anemia defisiensi besi

5
ANEMIA DEFISIENSI BESI Bambang Permono, IDG Ugrasena, Mia Ratwita A. BATASAN Anemia yang disebabkan kurangnya zat besi untuk sintesis hemoglobin. PATOFISIOLOGI Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb). Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit dari pada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik. ETIOLOGI Kekurangan Fe dapat terjadi bila : makanan tidak cukup mengandung Fe komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan Fe (banyak sayuran, kurang daging) gangguan penyerapan Fe (penyakit usus, reseksi usus) kebutuhan Fe meningkat (pertumbuhan yang cepat, pada bayi dan adolesensi, kehamilan) perdarahan kronik atau berulang (epistaksis, hematemesis, ankilostomiasis). EPIDEMIOLOGI Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita ini adalah ADB dan terutama mengenai bayi,anak sekolah, ibu hamil dan menyusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama selain kekurangaan kalori protein, vitamin A dan yodium. Penelitian di Indonesia mendapatkan prevalensi ADB pada anak balita sekita 30-40%, pada anak sekolah 25-35% sedangkan hasil SKRT 1992 prevalensi ADB pada balita sebesar 78 PDT – Bag../SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya

Upload: johan-padmamuka

Post on 14-Feb-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Defisiensi Besi

ANEMIA DEFISIENSI BESIBambang Permono, IDG Ugrasena, Mia Ratwita A.

BATASAN

Anemia yang disebabkan kurangnya zat besi untuk sintesis hemoglobin.

PATOFISIOLOGI

Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb). Kekurangan Fe

mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit

mengandung Hb lebih sedikit dari pada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik.

ETIOLOGI

Kekurangan Fe dapat terjadi bila :

makanan tidak cukup mengandung Fe

komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan Fe (banyak sayuran, kurang daging)

gangguan penyerapan Fe (penyakit usus, reseksi usus)

kebutuhan Fe meningkat (pertumbuhan yang cepat, pada bayi dan adolesensi, kehamilan)

perdarahan kronik atau berulang (epistaksis, hematemesis, ankilostomiasis).

EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita ini

adalah ADB dan terutama mengenai bayi,anak sekolah, ibu hamil dan menyusui. Di Indonesia

masih merupakan masalah gizi utama selain kekurangaan kalori protein, vitamin A dan yodium.

Penelitian di Indonesia mendapatkan prevalensi ADB pada anak balita sekita 30-40%, pada anak

sekolah 25-35% sedangkan hasil SKRT 1992 prevalensi ADB pada balita sebesar 55,5%. ADB

mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang,

penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi serta kemampuan belajar sehingga

menurunkan prestasi belajar di sekolah.

DIAGNOSIS

I. Anamnesis

1. Riwayat faktor predisposisi dan etiologi :

Kebutuhan meningkat secara fisiologis

masa pertumbuhan yang cepat

menstruasi

infeksi kronis

Kurangnya besi yang diserap

asupan besi dari makanan tidak adekuat

78 PDT – Bag../SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya

Page 2: Anemia Defisiensi Besi

malabsorpsi besi

Perdarahan

Perdarahan saluran cerna (tukak lambung, penyakit Crohn, colitis

ulserativa)

2. Pucat, lemah, lesu, gejala pika

II. Pemeriksaan fisis

anemis, tidak disertai ikterus, organomegali dan limphadenopati

stomatitis angularis, atrofi papil lidah

ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung

III. Pemeriksaan penunjang

Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun

Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik

Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun

Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat

sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat

DIAGNOSIS BANDING

Anemia hipokromik mikrositik :

Thalasemia (khususnya thallasemia minor) :

Hb A2 meningkat

Feritin serum dan timbunan Fe tidak turun

Anemia karena infeksi menahun :

biasanya anemia normokromik normositik. Kadang-kadang terjadi anemia

hipokromik mikrositik

Feritin serum dan timbunan Fe tidak turun

Keracunan timah hitam (Pb)

terdapat gejala lain keracunan Pb

Anemia sideroblastik :

terdapat ring sideroblastik pada pemeriksaan sumsum tulang

PENYULIT

Bila Hb sangat rendah dan keadaan ini berlangsung lama dapat terjadi payah jantung.

79 PDT – Bag../SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya

Page 3: Anemia Defisiensi Besi

PENATALAKSANAAN

I. Medikamentosa

Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi

elemental/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan. Preparat besi ini

diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal.

Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk meningkatkan absorbsi besi).

II. Bedah

Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan karena diverticulum

Meckel.

III. Suportif

Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi yang bersumber dari

hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan).

IV. Lain-lain (rujukan sub spesialis, rujukan spesialisasi lainnya)

Ke sub bagian terkait dengan etiologi dan komplikasi (Gizi, Infeksi, Pulmonologi, Gastro-

Hepatologi, Kardiologi).

PEMANTAUAN

I. Terapi

Periksa kadar hemoglobin setiap 2 minggu

Kepatuhan orang tua dalam memberikan obat

Gejala sampingan pemberian zat besi yang bisa berupa gejala gangguan gastro-

intestinal misalnya konstipasi, diare, rasa terbakar diulu hati, nyeri abdomen dan mual.

Gejala lain dapat berupa pewarnaan gigi yang bersifat sementara.

II. Tumbuh Kembang

Penimbangan berat badan setiap bulan

Perubahan tingkah laku

Daya konsentrasi dan kemampuan belajar pada anak usia sekolah dengan konsultasi ke

ahli psikologi

Aktifitas motorik

Langkah Promotif/Preventif

Upaya penanggulangan AKB diprioritaskan pada kelompok rawan yaitu BALITA, anak

usia sekolah, ibu hamil dan menyusui, wanita usia subur termasuk remaja putri dan pekerja

wanita. Upaya pencegahan efektif untuk menanggulangi AKB adalah dengan pola hidup sehat

80 PDT – Bag../SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya

Page 4: Anemia Defisiensi Besi

dan upaya-upaya pengendalian faktor penyebab dan predisposisi terjadinya AKB yaitu berupa

penyuluhan kesehatan, memenuhi kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan cepat, infeksi

kronis/berulang pemberantasan penyakit cacing dan fortifikasi besi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice. A Guide to

Diagnosis and Management. New York; McGraw Hill, 1995 : 72-85.

2. Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-2.

New York; Churchill Livingstone Inc, 1995 : 35-50.

3. Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and Childhood. Edisi

ke-1. Philadelphia; Saunders, 1974 : 103-25.

4. Recht M, Pearson HA. Iron Deficiency Anemia. Dalam : McMillan JA, DeAngelis CD,

Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s Pediatrics : Principles and Practice. Edisi ke-3.

Philadelphia; Lippincott William & Wilkins, 1999 : 1447-8.

5. Schwart E. Iron Deficiency Anemia. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,

Penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia; Saunders, 2000 :

1469-71.

81 PDT – Bag../SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya