andi fildzah, pentingnya penggunaan methode net work planning untuk perencanaan dan pengawasan...

73
TUGAS INDIVIDU Dosen : METODOLOGI PENELITIAN SKRIPSI Disusun Oleh : Andi Fildzah (10179389) 7D STIM NITRO MAKASSAR 2013

Upload: andi-fildzah

Post on 23-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

TUGAS INDIVIDUDosen :

METODOLOGI PENELITIANSKRIPSI

Disusun Oleh :

Andi Fildzah

(10179389)

7D

STIM NITRO MAKASSAR

2013

PENTINGNYA PENGGUNAAN METHODE

NETWORK PLANNING UNTUK PERENCANAAN

DAN PENGAWASAN PRODUKSI PADA CV. MAHADANA MADIUN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi

pada jenjang Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen pada

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Nitro Makassar

Oleh:

AGUSTINA MUSTIKA SURYA DEWI

0317922 / 9033810410237

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN NITRO

MAKASSAR 2007

ABSTRAK

Agustina Mustika Surya Dewi : 2007. Pentingnya Penggunaan Methode

Network Planning Untuk Perencanaan Dan Pengawasan Produksi Pada CV.

Mahadana Madiun, (Pembimbing : Abd. Halik).

Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan aplikasi analisis jaringan kerja

(network) pada salah satu proyek CV. Mahadana Madiun.

Metode yang digunakan adalah metode jalur kritis / CPM, dimana CPM dapat

mengoptimalkan mutu, biaya, dan jangka waktu penyelesaian proyek yang bisa

dicapai.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan penerapan untuk metode jalur kritis /

CPM sebagai alat perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan produksi pada CV.

Mahadana Madiun telah memperoleh hasil yang optimal dari segi mutu, biaya dan

waktu.

Kata kunci: Critical Part Method

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan kesempatan, kekuatan, rahmat, hidayah dan karunia. Yang

membuat semua hal menjadi mungkin, membuat semua yang sulit menjadi mudah,

dan membuat yang perih menjadi terasa nikmat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program

studi Strata Satu (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Nitro Makassar.

Diawali dengan doa dan sebentuk perjuangan memulai studi hingga

penyusunan skripsi dengan melewati berbagai kendala, semuanay memberikan

pengalaman yang menjadi motivasi bagi penulis untuk meraih cita-cita.

Ruang dan waktu tidak pernah cukup untuk mengekspresikan perasaan

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. berbagai hal yang dialami menjadi

demikian berarti, sindiran, pujian, rasa senang, dan kecewa yang dialami menjadi

sesuatu hal yang istimewa karena merupakan manifestasi cinta dari keluarga besar,

sahabat sejati, dan orang-orang terkasih.

Renungan batin ini hakekat kebahagiaan semata-mata wujud terimakasih

atas restu-Nya, penulis persembahkan skripsi ini untuk semua yang telah menemani

penulis sekian lama dengan kejutan-kejutan yang tidak terduga dalam kehidupan

yang begitu sederhana yang ternyata mempunyai kekuatan besar.

Sujud syukur atas rahmat dan rizki-Nya, penulis diberikan keluarga yang

sempurna papa dan mama, saudara, dan sahabat yang memberikan banyak cinta,

semangat, kepercayaan, kesabaran, dan dukungan yang selalu mengiringi setiap

langkah kehidupan.

Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih serta

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang turut membantu

dalam penyusunan skripsi ini. Penulis merasakan betapa uluran tangan Allah SWT

begitu besar, melalui orang-orang disekeliling penulis yang penuh cinta kasih dan

hati yang tulus bersedia membantu dalam melewati proses ini yang tidak akan

pernah dilupakan sepanjang hidup penulis, sebagai bagian dari proses

pendewasaan diri dalam menghadapi hidup, khususnya kepada:

1. Bapak Suharwan, SE, SU., selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Nitro

Makassar.

2. Bapak Drs. Abdul Halik, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya dan masukan-masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Zakaria, SE, M.Si, atas bantuan dan masukan-masukannya.

4. Segenap dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama

mengikuti perkuliahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Nitro Makassar.

5. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pimpinan CV. Mahadana Madiun

beserta seluruh karyawan dan staf yang telah memberi kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian dalam usaha pengumpulan data guna

penyelesaian skripsi ini.

6. Papa dan mama tersyang serta adik-adikku atas kepercayaan, dukungan,

kesabaran, kasih sayang, suport dan doanya.

7. Orang asing yang kini jadi sahabat dan keluarga baruku kemarin, hari ini dan

sampai nanti: Wulan, Diana, Yura, Awie, Arwan,Rahmat, Mawan dan Eky.

8. Specially for my the best friend: Surdi... thanks for your support, attention and

always be there for me. (yang baik banyak man, tapi yang asik hanya kamu ...)

9. Kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan ‘03 yang telah

sama-sama berjuang dibangku kuliah.

Setulus hati menggenggam cinta, dulu, sekarang, nanti dan selamanya ketika

sebuah karya dilahirkan hanya satu niat penulis, semoga skripsi ini sampai dihati

dan pikiran pembaca dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini penuh

dengan kekurangan akan tetapi hal tersebut menjadi sumber belajar bagi penulis

untuk memahami sebuah realitas yang jauh berbeda dengan harapan yang

diinginkan. Kekuatan bahasa dan kata yang diinterpretasikan membuat penulis

kehilangan ruang sosial untuk berdamai dengan kesejatian. Oleh karena itu, penulis

berharap kiranya keterbatasan dan kekurangan yang ada dapat dimaknai secara

simbolik sebagai sebuah karya yang berarti.

Ucapan terima kasih tampak terlalu sederhana, hanya Allah SWT yang dapat

memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua yang telah memberikana

bantuan pada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan studi dan skripsi ini.

Amin Ya Rabbal Allamin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, Maret 2007

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PENGESAHAN PENANGGUNG JAWAB iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iv

MOTTO v

ABSTRAK vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 5

A. Tinjauan Pustaka 5

B. Kerangka Pemikiran 23

C. Hipotesis 24

BAB III : METODE PENELITIAN 25

A. Tempat dan Lokasi Penelitian 25

B. Metode Pengumpulan Data 25

C. Jenis dan Sumber Data 26

D. Metode Analisis 26

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 28

A. Sejarah Perkembangan CV. Mahadana Madiun 28

B. Struktur Organisasi 31

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36

A. Analisis Penerapan Metode Network Planning 36

B. Analisis Jaringan Kinerja 37

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN 46

A. Kesimpulan 46

B. Saran 47

DAFTAR PUSTAKA 48

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kode Aktivitas Pekerjaan Jalan Inspeksi di Ponorogo 36

Tabel 2 : Logoka Ketergantungan 37

Tabel 3 : Perhitungan ES, EF, LS, LF dan S 41

Tabel 4 : Daftar Harga Satuan Upah – Kerja 43

Tabel 5 : Target dan Realisasi Produksi / penjualan CV. Mahadana Madiun 45

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Gambar Struktur Organisasi 35

Gambar 2 : Jalan Inspeksi 39

Gambar 3 : Jalur Kritis jalan Inspeksi 40

Gambar 4 : Hasil Jalur Kritis Jalan Inspeksi 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Methode Net Work Planning sangat berkaitan dengan perencanaan dan

pengawasan produksi. Yang pada pelaksanaan proses produksi dibidang jasa

konstruksi antara lain sangat berguna dalam memanfaatkan waktu pengerjaan

secara efektif dan efisien.

