anemia dalam kehamilan

18
Anemia dalam kehamilan ialah suatu kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr % terutama pada trimester I dan trimester ke III. Kadar Hb yang normal untuk wanita hamil trimester akhir minimal 10,5 g/dL. Jika kurang, disebut anemia. Pada wanita tidak hamil, kadar normal Hb adalah 12-16 g/dL Ibu Hamil Rentan Anemia. Anemia dalam masa kehamilan merupakan hal yang sering terjadi. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 35-75% perempuan pada negara berkembang dan 18% perempuan pada negara maju mengalami anemia dalam masa kehamilan. Anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Anemia akibat perubahan yang normal terjadi dalam kehamilan 2. Anemia akibat adanya hal yang tidak normal. Mengapa anemia dapat timbul tanpa adanya abnormalitas selama masa kehamilan? Karena selama kehamilan, jumlah plasma ibu meningkat sampai 50% (sekitar 1000 cc). Jumlah sel darah juga meningkat, tapi hanya 25% dan baru timbul pada kehamilan akhir. Hal inilah yang menyebabkan kadar hemoglobin merosot. Penyebab anemia yang paling sering pada kehamilan selain anemia fisiologis yang telah dijelaskan di atas adalah anemia defisiensi besi. Kekurangan zat gizi yang satu ini merupakan penyebab 75% kasus anemia dalam kehamilan. Angka kejadiannya pada trimester pertama hanya 3-9%, dan meningkat 16-55% pada trimester ketiga. Biasanya anemia jenis ini terjadi pada ibu yang mengalami mual dan muntah yang berlebihan atau memiliki penyakit kronik. Total simpanan besi tubuh pada perempuan tidak hamil adalah 2,2 g dan jumlah ini meningkat 3,2 g pada ibu hamil. Sekitar 500-600 mg di antaranya digunakan untuk membentuk sel darah merah, dan 300 mg di antaranya digunakan oleh janin. Pada ibu hamil dengan simpanan zat besi yang cukup, kebutuhan zat besi harian adalah 27 mg per hari. Berbeda dengan ibu yang tidak hamil, yaitu hanya membutuhkan 18 mg per hari. Kebutuhan yang tinggi ini berusaha dicapai oleh tubuh dengan cara meningkatkan kapasitas penyerapan besi di usus. Selama kehamilan, usus dapat menyerap besi 40% lebih banyak. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil sangat sulit mengejar kebutuhan besi melalui asupan makanan saja, terutama setelah memasuki paruh akhir kehamilan. Bahkan perempuan yang sehat pun seringkali tidak memiliki simpanan besi yang cukup untuk menunjang kebutuhan selama kehamilan. Anemia akibat defisiensi besi perlu dibedakan dengan anemia akibat perubahan fisiologis. Caranya adalah dengan memeriksakan kadar simpanan besi yaitu ferritin dan kadar besi dalam darah yaitu serum iron. Kadar serum iron dan ferritin yang rendah jelas menggambarkan keadaan defisiensi besi. Namun terkadang, defisiensi besi belum sampai menyebabkan simpanan besi tubuh berkurang sehingga yang terlihat

Upload: yoga-malanda

Post on 13-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Anemia

TRANSCRIPT

Anemia dalam kehamilan ialah suatu kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr % terutama pada trimester I dan trimester ke III. Kadar Hb yang normal untuk wanita hamil trimester akhir minimal 10,5 g/dL. Jika kurang, disebut anemia. Pada wanita tidak hamil, kadar normal Hb adalah 12-16 g/dLIbu Hamil Rentan Anemia.Anemia dalam masa kehamilan merupakan hal yang sering terjadi. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 35-75% perempuan pada negara berkembang dan 18% perempuan pada negara maju mengalami anemia dalam masa kehamilan.Anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi dua yaitu:1. Anemia akibat perubahan yang normal terjadi dalam kehamilan2. Anemia akibat adanya hal yang tidak normal.Mengapa anemia dapat timbul tanpa adanya abnormalitas selama masa kehamilan? Karena selama kehamilan, jumlah plasma ibu meningkat sampai 50% (sekitar 1000 cc). Jumlah sel darah juga meningkat, tapi hanya 25% dan baru timbul pada kehamilan akhir. Hal inilah yang menyebabkan kadar hemoglobin merosot.Penyebab anemia yang paling sering pada kehamilan selain anemia fisiologis yang telah dijelaskan di atas adalah anemia defisiensi besi. Kekurangan zat gizi yang satu ini merupakan penyebab 75% kasus anemia dalam kehamilan. Angka