anastesi lengkaaap

16
Anestesi antara lain adalah blok syaraf atau blok analgesic melalui penyuntikan anestesi lokal atau bahan-bahan neurolitik ke dekat atau ke dalam syaraf/syaraf-syaraf atau ke dalamstruktur yang peka akan rasa nyeri. Cara ini relatif sederhana tidak memerlukan peralatan macam-macam, ruang dan tenaga yang banyak, dan masa perawatan singkat. Untuk lebih memahami tentang anestesi, macam-macam anestesi dan mekanisme kerjanya, maka di dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam tentang anestesi tersebut. II. RUMUSAN MASALAH Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai anastesi, antara lain: A. Apakah yang dimaksud dengan anestesi? B. Berapa macamkah pembagian anestesi? C. Bagaimana mekanisme kerja anestesi? D. Apakah terdapat kebaikan-kebaikan dan efek samping dari anestesi? III. PEMBAHASAN

Upload: andreey-weny

Post on 07-Feb-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anastesi

TRANSCRIPT

Page 1: anastesi lengkaaap

Anestesi antara lain adalah blok syaraf atau blok analgesic melalui penyuntikan anestesi

lokal atau bahan-bahan neurolitik ke dekat atau ke dalam syaraf/syaraf-syaraf atau ke

dalamstruktur yang peka akan rasa nyeri. Cara ini relatif sederhana tidak memerlukan

peralatan macam-macam, ruang dan tenaga yang banyak, dan masa perawatan singkat.

Untuk lebih memahami tentang anestesi, macam-macam anestesi dan mekanisme

kerjanya, maka di dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam tentang anestesi tersebut.

II. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai anastesi, antara lain:

A. Apakah yang dimaksud dengan anestesi?

B. Berapa macamkah pembagian anestesi?

C. Bagaimana mekanisme kerja anestesi?

D. Apakah terdapat kebaikan-kebaikan dan efek samping dari anestesi?

III. PEMBAHASAN

A. Pengertian Anestesi

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos,

"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan

menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur

lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama

kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.

Anestetika adalah obat-obatan yang dapat menimbulkan anesthesia atau narkosa

(bahasa Yunani: an = tanpa, aesthesis = perasaan yakni suatu keadaan depresi umum

Page 2: anastesi lengkaaap

yang bersifat reversible dari pelbagai pusat-pusat di SSP, dimana seluruh perasaan dan

kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan. Sedangkan anestesiologi

adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan yang meliputi

pemberian anestesi ataupun anelgesi, pengawasan keselamatan pasien dioperasi atau

tindakan lainnya, bantuan hidup (resusitasi), perasaan intensif pasien gawat. Pemberian

terapi inhalasi, dan penanggulangan nyeri menahun.

B. Pembagian Anestesi

Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi umum dan anestesi lokal.

Pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran, sedangkan

pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran.

1. Anestesi Umum

Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara sentral disertai

hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali Komponen trias anestesi ini dapat dicapai

dengan menggunakan obat yang berbeda secara terpisah. Teknik ini sesuai untuk

pembedahan abdomen yang luas, intraperitonium, toraks, intrakanial, pembedahan yang

berlangsung lama dan operasi dengan posisi tertentu yang memerlukan pengendalian

pernapasan.

Cara pemberian anestesi umum:

a) Parenteral (intramuscular/intravena). Digunakan untuk tindakan yang singkat atau

induksi anestesi. Umumnya diberikan thiopental, namun pada kasus tertentu dapat

digunakan ketamin, diazepam dll. Untuk tindakan yang lama anestesi parenteral

dikombinasikan dengan cara lain.

b) Perektal. Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindaka singkat.

Page 3: anastesi lengkaaap

c) Anestesi inhalasi yaitu anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang

mudah menguap (volatile agent) sebagai zat anestetik melalui udara pernapasan. Zat

anestetik yang digunakan berupa campuran gas (dengan O2) dan konsentrasi zat anestetik

tersebut tergantung dari tekanan parsialnya. Tekanan parsial dalam jaringan otak

akan menentuka kekuatan daya anestesi. Zat anestetik disebut kuat bila dengan

tekanan parsial yang rendah sudah dapat member anestesi yang adekuat.