Dengan uraian tersebut, penulis ingin mencoba mengamati peranan Net

Work Planning dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengawasan proses

produksi jasa konstruksi pada suatu perusahaan, dalam hal ini CV. Mahadana.

Dengan Net Work Planning ini dapat digunakan untuk mempercepat suatu

proses kegiatan produksi, dengan syarat agar pemilihan urutan-urutan logika

ketergantungan adalah sudah tepat dan benar. Dari diagram Net Work akan

memudahkan dalam pengawasan produksinya, dan untuk perencanaan yang

akan datang.

Pada perusahaan CV.Mahadana masih belum memanfaatkan Methode Net

Work ini untuk perencanaan dan pengawasan proses produksinya dibidang jasa

konstruksi. Tujuan yang akan dicapai oleh CV.Mahadana meliputi :

1. Tujuan jangka pendek, yaitu :

a) Mencapai target produksi sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang

diharapkan secara efektif dan efisien.

b) Mempertahankan kestabilan jalannya proses produksi.

2. Tujuan jangka panjang, yaitu :

a) Mengembangkan perusahaan dengan memodernisasikan peralatan dan

mesin serta memaksimalkan laba.

b) Mempertahankan reputasi perusahaan.

c) Membantu pemerintah dalam penyerapan tenaga kerja

Masalah yang dihadapi oleh perusahaan yaitu dalam merealisasikan tujuan

jangka pendek, perusahaan menghadapi hambatan. Hambatan mana yang akan

berkembang menjadi persoalan yang mana harus dipecahkan. Apabila tidak

dipecahkan akan mempengaruhi tercapainya tujuan perusahaan. Masalah yang

dihadapi CV.Mahadana adalah belum tercapainya waktu pengerjaan secara

efektif dan efisien.

Penyebab masalah dari CV. Mahadana yaitu routing dan schedulling yang

kurang sempurna penyusunannya. Hal ini disebabkan proses pelaksanaan

urutan pekerjaan dari aktivitas kegiatan yang kurang tepat untuk menunjang

tercapainya waktu penyelesaian yang diharapkan. Sebagai contoh, untuk

pekerjaan jaringan tersier yang benar adalah : setelah pekerjaan persiapan,

pekerjaan berikut secara bersamaan adalah saluran tersier, box tersier, dan

saluran kwarter. Hal ini akan sangat berpengaruh cukup besar pada akhir dari

pada pengerjaan proyek tersebut. Schedulling yang kurang tepat dalam

penyusunan program kerjanya, yang dimaksud adalah waktu mulainya suatu

aktivitas kegiatan kurang tepat dikarenakan routing yang kurang sempurna

penyusunannya.

Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka akan menyebabkan

timbulnya permasalahan yang lain seperti :

1. Terdapatnya pemborosan waktu pengerjaan di lapangan

2. Target produksi tidak dapat dicapai dengan biaya yang paling ekonomis.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

akan disajikan rumusan masalah yaitu : “Bagaimana cara menentukan waktu

penyelesaian yang tepat untuk pekerjaan jasa konstruksi, agar dapat

diperoleh waktu penyelesaian yang paling efektif dan efisien ?”

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menyajikan Methode Net Work Planning pada jasa

konstruksi, agar dapat diperoleh waktu penyelesaian yang paling efektif dan

efisien.

2. Kegunaan Penelitian

a) Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan

pengendalian dan menemukan perencanaan yang tepat sehingga

keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat.

b) Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengindentifikasi

masalah yang berhubungan dengan efisiensi biaya-biaya dan

penggunaan waktu yang dikeluarkan dalam produksi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Methode Network Planning

Banyak perusahaan telah menggunakan Methode Network Planning

dalam perencanaan, schedulling dan pengawasan untuk berbagai macam

proyek seperti misalnya konstruksi bangunan, jembatan, dan irigasi serta

proyek riset dan pengembangan lainnya.

Menurut pendapat Eddy Herjanto dalam bukunya Manajemen Produksi

& Operasi edisi kedua (1999:338) “Network Planning (perencanaan jaringan

kerja) adalah salah satu model yang banyak digunakan dalam

penyelenggaraan proyek, yang produksinya berupa informasi mengenai

kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram jaringan kerja yang

bersangkutan. Dengan perencanaan jaringan kerja dapat dilakukan analisis

terhadap jadwal waktu penyelesaian proyek, masalah yang mungkin timbul

jika terjadi keterlambatan, probabilitas selesainya proyek, biaya yang

diperlukan dalam rangka mempercepat penyelesaian proyek, dan

sebagainya.

Selanjutnya dijelaskan bahwa kegunaan dari Network Planning yaitu

dapat membantu manajemen dengan baik dalam bidang-bidang :

a. Pembangunan rumah, jembatan dan bangunan yang lain.

b. Penelitian dan pemprosesan pada produk-produk baru.

c. Pembangunan proyek-proyek besar seperti pembangkit tenaga listrik.

d. Pemasangan jaringan komputer (internet).

e. Dan bidang lainnya yang memerlukan perncanaan dan pengawasan yang

cukup, serta waktu penyelesaian yang efisien.

Dari kegunaan Network Planning tersebut, dapat ditarik kesimpulan

bahwa Network Planning sangat berguna untuk pekerjaan-pekerjaan sedang

maupun besar dimana memerlukan perencanaan dan pengawasan yang

cukup.

Sedangkan manfaat dari Network Planning menurut Eddy Herjanto

dalam bukunya Manajemen Produksi & Operasi edisi kedua (1999:340)

adalah sebagai berikut :

a. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis.

b. Penentuan prioritas/urutan pekerjaan.

c. Dapat menemukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda tanpa

meyebabkan terlambatnya penyesaian proyek/pekerjaan secara

keseluruhan, sehingga dapat menghemat tenaga, waktu dan biaya.

d. Dapat menentukan pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat pada

waktunya, karena penundaan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan

tertundanya penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan.

e. Dapat mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak (jangka waktu

penyelesaian proyek yang diminta oleh konsumen) tidak sama dengan

jangka waktu penyelesaian proyek secara normal.

f. Dapat segera menentukan pekerjaan mana yang harus disubkontrakkan,

agar penyelesaian proyek/pekerjaan secara keseluruhan dapat sesuai

dengan permintaan konsumen.

Dari manfaat penggunaan Network Planning tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa Network Planning sangat membantu manajemen dalam

penyusunan suatu perencanaan dan pengawasan produksi agar

menghasilkan waktu penyelesaian yang paing efisien.

2. Metode Jalur Kritis Sebagai Alat Manajemen

Pada umumnya tehnik yang digunakan dalam analisis jaringan kerja ini

adalah PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan Metode

Jalur Kritis/CPM (Critical Path Method).

Metode jaringan kerja PERT mula digunakan dari kalangan milter

dimana sistem ini diperkenalkan dalam program Polaris Angkatan Laut

Amerika Serikat yang dikembangkan oleh US Navy bekerja sama dengan

Booz, Allen dan Hamilton pada tahun 1958. Sedangkan CPM sendiri

digunakan pertama kali dari kalangan industri yaitu perusahaan bahan kimia

Dupont Company yang diperkenalkan oleh MR Walker dan JE Kelly dari

Remington Rand pada tahun 1957.

Pada dasarnya PERT dan CPM dapat digunakan secara bersama-

sama karena letak persamaannya yaitu terletak pada visualisasi proyek,

dimana menurut PERT dan CPM berbentuk diagram yang mempunyai

bentuk dan disusun berdasarkan prinsip yang sama. Persamaan lainnya

yaitu pada PERT dan CPM harus mencari dan menemukan sejumlah waktu

sebagai suatu dasar perencanaan dan pengendalian proyek.

