analisis tokoh dan penokohan dalam naskah
TRANSCRIPT
i
ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH
DRAMA “LAUTAN BERNYANYI” KARYA PUTU WIJAYA
SKRIPSI
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
Yulius Steven Balubun
NIM: 131224067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH
DRAMA “LAUTAN BERNYANYI” KARYA PUTU WIJAYA
SKRIPSI
Oleh:
YULIUS STEVEN BALUBUN
NIM: 131224067
Telah disetujui oleh:
Tanggal, 15 Juni 2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH
DRAMA “LAUTAN BERNYANYI” KARYA PUTU WIJAYA
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Yulius Steven Balubun
131224067
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang kurang sempurna ini, penulis persembahkan pada:
1. Yesus Kristus, Bunda Maria Sang Pemberi Kehidupan Serta Kekuatan.
2. Orang tua yang terkasih bapak Ferdinand Balubun dan ibu Selvia Renyaan,
berkat Curahan Cinta Kasih, Dukungan, Doa Serta Kasih Sayang yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.
3. Kakak dan adik (Nola, Arina, Ricko, Theis) yang telah membantu dan
memberi semangat bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tulisan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
"Tiada langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus menerus terang
cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan"
"R. A Kartini"
"Ketika mengalami situasi sulit dalam menggapai kesuksesan. maka kesuksesan
terasa semakin dekat mudah untuk diraih"
"Valentino Rossi"
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 03 Juli 2020
Penulis
Yulius Steven Balubun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : YULIUS STEVEN BALUBUN
Nomor Mahasiswa : 131224067
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH DRAMA
“LAUTAN BERNYANYI” KARYA PUTU WIJAYA.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis, tanpa perlu meminta izin dari saya, maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 03 Juli 2020
Yang menyatakan
Yulius Steven Balubun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Balubun, Yulius Steven. 2020. Analisis Tokoh Dan Penokohan Naskah drama
“Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya: Program Studi Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Peneliti ini menganalisis unsur tokoh dan penokohan dalam naskah
drama "Lautan Bernyanyi" Karya Putu Wijaya. Unsur tokoh dan
penokohan drama "Lautan Bernyanyi" meliputi tokoh sentral dan tokoh
tambahan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan setiap unsur
intrinsik berupa tokoh dan penokohan serta rancangan pembelajarannya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, metode yang
digunakan adalah metode formal, dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah teknik baca dan teknik catat. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian kepustakaan atau studi pustaka karena
penelitian ini mengkaji objek berupa karya sastra dan unsur intrinsik
drama. Metode formal digunakan untuk menganalisis unsur intrinsik
berupa tokoh dan penokohan. Teknik baca dan catat digunakan untuk
menemukan dan menguraikan unsur tokoh dan penokohan dalam drama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam drama "Lautan Bernyanyi"
Karya Putu Wijaya terdapat beberapa tokoh diantaranya tokoh Kapten
Leo, Dayu Sanur, Panieka, Dukun, Kapten Leo, Dayu Sanur, Panieka,
Dukun, Comol, Rubi, Adenan. Rari masing masing tokoh memiliki
karakter yang berbeda dari masing masing tokoh terdapat. Tujuan
pembelajaran drama ini adalah mendeskripsikan unsur intrinsik berupa
tokoh dan penokohan dalam drama.
Kata Kunci: Penelitian Kepustakaan, Unsur Tokoh dan Penokohan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Balubun, Yulius Steven. 2020. Figure Analysis and Characterization of the drama
“Lautan Bernyanyi” creation by Putu Wijaya: Indonesian Language
and Literature Education Study Program, Faculty of Teacher Training
and Education, Sanata Dharma University.
This researcher analyzes the figure of character and characterization in
the drama script “Lautan Bernyanyi” by Putu Wijaya. The figure and
characterization of the drama "The Ocean of Singing" includes a
central figure and additional characters. The purpose of this study is to
describe each intrinsic element in the form of characters and
characterizations as well as the learning design.
This type of research is library research, the method used is formal
methods, and the techniques used to collect data are reading and note
taking techniques. This research belongs to the type of library research
or literature study because this study examines objects in the form of
literary works and intrinsic elements of drama. Formal methods are
used to analyze intrinsic elements in the form of figures and
characterizations. Reading and note-taking techniques are used to find
and decipher the elements of characters and characterizations in
drama.
The results showed that in the drama “Lautan Bernyanyi” by Putu
Wijaya there were several figures including Captain Leo, Dayu Sanur,
Panieka, Shaman, Captain Leo, Dayu Sanur, Panieka, Dukun, Comol,
Rubi, Adenan. Rari of each character has a different character from
each character contained. The purpose of this drama learning is to
describe the intrinsic elements in the form of characters and
characterizations in drama.
Keywords: Literature Research, Characteristics and Characterizations.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Tokoh Dan
Penokohan Naskah drama Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya” peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Seni. Fakultas Pendidikan Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukan hanya
kerja keras peneliti melainkan juga berkat bimbingan, dukungan, doa dan saran
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M. Hum., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang selalu memberikan semangat,
dan banyak sekali motivasi kepada peneliti.
3. Petrus Hariyanto M. Pd selaku dosen pembimbing yang sudah membimbing
selalu memberikan semangat, dan banyak sekali motivasi.
4. Para dosen PBSI yang telah memberikan materi sebagai bekal kehidupan ke
depan.
5. Orang tua yang terkasih bapak Ferdinand Balubun dan ibu Selvia Renyaan,
berkat Curahan Cinta Kasih, Dukungan, Doa Serta Kasih Sayang yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.
6. Teman teman serta keluarga yang selalu memberi masukan serta motivasi
untuk menyelesaikan penelitian ini diantaranya ( Arlando Santiago, Mark
Rico, Rhyan Frederick, Toton JR, Yopi Van Ngurta, Jek Piran, Adrian
Mark Renyaan. Febriano Balubun, Christina Lilian Mareta, Alfa Tya) serta
teman teman yang blm sempat saya sebutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI .............................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
1.5. Batasan Istilah ....................................................................................... 5
1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................................... 8
2.2 Kajian Teori ........................................................................................... 10
2.2.1 Drama ....................................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.2.1 Pengertian Drama..................................................................... 11
2.2.2.2 Unsur Unsur intrinsikDrama .................................................... 12
a. Unsur Tokoh ............................................................................ 12
b. Unsur Penokohan / Perwatakan ............................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 16
3.2 Data dan Sumbar Data ........................................................................... 16
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 16
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 17
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS
4.1 Hasil Analisis Tokoh dan Penokohan Naskah Drama Lautan Bernyanyi
Karya Putu Wijaya ....................................................................................... 18
4.1.1 Analisis Unsur Intrinsik Berupa Tokoh dan Penokohan .................... 18
4.1.1.1 Tokoh ....................................................................................... 18
4.1.1.2 Penokohan ................................................................................ 20
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 29
5.2 SARAN ........................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 31
LAMPIRAN ...................................................................................................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sastra adalah adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri
keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya
(Sudjiman 1990:71). Karya sastra terjadi jika ada seorang pengarang menuangkan
ide, pikiran, dan perasaan yang ada dalam imajinasinya dan melahirkan sebuah
karya yang disebut karya sastra. Daya imajinasinya inilah yang mampu
membedakan antara karya sastra yang satu dengan yang lain.
Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa
pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk
gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan
dapat dilukiskan melalui kata-kata dalam bentuk tulisan (Sumardjo, 1997).
Berdasarkan wujud atau bentuk fisiknya, ada tiga jenis karya sastra, yaitu puisi,
prosa, dan drama. Hal pokok yang membedakan drama dengan prosa dan puisi
adalah dalam drama, dialog menempati kedudukan yang utama dan tujuan drama.
Secara etimologi (asal usul bentuk kata), kata drama berasal dari bahasa
Yunani drame yang berarti gerak. Tontonan drama memang mengandalkan
percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain di panggung. Percakapan dan
gerak-gerik itu memeragakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian,
penonton dapat langsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus
membayangkannya. Apabila dibandingkan dengan cerita pendek dan novel,
pembaca cerita pendek atau novel harus aktif membayangkan peristiwa-peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang terjadi, gerak-gerik tokoh dan percakapannya. Sedangkan dalam drama hal
itu tidak perlu dilakukan penonton karena semuanya sudah diperagakan
/ditampilkan secara lengkap di atas panggung (Wiyanto, 2002: 1).
Dalam bahasa Perancis drama disebut drame (Soemanto, 2001: 3) yang
artinya lakon serius. Serius yang dimaksud, tidak berarti drama melarang adanya
humor. Serius dalam hal ini cenderung merujuk pada aspek penggarapan. Dalam
perlu garapan yang matang. Drama adalah seni cerita dalam percakapan dan
akting tokoh. Dikatakan serius, artinya drama butuh penggarapan tokoh yang
mendalam dan penuh pertimbangan. Yang digarap adalah akting, agar memukau
penonton.
Drama adalah bentuk karya sastra yang dapat merangsang gairah dan
mengasyikkan para pemain dan penonton sehingga sangat digemari masyarakat.
Drama merupakan peragaan tingkah laku manusia yang mendasar, drama baru
dapat disusun dan dipentaskan dengan berhasil jika diikuti pengamatan yang teliti
baik oleh penulis maupun pemainnya (Rahmanto, 1988: 89).
Drama bukan hanya untuk dibaca, tetapi untuk dilakonkan di atas pentas,
dengan penghayatannya berbeda antara dibaca dengan pementasannya. Di sinilah
letaknya perbedaan maksud antara drama dengan teater. Sebuah drama adalah
naskah yang boleh dibaca secara individu tanpa memerlukan ruang, pelakon atau
bantuan seni yang lain. Apabila naskah drama itu dilakonkan di atas ruang pentas
dengan gabungan berbagai seni yang lain dan ditonton pula oleh khalayak secara
kolektif, maka dinamakan teater.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya mendeskripsikan
beberapa hambatan spiritual yang dialami oleh tokoh utama. Naskah ini disusun
oleh Putu Wijaya pada tanggal 2 Desember 1980 di Jakarta. Lakon drama yang
diberi judul “Lautan Bernyanyi” oleh Putu Wijaya ini, mengambil fenomena –
fenomena kehidupan gaib atau supranatural di Bali.
Peneliti menggunakan naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu
Wijaya sebagai bahan peneliti karena di dalam cerita drama “Lautan Bernyanyi”
karya Putu Wijaya mengisahkan hal-hal yang sangat layak untuk dipelajari oleh
remaja. Karena drama ini sarat akan nilai-nilai norma yang dapat dijadikan
sebagai contoh dalam kehidupan. Naskah drama “Lautan Bernyanyi” oleh Putu
Wijaya di dalamnya terdapat delapan tokoh yang memiliki karakter atau
penokohan yang berbeda. Dalam hal ini peneliti memilih naskah drama “Lautan
Bernyanyi” karya Putu Wijaya sebagai bahan penelitian menganalisis unsur
intrinsik berupa tokoh dan penokohan yang terdapat pada naskah drama “Lautan
Bernyanyi” karya Putu Wijaya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti menemukan rumusan
masalah utama penelitian ini, yaitu bagaimana menganalisis tokoh dan penokohan
dalam naskah drama “Lautan Bernyanyi” Karya Putu Wijaya?
Berangkat dari uraian rumusan masalah utama tersebut, peneliti
merumuskan rincian masalah ke dalam beberapa submasalah, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
a) Siapa sajakah tokoh yang terdapat dalam naskah drama “Lautan Bernyanyi”
karya Putu wijaya?
b) Bagaimana karakter atau penokohan dalam naskah drama “Lautan
Bernyanyi” karya Putu wijaya?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, peneliti merumuskan tujuan
utama dalam penelitian ini, yaitu Memaparkan tokoh dan penokohan dalam
naskah drama “Lautan Bernyanyi” Karya Putu Wijaya.
Berangkat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian utama tersebut,
peneliti merinci beberapa tujuan khusus penelitian, antara lain:
a) Mendeskripsikan tokoh yang terdapat dalam naskah drama “Lautan
Bernyanyi” karya Putu Wijaya.
b) Mendeskripsikan karakteristik atau penokohan dalam naskah drama “Lautan
Bernyanyi” karya Putu Wijaya.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini. Meliputi manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Berikut penjabaran manfaat penelitian ini.
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori
maupun dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam
mengungkap unsur intrinsik pada karya sastra yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pendidikan sastra dalam pemilihan ajar
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru-guru
khususnya guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran sastra.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk materi
pengajaran dan strategi pengajaran sastra khususnya drama.
1.5 BATASAN ISTILAH
Berikut ini beberapa istilah atau konsep yang digunakan penulis dalam
merangkai penulisan ini.
a) Drama
Drama adalah karya sastra yang menunjukkan penampilan fisik
secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana
(Budianta dkk, 2002). Jadi drama merupakan salah satu karya sastra
yang ditunjukan penampilan secara fisik dalam sebuah naskah atau
pementasan.
b) Belajar
Belajar merupakan panggilan jiwa, yang termanifestasi dalam
sebuah niat kuat dalam diri, untuk melakukan pembenahan dan
perbaikan atas ketidaktahuan dan ketidakpahaman terhadap sesuatu hal
(Yamin, 2014: 1). Jadi, belajar merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk memahami sesuatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c) Tokoh
Tokoh adalah individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan
dalam berbagai peristiwa pada cerita. Menurut Sudjiman (via Ismawati,
2013: 70). Tokoh merupakan individu yang terdapat dalam sebuah
cerita dan memiliki karakter yang berbeda-beda disetiap peristiwa yang
terjadi dalam sebuah karya sastra.
d) Penokohan
Penokohan merujuk pada pelukisan gambaran yang jelas tentang
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Jones 1968 (via
Nurgiyantoro, 2013: 247).
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
pada sistematika penulisan ini, penulis memberikan tulisan yang
terdiri dari lima Bab yakni, Bab I, Bab II, BabIII, Bab IV dan Bab V. Bab I
merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan
sistematika penulisan. pada Bab II merupakan landasan teori yang terdiri
dari teori yang relevan dan tinjauan pustaka yang digunakan peneliti sebagai
acuan dalam penulisan.
Pada Bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis
penelitian, metode penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian. Pada Bab IV merupakan pembahasan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
terdiri dari tokoh, penokohan pada naskah drama. Pada Bab V sebagai
Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Implikasi dan Saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENELITIAN RELEVAN
Pada penelitian relevan, peneliti mengambil penelitian yang terdahulu
sebagai acuan, referensi dan refleksi untuk melaksanakan penelitian dengan baik.
Terdapat banyak penelitian mengenai tokoh dan penokohan dalam naskah drama,
namun disini peneliti mengambil tiga peneliti terdahulu sebagai acuan bagi
peneliti yakni.
Penelitian relevan yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam penulisan
ini ini sama-sama fokus dalam menganalisis sebuah karya sastra berupa naskah
drama. Berikut ini ketiga penelitian yang diambil sebagai acuan dalam penulisan
ini
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Angelina Febrina WAA (2004).
Penelitian tersebut berfokus pada sastra, khususnya unsur intrinsik sebuah drama.
Penelitian tersebut berjudul “Unsur Intrinsik Naskah Drama Malaikat Tersesat
dan Termos Ajaib Karya R.J. Mardjuki dan Implementasinya dalam
Pembelajaran Sastra di SMA”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
tersebut adalah mendeskripsikan unsur intrinsik dan implementasi hasil analisis
unsur intrinsik drama “Malaikat Tersesat dan Termos Ajaib” karya R.J. Mardjuki
dalam pembelajaran sastra di SMA.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sama sama
menganalisis naskah drama. namun, Adapun perbedaan antara judul penelitian
serta tujuan penelitian di atas dan penelitian ini. Penelitian di atas menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mengenai unsur intrinsik naskah drama “Malaikat Tersesat dan Termos Ajaib”
Karya R.J. Mardjuki dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA”.
Sedangkan pada penelitian ini yang berjudul "Analisis Tokoh Dan Penokohan
Naskah Drama Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya". Penelitian ini hanya
berfokus pada unsur intrinsik berupa tokoh dan penokohan pada naskah drama
dan penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan
yang terdapat pada naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya
Penelitian yang kedua, dilakukan oleh Maria Margaretha Krismiati (1998).
Penelitian tersebut berfokus pada sastra, khususnya struktur drama. Penelitian
tersebut berjudul “Struktur Drama “Tangis” Karya P. Hariyanto dan
Implementasikannya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMU”. Tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian tersebut adalah mendeskripsikan struktur drama
dan implementasikan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA.
Dari penelitian di atas, peneliti menemukan adanya persamaan penelitian di
atas dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis naskah drama. Namun,
adapun perbedaan antara judul penelitian serta tujuan penelitian di atas dengan
penelitian ini. Penelitian di atas berjudul menganalisis mengenai struktur drama
"Tangis" Karya P. Hariyanto dan Implementasikannya sebagai Bahan
Pembelajaran Sastra di SMU”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
tersebut adalah mendeskripsikan struktur drama dan implementasikan sebagai
bahan pembelajaran sastra di SMA.
Penelitian ini hanya berfokus pada unsur tokoh dan penokohan pada naskah
drama. Serta tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penokohan yang terdapat pada naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu
Wijaya.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Rintis Kartikajati (2004). Penelitian
tersebut berfokus pada sastra, khususnya unsur intrinsik sebuah drama. Penelitian
tersebut berjudul “Unsur Intrinsik Drama “Janji” Karya Djody M. dan
Implementasikannya dalam Silabus serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di
SMP”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut adalah
mendeskripsikan unsur intrinsik dan implementasi unsur intrinsik dalam silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP.
Penelitian yang ketiga menganalisis mengenai unsur intrinsik yang terdapat
pada drama. Penelitian tersebut berjudul “Unsur Intrinsik Drama “Janji” Karya
Djody M. dan Implementasikannya dalam Silabus serta Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran di SMP”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut
adalah mendeskripsikan unsur intrinsik dan implementasi unsur intrinsik dalam
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP. Sedangkan pada
penelitian ini hanya berfokus pada unsur tokoh dan penokohan pada naskah drama
serta bertujuan untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan yang terdapat pada
naskah drama “Lautan Bernyanyi” Karya Putu Wijaya.
2.2. KAJIAN TEORI
Untuk mendukung pembuatan skripsi ini, maka perlu dikemukakan teori-
teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai
landasan penyusunan skripsi. Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengenai teori drama, unsur intrinsik drama berupa tokoh dan penokohan
menurut pakar dari berbagai sumber. Berikut ini merupakan beberapa teori yang
digunakan penulis sebagai acuan dalam penulisan ini.
2.2.1. Drama
2.2.2.1 Pengertian drama
Drama berasal dari kata Yunani Draomai, yang berarti perbuatan. Sejak
zaman Jepang kata tersebut sudah tidak dipergunakan lagi, diganti dengan kata
sandiwara. Kata ini berasal dari bahasa Jawa: sandi yang berarti samar-samar dan
warah atau wewarah, yang berarti pelajaran (Harymawan, 1988:1). Sedangkan
Kosasih (2008:81) mengungkapkan bahwa, drama adalah bentuk karya sastra
yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan
emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh
berbeda dengan lakuan dan dialog yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bahasa Perancis drama disebut drame (Soemanto, 2001:3) yang
artinya lakon serius. Serius yang dimaksud, tidak berarti drama melarang adanya
humor. Serius dalam hal ini cenderung merujuk pada aspek penggarapan.
Drama adalah seni cerita dalam percakapan dan akting tokoh. Dikatakan
serius, artinya drama butuh penggarapan tokoh yang mendalam dan penuh
pertimbangan, yang digarap adalah akting agar memukau penonton. Dari beberapa
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa drama berarti gerak, keseluruhan
gerak yang terjadi di atas pentas pada waktu pertunjukan berlangsung, gerak
cerita, gerak dialog, gerak para pelaku, dan segala gerak yang terjadi dan dapat
dilihat, didengar, dan dirasakan oleh penonton yang melukiskan kehidupan sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hari dengan menyampaikan pertikaian, emosi serta watak pelaku melalui tingkah
laku atau dialog yang dipentaskan.
2.2.2.2 Unsur unsur intrinsik drama
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya Sastra hadir sebagai karya
Sastra, unsur-unsur yang secara faktual dijumpai jika orang membaca karya
Sastra. Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung)
turut serta membangun cerita. Kepaduan Antar berbagai unsur intrinsik inilah
yang membuat sebuah drama berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut
kita sebagai pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita
membaca sebuah naskah drama. Unsur yang dimaksud untuk menyebut sebagian
saja, misalnya:1) judul;2) tema; 3) plot atau alur; 4) tokoh cerita dan
penokohan;5) dialog; 6) konflik; dan 7) latar (Nurgiyantoro, 2002). Peneliti hanya
menggunakan salah satu dari 7 unsur intrinsik drama sesuai dengan topik
penelitian yaitu unsur tokoh dan penokohan. Teori unsur tokoh dan penokohan
drama diuraikan sebagai berikut.
a. Unsur Tokoh
Abrams (1981: 20), mengungkapkan bahwa tokoh menunjuk pada orang
sebagai pelaku cerita. Abrams memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (dalam Nurgiyantoro,2002:165).
Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan penyampai pesan,
amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca. Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dibedakan berdasarkan watak
atau karakternya sebagai berikut.
a) Tokoh Utama atau Tokoh Sentral
Tokoh utama ialah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam
prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak
diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Tokoh utama menjadi sentral dalam sebuah cerita.
b) Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis ialah tokoh yang memegang peranan pemimpin
dalam cerita. Tokoh ini ialah tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai
dengan pandangan kita, harapan-harapan kita, dan merupakan
pengejawantahan norma-norma, nilai- nilai yang ideal bagi kita. Tokoh ini
digambarkan sebagai tokoh yang berkarakter baik.
c) Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh penentang dari tokoh protagonis
sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan. Tokoh ini digambarkan
sebagai tokoh yang berkarakter kurang baik. Tokoh antagonis akan
memusuhi tokoh protagonis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d) Tokoh Sederhana atau Datar
Tokoh sederhana atau datar ialah tokoh yang kurang mewakili
keutuhan personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu sisinya saja.
Tokoh ini tidak mengalami dinamika dalam cerita.
Dalam hal ini tokoh merupakan pelaku yang berperan dalam sebuah drama
yang membutuhkan pendalaman karakter dan penjiwaan agar dapat memainkan
perannya. Tokoh dalam drama mengacu pada watak atau sifat pribadi pelaku dan
aktor mengacu pada peran yang bertindak dan berbicara (Wiyatmi, 2009:50).
Tokoh dalam seni sastra (termasuk drama) disebut tokoh, rekaan (dramatis
personae), yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebabnya
bahwa tokoh sering juga disebut watak atau karakter (Satoto,2012:41).
