualitas aktiva produktif,

Manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi

dan prinsip syariah. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah BMT Khairu

Ummah Leuwiliang-Bogor pada periode 2011-2014.

Page 49: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Setiap karya ilmiah yang dibuat harus disesuaikan dengan metodologi penelitian.

Ada dua jenis metode dalam penelitian, yang pertama penelitian kualitatif dan penelitian

kuantitatif. Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode kulitatif untuk menguraikan

atau menjelaskan suatu permasalahan yang menjadi fokus penelitian kemudian dianalisis

untuk dapat ditarik menjadi kesimpulan.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Menurut kamus Bahasa Indonesia yang dimaksud subyek penelitian adalah orang

tempat atau benda yang diamati dalam rangka pembubutan sebagai sasaran. Adapun

subyek penelitian dalam tulisan ini yaitu BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor.

2. Objek Penelitian

Menurut kamus Bahasa Indonesia yang dimaksud objek penelitian adalah hal

yang menjadi sasaran penelitian. Kemudian dipertegas oleh Anto Dayan, obyek

penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara

lebih terarah. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan

Page 50: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

35

BMT Khairu Ummah berdasarkan permenkop nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007.

Aspek yang di nilaianya yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,

efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi dan kepatuhan

terhadap prinsip syariah.

C. Jenis Data

Data yang penulis kumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder.

1. Data Primer, yaitu data-data mentah yang didaptkan langsung dari sumbernya dan

harus diolah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan untuk penelitian ini. Data

primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data melalui wawancara, laporan

keuangan, profil lembaga dan lainnya yang berasal dari pihak BMT Khairu Ummah.

2. Data Skunder, yaitu data-data yang penulis dapatkan dari sumber-sumber yang telah

menerbitkan data yang penulis butuhkan, sehingga dapat dipergunakan langsung oleh

penulis guna penelitian ini. Data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini

yaitu literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, artikel, karya ilmiah dan

sumber-sumber lain yang berhubungan dengan materi pada masalah penelitian ini.

Page 51: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

36

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:

a. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data dengan studi literatur ini seperti studi kepustakaan,

membaca literatur seperti buku-buku, penelitian-penelitain terdahulu yang terkait

dengan penelitian ini baik itu skripsi, jurnal, koran, dan artikel

b. Wawancara

Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab, sambil bertatap muka atara si penanya atau pewawancara dengan si

penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide

(Panduan Wawancara).1 Wawancara dilakukan dengan staf yang berhubungan dengan

perhitungan tingkat kesehatan di BMT Khairu Ummah Leuwiliang-Bogor

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentas dilakuakn untuk memperoleh data dan informasi yang ada di dalam

laporan-laporan keuangan yang dimiliki oleh BMT Khairu Ummah Leuwiliang

Bogor.

1Muhammad Nazir, Metode Penelitian, cet.6, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, h.193-194

Page 52: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

37

E. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang berbentuk angka maupun kalimat akan dilakukan dengan

munggunakan software Microsoft excel 2007.

F. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari BMT Khairu Ummah selanjutnya di olah berdasarkan

pedoman penilaian kesehaatan KJKS/UJKS koperasi. Untuk mendapatkan hasil penilaian

berikut bobot penilaian terhadap aspek dan komponen kesehatan tersebut ditetapkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Aspek, Komponen dan Penilaian Kesehatan KJKS dan UJKS

No Aspek

yang

dinilai

Komponen Bobot

Penilaian

(dalam%)

Pendekatan

Penilaian

1. Permodalan

a. Rasio modal sendiri terhadap total modal

x 100%

5 10 kuantitatif

b. Rasio kecukupan modal

x 100%

5 Kuantitatif

2 Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio tingkat pembiayaan dengan piutang

bermasalah terhadap jumlah piutang dan

pembiayaan

10 20 Kuantitatif

Page 53: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

38

x 100%

b. Rasio portofolio pembiayaan beresiko

x 100%

5

kuantitatif

c. Rasio penyisihan aktiva produktif

x 100%

5 Kuantitatif

3 Manajemen

a. Manajemen Umum 3 15 Kualitatif

b. Kelembagaan 3 Kualitatif

c. Manajemen permodalan 3 Kuantitatif

&

Kualitatif

d. Manajemen aktiva 3 Kuantitatif

&

Kualitatif

e. Manajemen likuiditas 3 Kuantitatif

&

Kualitatif

4 Efisiensi

a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap

partisipasi bruto

x 100%

4 10 Kuantitatif

b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset

x 100%

4 Kuantitatif

c. Rasio efisiensi Staf

2 Kuantitatif

Page 54: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

39

x 100%

5 Likuiditas

a. Cash Rasio

x 100%

10 15 Kuantitatif

b. Rasio Pembiayaan terhadap dana yang

diterima

x 100%

5 Kuantitatif

6. Kemandirian dan pertumbuhan

a. Rentabilitas Aset

x 100%

3 10 Kuantitatif

b. Rentabilitas Modal Sendiri

x 100%

3 Kuantitatif

c. Kemandirian Operasional Pelayanan

x 100%

4 Kuantitatif

7 Jati Diri Koperasi

a. Rasio Partisipasi Bruto

x 100%

5 10 Kuantitatif

b. Rasio partisipasi Ekonomi Anggota

x 100%

5 Kuantitatif

8 Kepatuhan prinsip syariah Kualitatif

Page 55: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

40

Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Syariah 10 10

G. Definisi Operasional

Analisis kesehatan BMT yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan

Peraturan Menteri Koperasi Nomor: 35.3/Per/M.KUM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian

Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Usaha Jasa Keuanagan Syariah dengan

menggunaka dua pendekatan yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.Pendekatan

penilaian kuantitatif berdasarkan permenkop yaitu analisa permodalan, kualitas aktiva

produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan dan jati diri koperasi.

Sedangkat pendekatan peniliaan kualitatif yang berdasarkan permenkop yaitu aspek

manajemen dan kepatuhan prinsip-prinsip syariah. Penilaian dari ke delapan aspek

Permenkop diatas dilakukan dengan menggunakan standar sebagai berikut:

1. Permodalan

Penilaian yang dilakukan dalam aspek permodalan ini menggunakan dua rasio

permodalan yaitu perbandingan modal sendiri dengan total aset dan rasio kecukupan

modal (CAR). Rasio modal sendiri dengan total aset ini di anggap sehat apabila nilainya

maksimal 20%. Sedangkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR)

akan dikatakan sehat apabila nilai CAR mencapai 8% atau lebih, semakin tinggi nilai dari

8% menunjukan KJKS/UJKS koperasi semakin sehat.

Page 56: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

41

Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap total modal ditetapkan sebagai

berikut:

a. Untuk rasio permodalan lebih kecil atau sama dengan 0 diberikan nilai kredit

0.

b. Untuk setiap kenaikan rasio permodalan 1% mualai dari 0 nilai kredit

ditambah 5 dengan maksimum nilai 100.

c. Nilai kredit dikalikan bobot sebesar 5% diperolehlah skor permodalan

Tabel 3.2

Penetapan Kriteria rasio modal sendiri terhadap total modal

Rasio

Permodalan

(%)

Nilai

Kredit

Bobot

Skor

(100%)

Skor Kriteria

0 0 5 0 0 – 1,25 tidak sehat

1,26 - 2,50 kurang sehat

2,51 – 3,75 cukup sehat

3,76 -5,0 Sehat

5 25 5 1,25

10 50 5 1,50

15 75 5 3,75

20 100 5 5,0

Perhitungan rasio CAR ditetapkan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menghitung nilai modal sendiri (modal inti) dan modal pelengkap yang

karakteristiknya sama dengan modal sendiri dengan cara menjumlahkan

hasil perkalian setiap komponen modal KJKS/UJKS Koperasi yang ada

dalam neraca dengan bobot pengakuannya.

Page 57: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

42

b. Menghitung niali ATMR diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil

perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot risiko

masing-masing komponen aktiva

c. Rasio CAR dihitung dengan cara membandingkan nilai modal yang diakui

dengan nilai ATMR dikalikan dengan 100% maka diperoleh rasio CAR

d. Untuk rasio CAR lebih kecil dari 6% diberi nilai kredit 25, untuk

kenaikan rasio CAR 1% niali kredit ditambah dengan 25 sampai dengan

nilai CAR 8% nilai kredit maksimal 100

e. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 5%, diperoleh skor CAR

Contoh perhitungan

Tabel 3.3

Penetapan Kriteria rasio CAR

Rasio

CAR (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

<6 25 5 1,25 Tidak sehat

6 - <7 50 5 2,50 Kurang sehat

7 - <8 75 5 3,75 Cukup sehat

≥8 100 5 5,00 Sehat

2. Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu

Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap jumlah piutang dan

pembiayaan, Rasio Portofolio terhadap piutang beresiko dan pembiayaan beresiko PAR

Page 58: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

43

(Portofolio Asset Risk), dan Rasio Penyisihan dan Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP)

terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk (PPAPWD)

Untuk memperoleh rasio piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap piutang

dan pembiayaan yang disalurkan, ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk rasio lebih besar dari 12% sampai dengan 100% diberi nilai skor 25

b. Untuk setiap penurunan rasio 3% nilai kredit ditambah dengan 5 sampai

maksimum 100. Nilai kredit dikalikan bobot 10% diperoleh skor penilaian.

Contoh perhitungan sebagai berikut

Tabel 3.4

Penetapan Kriteria rasio piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap

piutang dan pembiayaan yang disalurkan

Rasio Piutang

bermasalah dan

pembiayaan

bermasalah

terhadap piutang

dan pembiayaan

yang disalurkan

(%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

<6 25 10 2,50 0 – 2,5 Tidak lancar

2,5 – 5,00 Kurang lancar

5,00 – 7,50 Cukup lancar

7,50 – 10,00 lancar

6 - <7 50 10 5,00

7 - <8 75 10 7,50

≥8 100 10 10,00

Mengukur rasio portofolio piutang dan pembiayaan beresiko dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

Page 59: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

44

a. Mengklasifikasikan tingkat keterlambatan ke dalam kelompok

1) Lambat 1 – 30 hari (portofolio beresiko 1)

2) Lambat 31 – 60 hari (portofolio beresiko 2)

3) Lambat 61 – 90 hari (portofolio beresiko 3)

4) Lambat > 90 hari (portofolio beresiko 4)

b. Membandingkan piutang dan pembiayaan bermasalah pada periode tersebut

dengan total piutang dan pembiayaan dengan cara:

1) Keterlambatan 1 – 30 hari

2) Keterlambatan 31 – 60 hari

3) Keterlambatan 61 – 90 hari

4) Keterlambatan lebih dari 90 hari

c. Menghitung rasio total portofolio piutang dan pembiayaan beresiko dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

Total PAR (Total Portofolio piutang dan pembiayaan beresiko) =

Page 60: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

45

(1) + (2) + (3) + (4) = .......... %

d. Cara menentukan skor

1) Untuk rasio lebih besar dari 30% sampai dengan 100% diberi nilai kredit

25, untuk setiap penurunan rasio 1% nilai kredit ditambah dengan 5

sampai dengan maksimum 100.