kejadiannya pada trimester pertama hanya 3-9%, dan meningkat 16-55% pada trimester ketiga. Biasanya anemia jenis ini terjadi pada ibu yang mengalami mual dan muntah yang berlebihan atau memiliki penyakit kronik.Total simpanan besi tubuh pada perempuan tidak hamil adalah 2,2 g dan jumlah ini meningkat 3,2 g pada ibu hamil. Sekitar 500-600 mg di antaranya digunakan untuk membentuk sel darah merah, dan 300 mg di antaranya digunakan oleh janin.Padaibu hamildengan simpanan zat besi yang cukup, kebutuhan zat besi harian adalah 27 mg per hari. Berbeda dengan ibu yang tidak hamil, yaitu hanya membutuhkan 18 mg per hari. Kebutuhan yang tinggi ini berusaha dicapai oleh tubuh dengan cara meningkatkan kapasitas penyerapan besi di usus. Selama kehamilan, usus dapat menyerap besi 40% lebih banyak. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil sangat sulit mengejar kebutuhan besi melalui asupan makanan saja, terutama setelah memasuki paruh akhir kehamilan. Bahkan perempuan yang sehat pun seringkali tidak memiliki simpanan besi yang cukup untuk menunjang kebutuhan selama kehamilan.Anemia akibat defisiensi besi perlu dibedakan dengan anemia akibat perubahan fisiologis. Caranya adalah dengan memeriksakan kadar simpanan besi yaitu ferritin dan kadar besi dalam darah yaitu serum iron. Kadar serum iron dan ferritin yang rendah jelas menggambarkan keadaan defisiensi besi. Namun terkadang, defisiensi besi belum sampai menyebabkan simpanan besi tubuh berkurang sehingga yang terlihat dalam pemeriksaan adalah kadar serum iron yang turun. Jika pasien minum suplementasi besi beberapa hari sebelum pemeriksaan pun, kadar serum iron dapat terlihat normal. Oleh karena itu, diskusikanlah hasil pemeriksaan dengan dokter untuk mendapatkan interpretasi yang benar.Untuk mencegah keadaan defisiensi besi selama kehamilan, WHO merekomendasikan suplementasi besi 60 mg/hari yang dimulai sesegera mungkin setelah kehamilan diketahui dan diberikan sepanjang masa kehamilan. Jadi, mulailah tingkatkan asupan besi Anda dan sertakan suplementasi untuk mencegah kekurangan besi.PENYEBAB ANEMIAAnemia pada kehamilan disebabkan : Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.GEJALA ANEMIAGejala yang umum timbul adalah berdebar-debar, pucat, bernafas lebih cepat, cepat lelah, dan sakit kepala, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan penyembuhan luka.DAMPAK ANEMIA PADA WANITA HAMILEfek anemia bagi ibu dan janin bervariasi dari ringan sampai berat. Bila kadar hemoglobin lebih rendah dari 6 g/dL, maka dapat timbul komplikasi yang signifikan pada ibu dan janin. Kadar hemoglobin serendah itu tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat menyebabkan gagal jantung pada ibu. Beberapa penelitian juga menemukan hubungan antara anemia ibu pada trimester satu dan dua dengan kelahiranprematur(kurang dari 37 minggu).Selain itu anemia pada ibu hamil juga menyebabkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak,Abortus, lamanya waktu partus karena kurang daya dorong rahim, pendarahan post partum, rentan infeksi, rawan dekompensasi cordis pada penderita dengan Hb kurang dari 4 g persen.Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan shock bahkankematianibu saat persalinan, meskipun tak disertai pendarahan, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi pada usia sangat muda serta cacat bawaan, dan anemia pada bayi yang dilahirkan.DIAGNOSADiagnosis Anemia pada ibu hamil biasanya ditegaskan dan dapat diketahui melalui pemeriksaan darah atau kadar hemoglobin (Hb)PENANGANANSelain terapi obat penanganannya dapat dilakukan dengan terapi diet. Untuk memenuhi asupan zat besi, tingkatkan konsumsi bahan makanan tinggi zat besi (Fe) misalnya makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia.Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Pada beberapa orang, pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang air besar. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan minum tablet setelah makan pada malam hari.ANGKA KECUKUPAN BESI (Fe)Bayi : 35mgBalita : 89mgAnaksekolah : 10mgRemaja lakilaki : 1417mgRemaja perempuan : 1425mgDewasa lakilaki : 13mgDewasa perempuan : 1426mgIbu hamil : +20mgIbu menyusui: +2mgANEMIA DEFISIENSI BESI(Fe)Posted onAugust 19, 2011byYayan_Akhyar|Leave a comment40Rate This

Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untukeritropoesisberkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.1Gambaran diagnosis etiologis dapat ditegakkan dari petunjuk patofisiologi, patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, diagnosis banding, penatalaksanaan dan terapi. Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah. Yang paling penting adalah zat besi, vitamin B12 dan asam folat, tetapi tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C, riboflavin dan tembaga serta keseimbangan hormone, terutama eritroprotein. Tanpa zat gizi dan hormone tersebut, pembentukan sel darah merah akan berjalan lambat dan tidak mencukupi, dan selnya bisa memiliki kelainan bentuk dan tidak mampu mengangkut oksigen sebagaimana mestinya.1,2PATOFISIOLOGIZat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb).Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb.Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit daripada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik.3ETIOLOGIAnemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari : Saluran Cerna : akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang. Saluran genitalia wanita : menorrhagia, atau metrorhagia. Saluran kemih : hematuria Saluran napas : hemoptoe.2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavaibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging).3. Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.4. Gangguan absorpsi besi : gastrektomi,tropical sprueatau kolitis kronik.Pada orang dewasa, anemia defisiensi besi yang dijumpai di klinik hampir identik dengan perdarahan menahun. Faktor nutrisi atau peningkatan kebutuhan besi jarang sebagai penyebab utama. Penyebab perdarahan paling sering pada laki-laki ialah perdarahan gastrointestinal, di negara tropik paling sering karena infeksi cacing tambang. Sementara itu, pada wanita paling sering karena menormetrorhagia.1EPIDEMIOLOGIDiperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita ini adalah ADB da terutama mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan menyusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama selain kekurangan kalori protein, vitamin A dan yodium. Penelitian di Indonesia mendapatkan prevalensi ADB pada anak balita sekitar 30 40%, pada anak sekolah 25 35% sedangkan hasil SKRT 1992 prevalensi ADB pada balita sebesar 5,55%. ADB mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi serta kemampuan belajar sehingga menurunkan prestasi belajar di sekolah.3PATOGENESISPerdarahan menahun menyebabkan kehilangan zat besi sehingga cadangan zat besi makin menurun. Jika cadangan kosong maka keadaan ini disebutiron depleted state. Apabila kekurangan zat besi berlanjut terus maka penyediaan zat besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebutiron deficient erythropoiesis.Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer sehingga disebutiron deficiency anemia.1GEJALA KLINISAnemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya. Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tidak dijumpai pada anemia jenis lain, seperti :1. Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.2. Glositis : iritasi lidah3. Keilosis : bibir pecah-pecah4. Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.1PEMERIKSAAN LABORATORIUMKelainan laboratorium pada kasus anemia defisiensi besi yang dapat dijumpai adalah :1. Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit : didapatkan anemia hipokrom mikrositer dengan penurunan kadar hemoglobin mulai dari ringan sampai berat. MCV, MCHC dan MCH menurun. MCH < 70 fl hanya didapatkan pada anemia difisiensi besi dan thalassemia mayor. RDW (red cell distribution width) meningkat yang menandakan adanya anisositosis.Indeks eritrosit sudah dapa mengalami perubahan sebelum kadar hemoglobin menurun. Kadar hemoglobin sering turun sangat rendah, tanpa menimbulkan gejala anemia yang mencolok karena anemia timbul perlahan-perlahan. Apusan darah menunjukkan anemiahipokromik mikrositer, anisositosis, poikilositosis, anulosit, sel pensil, kadang-kadang sel target. Derajat hipokromia dan mikrositosis berbanding lurus dengan derajat anemia, berbeda dengan thalassemia. Leukosit dan trombosit normal. Retikulosit rendah dibandingkan derajat anemia. Pada kasusankilostomiasissering dijumpaieosinofilia.12. Apus sumsum tulang :Hiperplasia eritropoesis,dengan kelompok-kelompok normo-blast basofil. Bentuk pronormoblast-normoblast kecil-kecil, sideroblast.23. Kadar besi serum menurun 350 mg/dl, dan saturasi transferin < 15%.4. Feritin serum. Sebagian kecil feritin tubuh bersirkulasi dalam serum, konsentrasinya sebanding dengan cadangan besi jaringan, khususnya retikuloendotel. Pada anemia defisensi besi, kadar feritin serum sangat rendah, sedangkan feritin serum yang meningkat menunjukkan adanya kelebihan besi atau pelepasan feritin berlebihan dari jaringan yang rusak atau suatu respons fase akut, misalnya pada inflamasi. Kadar feritin serum normal atau meningkat pada anemia penyakit kronik.5. TIBC (Total Iron Banding Capacity) meningkat.6. Feses : Telur cacingAnkilostoma duodenale/Necator americanus.7. Pemeriksaan lain : endoskopi, kolonoskopi, gastroduodenografi, colon in loop, pemeriksaan ginekologi.1DIAGNOSISPenegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diteliti disertai pemeriksaan laboratorium yang tepat. Secara laboratorik untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dipakai kriteria diagnosis anemia defisiensi besi sebagai berikut :1. Adanya riwayat perdarahan kronis atau terbukti adanya sumber perdarahan.2. Laboratorium : Anemia hipokrom mikrosister, Fe serum rendah, TIBC tinggi.3. Tidak terdapat Fe dalam sumsum tulang (sideroblast-)4. Adanya respons yang baik terhadap pemberian Fe.1,2DIAGNOSIS BANDINGAnemia defisiensi besi perlu dibedakan dengan anemia hipokromik lainnya, seperti :1. Thalasemia (khususnya thallasemia minor) : Hb A2 meningkat Feritin serum dan timbunan Fe tidak turun.2. Anemia kaena infeksi menahun : Biasanya anemia normokromik normositik. Kadang-kadang terjadi anemia hipokromik mikrositik. Feritin serum dan timbunan Fe tidak turun.3. Keracunan timah hitam (Pb) : Terdapat gejala lain keracunan P. Terdapat ring sideroblastik pada pemeriksaan sumsum tulang.1 Anemia sideroblastik :PENATALAKSANAAN1. Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis diberikan antelmintik yang sesuai.2. Pemberian preparat Fe :Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal.3. BedahUntuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan karena diverticulum Meckel.4. SuportifMakanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi tinggi yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan).2,4TERAPI Setelah diagnosis ditegakan maka dibuat rencana pemberian terapi, terapi terhadap anemia difesiensi besi dapat berupa : Terapi kausal: tergantung penyebabnya,misalnya : pengobatan cacing tambang, pengobatan hemoroid, pengubatan menoragia. Terapi kausal harus dilakukan, kalau tidak maka anemia akan kambuh kembali. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh :1. Besi per oral : merupakan obat pilihan pertama karena efektif, murah, dan aman.preparat yang tersedia, yaitu:A. Ferrous sulphat(sulfas ferosus): preparat pilihan pertama (murah dan efektif). Dosis: 3 x 200 mg.B. Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous succinate,harga lebih mahal, tetepi efektivitas dan efek samping hampir sama.C. Besi parenteralEfek samping lebih berbahaya,serta harganya lebih mahal. Indikasi, yaitu :1. Intoleransi oral berat;Kepatuhan berobat kurang;2. Kolitis ulserativa;3. Perlu peningkatan Hb secara cepat (misal preoperasi, hamil trimester akhir).4DAFTAR PUSTAKA[1] Bakta, I.M ., 2007.Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC.[2] Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E., Moss, P.A.H., 2005.Kapita Selekta Hematologi. Jakarta : EGC.[3] Weiss, G.,Goodnough, L.T., 2005. Anemia of Chronic Disease.Nejm, 352 : 1011-1023.[4] Dunn, A., Carter, J., Carter, H., 2003. Anemia at the end of life: prevalence, significance, and causes in patients receiving palliative care.Medlineplus. 26:1132-1139.