Berdasarkan paparan teori mengenai pengertian tokoh dari para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pemeran yang terlibat aktif dalam cerita
untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam naskah drama kepada
pembaca.
b. Unsur Penokohan/Perwatakan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones melalui Nurgiyantoro, 2015: 247). Cara
sastrawan menggambarkan atau memunculkan tokohnya dapat menempuh
berbagai cara (Boulton dalam Aminuddin, 1984: 85). Sastrawan menampilkan
tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup di alam mimpi, pelaku yang memiliki
semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya, pelaku yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
cara yang sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya atau pelaku egois,
kacau, dan mementingkan diri sendiri. Pelaku dalam cerita fiksi dapat berupa
manusia atau tokoh makhluk lain yang diberi sifat seperti manusia, misalnya
kancil, kucing, kaset, dan sepatu.
Menurut Sudjiman (1988: 22), watak adalah kualitas nalar dan jiwa tokoh
yang membedakannya dengan tokoh lain. Baribin (1989: 57) menyatakan bahwa
ada dua cara penggambaran perwatakan dalam prosa fiksi yaitu:
a) Metode analitik (cara singkap): pengarang langsung memaparkan tentang
watak atau karakter tokoh. Pengarang langsung menyebutkan bahwa tokoh
tersebut, misalnya keras hati, keras kepala, penyayang dan sebagainya.
b) Metode dramatik (cara lukis): Penggambaran watak tokoh yang tidak
dicerminkan secara langsung tetapi disampaikan melalui pilihan nama tokoh
(misalnya nama semacam Ijah untuk menyebut pembantu dan nama Laura
untuk anak gadis putri majikan), penggambaran fisik atau postur tubuh, cara
berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh lain dan lingkungannya, dan
melalui dialog yaitu dialog tokoh yang bersangkutan atau interaksi dengan
toko lain.
Berdasarkan uraian di atas, penokohan atau perwatakan tokoh dalam cerita
dapat digambarkan secara langsung dan tidak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (field research).
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan
literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil
penelitian dari penelitian terdahulu (Kartikajati, 2009). Penelitian ini
menggunakan literatur berupa buku-buku yang membahas mengenai sastra dalam
bentuk prosa, puisi, maupun drama. Penelitian kepustakaan menggunakan data-
data atau bahan-bahan yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian berasal
dari kepustakaan baik berupa buku-buku, ensiklopedia, kamus, jurnal, dokumen,
majalah dan lain sebagainya (Hadi, 1990).
3.2 Data Dan Sumber Data.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan data penelitian berupa tokoh dan
penokohan dalam naskah drama "Lautan bernyanyi" karya Putu Wijaya. Sumber
data merupakan asal di mana data diperoleh. Penelitian sastra sumber datanya
berasal dari naskah karya sastra. Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini
adalah naskah drama "Lautan bernyanyi" karya Putu Wijaya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan teknik baca dan teknik
mencatat. Teknik baca digunakan untuk menyerap dan menginterpretasikan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tertulis dengan cara membaca drama “Lautan bernyanyi” karya Putu Wijaya.
Teknik catat digunakan untuk menambahkan data tertulis yang digunakan sebagai
bahan analisis ke dalam data penelitian (Sudikan, 2007:104). Melalui teknik baca
dan teknik catat ini peneliti akan menentukan dan menguraikan unsur tokoh dan
penokohan yang terdapat di dalam drama “Lautan bernyanyi” karya Putu Wijaya.
3.4 Teknik Analisis data
Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis kajian isi.
Menurut Moleong (1989: 220), teknik analisis kajian isi adalah teknik yang
digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan, karakteristik
pesan, dilakukan secara objektif dan sistematis. Penelitian ini menghasilkan
uraian unsur-unsur intrinsik. Analisis data untuk mengolah hasil penelitian ini
dibagi menjadi dalam beberapa langkah-langkah:
1. Penulis membaca terlebih dahulu drama “Lautan bernyanyi” karya
Putu Wijaya.
2. Mengidentifikasi tokoh dan penokohan dalam drama. “Lautan
bernyanyi” karya Putu Wijaya.
3. Menguraikan hasil dari analisis tokoh dan penokohan dalam drama
“Lautan bernyanyi” karya Putu Wijaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yaitu menganalisis unsur
intrinsik berupa tokoh dan penokohan dalam naskah drama "Lautan bernyanyi"
karya Putu Wijaya. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan unsur
intrinsik yang berupa tokoh dan penokohan di dalam drama "Lautan bernyanyi"
karya Putu Wijaya.
4.1 Hasil Analisis Tokoh Dan Penokohan naskah drama "Lautan bernyanyi"
karya Putu Wijaya.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang ada, dapat ditemukan tokoh
dan penokohan. tokoh dan penokohan tersebut adalah tokoh sentral yang terdiri
dari tokoh protagonis, tokoh antagonis dan tokoh tambahan serta penokohan atau
karakteristik dari masing masing tokoh. Berikut ini uraian dari hasil analisis yang
ditemukan penulis dalam naskah drama "Lautan bernyanyi" karya Putu Wijaya.
4.1.1 Analisis Unsur Intrinsik Berupa Tokoh Dan Penokohan
4.1.1.1 Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di
dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1991: 16). Tokoh dalam naskah drama
“Lautan Bernyanyi '' antara lain Kapten Leo, Comol, Rubi, Adenan, Dayu Sanur,
Panieka dan Dukun. Tokoh tambahan ialah panieka dan dukun. Tokoh bawahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dalam naskah drama ini adalah Comol. Perannya sangat ditentukan untuk
membantu pemeranan tokoh utama.
1) Tokoh Sentral
Dalam drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya, terdapat tokoh
sentral, tokoh sentral yang merupakan tokoh antagonis dan protagonis sebagai
berikut.
a) Tokoh Protagonis
Tokoh yang menjadi tokoh protagonisnya adalah Kapten Leo. Kapten
Leo berperan menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut.
Dalam naskah drama “Lautan Bernyanyi” yang merupakan tokoh
utama adalah Kapten Leo. Kapten Leo disebut sebagai tokoh utama dalam
cerita ini karena dalam alur cerita pada naskah drama ini, kapten leo
memiliki peran penting di dalam alur cerita dan memiliki banyak peran
dalam setiap peristiwa yang diceritakan oleh penulis drama.
b) Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah Dayu Sanur, yang dijadikan sebagai
penentang tokoh utama. Disebut sebagai tokoh antagonis karena dalam alur
cerita Dayu Sanur diperankan oleh penulis drama sebagai penentang tokoh
utama. Peran tokoh antagonis juga sangat penting dalam peristiwa cerita
drama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c) Tokoh tambahan
Tokoh tambahan merupakan tokoh yang sangat penting dalam
peristiwa jalannya sebuah cerita di dalam cerita drama “Lautan Bernyanyi”
ini yang merupakan tokoh tambahan ialah panik dan dukun. Selain tokoh
tambahan, ada juga tokoh bawahan yang terdapat dalam naskah drama ini
tokoh bawaan tersebut adalah Comol. Tokoh bawaan Perannya sangat
ditentukan untuk membantu pemeranan tokoh utama. Tokoh tambahan
4.1.1.2 PENOKOHAN
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh
(Sudjiman dalam Sudjiman, 1991: 23). Penokohan dalam naskah drama
menentukan penceritaan, dimana watak – watak tokoh tersebut akan
membentuk karakter mereka. Naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu
Wijaya memiliki karakter – karakter sebagai berikut:
1. KAPTEN LEO
Kapten Leo berperan sebagai tokoh utama dalam naskah “Lautan
Bernyanyi” karya Putu Wijaya ini. Kapten Leo memiliki sifat tegas dalam
melakukan sesuatu, dia selalu teguh Pada pendiriannya dan yakin pada
keyakinan nya. Namun, sisi negatif dari Kapten Leo, dia memiliki sifat yang
mudah terbawa suasana hati. Halusinasi serta kegelisahannya membuatnya
terpuruk dan melakukan kesalahan yang fatal. Gambaran fisik dari Kapten
Leo ialah bertubuh kekar dan berkumis tebal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Berikut ini yang menentukan karakter dari Kapten leo di dalam
peristiwa yang terdapat pada naskah drama lautan bernyanyi:
“KAPTEN LEO BERDIRI DI ATAS GELADAK MENGHISAP CERUTU
MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SEBELAH TANGANNYA
MEMELUK SEPUCUK SENAPAN. IA MEMAKAI TOPI WOL
BUNDAR. JAKET DAN SWEATER YANG MEMBALUT SAMPAI
PUCUK LEHER. TUBUHNYA BESAR DAN MUKANYA DITUMBUHI
CAMBANG SERTA KUMIS LEBAT”.
KAPTEN : Suatu saat, aku pasti berhasil menembaknya
COMOL : Apa yang Kapten tembak?
KAPTEN : Kau lihat sendiri nanti
KAPTEN : Tidak. Aku ingin mendengar suaraku sendiri. Apakah aku
masih mengenalnya. Kejadian-kejadian ini telah
memecahku jadi dua. Sekarang aku sering merasakan yang
kedua, diriku yang tak kukenal.
KAPTEN : Kau tolol. kesetiaan buta itulah yang kadang-kadang
membuatku muak. kadang-kadang aku ingin menembak
kepalamu (Menodongkan senapan ke wajah Comol).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
KAPTEN : Alangkah teguhnya mereka menjalani keyakinannya.
Adakah mereka lebih mempercayai dewa-dewa dan Leak
itu dari pada Tuhan?
KAPTEN : Tidak. Aku tidak lebih percaya pada sesuatu yang ada tapi
tidak punya hakekat yang utama. Aku akan mengajarkan
pada mereka bagaimana seharusnya berpikir memakai otak!
2. COMOL
Tokoh Comol berperan sebagai juru masak kapal, Peranan Comol
dalam setiap adegan membantu peran Kapten Leo untuk menjelaskan isi
dari cerita. Comol digambarkan dengan tubuhnya yang bongkok. Sifatnya
terlalu percaya terhadap cerita – cerita orang banyak. Comol berkarakter
cerewet dan latah. Seringkali dia dikatakan bodoh dan tolol namun dirinya
tetap saja tidak merasa seperti itu. Berikut ini peristiwa yang
menggambarkan karakter atau penokohan dari Comol
“...IA MEMAKAI JUGA BEBERAPA CINCIN TULANG DAN KALUNG
KERANG KECIL-KECIL YANG BISA DIJUAL UNTUK ANAK-ANAK.
JURU MASAK ITU MEMPERHATIKAN KAPTENNYA
COMOL : Apa yang Kapten lihat?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
COMOL : Nah, sekarang saya mendengar dan Kapten tidak, tapi ada yang
bersiul tadi. Aneh sekali. pantai ini semakin lama semakin
menakutkan.
COMOL: Coba dengarkan Kapten. mereka meramalkan kalau kita tidak
meninggalkan kapal ini, Dewa laut akan membunuh kita.
COMOL: Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak
itu. berbahaya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini.
Ibunya tukang Leak yang ditakuti di kampung nelayan di seluruh
pantai Sanur ini. Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal,
Kapten. Kapten, Dayu Sanur akan membunuh kita.
3. PANIEKA
Panieka hadir sebagai awak kapal Kapten Leo. Ia kabur dan
meninggalkan kapal ketika Kapal Harimau Laut terdampar. Tokoh ini tidak
begitu digambarkan secara jelas keadaan fisiknya, namun tokoh tersebut
memiliki karakter kurang disiplin. Kedatangannya disini menjadi awal dari
pemunculan konflik cerita terjadi. Berikut ini peristiwa dalam naskah drama
yang menggambarkan karakter atau penokohan dari Panieka.
PANIEKA : Aku memerlukan tempat persembunyian untuk menunggu
marah mereka selesai. Di sini melarikan anak perempuan itu
bisa Mol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PANIEKA : Kapten tahu sendiri, saya menyesal Kapten. Perkara membawa
minuman keras itu. Saya suka mabuk dan yang terakhir sekali
waktu saya tertidur saat jaga malam saat Harimau Laut kandas.
Saya belum minta maaf. Sekarang saya minta maaf.
PANIEKA : Dia menderita dan payah sekali. Boleh saya membawanya
masuk Kapten?
PANIEKA : Saya harus mencari obat Kapten. Dayu Badung sedang…ah dia
lemah sekali badannya. Dan lagi saya harus mengetahui
bagaimana keadaan di sana. Ya, terutama saya ingin tahu apakah
Dayu Sanur dan kawan-kawan masih marah pada saya.
4. ADENAN
Tokoh ini menjadi pelengkap pada bagian awal mula konflik sampai
penyelesaian. Adenan memiliki sifat peduli terhadap kawan kawannya dan
tenang dalam menghadapi masalah. Kehadirannya dalam cerita
menyeimbangi konflik – konflik yang terjadi dalam cerita.
Peristiwa yang menggambarkan karakter atau penokohan dari Adenan
sebagai berikut.
ADENAN : Yah…Marilah kita bersabar. Ini cobaan pada Harimau Laut
ADENAN : Benar, lebih baik kita mengembalikan pada orang tuanya.
Gadis itu sedang sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ADENAN : Ya. Kenapa Kapten membiarkan Panieka membawa kemari.
Abu yang bilang pada saya. ketika perempuan itu dilarikan dia
tidak apa-apa. tapi sehari kemudian dia kena cacar!
ADENAN : Kapten…. (Kapten tak menoleh) Kapten, kami tak tahu apa-
apa, ya kami mendapatkan ini secara kebetulan. ketika Kamis
sedang meninggal kan pantai seratus meter mayatnya seperti
mendekati kami (Ia meletakkan mayat Comol di lantai) Seorang
lagi telah meninggalkan kita. Juru masak yang baik, tadi siang
saya bercakap-cakap dengannya. Waktu itu Kapten belum
pulang.
ADENAN : Ya sudahlah Kapten. Mari kita buang ke laut. hanya saja
terangkan pada kami apa salahnya.
ADENAN : Jangan menambah korban lagi Rubi!
(Rubi menembak, tapi sempat membelokkan arahnya, tapi masih
mengenai lengan Kapten. Kemudian adenan berhasil merebut
senjata itu karena gugup)
ADENAN : Kau sudah gila! (Ditamparnya Rubi sampai jatuh).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5. RUBI
Dalam naskah drama yang berjudul “Lautan Bernyanyi”, Rubi
digambarkan sebagai sosok yang pemalu dan mudah marah. Dia menjadi
pemicu perdebatan tokoh utama dan tokoh lain dalam cerita.
Berikut ini peristiwa yang menggambarkan karakter atau penokohan
yang dari Rubi.
RUBI : Ah, Kapten tahu sendiri Rubi sangat pemalu.
RUBI : Dua hari sebelum dia mati, dia sudah tahu itu. Dia menulis surat
pada ibunya, mengatakan ia minta maaf karena tak sempat pamit.
Dia menyampaikan salam buat Kapten, dia mendoakan agar
Harimau Laut bisa berlayar lagi. Mengapa dia tahu semua itu?
Bahkan dia menyuruh saya menjual cincinnya, supaya aku bisa
melunasi hutangnya di warung nasi. Saya seperti disiksa.
RUBI : Aku tak pernah memperhatikan orang lain. padahal ia selalu
menolongku tanpa aku minta (Rubi semakin menyesali dirinya).
RUBI : Aku benci! Aku benci kali pada kau!
6. DAYU SANUR
Tokoh Dayu Sanur dikarakterkan sebagai seorang Dewa Laut yang
buas. Menurut masyarakat sekitar Dayu Sanur serba mengetahui dan
menakutkan. Dalam cerita, tokoh tersebut memiliki sifat dan sikap layaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tuhan. Merasa tahu tentang segalanya dan merupakan tokoh yang ditentang
oleh tokoh utama. Berikut ini yang menggambarkan karakter atau
penokohan dari Dayu sanur.
“Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak itu.
berbahaya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini. Ibunya
tukang Leak yang ditakuti di kampung nelayan di seluruh pantai Sanur ini
Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal, Kapten. Kapten, Dayu Sanur
akan membunuh kita”
“Oo Kapten. Dayu Sanur sangat sakti. Kita tak akan bisa melawannya. Dia
tidak bisa dibohongi. Dia pasti tahu anaknya di sini. Berbahaya sekali
Kapten, jangan biarkan dia disini Kapten, dengarlah saya Kapten”
“Tidak bisa. Aku sudah berjanji akan mempersembahkan tiga jasad di pura
dalem. Betari Durga sudah marah padamu”
“Awaslah. kamu sudah berani melawanku. Aku yang memiliki malam di
pesesir pantai Sanur ini. kenapa kamu berani datang kemari sebelum minta
ijin”
“Tak boleh dikatakan pada orang lain. Awas kalau kau tidak menuruti
perintahku, kau akan mendapat celaka”
“Anakku…anakku… (Ia berdiri, Dayu Sanur menggeliat kesakitan,
kemudian jatuh menangis) Dayu…. Dayu badung…. (Dia berdiri serta
merangkak masuk ke perut kapal) Dayu Badung…. Dayu Badung….”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
7. DUKUN
Tokoh dukun dalam naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu
Wijaya memiliki watak yang baik dan rendah hati. Tokoh ini menjadi tokoh
penentu pada adegan penyelesaian tahap akhir.
DUKUN : Tidak, tuan Kapten. Saya tidak tahu apa-apa
KAPTEN : kalau tidak, kenapa bapak kemari?
DUKUN : Saya biasa dipanggil orang, Kapten. karena saya tidak tahu
apa-apa. Saya datang untuk mengetahui apa kebodohan saya,
apa yang belum saya ketahui”
DUKUN : Kalau tuan Kapten percaya, dia tentu ada. Tapi kalau tuan
Kapten tidak percaya, ya tidak ada
KAPTEN : Kalau begitu saya katakan pada bapak sekarang. Saya tidak
mau kalau ada
DUKUN : Coba sajalah tuan Kapten “
DUKUN : Tidak, tuan Kapten. Menurut pendapat saya, yang tak ada
itu ada. Sebab kita selalu mencarinya. Sedangkan setelah dia
ada kita tidak mempedulikannya, seolah-olah sudah tak ada
KAPTEN : Itu tak benar. Sesuatu yang tak ada setelah kita mencarinya
adalah benar-benar tak ada”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan unsur tokoh dan
penokohan yang terdapat dalam naskah drama "Lautan bernyanyi" Putu Wijaya.
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian hasil analisis dan
pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan tokoh Pada Unsur tokoh yang terdapat pada drama “Lautan
Bernyanyi” karya Putu Wijaya, diantaranya. Kapten Leo, Dayu Sanur, Panieka,
Rubi, Dukun dan Comol.
Berdasarkan tokoh di atas, tokoh Kapten Leo merupakan tokoh utama yang
memiliki sifat protagonis sedangkan, Dayu Sanur yang dijadikan sebagai
penentang tokoh utama yang memiliki sifat antagonis. tokoh tambahan ialah
panieka dan dukun, tokoh pembantu dalam naskah drama ini adalah Comol.
Perannya sangat ditentukan untuk membantu pemeranan tokoh utama.
5.2 SARAN
Penelitian terhadap karya sastra bergenre drama masih belum banyak
diteliti seperti halnya pada prosa dan puisi. Keberadaan drama lebih dikenal
masyarakat sebagai karya sastra untuk dipertunjukan, bukan untuk dianalisis.
Padahal sebagai genre sastra, teks drama selain untuk dipertunjukan, juga dapat
menjadi bahan untuk dianalisis. Hal ini dikarenakan drama memiliki unsur-unsur
seperti tokoh, alur, latar, tema, serta amanat sebagai aspek yang dapat dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Oleh karenanya, kesempatan untuk melakukan penelitian terhadap drama masih
terbuka lebar. Hal ini pula yang dialami penulis ketika mengambil bahan
penelitian berupa naskah drama naskah drama berjudul "Lautan bernanyayi"
Putu Wijaya yang penulis teliti ini di dalamnya adalah tokoh dan penokohan.
Selain itu, adapun saran dari penelitian ini yang ditujukan kepada:
1) Peneliti yang akan datang
Penelitian terhadap drama "Lautan bernyanyi" karya Putu Wijaya ini
baru pada tahap awal, yaitu analisis tokoh dan penokohan. Masih banyak
permasalahan lain dalam drama tersebut yang dapat diangkat sebagai
bahan penelitian. Dengan penelitian ini, Peneliti harap agar dapat
membantu peneliti selanjutnya dalam menganalisis sebuah karya sastra
berupa puisi, prosa maupun drama. Peneliti juga menyarankan agar
penelitian selanjutnya dapat mengangkat hal-hal baru sebagai objek
penelitian.
2) Bagi guru Bahasa Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu menambah
pengetahuan dalam mengajar karya sastra berupa drama di
sekolah.
3) Bagi pembaca dan pelajar
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar dapat membantu
menambah pengetuan mengenai analisis sebuah naskah drama. Dan juga
dapan mebantu menyelesaikan tugas tugas yang berkaitan dengan karya
sastra dalam hal menganalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
DAFTAR PUSTAKA
Ampera, Taufik. 2010. “Pengajaran Sastra”. Bandung: Widya Padjadjaran.
Arikunto, Suharsimi. 2002. “Metodologi Penelitian”. Jakarta: Rineka Cipta.
Budianta, dkk. 2003. “Membaca Sastra”. Magelang: Indonesia Tera.
Djojosuroto, Kinayati. 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengajarannya.
Yogyakarta: Pustaka.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Febrina. Anggelina WAA (2004). “Unsur Intrinsik Naskah Drama “Malaikat
Tersesat dan Termos Ajaib” Karya R. J. Mardjuki dan Implementasinya
dalam Pembelajaran Sastra di SMA”. Yogyakarta
Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak.
Margareta Krismiat. Maria (1998). “Struktur Drama “Tangis” Karya
P.Hariyanto dan Implementasikannya sebagai Bahan Pembelajaran
Sastra di SMA”. Yogyakarta
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah. Jakarta: Bumi Angkasa.
Kartikajati .Rintis (2004). “Unsur Intrinsik Drama “Janji” Karya Djodi M. dan
Implementasikannya dalam Silabus serta Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran di SMP”Yogyakarta
Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sitanggang, S.R.H. 1995. Struktur Drama Indonesia Modern. Jakarta: Pusat.
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Sumardjo, Jakob & Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusasteraan. Jakarta:
Gramedia.
Suryaman, Maman. 2012. Metode Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY
Press.
Sumardjo, Jakob & Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusasteraan. Jakarta: Gramedia.
Taniredja Tukiran, dkk. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Waluyo, J. H. 2001. Drama Teori dan Pengajaranya. Yogyakarta: Hanindita.
Wellek, Rene, dkk. 1995. Teori Kesusasteraan. Jakarta:P.T Gramedia Pustaka
Utam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
LAMPIRAN
NASKAH DRAMA
“LAUTAN BERNYANYI”
Karya
Putu Wijaya
ADEGAN SATU
PADA SEBUAH MALAM YANG SURAM, TERDENGAR SUARA
OMBAK SERTA DESAU ANGIN YANG MISTERIUS.