2) Nilai kredit dikalikan bobot 5% diperoleh skor penilaiaan

Contoh perhitungan sebagai berikut

Tabel 3.5

Penetapan Kriteria rasio portofolio piutang dan pembiayaan beresiko

Rasio PAR

(%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

>30 25 5 1,25 0 - < 1,25 Sangat beresiko

1,25 - < 2,50 Kurang beresiko

2,50 - < 3,75 Cukup beresiko

3,75 – 5,0 Tidak beresiko

26 – 30 50 5 2,50

21 - <26 75 5 3,75

<21 100 5 5,00

Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap penyisihan

aktiva produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD). Rasio ini menunjukan kemampuan

KJKS/UJKS koperasi menyisihkan pendapatannya untuk menutupi risiko (penghapusan)

aktiva produktif yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan dan piutang. Pengukuran

tingkat kesehtan rasio ini ditetapkan sebagai berikut:

a. Mengklasifikasikan aktiva produktif berdasarkan kolektibilitasnya, yaitu:

1) Lancar

Page 61: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

46

2) Kurang lancar

3) Diragukan

4) Macet

b. Menghitung nilai PPAP dari neraca pada komponen cadangan penghapusan

pembiayaan.

c. Menghitung PPAPWD dengan cara mengalihkan komponen presentase pembentukan

PPAPWD dengan kolektibilitas aktiva produktif. Perhitungan PPAPWD

1) 0,5% dari aktiva produktif lancar

2) 10% daria ktiva produktif kurang lancar dikurangi nilai agunannya

3) 50% dari aktiva produktif diragukan dikurangi nilai agunannya.

4) 100% dari aktiva produktif macet dikurangi nilai agunannya.

d. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif dapat diperoleh/dihitung dengan

membandingkan nilai PPAP dengan PPAPWD dikalikan dengan 100%

e. Untuk rasio PPAP sebesar 0% nilai kredit sama dengan 0. Untuk setiap kenaikan rasio

PPAP 1% nilai kredit ditambah 1 sampai dengan maksimum 100

f. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor tingkat rasio PPAP

Contoh perhitungan sebagai berikut

Page 62: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

47

Tabel 3.6

Penetapan Kriteria rasio PPAP terhadap PPAPWD

Rasio

PPAP (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

0 0 5 0

0 - < 1,25 Macet

1,25 - < 2,5 diragukan

2,50 - < 3,75 Kurang lancar

3,75 – 5,0 Lancar

10 10 5 0,5

20 20 5 1,0

30 30 5 1,5

40 40 5 2,0

50 50 5 2,5

60 60 5 3,0

70 70 5 3,5

80 80 5 4,0

90 90 5 4,5

100 100 5 5,0

3. Penilaian Manajemen

Penrhitungan nilai kredit aspek manajemen didasarkan kepada hasil penilaian atas

jawaban pertamyaan aspek manajeemn terhadap seluruh komponen dengan komposisi

pertanyaan sebagai berikut (Pertanyaan terlampir):

a. Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai kredit untuk setiap jawaban

pertanyaan positif)\

Page 63: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

48

Tabel 3.7

Penetapan Kriteria Manajemen Umum

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 0,25

0 – 0,75 Tidak baik

0,76 – 1,50 Kurang baik

1,51 – 2,25 Cukup baik

2,26 – 3,00 Baik

2 0,50

3 0,75

4 1,00

5 1,25

6 1,50

7 1,75

8 2,00

9 2,25

10 2,50

11 2,75

12 3,00

b. Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai kredit untuk setiap jawaban

pertanyaan positif)

Tabel 3.8

Penetapan Kriteria Kelembagaan

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 0,50

0 – 0,75 Tidak baik

0,76 – 1,50 Kurang baik

1,51 – 2,25 Cukup baik

2,26 – 3,00 Baik

2 1,00

3 1,50

4 2,00

5 2,50

6 3,00

c. Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai kredit untuk setiap

jawaban pertanyaan positif)

Page 64: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

49

Tabel 3.9

Penetapan Kriteria Manajemen Permodalan

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 0,60

0 – 0,75 Tidak baik

0,76 – 1,50 Kurang baik

1,51 – 2,25 Cukup baik

2,26 – 3,00 Baik

2 1,20

3 1,80

4 2,40

5 3,00

d. Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit untuk setiap jawaban

pertanyaan positif)

Tabel 3.10

Penetapan Kriteria Manajemen Lembaga

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 0,30

0 – 0,75 Tidak baik

0,76 – 1,50 Kurang baik

1,51 – 2,25 Cukup baik

2,26 – 3,00 Baik

2 0,60

3 0,90

4 1,20

5 1,50

6 1,80

7 2,10

8 2,40

9 2,70

10 3,00

e. Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai kredit untuk setiap jawaban

pertanyaan positif)

Page 65: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

50

Tabel 3.11

Penetapan Kriteria Manajemen Likuiditas

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 0,60 0 – 0,75 Tidak baik

0,76 – 1,50 Kurang baik

1,51 – 2,25 Cukup baik

2,26 – 3,00 Baik

2 1,20

3 1,80

4 2,40

5 3,00

4. Penilaiaan efisiensi

Penilaian efisinsi KJKS/UJKS koperasi didasarkan pada 3 rasio yaitu rasio biaya

operasional terhadap pelayanan, rasio aktiva terhadap total aset dan rasio efisiensi staf.

Cara perhitungan rasio biaya operasional atas pelayanan ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk rasio lebih besar dari 100 diperoleh nilai kredit 25 dan untuk setiap

penurunan rasio 15% nilai kredit ditambahkan dengan 25 sampai dengan

maksimum nilai kredit 100

b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian

Page 66: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

51

Tabel 3.12

Penetapan Kriteria rasio biaya operasional atas pelayanan

Rasio Biaya

Operasional Terhadap

Pelayanan (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

>100 25 4 1 Tidak Efisien

85 – 100 50 4 2 Kurang Efisien

69 - 84 75 4 3 Cukup Efisien

0 – 68 100 4 4 Efisien

Rasio aktiva tetap terhadap total moadal ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk rasio lebih besar dari 76% diperoleh nilai kredit 25 dan untuk setiap

penurunan rasio 25% niali kredit ditambahkan dengan 25 sampai dengan

maksimum 100

b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian:

Tabel 3.13

Penetapan Kriteria Rasio aktiva tetap terhadap total moadal

Rasio aktiva tetap

terhadap Total

Modal (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

>100 25 4 1 Tidak Efisien

85 – 100 50 4 2 Kurang Efisien

69 - 84 75 4 3 Cukup Efisien

0 – 68 100 4 4 Efisien

Rasio efisiensi staf dihitung sebagai berikut:

Page 67: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

52

a. Untuk rasio kurang dari 50 orang diberi nilai kredit 25 dan untuk setiap

penurunan rasio 25 orang nilai skor ditambah dengan 25 sampai dengan

maksimum nilai kredit 100

b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor penilaian:

Tabel 3.14

Penetapan Kriteria Rasio efisiensi staf

Rasio Efisiensi Staf

(Org)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

>50 25 2 0,5 Tidak baik

50 – 74 50 2 1 Kurang Baik

75 - 99 75 2 1,5 Cukup Baik

> 99 100 2 2 Baik

5. Likuiditas

Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KJKS/UJKS koperasi dilakukan terhadap 2

(dua) rasio, yaitu rasio kas dan rasio pembiayaan. Pengukuran rasio kas terhadap dana

yang diterima ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk rasio kas lebih kecil dari 14% dan lebih besar dari 56% diberi nilai

kredit 25, untuk rasio antara 14% samapai dengan 20% dan antara 46%

sampai dengan 56% diberi nilai kredit 50, rasio antara 21% sampai dengan

25% dan 35% sampai dengan 45% diberi nilai 75, dan untuk rasio 26%

sampai dengan 34% diberi nilai kredit 100.

Page 68: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

53

b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor penilaian

Tabel 3.15

Penetapan Kriteria Pengukuran rasio kas terhadap dana yang diterima

Rasio Kas (%) Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

< 14 dan > 56 25 10 2,5 Tidak likuid

(14 – 20) dan (46-56) 50 10 5 Kurang likuid

(21 – 25) dan (35 – 45) 75 10 7,5 Cukup likuid

(26 – 34) 100 10 10 Likuid

Pengukuran rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima ditetapkan sebagai

berikut:

a. Untuk rasio kas lebih kecil dari 50% diberi nilai kredit 25, untuk setiap

kenaikan rasio 25 % nilai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan

maksimum 100

b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian

Tabel 3.16

Penetapan Kriteria Rasio Pembiayaan terhadap dana yang diterima

Rasio Pembiayaan

(%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

< 50 25 5 1,25 Tidak likuid

51 – 75 50 5 2,50 Kurang likuid

76 – 100 75 5 3,75 Cukup likuid

> 100 100 5 5 Likuid

Page 69: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

54

6. Jati Diri Koperasi

Aspek penilaian jati diri koperasi menggunakan dua rasio yaitu Rasio promosi

ekonomi anggota (PEA) dan Rasio partisipasi bruto. Pengukuran rasio promosi ekonomi

anggota ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk rasio lebih kecil 5% diberikan nilai kredit 25 dan untuk setiap kenaikan

rasio 3% nialai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan rasio lebih besar dari

12% nilai kredit maksimum 100

b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian

Tabel 3.17

Penetapan Kriteria Rasio promosi ekonomi anggota (PEA) dan Rasio

partisipasi bruto.

