analisis vegetasi.docx

27
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Selain makhluk hidup (komponen biotik), juga terdapat makhluk tak hidup (komponen abiotik) seperti cahaya, udara, air, tanah dan sebagainya. Komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi membentuk suatu ekosistem. Keberadan komponen biotik dalam suatu kawasan sangat berperan dalam kestabilan suatu ekosistem maupun yang ada di kawasan tersebut. Tumbuhan merupakan salah satu dari jenis makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Keberadaan suatu tumbuhan di suatu tempat dapat dijadikan sebagai biodikator banyaknya unsur hara atau keadaan lingkungan yang terjaga atau stabil. Salah satu komponen yan terdapat dalam lingkungan yaitu vegetasi. Vegetasi merupakan suatu tempat atau habitat yang dihuni oleh masyarakat tumbuh-tumbuhan.

Upload: mulkyadam

Post on 15-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vegetasi

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS VEGETASI.docx

I.  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri baik manusia, hewan

maupun tumbuhan. Selain makhluk hidup (komponen biotik), juga terdapat

makhluk tak hidup (komponen abiotik) seperti cahaya, udara, air, tanah dan

sebagainya. Komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi membentuk

suatu ekosistem. Keberadan komponen biotik dalam suatu kawasan sangat

berperan dalam kestabilan suatu ekosistem maupun yang ada di kawasan

tersebut.

Tumbuhan merupakan salah satu dari jenis makhluk hidup yang ada di

muka bumi ini. Keberadaan suatu tumbuhan di suatu tempat dapat dijadikan

sebagai biodikator banyaknya unsur hara atau keadaan lingkungan yang

terjaga atau stabil. Salah satu komponen yan terdapat dalam lingkungan yaitu

vegetasi. Vegetasi merupakan suatu tempat atau habitat yang dihuni oleh

masyarakat tumbuh-tumbuhan. Semakin banyak jenis tumbuhan yang

terdapat pada suatu areal atau kawasan tertentu, maka keadaan lingkungan

tersebut akan lebih stabil.

Struktur dari suatu vegetasi dapat dilihat dengan banyak terdapat

pohon, tihang, pancang dan semai. Dibutuhkan suatu cara yang sangat efektif

untuk mengetahui struktur maupun komposisi yang terdapat suatu vegetasi di

suatu area tertentu dengan cara menghitung analisis vegetasi. Berdasarkan

uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum mengenai Analisis Vegetasi.

Page 2: ANALISIS VEGETASI.docx

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui struktur dan komposisi suatu jenis vegetasi ?

2. Bagaimana mengetahui diversitas jenis suatu vegetasi ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui struktur dan komposisi suatu jenis vegetasi.

2. Mengetahui diversitas jenis suatu vegetasi.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui struktur dan komposisi jenis suatu vegetasi.

2. Dapat mengetahui diversitas jenis suatu vegetasi.

Page 3: ANALISIS VEGETASI.docx

II.  TINJAUAN PUSTAKA

A. Vegetasi

Pengamatan vegetasi dilakukan dengan ketentuan bahwa tingkat

tihang dan pohon yang berada di sub petak pengamatan diidentifikasi

jenisnya, diukur diameter batang setinggi dada (dbh) atau 130 cm dari

permukaan tanah atau 10 cm di atas banir (apabila pohon tersebut

berbanir), tinggi total dan tinggi bebas cabang. Vegetasi tingkat semai dan

pancang adalah identifikasi jenis dan jumlah individu di dalam setiap sub

petak pengamatan Dari data yang diperoleh di lapangan, kemudian

dilakukan penghitungan terhadap kerapatan dan kerapatan relatif,

frekuensi dan frekuensi relatif, dominansi dan dominansi relatif, serta

Indeks Nilai Penting (Lianah, dkk.,2013).

B. Analisis vegetasi

Analisis Vegetasi adalah suatu cara mempelajari komposisi dari jenis

suatu vegetasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan

vegetasi tumbuhan dimasa sekarang dan menduga-duga kemungkinan

perkembangan dimasa depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu metode kuadrat pada plot yang dibuat dalam bentuk lingkaran

dengan 20 meter untuk pengukuran pohon & 5 meter untuk cover ground

(Supeksa, dkk., 2014).