Guedel (1920) membagi anestesi umum dengan eter kedalam 4 stadium yaitu:

a) Stadium I (analgesi) dimuai dari saat pemberian zat anestetik sampai hilangnya

kesadaran pada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah dan terdapat analgesi

(hilangnya rasa sakit). Tindakan pembedahan ringan seperti pencabutan gigi dan biopsy

kelenjar dapat dilakukan pada stadium ini.

b) Stadium II (delirium/eksitasi, hiperrefleksi) dimulai dari hilangnya kesadaran dan

refleksi bulu mata sampai pernapasan kembali teratur pada stadium ini terlihat adanya

eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak, pasien tertawa, berteriak, menangis,

pernapasan tidak teratur, kadang-kadang apne dan hiperpnu, tonus otot rangka

meningkat, inkontinensiaurin dan alvi dan muntah. Stadium ini harus cepat dilewati

karena dapat menyebabkan kematian.

c) Stadium III (pembedahan) dimulai dengan teraturnya pernapasan sampai pernapasan

spontan hilang. Stadium III dibagi menjadi 4 plana yaitu:

 Plana I : pernapasan teratur dan spontan, dada dan perut seimbang, terjadi gerakan

bola mata yang tidak menurut kehendak, pupil miosis, refleks cahaya ada, lakrimasi

meningkat, refleks faring dan muntah tidak ada dan belum tercapai relaksasi otot lurik

Page 4: anastesi lengkaaap

yang sempurna.

 Plana 2 : pernapasan teratur dan spontan, perut dan volume dada tidak menurun,

frekuensi meningkat, bola mata tidak bergerak terfiksasi ditengah, pupil midriasis, refleks

cahaya mulai menurun, relaksasi oto sedang dan refleks laring hilang sehingga dapat

dikerjakan intubasi.

 Plana 3 : pernapasan teratur oleh perut karena otot interkostal mulai paralisis,

lakrimasi tidak ada, pupil midriassis dan sentral, refleks laring dan peritoneum tidak ada,

relaksaai otot lurik hampir sempurna (tonus otot semakin menurun).

 Plana 4 : pernapasan tidak teratur oleh perut karena otot interkostal paralisis total,

pupil sangat midriasis, refleks cahaya hilang, refleks sfingterani dan kelenjar air mata

tidak ada, relaksasi otot lurik sempurna (tonus otot sangat menurun).

d) Stadium IV (paralisis medulla oblongata) dimulai dengan melemahnya pernapasan

perut dibanding stadium III plana 4. Pada stadium ini tekanan darah tidak dapat diukur,

denyut jantung berhenti dan akhirnya terjadi kematian. Kelumpuhan pernapasan pada

stadium ini tidak dapat diatasi dengan pernapasan buatan.

2. Anestesi Lokal

Anestesi/analgesi lokal adalah tindakan menghilangkan nyeri atau sakit secara lokal tanpa

disertai hilangnya kesadaran. Pemberian anestetik lokal dapat dilakukan dengan teknik:

a) Anestetik permukaan yaitu pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas

selaput mukosa seperti mata, hidung, dan faring.

b) Anestesi infiltrasi yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan

disekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah

blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subkutan.

Page 5: anastesi lengkaaap

c) Anestesi blok yaitu penyuntikan analgetik lokal langsung ke syaraf utama atau pleksus

syaraf. Hal ini bervariasi dari blokade pada syaraf tunggal misalnya syaraf oksipital dan

pleksus brankialis, nestesi lokal, anestesi epidural, dan anestesi kaudal. Pada anestesi

spinal, analgetik lokal disuntikkan kedalam ruang subaraknoid diantara konus medularis

dan bagian akhir ruang subaraknoid. Anestesi epidural diperoleh dengan menyuntikkan

zat anestetik lokal kedalam ruang epidural. Pada anestesi kaudal, zat anelgetik lokal

disuntikkan melalui hiatus sakralis.

d) Analgesi regional intravena yaitu penyuntikkan larutan analgetik lokal intravena.

Ekstremitas dieksanguinasi dan isolasi bagian proksimalnya dari sirkulasi sintemik

dengan turniket pneumatik.

Untuk suatu obat dapat digunakan sebagai anestetikum lokal yang baik, maka

beberapa persyaratan harus dipenuhi, antara lain:

a) Tidak merangsang jaringan;

b) Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf;

c) Toksisitas sistemik yang rendah;

d) Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lendir;

e) Waktu untuk memulai daya kerjanya sesingkat mungkin dan untuk jangka waktu yang

cukup lama, dan;

f) Dapat larut dalam air serta menghasilkan larutan yang stabil, juga terhadap pemanasan

(sterilisasi).

