aneka jenis teks = tempe daun jati
DESCRIPTION
Tugas Akhir Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X MIA 4 SMA N 1 Rembang - Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2013/2014TRANSCRIPT
Teks Laporan :
Tempe Daun Jati
Tempe adalah salah satu makanan khas Indonesia yang terbuat dari hasil fermentasi
kedelai oleh jamur tempe (Rhizopus sp.) dengan teknik Bioteknologi. Meskipun
pembuatannya masih sangat sederhana, namun tempe digemari banyak masyarakat baik dari
lokal maupun mancanegara.
Bahan baku utama pembuatan tempe adalah kacang kedelai, kedelai yang digunakan
bisa kedelai lokal atau kedelai impor. Baik kedelai lokal atau impor yang terpenting adalah
kedelai harus berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti
jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya.
Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur
tempe, yaitu Rhizopus sp. pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp.
membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini
mengikatkan biji kedelai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini
membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai
tempe.
Kemasan yang dipergunakan untuk fermentasi tempe secara tradisional adalah daun
jati. Sebelum kedelai dimasukkan ke dalam daun, lubangi terlebih dahulu daun dengan
menggunakan lidi di berbagai tempat agar kapang bisa mendapatkan oksigen untuk proses
fermentasi dan akhirnya bisa mendapatkan tempe yang berwarna putih.
Teks Prosedur Kompleks :
Cara Pembuatan Tempe Daun Jati
Proses pembuatan dan tempe sebenarnya sangat sederhana. Pembuatan tempe
memanfaatkan sejenis ragi tempe (Rhizopus sp.) yang memfermentasikan kedelai. Terdapat
berbagai metode pembuatan tempe. Namun, teknik pembuatan tempe di Indonesia secara
umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian,
inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.
Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini
berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin.
Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap
asam pada tahap perendaman.
Selanjutya, kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi
dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan
tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.
Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi
biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh
keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi
dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri
Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-
negara subtropis, asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan
pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-
bakteri beracun.
Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh
bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat
menghambat pertumbuhan fungi.
Kemudian, inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau
laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun
jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung
(terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni
(umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan
dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau inokulum dapat
dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.
Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk
fermentasi. Bahan pembungkus dari daun jati diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk
untuk masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh.
Tahap terakhir, biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami
proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji
kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C
selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang
menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional
menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.
Teks Eksposisi :
Tempe Makanan Tradisional
Tetap Menjadi Favorit
Masyarakat Indonesia
Siapa sih yang tidak mengenal tempe? Makanan asli Indonesia ini mudah kita
dapatkan di mana-mana. Masyarakat Indonesia pun tidak asing lagi dengan tempe, mereka
juga memilih tempe sebagai sebagai lauknya ketika makan. Sebenarnya apakah alasan
masyarakat Indonesia memilih tempe sebagai lauknya?
Berikut adalah beberapa alasan yang membuat masyarakat Indonesia memilih tempe
sebagai lauknya. Harga tempe yang murah menjadi alasan utama. Masyarakat Indonesia
sangat menyukai sesuatu dengan harga yang murah tetapi kualitas yang baik. Begitupun
dalam hal mengisi perut, mereka lebih memilih tempe sebagai lauknya karena untuk menekan
biaya pengeluaran agar tidak terlalu boros, hanya untuk hal kecil seperti mengisi perut saja.
Tempe memiliki rasa yang enak. sebagai makanan asli Indonesia, tempe sudah sangat
akrab dengan lidah orang Indonesia, rasanya yang gurih dan nikmat dengan berbagai olahan
membuat masyarakat tidak pernah ketinggalan untuk mengonsumsi tempe sehari-harinya.
Gizi protein yang tinggi. Protein biasanya identik dengan makanan berdaging. Tetapi
perlu diketahui, bahwa protein itu ada dua macam yaitu protein hewani dan protein nabati.
Tempe termasuk sumber protein nabati karena bahan utamanya kedelai yang terkenal
penghasil protein tinggi. Selain itu, tempe juga kaya akan serat, zat besi, kalsium dan vitamin
B12. Untuk itu tempe tidak kalah gizinya dengan makanan mahal, hal ini membuat
masyarakat tidak akan meninggalkan tempe meskipun banyak makanan modern yang
bermacam-macam bentuk, rasa, warna, dan harganya.
Teks Anekdot :
Jika Orang Indonesia
Mencari Tempe di Australia
Jika orang Indonesia mencari tempe di Negeri Kanguru maka ada dua tempe yang perlu
diinformasikan. Pertama, tempe sebagai makanan yang bisa dicari di rumah makan atau
restoran Indonesian Food atau Chinese Food dan bisa dinikmati untuk santapan jasmani yang
membuat perut kenyang dan menyehatkan tubuh.
Sedangkan tempe yang lain adalah sebuah lokasi di pinggiran Kota Sydney, tempat
terdapatnya Al-Hijrah Mosque yang dapat ditempuh dengan bus atau kereta api secara cepat.
Masjid Tempe yang satu ini dapat dimanfaatkan untuk santapan rohani yang menenangkan
jiwa dan pikiran serta mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
Negosiasi :
Membeli Tempe Daun Jati
di Industri Rumahan
Pembeli : “Permisi, Bu....”
Penjual : “Iya. Maaf, Bu. Mau cari apa, ya?”
Pembeli : “Di sini ada tempe daun jati yang setengah jadi, bu?”
Penjual : “Oh... ada, Bu. Mau beli berapa ya?”
Pembeli : “200 ikat, Bu”
Penjual : “Belinya banyak banget, Bu. Ada acara apa?”
Pembeli : “Biasa, buat persiapan acara reuni dan arisan keluarga besar, dua hari lagi...
Kira-kira harganya berapa ya, Bu.”
Penjual : “Kalau 200 ikat, harganya Rp. 100.00,00”
Pembeli : “Tidak bisa kurang, Bu? Kan saya sudah beli banyak.”
Penjual : “Waduh, Bu. Sekarang kedelai harganya mahal.”
Pembeli : “Tidak bisa kurang, Bu? Saya sudah beli banyak lho, Bu...”
Penjual : “Ya sudah, Bu. Saya kasih harga Rp. 95.000,00 saja ya.
Jadi harganya saya kurangi Rp. 5.000,00”
Pembeli : “Iya sudah, Bu. Terima kasih banyak”
Penjual : “Iya, sama-sama. Kapan-kapan kalau mau beli tempe daun jati di sini lagi
saja, Bu.”
Pembeli : “Iya, Bu.”