Analisis vegetasi dapat dilakukan dengan dua macam metode yaitu

metode dengaan petak dan tanpa petak. Parameter-parameter vegetasi

Page 4: ANALISIS VEGETASI.docx

dalam metode petak kuadrat antara lain kerapatan jenis, frekuensi jenis,

dominasi jenis dan INP. Keanekaragaman vegetasi di areal hutan dapat

dihitung dengan menggunakan indeks keragaman Simpson’s dan indeks

Shannon Wienner. Adanya kegiatan analisis vegetasi, kita dapat

mengetahui komposisi jenis dan struktur tegakan hutan alam (Latifah,

2005).

Frekuensi suatu jenis menunjukkan penyebaran suatu jenis dalam

suatu areal. Semakin merata penyebaran jenis tertentu, nilai frekuensinya

semakin besar sedangkan jenis yang nilai frekuensinya kecil,

penyebarannya semakin tidak merata pada suatu areal atau kawasan yang

diamati. Kerapatan dari suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan

jumlah atau banyaknya suatu jenis persatuan luas. Dominansi suatu jenis

merupakan nilai yang menunjukkan penguasaan suatu jenis terhadap jenis

lain pada suatu komunitas. Makin besar nilai dominansi suatu jenis, makin

besar pengaruh penguasaan jenis tersebut terhadap jenis lain (Kainde, dkk

2011).

C. Keanekaragaman jenis

Indeks keanekaragaman spesies merupakan informasi penting

tentang suatu komunitas. Semakin luas areal sampel dan semakin banyak

spesies yang dijumpai, maka nilai indeks keanekaragaman spesies

cenderung akan lebih tinggi. Nilai indeks keanekaragaman yang relatif

rendah umum dijumpai pada komunitas yang telah mencapai klimaks.

Untuk mempertahankan keanekaragaman yang tinggi, komunitas

Page 5: ANALISIS VEGETASI.docx

memerlukan gangguan secara teratur dan acak. Komunitas yang sangat

stabil, meluas secara regional, dan homogen, mempunyai indeks

keanekaragaman lebih rendah dibandingkan bentuk hutan mosaik atau

secara regional diganggu secara periodik oleh api, angin, banjir, hama dan

intervensi manusia (Setiadi, 2004).

Keanekaragaman jenis merupakan parameter yang berguna untuk

membandingkan dua komunitas. Selain itu digunakan untuk mengetahui

pengaruhnya dari gangguan biotik maupun abiotik atau untuk mengetahui

tingkat suksesi atau kestabilan dari suatu jenis dalam suatu vegetasi

tertentu. Gangguan abiotik yang mempengaruhi keanekaragaman suatu

jenis dalam vegetesi adalah berasal dari komponen yang tidak hidup,

misalnya cahaya matahari, suhu, pH, air, kelembapan dan unsur hara,

sedangkan komponen biotik, terdiri dari komponen hidup yaitu manusia,

hewan dan tumbuhan itu sendiri (Lianah, dkk.,2013).

Page 6: ANALISIS VEGETASI.docx

III.  METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 April 2015 pukul 14.00-

17.00 WITA dan bertempat di Hutan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan fungsiNo.

Nama Alat Fungsi

1 2 31. Tali rafia Membuat plot2. Meteran kain Mengukur keliling pohon, tihang dan

pancang3. Alat tulis Mencatat hasil pengamatan

C. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah semua jenis

tumbuhan yang terdapat di hutan biologi.

Page 7: ANALISIS VEGETASI.docx

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan survei lapangan untuk menentukan lokasi objek pengamatan.

2. Membuat plot ukuran 20x20 untuk mengamatai pohon, 10x10 untuk

mengamati tihang, 5x5 untuk mengamati pancang dan 2x2 untuk

mengamati semai.

3. Menghitung spesies yang terdapat pada masing-masing plot pengamatan,

kemudian memberikan nama spesies yang terdapat dalam plot tersebut.

4. Mengukur keliling masing-masing spesies yang ditemukan untuk

tingkatan pohon, tihang dan pancang, serta menghitung jumlah semai

dalam setiap plot pengamatan.