KAPTEN LEO BERDIRI DI ATAS GELADAK MENGHISAP CERUTU
MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SEBELAH TANGANNYA MEMELUK
SEPUCUK SENAPAN. IA MEMAKAI TOPI WOL BUNDAR. JAKET DAN
SWEATER YANG MEMBALUT SAMPAI PUCUK LEHER. TUBUHNYA
BESAR DAN MUKANYA DITUMBUHI CAMBANG SERTA KUMIS LEBAT.
BEBERAPA LAMA KEMUDIAN SUARA MELEMPAR CERUTUNYA
DENGAN TIBA-TIBA, SEBAB IA MENDENGAR KEMBALI SUARA YANG
SEJAK SEMINGGU ITU MENGGANGGU PIKIRANNYA. SUARA ANEH
YANG TAK JELAS SUMBERNYA. KAPTEN LEO MENGANGKAT
SENJATANYA. TAPI KETIKA HENDAK MEMBIDIKNYA, SERENTAK
SUARA ITU HILANG.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
DITUNGGUNYA LAGI SAMPAI BEBERAPA SAAT, TAPI SUARA
ITU TAK TERDENGAR LAGI, DENGAN KECEWA KAPTEN LEO
KEMBALI KE TEMPATNYA SEMULA, MEROGOH SAKU,
MENGELUARKAN CERUTU LAGI. TAPI BELUM SAMPAI CERUTU ITU
DINYALAKAN, TIBA-TIBA KEDENGARAN PULA SUARA ITU. CEPAT IA
MENGANGKAT SENAPAN, MENEMBAK BEBERAPA KALI KE TENGAH
LAUT.
SUARA ITU LENYAP LAGI. KAPTEN MEMPERHATIKAN AKIBAT
TEMBAKANNYA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH. IA BERDIRI DI SANA,
MEMUSATKAN PERHATIANNYA. SIAP MENEMBAK LAGI KALAU
SUARA ITU KEDENGARAN PULA.
DARI PERUT KAPAL, MUNCUL COMOL; JURU MASAK KAPAL.
MEMBAWA LENTERA. TUBUHNYA PENDEK KEKAR SERTA
PUNGGUNGNYA BONGKOK. GERAKANNYA LAMBAT SERTA
MUKANYA CAMPURAN KE KANAKAN, KETOLOLAN, KEKASARAN
YANG TERPENDAM. RAMBUTNYA AGAK PANJANG DAN KASAR. IA
MEMAKAI BAJU KAOS LORENG DAN IKAT PINGGANG LEBAR. DI
ATAS KAOS ITU IA MEMAKAI JUGA JAKET COKLAT YANG TERLALU
BESAR UNTUKNYA. DI PINGGANGNYA TERSELIP PISAU DAN
SEKERAT TULANG IKAN YANG SEDANG DIBUAT PIPA. IA MEMAKAI
JUGA BEBERAPA CINCIN TULANG DAN KALUNG KERANG KECIL-
KECIL YANG BIASA DIJUAL UNTUK ANAK-ANAK. JURU MASAK ITU
MEMPERHATIKAN KAPTENNYA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
COMOL: Apa yang Kapten lihat? (Dengan lentera, Comol memeriksa keadaan
kapal. Menggumam sendiri) Tidak ada harapan, sudah tiga kali mereka
mencoba menarik kita. Dua kali kawatnya putus, yang satu lagi mereka
lepaskan karena putus asa. Ini memang diluar dugaan. Sekarang mereka
mulai bercerita tentang dewa lautan yang menakutkan itu. Bahkan
pelaut-pelaut itu mulai jarang menengok kita lagi. Mereka sudah
termakan cerita para nelayan (Kemudian ia memungut biji-biji catur
yang terserak di bawah) Bahkan tak seorang pun lagi yang
memperebutkan kuda atau benteng atau perdana menteri, seperti biasa
yang mereka lakukan untuk menghabiskan malam-malam yang panjang
di tengah lautan. Sayur ketimun dan telor mata sapi, kopi atau susu
panas tak ada yang mau menyentuhnya lagi. Aku tak pernah merasa
bingung seperti ini, tak ada pekerjaan yang berarti yang bisa
menyibukan lagi (Diletakkannya lentera, kemudian mengatur biji catur
di atas papannya) Kapten, mari iseng kita main catur. Sudah lama saya
tak main catur, saya ingin menebus kekalahan saya dulu, ketika kita
bermalam di teluk Jakarta. Kapten hanya kehilangan empat biji pion,
sebuah kuda dan sebuah benteng. Tetapi sekarang Kapten juga akan
kehilangan kemenangan dan tidak bisa membujuk perdana menteri saya
dalam perangkap. ( Memperhatikan Kapten ).Tetapi sebaiknya Kapten
makan malam dulu, telor mata sapi tidak enak kalau dingin. Sudah
berapa kali saya hangatkan sop, tapi Kapten belum juga mau makan.
Terus terang saya jadi kuatir atas kesehatan Kapten minggu-minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
terakhir ini. Sudah dua bulan kita kandas, tetapi selama itu baik-baik
saja yang terjadi. Kecuali kapal penarik yang mereka janjikan belum
juga datang, mereka sudah lupa atau sudah jenuh mengurus kita. Ah,
apa sebenarnya yang saya pikirkan? Jangan kuatir Kapten, saya akan
tetap menemani Kapten di sini, meskipun dewa lautan itu tidak
menghendakinya. Saya tidak akan mau meninggalkan Kapten,
meskipun Panieka atau salah satu dari pelaut itu membujuk saya dengan
anjing kintamani. Itu Cuma tipuan bukan, Kapten? Supaya saya mau
ikut mereka. Dan mereka dapat mengolok-olok saya sepuasnya. Ya,
saya mengetahuinya, saya tidak suka lagi pada anjing. Herder atau
Kintamani sekalipun, saya lebih suka benda-benda yang mempunyai
guna-guna seperti kata dukun di pantai itu (Teringat sesuatu) Ya,
Kapten. Sebetulnya saya ingin mengajukan beberapa permintaan kalau
Kapten sudah makan malam. Setujukah Kapten kalau saya memelihara
benda-benda itu di kapal? Sangat ajaib dan bagus sekali. Tetapi saya
tidak mau menunjuk sebelum saya pasti disetujui Kapten.
KEMUDIAN IA BERSENANDUNG LAGU YANG DIPELAJARINYA
DI PANTAI.
KAPTEN: (Tiba-tiba suara gemetar) Mol!
COMOL: Ya Kapten?
KAPTEN: Perhatikan apa yang bergerak di selatan itu.
COMOL: Apa Kapten?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
KAPTEN: Lihat
COMOL: Mana Kapten? (Mengangkat lentera)
KAPTEN: Apa itu?
COMOL: (Setelah mengamati) seperti kabut, Kapten.
KAPTEN: Perhatikan baik-baik! Kau tak melihat sesuatu di balik kabut itu?
COMOL BERDIRI DI ATAS PETI, MENGANGKAT LENTERANYA
TINGGI-TINGGI. MEMPERHATIKAN LAUT
COMOL: Saya tidak melihat apa-apa, Kapten. hanya kabut seperti bisaa. Kapten
melihat apa?
KAPTEN: Perhatikan dengan teliti. Sekarang dia bergerak ke timur. Lihat
sekarang, maju pelan-perlahan-lahan. lihat itu, dia bertambah tinggi,
tinggi dan besar sekali!
COMOL: (Heran dan tolol) Ajaib, saya tidak melihat apa-apa, Kapten!
KAPTEN: Dia meluncur di permukaan laut dengan tenang. Sekarang dia
mendekati kita.
COMOL: Mana Kapten? Tidak ada apa-apa! Saya hanya melihat kabut bergulung
Kapten.
KAPTEN: Dia mengancam kita, dia hendak membunuh kita. Tidak!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
KAPTEN LEO MEMBIDIKAN SENAPANNYA KE ARAH LAUT .
COMOL: (Berteriak) Jangan menembak, Kapten! Jangan menembak. Siapa tahu
ada nelayan di dekat sini. (Comol melompat turun mendekati Kapten
Leo) Nanti kita dituduh membunuh orang. Kapten…Kapten!
KAPTEN: (Geram) Aneh! Dia menghilang. Setiap bedil-bedil ini kuacungkan, dia
pasti lenyap.
COMOL: Jangan sembarangan menembak, Kapten. Berbahaya. Lagipula saya
tidak melihat apa-apa Kapten. Barangkali ikan paus atau gurita!?
(Kapten mengeluarkan lagi sebuah cerutu, menyalakannya dan tegak
lagi ke tempat semula) Seperti kata Bayu Sanur. “Tidak semua orang
bisa melihatnya” Entahlah mana yang lebih baik, orang-orang yang
melihat atau yang tidak melihat? Tak tahulah saya.
KAPTEN: Suatu saat, aku pasti berhasil menembaknya.
COMOL: Apa yang Kapten tembak?
KAPTEN: Kau lihat sendiri nanti.
COMOL: Seekor binatang raksasa? Ikan paus atau gurita?
KAPTEN: Entahlah.
COMOL: Atau dewa laut itu!?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
KAPTEN: (Menyentak) Apa!?
COMOL: Di sekitar sini banyak nelayan berkeliaran. Hati-hati Kapten, jangan
sembarangan menembak.
KAPTEN: Aku tidak bisa lama-lama dipermainkannya. Satu saat aku akan
menang. Aku biarkan dulu ia sampai mempermainkan kita,
menganggap aku tolol sehingga ketika ia lengah, aku akan
memukulnya.
COMOL: Pantai ini memang dahsyat Kapten. Malah orang-orang bilang sangat
angker. Dengarlah suara ombak dan lolong anjing itu, ajaib sekali
kedengarannya. baru sekali ini saya ngeri mendengar suara angina.
kabut-kabut yang aneh. Lihatlah, saya juga sering memikirkan alangkah
suramnya pantai itu setiap malam, padahal kalau siang saya tahu sekali
banyak yang suka mandi.
KAPTEN: Mol….
COMOL: Ya, Kapten?
KAPTEN: Kau masih ingat, malam-malam ketika kapal kita tandas?
COMOL: Ya, tentu saja aku ingat.
KAPTEN: Sebelum tidur, aku memperhatikan cuaca dan berpikir tentang Maluku
yang sudah lama sekali kutinggalkan. Aku ingat pada Andre dan Alex,
juga pada Rita yang mungkin sekarang sudah beranak, karena tak sabar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
lagi. Sudah hampir lupa aku apa yang dipesannya dulu. Aku teringat
pula Makasar dan beberapa kenalan Timor.
COMOL: Dan saya teringat pada Semarang saya Kapten. Ah, menyenangkan
betul segala yang hilang itu. Waktu itu semuanya masih baik Kapten,
tidak seperti sekarang ini.
KAPTEN: Langit cerah dan laut sangat tenang seperti bayi sedang tidur. Aku
tidur nyenyak sekali, bahkan aku bermimpi ketemu nenek dan
saudaraku yang telah mati di laut selatan. Siapa yang bisa menduga
kalau esok paginya kita mendapati kapal kita telah kandas.
COMOL: Kapten lupa, bukankah malam itu saya mendapati seekor camar laut
mati dekat buritan? Itu suatu firasat, Kapten. Sudah saya katakan
malam itu juga bukan? Hanya Kapten tidak mau mendengar. Malah
esok harinya saya yang pertama kali mengetahuinya. Mualim itu
bohong besar, saya hendak turun ke darat mencari air dan sayur sebab
persediaan kita sudah habis. Saya terkejut sekali menuju barat laut.
Mula-mula saya tak percaya, kemudian saya bangunkan juru mudi,
tetapi dia memaki-maki saya. Disumpahinya saya dengan si
bongkoknya. Kemudian saya berhasil membangunkan mualin, saya
bujuk dia untuk bangun, dia juga sangat terkejut. Kemudian saya
sampaikan itu semua pada Kapten. Mulanya Kapten tidak percaya kan,
tapi ketika para kru itu berteriak-teriak, Kapten keluar dan kapal kita
telah menyimpang ke sebelah utara pantai, tiga puluh derajat hampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
lima kilo jauhnya. Dulu kita berada tepat di depan rumah pelukis Le
Mayeur dan perkampungan nelayan. Sekarang lihatlah.
KAPTEN: Aku sumpahi mereka semua. kupukul Panieka dan Abu sampai
berdarah mulutnya, sebab ia yang dapat giliran jaga malam itu. Tuak
dan tarian kera itu seudah membuatnya tidur sepanjang malam. Arus
yang tiba-tiba sudah menyeret Harimau laut tanpa ada yang tahu.
memalukan sekali buat seorang Kapten yang sudah banyak kegetiran
seperti aku.
COMOL: Tetapi Kapten terlalu tergesa-gesa memukulnya.
KAPTEN: Benar. Karena aku juga ikut tertidur. mestinya aku tak membiarkan dia
mendapat giliran dalam keadaan mabuk seperti itu. Tapi aku tak
menyesal. Sudah lama aku ingin memukulnya, sejak dia membawa
minuman keras ke kapal….
COMOL:Kapten, Saya kira bukan kesalahan Panieka saja dengan Abu, juga
bukan kesalahan Kapten. Tetapi kesalahan kita semua. Barangkali benar
apa yang dikatakan nelayan-nelayan itu, pantai ini berbahaya bagi kapal
karena banyak setannya.
KAPTEN: (Mengejek)Kau percaya apa yang mereka katakan?
COMOL:Tentang setan-setan itu, Kapten?
KAPTEN: Ya! Setan atau Leak atau apa lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
COMO: LEntahlah, Kapten. Kapten sendiri bagaimana? O, tetapi apa yang
mereka ceritakan selalu menarik, Kapten. Tahukah Kapten, apa yang
menyebabkan anak-anak itu tidak pernah lagi datang kemari? Cerita-
cerita merekalah yang menjadi penyebab.
KAPTEN: Aku tidak peduli mereka datang kemari atau memburu sundal-sundal
di pantai. Aku tidak membutuhkan mereka. kalau bisa, aku ingin
berlayar lagi dan akan mencari anak buah yang setia dan cakap.
COMOL: Mereka sebenarnya sangat cinta pada Kapten.
KAPTEN: Hmmm….Cinta, kalau aku bisa menyumbat mulut mereka dengan
uang untuk membayar kesenangan mereka di tiap pelabuhan. Aku tidak
membutuhkan anak buah yang menyembuhkan ketika aku sedang
senang. Aku membutuhkan musuh kalau aku sedang senang, bukan
cinta. Sekaranglah aku membutuhkan cinta, tetapi mereka tidak
memilikinya.
COMOL: Ah, mereka sangat hormat dan segan pada Kapten.
KAPTEN: Katakan pada mereka aku sangat terharu kalau mereka masih segan
dan hormat padaku. Tapi aku tidak memerlukan kesegaran dan
kehormatan dari mulut yang mabuk.
COMOL: Tidak semua dari mereka jahat, Kapten. Ada satu, dua yang memang
tidak bisa diperbaiki lagi. Ya, saya juga membencinya. Mereka menipu
orang Sanur yang tolol karena jujur itu dan membuat kerusuhan di pasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Bonggol. Tetapi anak-anak yang lain seperti Rubi, Adenan, Dangin
bahkan Panieka yang mula-mula mendendam karena Kapten pukul itu,
sekarang setelah melihat betapa teguhnya Kapten mempertahankan
kapal harimau laut, mereka bertambah cinta dan hormat. Kapten jangan
menyia-nyiakan waktu mencurigai orang-orang baik.
KAPTEN: Sekarang aku dapat ilham.
COMOL: Apa Kapten?
KAPTEN: Tak sampai berapa hari lagi, kau akan menjadi ikan cucut seperti
mereka
COMOL: O, tidak Kapten. Bukan begitu maksud saya.
KAPTEN: Ya, maksudmu memang bukan begitu. Tapi aku tidak peduli dengan
maksud-maksud orang. Aku melihat pada perbuatan apa yang kau
perbuat. Itulah yang kumaksudkan. Itu sebabnya kau sering turun ke
darat?
COMOL: Bukan, Kapten. Saya turun ke darat bukan untuk menjumpai mereka.
Kapten tahu sendiri, kita selalu membutuhkan air dan makanan yang
segar.
KAPTEN; Bodoh sekali kalau aku tidak tahu.
COMOL: Tahu apa Kapten?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
KAPTEN: Tong air itu sengaja kau biarkan bocor, supaya airnya cepat habis.
Alasan kuat sekali untuk mengadakan dalih turun ke pantai.
COMOL: Bocor? Ajaib sekali. Saya tidak tahu kalau tong itu bocor. Saya kurang
percaya. Tapi baiklah akan saya periksa sekarang, mungkin benar
juga (mengambil lentera) Kalau benar tong air ini bocor, saya harus
cepat menambalnya dengan sabun. Saya sudah bosan bolak-balik ke
pantai untuk ambil air saja.
DENGAN LENTERANYA, COMOL MASUK LAGI KE PERUT
KAPAL
ADEGAN DUA.
BEBERAPA LAMA KEMUDIAN. KAPTEN LEO MASIH TETAP
MENGINTAI KE LAUT SAMBIL MENGHEMBUSKAN ASAP CERUTU.
DALAM DESAU ANGIN DAN TERPISAN OMBAK ITU, SAYUP-SAYUP
KEDENGARAN SUARA MEMANGGIL.
SUARA: Kapten! Kapten!
KAPTEN LEO TERSENTAK MEMBUANG CERUTUNYA.
KAPTEN: (Menggumam) Setan cucut pemabok itu datang lagi.
SUARA: Kapten, suara apa itu? Saya Panieka, Kapten.
KAPTEN: (Menggumam)Panieka pemabok atau cucut-cucut yang lain sama saja
bagiku. Tak berharga untuk didengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
SUARA: Dengarlah saya Kapten.
KAPTEN: Aku memaksa diriku untuk mendengar. Tapi tak mungkin lagi. Ini
sudah keterlaluan.
SUARA: Saya tidak mabok, Kapten. Dengarlah, Kapten mendengar suara saya
bukan!?
KAPTEN: (Menggumam) Semakin aku benci, semakin aku dengar.
SUARA: Di pantai sedang ada wabah, Kapten. Banyak orang yang mati. Mereka
marah pada kita. Hati-hatilah Kapten.
KAPTEN: Kita semua harus hati-hati, aku tahu. Tapi perlukah diucapkan? (Tetap
menggumam).
SUARA: Kami semua ada di pantai menunggu kapal penarik itu? Kapten tahu
kapan datangnya? Keluarkan kepada kami, kami selalu khawatir pada
kesehatan Kapten!
KAPTEN: Terima kasih, cucut. Tapi sudah terlambat! satu kalimat lagi saja!
SUARA: Kapten! Kapten mendengar saya? Kami membela Kapten. Orang-orang
di pantai itu mengatakan bahwa Kapten sudah gila!
KAPTEN: Cukup!
KAPTEN LEO MENGANGKAT SENAPANNYA, MENEMBAK
BEBERAPA KALI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
SUARA: (Panik) Jangan menembak! Jangan menembak Kapten! (Suara itu
kedengaran mengumpat menjauh. Sayup) Kurang ajar! Dia sudah gila!
KAPTEN LEO DENGAN TENANG MENGELUARKAN LAGI
SEBUAH CERUTU DARI JAKETNYA, KEMUDIAN MENYALAKANNYA.
ADEGAN TIGA
KEMUDIAN SESUDAH ITU. COMOL DENGAN LENTERANYA
KELUAR LAGI DARI DALAM PERUT KAPAL.
COMOL: Kita harus menuntut kerugian. Benar kata Kapten tadi, tong itu bocor di
pantat kirinya. Saya sudah mencoba menambalnya tapi terlambat.
Terpaksa besok pagi saya harus turun ke darat, sebab tak cukup air.
menyesal sekali telah membeli tong itu rongsokan itu (Comol
meletakkan lenteranya, lantas duduk di bawah bersandar ke tepi.
Mengeluarkan tulang dari pinggang dan mulai mengorek-ngoreknya
dengan pisau. Kapten Leo tak sengaja bersiul) Kapten Kah yang
bersiul?
KAPTEN: (Heran)Siul? Siul apa?
COMOL: Aneh, saya mendengar seperti ada yang bersiul
KAPTEN: Tak ada yang bersiul
COMOL: Nah, sekarang saya mendengar dan Kapten tidak, tapi ada yang bersiul
tadi. Aneh sekali. pantai ini semakin lama semakin menakutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(Kapten Leo tertawa lagi) Nah sekarang ada yang tertawa. Kapten tidak
tertawa bukan?
KAPTEN: Tidak ada yang tertawa
COMOL: Aneh, saya mendengar ada yang tertawa. Tampak seperti Kapten yang
tertawa, tetapi bukan Kapten, lantas siapa….
KAPTEN: Itu orang gila.
COMOL: Dan Kapten tentu saja tidak gila. Ah, membingungkan sekali. Ini atau
itu, serba salah semuanya. Sekarang lebih baik kita tidak memikirkan
apa-apa, tinggal menanti kapal penarik itu dating.
KAPTEN: (Berteriak tiba-tiba) Comol!
COMOL (Terkejut) Ya, Kapten!?
KAPTEN Comol!
COMOL (Berdiri dengan heran) Ya, Kapten!?
KAPTEN Tidak. Aku ingin mendengar suaraku sendiri. Apakah aku masih
mengenalnya. Kejadian-kejadian ini telah memecahku jadi dua.
Sekarang aku sering merasakan yang kedua, diriku yang tak kukenal.
COMOL: Mungkin Kapten pusing kepala sebab belum makan malam. Maukah
Kapten makan sekarang?
KAPTEN: Tidak. Makan hanya membuat malas dan makin bodoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
COMOL TAK MENJAWAB, IA HANYA MEMPERHATIKAN
PANTAI.
COMOL: Ah, kadang-kadang saya merasa bangga karena Harimau Laut menjadi
terkenal. kalau saya turun ke darat guna mencari air atau makanan, saya
selalu singgah untuk mendengarkan cerita penduduk di warung kopi di
bawah pohon beringin itu. Saya dengarkan cerita mereka tentang kapal
kita, tak ada habisnya. banyak orang datang dari Denpasar untuk
melihat tubuh Harimau Laut dari kejauhan. Apalagi kalau mereka
menyebut nama Kapten dan nama saya dengan kagum. Kapten adalah
orang yang berani katanya. Saya diam saja kalau kebetulan mereka
mengenal saya atau mencoba bertanya ini dan itu. tapi kalau saya ingat
apa yang mereka ramalkan, saya merasa ngeri juga.
KAPTEN:Apa yang mereka ramalkan?
COMOL:Ajaib. Mustahi Kapten tidak mengetahuinya.
KAPTEN: Keparat Lah mereka kalau memfitnah Harimau Laut
COMOL:Coba dengarkan Kapten. mereka meramalkan kalau kita tidak
meninggalkan kapal ini, Dewa laut akan membunuh kita.