C. Mekanisme Kerja Anestesi

Mekanisme pencegahan rasa sakit melalui anestesi bertujuan untuk meminimalisasi

adanya efek samping yang membahayakan seperti pada penggunaan narkosa. Walaupun

Page 6: anastesi lengkaaap

demikian, terdapat perbedaan dalam mekanisme kerja anestesi lokal dan anestesi umum

yang sangat mencolok, antara lain sebagai berikut:

1) Anestesi Umum

Kebanyakan anestesi umum tidak dimetabolisasi oleh tubuh karena tidak bereaksi

secara kimiawi dengan zat-zat faal. Maka teori-teori yang dicoba untuk

menerangkan khasiatnya selalu berdasarkan sifat-sifat fisiknya.

Yang tertua adalah teori lemak dari Meyer-Overton yang membuktikan adanya

hubungan erat antara sifat lipofil suatu zat dengan kekuatan anestetiknya. Atas

dasar perbandingan daya-larutannya dalam munyak dan dalam air telah dibuat

penggolongan dari anestetika. Teori ini ternyata kurang memuaskan dan sebetulnya

tidak menjelaskan mekanisme kerjanya obat atas membrane sel atau atas reseptor apapun.

Suatu teori baru menyarankan bahwa anestetika umum dapat membentuk hidrat-

hidrat dengan air yang stabil di bawah pengaruh protein-protein SSP. Hidrat-hidrat

gas SSP ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan-rangsangan di sinaps-

sinaps dan dengan demikian mengakibatkan anesthesia.

Mekanisme kerja obat anestesi umum sampai sekarang belum jelas meskipun mekanisme

kerja susunan syaraf pusat dan susunan syaraf perifer mengalami banyak kemajuan pesat.

Maka timbullah berbagai teori. Beberapa teori yang dikemukakan adalah:

a) Teori koloid : zat anestesi akan menggumpalkan sel koloid yang menimbilkan

anestesi yang bersifat reversible diikuti dengan proses pemulihan. Christiansen (1965)

membuktikan bahwa pemberian eter dan halotan akan menghambat gerakan dan aliran

protoplasma dalam amoeba.

b) Teori lipid : ada hubungan kelarutan zat anestetik dalam lemak dan timbulnya

Page 7: anastesi lengkaaap

anestesi. Makin tinggi kelarutan makin kuat sifat anestetinya.

c) Teori adsorpsi dan tegangan permukaan : pengumpulan zat anestesi pada

permukaan sel menyebabkan proses metabolisme dan transmisi neural terganggu

sehingga timbul anestesi.

d) Teori biokimia : pemberian zat anestesi akan menurunkan transmisi sinaps di

ganglion servikalis superiror dan menghambat formation retikularis asenden untuk

mempertahankan kesadaran.

e) Teori fisika : zat anestesi dengan air didalam susunan syaraf pusat dapat membentuk

mikrokristal sehingga mengganggu fungsi sel otak.

2) Anestesi Lokal

Pusat mekanisme kerja anestetika lokal adalah di membran sel. Seperti juga alkohol dan

barbital-barbital, maka anestetika local memblokir penerusan impuls dengan jalan

mencegah kenaikan permeabelitas membrane sel terhadap ion-ion natrium, yang perlu

bagi fungsi saraf yang layak. Pada waktu yang bersamaan ambang kepekaan terhadap

rangsangan listrik lambat-laun meningkat yang pada akhirnya memblokir penerusan

(konduksi) impuls.

Diperkirakan bahwa proses stabilisasi membrane tersebut ion-ion kalsium memegang

peranan penting, yakni molekul-molekul lipofil besar dari anestetika local mungkin

mendesak sebagian ion-ion kalsium di dalam membrane sel tanpa mengambil alih

fungsinya. Dengan demikian membrane sel menjadi lebih padat dan stabil, serta dapat

lebih baik melakukan segala sesuatu perubahan dalam permeabelitas.

Di samping ini anestetika local menggangu fungsi dari semua organ-organ dalam mana

terjadi konduksi/transmisi dari impuls-impuls. Dengan demikian anestetika local

Page 8: anastesi lengkaaap

mempunyai efek yang penting terhadap SSP, ganglia otonom, cabang-cabang

neuromoskular dan semua jaringan otot.

Obat anestesi lokal adalah obat yang menghambat hantaran syaraf bila dikenakan secara

lokal pada jaringan syaraf dengan kadar cukup. Obat ini bekerja pada setiap bagian

syaraf. Pemberian anestetik lokal pada kulit akan menghambat transmisi impuls sensorik.

Sebaliknya, pemberian anestesi lokal pada batang syaraf menyebabkan paralisis sensorik

dan motorik di daerah yang dipersyarafinya.

Mekanisme kerja anestesi lokal adalah mencegah konduksi dan timbulnya impuls

syaraf. Tempat kerjanya terutama di membran sel.

Obat anestetik lokal dikelompokkan menjadi:

a) Kokain

b) Anestetik lokal sintetik seperti brokan, lidokain, batetamid, dibukain, mepivakain,

tetrakain dsb.

D. Efek Samping Anestesi

Hampir semua anestetika mengakibatkan sejumlah efek samping, walaupun tetap ada

beberapa kebaikan/keuntungannya, misalnya pada:

1. Anestesi Umum

 Kebaikan-kebaikannya

a) Alat-alat dan obat lebih kompleks dibandingkan dengan alat dan obat-obat untuk

analgesi regional.

b) Fasilitas perawatan pasca bedah dan cara perawatan lebih rumit dibandingkan dengan

penderita sadar yang telah mengalami analgesia regional.

Page 9: anastesi lengkaaap

 Efek sampingnya

a) Menekan pernafasan; paling sedikit pada N2O, eter dan trikloretilen.

b) Mengurangi kontraksi jantung, terutama halotan dan metoksifluran; paling ringan efek

ini pada eter.

c) Merusak hati, terutama senyawa-senyawa klor, misalnya kloroform.

d) Merusak ginjal, khususnya metoksifluran.

2. Anestesi Lokal

 Kebaikan-kebaikannya

a) Kemungkinan pneumothorax, blockade, n. laryneus recurrent, n. phrenicus, n. vagus,

penyuntikan epidural atau subarachnoideal tidak ada sama sekali.

b) Kalau perlu dapat dilakukan blockade kiri-kanan tanpa takut gangguan pernafasan

 Efek samping

a) Kadang-kadang penderita dengan kelainan di tangan tidak melakukan abduksi, flexi

dan supinasi.

b) Volume yang digunakan jauh lebih banyak daripada supraclavicular block.

c) Sangat susah dilakukan pada penderita gemuk dimana pulsasi arteri susah diraba.

IV. KESIMPULAN

1. Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos,

"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan

menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya

yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.

2. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

Page 10: anastesi lengkaaap

a. Anestesi Umum

b. Anestesi Lokal

3. Mekanisme kerja anestesi:

a. Anestesi umum

Kebanyakan anestesi umum tidak dimetabolisasi oleh tubuh karena tidak bereaksi secara

kimiawi dengan zat-zat faal. Maka teori-teori yang dicoba untuk menerangkan khasiatnya

selalu berdasarkan sifat-sifat fisiknya.

b. Anestesi lokal

Mekanisme kerja anestesi lokal adalah mencegah konduksi dan timbulnya impuls syaraf.

Tempat kerjanya terutama di membran sel.

4. Hampir semua anestetika menyebabkan efek samping, tetapi anestesi juga memiliki

beberapa kebaikan-kebaikan/keuntungan.

V. PENUTUP

Demikian uraian makalah ini, apabila ada kesalahan baik itu dari penulis, penggunaan

kata-kata yang kurang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia maupun dari penguraian

masalah yang kurang jelas, penulis mohon maaf. Tentunya sebagai manusia biasa dalam

pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu bimbingan atau kritikan

akan membangun bagi penulis agar menjadi lebih baik di kesempatan mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin….

Daftar Pustaka

Page 11: anastesi lengkaaap

DRS. Tan Hoan Tjay & DRS. Kirana Rahardja. Obat-Obat Penting. Jakarta. CV.

Permata: 1978.

Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta. Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran UI: 2000.

Sukandar, Enday, dkk. Bunga Rampai Ilmu Kedokteran. Bandung. Offset Alumni: 1982.