5. Mencatat data yang didapatkan dilapangan.

6. Menghitung analisis vegetasi.

Page 8: ANALISIS VEGETASI.docx

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Strata Pohon

2. Strata Tihang

No. Nama jenis Jumlah K KR F FR D DR INP pi LN pi pi LNpi H'1 Sp. A 28 0.014 50 1 20 14.58053344 38.51767175 108.5176718 0.5 -0.69315 -0.34657 0.3465742 Sp. B 8 0.004 14.2857143 0.8 16 12.20270701 32.23612256 62.52183685 0.142857143 -1.94591 -0.27799 0.2779873 Sp. C 4 0.002 7.14285714 0.4 8 0.798566879 2.109589272 17.25244641 0.071428571 -2.63906 -0.1885 0.1885044 Sp. D 2 0.001 3.57142857 0.4 8 1.329179936 3.51131985 15.08274842 0.035714286 -3.3322 -0.11901 0.1190075 Sp. E 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 0.52647293 1.390793525 7.176507811 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.0718816 Sp. F 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 0.189530255 0.500685669 6.286399955 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.0718817 Sp. G 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 0.382324841 1.009994784 6.79570907 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.0718818 Sp. H 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 0.315326433 0.83300382 6.618718105 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.0718819 Sp. I 2 0.001 3.57142857 0.2 4 0.799044586 2.110851239 9.682279811 0.035714286 -3.3322 -0.11901 0.119007

10 Sp. J 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 0.168192675 0.44431778 6.230032066 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.07188111 Sp. K 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 0.261186306 0.689980818 6.475695104 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.07188112 Sp. L 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 0.184076433 0.486278205 6.271992491 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.07188113 Sp. M 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 0.206369427 0.545170029 6.330884315 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.07188114 Cendana 2 0.001 3.57142857 0.2 4 2.064092357 5.452751931 13.0241805 0.035714286 -3.3322 -0.11901 0.11900715 Beringin hutan 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 3.703224522 9.782878464 15.56859275 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.07188116 Triptiopsis sp. 1 0.0005 1.78571429 0.2 4 0.143312102 0.378590298 6.164304584 0.017857143 -4.02535 -0.07188 0.071881

56 0.028 100 5 100 37.85414013 100 300 1.8889Jumlah

No. Nama jenis Jumlah K KR F FR D DR INP pi LN pi pi LN pi H'1 Sp.A 4 0.008 26.66667 0.4 25 1.99633758 29.89555513 81.5622218 0.266666667 -1.32175584 -0.35247 0.3524682 Sp. B 2 0.004 13.33333 0.4 25 0.999044586 14.96089279 53.29422612 0.133333333 -2.01490302 -0.26865 0.2686543 Sp. C 7 0.014 46.66667 0.4 25 3.051592357 45.69820679 117.3648735 0.466666667 -0.76214005 -0.35567 0.3556654 Sp. F 1 0.002 6.666667 0.2 12.5 0.322452229 4.828786723 23.99545339 0.066666667 -2.7080502 -0.18054 0.1805375 Petunga microcarpa 1 0.002 6.666667 0.2 12.5 0.308280255 4.616558565 23.78322523 0.066666667 -2.7080502 -0.18054 0.180537

15 0.03 100 1.6 100 6.677707006 100 300 1.337861jumlah

Page 9: ANALISIS VEGETASI.docx

3. Strata Semai

Vegetasi merupakan kumpulan masyarakat tumbuhan-tumbuhan yang

berada pada suatu tempat dalam suatu ekosistem. Tumbuhan yang terdapat

dalam suatu vegetasi memiliki tingkatan strata yang berbeda-beda, yaitu pohon,

No. Nama jenis Jumlah K KR F FR INP pi LN pi pi LN pi H'1 Sp. A 22 0.176 6.179775 0.6 11.53846 17.71823682 0.061797753 -2.783888277 -0.17203804 0.172038042 Sp. B 47 0.376 13.20225 0.6 11.53846 24.74070873 0.132022472 -2.024783129 -0.267316874 0.2673168743 Sp. C 53 0.424 14.88764 0.8 15.38462 30.27225583 0.148876404 -1.904638817 -0.283555779 0.2835557794 Sp. D 20 0.16 5.617978 0.8 15.38462 21.00259291 0.056179775 -2.879198457 -0.161752722 0.1617527225 Sp. E 178 1.424 50 0.8 15.38462 65.38461538 0.5 -0.693147181 -0.34657359 0.346573596 Sp. F 7 0.056 1.966292 0.6 11.53846 13.50475367 0.019662921 -3.929020582 -0.077256023 0.0772560237 Ketapang 1 0.008 0.280899 0.2 3.846154 4.127052723 0.002808989 -5.874930731 -0.016502614 0.0165026148 umbi hutan 15 0.12 4.213483 0.2 3.846154 8.059636992 0.042134831 -3.16688053 -0.133435977 0.1334359779 paku 8 0.064 2.247191 0.2 3.846154 6.093344857 0.02247191 -3.795489189 -0.085291892 0.08529189210 rumput teki 3 0.024 0.842697 0.2 3.846154 4.688850475 0.008426966 -4.776318442 -0.040249875 0.04024987511 bambu 2 0.016 0.561798 0.2 3.846154 4.407951599 0.005617978 -5.18178355 -0.029111144 0.029111144