KAPTEN: Membunuh kita?
COMOL: Ya, sebab kapal telah salan memasuki perairan ini. Daerah terlarang
yang tak boleh dikunjungi sembarangan orang apalagi kapal yang
belum mendapat ijin dari dewa laut dan roh-roh di pantai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
KAPTEN: Omong kosong!
COMOL: Benar Kapten.
KAPTEN: Sudah kubilang omong kosong.
COMOL: Kapten tidak percaya?
KAPTEN: Tidak. itu Cuma takhayul belaka.
COMOL: Tetapi tadi Kapten melihat sesuatu yang saya tidak bisa lihat. malah
Kapten hendak menembaknya.
KAPTEN: Benar. Tapi aku tidak percaya apa yang barusan kulihat.
COMOL: Apa yang Kapten lihat?
KAPTEN: Sesuatu bergerak di balik kabut itu.
COMOL: Ajaib sekali, saya tidak pernah melihat apa-apa Kapten.
KAPTEN: Kau memang tak pernah melihat apa-apa. Sudah seminggu ini aku
dipermainkannya. Setiap menjelang tengah malam dia muncul,
menakut-nakuti.
COMOL: Menjelang tengah malam? Astaga, benarkah Kapten? Bagaimana
wujudnya? (Mendekat) Besar? Tinggi? Seperti perempuan cantik atau
seperti binatang raksasa? Atau sama sekali tak berbentuk?
KAPTEN: Dahsyat! Selalu berubah-ubah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
COMOL: Nah, mereka juga tak bisa melukiskan dengan tepat. Ada yang bilang
cantik seperti topeng-topeng yang banyak di pantai. kadang-kadang
berwujud ombak seperti gunung, binatang laut yang besar atau kabut
bergulung seperti yang Kapten lihat tadi. itulah dewa laut
KAPTEN: Tidak. Itu Cuma sebuah ilusi. Aku sudah terlalu banyak mendengar
cerita seram yang kau bawa dari pantai. Dengan tidak kusadari cerit-
cerita itu telah mempengaruhi rohaniku. Malam memang bisa
membuat sejuta tipuan pada mata, kesepian dan suara angina yang
aneh-aneh itu sering membelokkan jiwa. tapi aku akan tetap bertahan
COMOL: Jadi Kapten tidak mau mempercayainya?
KAPTEN: Mengapa tidak!? Semuanya jelas sekali. Ada sesuatu di luar diri kita
ini yang kita lawan supaya tidak ada. Tetapi ia telah ada dan akan terus
ada. Semacam kita tidak mempercayainya, semakin ada dia.
COMOL: Ajaib, kalau begitu Kapten sudah mulai percaya sekarang.
KAPTEN: Siapa bilang? Tidak ada yang percaya. Aku akan membuktikan bahwa
semua itu tidak benar.
COMOL: Tapi, tadi Kapten mengatakan….
KAPTEN: Tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
COMOL: Ah, tak tahu lah saya. kalau Kapten bilang tidak, saya juga berarti tidak
boleh mempercayainya. Saya jadi takut mengutarakan permohonan
yang saya katakan tadi. Kapten tentu tidak akan menyukainya.
KAPTEN: Permohonan? Permohonan apa? Kutembak kau kalau memelihara
anjing di sini.
COMOL: Siapa Kapten, tentu saja bukan anjing.
KAPTEN: Aku muali jemu meladeni kegemaranmu yang aneh-aneh itu.
COMOL: Saya bersumpah tidak membawa anak anjing ke kapal ini Kapten.
KAPTEN: Anjing atau dewa laut atau siksaan yang menjijikan itu, aku tak mau
lagi meladeninya.
COMOL: Percayalah Kapten, bukan sekedar anjing. Saya janji akan
mengembalikannya kalau Kapten tidak senang.
KAPTEN: Kembalikan sebelum kutembak.
COMOL: Tentu, tentu Kapten.
KAPTEN LEO MONDAR-MANDIR GELISAH.
KAPTEN: Sudah seminggu ini aku tak enak pikiran. kadang-kadang aku terlalu
kasar bukan?
COMOL: Kapten sangat pemarah sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
KAPTEN: Ya, sejak seminggu ini aku telah penat dan penasaran sekali. Dua
puluh tahun aku menghirup angina di geladak, mengalami pahit
getirnya pelayaran di samudera-samudera besar. Baru kali ini aku
merasa seperti tak punya kemampuan memimpin kapal dengan baik.
Aku dan harimau laut sudah menjadi satu dan selalu berhasil
menghadapi bahaya. Bahkan pernah aku berpikir, akulah Kapten yang
terbaik di keluargaku. Alek sendiri bilang, yang pertama kali
mengajariku tentang tali temali, bahwa aku akan lebih baik dari
nenekku yang terkenal itu. Sekarang ternyata terbalik. Bahwa di
samping aku masih banyak Kapten-Kapten yang lebih baik. Aku adalah
orang buta yang terlambat menyadari kebutaannya. Ya, abangku paling
besar sekarang memimpin kapal dua kali lebih besar dari harimau laut.
Aku sudah banyak tertinggal. Apakah yang telah terjadi? Waktu telah
meninggalkanku sebelum aku sadar. Aku membiarkan arus celaka itu
menyeret kita. Waktu kecil, nenekku sering mendongeng cerita seram
dari laut, karena dia tidak setuju aku menjadi pelaut. kakek yang telah
menyerahkan diri pada laut membuat dia menderita batin dan benci
pada laut. Di luar sadar, cerita-cerita itu telah hidup menguasaiku. Satu
diantaranya aku ingat benar, cerita tentang lautan bernyanyi.
COMOL: Ya, Kapten.
KAPTEN: Kau dengar suara angina itu?
MEREKA BERDUA MENDENGARKAN SUARA ANGIN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
KAPTEN: Ya, Kapten. Menakutkan.
COMOL: Seolah-olah semuanya itu sengaja dibuat untuk kita. Alam yang dahsyat
yang tak bisa dikuasai dan selalu memusuhi ketika kita sudah tidak
berdaya. Mereka sedang menyanyikan keruntuhan kita. Mereka
memanggil untuk kita, dan kita tak berdaya.
MEREKA MENDENGARKAN LAGI.
KAPTEN: Mol, kau pernah mendengar laut bernyanyi?
COMOL: Laut bernyanyi, Kapten?
KAPTEN: Ya, lautan bernyanyi.
COMOL: (Setelah berpikir)Mungkin pernah, Kapten.
KAPTEN: Pernah? Kapan kau mendengarnya?
COMOL: Empat tahun yang lalu, ketika saya hampir terbunuh di pelabuhan
KAPTEN: Kau tak pernah lagi mendengarnya di pantai?
COMOL: Di sini? Tidak, Kapten.
KAPTEN: Aneh, aku mendengarnya semenjak seminggu yang lalu. Dia bernyanyi
seolah-olah memanggil roh kita. Tapi di balik panggilan itu terasa ada
ancaman yang mengerikan.
COMOL: Oh ya, saya lupa, saya juga mendengarnya Kapten.
KAPTEN: Kau? Bagaimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
COMOL: Yah, seperti memanggil roh kita tetapi mengancam dan menakutkan.
Mengerikan sekali, pantas Kapten tak enak makan selama seminggu ini
KAPTEN: Aku emncoba mengingatnya, tapi sukar sekali. Semacam lolong
anjing, kadang-kadang seperti jeritan orang disembelih, mengerang dan
menangis kesakitan. Aku telah mendengarnya berulang-ulang. Aku
harus membuktikan apa itu sebenarnya. Aku telah bertekad akan
menembaknya seperti kita menembaki pencuri-pencuri besi kapal
sebulan yang lalu.
COMOL MENDEKAT, MEMEGANG TANGAN KAPTEN.
COMOL: Jangan hiraukan semua itu Kapten. lautan Bernyanyi? Ah, setiap hari
juga ombak itu bernyanyi karena dihembus angina. Bukan karena dia
galak, tetapi karena dia melawan kesepiannya yang abadi.
KAPTEN: Aku telah tersinggung. Aku harus menghentikannya. Kau tahu apa
artinya itu.
COMOL: Lautan bernyanyi itu, Kapten.
KAPTEN: Kau tahu firasat apa itu?
COMOL: Tentu saja saya tahu, Kapten. Saya telah menanyakannya pada orang-
orang tua di pantai.
KAPTEN: Apa yang mereka katakan?
COMOL: Tentang diri kita, Kapten? Suara-suara seram itu ialah firasat buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
KAPTEN: Benar, kita akan menghadapi malapetaka. Seperti kata nenekku dulu.
COMOL: Kita telah kena malapetaka, Kapten. Tetapi kenapa kita pedulikan?
Saya selalu akan menemani Kapten. Saya tidak akan pergi seperti
mereka. Malapetaka apapun yang dewa laut akan timpakan, saya tidak
takut. paling banyak mati. Dan saya tidak takut mati, Kapten (tiba-tiba
Kapten Leo tertawa) Kaptenkah yang tertawa? (Kapten terus tertawa
kecil) Kenapa Kapten tertawa? Saya senang Kapten bisa tertawa. Orang
yang bisa tertawa adalah orang yang berani dan tidak takut mati.
KAPTEN: Siapa yang mengajari kau bicara seperti itu?
COMOL: Kapten sendiri bukan?
KAPTEN LEO MENGHAMPIRI COMOL. DIPEGANGNYA BAHU
COMOL. COMOL DIAM.
KAPTEN: Kau, kau ( Membelai kepala Comol seperti membelai kepala anak
kecil) Aku masih ingat ketika kau datang menyembah supaya aku
melindungimu dari kematian, saat orang-orang di pelabuhan itu
menghajarmu dan hendak membunuhmu karena kau telah
memperkosa seorang perempuan. Tapi sekarang kau bilang kau tidak
takut mati. Dan aku telah menyelamatkanmu. Kenapa? Kecuali sop
buntut, kaldu ayam dan tak ada lagi yang bisa kau buat untuk
memperindah Haimau Laut. Kalau kita bisa berlayar lagi, akan
kucarikan aku seorang perempuan yang bisa kau kawini (Belaiannya
makin kasar dan menyiksa) Seorang perempuan Maluku yang cantik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
seperti Rita. Kau tidak perlu menakut-nakuti lagi seperti anjing yang
setiap saat minta dipukuli. Salah sekali kalau kau merasa berhutang
budi padaku. tak ada manusia yang berhutang pada manusia di atas
kapal.
COMOL: Jangan berkata begitu, Kapten.
KAPTEN: Kau tahu sendiri apa yang dikatakan para nelayan itu. Kau dengar
sendiri aku telah mendengar lautan bernyanyi. Pergilah sebelum
terlambat. Berdosalah engkau karena tidak menyelamatkan roh yang
dipercayakan padamu.
COMOL: Tidak Kapten.
KAPTEN: Aku tidak lagi membutuhkan sop buntut atau telor mata sapi.
COMOL: Kapten! Kapten! Berhentilah menghasut saya. Kapten tidak bisa
mengusir saya hanya dengan menyakiti hati saya. Saya telah
bersumpah untuk mengikuti Kapten seumur hidup. Kaptenlah yang
telah menyelamatkan hidup saya. Kaptenlah yang berhak menerima
pengabdian saya. kalau Kapten tahu bagaimana rasanya terlepas dari
maut, Kapten tidak akan bicara begitu. Kematian pun tidak akan
menyebabkan saya pergi dari kapal ini apalagi meninggalkan Kapten.
KAPTEN: Kau tolol. kesetiaan buta itulah yang kadang-kadang membuatku
muak. kadang-kadang aku ingin menembak kepalamu (Menodongkan
senapan ke wajah Comol).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
COMOL: Tembaklah! Kaptenlah yang membunuh saya. Tembaklah kalau Kapten
sudah tidak menyukai saya lagi.
KAPTEN (Menurunkan senapan, berjalan menjauh). Aku pasti menembakmu
kalau aku sudah gila. Tolol sekali kalau sampai aku membunuh teman
sejati seperti kau. Seharusnya sudah lama aku menghajar pelaut-pelaut
yang sering mempermainkan kau itu. Barangkali aku telah putus asa
kalau tidak ada orang jelek seperti kau. Tetapi semi keselamatanmu,
pergilah ke darat seperti mereka. Aku bertanggung jawab buat semua
nasib anak-anak Harimau Laut.
COMOL: Tidak, Kapten.
KAPTEN: Aku muak melihatmu. kau, selalu tanpa ada perubahan. Punggungmu
yang bongkok dan kegemaranmu yang ajaib itu. Setiap hari juga kau,
ketika aku terjaga, tidur, lapar, kau seperti bayangan mengejar
disampingku, di depan, di belakang, menumbukku setiap berpaling.
Aku merasa sesak.
COMOL: Ya, Kapten boleh berbuat apa saja. Kutuklah saya, tembaklah saya
tetapi saya tidak akan pergi. Saya tahu itu semua karena apa? Jemu
bukan? Ya. Tak ada seorang pun yang tidak jemu menunggu kapal
penarik yang tak datang itu. Setiap malam hanya suara laut dan angina.
Bintang-bintang yang sama semuanya. Membosankan. Tidak ada surat
atau teman bercakap. Kapten seharusnya sekali-sekali mencari hiburan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
ke darat. Kalau Kapten membutuhkan seorang perempuan, barangkali
saya bisa mencarikannya dari darat.
KAPTEN: Diam setan.
COMOL: Maafkan Kapten.
KAPTEN: Kau piker aku gila seperti kau?
COMOL MENGGUMAM PERGI KE UJUNG KAPAL, DUDUK
MENJUNTAI MEMANDANG ORANG DIKEJAUHAN. KAPTEN LEO
MENGHISAP LAGI CERUTUNYA.
COMOL: Seperti saya sendiri melakukanya dulu. Saya merindukan setiap
perempuan kalau sedang jenuh dan bosan. Perempuan selalu bisa
menenangkan pikiran. Pada suatu malam, Kapten sendiri tentunya
masih ingat ketika saya berjalan menyusuri pantai membawa kejenuhan
dan kebosanan karena perempuan itu telah menghina saya dengan
kurang ajar. Saat itu saya mendengar suara-suara aneh dari laut. Saya
memperhatikan suara itu baik-baik.Barangkali itulah yang Kapten
katakan lautan bernyanyi. Suara itu meronta memanggil saya. Tiba-tiba
saja keinginan untuk mencari perempuan itu bertambah. Saya melihat
seorang perempuan berjalan sendirian, rupanya dia baru pulang dari
kota, saya cegat dia dan kemudian saya tarik paksa. Perempuan itu
berteriak, mencakar dan menggigit muka saya sampai berdarah
(menikmati lamunannya) Alangkah nikmatnya, saya senang sekali,
Kapten, saya merasa di surga yang ke tujuh. Saya biarkan perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
itu memukul dan melukai saya seperti orang gila. Tetapi kemudian
beberapa buruh pelabuhan mengetahuinya. Saya terpaksa lari. Mereka
mengejar dan hendak membunuh saya. hampir-hampir saya mati pada
waktu itu. Untunglah Kapten datang menyelamatkan jiwa saya. Kapten
masih ingat kan?
KAPTEN Benar, tapi itu Cuma kebetulan.
COMOL: Kebetulan yang bisaanya menentukan, Kapten. karena kebetulan itu
saya bisa menghirup angin laut, menyaksikan pantai-pantai yang belum
pernah saya lihat dan memasak sop buntut atau telor mata sapi untuk
Kapten. Kapten lebih baik makan sekarang, nanti masuk angin.
KAPTEN: Kau masuk saja sekarang, supaya esok pagi bisa ke darat mencari
seorang perempuan buatku.
COMOL: Benar Kapten? Syukurlah kalau Kapten mulai ingat lagi (Ia berdiri
mengambil lentera sambil terus berbicara) Hanya perempuan yang bisa
menghentikan kesepian Kapten. Suara lautan itu adalah suara kesepian.
Sudah hampir lima bulan Kapten tidak pernah menjamah perempuan.
Sudah waktunya sekarang seorang perempuan yang kuat untuk
menemani Kapten(Comol perlahan-lahan hendak masuk. Tiba-tiba ia
tertegun ketika mendengar Kapten Leo bersiul)Dengar Kapten….Jelas
sekali. Sudah dua kali malam ini saya mendengarnya.
KAPTEN: Apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
COMOL: (Setelah mencoba mendengarkan lagi) Sekarang tak kedengaran lagi.
Ada orang bersiul.
KAPTEN: Tak ada yang bersiul.
COMOL Kapten tidak mendengarnya. Mungkin ada orang lain di sini (Comol
mengangkat lentera. ia berjalan berputar di sisi kapal, menyusuri tepi
geladak dengan curiga ketika ia berada, jauh terdengar Comol
menggerutu.) Jangan main-main. jangan coba-coba menakut-nakuti
Comol(Seperti tadi, Kapten Leo tertawa kecil misterius. Comol
bergegas datang ).Kapten. Kapten. Dengar….
KAPTEN: Apa?
COMOL: Ajaib, Kapten tidak mendengarnya?
KAPTEN: Tak ada yang bersiul.
COMOL: Bukan siul. Ada orang ketawa.
KAPTEN: Tak ada yang ketawa. Siapa yang ketawa?
COMOL: Entahlah, Kapten.
KAPTEN: Kau mendengar orang ketawa?
COMOL: Tidak tahulah saya, Kapten. Tidak, saya tidak mendengarnya, tidak
mendengar apa-apa. Saya merasa lesu sekali. hampir seperti ketika
hendak terjadi peristiwa di Semarang itu. Saya tidak enak pikiran.
malam ini buruk sekali. Selamat malam, Kapten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
COMOL MASUK KE PERUT KAPAL. KEMUDIAN KAPTEN LEO
KETAWA LAGI SENDIRIAN. SAMAR-SAMAR, TAMPAK KEPALA
COMOL, MENYEMBUL LAGI MEMPERHATIKAN KAPTEN LEO
DENGAN TAKJUB, KEMUDIAN KEPALA ITU SEGERA DITARIKNYA
SEKETIKA MEMBUAT KAPTEN LEO TERSENTAK MENOLEH KE
BELAKANG
ADEGAN EMPAT.
SETELAH COMOL PERGI. KEDENGARAN SUARA PANIEKA LAGI
MEMANGGIL. KAPTEN LEO MASIH BERDIRI DI TEMPAT SEMULA
MENGHISAP CERUTU.
SUARA: Kapten! Kapten! (Kapten leo tersentak dan membuang
cerutunya)Jangan menembak, Kapten. Saya membawa seorang
perempuan. jangan menembak. Kapten dapat mendengar saya? Jangan
menembak, saya membawa seorang perempuan.
KAPTEN: (Menggumam)Tak henti-hentinya dia menggangguku.
SUARA: (Bertambah dekat) Saya membawa seorang perempuan, Kapten. Jangan
menembak.
KAPTEN: Kebencianku tak mengenal perempuan atau laki-laki. Dia hanya
mengenal manusia dan pula memilih-milihnya.
SUARA: Tolonglah saya, Kapten. Mereka memburu saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
KAPTEN: Ya, karena kau memburu mereka. Adakah orang yang tidak diburu.
Kita semua binatang pemburu. Kita semua para pemburu yang malang
SUARA: Saya melarikan seorang perempuan, Kapten. Tolonglah saya.
KAPTEN: Lihat, dia selalu berbuat dan menyuruh orang lain memikul dosanya.
Satu kalimat lagi.
COMOL KELUAR DARI PERUT KAPAL DENGAN LENTERANYA.
COMOL: Tetapi mungkin akan banyak kesulitan Kapten. (mendekati
Kapten) Meneruskan tadi tentang perempuan itu, Kapten ingat
ramalan-ramalan itu?
SUARA: Kapten! Kapten dapat mendengar saya?
COMOL KEHERANAN.
SUARA: Kapten, Kapten!
COMOL: (Tambah heran tapi berusaha tak memperdulikannya)Tak bisa ditolong
lagi rupanya. Saya mendengar ada yang berteriak memanggil Kapten
SUARA: Tolonglah Kapten, jangan menembak. Saya akan mendekat.
COMOL: Nah. Lucu sekali, seperti suara Panieka. Kapten tak mendengarnya? Dia
minta Kapten supaya jangan menembak.
SUARA: Tolonglah saya Kapten.
COMOL: Dia minta pada Kapten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
SUARA: Ingatlah, saya membawa perempuan.
COMOL: Perempuan? Dia tahu sekali apa yang kita butuhkan. Saya tidak sabar
lagi Kapten (Berteriak) Hoi, siapa itu? Siapa itu? Jangan coba-coba
mempermainkan Comol.
SUARA: Mol! Mol!
COMOL: Busyet. Ya, ada apa? Kau kah itu Panieka?
SUARA: Benar. Aku Panieka, Mol.
COMOL: Ajaib. Benar APnieka, Kapten. Apa kabar, Panieka?
SUARA: Tolong Mol, aku membawa perempuan (Semakin dekat).
COMOL: Perempuan? (Comol mengangkat lenteranya memandang ke laut.
Beberapa lama kemudian tampak Panieka mendekat dengan
sampannya) Benar Panieka, Kapten. Dia membawa seorang
perempuan. Lihatlah (Kapten menyalakan sebatang cerutu lagi).
SUARA: (Dekat sekali) Selamat malam, Kapten.
COMOL: Siapa yang kau bawa itu?
SUARA: Seorang perempuan.
COMOL: Aku tahu, tapi siapa dia?
SUARA: Aku sudah melakukannya tiga hari lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
COMOL: Busyet, Bagaimana kau melarikannya? (Comol memperhatikan Panieka
mencari tempat mendekatkan sampannya. Ia menyusuri tepi kapal
mengikuti gerak sampan Panieka) Bagaimana kau melarikannya,
Panieka? Tidakkah berbahaya? kau berani sekali. tetapi kau tidak
mabuk bukan? Kapten tidak senang kalau kau membawa tuak ke kapal
(Pada Kapten) Kapten, bagaimana? Kita akan membiarkan dia naik. Dia
membawa seorang perempuan (Kapten tidak menjawab, sibuk dengan
cerutunya, memandang ke laut. Comol jadi bingung) Ah, tak tahulah
saya. Ada-ada saja yang terjadi. Di sebelah kiri itu Panieka. Hati-hati
tangganya tidak begitu kuat. Ingat, seorang perempuan Kapten, Panieka
biasanya pintar memilih yang baik-baik. Seleranya bagus.
PANIEKA MUNCUL
PANIEKA: Sudah hampir rusak temali tangganya.
COMOL: (acuh)Ya (mengangkat lenteranya menerangi wajah Panieka) Agak
kurus kau sekarang, kurang makan?
PANIEKA: Selamat malam Kapten.
COMOL: Mana perempuan itu?
PANIEKA: Kutinggalkan di bawah. Akan kubawa naik kalau Kapten
mengijinkannya.
