anemia pendarahan kronis et causa gastropati oins

24
Anemia Pendarahan Kronis et causa Gastropati OINS Michaela Vania Tanujaya 10.2010.175 E3 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat Telp. (021) 5605140 Fax. 021-5631731 PENDAHULUAN Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah. Anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita (WHO). Anemia merupakan gejala dan tanda penyakit tertentu yang harus dicari penyebabnya agar dapat diterapi dengan tepat. Anemia dapat disebabkan oleh 1 atau lebih dari 3 mekanisme independen yaitu berkurangnya produksi sel darah merah, meningkatnya destruksi sel darah merah dan kehilangan darah. Gejala anemia disebabkan karena berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan atau adanya hipovolemia. 1

Upload: michaela-vania-tanujaya

Post on 28-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Anemia perdarahan kronis ec. gastropati OAINS

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

Anemia Pendarahan Kronis et causa Gastropati

OINS

Michaela Vania Tanujaya

10.2010.175

E3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

Telp. (021) 5605140 Fax. 021-5631731

PENDAHULUAN

Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah

merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah. Anemia

adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita

(WHO). Anemia merupakan gejala dan tanda penyakit tertentu yang harus dicari

penyebabnya agar dapat diterapi dengan tepat. Anemia dapat disebabkan oleh 1 atau

lebih dari 3 mekanisme independen yaitu berkurangnya produksi sel darah merah,

meningkatnya destruksi sel darah merah dan kehilangan darah. Gejala

anemia disebabkan karena berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan atau adanya

hipovolemia.

Berdasarkan pendekatan morfologi, anemia diklasifi kasikan menjadi anemia

makrositik (meancorpuscular volume / MCV > 100 fL) , anemia mikrositik (MCV <

80 fL) dan anemia normositik (MCV 80-100 fL) .Gejala klinis, parameter MCV,

RDW (red cell distribution width), hitung retikulosit dan morfologi apus darah tepi

digunakan sebagai petunjuk diagnosis penyebab anemia.

1

Page 2: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

SKENARIO 6

Seorang lelaki berumur 46 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 1

minggu yang lalu. Sebelumnya pasien muntah hitam dan BAB berwarna hitam

sebanyak 3x. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hatinya dan mual. Pasien pernah

BAB hitam 3bulan yang lalu, ada penyakit maag sejak 7 bulan yang lalu dan sering

minum obat penghilang nyeri dalam 2 tahun terakhir.

ANAMNESIS

1. Pernahkah pasien muntah darah atau ada “butiran kopi”? Berapa banyak, berapa

kali, dan sejak kapan pasien muntah ? apakah muntah pertama mengandung darah

atau hanya yang berikutnya ?(pertimbangkan kemungkinan perdarahan akibat robekan

Mallory- Weiss karena robekan esophagus setelah muntah).

2. Adakah gangguan pencernaan, nyeri dada, refluks asam atau nyeri abdomen ?

adakah kehilangan darah per rectum atau melena ? apakah darah tercampur atau

terpisah dari tinja? Apakah tampak pada kertas toilet? Adakah perubahan kebiasaan

buang air besar?

Adakah rasa nyeri saat defekasi? Adakah lender? Adakah diare?

3. Apakah pasien pingsan atau pusing. Khususnya saat duduk/ berdiri tegak?

4. Adakah gejala yang menunjukkan anemia kronis (toleransi olahraga menurun,

lelah, angina, sesak napas, dan lain-lain)?

5. RPD : adakah kehilangan darah lewat saluran cerna sebelumnya, anemia,

kecenderungan perdarahan, penyakit hati (pertimbangkan varieses)?

6. Obat-obatan : apakah pasein mengkonsumsi aspirin, OAINS, obat anti koagulan,

atau Fe (menyebabkan tinja berwarna hitam)?.

Tanyakan riwayat merokok dan alcohol pasien. Jika konsumsi alcohol pasien

berleihan, pertimbangkan gastritis akibat alcohol, ulkus atau bahkan perdarahan

varises.

7. Riwayat Keluarga: adakah riwayat keganasan usus, colitis, atau kondisi turunan

yang jarang. Seperti sindrom Osler-weber-Rendu?