Rasio PEA (%) Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

< 5 25 5 1,25 Tidak bermanfaat

5 – 7,99 50 5 2,50 Kurang bermanfaat

8 – 11,99

75 5 3,75 Cukup bermanfaat

> 12 100 5 5 Bermanfaat

Pengukuran rasio partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai kredit 25 dan untuk setiap kenaikan

rasio 25% nilai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan rasio lebih besar dari

75% nilai kredit maksimum 100

Page 70: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

55

b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian

Tabel 3.18

Penetapan Kriteria rasio partisipasi bruto

Rasio Partisipasi

Bruto (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

< 25 25 5 1,25 Rendah

25 – 49 50 5 2,50 Kurang

50 – 75 75 5 3,75 Cukup

> 75 100 5 5 Tinggi

7. Kemandirian dan pertumbuhan

Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3 (tiga) rasio,

yaitu Rentabilitas Aset, Rentabilitas Ekuitas dan kemandirian operasional. Rasio

rentabilitas aset yaitu SHU sebelum zakat dan pajak dibandingkan dengan total aset

ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai kredit 25, untuk

setiap kenaikan rasio 2,5% nilai kredit ditambah 25 sampai dengan maksimum

100

b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian

Page 71: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

56

Tabel 3.19

Penetapan Kriteria rasio rentabilitas aset

Rasio Rentabilitas

Aset (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

< 5 25 3 0,75 Rendah

5 – 7,4 50 3 1,50 Kurang

7,5 – 10 75 3 2,25 Cukup

> 10 100 3 3,00 Tinggi

Rasio rentabilitas ekuitas yaitu SHU bagian anggota dibandingkan total ekuitas

ditetapkan sebagai berikut

a. Untuk rasio rentabilitas ekuitas lebih kecil dari 5% diberi nilai kredir 25, utnuk

setiap kenaikan rasio 2,5% nilai kredit ditambah 25 sampai dengan maksimum

100

b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian

Tabel 3.20

Penetapan Kriteria rasio rentabilitas modal sendiri

Rasio Rentabilitas

Ekuitas (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

< 5 25 3 0,75 Rendah

5 – 7,4 50 3 1,50 Kurang

7,5 – 10 75 3 2,25 Cukup

> 10 100 3 3,00 Tinggi

Rasio kemandirian operasional yaitu pendapatan usaha dibanding biaya

operasional ditetapkan sebagai berikut:

Page 72: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

57

a. Untuk rasio kemandirian operasional labih kecil dari 100% diberi nilai kredit

25. Untuk setiap kenaikan rasio 25% nilai kredit ditambah 25 sampai dengan

maksimum 100

b. Nilai kredit dikalikan 4% diperoleh skor penilaian

Tabel 3.21

Penetapan Kriteria rasio kemandirian operasional

Rasio

Kemandirian

Operasional (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

< 100 25 4 1 Rendah

100 – 125 50 4 2 Kurang

126 – 150 75 4 3 Cukup

> 150 100 4 4 Tinggi

8. Kepatuhan Prinsip Syariah

Penilaian kepatuhan prinsip syariah dilakuakn dengan perhitungan nilai kredit

yang didasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan sebanyak 10 (sepuluh)

buah (Pertanyaan terlampir) dengan bobot 10% berarti untuk setiap jawaban 1 (satu)

positif memperoleh nilai kredit bobot 1 (satu).

Page 73: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

58

Tabel 3.22

Penetapan Kriteria kepatuhan prinsip syariah

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 1

0 – 2,50 Tidak patuh

2,51 – 5,00 Kurang patuh

5,01 – 7,50 Cukup patuh

7,51 – 10,00 patuh

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

Berdasarkan hasil perhitungan penilaian dari delapan aspek yang dinilaian

maka penetapan predikat tingkat kesehatan KJKS/UJKS koperasi tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.23

Penetapan Predikat Kesehatan KJKS/UJKS

Skor Predikat

81 – 100 Sehat

66 - < 81 Cukup Sehat

51 - < 66 Kurang Sehat

0 - < 51 Tidak Sehat

Page 74: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

59

Page 75: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BMT Khairu Ummah

1. Sejarah Berdirinya BMT Khairu Ummah

Baitul maal wat Tamwi Khairu ummah lahir dan diorientaskan bagi

kepentingan pengembangan ekonomi masyarakat khususnya umat Islam,

terutama yang tergolong pengusaha mikro, dhuafa dan mustadafin di

kecamatan leuwiliang, cibungbulang, ciampea, leuwisadeng, nanggung,

cigudeg dan jasinga.

Awal mula berdirinya BMT Khairu Ummah yaitu pada tanggal 24

Agustus 1994. Dengan alamat di Jl. Raya Leuwiliang No. 106 Bogor 16640,

berbadan hukum koperasi No. 111060/BH/KWK.10/5 dan akta perubahan

No. 111060/BH/PMD/KWK.10/XII-1997. Modal awal yang dipakai oleh

BMT khairu Ummah pada tahun 1994 yaitu Rp. 5.000.000,00 dengan

klasifikasi koperasi: B (Baik)

Lembaga keuangan syariah Koperasi Baitul Maal wat Tamwil

“Khairu Ummah”, lembaga yang diidirikan sebagai bagian dari bentuk

kepedulian terhadap masyarakat kelas menengah kebawah, dimana dalam

operasionalnya lembaga ini tidak hanya memfasilitasi umat Islam untuk

bertransaksi secara syariah tetapi juga membuka peluang permodalan bagi

para pengusaha mikro/kecil dan menengah.

Dalam kaitan itulah kehadiran koperasi Baitul maal wat Tamwil

Khairu Ummah merupakan alternatif solusi untuk menjembatani pengusaha

Page 76: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

60

mikro dengan sumber modal, peningkatan akses pengusaha kecil terhadap

bank sekaligus menyediakan lembaga keuangan yang memberikan

kemudahan dan keamanan dalam menyimpan dananya.

2. Fungsi dan Tujuan BMT Khairu Ummah

Lembaga keuangan syariah Baitul Maal wat Tamwil “Khairu

Ummah” difungsikan sebagai berikut:

a. Wahana untuk memberikan pemahaman, pengamalan dan media

dakwah bil hal dari tata kehidupan berkoperasi yang mencerminkan

prinsip ekonomi dengan kaidah dan etika yang islami.

b. Wahanan proses pembentukan sikap prilaku dan pemahaman terhadap

tata kehidupan muslim secara kafah yang mencakup segala aspek

kehidupan.

Selain fungsi diatas, Baitul Maal Wat Tamwil “Khairu Ummah”

didasarkan sebagai manifestasi untuk memperoleh ridho Allah semata,

dengan tujuan yang lebih spesifik yaitu:

a. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat Islam, khususnya

pengusaha mikro/kecil;

b. Meningkatkan produktifitas usaha melalui sektor rill dengan

memberikan pelayanan pembiayaan kepada pengusaha muslim;

c. Membebaskan para pengusaha kecil dari jeratan para pelepas uang

dengan sistem bunga dan rente;

Page 77: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

61

d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas usaha disamping meningkatkan

kesempatan kerja dan penghasilan umat Islam;

e. Menghimpun dana umat, terutama zakat, infaq dan shadaqah secara

profesional untuk disalurkan kepada para mustahik;

f. Tujuan lainnya yang mengarah kepada perbaikan strata ekonomi umat

Islam terutama kaum dhuafa dan mustadafin.

3. Produk BMT Khairu Ummah

BMT khairu ummah memiliki berbagai produk pelayanan yang

dapat di nikmati oleh anggota dan nasabahnya yaitu:

a. Tabungan Syariah (Tasyri)

Produk ini merupakan produk tabungan umum bagi perorangan atau

lembaga

b. Tabungan untuk Masa Depan (Tampan)

Produk ini diperuntukan bagi pelajar atau mehasiswa sebagai bekal

untuk kelanjutan belajar atau masa depan nasabah

c. Tabungan menuju Walimah (Tammah)

Produk tabungan ini merupakan tabungan umum perorangan sebagai

persiapan utntuk melaksanakan pernikahan.

d. Tabungan persiapan Qurban (Tapaqur)

Produk ini merupakan produk tabungan perorangan sebagai persiapan

melaksanakan ibadah Qurban

e. Deposito dengan akad Mudharabah

Page 78: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

62

Produk tabungan umum perorangan atau lembaga yang

pengambilannya bersifat berjangka.

f. Menerima titipan amanah (Zakat, Infaq dan shadaqah)

Produk ini di buat sebagai penerapan fungsi Baitul maal sebagai rumah

harta bagi kaum dhuafa. Produk titipan dalam bentuk zakat, infaq dan

shadaqah yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan kebajikan (Al

Qardhul hasan: Tanpa laba/bagi hasil) bagi mustahiq zakat.

g. Produk layanan lainnya.

Selain produk diatas adajuga produk layanan lain yang dimiliki oleh

BMT Khairu Ummah yaitu:

Transfer on line dan real time antar Bank

Pembayaran rekening listrik dan telepon

Pembayaran tagihan seluler pasca bayar

Isi ulang pulsa

Pemesanan tiket pesawat

Pembayaran lain-lain (Kredt motor FIF dan ACC)

Layanan jemput tabungan

Layanan jemput pembayaran listrik dan telepon

Melayani konsultasi dan jemput zakat

Jasa penukaran uang pecahan

Page 79: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

63

4. Profil Singkat dan Bagan Struktur BMT Khairu Ummah

a. Profil Singkat

Nama Lembaga : KOPERASI PONDOK PESANTREN

MU’ALLIMIEN/ KBMT “KHAIRU UMMAH”

Alamat : Jl. Raya Leuwiliang No. 106 Bogor 16640

Website : http://www.bmtkhairuummah.com

E-mail : [email protected]

Tanggal berdiri : 24 Agustus 1994

Badan Hukum : 111060/BH/KWK.10/5

Akta Perubahan : 11060/BH/PMD/KWK.10/XII-1997

Jenis Usaha : Simpan pinjam syariah dan Jasa layanan

lainnya

Prestasi : Koperasi terbaik tk kabupaten tahun 2009

Jumlah Anggota : 883 Orang

Jumlah Anggota aktif : 355 Orang

Jumlah Nasabah : 11.732 Orang

Nasabah Tasyri : 8478 orang

Nasabah Tampan : 3219 Orang

Jumlah karyawan : 29 Orang

Visi : Menjadi Lembaga Keuangan Syariah Pilihan

Ummat

Misi:

Page 80: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

64

melaksanakan sistem ekonomi yang menjungjung tinggi nilai-nilai

syariah

mewujudkan lembaga keuangan yang profesional

membentuk karyawan yang memiliki integritas moral

berorientasi pada pemberdayaan UMKM

b. Bagan Struktur Organisasi BMT Khairu Ummah

Gambar 4.1

Struktur Organisasi BMT

RAPAT TAHUNAN

ANGGOTA

PENGURUS

(BADAN EKSEKUTIF)

PENGAWAS KETUA PENASEHAT

Page 81: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

65

B. Penilaian Tingkat Kesehatan

Data keuangan serta cara pengelolaannya pada suatu BMT merupakan

masalah yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup BMT.

Pengelolaan keuangan yang baik akan menciptakan tingkat kesehatan yang baik

pula.

Penilaian tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah tahun 2011-2014

menggunakan pedoman penilaian tingkat kesehatan KJKS dan UJKS yang di

keluarkan oleh Menteri Koperasi No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007. Asepek-Aspek

yang dinilai dalam pedoman ini yaitu Permodalan, Kualitas Aktifa Produktif,

manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi

dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Untuk penilaian terhadap aspek

manajemen dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dilakukan hanya

tahun 2014 saja.

