anemia defisiensi asam folat

3
ANEMIA DEF. ASAM FOLAT (B9) 1. Epidemiologi Anemia umumnya terjadi di seluruh dunia terutama di negara- negara berkembang. Anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju 2. Etiologi Penyebab defisiensi asom folat ialah sebagai berikut: Diet yang inadekuat: bayi dan anak-anak, orang tua, pemanasan, kemiskinan. Malabsorpsi: tropical sprue, blind loop syndrome, steatorrhea, malabsorpsi folat kongenital, reseksi jejunum, Crohn’s disease. Peningkatan kebutuhan: kehamilan, laktasi prematuritas, anemia hemolitik, keganasan, inflamasi kronik, hipertiroidisme. Obat-obatan: fenitoin, primidon, fenobarbital, kontrasepsi oral, methotrexate. Defisiensi enzim bawaan: dihidrofolat reduktase, 5-metil THF transferase. Lain-lain: alkoholisme, penyakit hati. 3. Patofisiologi Kofaktor vitamin B12 (metionin sintase) berperan dalam siklus folat (siklus metil). Siklus tersebut berfungsi untuk mengatur suply S-adenosilmetionil yang berperan dalam metiltransferase untuk menghasilkan produk metil berupa lemak metil, protein dasar myelin, DOPA dan DNA. Apabila terjadi gangguan pada siklus tersebut maka produk metil yang dihasilkan akan berkurang. Enzim metionin sintase dari vitamin B12 berperan untuk mengubah kofaktor folat (5-metiltetrahidrofolat) menjadi tetrahidrofolat. Tetrahidrofolat berperan penting dalam sintesis DNA dan pembelahan sel. Defisiensi vitamin B12 mengakibatkan aktivitas dari enzim metionin sintase

Upload: mega-reliska

Post on 06-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

dikarenakan intake asam folat (B9) yang tidak mencukupi

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Defisiensi Asam Folat

ANEMIA DEF. ASAM FOLAT (B9)

1. EpidemiologiAnemia umumnya terjadi di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang. Anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju

2. Etiologi Penyebab defisiensi asom folat ialah sebagai berikut: Diet yang inadekuat: bayi dan anak-anak, orang tua, pemanasan, kemiskinan. Malabsorpsi: tropical sprue, blind loop syndrome, steatorrhea, malabsorpsi folat

kongenital, reseksi jejunum, Crohn’s disease. Peningkatan kebutuhan: kehamilan, laktasi prematuritas, anemia hemolitik,

keganasan, inflamasi kronik, hipertiroidisme. Obat-obatan: fenitoin, primidon, fenobarbital, kontrasepsi oral, methotrexate. Defisiensi enzim bawaan: dihidrofolat reduktase, 5-metil THF transferase. Lain-lain: alkoholisme, penyakit hati.

3. Patofisiologi Kofaktor vitamin B12 (metionin sintase) berperan dalam siklus folat (siklus metil).

Siklus tersebut berfungsi untuk mengatur suply S-adenosilmetionil yang berperan

dalam metiltransferase untuk menghasilkan produk metil berupa lemak metil, protein

dasar myelin, DOPA dan DNA. Apabila terjadi gangguan pada siklus tersebut maka

produk metil yang dihasilkan akan berkurang.

Enzim metionin sintase dari vitamin B12 berperan untuk mengubah kofaktor folat (5-

metiltetrahidrofolat) menjadi tetrahidrofolat. Tetrahidrofolat berperan penting dalam

sintesis DNA dan pembelahan sel. Defisiensi vitamin B12 mengakibatkan aktivitas

dari enzim metionin sintase terganggu, sehingga folat akan tetap dalam bentuk terikat

(5-metiltetrahidrofolat) dan tidak dapat berubah menjadi tetrahidrofolat. Hal ini

mengakibatkan kegagalan sintesis DNA dan pembelahan sel.

4. Diagnosis Selain anamnesis (keluhan utama, lingkungan dan kebiasaan) dan pemeriksaan fisis

(gejala anemia: lidah merah (buffy tongue). Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan folat serum dan folat eritrosit. Cara

pengukuran folat plasma dan eritrosit terbaru ialah dengan menggunakan cara microbiological assay atau competitive binding technique Kadar asam folat serum normal sekitar 9-45 nm (3-16 mg/ml). Defisiensi asam folat ditegakkan bila kadar asam folat serum kurang dari 3 mg/ml dan asam folat eritrosit kurang dari 100 mg/ml.

5. Diagnosis bandingDi samping asam folat, untuk pematangan akhir sel darah merah diperlukan vitamin B12; oleh karena itu anemia megaloblastik dapat pula disebabkan oleh defisiensi vitamin B12. Seperti halnya defisiensi asam folat, defisiensi vitamin B12 dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan non hemopoletik yaitu pada sistem saraf yang memberikan gejala dan tanda neurologis seperti parestesia ekstremitas, penurunan refleks tendon

Page 2: Anemia Defisiensi Asam Folat

dalam dan pada stadium lanjut dapat terjadi penurunan ingatan dan penurunan fungsi penglihatan.

6. Komplikasikomplikasi dari anemia yaitu: Gagal jantung kongesif; Parestesia; Konfusi kanker; Penyakit ginjal; Gondok; Gangguan pembentukan heme; Penyakit infeksi kuman; Thalasemia; Kelainan jantung; Rematoid; Meningitis; Gangguan sistem imun.

7. Tatalaksana Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan: pemberian asam folat profilaksis harus

dengan indikasi yang jelas, pada setiap pasien dengan defisiensi asam folat, harus dicari penyebabnya dengan teliti, sebaiknya merupakan terapi yang spesifik, dan folat tidak dapat memperbaiki kelainan neurologis, yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12

Pengobatan pasien dengan anemia megaloblastik akut berupa asam folat 1-5 mg intra muskular dan dilanjutkan dengan maintenance 1-2 mg/hari oral selama 1-2 minggu. Pemberian asam folat secara oral dengan dosis 0,5-1 mg sehari pada pasien anemia megaloblastik umumnya memuaskan.9 Terapi profilaktiks pada bayi prematur 50 mg/hari

8. Prognosis Prognosis defisiensi asam folat umumnya baik. Diagnosis dini dan pengobatan yang

cepat diberikan, maka respon terapi akan terjadi dengan cepat. Tapi bila sudah terjadi NTD berupa anensefalus umumnya meninggal sebelum atau segera setelah lahir. Sedangkan bayi dengan spina bifida mungkin dapat bertahan hidup hingga dewasa dengan berbagai kesulitan

9. KDU

mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap

penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien

selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

10. NNITerdapat pada q.s abasa ayat 24“maka hendaklah kamu (manusia) memperhatikan makananmu.”