ANEMIA GIZI BESITanda-Tanda Pucat, yang dapat dikenal dari penampakan di bibir, jari dan kuku, telapak tangan dan konjuntiva(mata) Denyut jantung cepat Kurang tenaga ( mudah lelah ) Mudah mengantuk Kadang-kadang pusing Kadar Hemoglobin di bawah normal Dalam tubuh, zat besi sebagian besarterdapat dalam darah sebagai bagian dari protein yang bernama Hemoglobin (Hb) di sel-sel darah berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh sel tubuh.Mioglobin di sel-sel otot berfungsi mengangkut dan menyimpan oksigen untuk sel-sel ototMETABOLISME BESI Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan ini kira-kira 0,5 1,0 mg perhari.Selain itu pada wanita adanya kehilangan karena menstruasi. Kehilangan karena menstruasi rata-rata dari bulan ke bulan merupakan kehilangan zat besi harian kira-kira 1,0 mg atau rata-rata kira-kira 28 mg setiap bulan. Kebutuhan besi sehari (usia 16-49 tahun)- Laki-laki : 13 mg/hari- Wanita : 26 mg/hari(WNPG: 2004)Ada 2 jenis zat besi yang berbeda dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari Hem dan Non Hem. 1.Zat Besi Hem Merupakan penyusun Hemoglobin dan Mioglobin. Terkandung dalam : daging, ikan, unggas serta hasil olahan darah.2. Zat Besi Non HemTerkandung dalam makanan nabati: sayur-sayuran yang berwarna hijau tua Penyerapan zat besi terjadi di lambung dan usus bagian atas yang masih bersuasana asam Banyaknya zat besi yang dapat diserap tubuh tergantung pada tingkat absorpsi Tingkat absorpsi zat besi tergantung pada :Zat besi dalam makanan- Zat aktif pemicu dan penghambatpenyerapanTaraf gizi besi seseorangZat besi dalam makanan Absorpsi zat besi non Hem lebih rendah yaitu 210 %. Zat besi hem (Hewani) dalam keadaan normal absorpsi 20-30 % dan pada penderita anemia 40-50% Oleh karena zat besi non hem adalahmerupakan sumber terbesar dalam polahidangan kita sehari-hari maka perludiperhatikan hal-hal yang dapat menambahpenyerapannya :Zat aktif yang memacu(enchancers) penyerapan zat besi Vitamin C, asam sitrat (pepaya, jambu biji, pisang, mangga, jeruk, apel, nanas) asam malat dan asam tartarat (wortel, kentang, brokoli, tomat, kobis, labu kuning(waluh) asam amino cistein (daging sapi, kambing, babi, ayam, hati, ikan)Suatu hidangan yang mengandung salah satu atau lebihdari jenis makanan tadi akan membantu OPTIMALISASI PENYERAPAN ZAT BESIZat AKTIF PENGHAMBAT (Inhibitors) penyerapan zat besi Biasanya berasal dari tumbuhan yang mengandung zat aktif fitat dan polipenol Fitat : selaput luar beras (dedak ataukatul), beras, jagung, protein kedelai, susu coklat, kacang-kacangan Polipenol : Teh, kopi, bumbu oregano, kacangkacangan. Zat kapur (kalsium) dan pospat keju dan susujuga merupakan zat aktif penghambatpenyerapan zat besiOleh karena zat besi non hem adalahmerupakan sumber terbesar dalam polahidangan kita sehari-hari maka perludiperhatikan hal-hal yang dapat menambahpenyerapannya : Memasukkan makanan yang mengandung vitamin C pada setiap hidangan Memasukkan sejumlah kecil daging , atau daging ikan dalam hidangan Menghindari minum teh atau minum kopi dalam makanan, karena dapat mengambat penyerapannya.Taraf Gizi Besi Makin tinggi kebutuhan akan zat besi, misalnya pada kehamilan, penderitaanemia atau pada masa pertumbuhanmaka makin besar tingkat absorbsinya.Ada istilah kurang gizi besi (iron deficiensi) KGBAnemia gizi besi (nutrition anemia) AGBKeduanya berbeda tetapi seringkali disamakan Orang dapat menderita KGB saja tetapi juga sekaligus KGB dan AGB Perbedaannya terletak pada Orang KGB saja (tidak disertai AGB), apabila cadangan besi dalam hati menurun tetapi belum pada tahap parah dan kadar Hb masih normal Orang menderita KGB dan AGB, berarti orang tersebut menderita ANEMIATahapan kekurangan besi1. Tahap pertama (KGB) Tahap pertama terjadi bila simpanan besi berkurang yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga 12 g/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorbsi besi yang terlihat pada peningkatan kemampuan mengikat besi total ( total-Iron Binding Capacity/TIBC). Pada tahap ini belum terlihat perubahan fungsional pada tubuh.2. Tahap kedua (KGB) Tahap kedua terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh transferin hingga kurang dari 16 % pada orang dewasa dan meningkatnya protoporfirrin, yaitu bentuk pendahulu ( precusor ) pada Hemoglobin . Hal ini dapat mengganggu metabolisme energi sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan bekerja. 3. Tahap ketiga (AGB) Kadar hemoglobin total turun di bawah nilai normal. Anemia gizi besi berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil (mikrositosis) dan nilai hemoglobin rendah (hipokromia). Oleh sebab itu anemia gizi besi dinamakan anemia hipokromik mikrositik. UPAYA PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI1. Suplementasi2. Fortifikasi3. Membatasi pembuangan zat besi daritubuh secara patologis4. Penyuluhan Tablet tambah darah :tablet zat besi yang mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elementer dan 0,25 mg asam folat Karena luasnya penyebaran dan prevalensi anemia yang bervariasi Tujuan pemberian suplementasi :1. Pada daerah prevalensi tinggi, penderita anemia berat suplementasi utk pengobatan terutama golongan rawan2. Pada daerah prevalensi tidak tinggi tetapi situasinyamemungkinkan terjadi anemia akibat faktor lain (investasi parasitatau penyakit infeksi) suplementasi utk pencegahan terutamagol rawanPemberian Suplementasi tablet besiTablet BesiSUPLEMENTASI Tablet Tambah Darah1 tablet/hari minimal 90 hari1 tablet/minggu1 tablet/harimenstruasi1 tablet/Hari40 hari masanifasTTD : 200 mg Ferous Sulfat (60 mg besielemental & 0,25 mg as.folat Merupakan cara terbaik untukpencegahan terutama bagi bayi dananak Pada makanan yang mengandung zatbesi rendah Contoh pada tepung terigu dan garamFortifikasi bahan makanan dengan zat besi Beberapa penyakit termasuk cacingakan memperbanyak pengeluaran zatbesi dari tubuh dan menghambatpenyerapan besi dari makananMembatasi pembuangan zat besi dari tubuhsecara patologis Ditujukan untuk peningkatan mutumakanan sehari-hari termasuk konsumsizat besi Pemberian ASI kandungan protein ASI membantu penyerapan zat besi dandapat mencegah terjadinya anemiaProgram penyuluhanBagan 1 : KERANGKA PIKIRPROGRAAM PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI PADA WUSBAYI SEHAT (lahir dari ibu sehat)IBU SEHAT (bebas anemia)Bumil/nifasKIEKeterangan :TTD = Tablet Tambah Darah = = arah pelaksanaan kegiatan ---0 = pencegahanWANITA PRA HAMIL(bebas anemia & status besi cukup)KIETTD & anekaragam makananTTD & anekaragam makanan-Cukup konsumsi Fe (makanan hewani & nabati)-Suplementasi Fe -Hamil > 20 tahun-Penyuluhan (Tabu/diit)1Keterangan :TTD = Tablet TambahDarah)IMPLEMENYTASI1. UPAYA KESEHATAN IBU Penyuluhan & konseling Gizi (pemeriksaan kehamilan/ANC) Periksa Hb sahli: Deteksi dini Anemia : Bila tidak anemia suplementasi TTD (blanket approach) Hb < 11 g/dl = anemia dosis pengobatan Anemia Berat, Hb < 8 g/dl cari penyebab rujuk2. UPAYA KELUARGA BERENCANA Penyuluhan & konseling Gizi (peserta KB) Periksa Hb sahli Deteksi dini Anemia : Bila tidak anemia suplementasi TTD (blanket approach) Hb < 11 g/dl = anemia dosis pengobatan Anemia Berat, Hb < 8 g/dl cari penyebab rujuk Perhatian khusus bagi peserta IUD haid berlebihA. Pelayanan kesehatan :3. UPAYA KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Promosi : Kampanye massaPenyuluhan KelompokDiskusi Kelompok Sebaya (DKS) Skrining anemia (pemeriksaan Hb )Tidak anemia suplementasi TTD blanket approachHb < 12 g/dl anemia dosis pengobatan Klinik Remaja :Penyuluhan & konseling giziKIP-K (Komunikasi Inter Personal-KonselingDeteksi dini anemia (periksa Hb)