1. Aspek Permodalan

Aspek permodalan dihitung melalui dua rasio keuangan yaitu rasio modal

sendiri terhadap aset dan rasio kecukupan modal hasil rasio keuangannya. Berikut

ini perhitungan tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah dari sisi permodalan.

a. Rasio Total Modal terhadap Modal sendiri

Rasio modal sendiri terhadap total modal dimaksud untuk mengukur

kemampua BMT dalam mengimpun modal sendiri dibanding dengan modal

yang dimiliki. Perhitungan rasio total modal terhadap modal sendiri dilakuakn

dengan cara dibawah ini

Page 82: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

66

x 100%

Tabel 4.1

Perhitungan Rasio Total Modal terhadap Modal sendiri tahun 2011-2014

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah

dari aspek permodannya dapat dilihat bahwa meskipun dari tahun 2011-2014

rasio total modal terhadap modal sendiri itu terus menurun akan tetapi rasio

setiap tahunnya masih diatas nilai rasio yang telah ditetapkan yaitu sebesar

20% oleh karena itu BMT Khairu Ummah dinyatakan SEHAT

b. Rasio Kecukupan Modal

Rasio kecukupan modal sendiri dimaksud untuk mengukur kualitas

modal tertimbang BMT dalam mendukung adanya aktiva tertimbang menurut

risiko (ATMR) yang dimiliki. Perhitungan rasio kecukupan modal dilakukan

dengan cara di bawah ini

x 100%

Tahun Modal Sendiri Total Modal Rasio

2011 Rp 486.105.305,46 Rp 503.080.305,46 97%

2012 Rp 930.381.480,67 Rp 1.053.962.559,17 88%

2013 Rp 1.165.120.723,36 Rp 1.462.120.823,36 80%

2014 Rp 1.562.655.735,00 Rp 2.036.217.105,00 77%

Page 83: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

67

Tabel 4.2

Perhitungan Rasio Kecukupan Modal (CAR) tahun 2011-2014

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari hasil perhitungan rasio CAR BMT Khairu ummah dari tahun 2011

sampai tahun 2014 dapat di lihat pada tabel di atas bahwa rasio CAR BMT Khairu

Ummah memang belum bisa dinyatakan sehat karena nilai minimum rasio CAR

suatu BMT yaitu 8%. Pada tahun 2011 rasio CARnya hanya 5,50% tidak sehat,

tahun 2012 nilai rasio CAR nya 6,80 = Kurang Sehat, 2013 nilai Rasionya 6,00 =

Kurang Sehat dan tahun 2014 nilai Rasionya 6,87 = kurang sehat

2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada tiga rasio

yaitu rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap jumlah piutang

dan pembiayaan, rasio portofolio terhadap piutang beresiko dan pembiayaan

beresiko dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) terhadap

rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD)

Tahun Modal tertimbang ATMR CAR

2011 Rp 374.181.365,18 Rp 6.797.544.069,95 5,50%

2012 Rp 727.236.466,65 Rp 10.699.036.591,92 6,80%

2013 Rp 1.042.464.737,14 Rp 17.366.995.785,80 6,00%

2014 Rp 1.397.493.845,50 Rp 20.346.683.546,40 6,87%

Page 84: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

68

a. Rasio Tingkat Pembiayaan Dengan Piutang Bermasalah Terhadap Jumlah

Piutang Dan Pembiayaan

Rasio tingkat pembiayaan dengan piutang bermasalah terhadap jumlah

piutang dan pembiayaan dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar jumlah

pembiayaan bermasalah dari seluruh pembiayaan yang diberikan. Untuk

perhitungannya dilakukan dengan cara dibawah ini

x 100%

Tabel 4.3

Perhitungan RasionTingkat Pembiayaan Dengan Piutang Bermasalah

Terhadap Jumlah Piutang Dan Pembiayaan Tahun 2011-2014

Tahun Σ Pembiayaan & Piutang

bermasalah Σ Piutang dan Pembiayaan Rasio

2011 Rp 305.020.389,00 Rp 5.819.850.736,74 5,24%

2012 Rp 445.574.667,00 Rp 9.302.185.130,04 4,79%

2013 Rp 420.530.785,00 Rp 14.131.100.363,59 2,98%

2014 Rp 435.988.857,00 Rp 16.147.735.434,00 2,70%

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Rasio tingkat pembiayaan bermasalah BMT Khairu Ummah

menunjukan penurunan setiap tahun. pada tahun 2011 rasio pembiayaannya

bermasalahnya dinyatakan Cukup Lancar karena nilai rasionya lebih dari 5%

yaitu 5,24% sedangkan dari tahun 2012-2014 rasio pembiayaan bermasalah

BMT Khairu Ummah dinyatakan Lancar karena dibawah 5%.

Page 85: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

69

b. Rasio Portofolio Pembiayaan Beresiko

Rasio portofolio pembiayaan beresiko dimaksudkan untuk mengukur

seberapa besar jumlah pembiayaan beresiko dari seluruh pembiayaan yang

diberikan. Untuk perhitungannya dilakukan dengan cara dibawah ini

x 100%

Tabel 4.4

Perhitungan Rasio portofolio pembiayaan beresiko Tahun 2011-2014

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari hasil perhitungan rasio portofolio pembiayaan beresiko, BMT

Khairu Ummah dari tahun 2011-2014 memiliki nilai Rasio di bawah 21% maka

dengan ini dinyatakan BMT Khairu Ummah memiliki Portofolio pembiayaan

yang Tidak Beresiko

c. Rasio Penyisihan Aktiva Produktif

Rasio penyisihan aktiva produktif dimaksudkan untuk mengukur

kualitas cadangan resiko dalam mengatasi risiko pinjaman yang bermasalah.

Untuk perhitungannya dilakukan dengan cara dibawah ini

x 100%

Tahun Σ Portofolio beresiko Σ Piutang dan Pembiayaan Rasio

2011 Rp 1.104.111.049,81 Rp 5.819.850.736,74 18,97%

2012 Rp 1.281.841.110,78 Rp 9.302.185.130,04 13,78%

2013 Rp 1.222.340.181,49 Rp 14.131.100.363,59 8,65%

2014 Rp 1.209.465.384,01 Rp 16.147.735.434,00 7,49%

Page 86: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

70

Tabel 4.5

Perhitungan Rasio Penyisihan Aktifa Produktif Tahun 2011-2014

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari hasil perhitungan penyisihan aktiva produktif BMT Khairu Ummah

dapat di lihat bahwa nilai rasio yang ada yaitu di atas 80% dengan nilai 4,0 maka

dapat dinyatakan bahwa penyisihan aktiva produktif BMT Khairu Ummah

Lancar.

3. Manajemen

Aspek manajemen merupakan salah satu aspek yang penting dalam

menilai suatu kesehatan lembaga keuangan, dalam pedoman penilaian kesehatan

KJKS dan UJKS No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 pun aspek manajemen

termasuk dalam penilaiannya. Seharusnya memang aspek manajemen ini di nilai

setiap tahun akan tetapi dalam penelitian ini karena terbatasnya data dan

penelitian ini dilakukan tahun 2014 aspek manajemen ini yang di nilai hanya

tahun 2014 saja.

Dalam peraturan menteri koperasi No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

disebutkan bahwa ada lima komponen yang di nilai dalam aspek manajemen

tersebut. Komponen yang dimaksud adalah komponen manajemen umum,

Tahun PPAP PPAPWD Rasio

2011 175.276.342,30 Rp 191.108.898,54 91,72%

2012 251.276.342,30 Rp 293.395.569,51 85,64%

2013 451.276.342,30 Rp 287.182.264,10 157,14%

2014 480.181.000,00 Rp 248.917.342,19 192,91%

Page 87: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

71

manajemen kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva dan

manajemen likuiditas.

a. Manajemen Umum

Manajemen umum dimaksud untuk mengukur kemampuan BMT dalam

mengelola usahanya. Dalam menilai komponen manajemen umum ini terdapat

12 pertanyaan yang tersedia dalam pedoman penilaian kesehatan KJKS dan

UJKS. Dan setiap pertanyaan benar akan diberi nilai 0,25.

Tabel 4.6

Perhitungan dan Penyekoram Komponen Manajemen Umum Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 12 0,25 3

Sumber: Data hasil wawancara aspek manajemen BMT Khairu Ummah

Dari hasil wawancara diatas komponen manajemen umum BMT Khairu

Ummah tahun 2014 dengan memiliki 12 jawaban positif dan nilai kredit bobot

3,00 dapat dikatakan Baik.

b. Manajemen Kelembagaan

Manajemen kelembagaan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

BMT dalam mengelola SDM dan sistem kerja koperasi itu sendiri. Dalam

menilai komponen manajemen kelembagaan ini terdapat 6 pertanyaan yang

tersedia dalam pedoman penilaian kesehatan KJKS dan UJKS. Dan setiap

pertanyaan benar akan diberi nilai 0,50

Page 88: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

72

Tabel 4.7

Perhitungan dan Penyekoram Komponen Kelembagaan Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 5 0,50 2,50

Sumber: Data hasil wawancara BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari hasil wawancara diatas komponen manajemen kelembagaan BMT

Khairu Ummah tahun 2014 dengan memiliki 5 jawaban positif dan nilai kredit

bobot 2,50 dapat dikatakan Baik.

c. Manajemen Permodalan

Manajemen permodalan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

BMT dalam mengelola modalnya sendiri. Dalam menilai komponen

manajemen kelembagaan ini terdapat 5 pertanyaan yang tersedia dalam

pedoman penilaian kesehatan KJKS dan UJKS. Dan setiap pertanyaan benar

akan diberi nilai 0,60

Tabel 4.8

Perhitungan dan Penyekoran Komponen Manajemen Permodalan

Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 5 0,60 3,00

Sumber: Data hasil wawancara BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Page 89: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

73

Dari hasil wawancara diatas komponen manajemen permodalan BMT

Khairu Ummah tahun 2014 dengan memiliki 5 jawaban positif dan nilai kredit

bobot 3,00 dapat dikatakan Baik.

d. Manajemen Aktiva

Manajemen aktiva dimaksudkan untuk mengukur kemampuan BMT

dalam mengelola pinjaman (Pembiayaan) dari harta yang dimiliki. Dalam

menilai komponen manajemen kelembagaan ini terdapat 10 pertanyaan yang

tersedia dalam pedoman penilaian kesehatan KJKS dan UJKS. Dan setiap

pertanyaan benar akan diberi nilai 0,30

Tabel 4.9

Perhitungan dan Penyekoran Komponen Manajemen aktiva Tahun

2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 10 0,30 3,00

Sumber: Data hasil wawancara BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari hasil wawancara diatas komponen manajemen aktiva BMT Khairu

Ummah tahun 2014 dengan memiliki 10 jawaban positif dan nilai kredit bobot

3,00 dapat dikatakan Baik.

e. Manajemen Likuiditas

Manajemen likuiditas dimaksudkan untuk mengukur kemampuan BMT

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam menilai komponen

Page 90: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

74

manajemen kelembagaan ini terdapat 5 pertanyaan yang tersedia dalam

pedoman penilaian kesehatan KJKS dan UJKS. Dan setiap pertanyaan benar

akan diberi nilai 0,60

Tabel 4.10

Perhitungan dan Penyekoran Komponen Manajemen Likuiditas Tahun

2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 5 0,60 3,00

Sumber: Data hasil wawancara BT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari hasil wawancara diatas komponen manajemen likuiditas BMT

Khairu Ummah tahun 2014 dengan memiliki 10 jawaban positif dan nilai

kredit bobot 3,00 dapat dikatakan Baik.