COMOL: Tanyalah sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PANIEKA: Aku harus ditolong Mol.
COMOL: Aku tak akan menjawab. Itu bagian Kapten.
PANIEKA: Aku memerlukan tempat persembunyian untuk menunggu marah
mereka selesai. Di sini melarikan anak perempuan itu bisaa Mol.
COMOL: Ya, aku pernah mendengarnya juga. Tapi kalau Kapten diam saja,
artinya aku juga tidak boleh bicara. Jangan bicara denganku dulu.
Selesaikan saja urusanmu dengan Kapten.
PANIEKA: Kapten rupanya marah padauk.
COMOL: Aku tak boleh bicara? Aku ingin melihat perempuan yang sudah
memikatmu itu.
PANIEKA: Jangan!
COMOL: Cuma melihat dari jauh saja.
PANIEKA: Tidak, jangan.
COMOL: Perempuan apa dia yang tidak boleh dilihat?
PANIEKA: Jangan!
COMOL: Nanti kukatakan padamu, apakah dia baik atau tidak.
PANIEKA: Tidak perlu lagi sekarang, jangan!
KAPTEN (Tetap memandang laut) Kau dengar katanya. Jangan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
COMOL: Saya tidak akan berbuat apa-apa.
KAPTEN: Kau dengar katanya?
COMOL: Tetapi saya hanya ingin melihat Kapten. tidak bolehkah perempuan ini
dilihat? Saya Cuma melihat warna kerudungnya; biru dan coklat. Tadi
kurang terang.
KAPTEN: Aku bertanya untuk yang terakhir kalinya. Kau dengar apa katanya?
COMOL: (Dengan kecewa) Baiklah. nanti saya akan melihatnya juga
COMOL DUDUK DI ATAS PETI SAMBIL MEMPERHATIKAN KE
TEMPAT PEREMPUAN ITU DENGAN PENUH MINAR.
PANIEKA: Maafkan saya Kapten.
KAPTEN: Untuk apa Panieka?
PANIEKA: Kapten tahu sendiri, saya menyesal Kapten. Perkara membawa
minuman keras itu. Saya suka mabuk dan yang terakhir sekali waktu
saya tertidur saat jaga malam saat Harimau Laut kandas. Saya belum
minta maaf. Sekarang saya minta maaf.
KAPTEN: Lalu sesudah itu?
PANIEKA: Tidak, saya berjanji Kapten. Saya menyadari sekarang, setelah
melihat Kapten yang benar. karena kurang disiplin maka Harimau
Laut ini kandas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
KAPTEN: Atau kesalahan yang sama dalam bentuk yang lain?
PANIEKA: Tidak. percayalah Kapten.
COMOL: (Nyeletuk)Siapa nama perempuan itu Panieka? Apa ada tahi lalat di atas
bibirnya?
KAPTEN: Maaf, tidak pernah terlambat. Tapi tak ada gunanya lagi sekarang. Aku
sudah memaafkan kau dulu. tapi apakah waktu yang sudah lewat itu
juga mau memaafkan diriku? Entahlah. Maafkan sendiri juga belum
menjawabnya. Tapi memang aku belum sempat minta maaf.
PANIEKA: Semua kawan-kawan, anak buah Kapten sekarang menyesal dan ingin
minta maaf.
KAPTEN: Oh ya, bagaimana keadaan mereka?
PANIEKA; Baik-baik, Kapten. Semuanya siap menanti kapal penarik. Semua
ingin berlayar lagi dengan harimau laut.
KAPTEN: Rubi?
PANIEKA: Rubi agak kurus tapi masih tetap menyanyi.
KAPTEN: Adenan?
PANIEKA: Adenan sangat disukai penduduk. Dia membantu nelayan-nelayan
menangkap ikan.
KAPTEN: Abu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PANIEKA: Abu ke Denpasar, ada familinya jadi tentara di sana.
KAPTEN: Dangin?
PANIEKA: Oh ya. Dangin dirawat di rumah sakit. kami tahu ada wabah di pantai,
mungkin tak bisa ditolong.
KAPTEN: Kasihan kawanku main catur. Aku tak bisa menengoknya. Dan
Panieka? Ah maaf.
COMOL: Itu artinya nafsunya besar, baik untuk orang seperti kau. Tapi kalau tahi
lalat itu dilehernya berbahaya sekali itu. Perempuan yang membawa
maut. Tapi dia cantik, bukan?
PANIEKA: Kami semuanya tetap berhubungan seperti saudara saja. Seperti
memang kebiasaan harimau laut.
KAPTEN: Itu baik sekali.
PANIEKA: Semuanya memuji Kapten, kagum pada keteguhan Kapten
mempertahankan Harimau Laut. Kami juga teringat ketika masa-masa
kita masih belajar berlayar.
KAPTEN: Aku juga teringat.
PANIEKA: Maafkan mereka Kapten. kami tidak pernah lagi menjenguk kemari.
Bukan karena lupa tapi karena bekerja untuk bisa makan, sambil
menanti kapal penarik itu dating.
KAPTEN: Ah, itu tidak perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
COMOL: Tapi, kalau dia cantik, Kapten pasti memaafkan yang lainnya. Siapa
namanya. Perempuan sini biasanya namanya aneh-aneh.
KAPTEN: Jangan mengganggu telor mata sapi. Apalagi yang perlu Panieka?
PANIEKA: Kapten harus menolong menyembunyikan saya.
KAPTEN: Harus?
PANIEKA Ya, Kapten. Mula-mula saya kira mudah melakukannya, Seperti cerita
anak-anak muda di sana. tapi ketika saya larikan orang tuanya menjadi
marah sekali. Katanya hidup atau mati perempuan itu yang saya
larikan harus didapatkan Kembali.
KAPTEN: Jadi aku harus memaafkan kau. Sesudah itu aku harus membuktikan
bahwa aku telah memaafkan kau dengan harus menolongmu.
PANIEKA: Sembunyikanlah saya, Kapten. Di sini pasti aman. mereka tak akan
berani mengejar sampai kemari. Sebetulnya saya sendiri tak apa-apa
Kapten. Saya tak memerlukan perlindungan. Tapi perempuan itu akan
marah kalau dia sampai ditemukan, kasihan sekali. Mungkin dia akan
disiksa atau bahkan mungkin dibunuh oleh ibunya.
KAPTEN: Baiklah, bawa perempuan itu naik. Nanti dicuri dewa laut.
PANIEKA: Baik Kapten (Hendak pergi).
KAPTEN: Satu buah pertanyaan lagi. tentang pendapat orang-orang di pantai
terhadap diriku. Kalau tak salah kau telah menyebutnya tadi dari sana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PANIEKA: Oh, maafkan Kapten. Saya silaf. Itu tak benar sama sekali.
KAPTEN: Bukan saja tak benar, tapi juga ucapan biadab.
PANIEKA: Benar, Kapten. Maafkan, saya tak sengaja menyebutnya.
KAPTEN: Tidak apa-apa, sudah kumaafkan. Tapi ingatlah baik-baik, aku amat
senang mendengarnya. Satu kali lagi dan kepalamu akan kulubangi.
PANIEKA: Terima kasih atas peringatan itu Kapten.
KAPTEN: Jangan terlalu cepat, simpan dulu untuk nanti, Mol.
COMOL:Ya Kapten.
KAPTEN: Buatkan dia tempat tidur yang baik.
COMOL: Dengan senang hati, Kapten. (pada Panieka) Aku tak melayani
perempuan yang belum ku ketahui namanya. paling sedikit warna
kerudungnya yang kita siapkan tadi.
KAPTEN: Jangan. O ya Kapten. Dia sangat pemalu dan takut kepada orang. Dia
tak mau berbicara karena gugup. Kita harus membiarkannya bersunyi-
sunyi supaya kagetnya hilang dan menjadi tenang kembali.
COMOL: Kau dengar telor mata sapi?
PANIEKA: Busyet. Alangkah pelitnya kau sekarang.
KAPTEN: Terima kasih, Kapten. Dia masih muda sekali, tapi kami saling
mencintai (Berjalan pergi) namanya Dayu Badung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
COMOL: Siapa? (tak dijawab) Siapa Panieka? Dayu Badung? Dayu Badung anak
Dayu Sanur? (Penieka tak menjawab terus berjalan) Panieka? Dayu
Badung anak Dayu Sanur?
SUARA: Ya…
COMOL: Apa benar anak Dayu Sanur? (Kebingungan)
KAPTEN: Kau dengar, ia bilang ya?
COMOL: Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak itu.
berbahaya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini. Ibunya
tukang Leak yang ditakuti di kampong nelayan di seluruh pantai Sanur
ini. Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal, Kapten. Kapten, Dayu
Sanur akan membunuh kita Oo Kapten. Dayu Sanur sangat sakti. Kita
tak akan bisa melawannya. Dia tidak bisa dibohongi. Dia pasti tahu
anaknya di sini. Berbahaya sekali Kapten, jangan biarkan dia di sini
Kapten, dengarlah saya Kapten.
KAPTEN: Tenanglah sedikit mata telor sapi. Lebih baik kau pikirkan sop buntut
itu sekarang
COMOL: Ingat ramalan-ramalan itu Kapten..
KAPTEN: Aku tidak peduli dengan ramalan-ramalan. kalau toh memang terjadi,
malapetaka itu Cuma kebetulan. Dan kita tidak takut mati, bukan?
COMOL: Tapi ini bukan mati bisa, Kapten. Mati dimakan Leak!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
KAPTEN: Tidak, tidak akan begitu menyakitkan seperti hidup yang sakit.
Tenanglah.
COMOL: Jangan main-main Kapten. Perempuan itu akan membawa malapetaka
KAPTEN: Sekalian. Kita latihan malapetaka.
COMOL: Ajaib! Kapten sadar apa yang Kapten katakan? Jangan main-main,
Kapten. Ya Tuhan! Kita akan dimakan Leak! Sia-sia kapal penarik itu
datang. Kita akan mati dimakan Leak. Oo, Kapten…Kapten…
PANIEKA MUNCUL KEMBALI MEMBAWA DAYU BADUNG.
PEREMPUAN ITU MEMAKAI KERUDUNG YANG MENUTUPI SELURUH
MUKANYA. HANYA MATANYA SAJA YANG KELIHATAN, COMOL
TERGANGGU MELIHAT PEREMPUAN ITU.
PANIEKA: Dia menderita dan payah sekali. Boleh saya membawanya masuk
Kapten?
KAPTEN: Kau dengar telor mata sapi?
COMOL: Oh, tidak. Jangan. Maafkan saya Kapten, saya tidak berani
KAPTEN: Bawalah dia masuk Panieka, nanti dia dimakan Leak.
PANIEKA MEMBAWA GADIS ITU MASUK KE PERUT KAPAL,
COMOL MELIHATNYA DENGAN TAKUT.
COMOL (menggumam): Dayu Sanur, dengarlah. Saya tidak ikut mencuri anak
itu. Dengarlah Dayu Sanur, lihat, saya tidak ikut –ikutan. Maafkan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Dayu Sanur. Saya tidak akan mengganggu Dayu badung. Maafkan
saya….
KAPTEN LEO TERTAWA KECIL MISTERIUS.
COMOL: Kapten, jangan menertawakan saya!
KAPTEN: Ketawa? Tak ada yang tertawa
COMOL: Apa? Ajaib? Saya mendengar Kapten tertawa
KAPTEN: Tak ada yang tertawa
COMOL: Oh, dia mengganggu lagi. Kapten, dia mulai mempermainkan kita.
Jangan Dayu Sanur. Jangan ganggu kami orang lemah. Pergilah!
Jangan ganggu kami, Dayu Sanur (Kapten Leo tertawa lagi) Oh,
jangan! Jangan! (Comol berlutut menutupi telinganya, Kapten Leo
terus tertawa. Tiba-tiba Comol bangkit menyambar lentera berlari
mengeliling geladak sambil berteriak menyuruh pergi dayu sanur)
Dayu Sanur, Pergilah! jangan mengganggu kami! (Tiba-tiba Comol
melotot memandang ke pantai. Comol Berteriak) Kapten, lihat! Ada
api di pantai! (Kapten Leo bergerak melihat ke pantai) Ajaib! Lihat
api itu bergerak-gerak.
KAPTEN: Apa itu?
COMOL: Api Leak, Kapten! Lihat cahayanya kebiru-biruan. Itu cahaya Leak (Ia
meletakkan lentera, memijit kedua matanya dengan ujung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
telunjuknya) Wah, hanya satu tidak kembar. Dukun itu mengatakan
kalau mata dipijit tetap kelihatan satu, artinya Leak. ya, Tuhan! Dayu
Sanur telah melihat kita. Lihat, api itu menari-nari Kapten. Itu tarian
Leak! Ajaib! Sekarang dia pecah menjadi banyak. Kapten bisa
melihat? Oh, mengerikan sekali(Kapten Leo mengangkat senapan
hendak menembak, Comol cepat mencegah) Jangan menembak,
Kapten! Nanti dia bertambah marah. O, Saya tak berani melihatnya
(Sayup-sayup terdengar suara gong, Panieka keluar dari perut kapal)
Panieka! Lihat api di pantai itu, hasil perbuatanmu (Panieka melihat
sebentar, kemudian acuh tak acuh) Sekarang kau mulai takut ya?
KAPTEN: Apa itu, Panieka? (Panieka duduk di atas peti) Apa itu?
PANIEKA: Upacara pengorbanan darah. bermacam-macam binatang disembelih
untuk menyenangkan hati Batara Kala dan Batara Durga, Dewa-
dewa laut yang mereka takuti.
KAPTEN: Malam-malam begini?
PANIEKA: Ya, wabah itu sudah semakin mengganas, mereka sudah putus asa.
COMOL: Bukan Leak?
KAPTEN: Bukan. Dan bukan pula Dewa laut itu.
COMOL: Kalau begitu Syukurlah. Mudah-mudahan Dayu Sanur memaafkan kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
KAPTEN: kadang-kadang aku heran dengan apa yang mereka lakukan. Sekarang
aku mendengar sesuatu.
COMOL: Saya juga mendengarnya Kapten. Itu suara gong Bali.
KAPTEN: Alangkah teguhnya mereka menjalani keyakinannya. Adakah mereka
lebih mempercayai dewa-dewa dan Leak itu daripada Tuhan?
COMOL: Mereka amat taat pada agamanya, Kapten.
KAPTEN: Malang. Penyembah-penyembah berhala yang dilindungi Negara untuk
dipertontonkan pada turis yang mau membayar.
COMOL: Kapten, mereka tidak menyembah berhala. Mereka orang yang
bertuhan seperti kita. Mereka menyebutnya Sang Hyang Wydhi Wasa.
Menurut seorang Brahmana yang suka bercerita pada saya di bawah
pohon beringin itu. Dewa-dewa itu sebenarnya Cuma satu. Tapi diberi
bermacam-macam menurut keperluannya. Seperti Kapten sering
menyebut-nyebut Comol si telor mata sapi, kadang-kadang si bongkok
atau si jelek. tapi sebetulnya maksud Kapten sama saja satu. Oh,
lihatlah Kapten, api itu bertambah banyak.
PANIEKA KELIHATAN GELISAH.
PANIEKA: Kapten, Saya mau pergi dulu.
KAPTEN: Bicara denganku Panieka?
PANIEKA: Saya harus pergi ke darat, Kapten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
KAPTEN: Harus lagi! Untuk apa?
PANIEKA: Saya harus mencari dukun.
KAPTEN: Dukun untuk apa?
PANIEKA: Saya harus mencari obat Kapten. Dayu Badung sedang…ah dia lemah
sekali badannya. Dan lagi saya harus mengetahui bagaimana
keadaan di sana. Ya, terutama saya ingin tahu apakah Dayu Sanur
dan kawan-kawan masih marah pada saya.
KAPTEN: Itu saja?
PANIEKA: Saya juga harus mengambil pakaian dan perbekalan. Mungkin lama
kita tidak akan bisa ke darat lagi. Saya akan kembali secepatnya,
Kapten.
KAPTEN: Apa lagi? (Panieka masih duduk dengan gelisah).
KAPTEN: Apalagi yang kau tunggu? (Panieka cepat berdiri, mula-mula terlihat
berat dan ragu-ragu, kemudian cepat pergi).
KAPTEN: Kau telah menyembunyikan sesuatu dariku. kau akan terus kuburu.
COMOL: Kapten, jangan biarkan dia pergi. hai Paneika! (Mengejar) Panieka!
Bawa dia pergi! Jangan tinggalkan malapetaka itu di sini. Panieka!
Ah, kurang ajar (Mendekati Kapten) Kapten, kenapa mau dijebak?
KAPTEN: Tenanglah, Mol. Sekarang bawa sop buntut itu kemari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
COMOL: Ajaib. Tidak mungkin Kapten. Maafkan saya.
KAPTEN; Nanti sop itu akan dingin. Telor mata sapi gak enak kalau sudah
dingin, bukan?
COMOL: Tidak, saya mau berhubungan dengan Dayu Sanur. Kalau perempuan
itu ada di dalam saya tak mau masuk.
KAPTEN: Jangan rebut. Kalau takut, aku tidak akan memaksa.
COMOL (Berteriak): Hai, Panieka! Panieka!
KAPTEN DUDUK DI ATAS PETI MEMANDANG KE LAUT. IA
MENYALAKAN LAGI CERUTU
KAPTEN: Kalau suara itu terdengar lagi, aku akan memburunya.
ADEGAN LIMA
LAMA SETALH PANIEKA MENINGGALKAN KAPAL. COMOL
TIDUR DI TUMPUKAN TALI, KAPTEN MASIH DUDUK SEPERTI TADI.
LANGIT NAMPAK GELAP, SAYUP-SAYUP MASIH TERDENGAR SUARA
GONG DARI PANTAI. RUBI DAN ADENAN DATANG DARI PANTAI
NAIK SAMPAN. TERDENGAR SUARA ADENAN MEMANGGIL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
SUARA: Kapten! Kapten! (Kapten Leo membuang cerutu, mengintai sambil
duduk) Kapten, saya Adenan dan Rubi.
KAPTEN: Ya. Aku belum tidur. Naiklah! Lewat kiri saja, ada tangga tali di situ.
Sebelah kanan aku tutup, banyak pencuri sekarang. Mol!
COMOL: (Masih tetap berbaring memejamkan mata) Ya, Kapten.
KAPTEN: Kita ada tamu.
COMOL: Panieka lagi?
KAPTEN: Bukalah matamu, tolol.
COMOL MENGGELIAT DENGAN MALAS. IA BANGKIT
MENGAMBIL LENTERA DENGAN MATA SETENGAH TERPEJAM,
KEMUDIAN OTOMATIS IA PERGI KE TANGGA.
COMOL: Kurang ajar Panieka. Dari dulu kerjamu Cuma menyakiti orang lain.
Malapetaka apa lagi sekarang ini. Cepatlah naik, aku bukan budakmu.
SUARA: Apa yang kau bilang, bongkok?
COMOL: Terkutuklah kau Panieka! Sayang, aku belum dapat nama buruk buat
kau.
SUARA: Mulutmu kotor sekali sekarang. Aku bukan Panieka.
COMOL: Oh, Adenan! Kukira Panieka. Siapa itu satu lagi?
SUARA: Aku Rubi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
COMOL: Oh, Rubi! Kukira Panieka! Naiklah! Hati-hati, ada sampan di sana.
Awas tangganya kurang kuat (Adenan dan Rubi muncul) Aku kira
Panieka.
ADENAN: Jadi matamu belum sembuh?
COMOL: Bukan begitu. Aku baru saja bangun. Tanya sama Kapten.
ADENAN: Selamat malam Kapten.
KAPTEN: Apa kabar Adenan?
ADENAN: Baik Kapten. Saya sama si tukang keroncong ini.
KAPTEN: Tepat pada saat aku ingin dihibur.
COMOL: Rubi, apa kau jual gitar itu?
KAPTEN: Kau Rubi. Apa yang mereka kerjakan di sana? (Menunjuk pantai).
ADENAN: Itulah Kapten. Mereka mengadakan upacara selamatan membersihkan
pantai ini. Wabah cacar itu semakin ganas.
KAPTEN: Lebih baik kau ajarkan mereka ke dokter daripada berbuat sia-sia
seperti itu.
ADENAN: Ya, memang susah dibayangkan kalau kita tak mengerti cara berpikir
mereka. Saya sudah hidup hampir dua bulan bersama mereka.
Kadang-kadang mereka sendiri tak yakin dengan apa yang mereka
lakukan. Banyak orang di sana yang sudah pintar, hanya karena tradisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
sengaja mereka melakukan itu. Semuanya juga pergi ke dokter. Hanya
karena kekurangan dokter mereka tidak ke dokter. Dangin juga sudah
diobati oleh dukun itu.
COMOL: Siapa yang membeli gitar itu, Rubi?
RUBI: Anak pemilik hotel yang di selatan.
COMOL: Berapa?
RUBI: Lumayan untuk mengobati Dangin.
KAPTEN: Abu di Denpasar?
ADENAN: Di tanjung Bungkak Kapten. Dia jadi bobotoh sekarang. Di mana saja
ada tajan, dia pasti datang. Di sini orang mengadu ayam sampai mati.
Mereka mengikatkan pisau di taji jagonya. Banyak orang-orang yang
sudah melarat karena tajan itu, tapi Abu kebetulan sedang mujur
nasibnya.
COMOL: Kau tergesa-gesa menjualnya. Tukang warung di sebelah beringin itu
sudah mau menukar dengan seekor babi.
RUBI: Panieka pernah kemari?
COMOL: Mereka memelihara babi seperti memelihara ayam di sini. Apa?
Terkutuk lah dia. Dia baru saja pergi dari sini tadi.
RUBI: Panieka?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
COMOL: Ya, siapa lagi yang suka bawa malapetaka kalau bukan dia.
Ditinggalkannya begitu saja di sini.
KAPTEN: Kau bicara soal apa Comol?
COMOL: Rubi menanyakan Panieka, Kapten.
KAPTEN: Panieka tak ada di sini, Rubi.
COMOL: Ya, tak ada di sini. baru saja tadi pergi.
KAPTEN: Kau terlalu banyak melek Mol. Teruskanlah tidurmu. Di sini kau Rubi,
biarkan dulu dia menyelesaikan tidurnya, jangan terlalu banyak bicara.
Panieka tidak ada di sini sejak beberapa hari ini.
COMOL: Ajaib, Kapten.
KAPTEN: Tidak. Tidurlah dulu telor mata sapi (Adenan menggerutu, Comol
duduk di atas tali itu lagi) Apa kabar Rubi? Bagaimana gitarmu?
RUBI: (Malu)Sudah dijual Kapten.
KAPTEN: Tidak apa-apa. Besok akan kuberikan kau gitar yang tidak bisa dijual
ADENAN: Bukan untuk dia sendiri Kapten. Dangin memerlukan uang untuk
perawatannya.
KAPTEN: O, Jadi kau juru bicara Rubi?