356 2.848 100 5.2 100 200 1.613084529

Page 10: ANALISIS VEGETASI.docx

tihang, pancang dan semai. Pohon merupakan tingkatan strata yang paling tinggi

yang terdapat dalam suatu vegetasi, yang memiliki diameter lebih dari 20 cm,

tihang merupakan tingkatan starata kedua yang berada dalam suatu vegetasi,

yang memiliki diameter 10- 20 cm, pancang memiliki diameter 2-10 cm,

sedangkan semai memiliki diameter 1,5 cm.

Analisis vegetasi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk

mengetahui struktur (komposisi) dan bentuk (struktur) yang terdapat dalam

suatu jenis vegetasi yang ada. Komposisi dari suatu vegetasi terdiri dari

kerapatan dan kerapatan relatif, frekuensi dan frekuensi relatif, dominansi dan

dominansi relatif serta indeks nilai penting. Struktur dan bentuk dari suatu

vegetasi, terdiri dari pohon, tihang, pancang dan semai.

Frekuensi merupakan nilai besaran yang menyatakan penyebaran jenis

spesies dalam suatu komunitas. Kerapatan merupakan jumlah individu dari

masing-masing jenis yang mediami suatu vegetasi tertentu. Dominansi

merupakan besaran yang menunjukkan spesies yang dominan pada suatu

vegetasi, sedangkan indeks nilai penting atau INP merupakan hasil

penggabungan atara hasil dari kerapatan, frekuensi dan dominansi. Di mana

untuk strata pohon, tihang dan pancang INP-nya 300 sedangkan untuk strata

semai INP-nya 200.

Penghitungan INP pada strata pohon didapatkan hasil bahwa dari banyaknya

jenis yang ditemukan dalam strata pohon spesies A memiliki INP yang sangat

tinggi, sedangkan untuk nilai INP yang paling rendah pada strata pohon adalah

Triptiopsis sp. Pengamatan pada strata tihang spesies C memiliki jumlah INP

Page 11: ANALISIS VEGETASI.docx

yang lebih tinggi, sedangkan spesies jenis Petunga microcarpa memiliki jumlah

INP yang paling rendah dibandingkan dengan spesies jenis lainnya. Pengamatan

pada strata semai ditemukan nilai INP yang paling tinggi adalah spesies E,

sedangkan INP yang paling rendah adalah spesies jenis ketapang.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada masing-masing

plot pengamatan, didapatkan nilai INP pada masing-masing jenis strata

penyusun suatu vegetasi yang berbeda. Perbedaan yang didapatkan pada

masing-masing jenis spesies terjadi, karena adanya beberapa faktor baik itu

faktor abiotik maupun faktor biotik. Faktor biotik meliputi komponen hidup,

seperti manusia, hewan maupun dari golongan tumbuhan itu sendiri, sedangkan

komponen abiotik merupakan komponen yang tidak hidup, seperti misalnya air,

unsur hara, kelembapan, cahaya matahari, pH tanah dan suhu.

Indeks nilai penting (INP) suatu jenis merupakan nilai yang

menggambarkan peranan keberadaan suatu jenis dalam komunitas. Makin besar

INP suatu jenis makin besar pula peranan jenis tersebut dalam komunitas. INP

dengan nilai yang tersebar merata pada banyak jenis lebih baik dari pada

bertumpuk atau menonjol pada sedikit jenis karena menunjukkan terciptanya

relung atau niche yang lebih banyak dan tersebar merata, spesifik dan bervariasi.

INP yang merata pada banyak jenis juga sebagai indikator semakin tingginya

keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem dan perkembangan ekosistem yang

baik untuk mencapai kestabilan pada tahap klimaks (Kainde, dkk 2011).

Indeks keanekaragaman jenis merupakan suatu bentuk di mana semakin

tinggi suatu indeks keanekaragaman suatu jenis maka lingkungan tersebut

Page 12: ANALISIS VEGETASI.docx

semakin stabil. Indeks keanekaragaman jenis memiliki kriteria-kriteria tertentu

yang dapat menentukan indeks keanekaragaman tinggi, sedang dan rendah.

Indeks keanekaragaman yang berkisar antara rentang 0,98-1,51 termasuk dalam

kriteria yang rendah.