4. Effisiensi

Penilaian efisinsi KJKS/UJKS koperasi didasarkan pada 3 rasio yaitu

rasio biaya operasional terhadap pelayanan, rasio aktiva terhadap total aset dan

rasio efisiensi staf

a. Rasio Biaya Operasional Pelayanan Terhadap Partisipasi Bruto

Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto ini

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan BMT dalam memberikan efisiensi

Page 91: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

75

pelayanan kepada para anggotanya dari penggunaan aset yang dimiliki. Cara

perhitungannya dilakukan dengan cara dibawah ini

x 100%

Tabel 4.11

Perhitungan Rasio Biaya Operasional Pelayanan Tehadap Partisipasi

Bruto Tahun 2011-2014

Sumber: Laporan Laba Rugi BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari hasil perhitungan di atas dapat dinyatakan bahwa rasio biaya

operasional atas pelayanan BMT Khairu Ummah terus mengalami kenaikan

nilainya, akan tetapi meskipun terjadi kenaikan pada nilai rasio BMT Khairu

Ummah memiliki nilai rasio di bawah 68% sehingga dapat dinyatakan bahwa

BMT Khairu Ummah Efisien.

b. Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Aset

x 100%

Tahun Biaya Operasional Pelayanan Partisipasi Bruto Rasio

2011 Rp 720.184.173,49 Rp 1.463.307.005,50 49,22%

2012 Rp 1.093.139.337,91 Rp 2.234.997.216,49 48,91%

2013 Rp 1.701.662.845,24 Rp 3.090.593.329,96 55,06%

2014 Rp 2.333.941.781,00 Rp 4.146.822.655,00 56,28%

Page 92: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

76

Tabel 4.12

Perhitungan Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Aset Tahun 2011-

2014

tahun Aktiva Tetap Total Aset Rasio

2011 Rp 719.010.225,60 Rp 8.862.109.290,85 8,11%

2012 Rp 570.448.937,44 Rp 13.394.893.408,56 4,26%

2013 Rp 3.326.904.869,60 Rp 21.597.241.579,57 15,40%

2014 Rp 3.755.154.870,00 Rp 26.978.758.881,00 13,92%

Sumber: Laporan Keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari perhitungan diatas dapat di lihat bahwa rasio aktiva tetap terhadap

total aset BMT Khairu Ummah dari tahun 2011-2014 memiliki nilai rasio yang

fluktuatif karena terjadi kenaikan dan penurunan. Meskipun demikian hasil

penilaian rasio BMT Khairu Ummah tidak melebih nilai yang telah di tetapkan

yaitu 25% sehingga dapat dinyatakan bahwa rasionya Baik.

c. Rasio Efisiensi Staf

Rasio efisiensi staf digunakan untuk mengukur sejauh mana staf yang

ada dalam memperoleh mitra pembiayaan.

x 100%

Tabel 4.13

Perhitungan Rasio Efisiensi Staf Tahun 2011-2014

Tahun Σ Mitra Pembiayaan Jumlah Staff Rasio

2011 1029 17 6053%

2012 961 20 4805%

2013 1.259 23 5474%

2014 1.348 29 4648%

Sumber: Laporan Keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Page 93: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

77

Dari data diatas dapat dilihat bahwa Rasio efisiensi staf BMT Khairu

Ummah memilik nilai rasio yang fluktuatif terjadi penurunan dan kenaikan,

meskipun demikian nilai rasio yang diperoleh dari perhitungan tersebut sangatlah

tinggi jauh di atas nilai yang di tetapkan yaitu 100% ini menunjukan bahwa

efisiensi staf BMT Khairu Ummah Baik.

5. Likuiditas

Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KJKS/UJKS koperasi dilakukan

terhadap 2 (dua) rasio, yaitu rasio kas dan rasio pembiayaan.

a. Cash Rasio

Cash Rasio dimaksudkan untuk mengukur kemampuan BMT dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Cara perhitungannya dilakukan dengan

cara dibawah ini

x 100%

Tabel 4.14

Perhitungan Cash Rasio Tahun 2011-2014

Tahun Kas+Bank Kewajiban Lancar Rasio

2011 Rp 2.564.683.020,97 Rp 8.359.028.985,39 30,68%

2012 Rp 3.008.627.665,38 Rp 12.340.930.849,39 24,38%

2013 Rp 4.703.332.272,39 Rp 20.135.120.756,21 23,36%

2014 Rp 7.481.130.521,00 Rp 24.942.541.776,00 29,99%

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Page 94: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

78

Dari perhitungan rasio kas diatas dapat di lihat bahwa nilai rasio kas

BMT Khairu ummah terjadi fluktuasi dari 2011-2013 terjadi penurunan

sedangkan tahun 2014 terjadi kenaikan. Pada tahun 2011 dan 2014 rasio kas BMT

Khariu Ummah mendapat skor antara skor yang di tetapkan sebesar (26-34)

sehingga dapat dikatakan Likuid. Sedangkan tahun 2012 dan 2013 BMT Khairu

Ummah mendapat skor antara skor yang ditetapkan sebesar (21-25) sehingga

dapat dikatakan Cukup Likuid.

b. Rasio Pembiayaan Terhadap Dana Yang Diterima

Rasio ini dimaksud untuk mengukur tingkat risiko pembiayaan

bermasalah BMT. Cara perhitungannya seperti di bawah ini

x 100%

Tabel 4.15

Perhitungan Rasio Pembiayaan Terhadap Dana Yang Diterima Tahun

2011-2014

Tahun Total Pembiayaan Dana yang diterima Rasio

2011 Rp 5.819.850.736,74 Rp 8.862.109.290,85 65,67%

2012 Rp 9.302.185.130,04 Rp 13.394.893.408,56 69,45%

2013 Rp 14.131.100.363,59 Rp 21.597.241.579,57 65,43%

2014 Rp 16.147.735.434,00 Rp 26.978.758.881,00 59,85%

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari hasil perhitungan di atas dari tahun 2011-2014 rasio pembiayaan

terhadap dana yang diterima oleh BMT Khairu ummah menunjukan nilai yang

Page 95: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

79

belum menunjukan likuiditas karena masih dalam rasio 51%-75% sehingga

dapat dikatakan bahwa BMT Khairu Ummah Kurang Likuid.

6. Kemandirian Dan Pertumbuhan

Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3

(tiga) rasio, yaitu Rentabilitas Aset, Rentabilitas Ekuitas dan kemandirian

operasional.

a. Rentabilitas Aset

Rasio rentabilitas aset ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

BMT dalam memperoleh laba atau keuntungan dari aktiva atau modal yang

dikelola.pengukuran tingkat kesehatan dilakukan dengan cara

x 100%

Tabel 4.16

Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset Tahun 2011-2014

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari hasil perhitungan diatas Rentabilitas Aset BMT Khairu Ummah

dari tahun 2011-2014 itu memiliki rasio di bawah 5% sehingga dapat dikatakan

bahwa rentabilitasnya masih Rendah.

Tahun SHU Sebelum Nisbah, Zakat dan Pajak Total Aset Rasio

2011 Rp 223.847.880,56 Rp 8.862.109.290,85 2,53%

2012 Rp 406.290.072,04 Rp 13.394.893.408,56 3,03%

2013 Rp 245.311.972,45 Rp 21.597.241.579,57 1,14%

2014 Rp 330.323.779,00 Rp 26.978.758.881,00 1,22%

Page 96: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

80

b. Rentabilitas Modal Sendiri

Rasio rentabilitas modal sendiri ini dimaksud untuk mengukur

kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan SHU. Penilaiannya dilakukan

dengan cara

x 100%

Tabel 4.17

Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Tahun 2011-2014

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari perhitungan rasio rentabilitas nilai sendiri BMT Khairu Ummah

pada tahun 2011-2014 terjadi fluktuasi. Pada tahun 2011-2012 terjadi penurunan

rasio dari 7,48 sampai 5,00% sedangkan tahun 2012-2013 terjadi kenaikan yang

sangat tinggi dari 5,00% sampai 14,37% dan tahun 2013-2014 terjadi kenaikan

pula meskipun nilainya tidak cukup tinggi dari 14,37% sampai 14,43%. Dengan

nilai tersebut dapat dinyatakan bahwa pada tahun 2011 dan 2012 rentabilitas

Modal sendiri BMT Khairu Ummah terletak diantara rasio 5%-7,4% yang artinya

Kurang. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 rasio rentabilitas modal sendirinya

di atas 10% yang artinya Tinggi.

Tahun SHU Bagian Anggota Total Modal Sendiri Rasio

2011 36.374.077,47 Rp 486.105.305,46 7,48%

2012 46.535.201,41 Rp 930.381.480,67 5,00%

2013 167.425.421,00 Rp 1.165.120.723,36 14,37%

2014 225.445.979,00 Rp 1.562.655.735,00 14,43%

Page 97: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

81

c. Kemandirian Operasional Pelayanan

Rasio kemandirian dan operasional pelayanaan ini dimaksud untuk

mengukur kemandirian BMT dalam pelayanan operasional untuk anggota.

Perhitungannya dilakukan dengan cara

x 100%

Tabel 4.18

Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Tahun 2011-2014

Sumber: Laporan Laba Rugi BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Data di atas menunjukan hasil perhitungan kemandirian operasional

pelayanan BMT Khairu Ummah tahun 2011-2014 menunjukan penurunan dari

setiap tahunnya. Meskipun demikian penurunan yang terjadi tidak mempengaruhi

rasio kemandirian operasional pelayanan BMT Khairu Ummah yang memiiki

nilai di atas 150% dengan demikian dapat dinyatakan Tinggi.

