andesit
DESCRIPTION
Deskripsi AndesitTRANSCRIPT
BAB I
ANDESIT
1.1 Batu Andesit
Gambar 1.1 Kenampakan Batu Andesit
Batu alam Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan
komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada
lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai
barat Amerika Selatan juga daerah - daerah di Indonesia dengan aktivitas
vulkanik yang tinggi seperti di Majalengka, Cirebon, Tulung Agung. Batu
andesit terbentuk dari pembekuan lava yang keluar ke permukaan bumi saat
letusan gunung berapi. Nama andesit sendiri berasal dari nama Pegunungan
Andes di daerah Amerika Selatan.
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik,
candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah
banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak,
lumpang batu, meja batu, arca dan lainnya.
Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material
untuk nisan kuburan orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap
lampu taman dan arca-arca untuk hiasan. Salah satu pusat kerajinan dari batu
andesit ini adalah Magelang.
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah
Cirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat
perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit.
1.2 Deskripsi Megaskopis
Jenis Batuan: Batuan Beku
Warna: Abu – abu
Struktur: Masif
Tekstur: Holokristalin, Equigranular Afanitik, Subhedral
1.3 Deskripsi Mineral dalam Batuan
1. Mineral Utama: K – Feldspar < 10%, Kuarsa < 10%
2. Mineral Tambahan: Hornblende, Biotit, Piroksen, Feldspatoid, Na –
Amfibol
a) Nama Mineral: Kuarsa
Rumus Kimia: SiO2
Warna: Bening Mengkilap
Bentuk: Prismatik
Kekerasan: 7
Cerat: Putih
Kilap: Kaca
Pecahan: Concoidal
Belahan: Tidak ada
Transparansi: Transparan
Golongan: Silikat
b) Nama Mineral: Hornblende
Rumus Kimia: Ca2 (Mg, Fe, Al)5 (Al, Si)8 O22 (OH)2
Warna: Hitam
Bentuk: Menjarum
Kekerasan: 5,5 – 6
Cerat: Hitam
Kilap: Kaca
Pecahan: Uneven
Belahan: Sempurna
Transparansi: Opaq
Golongan: Silikat
c) Nama Mineral: Biotit
Rumus Kimia: K (Fe, Mg)3 AlSi3O10 (F, OH)2
Warna: Hitam
Bentuk: Lembaran
Kekerasan: 2,5
Cerat: Tidak berwarna
Kilap: Kaca
Pecahan: Uneven
Belahan: Perfect
Transparansi: Opaq
Golongan: Silikat
d) Nama Mineral: Piroksen
Rumus Kimia: (Ca,Mg,Fe,Na,Al,Ti) Si2O6
Warna: Gelap
Bentuk: Prismatik
Kekerasan: 5 – 6
Cerat: Putih
Kilap: Kaca
Pecahan: Uneven
Belahan: Perfect
Transparansi: Opaq
Golongan: Silikat
1.4 Petrogenesa dan Komposisi
Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil
bentukan lelehan magma diorit. Andesit bertekstur afanitik mikro kristalin dan
berwarna gelap. Mineral yang ada dalam andesit ini berupa kalium felspar
dengan jumlah kurang 10% dari kandungan felspar total, natrium plagioklas,
kuarsa kurang dari 10%, felspatoid kurang dari 10%, hornblenda, biotit dan
piroksen. Penamaan andesit berdasarkan kepada kandungan mineral
tambahannya yaitu andesit hornblenda, andesit biotit dan andesit piroksen.
Nama andesit sendiri diambil berdasarkan tempat ditemukan, yaitu di
daerah Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Peranan bahan galian ini penting
sekali di sektor konstruksi, terutama dalam pembangunan infrastruktur, seperti
jalan raya, gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan lainnya. Dalam
pemanfaatannya dapat berbentuk batu belah, split dan abu batu. Sebagai
negara yang sedang membangun, Indonesia membutuhkan bahan galian ini
yang terus setiap tahun.
Jenis magma diorit merupakan salah satu magma terpenting dalam
golongan kapur alkali sebagai sumber terbentuknya andesit. Lelehan magma
tersebut merupakan kumpulan mineral silikat yang kemudian menghablur
akibat pendinginan magma pada temparatur antara 1500 – 2500 C
membentuk andesit berkomposisi mineral felspar plagioklas jenis kalium
felspar natrium plagioklas, kuarsa, felspatoid serta mineral tambahan berupa
hornblenda, biotit dan piroksen.
Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur, silikat,
alumunium, besi, kalsium, magnesium, natrium, kalium, titanium, mangan,
fosfor dan air. Prosentasi kandungan unsur-unsur tersebut sangat berbeda di
beberapa tempat. Sebagai contoh, dalam Tabel 1.4 diperlihatkan komposisi
kimia yang terdapat di Desa Kalirejo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Andesit berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan warna dalam keadaan
lapuk berwarna abu-abu kecoklatan. Berbutir halus sampai kasar, andesit
mempunyai kuat tekan berkisar antara 600 – 2400 kg/cm2 dan berat jenis
antara 2,3 – 2,7, bertekstur porfiritik, keras dan kompak.
Tabel 1.4 Komposisi Kimia Andesit
1.5 Klasifikasi Thorpe and Brown (1985)
Tabel 1.5 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Thorpe and Brown (1985)
1.6 Eksplorasi, Pengeboran, Penambangan, dan Peremukan
1.6.1 Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi andesit dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
Penelitian Geologi
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas
penyebaran secara lateral, termasuk mengumpulkan segala
Senyawa Komposisi (%)SiO2 47,55Al2O3 18,37Fe2O3 8,19CaO 7,11MgO 2,25Na2O 1,70K2O 2,16TiO2 0,59MnO 0,22P2O5 0,30H2O 0,52
informasi geologi dan pemetaan topografi. Peta topografi pada
tahap ini berskala 1 : 500.
Penelitian Geofisika
Penelitian yang umum dilakukan berupa pendugaan geolistrik,
yaitu penelitian berdasarkan sifat tahanan jenis batuan. Kegiatan
ini diselaraskan dengan data geologi permukaan ataupun bawah
permukaan. Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk
penampang geologi yang didasarkan kepada hasil pengolahan
data pengukuran geolistrik dengan menghubungkan setiap titik
duga satu dengan yang lainya. Keadaan geologi ini akan
memperlihatkan penyebaran, baik secara vertikal maupun lateral
pada suatu penampang. Pendugaan geolistrik secara umum akan
menyajikan data lapisan tanah pucuk dan lapisan andesit.
1.6.2 Pengeboran
Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan
bagi keperluan perhitungan cadangan:
Pengambilan contoh
Kegiatan ini dimaksudkan untuk keperluan analisis laboratorium
dan mekanika batuan.
Perhitungan cadangan
Perhitungan cadangan yang terdapat di daerah penyelidikan
dilakukan dengan cara metoda penampang (cross section
method) yang sangat cocok untuk batuan yang penyebarannya
homogen serta ketebalannya relatif merata. Volume cadangan
dihitung per luas penampang yang dimensinya adalah di antara
dua luas daerah penampang dan ketebalan pada titik-titik
eksplorasi di sekelilingnya. Dengan menjumlahkan volume
seluruh penampang yang ada di daerah penyelidikan tersebut,
maka jumlah cadangan dapat diketahui.
1.6.3 Penambangan
Metode penambangan yang biasa diterapkan terhadap andesit
adalah tambang terbuka (quarry). Bentuk topografi bahan galian
umumnya berbentuk bukit, dan penambangan dimulai dari puncak bukit
(top hill type) ke arah bawah (top down) secara bertahap membentuk
jenjang (bench). Secara garis besar tahapan kegiatan penambangan
dapat diuaraikan sebagai berikut :
Persiapan (development)
Meliputi pembangunan sarana dan prasarana tambang antara
lain jalan, perkantoran, tempat penumpukan (stockpile), mobil-
isasi peralatan, sarana air, work-shop, listrik (genset), serta
poliklinik.
Pembersihan permukaan (land clearing)
Perbersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan
semak belukar dengan alat konvensional atau buldoser.
Pengupasan lapisan penutup (stripping overburden)
Mengupas tanah penutup dilakukan dengan buldoser atau back
hoe. Tanah penutup didorong dan dibuang ke arah lembah
(disposal area) yang terdekat, namun bila tumpukan hasil
pengupasan ini jauh dari disposal area pembuangan-nya dapat
dibantu dengan dump truck.
Pembongkaran (lossening).
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari
batuan induknya sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini
dilakukan dengan cara pemboran dan peledakan. Dalam
kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang tembak
yang meliputi berden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan
spasi. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pemboran
adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor.
Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak
ANFO/ damotin. Dalam kegiatan peledakan ini, untuk
mendapatkan ukuran produk yang diinginkan ditentukan melalui
perubahan spasi lubang ledak, makin rapat ukuran semakin kecil
ukuran produknya.
Pemuatan (loading)
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat
mekanis untuk memuat hasil kegiatan pembongkaran ke dalam
alat angkut yaitu truk.
Pengangkutan (transporting)
Bongkahan andesit diangkut ke lokasi unit peremukan
menggunakan dump truck.
