anomali gigi

7
ANOMALI GIGI DAN PERTUMBUHAN ABNORMAL ( oleh : Yunita Savitri ) yaitu adanya penyimpangan bentuk / jumlah / posisi / struktur gigi dari keadaan normal. Etiologi : - herediter - idiopatik A. ANOMALI GIGI 1. Supernumerary teeth - Adanya gigi kelebihan yang secara normal tidak ada. - Lebih sering pada gigi permanen ( pada sulung biasanya gigi insisivus sulung yang tumbuh sebelum bayi lahir ). - Etiologi : tidak diketahui - Dapat berbentuk seperti gigi normal dengan ukuran lebih kecil atau bentuk konis. - Dapat erupsi atau impaksi. - Sering ditemukan pada : a. regio insisivus , disebut mesiodens b. regio premolar atau molar, disebut paramolar c. regio posterior/ distal M 3 , disebut distomolar - Radiografik : - terlihat bentukan gigi yang lebih kecil - mutlak diperlukan pada kasus impaksi 2. Agenisi - Tidak adanya benih gigi yang dapat melibatkan : a. satu atau dua benih gigi, disebut hypodontia b. beberapa benih gigi, disebut oligodontia d. seluruh benih gigi, disebut anodontia sangat jarang dan biasanya disertai cacat mental. - Etiologi : - herediter - gangguan keseimbangan kelenjar endokrin - Sering pada I 2 , P 2 , M 3 rahang atas dan I 1 , P 2 , M 3 rahang bawah - Dapat unilateral/ bilateral - Radiografik : tidak terlihat adanya benih gigi permanen 3. Macrodontia - Ada 2 macam : a. macrodontia murni: bila ukuran rahang normal, ukuran gigi > normal

Upload: intan-safira

Post on 13-Jul-2016

199 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

test

TRANSCRIPT

Page 1: Anomali Gigi

ANOMALI GIGI DAN PERTUMBUHAN ABNORMAL

( oleh : Yunita Savitri )

yaitu adanya penyimpangan bentuk / jumlah / posisi / struktur gigi dari keadaan normal.

Etiologi : - herediter - idiopatik

A. ANOMALI GIGI

1. Supernumerary teeth- Adanya gigi kelebihan yang secara normal tidak ada.- Lebih sering pada gigi permanen ( pada sulung biasanya gigi insisivus sulung yang

tumbuh sebelum bayi lahir ).- Etiologi : tidak diketahui- Dapat berbentuk seperti gigi normal dengan ukuran lebih kecil atau bentuk konis.- Dapat erupsi atau impaksi.- Sering ditemukan pada :

a. regio insisivus , disebut mesiodensb. regio premolar atau molar, disebut paramolarc. regio posterior/ distal M3, disebut distomolar

- Radiografik : - terlihat bentukan gigi yang lebih kecil - mutlak diperlukan pada kasus impaksi

2. Agenisi- Tidak adanya benih gigi yang dapat melibatkan :

a. satu atau dua benih gigi, disebut hypodontia b. beberapa benih gigi, disebut oligodontia

d. seluruh benih gigi, disebut anodontia sangat jarang dan biasanya disertai cacatmental.

- Etiologi : - herediter- gangguan keseimbangan kelenjar endokrin- Sering pada I2, P2, M3 rahang atas dan I1, P2, M3 rahang bawah

- Dapat unilateral/ bilateral- Radiografik : tidak terlihat adanya benih gigi permanen

3. Macrodontia- Ada 2 macam :

a. macrodontia murni: bila ukuran rahang normal, ukuran gigi > normal

Page 2: Anomali Gigi

b. macrodontia relatif: bila ukuran rahang < normal, ukuran gigi normal- Dapat melibatkan 1 gigi, beberapa gigi atau seluruh gigi.- Sering ditemukan pada I1 rahang atas, C, P rahang bawah.

- Klinis: terlihat mahkota gigi yang besar , dapat disertai gejala berdesakan, maloklusi atau impaksi.

- Radiografik : gigi dengan mahkota yang besar dengan derajat densitas enamel dan dentin normal.

- Diagnosa banding : fusion, gemination

4. Microdontia - Ada 2 macam:

a. microdontia murni : rahang normal, ukuran gigi < normalb. microdontia relatif : ukuran gigi normal, rahang > normal

- Dapat pada 1 gigi, beberapa gigi atau seluruh gigi ( jarang ).- Sering pada : - supernumerary teeth

- I2 RA ( peg shape / konis )

- M3 RA & RB

- Klinis : mahkota gigi kecil dengan diastema diantara gigi yang terlibat- Radiografik : mahkota gigi kecil, densitas enamel dan dentin normal

5. Fusion ( Synodontia )- Adanya 2 benih gigi yang tumbuh bergabung menjadi satu gigi- Gigi sulung / permanen fusion pada sulung biasanya diikuti permanennya.

Umumnya pada gigi insisivus.- Klinis : gigi dengan 1 mahkota besar/ lebar- Radiografik : tampak 1 gigi berukuran besar dengan 2 ruang pulpa dan 2

saluran akar.- Diagnosa banding : gemination, macrodontia

6. Gemination ( Schizodontia )- Adanya 1 benih gigi yang tumbuh membelah menjadi 2 mahkota- Sering pada insisivus sulung- Klinis : mahkota gigi tampak lebar dengan lekukan di tengahnya- Radiografik : tampak gigi berukuran besar dengan 1 ruang pulpa dan 1

saluran akar- Diagnosa banding : fusion

7. Taurodontism - Bentuk gigi memanjang dengan bagian akar memendek- Gigi sulung / permanen- Unilateral/ bilateral- Dapat 1 gigi / lebih, paling sering pada molar

Page 3: Anomali Gigi

- Klinis : mahkota normal tetapi batas servikalnya lebih dalam

- Radiografik : gigi tampak memanjang ( elongated body of tooth ), ruang pulpa tinggi dan luas, akar dan saluran akar pendek

8. Concrescence- Menyatunya akar dari 2 gigi / lebih pada c.e.j sampai sementum- Gigi sulung / permanen- Sering pada M RA, terutama M3 dan supernumerary teeth. Gigi yang terlibat dapat

erupsi sebagian atau erupsi sempurna.- Radiografik: tampak akar 2 gigi melekat menjadi 1 dan sangat radiopak

( hiperkalsifikasi sementum ), kadang sulit dibedakan dengan gigiyang kontak sangat dekat.

9. Dilaceration- Bentuk gigi yang membengkok ( melengkung ) yang disebabkan adanya

gangguan pertumbuhan pada saat proses pembentukan gigi- Etiologinya diduga oleh karena adanya trauma mekanik saat proses pembentukan

gigi ( proses kalsifikasi ) kalsifikasi tidak sempurna bentuk gigi menjadi bengkok- Pada beberapa kasus, gigi yang dilaceration tidak dapat erupsi- Sering pada P rahang atas- Klinis :

bila melibatkan mahkota, tampak bentuk mahkota yang membengkok bila melibatkan akar ( hanya terlihat dari radiografik ), kadang-kadang gigi

tidak dapat erupsi- Radiografik : tampak akar membengkok ( bila melibatkan akar ), ruang pulpa dan

saluran akar dapat terlihat- Diagnosa banding :

gigi fusion gigi dengan condensing osteitis

10. Dens in dente ( Dens invaginatus )- Adanya bentukan gigi di dalam gigi - Sering pada I2 RA

- Klinis : normal, kadang bagian cingulum lebih tebal- Radiografik : tampak gambaran radiopak berbentuk gigi kecil di dalam gigi

11. Dens evaginatus - Adanya enamel tubercle yang muncul pada permukaan oklusal gigi- Sering pada P dan M RB- Unilateral / bilateral

Page 4: Anomali Gigi

- Etiologi : tidak diketahui, tetapi seringkali bersifat menurun- Radiografik : tampak perluasan dentin pada permukaan oklusal yang terlibat

dan tertutup oleh gambaran opak enamel

12. Enamel pearl ( Enameloma ) - Adanya bentukan bulat enamel ( 1-3 mm ) yang melekat di bagian akar gigi- Sering pada trifurkasi M RA ( terutama M3 ) atau bifurkasi M RB

- Beberapa kasus terletak di regio c.e.j dapat membentuk saku gusi kelainanperiodontal

- Dapat 1 gigi atau multipel- Radiografik : tampak bulatan radiopak dengan tepi membulat dan derajat

radiopasitinya tinggi ( karena mengandung enamel )

13. Transposisi ( heterotopi )- Adanya gigi yang erupsi bukan pada tempat yang semestinya ( 2 gigi yang bertukar

tempat )- Sering pada C dan P1 , C dan I2 juga P2 diantara M1 dan M2

- Hanya pada gigi permanen- Klinis / radiografik : tampak letak gigi yang tidak sesuai dengan urutannya

14. Amelogenesis imperfecta ( Hereditary hypoplasia of enamel )- Suatu kelainan herediter yang dominan oleh karena rusaknya sel-sel ameloblas pasa

saat proses pembentukan gigi- Kelainannya hanya pada enamel. Dentin, sementum dan pulpa normal.- Pada sulung / permanen- Klinis : mahkota tampak kuning kecoklatan ( lapisan enamel sangat tipis )- Radiografik : tidak tampak gambaran radiopak dari enamel

15. Dentinogenesis imperfecta ( Hereditary opalescent dentin )- Merupakan kelainan herediter autosomal dominan ( 1 : 2 penderita kelainan ini

akan menurun pada 50% anak-anaknya )- Pada sulung / permanen - Klinis :

mahkota membulat dan berwarna keabu-abuan atau merah muda enamel lunak, mudah terkelupas ( atrisi )

- Radiografik : tampak mahkota membulat dengan servikal mengecil ( bulbous appearance ) akar memendek dan ramping obliterasi ruang pulpa dan saluran akar sebagian atau seluruhnya

Page 5: Anomali Gigi

16. Dentin dysplasia ( Non opalescent dentin )- Adalah suatu kelainan herediter dimana susunan tubuli dentin tidak beraturan

dengan banyak fokus kalsifikasi.- Sering ada gigi I, C dan P.- Pada gigi sulung / permanen.- Klinis : mahkota gigi agak memendek, terjadi perubahan warna dari kekuningan

sampai keabu-abuan ( lebih transparan daripada opalescent dentin ).- Radiografik : akar tampak sangat pendek, tidak terlihat adanya ruang pulpa dan

saluran akar ( obliterasi ). Kadang-kadang tampak gambaran abses / kista padadaerah apikal.

17. Odontodysplasia ( Odontogenesis imperfecta / ghost teeth )- Klinis : mahkota gigi < dari normal disertai bercak kecoklatan oleh karena

hipokalsifikasi dan hipoplastik enamel.- Gigi mudah mengalami karies atau fraktur mahkota karena lapisan enamel sangat

rapuh.- Pada beberapa kasus tidak dapat erupsi.- Bila terjadi pada gigi sulung biasanya juga terjadi pada permanen penggantinya.- Sering pada insisivus sentral rahamg atas, dan gigi yang terlibat sering terlambat

erupsi.- Radiografik : tampak ruang pulpa yang luas dan saluran akar lebar.- Diagnosa banding : dentinogenesis imperfecta.

B. PERTUMBUHAN ABNORMAL

1. Cleft Palate- Adanya celah pada palatum oleh karena tidak bersatunya tulang palatum kiri dan

kanan pada saat proses pertumbuhan dan perkembangan muka.- Unilateral / bilateral- Etiologi :

a. Gangguan pertumbuhanb. Kelainan kongenital

- Klinis : terlihat celah pada palatum, seringkali diikuti defect pada mukosa bibir( cleft lip ).

- Biasanya diikuti beberapa anomali gigi, seperti tidak adanya I2 RA / adanya

supernumerary teeth pada regio tersebut, terjadi maloklusi, hypodontia.- Radiografik : tampak daerah radiolusen pada regio yang mengalami cleft palate

karena tidak terjadi pembentukan tulang ( osseous deformity ).

2. Hypercementosis ( Cementum Hyperplasia )

Page 6: Anomali Gigi

- Adanya perubahan akar gigi oleh karena pembentukan cement gigi yang berlebihandi daerah apikal.

- Sering terjadi pada gigi P, M1 dan M2- Klinis : normal.- Radiografik : tampak ujung apikal membulat dan membesar, kadang-kadang lamina

dura tampak kabur.

2. Pulp Stone- Adanya bentukan bulat akibat kalsifikasi didalam ruang pulpa / saluran akar.- Klinis : normal- Dapat terjadi pada semua gigi terutama molar.- Etiologi : tidak diketahui.- Radiografik : terlihat bulatan radiopak didalam ruang pulpa atau saluran akar.

3. Impaksi- Adanya benih gigi yang tidak dapat erupsi.- Sering terjadi pada :

8 3 3 88 5 5 8

- Etiologi :

a. Tidak adanya daya erupsi

b. Kekurangan tempat untuk erupsi

c Terhalang gigi sebelahnya

4. Retensi - Adanya benih gigi yang tidak dapat erupsi meskipun daya erupsinya ada.- Penyebab :

a. Terhambat oleh bentuk akar yang membengkokb. Infeksi kronis pada akar gigi ( benih ) oleh karena trauma mekanis

5. Distorsi

- Terjadinya rotasi ( < 90o / 180o ) elemen gigi yang biasanya oleh karenakekurangan tempat

- Contoh : C berputar kearah mesio bukal

6. Ankylosis Gigi

Page 7: Anomali Gigi

- Adalah suatu keadaan dimana akar gigi melekat menjadi satu dengan tulangalveolar disekitarnya

- Etiologi : diawali adanya infeksi atau rengsangan kronis pada jaringan disekitarakar gigi, sehingga jaringan periodontal mengalami lokal nekrosis atau degenerasifibroblastik. Selanjutnya terjadi proses penyembuhan denganmembentuk tulangbaru yang langsung melekat pada akar gigi. Etiologi yang lain belum diketahui.

- Dapat terjadi pada gigi sulung / permanen. Paling sering pada m2 ( sulung )- Apabila gigi sulung mengalami ankylosis dapat menghambat erupsi gigi

penggantinya.- Klinis : gigi yang ankylosis mempunyai garis oklusal lebih rendah dibandingkan

gigi-gigi disebelahnya. Pada gigi permanen biasanya dalam keadaan karies yang

tidak dirawat atau pasca perawatan saluran akar.- Radiografik : tidak terlihat gambaran periodontal membran dan lamina dura.

( menyatu dengan tulang alveolar ).