7. Jati Diri Koperasi

Aspek penilaian jati diri koperasi menggunakan dua rasio yaitu Rasio

promosi ekonomi anggota (PEA) dan Rasio partisipasi bruto.:

a. Rasio Partisipasi Bruto

Tahun Pendapatan Usaha Biaya Operasional Pelayanan Rasio

2011 Rp 1.463.307.005,50 Rp 720.184.173,49 203%

2012 Rp 2.234.997.216,49 Rp 1.093.139.337,91 204%

2013 Rp 3.090.593.329,96 Rp 1.701.662.845,24 182%

2014 Rp 4.146.822.655,00 Rp 2.333.941.781,00 178%

Page 98: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

82

Rasio partisipasi bruto ini dimaksud untuk mengukur kemampuan BMT

dalam mengaktifkan anggotanya prihal simpanan dan pembiayaan. Cara

perhitungannya sebagai berikut

x 100%

Tabel 4.19

Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto Tahun 2011-2014

Tahun Jumlah Partisipasi Bruto Jumlah Pratisipasi bruto + transaksi Non Anggota Rasio

2011 Rp 1.463.307.005,50

Rp

1.464.109.731,70 99,95%

2012 Rp 2.234.997.216,49

Rp

2.254.133.928,49 99,15%

2013 Rp 3.090.593.329,96

Rp

3.098.613.329,96 99,74%

2014 Rp 4.146.822.655,00

Rp

4.147.334.063,00 99,99%

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Dari perhitungan rasio partisipasi bruto di atas dapat di lihat bahwa

BMT khairu Ummah dari tahun 2011-2014 memiliki rasio partisipasi bruto diatas

75% sehingga dapat dikatakan bahwa rasio partisipasi bruto BMT Khairu Ummah

Tinggi.

b. Rasio Partisipasi Ekonomi Anggota

Rasio partisipasi ekonomi anggota ini dimaksudkan untuk mengukur

kemampua BMT dalam memberikan manfaat partisipasi dan biaya koperasi

Page 99: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

83

melalui simpanan pokok dan simpanan wajib. Cara perhitungannya di jelaskan di

bawah ini

x 100%

Tabel 4.20

Perhitungan Rasio Partisipasi Ekonomi Anggota Tahun 2011-2014

Tahun MEP + SHU Bagian Anggota Total Simpanan pokok + Simpanan Wajib Rasio

2011 Rp 36.374.077,47

Rp 82.455.653,26 44%

2012 Rp 46.535.201,41

Rp 135.067.146,19 34%

2013 Rp 167.425.421,00

Rp 216.462.677,87 77%

2014 Rp 225.445.979,00

Rp 306.164.516,00 74%

Sumber: Laporan keuangan BMT Khairu Ummah (Telah diolah)

Rasio partisipasi ekonomi anggota BMT Khairu Ummah pada tahun

2011-2014 terjadi fluktuasi, meskipun begitu rasio partisipasi anggota BMT

Khairu Ummah tidak mempengaruhi tingkat kemanfaatannya karena rasio nya di

atas 12% sehingga dapat dinyatakan bermanfaat.

8. Kepatuhan Prinsip Syariah

BMT sebagai salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah sudah

seharusnya taat dan patuh kepada prinsip syariah sehingga segala mekanisme

yang ada tidak melanggar prinsip syariah yang di jungjung tinggi oleh umat Islam.

Penilaian aspek kepatuhan prinsip syariah dimaksud untuk menilai sejauh mana

Page 100: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

84

prinsip syariah diterapkan/dipatuhi oleh BMT dalam melaksanakan aktivitas

sebagai lembaga keuangan syariah.

Penilaian kepatuhan prinsip syariah dilakuakn dengan perhitungan nilai

kredit yang didasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan sebanyak

10 (sepuluh) buah dengan bobot 10% berarti untuk setiap jawaban 1 (satu)

positif memperoleh nilai kredit bobot 1 (satu).

Tabel 4.21

Perhitungan dan Penyekoran Kepatuhan Prinsip Syariah Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 6 6 6,00

Sumber: Data hasil wawancara BMT Khairu Ummah

Dari hasil wawancara diatas aspek kepatuhan terhadap prinsip syariah

BMT Khairu Ummah tahun 2014 dengan memiliki 6 jawaban positif dan nilai

kredit bobot 6,00 dapat dikatakan Cukup Patuh.

C. Interpretasi Penilaian Kesehatan

Hasil penilaian yang telah dilakukan pada BMT Khairu Ummah

berdasarkan peraturan Menteri Koperasi nomor: 35.3/Per/m.kukm/x/2007 tentang

pedoman penilaian KJKS dan UJKS, dimana aspek yang dinilai pada tahun 2011-

2013 yaitu ada enam aspek; permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi,

likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan dan jati diri koperasi. Sedangkan tahun

2014 aspek yang dinilai ada 8 aspek; aspek permodalan, kualitas aktiva produktif,

Page 101: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

85

manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi

dan kepatuhan terhadap prinsip syariah.

Tabel 4.22

Skor Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah Tahun 2011

Tahun Variabel Indikator Rasio Skor Predikat

2011

1. Permodalan

a. Rasio Modal sendiri

terhadap total modal 97% 5 Sehat

b. Rasio Kecukupan

Modal 5,50% 1,25

Tidak

Sehat

2. Kualitas

Aktiva

Produktif

a. Rasio tingkat

pembiayaan dengan

piutang bermasalah

terhadap jumlah

piutang dan

pembiayaan

5,24% 7,50 Cukup

Sehat

b. Rasio portofolio

pembiayaan beresiko

18,97%

5,00 Tidak

Beresiko

c. Rasio Penyisihan

Aktiva Produktif

91,72%

4,50 Lancar

3. Efisiensi

a. Rasio Biaya

Operasional

Pelayanan terhadap

partisipasi Bruto

49,22%

4,00 Effisien

b. Rasio aktiva tetap

terhadap total aset 8,11% 4,00 Baik

c. Rasio Efisiensi Staff

6053% 2,00

Baik

4. Likuiditas

a. Cash Rasio 30,68

%

10,00

Likuid

b. Rasio pembiayaan

terhadap dana yang

diterima

65,67

% 2,50

Kurang

Likuid

5. Kemandiri

an dan

Pertumbuh

an

a. Rentabilitas aset 2,53% 0,75 Rendah

b. Rentabilitas Modal

Sendiri 7,48% 1,50 Kurang

c. Kemandirian

operasional pelayanan 203% 4,00 Tinggi

6. Jati Diri

Koperasi

a. Rasio Partisipasi

Bruto

99,95

% 5,00 Tinggi

b. Rasio Partisipasi

Ekonomi Anggota 44% 5,00

Bermanf

aat

Page 102: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

86

Total

62,0

0 Sehat

Sumber: Perhitungan Rasio-Rasio Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kesehatan BMT Khairu

Ummah tahun 2011 berdasarkan hasil perhitungan rasio-rasio yang terdapat dalam

permenkop nomor: 35.3/per/m.kukm/x/2007 dengan rasio yang diambil ada 6

rasio yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian

dan pertumbuhan, dan jati diri koperasi dan mendapatkan total nilai 62,00 dengan

predikat sehat.

Tabel 4.23

Skor Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah Tahun 2012

Tahun Variabel Indikator Rasio Skor Predikat

2012

1. Permodalan

a. Rasio Modal sendiri

terhadap total modal 88% 5 Sehat

b. Rasio Kecukupan

Modal 6,80% 2,50

Kurang

Sehat

2. Kualitas

Aktiva

Produktif

a. Rasio tingkat

pembiayaan dengan

piutang bermasalah

terhadap jumlah

piutang dan

pembiayaan

4,79% 10,00

Sehat

b. Rasio portofolio

pembiayaan beresiko

13,78

% 5,00

Tidak

Beresiko

c. Rasio Penyisihan

Aktiva Produktif

85,64

% 4,00 Lancar

3. Efisiensi

a. Rasio Biaya

Operasional

Pelayanan terhadap

partisipasi Bruto

48,91

% 4,00 Efisien

b. Rasio aktiva tetap

terhadap total aset 4,26% 4,00 Baik

c. Rasio Efisiensi Staff 4805

% 2,00 Baik

4. Likuiditas

a. Cash Rasio 24,38

% 7,50

Cukup

Likuid

b. Rasio pembiayaan

terhadap dana yang

69,45

% 2,50

Kurang

Likuid

Page 103: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

87

diterima

5. Kemandiria

n dan

Pertumbuha

n

a. Rentabilitas aset 3,03% 0,75 Rendah

b. Rentabilitas Modal

Sendiri 5,00% 1,50 Kurang

c. Kemandirian

operasional pelayanan 204% 4,00 Tinggi

6. Jati Diri

Koperasi

a. Rasio Partisipasi

Bruto

99,15

% 5,00 Tinggi

b. Rasio Partisipasi

Ekonomi Anggota

34,00

% 5,00

Bermanf

aat

Total

62,7

5 Sehat

Sumber: Perhitungan Rasio-Rasio Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kesehatan BMT Khairu

Ummah tahun 2012 berdasarkan hasil perhitungan rasio-rasio yang terdapat dalam

permenkop nomor: 35.3/per/m.kukm/x/2007 dengan rasio yang diambil ada 6

rasio yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian

dan pertumbuhan, dan jati diri koperasi mendapatkan total nilai 62,75 dengan

predikat sehat.

Tabel 4.24

Skor Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah Tahun 2013

Tahun Variabel Indikator Rasio Skor Predikat

2013

1. Permodalan

a. Rasio Modal sendiri

terhadap total modal

80%

5 Sehat

b. Rasio Kecukupan

Modal

6,00%

2,50 Kurang

Sehat

2. Kualitas

Aktiva

Produktif

a. Rasio tingkat

pembiayaan dengan

piutang bermasalah

terhadap jumlah

piutang dan

pembiayaan

2,98%

10,00

Sehat

b. Rasio portofolio

pembiayaan beresiko

8,65%

5,00 Tidak

Beresiko

c. Rasio Penyisihan

Aktiva Produktif

157,1

4% 5,00 Lancar

3. Efisiensi a. Rasio Biaya

Operasional

55,06

% 4,00 Efisien

Page 104: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

88

Pelayanan terhadap

partisipasi Bruto

b. Rasio aktiva tetap

terhadap total aset

15,40

% 4,00 Baik

c. Rasio Efisiensi Staff 5474

% 2,00 Baik

4. Likuiditas

a. Cash Rasio 23,36

% 7,50 Cukup

Likuid

b. Rasio pembiayaan

terhadap dana yang

diterima

65,43

%

2,50

Kurang

Likuid

5. Kemandiria

n dan

Pertumbuha

n

a. Rentabilitas aset 1,14% 0,75 Rendah

b. Rentabilitas Modal

Sendiri

14,37

% 3,00 Tinggi

c. Kemandirian

operasional pelayanan

182%

4,00 Tinggi

6. Jati Diri

Koperasi

a. Rasio Partisipasi

Bruto

99,74

% 5,00 Tinggi

b. Rasio Partisipasi

Ekonomi Anggota

77%

5,00

Bermanf

aat

Total 65,2

5

Sehat

Sumber: Perhitungan Rasio-Rasio Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kesehatan BMT Khairu

Ummah tahun 2013 berdasarkan hasil perhitungan rasio-rasio yang terdapat dalam

permenkop nomor: 35.3/per/m.kukm/x/2007 dengan rasio yang diambil ada 6

rasio yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian

dan pertumbuhan, dan jati diri koperasi. mendapatkan total nilai 65,25 dengan

predikat sehat.