Perbedaan PERT dan CPM terletak pada anggaran terhadap proyek.

PERT menganggap bahwa proyek terdiri dari peristiwa yang saling susul

menyusul sedangkan CPM menganggap bahwa proyek itu terdiri dari

kejadian-kejadian yang membentuk lintasan atau beberapa lintasan.

Perbedaan kedua yaitu bahwa PERT didasarkan atas perkiraan jangka

waktu penyusunan proyek, sehingga secara keseluruhan masih

mengandung unsur kemungkinan ketidakpastian dalam penyelesaiannya.

Sedangkan CPM telah menetapkan jangka waktu penyusunan suatu suatu

kejadian yang telah ditentukan. Perbedaan yang lain adalah menyangkut

penyajian diagram anak panah, dimana PERT melambangkan kejadian

dengan anak panah, kegiatan dilambangkan dengan suatu lingkaran kecil.

Sedangkan CPM melambangkan kejadian dengan lingkaran kecil dan

kegiatan dihubungkan dengan anak panah.

Simbol yang umum dipakai dalam Network Planning adalah sebagai

berikut :

a.

b.

c.

d.

Node / event bentuk lingkaran kecil yang artinya saat

peristiwa atau kejadian adalah permulaan atau akhir

dari satu atau lebih kegiatan.

Activity adalah pekerjaan yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu kejadian tertentu, dalam

diagram digambarkan sebagai anak panah yang

menghubungkan antara dua event dan dinyatakan

dalam suatu waktu yang diperlukan untuk

penyelesaian pekerjaan tersebut (jam, hari, minggu,

dan lain-lain)

Double Arrow / anak panah sejajar merupakan

kegiatan lintasan kritis (critical part)

Dummy activity (kegiatan semu) adalah suatu

kegiatan yang memerlukan waktu relatif sangat

pendek, yang sangat menentukan atas dapat tidaknya

kegiatan berikutnya dilaksanakan.

Ciri-ciri dari kegiatan semu adalah :

a. Waktu yang dipergunakan dalam kegiatan semu relatif singkat, sehingga

waktu yang diperlukan dianggap nol (tidak ada).

b. Kegiatan yang menentukan boleh tidaknya kegiatan selanjutnya

dilakukan (atau merupakan kegiatan kunci).

c. Dapat merubah lintasan/jalur kritis dan waktu kritis.

Walaupun PERT dan CPM berbeda dalam pengembangan terminologi

dan di dalam konstruksi jaringannya, sasarannya ternyata sama. Dengan

demikian, analisis yang digunakan dikedua teknik itu adalah sangat mirip.

Perbedaan utama adalah bahwa PERT menggunakan tiga perkiraan untuk

masing-masing aktivitas. Masing-masing estimasi memiliki probabilitas

kejadian yang terkait, yang mana sebaiknya digunakan dalam menghitung

nilai yang diharapkan dan deviasi/penyimpangan standar untuk waktu

aktivitas. CPM membuat asumsi bahwa waktu aktivitas diketahui dengan

kepastian dan oleh sebab itu hanya satu faktor waktu diberikan oleh masing-

masing aktivitas.

3. Prosedur Network Planning

Prosedur yang ditempuh dalam menyusun Diagram Network Planning

adalah sebagai berikut :

a) Harus diketahui jalannya kegiatan proses produksi. Kegiatan itu

kemudian diberi simbol dengan nomor-nomor.

b) Memeriksa apakah logika ketergantungan dari rangkaian urutan

kegiatan proses produksi sudah benar aatau belum. Stelah benar

kemudian digambarkan dalam bentuk diagram Network.

c) Mencari ada tidaknya kegiatan semu.

d) Menghitung waktu yang diperlukan oleh masing-masing kegiatan dalam

proses produksi. Dalam menghitung waktu ini, dapat dicari dengan cara

perkiraan yang berdasarkan pengalaman tahun lau atau menggunakan

teori yang ada. Perhitungan waktu ini akan sangat baik apabila

digunakan analisa waktu standar time and motion study.

e) Langkah terakhir dalam penyusunan Diagram Net Work adalah

menentukan lintasan/jalur kritis yaitu mencari dan menghitung waktu

kritisnya. Lintasan kritis adalah lintasan yang memakan waktu

terpanjang dalam proses produksi.

4. Konsep Waktu Dalam Net Work Planning

Setelah Network diagram untuk suatu proyek digambarkan, maka

tahap selanjutnya adalah peninjauan unsur waktu dengan membuat suatu

perkiraan berdasarkan pengalaman, teori, dan perhitungan nengenai jangka

waktu penyelesaian tiap-tiap kejadian event dari permulaan sampai

berakhirnya proyek.

Dengan menganalisa unsur waktu diharapkan dapat ditetapkan skala

prioritas pada tiap tahap kegiatan kritis dan bila terjadi perubahan waktu

pelaksanaan kegiatan, segera dapat diperkirakan akibatnya sehingga

keputusan yang diperlukan dapat segera diambil.

Dengan menentukan waktu yang tepat, maka analisa sumber daya

(biaya) segera dapat dilakukan dan manfaat lainnya adalah pelaksanaan

cara kerja yang efisien dapat tercapai.

5. Waktu Kegiatan (Event Time)

21 3

Dalam suatu jaringan kerja biasanya perencanaan tidak dapat secara

tepat diketahui kapan suatu event akan terjadi, tetapi yang dapat dinyatakan

hanya event time itu paling tepat harus terjadi (Earliest Event Time) serta

menyatakan kapan event time itu paling lambat harus terjadi (Latest Event

Time).

Menurut Badri (1997:25) Node pada suatu event dibagi menjadi tiga

ruang, sehingga informasi yang diperlukan dapat dimasukkan keruang

tersebut, seperti gambar dibawah ini :

Event time

Node reference Earliest Event Time

Number

Latest Event Time

Keterangan :

a) Ruang pertama yang terletak pada bagian kiri disediakan untuk nomor

petunjuk lingkaran atau nomor lingkaran.

b) Ruang kedua pada bagian kanan atas disediakan untuk menunjukkan

saat paling awal / Earliest Event Time (EET).

c) Ruang ketiga pada bagian kanan bawah disediakan untuk menunjukkan

saat kejadian paling lambat / Latest Event Time (LET)

6. Tenggang Waktu (Float Time)

Tenggang waktu kegiatan (Activity Float) adalah jangka waktu yang

merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan.

Dengan mengetahui tenggang waktu bagi kegiatan yang tidak kritis,

maka penjadwalan mendapatkan peluang untuk menentukan waktu mulai

yang paling baik bagi kegiatan tersebut sesuai dengan sumber daya yang

tersedia.

Haedar (1996:26) mengungkapkan Jalur Kritis memiliki kegunaan

untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas

keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau sering disebut sebagai kegiatan

kritis. Apabila kegiatan kritis mengalami keterlambatan penyelesaian, maka

akan memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan, meskipun

kegiatan lain tidak mengalami keterlambatan. Demikian pula halnya apabila

diinginkan percepatan penyelesaian kegiatan kritis. Oleh karena itu selama

jangka waktu penyelesaian proyek, jalur kritis dapat berubah sebagai akibat

dari keterlambatan atau percepatan penyelesaian kegiatan.

Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan suatu

proyek, yaitu sebagai berikut :

a) Waktu

CPM diarahkan untuk mendapatkan jalur yang memerlukan waktu yang

paling lama melalui kegiatan-kegiatan yang tersusun dalam suatu

kerangka pekerjaan. Waktu inilah yang digunakan sebagai dasar untuk

perencanaan dan pengawasan suatu proyek.

b) Biaya

CPM digunakan untuk mengembangkan suatu penjadwalan yang

menghasilkan biaya minimal untuk proyek secara keseluruhan. Jadi

yang diketahui dengan jelas bahwa CPM mempunyai hubungan antara

biaya dan jangka waktu penyelesaian proyek.

c) Sumber Daya yang tersedia

Dalam pelaksanaan suatu proyek, maka sumber daya yang tersedia

merupakan suatu faktor yang tidak kalah pentingnya sebab biaya dan

waktu sangat tergantung kepada sumber daya seperti peralatan dang

tenaga kerja.

Keuntungan yang diperoleh dari penerapan metode Jalur Kritis antara

lain sebagai berikut :

a) Dengan logika saling ketergantungan dari tiap kegiatan (activity) dalam

sebuah jaringan kerja akan membuat kita merencanakan suatu proyek

sampai mendetail.

b) Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu dari setiap kejadian

(event) yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan maka dapat

diketahui dengan pasti kendala dan hambatan yang mungkin terjadi,

sehingga dengan cepat dapat diadakan tindakan pencegahan yang

diperlukan.

c) Dalam metode ini ditunjukkan dengan jelas, dimana kegiatan yang

waktu penyelesaiannya kritis atau non kritis, sehingga memungkinkan

untuk mengatur pembagian kerja dan perhatian terhadap kegiatan

tersebut

d) Memungkinkan dapat dicapainya pelaksanaan proyek yang lebih

ekonomis dipandang dari sudut biaya langsung (direct cost) serta

kepastian dalam penggunaan sumber daya, biaya, waktu dan lain-lain.

Dengan menggunakan CPM maka para perencana dan manajer ini

berkemampuan untuk mengadakan analisis dengan teliti mengenai

peraturan waktu serta urutan dan logika dari semua operasi yang diperlukan

untuk menyelesaikan suatu proyek, jauh sebelum mengikat dari janji

mengenai waktu, dana, peralatan, tenaga kerja, serta material untuk

rekayasa dan konstruksi.

Pengendalian dengan menggunakan CPM dapat memusatkan

perhatian para ahli mengenai bidang permasalahan yang kritis dan dapat

menunjukkan dimana tepat melakukan upaya tertentu yang paling baik untuk

mengurangi biaya serta penangguhan waktu tanpa membuat sumber daya.

Di samping itu, CPM merupakan suatu metode pengendalian yang

memungkinkan dilakukannya suatu revisi yang relatif mudah terhadap

simulasi serta evaluasi dari dampak mengenai suatu perubahan. Oleh

karena itu, CPM juga merupakan suatu alat pengendalain yang unggul untuk

diterapkan selama pelaksanaan dari proyek tersebut.

Selain kemudahan-kemudahan metode jalur kritis dalam

mendokumentasikan dan mengkomunikasikan pikiran dan asumsi terhadap

proyek yang ditangani, metode ini juga mempunyai keterbatasan umum di

temui, antara lain :

a) Dalam hal ini kemajuan proyek sulit untuk melihat secara langsung

kondisi kemajuan proyek, sehingga membutuhkan proses dalam

mengetahui kemajuan proyek terutama jika kemajuan proyek tersebut

akan ditampilkan secara grafik.

b) Pada proyek dengan karakteristik tertentu, misalnya para proyek yang

tipikal atau berulang, metode ini kurang mampu bekerja cepat dan tepat.

c) Dengan ketidakmampuannya tersebut maka implementasinya akan

terlihat pada ketidakmampuan memelihara kelancaran kerja bagi tenaga

kerja yang ada (pada proyek yang berulang/ repetitif).

Dengan segala keunggulan dan keterbatasan yang dimiliki maka

metode jalur kritis setidak-tidaknya akan terus menjadi alat pengendalian

yang mempunyai nilai yang baik dalam manajemen proyek.

Selanjutnya hal ini telah mendorong dapat diterimanya secara umum

dan penggunaan secara luas sebagai bentuk yang baik untuk komunikasi

dalam proyek, dengan disertai suatu pengertian yanhg mendasar yang

umumnya akan ditemukan dalam tahap-tahap dini yang penuh pergolakan

dan suatu proyek konstruksi dalam hal perubahan dan revisi dari aktivitas

proyek yang sering terjadi bilamana perubahan dan revisi itu merupakan

faktor dari suatu kehidupan. Satu pemahaman mengenai keterbatasannya

penting tetap diperhatikan agar dapat mencapai suatu manfaat yang efektif

dan efisien.

7. Pengertian Perencanaan dan Pengawasan

Suatu urutan umum yang dibutuhkan untuk keputusan manajemen

dalam suatu proyek adalah keputusan perencanaan. Perencanaan proyek

(project planning) meliputi penentuan terlebih dahulu seluruh unsur yang

berkaitan dengan pelaksaanan suatu proyek, yaitu apa yang harus

dihasilkan, kegiatan-kegiatan apa yang harus dilaksanakan untuk

memperoleh hasil tersebut, sumberdaya-sumberdaya apa yang harus

tersedia, dan tekhnik-tekhnik apa yang harus digunakan. Seluruh hal

tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan manfaat dan biayanya.

Penentuan sasaran akan menjadi dasar bagi perencanaan setiap proyek.

Akhirnya, termasuk didalam perencanaan proyek adalah penentuan ukuran

atau kriteria pelaksanaan yang setidak-tidaknya harus meliputi waktu dan

biaya.

Menurut Pontans M Pardede dalam bukunya manajemen operasi dan

produksi (2006:566) “pengawasan (controlling) adalah seluruh kegiatan yang

dimaksudkan untuk mengarahkan dan menjamin agar berbagai kegiatan

yang sudah dan sedang dilaksanakan sudah sesuai dengan apa yang

direncanakan”. Beberapa keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan

dengan adanya pengawasan produksi yaitu :

1. Dapat membantu tercapainya operasi produksi yang efisien dari suatu

perusahaan. Pengawasan produksi ini melengkapi atau memberikan

kepada manajemen keterangan-keterangan data yang diperlukan untuk

merencanakan pekerjaa, sehingga dapat dicatpai pengeluaran yang

minimum dan efisien, dimana pada akhirnya akan dapat dicapai

keuntungan yang lebih besar.

2. Membantu merencanakan prosedur pengerjaan yang kacau dan

sembarangan sehingga dpaat lebih sederhana. Hal ini tidak hanya

menambah efisiensi perusahaan, tetapi juga akan membuat pekerjaan

yang ada lebih mudah dikerjakan. Di samping itu umumnya para pekerja

lebih suka untuk bekerja dengan hasil yang lebih baik.

3. Menjaga supaya tersedia pekerjaan yang dibutuhkan pada titik yang

minimum, sehingga dengan demikian akan dapat dilakukan

penghematan dalam penggunaan tenaga kerja, bahan dan biaya.

Apabila suatu perusahaan tidak melaksanakan pengawasan produksi

akan mengalami :

1. Penyimpangan hasil proses produksi dari yang telah ditetapkan

2. Dalam proses produksi yang bersifat pesanan kemungkinan spesifikasi

produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan hasil yang dikehendaki oleh

konsumen.

3. Terjadinya pemborosan waktu dan biaya.

4. Produk tidak bisa diserahkan tepat pada waktunya.

8. Hubungan Net Work Planning Dengan Perencanaan dan Pengawasan

Produksi

Network planning merencanakan urutan-urutan dari logika

ketergantungan. Unsur pengawasan akan nampak pada kegiatan dari

events satu ke event berikutnya baik dalam waktu pelaksanaan maupun

pengawasan biayanya.

