anemia defisiensi besi

Upload: mutiarakn

Post on 09-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medical case

TRANSCRIPT

Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untukeritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.

Metabolisme besi

Besi (Fe) merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan. Sebayanyak 4-5 gram di tubuh manusia, 65 % dalam bentuk hemoglobin, 4 % dalam mioglobin, 1 % dalam bentuk variasi senyawa heme yang memicu oksigenasi intrasel, 0,1 % bergabung dengan protein transferin dalam plasma darah, dan 15 30 % disimpan untuk penggunaan selanjutnya (Guyton and Hall, 2007). Kebutuhan besi untuk anak usia sekolah adalah 10 mg/hari. Ada 2 macam bentuk zat besi, yaitu heme dan non-heme. Besi heme berasal dari hewani. Besi ini memiliki tingkat absorbsi tinggi karena tidak dihambat bahan lain sehingga bioavailabilitasnya tinggi. Sedangakan besi non-heme berasal dari makanan nabati, memiliki bioavailabilitas rendah karena absorbsinya dihambat oleh fiber (Suega dkk, 2007)Fungsi zat besi adalah untuk mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan. Metabolisme energi (bekerja sama denganrantai protein pengangkut elektron), penunjang kemampuan belajar (besi sebagai neurotransmitter), sistem kekebalan (mengaktifkan enzim reduktase ribonukleotida untuk sintesis DNA yang menghasilkan sel limfosit untuk imunitas tubuh), dan sebagai pelarut obat-obatan (Almatsier, 2004). Metabolisme zat besi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :- Fase LuminalMerupkan tahap pencernaan besi dimana besi dibebaskan dari ikatan organic, seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam di lambungdengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapat di dalam makanan.- Fase MukosalBesi dalam bentuk fero diabsorbsi di duodenum dan jejunum proksimal. Besi dalam bentuk fero diubah lagi menjadi bentuk feri untuk diangkut ke mukosa dan diserahkan kepada transferin reseptor dengan bantuan transferin mukosa. Transferin mnrupakan protein yang disintesis oleh hati.Pengaturannya sebagai berikut:Protein DMT-1 (divalent metal transporter) mengangkut besi melalui tepi brush border mikrovilus duodenum di apeks vilus. Keluarnya besi dari sel diatur oleh ferroportin. Protein hemokromatosis HFE diekspresikan pada permukaan basolateral sel kriptus dan berikatan dengan reseptor transferin yang merupakan tempat untuk mengatur uptake besi ke dalam sel dari darah porta. Pada keadaan normal besi dimasukkan ke dalam enterosit kriptus dari transferin, dan pasokan besi yang cukup menghasilkan ekspresi DMT-1 dan ferroportin yang fisiologis. Pada defisiensi besi, terjadi penurunan pengangkutan besi ke enterosit yang menyebabkan peningkatan ekspresi DMT-1 dan mungkin juga ferroportin. Akibatnya, absorpsi dan transfer besi ke plasma portal meningkat.

- Fase KorporealBesi setelah diserap enterosit, melewati bagian basal memasuki kapiler usus. Kemudian dalam darah diikat oleh protein apotransferin menjadi transferin. Transferin akan melepaskan besi pada sel RES secara pinositosis satu molekul transferin dapat mengikat maksimal dua molekul besi. Transferin akan diikat oleh reseptor transferin (Tfr) pada permukaan sel normoblas kemudian kompleks Tf-Tfr akan terlokalisir pada suatu cekungan dilapisi klatrin membentuk endosom dalam sel normoblas. Suatu pompa proton menurunkan pH dalam endosom, menyebabkan perubahan konformasional sehingga melepaskan ikatan apotransferin dan Fe. Besi dikeluarkan dari endosom dengan bantuan DMT1 sedangkan apotransferin dan Trf kembali ke permukaan sel. Setelah sampai di sitoplasma, besi yang tidak digunakan berikatan dengan apoferitin membentuk feritin untuk disimpan sebagai cadangan besi dan sebagian sebagai hemosiderin, yang disimpan di hati dan beberapa jaringan lain.

Siklus besiPertukaran besi dalam tubuh merupakan lingkaran tertutup yang diatur oleh besarnya besi yang diserap usus, sedangkan kehilangan besi fisiologis bersifat tetap. Besi yang diserap usus setiap hari berkisar antara 1-2 mg, ekskresi besi terjadi dalam jumlah yang sama melalui deskuamasi sel epitel usus. Besi dari usus dalam bentuk transferin akan bergabung dengan besi yang dimobilisasi dari makrofag dalam sumsum tulang sebesar 22 mg untuk dapat memenuhi kebutuhan eritropoiesis sebanyak 24 mg per hari. Eritrosit yang beredar secara efektif di sirkulasi membutuhkan 17 mg besi, sedangkan besi sebesar 7 mg akan dikembalikan di makrofag karena terjadinya eritropoiesis non efektif (hemolisis intramedular). Besi yang terdapat pada eritrosit yang beredar juga akan dikembalikan ke makrofag setelah mengalami proses penuaan, yaitu sebesar 17 mg.