1.6.4 Peremukan
Pengolahan andesit adalah mereduksi ukuran yang sesuai dengan
berbagai kebutuhan. Untuk kegiatan ini dilaksanakan melalui unit
peremukan (crushing plant). Tahapan pengolahan meliputi :
1. Peremukan dengan primary crusher seperti jaw crusher, cone
crusher atau gyratory crusher yang dilanjutkan dengan
Secondary crusher.
2. Pengangkutan menggunakan ban berjalan.
3. Pemisahan menggunakan pengayak (screen).
4. Penghalus ukuran dengan rotopactor.
Dari proses peremukan akan menghasilkan beberapa macam ukuran
antara lain :
jenis sirtu
ukuran – 50 + 30 mm
ukuran – 30 + 20 mm
ukuran – 20 + 10 mm
ukuran – 10 + 4 mm
ukuran – 4 m (abu-abu).
Jenis peralatan pada unit peremukan terdiri dari :
Pengumpan grizzly getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur
banyaknya umpan masuk ke dalam peremuk berahang (jaw crusher)
dan ayakan pemisah dengan sirtu.
Pengumpan getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur
banyaknya umpan masuk ke dalam peremuk rahang II (secondary
crusher).
Peremuk, digunakan untuk memperkecil ukuran yang sesuai dengan
permintaan. Alat yang digunakan adalah :
Peremuk tingkat 1, yaitu peremuk berahang (jaw crusher) jenis
single toggle.
Peremuk tingkat II yaitu peremuk berahang II, memakai tipe 80
dan 71, dengan ukuran masing-masing 36 x 10 dan 36 x 4.
Bagan alir proses peremukan terlihat pada Gambar 3. Untuk
kepentingan lain seperti pembuatan hias, lantai, nisan dan peralatan
rumah tangga, perlu dilakukan tahap pengolahan, pemahat-an,
penghalusan, dan pemolesan.
1.7 Potensi Andesit di Indonesia dan Kegunaannya
Krisis ekonomi Indonesia sejak Juli 1997 menyebabkan lumpuhnya dunia
usaha di dalam negeri termasuk pula pembangunan infrastruktur seperti jalan
raya, jembatan, irigasi, dan pengembang sektor perumahan/real estate, sebagai
pemakai utama andesit. Dengan membaiknya kurs rupiah terhadap dolar
diharapkan akan membawa ke arah pemulihan perekonomian Indonesia
sehingga dunia usaha akan bergairah kembali.
Cadangan andesit di Indonesia berjumlah milyaran ton, tersebar merata di
seluruh daerah Indonesia. Dari kenyataan itu, untuk masa mendatang
diperkirakan pengusahaan andesit di Indonesia akan mengalami peningkatan
sejalan dengan kembali dimulainya pembangunan perumahan baik RSS, RS
maupun real estat, juga pembangunan sektor konstruksi lainnya seperti jalan,
jembatan dsb. Identifikasi faktor yang mempengaruhi pasar, baik itu sektor
pendukung maupun penghambat pengembangan usaha pertambangan andesit
adalah :
cadangan; potensi andesit di Indonesia jelas memungkinkan dengan
jumlah cadangan yang besar dan lokasinya tersebar hampir di seluruh
wilayah Indonesia;
tenaga kerja; cukup melimpah, biaya operasi tenaga kerja murah
adalah faktor yang menguntungkan baik bagi perusahaan maupun
pemerintah;
konsumen; perkembangan sektor kontruksi (jalan dan perumahan) dan
sektor industri yang mulai membaik merupakan indikator akan
meningkatnya tingkat kebutuhan andesit di sektor ini. Oleh karena itu
pengembangan pertambangan andesit dengan berorientasi kepada
pemenuhan kebutuhan sektor ini cukup memberikan harapan.
Perkembangan konsumsi andesit di sektor industri dalam kurun waktu
1987 -1997 menunjukkan kecenderungan yang meningkat dengan laju
perubahan tahunan sebesar 0,44%. Jenis industri barang-barang dari semen,
genteng, dan barang bukan logam lainnya merupakan pemakai utama
komoditas ini.
Andesit banyak digunakan untuk sektor konstruksi, terutama infrastruktur
seperti sarana jalan raya, jembatan, gedung-gedung, irigasi, bendungan dan
perumahan, landasan terbang, pelabuhan dan lain-lain. Untuk menguji kualitas
batuan dapat dilakukan dengan uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, densitas,
berat jenis dan lain-lain. Hasil dari uji itu akan diperoleh sifat-sifat elastisitas
dari batuan. Sifat ini berperan penting sehubungan dengan pemanfaatan
batuan itu sendiri. Uji kuat tarik pada prinsipnya adalah dengan memberi
beban atau gaya pada sisi contoh andesit yang berbentuk silinder (penekanan
diametral) sampai contoh batuan tersebut pecah.
Andesit banyak digunakan di sektor kontruksi. Pemanfaatan yang lain
adalah untuk bahan baku pembuatan dimension stone, patung seni dan
sebagainya.
Kontruksi/bangunan
Dalam bentuk agregat, andesit banyak digunakan untuk pembangunan
jembatan, pembuatan galangan kapal untuk dermaga, pondasi jalan
kereta api, bendungan/dam dan sebagainya. Persyaratan yang harus
dipenuhi untuk kebutuhan konstruksi dan bangunan menurut SII. 0378-
80 (Tabel 4).
Dimension stone
Pada pembuatan dimension stone andesit dipotong berdasarkan ukuran
tertentu, dipahat, diampelas/diasah, kemudian dipoles agar dapat
dimanfaatkan untuk keperluan : batu hias, tegel, dan peralatan rumah
tangga.
Di sektor konstruksi, konsumsi andesit sebagai indikatornya adalah pemakaian
di sub sektor perumahan. Pembangunan perumahan di Indonesia dilakukan
melalui dua cara yaitu dibangun oleh perorangan dan melalui pihak
lain/investor seperti Perumnas, KPR-BTN, dan Real Estate Indonesia (REI).
Pembangunan perumahan di Indonesia dilakukan melalui dua cara yaitu
dibangun oleh perorangan dan investor seperti Perumnas, KPR-BTN, dan Real
Estate Indonesia (REI).
Menurut data dari BPS, dalam kurun waktu tahun 1987 – 1996 melalui
Perumnas telah dibangun sebanyak 328.425 unit yang terdiri dari 127.023 unit
Perumahan Sederhana, 190.442 unit Perumahan Inti, dan 10.960 unit Rumah
Susun (Rusun). Dalam kurun waktu yang sama telah dibangun sebanyak
163.247 unit melalui KPR-BTN yang terdiri dari 143.940 unit melalui
developer swasta dan 19.307 unit melalui developer Perumnas. Adapun
melalui REI dalam kurun waktu tersebut jumlah terbesar yang dicapai adalah
sebanyak 268.432 unit. Khusus untuk KPR-BTN, Rumah Sederhana (RS) dan
Rumah Sangat Sederhana (RSS), pada 2000 BTN mentargetkan sekitar
100.000 unit rumah. Hal ini diperkuat pula oleh perkiraan pemerintah bahwa
pada tahun 2000 menyediakan dana sebesar Rp. 1,2 triliun untuk program
pembangunan perumahan bagi masyarakat golongan penghasilan rendah.
Perekonomian Indonesia yang cenderung membaik diperkirakan
kebutuhan akan perumahan terutama tipe yang dibangun melalui KPR-BTN
akan semakin meningkat di masa mendatang, dan ini berarti kebutuhan akan
andesit juga akan meningkat. Demikian juga halnya dalam pembangun
gedung-gedung pusat pertokoan, pusat perkantoran swasta ataupun
pemerintahan, pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan serta sarana
irigasi yang setiap tahun diperkirakan akan terus meningkat merupakan
peluang bagi pertambangan andesit.
Dari sisi teknologi, secara umum penambangan andesit dapat dilakukan
secara sederhana atau mekanis/ peledakan. Jumlah investasi yang dibutuhkan
relatif kecil sehingga turut mendorong pengembangan usaha pertambangan
andesit.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan pertambangan
andesit adalah jumlah pengusahaan andesit non-formal. Selain itu, adanya
beberapa kontraktor konstruksi yang juga merupakan pemasok andesit yang
keberadaannya tersamar dan sulit diketahui, akan menutup peluang pihak lain
yang akan berusaha menjadi pemasok andesit.
Masalah lingkungan dan tata guna lahan juga merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan. Perusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan
penambangan akan terjadi. Penggunaan lahan berpotensi andesit untuk
kegiatan sektor lain akan berakibat areal yang boleh ditambang menjadi
terbatas. Pesatnya kegiatan pembangunan menyebabkan peningkatan
pendayagu-naan sumber daya alam termasuk andesit. Kebutuhan bahan galian
tersebut bagi pembangunan menjadi sangat besar, di sektor konstruksi maupun
di sektor industri.
Potensi andesit yang demikian besar patut disyukuri dengan mulai
membaiknya perekonomian di dalam negeri dan diharapkan di waktu
mendatang dapat menarik minat para pengusaha tambang untuk
mengembangkan usaha andesit, yang berarti pula memperluas lapangan kerja
dalam rangka pemberdayaan perekonomian masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://achmadinblog.wordpress.com/2010/11/30/andesit/ (Diakses pada 10
November 2012 pukul 11.25)
http://www.batualam123.com/batu-andesit/ (Diakses pada 10 November 2012
pukul 11.30)
http://id.wikipedia.org/wiki/Andesit (Diakses pada 10 November 2012 pukul
11.00)