Adanya perencanaan dan pengawasan produksi akan menentukan

juga ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan. Hal ini tercermin juga dalam

net work planning. Jika terjadi ketidaktepatan waktu antara kegiatan satu

dengan kegiatan berikutnya, maka akan menyebabkan terjadinya

penyimpangan dalam menentukan waktu dan lintasan kritisnya.

9. Konsep Waktu Dalam Net Work Planning

Setelah net work diagram untuk suatu proyek digambarkan, maka

tahap selanjutnya adalah peninjauan unsur waktu dengan waktu suatu

perkiraan berdasarkan pengalaman, teori, dan perhitungan mengenai jangka

waktu penyelesaian tiap-tiap kejadian event dari permulaan sampai

berakhirnya proyek.

Dengan menganalisa unsur waktu diharapkan dapat diterapkan secara

prioritas pada tiap tahap kritis apabila terjadi perubahan waktu pelaksanaan

kegiatan, segera dapat diperkirakan akibatnya sehingga keputusan yang

diperlukan dapat segera diambil.

Dengan menentukan waktu yang tepat, maka analisa sumber daya

(biaya) segera dapat dilakukan dan manfaat lainnya adalah pelaksanaan

cara kerja yang efisien dapat tercapai.

10. Routing dan Schedulling

a. Routing

Routing merupakan bagian yang penting untuk pengawasan produksi

sebab routing menentukan bagaimana suatu proyek dibuat dan berapa

lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan guna

memproduksikan produk tersebut.

Disamping itu routing merupakan langkah untuk proses suatu produk

sebelum kegiatan-kegiatan lainnya seperti schedulling.

Prosedur routing :

1) Untuk proses produksi terus-menerus :

Yang terpenting adalah persiapan memulai pekerjaan penyelidikan

gerak yang menentukan kegiatan yang paling efisien, dan juga

penyelidikan waktu guna untuk menyamakan kegiatan para pekerja.

2) Untuk proses produksi terputus-putus :

Disini routing memanfaatkan fasilitas mesin yang ada secara efisien

sebab mesin-mesin layoutnya sudah tetap.

b. Schedulling (penjadwalan proyek)

Penjadwalan proyek (project planning) meliputi penentuan berbagai jenis,

urutan pelaksanaan, kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan dalam

penyelesaian suatu proyek, serta waktu dimulai dan diakhirinya setiap,

dan seluruh kegiatan. Penjadwalan proyek ini harus dilakukan dengan

mempertimbangkan tersedianya berbagai sumberdaya yang dibutuhkan

seperti manusia, bahan-bahan, dan dana. Hali lain yang juga harus

dipertimbangkan adalah penggunaan berbagai alat penjadwalan proyek

seperti jaringan proyek (project network) yaitu CPM dan PERT.

Penjadwalan proyek harus dilakukan dengan membentuk suatu jaringan

kegiatan yang menunjukkan hubungan antara, dan urutan dari, berbagai

kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan lain harus

ditujukkan dengan jelas.

11. Hubungan Routing dan Schedulling dengan Net Work Planning

Network Planning erat hubungannya dengan Routing dan Schedulling.

Penentuan urutan-urutan pekerjaan/prioritas pekerjaan merupakan alat

untuk berhasilnya dalam menyusun Network Planning.

Network Planning juga menentukan kapan suatu pekerjaan harus

dimulai dan kapan harus selesai dengan menentukan waktu

pelaksanaannya.

12. Pengertian Biaya

Istilah biaya mempunyai banyak arti atau dalam konteks akuntansi

istilah tersebut mempunyai arti khusus, dimana biaya merupakan

pengeluaran atau kewajiban yang timbul dalam hal memproduksikan suatu

barang atau jasa. Sedangkan menurut Rayburn (1994:4) biaya didefenisikan

sebagai pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan

organisasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan perbedaan antara biaya dan

beban. Biaya merupakan pengeluaran untuk memperoleh barang atau jasa

yang mempunyai manfaat atau dapat lebih dari satu periode akuntansi,

sedangkan beban merupakan pengeluaran yang langsung berhubungan

dengan periode terjadinya dan tidak mempunyai manfaat untuk periode

selanjutnya yang langsung dikalkulasi dengn periode tersebut.

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan :

Bahwa dalam melaksanakan proyek konstruksi setelah memenangkan proses

tender, sebuah perusahaan akan menerapkan metode lintasan atau jalur kritis

pada perencanaan dasar dengan menyusun anggaran induk, jadwal dan

pelaksanaan serta mengadakan pengawasan langsung di lapangan agar tidak

terjadi hal-hal di luar pengawasan dasar demi kelancaran pekerjaan selalu

terbimbing menuju sasaran yaitu hasil kerja yang optimal dari segi jadwal, biaya

dan kualitas proyek dimana akan berpengaruh kembali kepada perusahaan

dalam hal kredibilitas pembelian proyek terhadap CV Mahadana oleh

pemerintah dinas tata ruang dan pemukiman provinsi Jawa Timur.

C. HIPOTESIS

Dari permasalah yang dikemukakan sebelumnya, maka disusun hipotesis

adalah sebagai berikut :

Perencanaan

Pengawasan

Pelaksanaan

Hasil

Mutu Biaya Waktu

Bahwa dengan penerapan metode net work planning khususnya metode jalur

kritis (CPM) sebagai alat perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pada CV

Mahadana Madiun akan mendapatkan hasil yang efektif dan efisien dari segi

mutu, biaya, dan waktu.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN LOKASI PENELITIAN

Tempat penelitian skripsi yaitu pada CV Mahadana Madiun yang

bertempatv di Jl. Raya Solo No. 314 Madiun.

B. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam memperoleh data yang cukup dan tepat yang berkaitan dengan

skripsi ini, penulis melakukan 2(dua) metode Pengumpulan data yaitu :

a) Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian secara langsung

dengan menggunakan cara observasi dan wawancara

1. Interview (wawancara), yaitu cara pengumpulan data secara langsung

dengan pimpinan atau karyawan yang ditunjuk dengan jalan wawancara

dan tanya jawab.

2. Observasi yaitu suatu penelitian dengan cara menganalisa dan meneliti

secara langsung pada objek penelitian.

b) Penelitian Pustaka (Library Research), yaitu proses pengumpulan data

dengan melakukan aktivitas membaca buku-buku literatur.

C. JENIS DAN SUMBER DATA

1) Data Primer

Yakni data yang bersumber dari hasil wawancara dan observasi langsung

mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, tugas dan

tanggung jawab masing-masing bagian.

2) Data Sekunder

Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa daftar

satuan dan volume kebutuhan bahan baku, harga satuan sewa peralatan per

jam, daftar upah pekerja, analisis satuan kerja berdasarkan jenisnya.

D. METODE ANALISIS

Berdasarkan masalah yang akan dibahas maka metode analisis yang

digunakan adalah analsis deskriptif yaitu dengan menggunakan metode jalur

kritis (CPM). Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

1. Perhitungan ES dan EF dilakukan secara maju (forward pass) yaitu dimulai

dari awal (peristiwa dimulainya proyek) sampai ke kegiatan terakhir (peristiwa

saat berakhirnya proyek). EF untuk suatu kegiatan sama dengan ES

ditambah dengan waktu melaksanakan kegiatan tersebut atau

EF=ES+t

Dimana:

EF (earliest activity finish time) menunjukkan saat paling awal selesainya

suatu kegiatan.