ADENAN: Ah, Kapten tahu sendiri Rubi sangat pemalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
KAPTEN: Tak apa-apa. kalau memang dipergunakan buat kemanusiaan. Tapi kau
tidak lupa bukan, gitar itu. Rita yang memberikannya padaku. Katanya
padaku, kutitipkan kepercayaanku padamu Leo, harapan dan
nyawaku. Ah, aku lupa yang lain-lain. Aku menangis juga waktu itu.
Tapi ketika aku sudah berada di tengah Harimau Laut, aku tak pernah
memikirkannya lagi. Kenapa kalian berdua tiba-tiba datang kemari?
ADENAN: Kapten, memang ada keperluan kami yang sangat penting. Ada dua
buah kejadian yang sangat menyedihkan, untuk kita semua. tak dapat
ditolong lagi. Tuhan telah menghendaki agar dia kembali di siniNya
meninggalkan kita dalam usia yang sebetulnya belum pantas (Rubi
terdengar berbisik, walaupun sudah berusaha menekannya) Dia orang
baik, kita akan selalu mengenangnya. Harimau Laut telah kehilangan
seorang pelaut yang disiplin yang selalu mengalah untuk kepentingan
teman-temannya. Dangin tadi siang meninggal. Karena penyakitnya
berbahaya, mayatnya tidak boleh dibawa pulang, terus dikebumikan
waktu itu juga.
RUBI (Sambil menahan sedih) Percuma aku menjual gitar Kapten.
ADENAN: Sudahah Rubi, apa boleh buat.
RUBI: Dua hari sebelum dia mati, dia sudah tahu itu. Dia menulis surat
pada ibunya, mengatakan ia minta maaf karena tak sempat pamit. Dia
menyampaikan salam buat Kapten, dia mendoakan agar Harimau Laut
bisa berlayar lagi. Mengapa dia tahu semua itu? Bahkan dia menyuruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
saya menjual cincinnya, supaya aku bisa melunasi hutangnya di warung
nasi. Saya seperti disiksa.
ADENAN: Yah…Marilah kita bersabar. Ini cobaan pada Harimau Laut.
KAPTEN LEO MEMANDANG KE TENGAH LAUT DENGAN
LUNGLAI, RUBI TERUS MENANGIS.
RUBI: Aku sering menyakiti hatinya. Kalau dulu kujual gitar itu, mungkin saja
dia sudah sembuh.
ADENAN: Sudahlah. Bukan salahmu Rubi.
RUBI: Aku tak pernah memperhatikan orang lain. padahal ia selalu menolongku
tanpa aku minta (Rubi semakin menyesali dirinya).
KAPTEN (Membentak) Diam Rubi! Kenapa kau menangis? (Mendekat) Aku
malu melihat perbuatanmu. Pelaut-pelaut Harimau Laut tak ada yang
pernah menangis, meskipun mereka bisa. Diam. (Rubi belum bisa
menenangkan dirinya, Kapten menariknya berdiri) Rubi, (Menarik Rubi
ke geladak) Lihat laut itu. Kau belum mati, kenapa kau menangis?
Kesedihan itu sengaja muncul karena ada beberapa penonton yang ingin
dihibur. Tapi mereka tak pernah membayar. Demi Tuhan, jangan jadi
tontonan gratis untuk menyenangkan hati mereka (Melepaskan pegangan)
Adenan! Berdoalah atas namaku untuk arwah Dangin. Dia satu-satunya
yang bisa merebut Perdana Menteri, tidak pernah membantah perintahku.
Aku berjanji akan membawa Harimau Laut ke tengah laut untuk dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(Adenan berdiri kemudian berdoa) Cukuplah. Sekarang, katakan yang
satunya lagi. kau, kembalilah ke tempatmu Rubi. ingat benar-benar apa
yang kukatakan tadi (Rubi kembali duduk di atas peti) Apa itu Adenan?
ADENAN: Tentang Panieka Kapten. Mungkin Kapten sudah mengetahuinya.
KAPTEN: Belum.
ADENAN: Saya sudah berusaha mencegahnya Kapten, dengan menasehati dan
memberi pertimbangan yang panjang lebar. Sebetulnya ia
menyadari, anak muda seperti dia itu, bisaanya kala dicegah malah
ingin mencoba, dan dia meneruskan niatnya Terusterang saya sendiri
sebtulnya tidak tahu menahu ketika Panieka melarikan seorang
gadis. Saya dan Rubi saat itu sedang sibuk mengurus Dangin yang
sakit. Rupanya Abu juga membantu Panieka melarikan gadis itu, dan
yang lebih aneh lagu, kebetulan gadis itu putrid seorang brahmana,
kasta tertinggi di sini dan kebetulan pula ibunya adalah seorang yang
amat ditakuti oleh orang yang berilmu gaib.
COMOL: Tidur sajalah mata telor sapi! Teruskan….
ADENAN: Kapten tentu pernah mendengar nama Dayu Sanur. itulah perempuan
yang paling ditakuti di sepanjang pantai ini. Anak gadisnya
bernama….
RUBI: Dayu Badung.
ADENAN: Ya, Dayu Badung. Ia memang cantik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
TIBA-TIBA TERDENGAR ADA ORANG MENGADUH DARI PERUT
KAPAL. SUARA BADUNG YANG MEMEDIHKAN, SEMUA TERPAKU
MENDENGARNYA
ADENAN: Siapa itu Kapten? Ada orang di dalam?
KAPTEN: Apa? Tidak ada apa-apa.
ADENAN: Ya, itulah soal yang kedua Kapten. Mau tak mau itu menjatuhkan
nama Harimau Laut. Lain dari biasanya, keluarga Dayu Sanur, tidak
mau menerima begitu saja. Mereka terus mencari, mungkin dia akan
dibunuhnya. Ah, Mudah-mudahan saja tidak. Kami sendiri mencari,
dimana persembunyian Panieka.
SUARA RINTIHAN DAYU BADUNG TERDENGAR LAGI
ADENAN: Kapten! Pasti ada orang di dalam, saya mendengarnya.
RUBI: Seperti suara perempuan.
ADENAN: Kapten….
KAPTEN: Ah, lama diam-diam di darat membuat kalian mabuk laut. Tak ada apa-
apa.
ADENAN: Tapi, ya sudahlah. Tak pernahkah Panieka datang kemari?
KAPTEN: Tak pernah.
RUBI: Kalau dia hendak bersembunyi di sini, jangan diijinkan Kapten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
ADENAN: Benar, lebih baik kita mengembalikan pada orang tuanya. Gadis itu
sedang sakit.
SEKARANG SUARA ITU LEBIH JELAS LAGI MERINTIH
SUARA: Ampun.. Ampun ibu…..Aduh…..Ampun ibu…..Jangan sakiti saya…..
ADENAN: Nah! Jelas sekali.
RUBI: Suara perempuan yang minta tolong.
ADENAN: Kapten, siapa di dalam itu?
KAPTEN: Siapa? Tak ada siapa-siapa. Coba periksa Comol!
COMOL: Ti…tid….tidak, Kapten! (bingung).
KAPTEN: Tak ada orang di dalam, bukan?
COMOL: Ya, Kapten.
KAPTEN: Nah…..
ADENAN: Tapi tadi…Nah, dengarlah.
SUARA: Aduh….Aduh ibu! Jangan sakiti saya…Ampun….Ampun….
ADENAN: Jelas sekali. Kau dengar itu Rubi?
RUBI: Benar. Suara perempuan minta tolong.
ADENAN: Kapten, boleh saya periksa?
COMOL: Jangan. Tidak, tidak ada orang di dalam Adenan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
ADENAN: Tapi itu…itu jelas sekali.
KAPTEN: (Tertawa)Kau sudah terlalu lama di darat Adenan. Lautan sering
bernyanyi seperti manusia.
ADENAN: Aneh, saya mendengar jelas sekali.
RUBI: Aku juga dengar, tak mungkin kita salah dengar.
KAPTEN: Tak ada apa-apa. Lebih baik kalian turun ke darat, mencari Panieka.
jangan sampai dia celaka. bawa dia kemari, aku tunggu di sini.
ADENAN: Tapi Kapten.
COMOL (Cepat mengambil lentera) Mari Adenan!
KAPTEN: Jangan bicara lagi! Tak ada waktu.Carilah Panieka sekarang!
ADENAN: Kapten! Kalau perempuan itu di sini, berbahaya sekali. Kenapa
Kapten menyimpannya, dimana Panieka?
KAPTEN: Antarkan mereka Mol!
COMOL: Ayolah kawan, nanti Kapten marah lagi.
RUBI: Kapten! Gadis itu kena cacar!
KAPTEN (Terkejut).
ADENAN: Ya. Kenapa Kapten membiarkan Panieka membawa kemari. Abu
yang bilang pada saya. ketika perempuan itu dilarikan dia tidak apa-
apa. tapi sehari kemudian dia kena cacar!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
COMOL: Cacar! Waduh….Kapten, lihat malapetaka itu mulai datang!
ADENAN: Awas Kapten! Wabah itu cepat sekali menularnya.
COMOL: Oh, Wabah itu sekarang ada di sini!
KAPTEN LEO TERCENGANG DIAM SAJA, ADENAN MUNDUR
ADENAN: O iya. Saya kira sekarang sudah malam sekali. Mari kita pulang Rubi.
Selamat malam Kapten.
ADENAN MENARIK RUBI, MEREKA CEPAT PERGI.
COMOL: Adenan! Jangan pergi dulu! jangan pergi! Bawa malapetaka itu dari
sini! Adenan! Rubi! Jangan tinggalkan kami di sini!
COMOL TERUS BERTERIAK-TERIAK MEMANGGIL ADENAN
DAN RUBI, SEDANG KAPTEN MEMANDANG KE PERUT KAPAL ITU
DENGAN KETAKUTAN DAN JIJIK.
ADEGAN ENAM
SETELAH ADENAN DAN RUBI PERGI, LANGIT MENDUNG,
SEKALI-SEKALI ADA KILAT DAN SUARA PETIR DARI KEJAUHAN,
KAPTEN LEO MONDAR-MANDIR DENGAN GELISAH. COMOL DUDUK
JAUH ADRI LUBANG YANG MENUJU PERUT KAPAL. IA MENUTUP
MUKANYA DENGAN PUTUS ASA. KEMUDIAN SUARA GURUH DI
KEJAUHAN DAN KILAT ITU SEMAKIN MEMBINGUNGKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
COMOL: Kapten, apa yang harus kita lakukan? Oh, tidakkah Kapten mendengar
suara itu? (Suara rintihan itu masih terdengar sayup-sayup) Oh,
mengerikan sekali. Dayu Sanur telah marah pada kita. Kita akan
dibunuhnya. Jangan ganggu kami, maafkanlah kami Dayu Sanur, ini
semua dosa Panieka, saya tidak mengganggu perempuan itu.
KAPTEN (Berteriak): Diiiaaaammmmm!
COMOL: Ingatlah ramalan-ramalan itu, Kapten!
KAPTEN: Ramalan setan! Ini semua Cuma kebetulan.
COMOL: Tapi semua penduduk pantai sangat mempercayainya Kapten.
KAPTEN: Mereka orang-orang tolol!
COMOL: Tapi mereka bilang kita yang tolol.
KAPTEN: Tolol!? Kenapa?
COMOL: Sebab tidak mau meninggalkan kapal ini. mereka bilang Dewa Laut
menghendaki harimau Laut, kita harus menyerahkannya.
KAPTEN: Tolol! Itu isapan jempol belaka. Pencuri-pencuri yang hendak
merampok besi harimau laut. Kau tolol karena percaya semua itu.
COMOL: Tidak, Kapten.
KAPTEN: Ya, kau biarkan kupingmu mendengar itu semuanya. Kau biarkan
mereka diinjak takhayul macam itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
COMOL: Maaf, Kapten. Terus terang saya katakan, tetapi Kapten jangn marah.
Saya bersumpah, penduduk di pantai itu semuanya jujur. Tidak
mungkin mereka bermaksud mencuri besi-besi kapal.
KAPTEN: Tolol! Kau sendiri menyaksikan saat aku menembak mereka!
COMOL (Berdiri): Benar, Kapten. Tapi….
KAPTEN: Tapi apa!?
COMOL: Tapi Kapten tidak marah kalau saya katakan?
KAPTEN: Aku akan menembak kepalamu! Katakan apa?
COMOL: Saya memang melihat Kapten menembak.
KAPTEN: Nah! Lantas apa lagi? (Sinis)
COMOL: Tetapi Kapten tidak pernah bertanya pada saya, apakah saya melihat
juga apa yang Kapten tembak?
KAPTEN: Setan! Apa maksudmu?
COMOL: Maafkan saya Kapten. Pukullah saya, tembak saya daripada mati kena
cacar, tetapi saya tidak bisa berbohong, apa yang saya lihat malam itu.
KAPTEN: Apa yang kau lihat?
COMOL: Kapten menembak ke tengah lautan seperti orang gila, berteriak-teriak
dan membuat saya ketakutan. Padahal di sana tidak ada apa-apa yang
perlu ditembak kecuali kabut bergulung seperti biasanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
KAPTEN: Jadi kau tidak melihat!? Tolol!
COMOL: Saya bersumpah demi Tuhan, saya tidak melihat apa-apa, Kapten.
KAPTEN: Kalau begitu, kenapa kau biarkan aku menembak?
COMOL: Maaf, Kapten saya sangat takut waktu itu. Kapten tahu sendiri Kapten
tidak mendengarkan omongan saya.
KAPTEN: Tidak. Matamu yang rabun, jelas pencuri itu mengelilingi badan
Harimau laut, aku biarkan dia mendekati sisi kanan sampai dekat
sekali, baru kutembak. Tidak! Kau tidak bisa dipercaya, telinga tuamu
terkutuk!
COMOL: Tak tahulah saya. Tapi apa yang saya dengar esok harinya saat turun ke
darat? Tepat setelah tiga hari tembakan Kapten itu, seorang perempuan
tua di kampong nelayan mati mendadak. Orang bilang badannya
bengkak-bengkak kebiruan seperti kena sesuatu. Dia juga seorang
perempuan yang ditakuti, karena ia tukang Leak.
KAPTEN: Setan! Kenapa kau baru cerita?
COMOL: Maaf, Kapten. Saya hanya ingin menjaga ketenangan Kapten. Mereka
menuduh kita Kapten.
KAPTEN: Menuduh? Menuduh apa?
COMOL: Pantai ini memang mengerikan, Kapten. O, apa yang akan kita perbuat,
wabah itu sudah di sini. Kita akan mati kena wabah cacar, Kapten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
KAPTEN: Menuduh apa?
COMOL: Kapten tidak marah kalau saya katakan?
KAPTEN: Aku tidak sabar. katakan cepat! Apa yang mereka tuduhkan?
COMOL: Mereka menuduh kitalah yang telah membunuh perempuan itu
KAPTEN: Setan! Itu hasutan yang kurang ajar, dank au, kau diam saja.
Tolol! (Mengguncang Comol).
COMOL: Maafkan saya Kapten.
KAPTEN (Mencampakkannya): Omong kosong! Aku tidak pernah membunuh
perempuan itu. AKu hanya menembak pencuri besi, itu pun tidak kena.
Kecuali kalau pencuri itu dia sendiri. Tidak mungkin, seorang
perempuan tua renta mendayung sekencang itu.
COMOL: Orang tua itu justru lebih kuat dari kita kalau jadi tukang Leak, Kapten.
KAPTEN: Diam! Aku bersumpah melihat dengan sadar, pencuri itu seorang laki-
laki yang bertubuh besar. Ia tidak memakai celana kecuali cawat. Kalau
dia perempuan, maka dengan mudah aku bisa mengenalnya. Aku tidak
gila menembaki perempuan. bahkan walaupun itu Cuma fatamorgana,
apa hubungannya tembakanku dengan perempuan satu itu?
COMOL: Saya tidak mengerti, Kapten.
KAPTEN: Kalau tidak, kenapa kau biarkan mereka berpikir seperti itu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
COMOL: Saya tidak bisa mencegahnya Kapten.
KAPTEN: Ya, kau memang tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali telor mata sapi
dan sop buntut dan memperkosa perempuan.
COMOL: Benar, Kapten. Saya bersalah. Saya tidak bisa dimaafkan lagi, pukullah
saya, Kapten. saya sudah bersalah.
KAPTEN: Jadi mereka menyangka akulah yang membunuh perempuan itu?
COMOL: Benar, Kapten.
KAPTEN: Kenapa mereka tidak menangkapku?
COMOL: Oh, mereka tidak punya bukti, Kapten.
KAPTEN: Tentu saja. AKu tidak punya hubungan dengan perempuan itu. Setan!
Kaulau sebab semua ini. Dosa-dosamu yang menyebabkan malapetaka
ini!
COMOL: Benar Kapten. Dosa-dosa saya lah penyebabnya. Pukullah saya Kapten,
saya bersalah.
KAPTEN: Tidak. Aku tidak mau menjamahmu lagi. Aku muak meladeni penyakit
terkutuk itu. Aku berdosa karena menolongmu, melemparkan
malapetaka pada diriku sendiri. kaulah dosa terkutuk yang membuat
harimau laut kandas!
COMOL: Demi Tuhan, pukullah saya Kapten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
KAPTEN: Kau harus turun ke darat menghapus noda ini. Kau harus
membuktikannya pada mereka. Semua takhayul itu tak ada
hubungannya denganku.
COMOL: Tidak mungkin Kapten. mereka tidak mau mendengar omongan saya
KAPTEN: Mereka harus mendengarkannya. kalau perlu aku sendiri yang akan
turun ke darat, mengajarkan mereka berpikir memakai otak.
COMOL: Kapten akan turun ke darat? Jangan Kapten, terlalu berbahaya.
KAPTEN: AKu tidak takut mati.
COMOL: Kapten tidak tahu, Kapten sebenarnya dituduh?
KAPTEN: Aku tahu apa yang mereka tuduhkan. Mereka bilang, akulah penyebab
panen mereka gagal. Akulah yang menyebabkan penyakit itu
berjangkit. Akulah, akulah yang harus bertanggung jawab atas
kejadian alam yang tak bersangkut paut. Setan!
COMOL: Benar Kapten. Mereka semua mengatakan itu. Hampir tak ada lagi yang
menjual apa-apa pada kita.
KAPTEN: Kenapa kau diamkan semua itu?
COMOL: Saya takut Kapten.
KAPTEN: Takut? Sebentar tadi kau mengatakan, kau tidak takut mati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
COMOL: O, tak tahulah saya. kenapa semuanya ini terjadi. Pukullah saya Kapten!
Kenapa Kapten diam. Pukullah saya (Berlutut ke kaki Kapten).
KAPTEN: Bangun tolol! Jangan merayap seperti anjing! Kau harus bisa
menghargai martabat manusiamu, daging yang telah susah payah
ditiupkan indukmu ke atas dunia ini, untuk meneruskan keturunannya.
Bangun!
COMOL: Kapten, tolonglah saya. Sekali ini saja untuk terakhir kali. Saya tak bisa
menahannya lagi. Lihat tangan saya gemetar, saya gugup. Saya tak bisa
menguasai diri lagi. Seperti ketika hendak memperkosa perempuan itu.
Demi Tuhan, tolonglah saya Kapten.
KAPTEN: berdiri kataku! Berdiri! (Comol berdiri hati-hati) Kau tak akan
mendapat apa-apa lagi dariku. AKu sudah muak melayani kau.
Sekarang juga, kau turun ke darat. Jelaskan semuanya pada mereka,
kalau kau belum berhasil membersihkan namaku dan harimau laut,
jangan coba datang lagi ke sini. Aku telah kalap, aku akan menembak
siapa saja yang berani menggangguku. Pergi!!!
COMOL: Kapten….
KAPTEN: Tidak. Berenanglah ke darat jangan memakai sampan, sebelum kau
melaksanakan tugasmu.
COMOL: Tak ada gunanya Kapten.
KAPTEN: Pergilah sebelum kulubangi kepalamu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
COMOL: Mereka tidak akan mempercayai saya, Kapten. Apalagi si penyakit
sudah melarikan anak Dayu Sanur.
KAPTEN: Kau harus membuat Mereka percaya padamu.
COMOL: Tidak mungkin, Kapten. Sudah terlambat.
KAPTEN: Apa yang terlambat, apa yang tak terlambat!? Persetan! kau kesana
sekarang, perbaiki kesalahanmu!
COMOL: Tidak bisa Kapten, saya sudah terlanjur mengatakannya.
KAPTEN: Suruh mereka kemari, biar aku perbaiki mulut mereka satu persatu.
COMOL: Mereka tidak mau datang kemari, Kapten.
KAPTEN: O, jadi mereka pengecut semua? Takut pada sebuah kapal kandas?
COMOL: Bukan itu soalnya Kapten.
KAPTEN: Itulah soalnya! Dewa laut, hantu kapal kandas, Leak atau Dayu Sanur
sama saja takhayulnya.
COMOL: Tapi benar-benar ada Kapten.
KAPTEN: Tidak. Aku tidak lebih percaya pada sesuatu yang ada tapi tidak punya
hakekat yang utama. Aku akan mengajarkan pada mereka bagaimana
seharusnya berpikir memakai otak!
COMOL: Mereka tidak akan mempercayai omongan Kapten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
KAPTEN: Tidak? Kenapa tidak? Mereka tidak akan lebih percaya pada juru
masak bongkok seperti kau daripada seorang Kapten.
COMOL: Ya, tapi saya telah membuat kesalahan, Kapten.
KAPTEN: Kesalahan? Kesalahan apa lagi? (Comol mundur dan Kapten Leo
mendesaknya) Katakan kesalahan apa?
COMOL: Kapten tidak marah kalau saya katakan?
KAPTEN MENYAMBAR JAKET COMOL DENGAN PAKSA
KAPTEN: Tolol! Aku sudah marah sejak tadi telor mata sapi!!
COMOL: Pukullah, pukullah saya Kapten.
KAPTEN: Katakan, ketololan apalagi yang buat?
COMOL: Saya berusaha mencegahnya Kapten.
KAPTEN: Mencegah apa?
COMOL: Mereka hendak menyerbu kemari dan mengeluarkan Kapten dengan
kekerasan.
KAPTEN: Menyerbu?
COMOL: Ya, mereka telah mempersiapkannya, tapi untung saya masih sempat
mencegah. Kapten harus berterima kasih pada saya
KAPTEN: Terima kasih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
COMOL: Ya. Sekarang Kapten berhutang budi pada saya
KAPTEN: Terima kasih? Terima kasih? (Tiba-tiba merasa geli dan tertawa
keras) Bagaimana otakmu yang dungu itu menyuruh berterima kasih?
Aku telah menyelamatkan jiwamu lebih dulu. Apapun yang kau
perbuat, setelah itu tak ada artinya untuk menebus, apalagi terima
kasih. Cuih.Terima kasih (Tertawa geli).