Faktor ketinggian tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai indeks

keanekaragaman spesies di suatu tempat, karena nilai yang dihasilkan relatif sama

pada setiap ketinggian penambahan ketinggian tidak menurunkan atau

meningkatkan nilai indeks keanekaragaman. Indeks keanekaragaman dan indeks

kemerataan merupakan dua hal yang berbeda. Menurut Barbour adakalanya

kekayaan spesies berkorelasi positif dengan keanekaragaman spesies, namun

kondisi lingkungan di sepanjang wilayah penelitian bersifat heterogen, sehingga

penurunan kekayaan spesies dapat disertai dengan peningkatan keanekaragaman.

Hal ini sangat memungkinkan karena jumlah individu pada setiap stasiun sangat

bervariasi. Kemerataan akan menjadi maksimum dan homogen jika semua spesies

mempunyai jumlah individu yang sama pada setiap lokasi pengamatan. Fenomena

demikian sangat jarang terjadi di alam, karena setiap spesies mempunyai

kemampuan untuk beradaptasi dan toleransi, serta pola sejarah hidup ( life history

pattern) yang berbeda-beda (Setiadi, 2004).

Page 13: ANALISIS VEGETASI.docx
Page 14: ANALISIS VEGETASI.docx

V.  PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Jumlah jenis tumbuhan yang di temukan di seluruh area kajian terdapat 22

jenis tumbuhan antara lain spesies A, spesies B, spesies C, spesies D,

spesies E, spesies F, spesies G, spesies H, spesies I, spesies J, spesies K,

spesies L, spesies M, cendana, beringin hutan, Triptiopsis sp., Petunga

microcarpa, ketapang, umbi hutan, paku, rumput teki dan bambu yang

masing-masing jenis tumbuhan tersebut terbagi dalam tingkatan atau strata

pohon, tihang dan semai.

2. Indeks nilai penting (INP) tertinggi untuk strata pohon di dominasi oleh

jenis spesies A dengan nilai 108. 5176718 dan INP terendah di miliki oleh

tumbuhan jenis Triptopsis sp., dengan nilai 6. 164304584. Tingkatan strata

tihang, tumbuhan yang memiliki INP tertinggi di dominansi oleh

tumbuhan spesies C dengan nilai 117. 3648735 dan INP yang terendah

dimiliki oleh tumbuhan Petunga microcarpa dengan nilai 23. 78322523.

Nilai INP yang tertinggi pada strata semai di dominansi oleh spesies E

dengan nilai 65. 38461538 dan INP yang terendah di miliki oleh tumbuhan

ketapang dengan nilai 4. 127052723.

3. Keberadaan jenis tumbuhan yang terdapat di seluruh area kajian, memiliki

indeks keanekaragaman yang sedang karena berkisar antara 1. 337861 – 1.

8889.

Page 15: ANALISIS VEGETASI.docx

B. Saran

Saran pada praktikum ini adalah praktikan sebaiknya dalam

melaksanakan praktikum lapangang lebih serius dan lebih aktif.

Page 16: ANALISIS VEGETASI.docx

DAFTAR PUSTAKA

Kainde, R.P., Ratag, S.P., Tasirin, J.S., dan Faryanti, D., 2011, Analisis Vegetasi Hutan Lindung Gunung Tumpa, Jurnal Eugenia, 17(3): 1-2

Latifah, S., 2005, Analisis Vegetasi Hutan Alam, Universitas Sumatera, Sumatera.

Lianah, Anggoro, S., Rya, H.S., dan Izzah, M., 2013, Perbandingan Analisis Vegetasi Lingkungan Alami Tetrastigma glabratum di Hutan Lindung Gunung Prau sebelum dan sesudah Eksploitasi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Setiadi, D., 2004, Keanekaragaman Spesies Tingkat Pohon di Taman Wisata Alam Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Jurnal Biodiversitas, 6(2): 1-4

Supeksa, K., Deviana, N.P., Dewi, N.L.G.K., Ratmini, N.M., dan Karolina, Y., 2014, Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadrat pada Plot yang dibuat dalam Bentuk Lingkaran di Kebun Raya Eka Karya Bali, Saraswati Tabanan, Bali.

Page 17: ANALISIS VEGETASI.docx

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

PRAKTIKUM I

ANALISIS VEGETASI

OLEH :

NAMA : FEBRIANTI SAFITRI. S

STAMBUK : F1D1 13 011

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN PEMBIMBING : IZAL, S. Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015