ES (earliest activity start time) menunjukkan saat paling awal suatu kegiatan

dapat dimulai.

t (time) menunjukkan waktu dari kegiatan

2. Sementara perhitungan LS dan LF dilakukan secara mundur (backward pass)

yang dirumuskan sebagai berikut:

LS= LF – t

Dimana :

LS (Latest activity start time) menunjukkan saat paling lambat suatu kegiatan

harus dimulai

LF (Latest activity finish time) menunjukkan saat paling lambat suatu kegiatan

harus sudah selesai.

t (time) menunjukkan waktu dari kegiatan

3. Waktu tenggang kegiatan (activity float time atau slack, S) dapat diukur

sebagai perbedaan antara LF dan Ef atau antara LS dan LF.

S = LF – EF = LS – ES

S (slack) menunjukkan waktu longgar yang dimiliki oleh kegiatan yang

bersangkutan.

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN PERUSAHAAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN CV.MAHADANA

CV. Mahadana adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa

borongan/konstruksi dengan akte pendirian No. 3 tanggal12 April 1983 dan

terdaftar pada kantor Pengadilan Negeri Madiun No.9 tanggal 15 Apri 1983.

Disamping itu CV. Mahadana mendapat ijin dari Departemen Pekerjaan

Umum dengan SIUJK atau Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi No. 1319-2-83-88-

00078, tanggal 30 April 1983. Kedua hal tersebut, baik akte notaris maupun

Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi masih tetap berlaku sampai saat ini.

Letak atau lokasi perusahaan yang diteliti oleh penulis yaitu di Jl. Raya

Solo No. 314 Madiun. Perusahaan ini yang bentuk usahanya bersifat

perseorangan. Sejak berdiri hingga sekarang CV. Mahadana ini belum

mengalami perubahan bentuk usahanya dan selama ini pula perusahaan ini

belum mengadakan alih jabatan. Disamping itu, CV. Mahadana belum pernah

menjual sahamnya, namun bukan berarti merupakan CV. Tertutup. Mengenai

penjualan saham merupakan kebijaksanaan yang sewaktu-waktu dapat

dilakukan oleh direktur.

Sebelum terjadi perjanjian oleh perusahaan, terlebih dahulu ada perintah

usulan dari pihak pemberi kerja berisi informasi yang perlu bagi penawaran

untuk menyiapkan usulan tehnik dam penawaran harga. Bentuk dokumen utama

yang termasuk dalam permintaan usulan antara lain :

1. Surat pengantar ; menyampaikan dokumen yang berkaitan dengan

pengadaan dan memberi uraian umum tentang barang-barang yang akan

dibeli, jenis kontrak yang diminta dan informasi dasar lain yang penting.

2. Pernyataan tentang pekerjaan : merumuskan upaya yang diperlukan dari

kontraktor dan persyaratan yang disebut secara lain dalam spesifikasi.

3. Spesifikasi ; menetapkan unjuk kerja dan persyaratan fisik bagi peralatan

utama serta barang-barang lain dalam pengadaan.

4. Rencana kerja kontrak ; menunjukkan barang-barang yang harus disediakan,

tanggal penyerahan, klausula kontrak, ketentuan-ketentuan kontrak lain yang

berlaku untuk pengadaan yang diusulkan (jika proyek dalam APBN sesuai

dengan yang diatur dalam Keputusan Presiden No. 29 Tahun 1984)

5. Persyaratan usulan tehnik ; menentukan keterangan khusus yang diberikan

oleh penawar dalam usulannya.

6. Rincian biaya ; menentukan rincian biaya yang diperlukan dimana rincian

tersebut dpat mencakup rincian biaya bagi tiap jenis bidang.

7. Data ; keterangan tambahan guna membantu penawaran mengidentifikasikan

proyek yang dihasilkan, data dapat berbentuk gambaran, bagan dan lain-lain.

Setelah itu maka tugas kontraktor adalah mengajukan proposalnya yang

harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan. Biasanya banyak

perusahaan kontraktor yang mengajukan proposal dan tidak mungkin semuanya

dapat diterima, oleh sebab itu sebelum mengajukan proposal harus betul-betul

berdasarkan pada analisis yang seksama mengenai resiko yang harus diterima

perusahaan kontraktor jika saja proposal tersebut tidak diterima.

Perusahaan kontraktor yang memenangkan tender pengerjaan proyek

membuat kontrak pekerjaan dengan pihak pemberi tugas dan harus

melaksanakan pembangunan proyek sesuai dengan bestek dan syarat lain

sebagaiman yang tercantum dalam syarat-syarat kontrak. Selain itu manajer

proyek harus memahami secara rinci mengenai angsuran pembayaran dan

memastikan bahwa pembayaran angsuran tercapai secara tepat waktu.

Pada umumnya proyek yang diterima perusahaan kontraktor dilakukan

lewat pelelangan umum, hal ini sebenarnya lebih menguntungkan bagi pihak

kontraktor dari segi harga. Namun adapun proyek yang diterima tidak melalui

pelelangan umum tetapi lewat penunjukkan langsung, maka perusahaan

kontraktor tidak perlu ikut pelelangan untuk bersaing dengan perusahaan-

perusahaan kontraktor lain karena telah ditunjuk langsung oleh pemberi kerja.

Perusahaan ini memiliki usaha yang sama dengan perusahaan kontraktor

lainnya yang berskala besar, dimana kegiatannya meliputi :

1. Pekerjaan yang manfaatnya secara langsung dapat dirasakan masyarakat

umum misalnya pembuatan jalan, jembatan, irigasi, dan lain-lain.

2. Pekerjaan bangunan yang bermanfaat kepada pemakai kelompok misalnya

bangunan perkantoran, perumahan, dan lain-lain.

Adapun beberapa proyek yang telah dikerjakan oleh CV. Mahadana,

antara lain :

1. Proyek Rehabilitasi / Pembuatan Jalan Inspeksi Magetan tahun 1999.

2. Proyek Pembangunan Pasar Besar Madiun tahun 1991.

3. Proyek Pembangunan Perumahan Dosen Universitas Merdeka Madiun

tahunn 1995.

4. Proyek Pembangunan Stadion Seni Madiun tahun 2001.

5. Proyek Perombakan Pasar Besar Madiun tahun 2004.

6. Proyek Pembangunan Rehabilitasi Jaringan Tersier Kelompok II Seksi

Pengairan Ngawi tahun 2002/2003

7. Proyek Rehabilitasi / Pembuatan Jalan Inspeksi Ponogoro tahun 2005/2006.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Pada umumnya struktur organisasi yang digunakan perusahaan kontraktor

adalah sederhana dan secara ekonomis menguntungkan bagi perusahaan,

selain itu juga harus fleksibel dalam arti bila terjadi penambahan dalam struktur

organisasi tidak mengganggu secara serius susunan yang telah ada.

CV. Mahadana dalam operasinya secara praktek adalah milik

perseorangan, dimana modal yang dipakai untuk operasi adalah modal sendiri.

Namun demikian dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan selalu

mengadakan musyawarah.

Sesuai dengan akte pendirian, persero-persero CV. Mahadana terdiri dari

persero pengurus dan persero komanditer. Tanggung jawab para persero

adalah sebagai berikut :

1. Persero Pengurus :

Memimpin jalannya perusahaan dan bertindak sebagai Direktur serta

bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala usaha perusahaan dan

akibatnya dengan seluruh harta benda yang dimilikinya.

