anemia akibat malnutrisi pada lanjut usia bab 1
TRANSCRIPT
ANEMIA AKIBAT MALNUTRISI PADA LANJUT USIA
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Apabila oksigen dalam
tubuh berkurang maka orang tersebut akan menjadi lemah, lesu dan tidak bergairah. Indikasinya
penyakit ini bisa diketahui dengan memeriksa kelopak mata bawah bagian dalam, ujung kuku,
tangan dan kaki, jari-jari tangan dan mukosa mulut.
Seseorang dikatakan menderita anemia apabila konsentrasi hemoglobin pada orang
tersebut lebih rendah dari nilai normal hemoglobin yang sesuai dengan jenis kelamin dan umur
dari orang tersebut. Oleh WHO telah ditetapkan batasan anemia yaitu untuk wanita apabila
konsentrasi hemoglobinnya di bawah 12 gr/dL (7,5 mmol/L) dan untuk pria apabila konsentrasi
hemoglobinnya di bawah 13 gr / dL (8,1 mmol / L).
Insidensi anemia bervariasi tetapi diperkirakan sekitar 30% penduduk dunia menderita
anemia, dimana prevalensi tertinggi berada di negara–negara sedang berkembang. Menurut
World Health Organization (WHO) tahun 2008, prevalensi anemia pada tahun 1999-2005 di
dunia masih tinggi dimana prevalensi pada balita 47,4%, anak usia sekolah 25,4%, wanita tidak
hamil 30,2%, wanita hamil 41,8%, pada lansia 23,9% dan terendah pada laki-laki 12,7%.
Anemia merupakan salah satu gejala sekunder dari sesuatu penyakit pada lansia.
Prevalensi anemia pada lansia adalah sekitar 8–44%, dengan prevalensi tertinggi pada laki–laki
usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa hasil studi lainnya dilaporkan bahwa prevalensi anemia
pada laki–laki lansia adalah 27–40% dan wanita lansia sekitar 16–21%. Derajat anemia tersering
pada lanjut usia adalah anemia ringan. Sebagai penyebab tersering anemia pada orang–orang
lansia adalah anemia penyakit kronik dengan prevalensinya sekitar 35%, diikuti oleh anemia
defisiensi besi sekitar 15%. Penyebab lainnya yaitu defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat,
perdarahan saluran cerna dan sindroma mielodisplastik.
Anemia pada lanjut usia yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya sering dianggap
sebagai fenomena fisiologis yang mungkin disebabkan karena menurunnya sekresi androgen
pada laki-laki lanjut usia atau menurunnya ploriferasi stem sel seiring dengan bertambahnya
usia. Namun, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa meningkatnya prevalensi anemia pada
lanjut usia menunjukkan ternjadinya peningkatan penyakit yang mendasari terjadinya anemia
tersebut. Sehingga anggapan bahwa anemia ringan pada lanjut usia merupakan fenomena
fisiologis dapat menyebabkan lalainya diagnosis penyakit yang mendasari anemia pada lanjut
usia.