COMOL: Ya, saya tipu mereka dan mereka percaya saja. Mereka mengurungkan
niatnya. Kapten harus berterima kasih
KAPTEN: Ya, Tuhan. Alangkah terkutuk dan tololnya manusia yang satu ini
COMOL: Benar. Ajaib Kapten! Mereka mengurungkan niatnya setelah saya
mengatakan pada mereka bahwa Kapten telah gila. Ajaib, mereka
menjadi takut sekali datang kemari
KAPTEN LEO TIBA-TIBA TERDIAM
KAPTEN: (Lemah heran) Apa?
COMOL: Saya katakan pada mereka bahwa Kapten telah gila. Ajaib
KAPTEN: (Berbisik) Gila???
COMOL: Ya! Gila!
KAPTEN: (Mendekat dan berbisik) Dan mereka percaya???
COMOL: Ya tentu saja mereka percaya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
KAPTEN (Lemah sedih) Jadi menganggapku telah gila.
COMOL: Ya!
KAPTEN LEO BERHENTI SESAAT, MEMEJAMKAN MATA.
KAPTEN: (Dengan mata terpejam) Jadi aku telah gila menurut pendapatmu?
COMOL: Ya…. Ah, tidak Kapten!
KAPTEN: (Mendekat dengan suara datar tapi penuh kebencian): Kenapa kau
katakan aku gila, hah!?
COMOL: (Mundur) Tidak, Kapten. Kapten tidak gila. Saya hanya membohongi
mereka
KAPTEN (Terus mendesak) Karena aku tidak mau turun ke darat seperti cucut-
cucut itu.
COMOL: Ajaib. Sama sekali tidak Kapten. Kapten salah paham
KAPTEN: Karena aku telah mendengar lautan bernyanyi?
COMOL (Cemas) Kapten!!!
KAPTEN: Karena aku telah menembak seorang perempuan tuan? Karena aku
telah membawa kesialan ke pantai ini? Karena ku tidak percaya apa
yang kulihat, tetapi tidak dapat kurasakan.
COMOL: Kapten, berhentilah!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
KAPTEN: Karena aku tidak percaya pada dewa laut? Karena aku tidak percaya
pada Leak, karena aku tidak percaya pada apa yang kulihat, karena
tidak mau percaya lebih dari apa yang bisa masuk ke dalam
keyakinanku!?
COMOL: Kapten….Kapten….Kapten!!!
KAPTEN: Setan! Terkutuklah kau binatang!! (Kapten Leo memukuli Comol
dengan senapan sampai jatuh) Terkutuklah kau anjing busuk! Si
bongkok terkutuk!!
COMOL: Pukullah, pukullah saya, Kapten.
KAPTEN LEO TERUS MEMUKULNYA BERULANG KALI SAMBIL
MENGUTUK.
ADEGAN TUJUH
SETELAH KAPTEN MEMUKUL COMOL, KAPTEN BERDIRI LAGI
MEMANDANG KE LAUT, MENGHISAP CERUTU. COMOL
MENGGELETAK DI LANTAI, PELAN-PELAN IA BANGUN MENGUSAP
MUKANYA YANG BERDARAH.
COMOL: Terima kasih Kapten. Sudah lama sekali Kapten tidak melakukannya.
Kapten masih kuat seperti dulu. Pukulan-pukulan Kapten bersemangat
dan senang sekali, saya merasa sehat lagi sekarang, hanya terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
payah. Saya akan istirahat dan tidur supaya besok pagi tidak terlambat
menyediakan telor mata sapid an sop buntut yang hangat dan seorang
perempuan yang kuat Kapten. (Ia berusaha berdiri, ia merangkak
mengambil lentera, kemudian jatuh lagi karena
payah)….Dayu (Menggumam) Dayu Sanur….Pergilah, jangan ganggu
kami. Bawa malapetaka itu keluar dari sini. Dayu Sanur pergilah
dengan baik-baik, tinggalkan kami.
COMOL TERUS MERINTIH, SEDANG KAPTEN
MENGHIRAUKANNYA. KEMUDIAN SUARA YANG TERDENGAR MIRIP
PADA ADEGAN PERTAMA ITU TERDENGAR LAGI. SUARA MISTERIUS
YANG TAK JELAS SUMBERNYA, TERSENGAL KADANG-KADANG
LANTANG. KAPTEN LEO TERSENTAK LALU MEMBUANG CERUTU. IA
MENGANGKAT SENAPAN MENYUSURI TEPI KAPAL, MENCARI ARAH
SUARA. SETIAP KALI IA MEMBIDIK, SUARA ITU BERHENTI,
KEMUDIAN BERUBAH ARAH, KAPTEN LEBIH SEPERTI GILA
MEMUTARI DEK KAPAL.
KAPTEN: Kurang ajar! Terkutuk lah yang mempermainkan aku.Tampakkan
dirimu, mari berkelahi secara jantan. Ya, Tuhan alangkah fgelapnya,
kalau saja aku bisa melihat, kulubangi batok kepalanya sekarang juga.
Diam….apa maksudmu dengan semua ini!? Kau piker aku akan
menyerahkan Harimau Laut begitu saja? Terkutuklah! Kuperingatkan
sekali lagi sebelum aku menembak. Jangan coba-coba
mempengaruhiku. Kau dengar…..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
SUARA ITU MASIH TERDENGAR Baik!!! (Kapten Leo menembak membabi
buta ke laut)
COMOL: Kapten! Kapten! Jangan menembak! Nanti ada yang kena (Berdiri
memegangi Kapten)
KAPTEN LEO MENOLAK COMOL
KAPTEN: Aku harus memburunya sekali ini (Lari ke tempat sampan)
COMOL: Jang Kapten! Apa yang Kapten buru? Jangan pergi Kapten! Lihat cuaca
buruk sekali, nanti Kapten tersesat. Mau kemana Kapten? Jangan
tinggalkan saya di sini. Bawa saya ikut serta Kapten. Oh….Kenapa dia
seperti itu? Dewa laut itu telah mengutuknya (Mengangkat
lentera) Ajaib. Dia benar-benar pergi (Berteriak) Kapten! hati-hati
Kapten! Awas dewa laut! Cepat kembali! jangan tinggalkan aku disini!
Oh, Kenapa dia seperti itu? Ajaib! Jangan-jangan dia sudah
gila….Kaptenku…Oh….(Suara guruh itu semakin kuat) Dengar dewa
laut! Ya Tuhan, jangan ambil dia! Selamatkan Kaptenku! Ampunilah
kami telah melanggar perairan terlarang ini. kami tidak tahu, lepaskan
hukuman ini (Suaranya tertelan oleh gemuruh halilintar. Beberapa
lama kemudian Comol bergerak menghampiri lobang perut kapal)
Dayu Sanur! Dayu Sanur! Keluarlah! Kapten sudah pergi (Kemudian
dia mundur memperhatikan dari jauh. Beberapa lama kemudian, dari
perut kapal muncul seorang perempuan tua memakai pakaian adat
bali. Mukanya kuning bersih tapi menyeramkan, ia juga membawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
sebuah kerang yang besar sekali) Kapten baru saja pergi, Dayu Sanur,
Dewa Laut itu mengganggunya lagi. Maafkanlah kami. Panieka busuk
itu melakukannya tanpa mendapat persetujuan Kapten. kami tidak
bertanggung jawab atas putrid Dayu Sanur. Hukumlah dia tapi
maafkanlah saya dan Kapten. Dayu Sanur tidak marah pada kami,
bukan!?
DAYU SANUR SEOLAH-OLAH TIDAK MENDENGAR. IA
MENGELILINGI KAPAL, COMOL MEMPERHATIKAN DENGAN
KHAWATIR.
DAYU SANUR: Tidak bisa.
COMOL: Lekaslah usir dulu dewa laut itu Dayu Sanur, nanti dia membunuh
Kapten.
DAYU SANUR: Tidak bisa.
COMOL: Dayu sudah berjanji akan mengusirnya, bukan? Saya sudah
memberikan cincin emas pada Dayu.
DAYU SANUR: Tidak bisa. Aku sudah berjanji akan mempersembahkan tiga
jasad di pura dalem. Betari Durga sudah marah padamu.
COMOL: Tapi Dayu sudah berjanji akan mengusir setan-setan itu. Kalau tidak
begitu, saya tidak akan mau menyelundupkan Dayu kemarin, ketika
Kapten sedang tidur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAYU SANUR: Kamu berdua harus mati.
COMOL: Apa? Tidak. Jangan Dayu, kasihanilah saya. Saya tidak tahu Panieka
mencuri putri Dayu.
DAYU SANUR: Panieka juga akan kubunuh, Dayu Badung anakku duah
dicemarkannya.
COMOL: Bunuhlah dia Dayu tapi jangan bunuh saya dan Kapten.
DAYU SANUR: Awaslah. kamu sudah berani melawanku. Aku yang memiliki
malam di pesesir pantai Sanur ini. kenapa kamu berani datang
kemari sebelum minta ijin.
COMOL: Kami tidak tahu Dayu, ampunilah kami
DAYU SANUR: Tidak bisa. Besok malam, tunggulah, aku sudah menghaturkan
kau ke pura Dalem. Bersiap-siaplah.
COMOL: Dayu Sanur, ampunilah saya. Saya tidak bersalah
DAYU SANUR: Sudah terlambat. kamu sudah menyakiti hatiku, terimalah
balasannya besok malam.
COMOL; Jangan Dayu, jangan bunuh saya, saya minta maaf.
DAYU SANUR: Kalau kau bisa menyediakan tiga orang bayi yang masih hidup,
kau akan kuampuni.
COMO: Bayi? Darimana saya bisa dapat bayi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
DAYU SANUR: Carilah di pesisir itu. Tiga bayi dalam sebulan. yang akan datang
tiga orang bayi lagi, barulah kuampuni. Tetapi Panieka akan
kubunuh, sebab dia telah menyakiti hatiku.
COMOL: Busyet! Bagaimana saya bisa mencari bayi itu? Ampunilah saya
Dayu…Saya akan menghamba pada Dayu. Jangan bunuh saya
SUARA: Ampun…. Ampun ibu….Jangan sakiti saya….
DAYU BADUNG MUNCUL DARI PERUT KAPAL.
DAYU BADUNG: Panieka…. Panieka….
COMOL: Lihat wabah itu keluar! (Mundur ketakutan) Bawa dia masuk Dayu
Sanur!
DAYU BADUNG: Ibu, ampun….ampun….ampun ibu.
DAYU SANUR: Badung….
DAYU BADUNG: Ibu, ampun ibu….Jangan sakiti saya.
DAYU SANUR: Kenapa kau lari dari rumah Badung?
DAYU BADUNG: Bunuhlah Tiyang ibu, jangan disakiti terus. Tidak ada lagi
gunanya Tiyang hidup. kalau Tiyang sembuh, cacar ini akan
meninggalkan bekas. Bunuhlah Tiyang bu….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
DAYU SANUR: Anak tulah….(Dayu mendekati Badung) O….Betari. Terimalah
anak durhaka ini. Anak yang tidak menghormati
ibunya (Kemudian anak itu dicekiknya. halilintar keras,
kemudian turun hujan lebat. Di atas geladak itu Suram.
COMOL: Dayu, masukan lagi ke dalam.
DAYU BADUNG (Pada Comol) Toloong…tolong bawa saya pergi dari sini, saya
tidak kuat.
COMOL: Jangan dekat-dekat!
DAYU BADUNG: Tolonglah, saya tidak kuat.
COMOL: Tidak! Jangan dekati aku (mundur dan terdesak ke tepi).
DAYU BADUNG: Tolonglah, bawa saya pergi. Saya hendak dibunuh ibu.
COMOL: Ya, Tuhan, aku tidak mau mati karena cacar (Badung mendekati Comol
dan Comol meloncat ke laut karena kehilangan akal).
DAYU BADUNG: Oh….(Pindah ke atas)
ADEGAN DELAPAN
PAGI TELAH DATANG, SETELAH MALAM YANG HUJAN LEBAT.
KELIHATAN COMOL DUDUK MEMANDANG KE TENGAH LAUT.
SERING-SERING IA MENOLEH KE PERUT KAPAL. DENGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
KETAKUTAN. DI ATAS PETI TERLIHAT KERANG YANG BESAR.
SEBUAH SAMPAN MENDEKATI MEMBAWA RUBI DAN ADENAN.
SUARA: Mol! (Comol tidak menjawab) mana Kapten Mol? Hai kau sudah gila.
mana Kapten!?
COMOL: Kapten belum pulang.
SUARA: Kemana?
COMOL: Mencari Dewa Laut.
SUARA: Setan! Jangan main-main. Dimana Kapten!?
COMOL: Sudah kukatakan belum pulang!
SUARA; Kemana?
COMOL: Sudah kukatakan mencari Dewa Laut.
SUARA: Setan! Dia rupanya sudah gila, Rubi!
SUARA: Mol! Gadis cacar itu di sana bukan?
COMOL: Tidak.
SUARA: Ah ya. kau ikut-ikutan saja bilang tidak. Sekarang dia masih ada di
dalam.
COMOL: Masih..
SUARA: Nah, dengarlah gila! mana Panieka?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
COMOL: Sejak kemarin belum kembali, Katanya mencari dukun.
SUARA:Kalau begitu, kau turun saja bongkok. Jangan diam dekat orang cadar
itu. nanti kau mati seperti Daging.
COMOL: Aku menunggu Kapten. Dia belum dating.
SUARA: Kau turun saja dulu. nanti kita cari Kapten.
COMOL: Tidak Aku disuruh nungguin kapal ini. Aku tidak mau turun kalau
Kapten tidak suruh. harus ada yang menjaga Harimau Laut. nanti apra
pencuri itu mencuri besi kapal kita.
SUARA: Lihatlah, dia sudah mulai gila!
SUARA: Benar kau tidak mau turun?
SUARA baiklah bongkok, jangan menyesal nanti. Aku sedang mencari Panieka.
Nanti siang aku datang lagi. katakan pada Kapten bahwa wabah di pantai
sudah bertambah hebat.Ayo kita kembali Rubi.
SUARA: Pikirlah baik-baik, Mol! Jangan terlalu setia. ini soal hidup dan mati!
COMOL: Dayu Sanur! Kenapa Kapten belum pulang? Tinggalkanlah kapal ini
dengan putrid Dayu sekarang. Pergilah ke darat, sebelum Kapten datang.
kalau saya tahu begini kejadiannya tak akan kubiarkan dia masuk
kemarin. Bilangnya dia pintar mengusir Dewa Laut, ia pintar
menyembuhkan orang gila. Sekarang dia membawa malapetaka. Dayu
Sanur, pergilah sekarang, nanti Kapten dating (Dayu membawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
semangkok sup yang masih hangat) Pergilah sekarang Dayu, bawalah
putrid Dayu ke darat.
DAYU SANUR: Makanlah ini orang bongkok!
COMOL: Apa itu?
DAYU SANUR: Untuk menghilangkan kegilaan dan mengusir setan
COMOL: Benar?
DAYU SANUR: Yaa….
COMOL: Baunya enak, begini cara mengusir para setan itu?
DAYU SANUR: Kalau kau sudah makan.
COMOL: Baiklah kalau begitu. Demi kesehatan Kapten dan harimau Laut. Saya
juga merasa lapar sekali, sejak semalam belum makan (Mengambil
mangkok dan memakannya. Apakah resep sopnya untuk mengusir setan
itu?
DAYU SANUR: Hati manusia!
COMOL: Jangan main-main Dayu. tapi ini memang ada hatinya. Luar biasa enak.
kalau ada obat setan seperti ini, saya mau makan obat setan setiap hari.
DAYU SANUR: Kau mau memakannya tiap hari?
COMOL: Luar biasa enaknya. Dayu tidak makan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
DAYU SANUR: Aku sudah kenyang. maukah kau menjadi muridku orang
bongkok?
COMOL: Murid apa? Saya juru masak, tidak perlu berguru lagi.
DAYU SANUR: Kalau mau, setan-setan itu tidak akan mengganggu lagi.
COMOL: Ah, benarkah? Bagaimana caranya menjauhkan setan-setan laut itu?
DAYU SANUR: Berkawan dengan mereka.
COMOL: Berkawand dengan setan? Bagaimana?
DAYU SANUR: Menjadi pengikutku.
COMOL: Apakah itu baik?
DAYU SANUR: Ya, setan itu tidak akan mengganggu lagi.
COMOL: Kalau itu baik, tentu saja saya mau. Tapi apakah Kapten akan setuju?
DAYU SANUR: Dia tidak boleh tahu.
COMOL: Kenapa?
DAYU SANUR: Dia tidak percaya padauk.
COMOL: Kalau Kapten tidak memberi izin, saya tida mau berbuat apa-apa.
DAYU SANUR: Cobalah dulu.
COMOL: Kalau tidak berat akan saya coba. Nanti saya usulkan pada Kapten,
barangkali Kapten juga mau ikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
DAYU SANUR: Tidak. Dia tidak boleh ikut.
COMOL; Kenapa?
DAYU SANUR: Sebab dia tidak bongkok punggungnya.
COMOL: Ah, aneh sekali. Enak sekali sop ini Dayu Sanur.
DAYU SANUR: Nanti sore akan kuajarkan padamu. Mempelajari ilmu ini hanya
boleh ketika matahari sedang masuk ke peraduan.
COMOL: Tapi kapan Dayu akan pergi? Saya tidak berani lagi menyembunyikan
Dayu lama-lama di sini, sekarang Kapten jarang tidur.
DAYU SANUR: Setelah kamu jadi pengikutku.
DAYU SANUR MASUK LAGI KE DALAM
COMOL: Ini berbahaya sekali. kalau Kapten tahu, dia akan marah sekali. Dulu
pernah ketahuan memabwa anak anjing kemari,s aya didiamkannya
selama satu minggu. Ah, tak tahulah saya. Oh, lihatlah!(Ia memungut
bangkai seekor burung) Bangkai seekor camar lagi. Ini berarti
malapteka. jangan-jangan Kapten mendapat kecelakaan di tengah-
tengah. Ajaib, bukankah tadi malam ia memeringatkan saya supaya
aku berhati-hati nanti malam. Tiga orang jasad manusia katanya, atau
kalau tidak aku harus mencarikan tiga orang bayi yang masih hidup.
Dia pasti tidak bermain-main. Dayu Sanur? (Comol pergi ke dekat
lubang perut kapal) Dayu Sanur! Jangan marah, bunuhlah Panieka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
celaka itu, tapi jangan bunuh saya dan Kapten. Ajarilah aku nanti sore
menjauhkan setan itu.
ADEGAN SEMBILAN
SORE MENJELANG MALAM. DLAM KEADAAN YANG SURAM,
SAMAR-SAMAR KELIHATAN DAYU SANUR MEMAKI SECARIK KAIN
PENDEK MENGAJARI COMOL MENJADI LEAK. DAYU SANUR
MELOMPAT DAN MENARI DI ATAS SEBELAH KIRINYA
MENGELILINGI SISI KAPAL. COMOL MENIRUKANNYA.
DAYU SANUR: Hari ini kita sudah cukup. Ingatlah apa yang sudah kuajarkan
tadi.
COMOL: Baiklah Dayu. Bolehkah saya mengenakan pakaian lagi?
DAYU SANUR: Boleh. Nyalakan lampu.
COMOL: Kalau Cuma seperti ini, tidak sulit. hanya pantangan-pantangan itu saja
yang agak sulit dilakukannya. Tak boleh dilangkahi orang, tak boleh
lewat di bawah benda yang dipakai manusia. tapi akan saya coba, kalau
ini bisa membuat pintar.
DAYU SANUR: Tak boleh dikatakan pada orang lain.
COMOL: Ya, soal itu tak ada seorang pun yang akan bisa membujuk saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
DAYU SANUR: Setiap bulan kau harus memberikan persembahan pada betara
durga di pura Besakih.
COMOL: Nah, itu yang belum saya mengerti. Apakah yang harus
dipersembahkan?
DAYU SANUR: Jasad manusia.
COMOL: Ha! Jasad manusia? Kalau bisa diganti saja Dayu Sanur.
DAYU SANUR: Tidak bisa!
COMOL; Kapten tidak akan menyetujui ini. Sedangkan jasad kita saja tak boleh
disia-siakan, apalagi kepunyaan orang lain.
DAYU SANUR: Tak boleh dikatakan pada orang lain. Awas kalau kau tidak
menuruti perintahku, kau akan mendapat celaka.
COMOL: Kalau begitu tidak jadi saja.
DAYU SANUR: Tidak bisa. kau sudah jadi muridku. Kau harus meneruskan
sampai bisa jadi Leak.
COMOL: Bisakah saya jadi Leak?
DAYU SANUR: Bisa!
COMOL: Mereka tidak akan berani lagi pada saya?
DAYU SANUR: Kau akan bisa berbuat apa saja yang kau sukai.
COMOL: Kalau begitu saya pikir dulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
KEMUDIAN DIA MENYALAKAN LENTERA, DAYU SANUR
MASUK KE PERUT KAPAL
COMOL: Kalau saya bisa jadi Leak, tak ada lagi yang berani memanggilku si
bongkok atau si telor mata sapi. Tapi, baiklah saya pikir dulu, Dayu
Sanur…. Ajaib, kemana dia? Baru saja di sini. orang itu benar-benar
sakti.
SUARA (Dayu Sanur dari dalam kapal) Orang bongkok!
COMOL Ya, Dayu Sanur.
SUARA: Usirlah kawan-kawanmu yang masih di sini!
COMOL: Siapa?
SUARA: Murid-muridku yang lain. Ia melihat kau belajar tadi. Tiup lah kerang
itu.
MENGAMBIL KERANG BESAR ITU
COMOL: Kerang? O, itu dia. Baiklah, saya akan mengusir setan-setan itu. Saya
belum sempat minta ijin pada Kapten memelihara benda ini di sini.
Kemarin malam saya hendak memintanya tapi Kapten menolak, sebab
dikiranya anjing seperti dulu. Tapi selama ini diam-diam saya telah
mencobanya tanpa sepengetahuan Kapten (Ia naik ke atas peti hendak
meniup kerang itu) Hei Dewa Laut, hei semua setan yang menunggui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
laut dan pesisir, hei leak-leak yang ada di sini, dengarlah Dayu Sanur
memerintahkan engkau supaya sayan. Pergilah baik-baik cari mangsa di
tempat lain, jangan ganggu ketenangan kami.
KETIKA IA HENDAK MENIUPNYA, KEDENGARAN ADA SUARA
MEMANGGIL SEHINGGA IA TAK JADI MENIUP.
SUARA: Comol!
COMOL MENCOBA MELIHAT TAPI BANYAK KABUT.
COMOL: Hai, siapa itu? Kapten?
SUARA: Bukan. Dewa Laut!
COMOL: Hei Adenan, kurang ajar kau. Apa yang kau intip di sana?
SUARA: Yah, apa yang kau kerjakan bongkok? Kau sudah ngomong sendirian.
Kapten sudah pulang?