2. Persero Komanditer :

Bertanggung jawab hanya sebesar modal yang diserahkan

Sejak tahun 1985, persero pengurus selaku Direktur Perusahaan

memberikan kuasa kepada Direktur Eksekutif untuk menjalankan perusahaan

dan sebagai pemegang hak Direktur sesuai dengan akte pendirian. Direktur

Eksekutif dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dibantu oleh para asisten,

yaitu :

1. Asisten I untuk urusan Tehnik

2. Asisten II untuk urusan Keuangan dan Logistik

3. Asisten III untuk urusan Administrasi

Adapun bagan struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 1

Tugas dan tanggung jawab Direktur Eksekutif dan para Asistennya adalah

sebagai berikut :

1. Direktur Eksekutif :

a) Megelola usaha perusahaan secara umum.

b) Membuat neraca dan laporan rugi/laba.

c) Bertanggung jawab kepada Direktur.

2. Asiten I (urusan Tehnik) :

a) Mempelajari permintaan penawaran dari konsumen dan dokumen tender.

b) Mengikuti rapat penjelasan dengan pemberi kerja.

c) Mempersiapkan penawaran.

d) Mempelajari kontrak kerja dengan konsumen.

e) Menyusun program kerja, routing, schedulling dan lain-lain sesuai dengan

kontrak kerja.

f) Menyusun anggaran biaya pekerjaan bersama-sama dengan Asisten II.

g) Menyusun Tim Pelaksana Lapangan.

h) Menyusun kebutuhan bahan dan peralatan lapangan yang diperlukan.

i) Memberi pengarahan, bimbingan dan pengawasan atas pelaksanaan kerja.

j) Membuat laporan hasil prestasi pekerjaan.

k) Membantu Direktur Eksekutif dalam mempersiapkan usaha pemasaran.

3. Asisten II (urusan Keuangan dan Logistik) :

a) Menyiapkan peralatan kerja.

b) Menyediakan bahan-bahan yang diperlukan.

c) Menyediakan biaya sesuai dengan anggaran biaya perusahaan.

d) Menyusun anggaran penerimaan.

e) Menyusun laporan keuangan.

f) Mengelola tugas-tugas pekerjaan bagian bengkel (work shop).

4. Asisten III (urusan Administrasi) :

a) Menyelenggarakan pekerjaan administrasi kantor.

b) Menyiapkan surat-surat keluar.

c) Pengolahan data sebagai alat pengendalian dan pengawasan.

d) Melaksanakan Administrasi Kepegawaian dan penggajian pegawai tetap.

e) Melaksanakan pekerjaan umum lainnya diluar tugas-tugas Asisten yang

lain.

Para Asisten dalam tugasnya sehari-hari dibantu oleh Pembantu Khusus.

Kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilaksanakan oleh pelaksana

dan para pekerja, dibawah bimbingan dan pengawasan Asisten yang

bersangkutan.

DIREKTUREKSEKUTIF

PERSERO

UR. ASISTEN IUR. TEKNIK

PEMBANTUKHUSUS

DIREKTUR

PELAKSANA

PENGEMUDI

PEKERJA

PEMBANTUPELAKSANA

UR. ASISTEN IIUR. KEUANGAN & LOGISTIK

PEMBANTUKHUSUS

BAGIANKEUANGAN

BAGIANLOGISTIK

PELAKSANA

PEKERJA PEKERJA

UR. ASISTEN IIIUR. ADMINISTRASI

PEMBANTUKHUSUS

PELAKSANA

PEKERJA PEKERJA

SUB BAGIANWORKSHOP

PEMBANTUPENGEMUDI

GAMBAR 1

STRUKTUR ORGANISASI CV. MAHADANA MADIUN

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS PENERAPAN METHODE NETWORK PLANNING

Seluruh pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek jalan inspeksi

akan ditunjukkan pada tabel dibawah ini. pekerjaan-pekerjaan tersebut terdiri

dari 9 jenis. Pada tabel tersebut ditunjukkan juga pekerjaan-pekerjaan

persyaratan bagi setiap pekerjaan, yaitu pekerjaan yang harus mendahului

setiap pekerjaan yang bersangkutan.

Tabel 1 : KODE AKTIVITAS PEKERJAAN JALAN INSPEKSI DI PONOROGO

(SPO,2005 – 2006)

NoUraian

PekerjaanKode

AktivitasWaktu

Pelaksanaan (hari)123456789

PersiapanGalian TanahUrugan Grosok (batu urug)Perkerjaan Gorong-gorongLapisan PekerjaanUrugan TanahPekerjaan JembatanUrugan PasirLain-lain

ABCDEFGHI

304050303030603020

Sumber : CV. Mahadana Madiun

B. ANALISIS JARINGAN KERJA

Pada tabel 2, menunjukkan langkah-langkah urutan pekerjaan, untuk

logika saling ketergantungan atar kegiatan pekerjaan, penyusunan logika saling

ketergantungan dimaksudkan untuk mengetahui pekerjaan yang harus

diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai dan pekerjaan apa yang

mengikutinya. Dengan demikian logika ketergantungan adalah sebagai salah

satu faktor utama dalam membuat suatu jaringan kerja.

Tabel 2 : LOGIKA KETERGANTUNGAN DARI KODE AKTIVITAS DI JALAN

INSPEKSI PONOROGO (SPO,2005 – 2006)

No AktivitasAktivitas

SebelumnyaWaktu

Pelaksanaan (hari)123456

AB,C,D

EF,GHI

-ABD

E,C,FH,G

30B=40,C=50,D=30

30F=30,G=60

3020

Sumber: CV Mahadana Madiun

Pada langkah ini, digambarkan Diagram Network berdasarkan pada logika

ketergantungan masing-masing proyek.

Pekerjaan Pembuatan Jalan Inspeksi Ponorogo (SPO. 2005,2006) :

1) Kode aktivitas (A) adalah merupakan awal dari kegiatan proyek.

2) Dari kegiatan (A) disusul sekaligus pekerjaan galian tanah (B), urugan grosol

(C) dan pekerjaan gorong0gorong (D).

3) Kode aktivitas (E) adalah pekerjaan lapisan perkerasan, sedangkan (F)

adalah pekerjaan urugan tanah.

4) Pekerjaan (E), (C), (F), mendahului pekerjaan (H), yang merupakan pekerjaan

pasir urug.

5) Pekerjaan (G) adalah pekerjaan jembatan, bersama aktivitas (H) mendahului

pekerjaan (I) yakni pekerjaan lain-lain, yang merupakan pekerjaan akhir,

berupa pekerjaan perapihan.

Berdasarkan tabel di atas terbentuk gambar logika saling ketergantungan

antar kegiatan, seperti pada gambar 2 berikut ini:

30

3030

40

F

E

D

B

A C

30 50

60

30

I

G

H

20

GAMBAR : 2

PEKERJAAN : Jalan Inspeksi

Ponorogo (SPO, 2005, 2006)

C

30

3030

40

F

E

D

B

A C

30 50

60

30

I

G

H

20

0 0

30 30

70 70

100 eeee100

60 70

130 eeee130

150 eeee150

GAMBAR : 3

PEKERJAAN : Jalan Inspeksi Ponorogo

(SPO, 2005, 2006)

Jalur Kritis : A – B – E – H – J

Waktu Kritis : 150 hari

Adapun diagram jaringan kerja di atas dibuat setelah semua analisa selesai seperti

pada gambar 3.

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa CPM adalah salah satu teknik

perencanaan yang didasarkan pada jaringan kerja (network planning) dan

merupakan dasar dari sistem pengendalian kemajuan pekerjaan. Jadi dengan

menggunakan CPM akan dapat menganalisa secara teliti mengenai pengaturan

waktu serta urutan logika saling ketergantungan dari operasi yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu proyek.