Tabel 4.25

Skor Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah Tahun 2014

Tahun Variabel Indikator Rasio Skor Predikat

2014

1. Permodalan

a. Rasio Modal sendiri

terhadap total modal

77%

5 Sehat

b. Rasio Kecukupan

Modal

6,87%

2,50 Kurang

Sehat

2. Kualitas

Aktiva

a. Rasio tingkat

pembiayaan dengan

2,70% 10,00

Sehat

Page 105: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

89

Produktif piutang bermasalah

terhadap jumlah

piutang dan

pembiayaan

b. Rasio portofolio

pembiayaan beresiko

7,49%

5,00 Tidak

Beresiko

c. Rasio Penyisihan

Aktiva Produktif

192,2

1% 5,00

Lancar

3. Manajemen

a. Manajemen Umum 12% 3,00 Baik

b. Manajemen

Kelembagaan

5%

2,50 Baik

c. Manajemen

Permodalan

5%

3,00 Baik

d. Manajemen Aktiva 10 % 3,00 Baik

e. Manajemen Likuiditas 5% 3,00 Baik

4. Efisiensi

a. Rasio Biaya

Operasional Pelayanan

terhadap partisipasi

Bruto

56,28

%

4,00

Efisien

b. Rasio aktiva tetap

terhadap total aset

13,92

% 4,00

Baik

c. Rasio Efisiensi Staff 4648

% 2,00 Baik

5. Likuiditas

a. Cash Rasio 29,99

% 10,0

0 Cukup

Likuid

b. Rasio pembiayaan

terhadap dana yang

diterima

59,85

%

2,50

Kurang

Likuid

6. Kemandiria

n dan

Pertumbuha

n

a. Rentabilitas aset 1,22% 0,75 Rendah

b. Rentabilitas Modal

Sendiri

14,43

% 3,00 Tinggi

c. Kemandirian

operasional pelayanan

178%

4,00 Tinggi

7. Jati Diri

Koperasi

a. Rasio Partisipasi Bruto 99,99

% 5,00 Tinggi

b. Rasio Partisipasi

Ekonomi Anggota

74%

5,00 Bermanf

aat

8. Kepatuhan

Prinsip

Syariah

a. Pelaksanaan Prinsip-

prinsip Syariah

6%

6,00

Cukup

Patuh

Total 82,25

Sehat

Sumber: Perhitungan Rasio-Rasio Tingkat Kesehatan BMT Khairu Ummah 2014

Page 106: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

90

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kesehatan BMT Khairu

Ummah tahun 2014 berdasarkan hasil perhitungan rasio-rasio yang terdapat dalam

permenkop nomor: 35.3/per/m.kukm/x/2007 dengan rasio yang diambil ada 8

rasio yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas,

kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi dan kepatuhan terhadap prinsip

syariah mendapatkan total nilai 82,25 dengan predikat sehat.

Jika dilihat dari hasil penilaian tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah

dengan menggunakan pedoman yang dikeluarkan permenkop nomor:

35.3/per/m.kukm/x/2007 ternyata pedoman yang dikeluarkan oleh menteri

koperasi tersebut belum sepenuhnya teraplikasikan oleh BMT Khairu Ummah ini

disebabkan karena pedoman ini terlalu banyak indikator yang dipakai dari setiap

aspeknya sehingga bagi BMT yang notabene skala mikro belum dapat memenuhi

data-data keuangan yang standar penetapannya cukup tinggi.

Pada permenkop nomor: 35.3/per/m.kukm/x/2007 ini ada delapan aspek

yang menjadi penilaian dan setiap aspeknya terdapat indikator rasio-rasio keungan

yang harus dinilai. Kedelapan aspek itu yaitu permodalan, kualitas aktiva

produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri

koperasi dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Dari delapan aspek

tersebut ada beberapa aspek yang indikatornya tidak terlalu cocok untuk BMT.

Aspek menejemen salah satu aspek yang indikatornya berupa

pertanyaan-pertanyaan, dimana pertanyaannya terdiri dari manajemen umum,

manajemen kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva dan

manajemen likuiditas. Bagi BMT sebagai lembaga keuangan mikro seharusnya

Page 107: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

91

pertanyaannya bisa lebih sederhana tetapi mencakup keseluruhan sehingga bisa

lebih mudah dipahami. Karena fakta di lapangan banyak BMT yang mengalami

kegagalan dari aspek manajemen ini, sehingga perlu di buat pertanyaan yang

komprehensip dan sederhana.

Aspek jati diri koperasipun menjadi salah satu aspek yang kurang cocok

untuk BMT karena dalam aspek itu ada data manfaat ekonomi anggota yang

dibutuhkan dalam penilaian akan tetapi data tersebut jarang sekali BMT yang

memilikinya termasuk BMT Khairu Ummah yang tidak memiliki data tersebut

sehingga penilaian yang dilakukan tidak sesuai dengan pedoman apabila data

tersebut tidak ada.

Secara teori pedoman penilaian yang dikeluarkan oleh menteri koperasi

yang berbentuk permenkop nomor: 35.3/per/m.kukm/x/2007 sudah ideal namun

ternayata dilapangan pedoman tersebut tidak dapat di aplikasikan oleh BMT

karena kebanyakan BMT belum memiliki laporan keuangan yang sesuai dengan

standar yang ada sehingga sangat sulit untuk melakukan penilaian kesehatan

dengan menggunakan permenkop tersebut.

D. Strategi BMT dalam Menjaga Kesehatan

Tingkat kesehatan menjadi salah satu elemen penting yang harus dijaga

oleh suatu lembaga keuangan. BMT yang menjadi Lembaga Keuangan Mikro

Syariah juga harus berusaha untuk selalu meningkatkan kesehatannya, sebab

BMT yang sehat akan dipercaya oleh masyarakat.

Page 108: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

92

Masing-masing lembaga keuangan memiliki strategi sendiri untuk

menjaga tingkat kesehatannya. Strategi BMT Khairu Ummah dalam menjaga

kesehatannya yaitu dilakukan dengan cara1

1. Memonitor secara Intens kondisi keuangan BMT Khairu Ummah terutama

aspek-aspek yang menjadi penilaian kesehatan BMT Khairu Ummah

2. Evaluasi secara periodik yang dilakukan secara intens baik itu bulanan,

triwulan dan semester

3. Menjaga keseimbangan rasio tiap komponen yang menjadi aspek penilaian

tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah

4. Menyediakan fasilitas berupa sistem operasional atau software keuangan

yang dapat memantau kondisi keuangan sehingga dapat mengambil kebijakan

dengan cepat untuk menjaga tingkat kesehatannya.

Strategi yang telah dibuat BMT Khairu Ummah dalam menjaga

kesehatannya sejauh ini sudah berjalan dengan baik, meskipun tidak dapat

terelakan jika masih ada hambatan yang dialami karena lembaga keuangan yang

dinamis menyebabkan hambatan tersebut tetap ada meskipun masih dalam tahap

kewajaran2.

1 Wawancara pribadi dengan bapak Pepi Januar Pelita, S.Kom tanggal 18 November 2015

2 Wawancara pribadi dengan bapak Pepi Januar Pelita, S.Kom tanggal 18 November 2015

Page 109: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

93

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan pada bab IV

terkait dengan masalah tingkat kesehatan lembaga keuangan mikro syariah BMT

Khairu Ummah tahun 2011-2014 dengan menggunakan pedoman penilaian

tingkat kesehatan KJKS dan UJKS yang di keluarkan menteri koperasi No.

35.3/Per/M.KUKM/X/2007 yaitu:

1. Hasil peniliaian tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah empat tahun

berturut-turut pada periode 2011-2014 adalah sebagai berikut

a. Pada tahun 2011-2013 penilaian yang dilakukan pada BMT Khairu

Ummah berdasarkan peraturan menteri koperasi No.

35.3/Per/M.KUKM/X/2007 dengan aspek yang dinilai hanya 6 aspek

yang terletak pada aspek kuantitatifnya saja. Aspek-aspek tersebut yaitu

aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi, likuiditas,

kemandirian dan pertumbuhan dan jati diri koperasi.

pada tahun 2011 BMT Khairu Ummah memiliki skor peniliaan tingkat

kesehatan yaitu 62,00 dan dapat predikat sehat. Pada tahun 2012 skor

penilaian yang di dapat BMT Khairu Ummah yaitu 62,75 dengan predikat

sehat. Dan pada tahun 2013 penilaian terhadap BMT Khairu Umah

mendapat skor 65,25 dengan predikat sehat. Jadi kalau dilihat dari tahun

2011-2013 BMT Khairu Ummah mendapatkan predikat Sehat.

Page 110: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

94

94

b. Pada tahun 2014 penilaian yang dilakukan pada BMT Khairu Ummah

berdasarkan peraturan menteri koperasi No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

dengan yang dinilian adalah seluruh aspek yang ada dalam peraturan

tersebut. Aspek-aspek yang dinilain yaitu aspek permodalan, kualitas

aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan

pertumbuhan, jati diri koperasi dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip

syariah. Dari hasil penilaian tersebut pada tahun 2014 BMT Khairu

Ummah memperoleh skor 82,00 dengan predikat sehat.

2. Strategi BMT Khairu Ummah dalam menjaga tingkat kesehatannya

Memonitor secara Intens kondisi keuangan BMT Khairu Ummah

terutama aspek-aspek yang menjadi penilaian kesehatan BMT Khairu

Ummah

Evaluasi secara periodik yang dilakukan secara intens baik itu bulanan,

triwulan dan semester

Menjaga keseimbangan rasio tiap komponen yang menjadi aspek

penilaian tingkat kesehatan BMT Khairu Ummah

Menyediakan fasilitas berupa sistem operasional atau software keuangan

yang dapat memantau kondisi keuangan sehingga dapat mengambil

kebijakan dengan cepat untuk menjaga tingkat kesehatannya

Page 111: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

95

95

B. SARAN

Setelah menganalisis permasalahan tingkat kesehatan BMT Khairu

Ummah tahun 2011-2014, saran yang dapat penulis berikan yaitu:

1. Bagi BMT Khairu Ummah untuk tetap konsisten menjaga dan meningkatkan

kesehatannya agar tetap menjadi pilihan umat dalam berteransaksi di lembaga

keuangan mikro syariah.

2. Bagi BMT Khairu Ummah untuk segera membuat Dewan Pengawas Syariah

(DPS) sehingga dapat mengontrol segala kegiatan usaha yang dilakukan agar

tidak keluar dari prinsip-prinsip syariah

3. Bagi pemerintah untuk segera meng-upgrade pedoman penilaian tingkat

kesehatan Lemabaga Keuangan Mikro Syariah yang sesuai dengan kebutuhan

di lapangan sehingga pedoman tersebut bisa tertealisasi di seluruh Lembaga

Keuangan Mikro Syariah yang ada di Indonesia

4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan meneliti dari tahun lembaga keuangan

mikro syariah tersebut berdiri, agar dapat melihat perkembangannya dari awal

berdiri sampai sekarang dan selanjutnya bisa menambah objek penelitian agar

bisa mengetahui dan membandingkan kualitas lembaga keuangan mikro

tersebut.

Page 112: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

96

96

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti , Aan. “Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dalam Menekan

Tingkat Non Performin Financing (NPF) (Studi Kasus pada KJK Syariah

Arrahmah Cinere)”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra

Intermedia, 2011.

Aliza, Karnia Nur.”Penilaian Kinerja Koperasi Berdasarkan Peraturan Menteri

Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia

Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi Kasus Unit Simpan Pinjam

Koperasi Wanita Serba Usaha “Setia Budi Wanita” Jawa Timur)”, 2014

Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM

dan UKM di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani, 2001

Djazuli, A. dan Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat. Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2002.

Gede, Muhammad. Teori Akutansi. Jakarta: Almahira, 2005.

Huda, Nurul, dkk,. Keuangan Publik Islam. Jakarta: Kencana, 2012.

Idris, Mardin. “Ringkasan Hasil Penelitian Analisis Tingkat Kesehatan

Kinerja LKSBMT (Aspek Non Keuangan)” di DIY, Maret 2003

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002.

Mahmudah, “Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah (Studi Komparasi

CAMELS dan RGEC pada BSM, BMI dan BRI Syariah)”, 2013

Nazir, Muhammad. Metode Penelitian, cet.6. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.

Page 113: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

97

97

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

Purwanto, Tri Joko. “Analisis Besarnya Pengaruh Pembiayaan, Financing to

Deposit Ratio (FDR) dan Rasio Non Performin Financing (NPF)

terhadap Laba Bank Syariah (Studi Kasus Pt. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk)”. Bogor:Skripsi IPB, 2011

Rahmawati, Yuke. Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2013.

Ratna, Nungky. “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Perubahan Laba

(Studi Pada Bank Syariah di Indonesia tahun 2010-2012)”. Jurnal

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Brawijaya.

Render, Barry dan Jaz Heizer. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi.

Republik Indonesia, Undang-undang No. 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga

Keuangan Mikro, BAB IV Pasal 12

Segar, Edo. “Saatnya BMT Berbenah Diri”, artikel diakses pada 5 desember 2014

dari, http://www.edosegara.com/2008/02/saatnya-bmt-berbenah-diri.html

Soemintra, Andri. Bank dan Lembaga Keungan Syariah. Jakarta:Kencana, 2009.

Subagyo, Ahmad “Telah terbit launching buku terbaru “Manajemen Operasi

LKMS”” artikel diakses pada 7 September 2015 dari

http://www.ahmadsubagyo.com/telah-terbit-launching-buku-terbaru-

manajemen-operasi-lkms.html

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia,

2007.

Sukristono. Perencanaan Strategis Bank. Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1992.

Syukriyah, Lia. “ Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan BMT

Berkah Madani Cimanggis”. 2010

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, 2007.

Widodo, Hartono, dkk. PAS (Pedoman Akutansi Syariah): Pedoman Praktis

Oprasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Bandung: Mizan, 1999.

Page 114: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

98

98

Zaenal A, Menilai Tingkat Kesehatan BMT Dari Aspek Manajemen,

https://groups.yahoo.com/neo/groups/kelas_alam/conversations/topics/26

1, artikel diakses pada 08 Desember 2014

“Aset BMT Indonesia Capai Rp 4,7 Triliun.”Republika Online 22 maret 2015.

“Peraturan Dasar dan Contoh AD-ART BMT”. Jakarta: PINBUK, 2000.

Page 115: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Perhitungan Rasio Total Modal terhadap Modal sendiri tahun 2011-2014

2. Perhitungan Rasio Kecukupan Modal (CAR) tahun 2011-2014

3. Perhitungan RasionTingkat Pembiayaan Dengan Piutang Bermasalah Terhadap

Jumlah Piutang Dan Pembiayaan Tahun 2011-2014

Tahun Σ Pembiayaan & Piutang

bermasalah Σ Piutang dan Pembiayaan Rasio

2011 Rp 305.020.389,00 Rp 5.819.850.736,74 5,24%

2012 Rp 445.574.667,00 Rp 9.302.185.130,04 4,79%

2013 Rp 420.530.785,00 Rp 14.131.100.363,59 2,98%

2014 Rp 435.988.857,00 Rp 16.147.735.434,00 2,70%

4. Perhitungan Rasio portofolio pembiayaan beresiko Tahun 2011-2014

Tahun Modal Sendiri Total Modal Rasio

2011 Rp 486.105.305,46 Rp 503.080.305,46 97%

2012 Rp 930.381.480,67 Rp 1.053.962.559,17 88%

2013 Rp 1.165.120.723,36 Rp 1.462.120.823,36 80%

2014 Rp 1.562.655.735,00 Rp 2.036.217.105,00 77%

Tahun Modal tertimbang ATMR CAR

2011 Rp 374.181.365,18 Rp 6.797.544.069,95 5,50%

2012 Rp 727.236.466,65 Rp 10.699.036.591,92 6,80%

2013 Rp 1.042.464.737,14 Rp 17.366.995.785,80 6,00%

2014 Rp 1.397.493.845,50 Rp 20.346.683.546,40 6,87%

Tahun Σ Portofolio beresiko Σ Piutang dan Pembiayaan Rasio

2011 Rp 1.104.111.049,81 Rp 5.819.850.736,74 18,97%

2012 Rp 1.281.841.110,78 Rp 9.302.185.130,04 13,78%

2013 Rp 1.222.340.181,49 Rp 14.131.100.363,59 8,65%

2014 Rp 1.209.465.384,01 Rp 16.147.735.434,00 7,49%

Page 116: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

5. Perhitungan Rasio Penyisihan Aktifa Produktif Tahun 2011-2014

6. Perhitungan dan Penyekoram Komponen Manajemen Umum Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 12 0,25 3

7. Perhitungan dan Penyekoram Komponen Kelembagaan Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 5 0,50 2,50

8. Perhitungan dan Penyekoran Komponen Manajemen Permodalan Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 5 0,60 3,00

9. Perhitungan dan Penyekoran Komponen Manajemen aktiva Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 10 0,30 3,00

10. Perhitungan dan Penyekoran Komponen Manajemen Likuiditas Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 5 0,60 3,00

Tahun PPAP PPAPWD Rasio

2011 175.276.342,30 Rp 191.108.898,54 91,72%

2012 251.276.342,30 Rp 293.395.569,51 85,64%

2013 451.276.342,30 Rp 287.182.264,10 157,14%

2014 480.181.000,00 Rp 248.917.342,19 192,91%

Page 117: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

11. Perhitungan Rasio Biaya Operasional Pelayanan Tehadap Partisipasi Bruto Tahun 2011-

2014

12. Perhitungan Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Aset Tahun 2011-2014

tahun Aktiva Tetap Total Aset Rasio

2011 Rp 719.010.225,60 Rp 8.862.109.290,85 8,11%

2012 Rp 570.448.937,44 Rp 13.394.893.408,56 4,26%

2013 Rp 3.326.904.869,60 Rp 21.597.241.579,57 15,40%

2014 Rp 3.755.154.870,00 Rp 26.978.758.881,00 13,92%

13. Perhitungan Rasio Efisiensi Staf Tahun 2011-2014

Tahun Σ Mitra Pembiayaan Jumlah Staff Rasio

2011 1029 17 6053%

2012 961 20 4805%

2013 1.259 23 5474%

2014 1.348 29 4648%

14. Perhitungan Cash Rasio Tahun 2011-2014

Tahun Kas+Bank Kewajiban Lancar Rasio

2011 Rp 2.564.683.020,97 Rp 8.359.028.985,39 30,68%

2012 Rp 3.008.627.665,38 Rp 12.340.930.849,39 24,38%

2013 Rp 4.703.332.272,39 Rp 20.135.120.756,21 23,36%

2014 Rp 7.481.130.521,00 Rp 24.942.541.776,00 29,99%

Tahun Biaya Operasional Pelayanan Partisipasi Bruto Rasio

2011

Rp

720.184.173,49

Rp

1.463.307.005,50 49,22%

2012

Rp

1.093.139.337,91

Rp

2.234.997.216,49 48,91%

2013

Rp

1.701.662.845,24

Rp

3.090.593.329,96 55,06%

2014

Rp

2.333.941.781,00

Rp

4.146.822.655,00 56,28%

Page 118: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

15. Perhitungan Rasio Pembiayaan Terhadap Dana Yang Diterima Tahun 2011-2014

Tahun Total Pembiayaan Dana yang diterima Rasio

2011 Rp 5.819.850.736,74 Rp 8.862.109.290,85 65,67%

2012 Rp 9.302.185.130,04 Rp 13.394.893.408,56 69,45%

2013 Rp 14.131.100.363,59 Rp 21.597.241.579,57 65,43%

2014 Rp 16.147.735.434,00 Rp 26.978.758.881,00 59,85%

16. Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset Tahun 2011-2014

17. Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Tahun 2011-2014

18. Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Tahun 2011-2014

Tahun SHU Sebelum Nisbah, Zakat dan Pajak Total Aset Rasio

2011 Rp 223.847.880,56 Rp 8.862.109.290,85 2,53%

2012 Rp 406.290.072,04 Rp 13.394.893.408,56 3,03%

2013 Rp 245.311.972,45 Rp 21.597.241.579,57 1,14%

2014 Rp 330.323.779,00 Rp 26.978.758.881,00 1,22%

Tahun SHU Bagian Anggota Total Modal Sendiri Rasio

2011 36.374.077,47 Rp 486.105.305,46 7,48%

2012 46.535.201,41 Rp 930.381.480,67 5,00%

2013 167.425.421,00 Rp 1.165.120.723,36 14,37%

2014 225.445.979,00 Rp 1.562.655.735,00 14,43%

Tahun Pendapatan Usaha Biaya Operasional Pelayanan Rasio

2011 Rp 1.463.307.005,50 Rp 720.184.173,49 203%

2012 Rp 2.234.997.216,49 Rp 1.093.139.337,91 204%

2013 Rp 3.090.593.329,96 Rp 1.701.662.845,24 182%

2014 Rp 4.146.822.655,00 Rp 2.333.941.781,00 178%

Page 119: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45121/1/FUTUH IHSAN... · BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor yang sudah berdiri

19. Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto Tahun 2011-2014

Tahun Jumlah Partisipasi Bruto Jumlah Pratisipasi bruto + transaksi Non Anggota Rasio

2011 Rp 1.463.307.005,50

Rp

1.464.109.731,70 99,95%

2012 Rp 2.234.997.216,49

Rp

2.254.133.928,49 99,15%

2013 Rp 3.090.593.329,96

Rp

3.098.613.329,96 99,74%

2014 Rp 4.146.822.655,00

Rp

4.147.334.063,00 99,99%

20. Perhitungan Rasio Partisipasi Ekonomi Anggota Tahun 2011-2014

Tahun MEP + SHU Bagian Anggota Total Simpanan pokok + Simpanan Wajib Rasio

2011 Rp 36.374.077,47

Rp 82.455.653,26 44%

2012 Rp 46.535.201,41

Rp 135.067.146,19 34%

2013 Rp 167.425.421,00

Rp 216.462.677,87 77%

2014 Rp 225.445.979,00

Rp 306.164.516,00 74%

21. Perhitungan dan Penyekoran Kepatuhan Prinsip Syariah Tahun 2014

Tahun Jumlah Jawaban

Positif

Nilai Skor

2014 6 6 6,00