Pemeriksaan Fisik

2

Page 3: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

Tanda-tanda vital adalah nadi, pernapasan, suhu dan tekanan darah. Periksa

keadaan umum dan tanda-tanda vital pada pasien. Semuanya harus diukur dalam

setiap pemeriksaan yang lengkap. Tekanan darah, temperatur, frekuensi nadi dan

frekuensi napas menentukan tingkat keparahan penyakit. Pasien yang memperlihatkan

adanya perubahan nyata pada tanda-tanda vital biasanya menderita gangguan akut

yang memerlukan evaluasi dan pengobatan segera.5

_Temperatur dibawah 35˚C (95˚F ) atau di atas 41˚C (105.8˚F) atau tekanan darah

sistolik di bawah 90 mmHg menandakan keadaan gawat darurat.

_Frekuensi napas: kurang dari 5 kali/menit mengisyaratkan hipoventilasi dan

kemungkinan besar respiratory arrest. Bila lebih dari 35 kali/menit menunjukkan

gangguan yang parah, frekuensi yang lebih cepat dapat terlihat beberapa jam sebelum

otot-otot napas menjadi lelah dan terjadi gagal napas.5

Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara sistematik dan menyeluruh.

Dilakukan inspeksi pada :6

a. Warna kulit : pucat, plethora, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning.

b. Purpura : ptechie, echimosis.

c. Kuku : koilonychia (kuku sendok).

d. Mata : ikterus, konjungtiva pucat, perubahan fundus.

e. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, perdarahan gusi, atrofi papil lidah, glossitis dan

stomatitis angularis.

f. Limfadenopati dan hepatosplenomegali.

g. Nyeri tulang atau nyeri sternum.6

Pemeriksaan Fisik Abdomen

Pemeriksaan ini dilakukan dengan posisi pasien terlentang, kepala rata atau

dengan satu bantal, dengan kedua tangan di sisi kanan-kirinya. Sebaiknya vesika

urinaria dikosongkan dahlu sebelum pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan abdomen

ini terdiri dari 4 tahap yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.5

3

Page 4: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

a. Inspeksi

Pada pemeriksaan inspeksi, diperhatikan kelainan-kelainan yang terlihat pada

perut seperti jaringan parut karena pembedahan, asimetri perut yang menunjukkan

adanya masa tumor, striae, vena yang berdilatasi. Cari kaput medusa (aliran berjalan

keluar dari umbilicus), atau obstruksi vena kava inferior, peristaltis usus, distensi dan

hernia. Pada keadaan normal, dinding perut terlihat simetris. Bila ada tumor atau

abses atau pelebaran setempat lumen usus membuat perut terlihat tidak simetris. Pada

keadaan normal dan fisiologis, pergerakan dinding usus akibat peristaltic usus tidak

terlihat. Bila terlihat gerakan peristaltic usus maka dapat dipastikan adanya

hiperperistaltik dan dilatasi sebagai akat obstruksi lumen usus. Perhatikan kontur

abdomen, apakah bentuk dindingnya cekung atau membuncit, apakah abdomennya

simetris, apakah terdapat organ atau masa yang terlihat. Perhatikan adanya peristaltic

yang terlihat, pulsasi normal aorta akan terlihat di epigastrium.

b. Palpasi

Palpasi dinding perut sangat penting untuk menentukan ada tidaknya kelainan dalam

rongga abdomen dan pembesaran organ (organomegali). Palpasi dilakukan secara

sistematis dengan seksama, pertama kali ditanyakan apakah ada daerah-daerah yang

nyeri tekan dan sedapat mungkin seluruh dinding perut terpalpasi. Kemudian cari

apakah ada pembesaran massa tumor, hati, limpa, kandung empedu membesar atau

teraba. Palpasi diusahakan dalam posisi terlentang, pemeriksa berdiri pada sebelah

kanan pasien. Penekanan dilakukan oleh ruas terakhir dan ruas tengah jari-jari.

Sistematika palpasi dilakukan dengan hati-hati pada daerah nyeri yang dikeluhkan

oleh pasien. Perinci nyeri tekan abdomen antara lain berat ringannya, lokasi nyeri

yang maksimal, apakah ada tahanan (peritonitis), apakah ada nyeri rebound bila tak

ada tahanan.5

c. Perkusi

Perkusi abdomen dilakukan dengan cara tidak langsung, dengan penekanan yang

lebih ringan dan ketokan yang lebih perlahan. Perkusi abdomen sangat membantu

dalam menentukan apakah rongga abdomen berisi lebih banyak cairan atau udara.

Dalam keadaan normal suara perkusi abdomen yaitu timpani, kecuali di daerah hati

suara perkusinya adalah pekak. Hilangnya sama sekali daerah pekak hati dan

bertambahnya bunyi timpani di seluruh abdomen harus dipikirkan akan kemungkinan

4

Page 5: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

adanya udara bebas di dalam perut, misalnya pada perforasi usus. Dalam keadaan

adanya cairan bebas di dalam rongga abdomen, perkusi di atas dinding perut mungkin

timpani dan sampingnya pekak. Dengan memiringkan pasien ke satu sisi, suara pekak

ini akan berpindah-pindah (shifting dullness). Perhatikan di mana bunyi timpani

berubah menjadi dullness.5

d. Auskultasi

Dalam keadaan normal, bising usus terdengar lebih kurang 3 kali per menit. Jika

terdapat obstruksi usus, suara peristaltic usus akan meningkat, lebih lagi pada saat

timbul rasa sakit yang bersifat kolik. Peningkatan suara usus disebut borborigmi. Pada

keadaan paralisis usus, suara ini sangat melemah dan jarang bahkan kadang-kadang

bisa menghilang. Keadaan ini juga bisa terjadi pada tahap lanjut dari obstruksi usus di

mana usus sangat membesar dan atoni. Pada ileus obstruksi kadang terdengar

suara peristaltic dengan nada tinggi dan suara logam (metallic sound). Suara murmur

sistolik atau diastolic mungkin dapat didengar pada auskultasi abdomen. Bruit sistolik

dapat didengar pada aneurisma aorta atau pada pembesaran hati karena hepatoma.

Bising vena yang kadang-kadang disertai dengan terabanya getaran, dapat didengar

diantara umbilicus dan epigastrium

Pemeriksaan penunjang

Penilaian laboratorium

Uji rutin

Hitung darah lengkap (full blood count, FBC)

- Sampel darah dalam antikoagulan sequestrene diuji dengan penganalisis automatis.

- Konsentrasi hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah merah, indeks sel darah

merah.

- Jumlah dan diferensial sel darah putih.

- Jumlah dan ukuran trombosit.

5

Page 6: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

- Penganalisis semakin bisa menghasilkan jumlah retikulosit terautomatisasi dan

menghitung imatur (‘retikulosit trombosit’).2

Nilai Eritrosit Rata-rata (NER) VER(MCV), HER (MCH), KHER(MCHC)

Apusan darah

Apusan darah digunakan untuk menilai ukuran/bentuk sel darah merah;

gambaran dan diferensial sel darah putih; sel abnormal; ukuran dan morfologi

trombosit; deteksi parasit, misalnya malaria.

Uji laboratorium khusus

Pemeriksaan penunjang pada anemia hemolitik, gangguan hemoglobin,

defisiensi hematinik, penyakit keganasan, dan gangguan koagulasi.

Laju endap darah (LED), viskositas plasma/ whole blood, dan protein C-reaktif.

Laju endap darah (LED) mengukur kecepatan turunnya suatu kolom yang

berisi sel darah merah plasma dalam waktu 1 jam. LED sebagian besar ditentukan

oleh konsentrasi protein plasma, terutama fibrinogen dan globulin. LED meningkat

pada anemia. Kisaran normal LED meningkat seiring pertambahan usia. Peningkatan

LED merupakan ndikator yang tidak spesifik terhadap respons fase akut dan berguna

dalam memonitor aktivitas penyakit misalnya arthritis rematoid. Peningkatan LED

terjadi pada gangguan inflamasi, infeksi, keganasan, mieoma, anemia, dan kehamilan.

Viskositas plasma memberikan informasi yang dapat dibandingkan dan

semakin disukai karena dapat diautomatisasi secara mudah. Viskositas whole blood

juga dipengaruhi oleh jumlah sel, sehingga meningkat bila jumlah sel darah merah

(eritrokrit), jumlah sel darah putih (leukokrit), atau jumlah trombosit sangat

meningkat. Protein C-reaktif meningkat pada respon fase akut dan berguna dalam

memonitor hal ini.2

Aspirasi sumsum tulang dan biopsy trefin.

Uji khusus

- Sitometri aliran

- Analisis kromosomal

6

Page 7: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

- Tekhnik molecular

Pemeriksaan penunjang khusus

Penyakit hematologis sering merupakan gangguan yang menyerang banyak

system (multisystem) dan berbagai macam pemeriksaan penunjang khusus ( sinar-X,

ultrasonografi, CT scan / MRI, endoskopi,dll) sering kali diperlukan untuk

menentukan luas dan stadium penyakit.

- Pelabelan sel dengan isotop yang diikuti pemindaian, misalnya pelabelan sel darah

merah autolog dengan kronium/teknetium radioaktif, kemudian direinjeksi, dan

dilakukan penentuan massa sel darah merah dan pengukuran masa hidupnya, deteksi

hilangnya sel darah merah dalam tinja dan pendeteksian destruksi dalam hati/ limpa

dilakukan dengan penghitungan permukaan. Pemindaian sel darah putih berlabel

(gallium)dapat mendeteksi infeksi atau limfoma samar.

- Tomografi emisi positron (PET) mengukur aktivitas metabolic jaringan dan mampu

membedakan tumor aktif, misalnya limfoma (positif), dibandingkan dengan jaringan

parut yang inaktif (negative).

- Pemindaian multiple gated acquisition (MUGA) untuk menilai fungsi ventrikel

Diagnosis Banding

Anemia pendarahan kronis et causa ulkus peptikum

Bisul melibatkan iritasi, luka atau lesi pada tingkat yang berbeda dari saluran

pencernaan. Penyebab utama dari ulkus dianggap infeksi dengan bakteri yang disebut

Helicobacter pylori, yang dapat diperoleh melalui konsumsi makanan atau air yang

terkontaminasi. Penyebab lain dari ulkus adalah produksi berlebihan dari asam

klorida dan pepsin. Ketika secara berlebihan, asam lambung dapat merusak dinding

pelindung dari lambung atau organ internal tertentu, memungkinkan bakteri untuk

menyebabkan kerusakan yang lebih besar. Meskipun bakteri Helicobacter pylori dan

sekresi lambung berlebihan terutama bertanggung jawab untuk pengembangan ulkus,

ada juga faktor lain yang dapat berkontribusi pada proses: merokok, konsumsi

alkohol, kafein, dll

Ketika asam klorida dan pepsin juga terlibat dalam pengembangan maag,

gangguan ini disebut sebagai ulkus peptikum. Jika ulkus terjadi pada tingkat

7

Page 8: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

duodenum, gangguan ini disebut ulkus duodenum. Jika ulkus berkembang dalam

perut, gangguan perut atau disebut tukak lambung. Ulkus lambung dianggap suatu

bentuk gangguan pencernaan serius, karena dapat mengakibatkan komplikasi dan

bahkan kanker. Komplikasi yang paling parah adalah perdarahan ulkus peptikum

dan perforasi ulkus. 1

Gejala dari perdarahan karena ulkus adalah:

- muntah darah segar atau gumpalan coklat kemerahan yang berasal dari makanan

yang sebagian telah dicerna, yang menyerupai endapan kopi

- tinja berwarna kehitaman atau tinja berdarah.

Dengan endoskopi dilakukan kauterisasi ulkus. Bila sumber perdarahan tidak dapat

ditemukan dan perdarahan tidak hebat, diberikan pengobatan dengan antagonis-H2

dan antasid. Penderita juga dipuasakan dan diinfus, agar saluran pencernaan dapat

beristirahat.

Obat-obat tertentu (terutama aspirin, ibuprofen dan obat anti peradangan non-

steroid lainnya), menyebabkan timbulnya erosi dan ulkus di lambung, terutama pada

usia lanjut. Erosi dan ulkus ini cenderung akan membaik jika pemakaian obat tersebut

dihentikan dan jarang kambuh kembali kecuali jika obat digunakan kembali.

8

Page 9: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

Diagnosis Kerja

Anemia pendarahan kronis et causa gastropati OINS

Anemia

Gastropati

Gastropati yang disebabkan oleh refluks empedu dan OINS sering disebut

sebagai gastropati kimiawi atau gastropati reaktif atau gastritis tipe C. OINS

merupakan first line therapy untuk artritis dan digunakan secara meluas pada kasus

trauma, nyeri pasca pendarahan dan nyeri-nyeri lain. Sebagian besar efek samping

OINS pada saluran cerna bersifat ringan dan reversibel. Hanya sebagian kecil yang

menjadi berat yakni tukak peptik, pendarahan saluran cerna dan perforasi. Risiko

untuk mendapatkam efek samping OINS tidak sama untuk semua orang tergantung

kepada faktor usia, digunakan bersama steroid, riwayat pernah mengalami efek

samping OINS , dosis tinggi atau kombinasi dengan lebih dari satu macamOINS dan

diabilitas.

Anemia pendarahan kronis

Gejala klinik yang timbul pada anemia tidak selalu sama walaupun kadar

hemoglobin penderita tersebut sama. Hal ini disebabkan gejala anemia yang timbul

karena beberapa faktor antara lain kecepatan terjadinya anemia, daya kompensasi

fisiologis tubuh dan aktivitas penderita.

Bagi anemia yang terjadi dalam waktu singkat/akut (seperti pendarahan akut)

akan menimbulkan gejala berat. Sebaliknya bila anemia terjadi secara perlahan

( menahun ) maka gejalanya akan lebih ringan karena pada keadaan ini penderita telah

dapat menyesuaikan diri dan terjadi kompensasi tubuh terhadap keadaan tersebut.

Gejala klinik anemia pada orang beraktivitas tinggi lebih terlihat karena kebutuhan

oksigen yang lebih tinggi. 2,5

Epidemiologi

Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik

maupun di lapangan. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta

orang menderita anemia dengan sebagian besar tinggal di daerah tropik. Angka

9

Page 10: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

prevalensi anemia di dunia sangat bervariasi tergantung pada geografi. Angka

prevalensi anemia di Indonesia menurut Husaini dkk adalah sebagai berikut :6

Di UK tiap tahun diperkirakan 30.000 gangguan gastrointestinal yang serius

diakibatkan oleh NSAID dan diperkirakan 12.000 pasien terpaksa dirawat dirumah

sakit dan menyebabkan 1.200 kematian. Di USA diperkirakan lebih dari 40.000

penderita tiap tahun dirawat di rumah sakit dan menyebabkan 3.000 kematian pada

penderita lanjut usia yang disebabkan oleh pemakaian NSAID. Diperkirakan NSAID

menyebabkan 15-35% dari seluruh komplikasi ulkus.3

Etiologi

Etiologi dari anemia pasca perdarahan (post-hemoragic) adalah kehilangan

darah karena kecelakaan, operasi, pendarahan usus, ulkus peptikum, perdarahan

karena kelainan obstetris, hemoroid dan ankilostomiasis.9 Anemia yang disebabkan

perdarahan mendadak, perdarahan lambat yang kronis (menahun) mengakibatkan

penurunan jumlah total sel darah merah dalam sirkulasi. Anemia jenis ini dapat

berhubungan dengan peningkatan presentase sel darah merah imatur (retikulosit)

dalam sirkulasi.2

Kehilangan darah dalam jumlah besar (blood loss) akan menyebabkan

kurangnya julah sel darah merah (SDM) dalam darah sehingga terjadi anemia.

Pendarahan kecil atau mikro yang terjadi dalam jangka waktu yang lama juga dapat

menimbulkan anemia. Berlainan dengan perdarahan yang besar dan dalam waktu

singkat, perdarahan mikro dan kronis ini biasanya tidak atau kurang disadari.

Perdarahan kecil yang menahun di saluran cerna juga dapat terjadi pada tukak

lambung yang tidak diobati sebagaimana mestinya.10 Ulkus gaster seringkali

menimbulkan perdarahan dalam ukuran besar, tidak nyeri, kemungkinan perdarahan

awal yang lebih kecil disertai darah yang mengalami perubahan (coffee ground) dan

riwayat penyakit ulkus peptikum. Sedangkan pada gastritis erosif, terdapat perdarahan

dengan volume sedikit, berwarna merah terang, dapat terjadi sesudah konsumsi

alkohol atau OAINS dan terdapat riwayat gejala-gejala dispepsia.11 Sindrom

dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung dan muntah merupakan salah satu

keluhan yang sering muncul. Ditemukan juga perdarahan saluran cerna berupa

hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca

perdarahan.5

10

Page 11: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

Patofisiologi

Gejala umum anemia (sindrom anemia) adalah gejala yang timbul pada setiap

kasus anemia, apapun penyebabnya, apabila kadar hemoglobin turun di bawah harga

tertentu. Gejala umum anemia ini timbul karena anoksia organ, mekanisme

kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut oksigen. Gejala umum anemia

menjadi jelas (anemia simptomatik) apabila kadar hemoglobin telah turun di bawah 7

g/dl. Berat ringannya gejala umum anemia tergantung pada derajat penurunan

hemoglobin, kecepatan penurunan hemoglobin, usia, adanya kelainan jantung atau

paru sebelumnya. Sindrom anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, palpitasi,

takikardi, pusing, telinga mendenging (tinnitus), mata berkunang-kunang, kaki terasa

dingin, sesak nafas dan dispepsia. Pada pemeriksaan, pasien tampak pucat, yang

mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan di bawah

kuku. Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan anemia sangat

bervariasi tergantung dari penyebab anemia tersebut.5

Reaksi klinis dan morfologis terhadap kehilangan darah bergantung pada

kecepatan perdarahan dan apakah perdarahan bersifat eksternal atau internal.

Pengeluaran darah kronik memicu anemia jika kecepatan perdarahan melebihi

kapasitas regeneratif sumsum tulang atau jika cadangan besi berkurang.7 Gastropati

akibat NSAID bervariasi sangat luas, dari hanya berupa keluhan nyeri ulu hati sampai

pada tukak peptik dengan komplikasi perdarahan saluran cerna bagian atas.5

Gejala yang timbul mirip pada anemia perdarahan kronis mirip dengan anemia

jenis lain dan bervariasi dari ringan sampai berat, tergantung pada seberapa banyak

darah yang hilang dan seberapa cepat. Jika kehilangan darah terjadi secara perlahan

selama beberapa minggu atau lebih, kehilangan sampai dua pertiga dari volume darah

dapat menyebabkan gejala hanya berupa kelelahan dan kelemahan.5 Gejala klinis

yang dapat dijumpai pada anemia pasca perdarahan jika dihubungkan dengan

perdarahan adalah sebagai berikut :12

11

Page 12: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

Tabel 1. Gejala Klinis Perdarahan12

PENATALAKSANAAN NON MEDIKA MENTOSA

Pada perdarahan banyak dan cepat, sumber perdarahan harus ditemukan dan

perdarahan harus dihentikan. Pemulihan volume darah dengan pemberian plasma

secara intravena atau darah utuh yang telah dicocokkan golongannya. Salin atau

albumin juga dapat diinfuskan.2 Pulihkan volume darah dengan memberikan infus

plasma expanders. Indikasi transfusi darah bila kadar Hb kurang dari 7g/dL.

Pemberian 1 unit Packed Red Cells (PRC) dapat meningkatkan Ht 3% atau

meningkatkan kadar Hb 1 g/dL.1 Hal yang penting dan kritis adalah memberikan

pengobatan tanpa menunda. Selang intravena berdiameter besar harus dipasang.

Sementara golongan darah ditentukan dan dilakukan percocokan silang (crossmatch),

salin, ringer laktat atau koloid seperti albumin 5% harus diinfuskan untuk mengoreksi

hipovolemia. Selanjutnya darah lengkap diberikan sesegera mungkin. Pemantauan

tanda-tanda vital dan tekananan vena sentral berguna dalam menentukan jumlah

volume penggantian yang tepat.13

Penatalaksanaan pada pasien gastropati OAINS, terdiri dari non-

mediamentosa dan medikamentosa. Pada terapi non-medikametosa, yakni berupa

istirahat, diet dan jika memungkinkan, penghentian penggunaan OAINS. Secara

umum, pasien dapat dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila kurang berhasil atau ada

komplikasi baru dianjurkan rawat inap di rumah sakit.5

Pada pasien dengan disertai tukak, dapat diberikan diet lambung yang

bertujuan untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak

memberatkan lambung, mencegah dan menetralkan asam lambung yang berlebihan

12

Page 13: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

serta mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin. Adapun syarat diet lambung

yakni:3

Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.

_Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerima.

Rendah lemak, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara

bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

- Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.

_Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,

mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perseorangan)

Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan

minum susu terlalu banyak.

Makan secara perlahan.

Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk

memberikan istirahat pada lambung.

PENATALAKSANAAN MEDIKA MENTOSA

Dengan adanya kehilangan darah secara lambat atau sedikit, tubuh dapat

memproduksi cukup sel darah merah untuk memperbaiki anemia tanpa perlu transfusi

darah. Karena zat besi, yang diperlukan untuk memproduksi sel darah merah hilang

selama perdarahan, kebanyakan orang yang mengalami anemia akibat pendarahan

perlu mengkonsumsi suplemen zat besi, biasanya tablet, selama beberapa bulan.

Kehilangan darah memerlukan suplementasi besi untuk jangka panjang. Pemberian

ferro sulfat 3 x 200 mg sehari merupakan pilihan yang tepat. Sediaan besi oral lainnya

meliputi ferro fumarat, ferro glukonat. Perbaikan cadangan besi membutuhkan waktu

3-6 bulan meskipun demikian retikulosis mencapai puncak setelah 10 hari sementara

hemoglobin mencapai nilai normal setelah 2 bulan terapi.5

Evaluasi sangat penting karena sebagian besar gastropati OAINS ringan dapat

sembuh sendiri walaupun OAINS tetap diteruskan. Antagonis reseptor H2 (ARH2)

13

Page 14: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

atau proton pump inhibitor (PPI) dapat mengatasi rasa sakit dengan baik. Harus hati-

hati menggunakan ARH2 pada pasien yang harus menggunakan OAINS jangka lama

ARH2 ternyata mampu mencegah timbulnya komplikasi berat OAINS pada saluran

cerna atas. Pasien yang dapat menghentikan OAINS, obat-obat anti tukak seperti

golongan sitoproteksi, ARH2 dan PPI dapat diberikan dengan hasil yang baik.

Sedangkan pasien yang tidak mungkin menghentikan OAINS dengan berbagai

pertimbangan sebaiknya menggunakan PPI.5

KOMPLIKASI

1) Kegagalan jantung dimana fungsi jantung menjadi lemah dan tidak mencukupi.

Masalah jantung. Anemia dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak

teratur. Jantung harus memompa darah lebih banyak untuk mengkompensasi

kekurangan oksigen yang dibawa oleh darah. Hal ini dapat menyebabkan pembesaran

jantung atau gagal jantung

2) Masalah semasa mengandung seperti melahirkan anak pramatang dan pertumbuhan

janin yang terencat semasa berada didalam kandungan.

3) Keletihan yang teruk sehingga mengganggu aktivitas seharian. Terutama pada anak

sekolah yang tidak ikut serta kegiatan di sekolah.

4) Pada anemia yang parah, pendarahan yang banyak yang tidak diganti balik dapat

menyebabkan kematian. 3

Prognosis

Prognosis akan bertambah baik jika peyakit dasarnya dikesan dan di tangani

lebih awal. Anemia merupakan simptom yang menandakan adanya kelainan lain di

tubuh. Sifat-sifat gejala anemia dapa dipakai untuk membantu diagnosis. Pada orang

yang sudah berusia/lansia prognosis anemia lebih buruk karena daya ketahanan tubuh

yang semakin berkurang. 5

14

Page 15: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

Daftar pustaka

1. Sudiono H, Iskandar I, Edward H, Halim SK, Santoso R. Penuntun patologi klinik

hematologi. Jakarta: FK Ukrida;2009.h.103-121.

2. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC;2009.h.410-25.

3. 1.Suyata, Bustami E, Bardiman S, Bakry F. Nsaid gastropathy. Volume 5. Jakarta:

The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology and Digestive

Endoscopy;2004.h.89-94.

4. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta:

Erlangga;2007.h.29-30.

5. Sudoyo WA. Setiyohadi B, Alwi I et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Volume 1

& 2. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing;2009.h.447, 509-518, 1109-1113.

6. Bakta IM. Hematologi klinik ringkas. Jakarta: EGC;2012.h.12-40.

7. Mitchell, Kumar K, Abbas, Fausto N. Robbins & cotran dasar patologis penyakit.

Edisi ke-7. Jakarta: EGC;2010.h.641-2.

8. Staf pengajar ilmu kesehatan anak FK UI. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: FK

UI;2005.h.430-1.

9. Sadikin M. Biokimia darah. Jakarta: Widya Medika;2002.h.25-37.

10. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Jakarta: Erlangga;2007.h.23.

11. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson. Volume 2. Edisi ke-15.

Jakarta: EGC;2000.h.1326.

12. Bakta IM. Gawat darurat di bidang penyakit dalam. Jakarta: EGC;2000.h.139.

15

Page 16: Anemia Pendarahan Kronis Et Causa Gastropati OINS

16