Tabel 3: PERHITUNGAN ES, EF, LS, LF DAN S

No Activity Prodecessor

Time ES EF LS LF S Keterangan

123456789

ABCDEFGHI

-AAABDD

E,C,FH,G

304050303030603020

0303030706060

100130

30708060

10090

120130150

0305040707070

100130

3070

10070

100100130130150

00

20100

101000

KRITISKRITIS

NON KRITISNON KRITIS

KRITISNON KRITISNON KRITIS

KRITISKRITIS

Sumber: CV Mahadana Madiun

Pada gambar 4 di bawah ini menunjukkan adanya jalur kritis pada proyek jalan

inspeksi di Ponorogo, dimana jalur kritis terdapat pada lintasan kegiatan yaitu:

A – B – E – H – I dengan waktu 150 hari

30

3030

40

F

E

D

B

A C

30 50

60

30

I

G

H

20

0 0

30 30

70 70

100 eeee100

60 70

130 eeee130

150 eeee150

GAMBAR : 4

PEKERJAAN : Jalan Inspeksi Ponorogo

(SPO, 2005, 2006)

Jalur Kritis : A – B – E – H – J

Waktu Kritis : 150 hari

Tabel 4: DAFTAR HARGA SATUAN UPAH – KERJA

No Keterangan Satuan Harga satuan(Rp)

1234567

Pekerja Gorong-gorongPekerja JembatanMandorKepala TukangTukang UkurTukang Batu KerikilTukang Aspal

Org / HariOrg / HariOrg / HariOrg / HariOrg / HariOrg / HariOrg / Hari

30.00025.00045.00040.00020.00020.00020.000

Sumber: CV Mahadan Madiun

Dimana jika dari upah di atas dikalikan dengan hasil dari perhitungan jalur kritisnya

yaitu 150 hari maka:

1. Pekerja Gorong-gorong= 150 X Rp 30.000,00 = Rp 4.500.000,00

2. Pekerja Jembatan = 150 X Rp 25.000,00 = Rp 3.750.000,00

3. Mandor = 150 X Rp 45.000,00 = Rp 6.750.000,00

4. Kepala Tukang = 150 X Rp 40.000,00 = Rp 6.000.000,00

5. Tukang Ukur = 150 X Rp 20.000,00 = Rp 3.000.000,00

6. Tukang Batu Kerikil = 150 X Rp 20.000,00 = Rp 3.000.000,00

7. Tukang Aspal = 150 X Rp 20.000,00 = Rp 3.000.000,00

Rp 30.000.000,00

Sedangkan jika dari upah di atas dikalikan dengan waktu yang diinginkan oleh

konsumen yaitu 180 hari maka:

1. Pekerja Gorong-gorong= 180 X Rp 30.000,00 = Rp 5.400.000,00

2. Pekerja Jembatan = 180 X Rp 25.000,00 = Rp 4.500.000,00

3. Mandor = 180 X Rp 45.000,00 = Rp 8.100.000,00

4. Kepala Tukang = 180 X Rp 40.000,00 = Rp 7.200.000,00

5. Tukang Ukur = 180 X Rp 20.000,00 = Rp 3.600.000,00

6. Tukang Batu Kerikil = 180 X Rp 20.000,00 = Rp 3.600.000,00

7. Tukang Aspal = 180 X Rp 20.000,00 = Rp 3.600.000,00

Rp 36.000.000,00

Maka dari kedua perhitungan di atas akan mendapatkan selisih sebesar Rp

6.000.000,00. Dimana perusahaan akan dapat lebih efisien dan efektif dari segi

mutu.

Tabel 5: Target dan Realisasi Produksi / Penjualan CV. Mahadana

JENISPEKERJA

AN

JUMLAH PAKET2001 / 2002 2002 / 2003 2003 / 2004 2004/ 2005 2005/ 2006Target

Realisasi

Target

Realisasi

Target

Realisasi

Target

realisasi

Target

realisasi

JalanIrigasiBangunanAirBangunangedung

45

6

-

35

4

-

25

5

1

24

4

-

25

5

1

16

3

1

24

3

1

22

1

1

34

1

2

23

-

1Sumber: CV. Mahadana Madiun

Target Produksi

Karena proses produksi dilaksanakan berdasarkan pesanan seluruhnya, maka

target produksi sama dengan target penjualan. Target penjualan ini ditetapkan

berdasarkan hasil pendekatan dengan konsumen, sebagian besar adalah instansi

pemerintah. Persediaan bahan, pekerjaan dalam proses dan pekerjaan selesai.

Hasil Produksi

Dalam perusahaan dikenal dua istilah produk (output) yaitu produk pokok/utama dan

produk sampingan.

CV Mahadana ini juga menghasilkan dua macam produk yaitu:

1. Hasil produk utama : jasa borongan / konstruksi

2. Hasil produk sampingan : pengadaan bahan bangunan dalam jumlah besar

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian metode network planning yang telah

dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan:

Analisis CPM yang penulis terapkan pada proyek pekerjaan jalan inspeksi di

Ponorogo (spo. 2005,2006) dilaksanakan oleh CV Mahadana Madiun mendapatkan

hasil yang optimal terhadap penjadwalan pelaksanaan pekerjaan khususnya waktu,

biaya dan mutu, dimana memberikan kemungkinan untuk dilakukan rencana proyek

yang pada gilirannya dapat memberikan alternatif kegiatan pada proyek yang lebih

efektif dan efisien, dengan asumsi :

a) Faktor alam tidak diperhitungkan seperti gempa, banjir, tanah longsor dan lain-

lain.

b) Wilayah Jawa Timur dalam keadaan aman.

c) Sumber daya yang dibutuhkan tersedia seperti modal, tenaga kerja, bahan baku

dan peralatan.

d) Oknum birokrasi yang terlibat harus bersih dari korupsi dan kolusi serta bekerja

dengan disiplin dan tepat waktu.

B. SARAN

1. Mengingat besar manfaat metode network planning khususnya metode PERT

dan CPM maka penulis menyarankan agar dalam pelaksanaan proyek dimana

urutan-urutan kegiatan hendaknya diidentifikasi dengan tepat untuk menyusun

time time schedule sehingga dengan mudah mengevaluasi proyek tersebut dan

mengambil tindakan secepatnya bila terjadi penyimpangan dari rencana semula.

2. Kepada pihak pelaksana proyek agar dalam melaksanakan pekerjaannya

diusahakan sesuai dengan time schedule yang telah dibuat dengan cara

menyediakan sumber daya dengan memprioritaskan pengguna sumber daya

untuk kegiatan pada jalur yang telah dilalui oleh jalur kritis dengan menggunakan

metode network planning.

DAFTAR PUSTAKA

Badri Sofwan, Dasar-dasar Network Planning, Penerbit Rineka Cipta, 1996.

Haedar Ali Tubagus, Prinsip-prinsip Dasar Network Planning, Penerbit PT.

Gramedia, Jakarta 1996.

Handoko T Hani, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi I Cetakan

XII, Penerbit BPFE, Yogyakarta 1999.

Pardede Pontas M, Manajemen Operasi dan Produksi, Penerbit Andi Yogyakarta,

2006

Rayburn, Letricia Gayle alih bahasa Sugiyarto, Akuntansi Biaya : Dengan

Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Penerbit Erlangga, Jakarta

1999.

Soeharto Iman, Manajemen Proyek, Edisi II Cetakan I, Penerbit Erlangga, Jakarta

1999.