COMOL: Sudah lama kau di sana? kau dengar apa yang kukatakan?
SUARA: Tentu saja. Tapi omongan orang gila tak penting. mana Kapten?
COMOL: Hei! Kenapa kau katakan aku gila?
SUARA: kalau Kapten gila, itu tak apa, tapi kalau juru masak yang hina, tak
berharga seperti kau, itu perlu dipikirkan cara membuangnya.
COMOL: Naiklah, jangan mengumpat saja di sana.
SUARA: Gadis cacar itu masih di sana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
COMOL: Ya!
SUARA: Kalau begitu, biar kau sajalah yang menjaganya. Aku belum
menemukan Panieka. Para nelayan tadi ada yang baru saja pulang
setelah satu hari kemarin dipermainkan arus. Ada topan tadi malam di
sana. Aku kuatir kalau Kapten dapat kecelakaan. katakan pada Kapten
kalau dia datang aku baru saja menerima kabar, Abu tertangkap.
COMOL: Ditangkap dimana?
SUARA: Itulah yang belum kuketahui.
COMOL: Naiklah. Coba ceritakan ke sini.
SUARA: Tak ada gunanya minta pertimbanganmu. Aku akan ke pantai lagi
mencari kabar.
TERDENGAR RIAK SAMPANNYA.
COMOL: Ajaib, Abu tertangkap? Dayu Sanur! Kenapa Abu tertangkap? (Dayu
Sanur keluar membawa mangkok) Kenapa Abu ditangkap Dayu?
DAYU SANUR: Makanlah ini orang bongkok!
COMOL: Abu ditangkap Dayu.
DAYU SANUR: Setelah makan, usirlah mereka.
COMOL: Siapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
DAYU SANUR: Lihatlah, mereka masih berdiri di sana melihatmu.
COMOL: Ajaib. Siapa Dayu? Saya tak melihat apa-apa.
DAYU SANUR: Nanti setelah pintar kau akan melihatnya. Makanlah
COMOL: Ada-ada saja. Enak juga bau sop ini. (Comol makan dan dayu sanur
masuk. Malam bertambah gelap. Suara laut dan angin itu mulai
kedengaran. Tiba-tiba Comol terpelanting jatuh ke lantai. Ia menjerit
kaget).
COMOL: Ajaib! Apa ini? Siapa ini? Siapa yang menolakku? (Ia cepat
berdirimenggapai lentera. Kedengaran suara angin dan ombak,
tu:buhnya bergoyang) Ya Tuhan! Dewa Laut menggangguku,
takhenti-hentinya ia megikuti. (Kemudian semuanya kembali bisaa.
Kedengaran suara angin dan ombak semakin besar).
COMOL: Dengarlah dewa laut, setan-setan yang menguasai pesisir Sanur.
janganlah ganggu kami. kami di sini orang-orang lemah yang tidak
bermaksud jahat. pergilah ke tempat lain yang lebih layak untuk
kalian. Maafkan kalau kami bersalah. kami tidak tahu siapa yang
punya psesisir ini. pergilah sekarang. (Cepat ia mengambil kerang itu
kembali dan naik ke atas peti)
COMOL: Pergilah, hanyutlah bersama ombak, terbanglah bersama angina,
tinggalkanlah Harimau Laut di sini. kami sedang menunggu kapal
penarik itu, kalau kapal datang kami akan pergi dari sini. Janganlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
mengganggu kami. (Di tengah suara ombak dan angin itu, ia kemudian
meniup kerangnya. Suara yang keluar dari kerang itu adalah sebuah
suara misterius seperti yang didengar oleh Kapten Leo pada adegan
pertama. Comol meniup kerang itu berulang kali ke berbagai arah).
COMOL: Ah, Kapten! Kapten!(Ia meniup kerang itu kembali ke berbagai arah.
Tiba-tiba terdengar suara letusan senapan dari arah laut beberapa
kali. Comol tepat kena didadanya. Ia terpelanting ke atas lantai kapal).
COMOL: Kapten! Kapten!
IA BERDIRI TERHUYUNG-HUYUNG KE SISI GELADAK
SUARA TEMBAKAN ITU TERDENGAR LAGI DAN MENGENAI
COMOL. COMOL TERPELANTING JATUH KE LAUT. BEBERAPA LAMA
KEMUDIAN DI ATAS GELADAK, SEPI HANYA SUARA ANGIN DAN
OMBAK. KEMUDIAN MUNCUL KAPTEN LEO. TOPINYA SUDAH
HILANG DAN PAKAIANNYA TIDAK KERUAN. DENGAN TENANG IA
MELANGKAH KE TEMPAT BIASANYA DI SANA IA BERDIRI
MEMANDANG KE LAUT. SEPERTI BIASA SAJA IA MENGELUARKAN
SEBATANG CERUTU DAN MULAI MENYALAKANNYA. BEBERAPA
SAAT TETAP DEMIKIAN SEOLAH-OLAH TAK TERJADI APA-APA.
KAPTEN: (Lembut, tetap memandang ke laut) Mol! (tak ada jawaban) Mol! Aku
sudah berhasil menembaknya. Sekarang ia tak akan mengganggu lagi.
Aku siap dengan telor mata sapi dan sop buntut itu (Beberapa lama, ia
menanti jawaban. tapi tak ada) Mol! Barangkali ia sudah tidur. (Ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
melangkah masuk perut kapal. Tapi tiba-tiba tertegun teringat sesuatu.
Cepat ia mundur ketakutan).
KAPTEN: Mol! Comol! Bawa sop buntut itu keluar! (Tak ada jawaban).
Mol! (Kapten menjadi gugup). (Ia memandang sekeliling dengan
pandangan aneh. Berjalan keliling) Mol! Comol! (Bertambah panik
dan berteriak-teriak) Mol! Comooool…..Comoooooool…….
ADEGAN SEPULUH
LAMA SESUDAH ITU. MALAM. KAPTEN LEO DENGAN GELISAH
BERPUTAR-PUTAR DI ATAS GELADAK. IA NGOMEL SEPERTI ORANG
GILA.
KAPTEN: (Berjalan berputar-putar) Terkutuklah cucut jahanam itu! Kemana ia
pergi membiarkan harimau laut sendirian di sini! Tak bisa kumaafkan
lagi keteledorannya. Awas kalau dia kembali, sudah waktunya aku
memberikan telor mata sapi itu pelajaran.
PANIEKA MUNCUL MEMBAWA KARUNG, DIIKUTI OLEH
SEORANG LAKI-LAKI YANG SUDAH TUA.
PANIEKA: Selamat malam, Kapten. maaf, kemarin saya tak bisa kembali. Kapten
tahu sendiri seperti itu, juga akrena urusan saya belum usai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Perbekalan ini cukup untuk sebulan. Ini pak dukun dari pantai
Kapten. pak Dukun, ini Kapten yang memimpin Harimau Laut.
PANIEKA MENURUNKAN BEBANNYA DAN DUKUN ITU
MENGANGGUK PADA KAPTEN. KAPTEN LEO TERTEGUN SEBENTAR,
KEMUDIAN TERUS LAGI DENGAN CERUTUNYA DAN MONDAR-
MANDIR.
KAPTEN: Kemana Comol?
PANIEKA: Comol? Tak tahu saya Kapten. Bukankah dia di sini bersama Kapten?
KAPTEN: Aku baru saja kembali. Dia tak ada di sini. kau tidak melihat dia ke
darat?
PANIEKA: Entahlah Kapten. Saya tak berani terang-terangan terlihat. Saya hanya
sempat membawa perbekalan dan Dukun ini.
KAPTEN: Kalau begitu dia ada di dalam. Atau dewa laut itu sudah menculiknya.
PANIEKA: Mungkin dia di dalam, Kapten.
KAPTEN:Panieka.
PANIEKA: Ya Kapten.
KAPTEN: Bawalah perempuan itu ke darat.
PANIEKA: Kapten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
KAPTEN: Kalau aku biarkan lebih lama di sini, kutembak dia. Kalau kau tahu dia
membawa wabah, tak akan kubiarkan kau menghampiri
kemari.Ambilah dia sekarang.
PANIEKA: Ya, saya tahu bagaimanapun saya harus mengatakannya pada Kapten.
Kemarin tak berani saya jelaskan pasti. Kalau Kapten tahu, Kapten
tidak akan membiarkan saya mendekat. maafkanlah saya bukan
berbohong Kapten.
KAPTEN: Sekarang tak ada maaf lagi, Sudah terlalu banyak. Sudah waktunya
bagiku untuk menghilangkan kesabaran. Bawalah dia Panieka. Aku
emang bertanggung jawab untuk kamu semua, tapi kalau kau mulai
menyalahgunakan tanggung jawab itu, aku bisa memisahkan kau dari
tanggung jawabku. Di sini kau tahu sekarang bahwa seorang manusia
yang terpojok seperti aku, mulai memikirkan kepentingan dirinya
sendiri.
DUKUN: Benar Kapten. Demi keselamatan anak gadis itu, kalau memang ia kena
cacar, sebaiknya dibawa ke darat.
KAPTEN: Aku mendengar pak Dukunmu berbicara. Akan kucoba
memercayainya. pak Dukun…
DUKUN: Saya, tuan Kapten.
KAPTEN: Bapak orang pintar bukan?
DUKUN: Tidak, tuan Kapten. Saya tidak tahu apa-apa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
KAPTEN: kalau tidak, kenapa bapak kemari?
DUKUN Saya biasa dipanggil orang, Kapten. karena saya tidak tahu apa-apa.
Saya datang untuk mengetahui apa kebodohan saya, apa yang belum
saya ketahui.
KAPTEN: Tahukah Bapak, apa itu yang disebut Dewa Laut?
DUKUN: Kalau perlu tuan Kapten
KAPTEN: Kalau perlu bagaimana?
DUKUN: Kalau perlu saya tahu, kalau tidak, ya…tidak
KAPTEN: Benarkah di sini ada dewa laut?
DUKUN: Kalau tuan Kapten percaya, dia tentu ada. Tapi kalau tuan Kapten tidak
percaya, ya tidak ada.
KAPTEN: Kalau begitu saya katakan pada bapak sekarang. Saya tidak mau kalau
ada.
DUKUN: Coba sajalah tuan Kapten.
KAPTEN: Kemarin saya memburu suara aneh, menembaknya satu hari satu
malam, saya tetap menembaknya. Panieka lentera itu pasti ada yang
menyalakannya, bawalah turun, siapa tahu si bongkok kumat lagi
penyakitnya. Dia bisa memperkosa perempuan itu. Tidak peduli
perempuan itu sakit cacar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PANIEKA TERSENTAK LANTAS MENGAMBIL LENTERA.
PANIEKA: Astaga, benar Kapten? Aku bunuh kalau dia main gila!
IA MASUK PERUT KAPAL, KAPTEN MONDAR-MANDIR LAGI.
KAPTEN: Aku melihat sesuatu di balik kabut. mula-mula aku membiarkannya
saja, sehingga dia bertambah besar. Akhirnya kucari dan kubuktikan
apa sebetulnya itu, ternyata hanya kekosongan yang besar. benar apa
yang bapak katakan, dia ada kalau kita memercayainya. Tapi saya
ingin bertanya, apakah yang ada itu selalu ada dan apakah yang tidak
ada itu selalu tak ada?
DUKUN: Tidak, tuan Kapten. Menurut pendapat saya, yang tak ada itu ada.
Sebab kita selalu mencarinya. Sedangkan setelah dia ada kita tidak
memedulikannya, seolah-olah sudah tak ada.
KAPTEN: Itu tak benar. Sesuatu yang tak ada setelah kita mencarinya adalah
benar-benar tak ada.
TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA JERITAN, PANIEKA KAGET.
DISUSUL KEMUDIAN DENGAN MUNCULNYA IA KEMBALI DENGAN
MATA TERBELALAK.
PANIEKA (Memandang Kapten Leo dengan aneh) Kapten! Kau membunuhnya!
KAPTEN Apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PANIEKA: Ya Tuhan! Kejam sekali! Terkutuklah pembunuh! kau sudah gila!
KAPTEN: Bicara yang benar, Panieka!!
PANIEKA: Setankah kau, Kapten! Gila! Binatang buas!(Ia dengan kalap
menyerang Kapten, Kapten terkejut, memukulnya dengan popor
senapan).
PANIEKA: Binatang! Pembunuh gila!(Ia bangun hendak menyerang lagi, tapi
dipukul lagi dengan popor senapan)
PANIEKA: Pembunuh! Orang gila! Laknat!
KAPTEN MENDEKAT DAN MEMUKULNYA TERUS, KARENA
PANIK, PANIEKA TERJUN KE LAUT.
KAPTEN: Aku tidak gila! Awas aku bunuh kau kalau sekali lagi mengatakannya!
KEMUDIAN KAPTEN MELANGKAH DENGAN CURIGA KE PERUT
KAPAL. MULA-MULA IA TERTEGUN SESAAT, KEMUDIAN MUNDUR
DENGAN TAKUT.
DUKUN: Masuklah Kapten, tidak akan terjadi apa-apa. Saya menjaga tuan
Kapten
KAPTEN: Comol….Comol….
KEMUDIAN KAPTEN CEPAT MASUK PERUT KAPAL. TAK
BERAPA LAMA KEMUDIAN IA MENJERIT SEPERTI PANIEKA.
KEDENGARAN RIBUT-RIBUT, DIAM-DIAM DAYU SANUR KELUAR,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
HATI-HATI IA MELANGKAH HENDAK TURUN KE TEMPAT SAMPAN.
TAPI DUKUN ITU DENGAN TENANG TELAH BERDIRI DI SANA,
MENEGURNYA.
DUKUN: Mau kemana kak?
DAYU SANUR TERKEJUT LALU PADA SAAT ITU MUNCUL
KAPTEN.
KAPTEN: Terkutuklah! Comol telah menyembelih perempuan itu (Ketika dia
melihat Dayu Sanur, marahnya tak terkendalikan) Siapa kau,
Leak? (Dayu Sanur diam saja) Terkutuk…….!
KEMUDIAN DENGAN KALAP DIPUKULNYA DAYU SANUR
DENGAN POPOR SENAPAN. DAYU SANUR JATUH TAPI TIDAK
MENGELUARKAN SUARA. SAMBIL MEMAKI-MAKI, KAPTEN TERUS
MEMUKULNYA.
KAPTEN: Setan! Jahanam! Mana Comol!? Kau bunuh juga dia!?
DUKUN: Tidak ada gunanya Kapten.
KAPTEN TERTEGUN MELIHAT PEREMPUAN ITU TIDAK APA-APA.
DAYU SANUR BANGUN LAGI DAN MENGEJEK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
KAPTEN: Tidak! Tidak mungkin! (Cepat Kapten mengangkat senapannya dan
mengokang serta membidik ke arah Dayu Sanur. Dukun itu dengan
cepat mencegah).
DUKUN: Jangan tuan Kapten. Ini bagian saya. Dia adalah musuh saya. Sayalah
yang menyelesaikannya (Ia menyingkirkan Kapten, kemudian
mendekati Dayu Sanur).
DUKUN: Sudah lama kakak saya peringatkan, masih saja kakak berbuat seperti
ini.
DAYU SANUR: Kakak minta maaf, kakak memang bersalah.
DUKUN: Kalau begitu, ya hentikanlah sekarang. Pulanglah! (Dukun merenggut
ikat pinggang Dayu Sanur) Berhenti sekarang kau jadi orang pintar.
DAYU SANUR: Anakku…anakku….(Ia berdiri, Dayu Sanur menggeliat
kesakitan, kemudian jatuh menangis) Dayu….Dayu badung….(Dia
berdiri serta merangkak masuk ke perut kapal) Dayu Badung….Dayu
Badung…..
DUKUN: Tuan Kapten melihat semuanya itu?
KAPTEN: Demi Tuhan. Aku tidak melihat semuanya itu, aku tidak melihat apa-
apa.
DUKUN: Baiklah tuan Kapten. Kalau begitu bagi tuan Kapten semuanya itu
memang tak ada. Saya sekarang akan membawanya pulang. Tiga hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
lagi dia akan meninggal karena dosanya sudah terlalu banyak (Sambil
masuk ke perut kapal) Dayu, mari pulang….
KAPTEN BERLARI KEBINGUNGAN. DIA TERINGAT COMOL
KAPTEN (Berbisik)Mol! Comol! (Bertambah keras sambil bergerak ke tepi
geladak) Mol….Comol! Comol……
ADEGAN SEBELAS
LAMA SETELAH ITU. MALAM ITU JUGA
HUJAN LEBAT, KAPTEN LEO MEMBIARKAN DIRINYA
KEHUJANAN. IA BERDIRI MEMELUK LUTUT SENAPANNYA SAMBIL
MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SUARA OMBAK KEDENGARAN
BERTAMBAH KERAS.
SUARA: Kapten! Kapten!
KAPTEN TIDAK MENYAHUTNYA, BEBERAPA LAMA KEMUDIAN
MUNCUL ADENAN MEMIKUL MAYAT COMOL DIIKUTI RUBI.
ADENAN: Kapten…. (Kapten tak menoleh) Kapten, kami tak tahu apa-apa, ya
kami mendapatkan ini secara kebetulan. ketika kami sedang
meninggalkan pantai seratus meter mayatnya seperti mendekati
kami (Ia meletakkan mayat Comol di lantai) Seorang lagi telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
meninggalkan kita. Juru masak yang baik, tadi siang saya bercakap-
cakap dengannya. Waktu itu Kapten belum pulang.
KAPTEN: Letakkan saja di sana Adenan.
ADENAN: Saya tidak tahu apa-apa.
KAPTEN: Kau juga tidak tahu apa-apa Rubi?
RUBI: Tidak Kapten.
KAPTEN: Jadi bukan kalian yang mengganggunya. kalau begitu mungkin dewa
laut itu.
ADENAN: Kapten…..
KAPTEN: Atau dia mencari perempuan ke darat. lalu suami perempuan itu
melemparnya ke sampanmu. Suruhlah dia bicara.
ADENAN: Tak tahulah Kapten, dia sudah mati, tak mungkin memberi
keterangan.
KAPTEN: Suruhlah dia bicara. orang mati adalah orang yang paling jujur.
ADENAN: Ah, Kapten. Tak mengerti saya.
RUBI: Dia sudah gila!
KAPTEN: Belum Rubi, mungkin sebentar lagi, Mol! Kenapa kau mati? Suruhlah
dia bicara sabahatku Adenan.
RUBI: Dadanya kena tembak!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
KAPTEN: Terima kasih Rubi. Siapa yang menembaknya? Dewa Laut?
RUBI: Bukan. Kapten!
ADENAN: Tenang Rubi.
KAPTEN: Coba ulangi.
RUBI: Kenapa Kapten menembaknya?
ADENAN: Hati-hati Rubi!
KAPTEN: Biar saja Adenan, kenapa aku menembaknya, bukan Dewa aut
(Sekarang dia berdiri mendekati mayat Comol) Comol telor mata
sapiku, benarkah aku yang menembakmu. Dia tak mau jawab kawan-
kawan.
ADENAN: Ya sudahlah Kapten. Mari kita buang ke laut. hanya saja terangkan
pada kami apa salahnya.
KAPTEN: Sebenarnya tidak ada, tapi kalau dikumpulkan ada juga. Dia masih
hidup! Seharusnya sudah lama mati. Dia terlampau setia padaku.
RUBI: Bangsat! Dia sudah gila! (Rubi memukul Kapten dan merampas
senapannya, Kapten Leo tidak melawan).
ADENAN: Jangan Rubi! Kita belum tahu perkaranya.
RUBI: Aku benci! Aku benci kali pada kau!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
RUBI MENGOKANG SENJATA. ADENAN MENCEGAHNYA.
ADENAN: Jangan menambah korban lagi Rubi! (Adenan menembak, tapi sempat
membelokkan arahnya, tapi masih mengenai lengan Kapten.
Kemudian adenan berhasil merebut senjata itu karena gugup).
ADENAN: Kau sudah gila! (Ditamparnya Rubi sampai jatuh)
KAPTEN (Sambil memegang lengannya): Kau bodoh sekali Adenan, teruskanlah
menembakku sebelum aku menembakmu. Lepaskan aku dari
kegetiran ini. Aku sudah sempat ke puncak kesanggupanku. Lepaskan
aku Adenan.
ADENAN: Kapten sabarlah.
KAPTEN: Tidak bisa lagi Adenan. Kesabaranku telah menghancurkan
kesadaranku. Sejak kemarin aku merasa dirikulah yang paling benar.
Karena itu aku takut aku akan gila. AKu pernah ke tengah laut
mencari suara itu, sehari semalam dalam topan dan hujan, aku hanya
menjumpai kekosongan dan kelengangan yang sepi. Demi Tuhan,
untuk kali pertamanya aku merasa sangsi. Ketika sore aku pulang,
kudengar suara melolong lagi dari sini. Aku tak berpikir lagi, aku
hanya meyakinkan diriku. Aku menembak seperti orang gila. Aku
percaya sekarang, aku telah melakukan kesalahan yang aku kerjakan
dengan yakin, karena tidak tahu itu adalah kesalahanku. Demi Tuhan,
sebelum kegetiran ini menghancurkanku, tolonglah aku Adenan…..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
ADENAN: Kapten bersungguh-sungguh?
KAPTEN: Aku menyembah padamu Adenan, tembaklah aku, itu lebih baik
daripada aku hidup.
ADENAN: Baiklah Kapten. Kalau begitu saya lakukan demi Kapten sendiri
KAPTEN: Kalau ada yang menanyaimu, katakanlah aku bunuh diri. Kalau sempat
ke Maluku, sampaikan salamku pada Rita, cintanya belum sempat aku
perhatikan.
ADENAN MEMBIDIKAN SENAPANNYA PADA KAPTEN LEO.
TIBA-TIBA KAPAL ITU BERGERAK DENGAN KERAS. TEMBAKAN ITU
MELETUS TAPI KAPTEN DAN ADENAN SAMA-SAMA JATUH. MEREKA
BERDUA KEHERANAN. DENGAN SUSAH PAYAH MEREKA BERDIRI
BERPEGANGAN SUPAYA TIDAK JATUH LAGI.
RUBI: Ya Tuhan, kapal ini bergerak!
ADENAN: Pegang kemudi Rubi!
ADENAN BERSORAK KEGIRANGAN. KAPTEN LEO MEMEGANG
TANGANNYA YANG LUKA. IA MENGANGKAT BADAN COMOL DAN
MENDONGAKKAN KEPALA YANG KAKU ITU KE TENGAH LAUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
KAPTEN: Lihat Mol! Kita sudah mengalahkan dewa laut…. Ya Tuhan kenapa
begitu terlambat!? Begitu terlambat!
HARIMAU LAUT BERGERAK KE TENGAH, HUJAN SEMAKIN
DERAS DAN SUARA OMBAK SEMAKIN MENGHEMPAS
DAN SETERUSNYA….
SELESAI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI