ansin analisa gas darah
TRANSCRIPT
Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI UNTUK ANALISA GAS
DARAH
Nama klien : Tn. M
Diagnosa Medis : Susp. Leptospirosis dan AMI
Tanggal Masuk : 21 Desember 2012
1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran
a. Diagnosa
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar
Data Subyektif:
Klien mengatakan sesak
Klien menolak saat nasal kanul diganti non rebreathing mask karena tidak
nyaman
Data Obyektif:
Klien tampak terpasang nasal kanul O2 3 liter/menit
Hasil Pemeriksaan Fisik Paru-Paru:
Inspeksi:
- Frekuensi napas klien 45 kali/ menit; irreguler; napas pendek, cepat,
dan dangkal
- Ada napas cuping hidung
- Ada retraksi intercostalis
- Ada gerakan otot bantu pernapasan saat klien bernapas
- Pengembangan dada simetris antara dada kanan dan kiri.
Palpasi: Pengembangan dinding dada kurang maksimal
Perkusi: Sonor pada sebagian besar lapang paru, dullness pada area basal
Auskultasi: Terdengar suara dasar vesikuler dan terdengar ronkhi basah
pada area basal paru
Hasil Pemeriksaan Penunjang (thorax AP) : terdapat gambaran edema
pulmonum
1
Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012
b. Dasar Pemikiran
Umumnya infark miokard akut didasari oleh adanya arterisklerosis
pembuluh darah koroner. Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat
penyumbatan total arteria koronaria oleh trombus yang tidak stabil dan sering
ruptur. Kerusakan miokard dari endokardium sampai epikardium, menjadi
komplet dan irefersibel dalam 3 – 4 jam. Meskipun nekrosis miokard sudah
komplit, proses remodeling miokard yang mengalami injuri terus berlanjut
sampai beberapa minggu karena daerah infark meluas dan daerah non infark
mengalami dilatasi. Setelah terjadi infark miokard akut, daerah miokard
setempat akan memperlihatkan penonjolan sistolik dengan akibat penurunan
isi sekuncup (stroke volume) dan peningkatan mekanisme akhir sistolik dan
akhir diastolik ventikrel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dengan
akibat tekanan atrium kiri juga naik. Peningkatan tekanan atrium kiri yang
lama akan menyebabkan transudasi cairan ke jaringan intersisium paru.
Akibatnya terjadi kerusakan membran alveolar paru yang berpengaruh
terhadap proses difusi dan mengakibatkan adanya gangguan pertukaran gas.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pengambilan sampel darah arteri untuk analisa gas darah.
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Steril
b. Darah yang diambil harus darah arteri.
c. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
d. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
e. Prosedur pengambilan analisa gas darah:
1) Persiapan alat:
a) Syringe steril ukuran 5 atau 10 ml
b) Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)
2
Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012
c) Jarum no. 22 atau 25 (bevel pendek)
d) Kapas alkohol
e) Beri label untuk menulis identitas klien yang meliputi : nama, usia dan
asal ruang/intsalasi (IRDA dalam)
f) Siapkan blangko pemeriksaan AGD yang meliputi identitas klien
(nana, usia, jenis kelamin, No RM, diagnosa) tanggal dan waktu
pengambilan, FiO2 dengan jenis alat pemberian O2, suhu tubuh klien.
2) Prosedur:
a) Arteri yang sering digunakan adalah arteri radialis atau brakhialis.
b) Lakukan pemeriksaan Allen test dengan cara membendung arteri
radialis dan ulnaris secara terus menerus, kemudian dibuka kembali.
Jika tangan cepat kembali dari warna pucat ke warna merah muda
menandakan aliran arteri patent (Tes Allen positif)
c) Lakukan hiperekstensi dan rotasi keluar pada tangan yang akan
diambil
d) Hiperekstensi bisa digunakan dengan plabot infus
e) Untuk arteri brakhialis, hiperekstensi dilakukan pada siku.
f) Lakukan aspirasi 0,01 ml heparin ke dalam syringe, sehingga dasar
syringe basah dengan heparin, kemudian kelebihan heparin dibuang
melalui jarum, dilakukan dengan perlahan sehingga pangkal jarum
penuh dengan heparin dat tidak ada gelembung udara
g) Lakukan palpasi arteri radialis atau brakhialis dengan jari tengah dan
jari telunjuk, temukan titik maksimum denyutan, lakukan desinfesksi
dengan kapas alcohol
h) Masukkan jarum secara perlahan di area dengan pulsasi penuh, untuk
memudahkan jarum dimasukkan dengan sudut 45-90 derajat dari kulit
i) Jarum akan otomatis masuk kedalam arteri, darah secara perlahan
akan naik di dalam syringe, hal ini yang mengindikasikan bahwa
darah yang diambil adalah darah arteri. Bila dilakukan aspirasi secara
paksa seperti pada syringe yang terbuat dari plastik, maka belum tentu
3
Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012
darah yang diaspirasi adalah darah arteri, sehingga akan mengaburkan
pemeriksaan.
j) Ambil darah sebanyak 1 ml, jarum dilepaskan dan petugas yang lain
melakukan penekanan pada daerah bekas penusukan (minimal 5
menit, dan 10 menit pada klien yang mendapat terapi antikoagulan)
k) Keluarkan gelembung udara yang ada dalam syringe. Lepaskan jarum
dan tempatkan penutup udara pada syringe. Putar syringe diantara
telapak tangan untuk mencampurkan heparin
l) Syringe diberi label dan dikelilingi oleh kapas alkohol untuk
mempertahankan kualitas darah hingga pengiriman ke laboratorium.
3) Catatan :
a) Ukur saturasi O2 untuk mencocokkan keakuratan PO2 (saturasi O2
yang terhitung= saturasi O2 yang diukur + Karboksihemoglobin)
b) Bila kandungan CO2 juga diukur, ini memberikan pencocokan silang
untuk keakuratan PCO2
c) Cara lain untuk meyakinkan keakuratan yaitu dengan melakukan tes
duplikat dengan 2 analisa gas yang berbeda. Bila ada perbedaan
dalam 2 penentuan, tes harus dilakukan untuk ketiga kalinya
d) Petugas yang melakukan analisa harus melaporkan adanya kecurigaan
bahwa hasil tidak benar, bila:
Syringe darah terdapat gelembung udara.
SaO2 yang dihitung tidak sesuai dengan SaO2 yang diukur
Kandungan CO2 yang dihitung tidak sesuai dengan yang diukur.
4) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai PaO2 :
a) Umur
Bayi baru lahir, PaO2 normal berkisar antara 40-70 mmHg dan setiap
kenaikan umur 1 tahun lebih dari 60 tahun, akan menyebabkan
penurunan PaO2 1 mmHg.
b) Posisi
4
Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012
Normal, perubahan posisi dari duduk ke berbaring akan
menyebabkan penurunan PaO2 5-10 mmHg.
c) Konsentrasi O2 inspirasi ( FiO2)
Setiap kenaikan 10 % FiO2 akan diikuti dengan kenaikan PaO2 +/- 50
mmHg.
d) Ventilasi alveolar
PaO2 berbanding terbalik dengan PaCO2. Hipoksemia adalah suatu
keadaan dimana PaO2 kurang dari 80 mmHg pada orang dewasa yang
bernafas dalam udara kamar setinggi permukaan laut atau SaO2
kurang dari 90 %.
4. Analisa tindakan keperawatan
Pada klien dengan AMI dan Edema Pulmonal, analisa gas darah
diindikasikan untuk mengkaji sifat, rangkaian, dan beratnya gangguan metabolik
dan pernafasan. Pemeriksaan gas darah digunakan untuk menilai respirasi, yaitu
pertukaran gas antara udara dari paru serta antara darah dengan jaringan.
Pemeriksaan gas darah juga menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang
yang dilakukan, jadi dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk menilai
pengobatan. Analisa gas darah juga digunakan untuk mengevaluasi dan
membantu dalam penatalaksanaan hipoksia, keseimbangan asam basa dan terapi
oksigen.
5. Hasil yang di dapat dan maknanya
S: klien mengatakan masih sesak, tetapi tidak ingin memakai non rebreathing
mask
O:
Sampel darah arteri di dapatkan sebanyak 1 cc
Hasil analisa analisa gas darah:
5
Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012
PO2 : 54 mmHg (↓)
PCO2 : 26 mmHg (↓)
PH : 7,350 (Normal)
HCO3 : 14,1 mmol/L (↓)
BE : -9,7 (↓)
Saturasi O2: 84%
Kesimpulan : asidosis metabolik terkompensasi penuh
A: Tujuan pemeriksaan tercapai, tetapi masalah klien masih teratasi sebagian.
Klien masih dalam kondisi asidosis metabolik terkompensasi penuh dan
saturasi O2 masih 84%
P :
Lanjutkan intervensi. Monitor saturasi O2 dan TTV melalui pemasangan bed
side monitor. Pindahkan ke label merah untuk mempermudah observasi klien.
Kolaborasi pemberian terapi farmakologis.
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan di atas
a) Mandiri:
1) Observasi tanda-tanda vital
2) Pertahankan tirah baring dan berikan posisi yang nyaman: semi fowler
b) Kolaborasi
1) Kolaborasi pemeriksaan EKG
2) Kolaborasi pemberian oksigen nasal kanul atau non rebreathing mask
3) Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (obat) sesuai indikasi
7. Evaluasi diri
Pengambilan analisa gas darah dilakukan oleh mahasiswa dan perawat.
Pencarian arteri untuk penusukan analisa gas darah membutuhkan ketelitian dan
ketepatan dalam penusukan. Saat penusukan risiko tertusuknya vena sangat besar
sehingga harus dipastikan dengan perabaan denyut nadi yang tepat, baru
6
Program Pendidikan Profesi NersProgram Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2012
dilakukan penusukan. Mahasiswa sudah melakukan 3 kali penusukan tetapi darah
klien belum keluar, sehingga diserahkan kepada perawat yang lebih ahli.
8. Kepustakaan
1) Price, Sylvia Anderson, Patofisiologi Buku I, 1994,EGC, Jakarta
2) Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997,
EGC, Jakarta
3) Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta
4) Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
7