antara/m agung rajasa memanah emas di usia muda filelaga perdana di sea games telah menorehkan...

1
ANTARA/M AGUNG RAJASA Laga perdana di SEA Games telah menorehkan prestasi luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, tiga medali emas pun ia sabet. Gebrakan Teater Mahasiswa ga perdana di SEA Games telah menorehkan prestasi luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, tiga medali emas pun ia sabet. Memanah Emas Memanah Emas di Usia Muda di Usia Muda 17 MINGGU, 11 DESEMBER 2011 M AHMAD YAKUB DOK. PRIBADI ERWINA SAFITRI Tempat, tanggal Lahir : Bojonegoro, 7 Juli 1993 Ayah : Kuswanto Ibu : Mujinah Status : Pelajar Kelas XII SMAN 2 Bojonegoro Prestasi/penghargaan : 4 medali emas pertandingan antarklub se-Indonesia di Bojonegoro 2003 saat duduk di bangku kelas IV SD. 1 emas di Singapura saat masih menjadi atlet kadet pada 2007. 1 emas di Grand Prix Asia di Manila pada 2008. 3 emas di SEA Games XXVI di Jakabaring, Palembang 2011. DOK. FABERCASTELL EKSIS U SIA Erwina Satri memang masih muda. Penampilan- nya di ajang olahraga ting- kat Asia Tenggara dua tahunan lalu merupakan kali pertama. Namun, bukan berarti dirinya cang- gung dan tidak berani menunjukkan kelasnya lo. Terbukti, tiga medali emas berhasil diraih oleh pemanah asal Kabupaten Bojonegoro ini ketika tampil di SEA Games XXVI di Jakabaring, Palem- bang, Sumatra Selatan. Ketiga medali itu ia raih dari nomor recurve, baik perorangan maupun beregu. Ingin tahu kunci sukses pemanah berusia 18 tahun ini? Yuk simak wawancara Move dengan Erwina di sela persiapannya mengikuti pra- Pekan Olahraga Nasional (PON). Bagaimana perasaan Erwina saat meraih medali emas SEA Games kemarin? Senang sekali. Tapi, sebenarnya saya enggak nyangka karena ini yang pertama kalinya di SEA Games. Bonus yang kamu dapatkan jum- lahnya besar. Mau dipakai apa bo- nusnya? Bonus itu saya tabung. Untuk per- siapan masa depan dan akan saya berikan kepada ibu dan bapak saya. Apa sih sebenarnya kunci kesuk- sesan kamu? Ehm... latihan rutin, seminggu enam hari. Selain itu, terus berusaha men- gasah teknik, mental, dan tentunya berdoa. Benar enggak sih di SEA Games kemarin kamu meraih tiga emas? Iya. Tapi, itu perorangan, mix team, dan beregu. Jadi, itu kemenangan tim. Untuk recurve campuran, bersama Riau Ega Agata Salsabila, sedangkan untuk beregu bersama Ika Yuliana Rochmawati dan Novia Nuraini. Bagaimana sih awalnya kamu me- nekuni panahan? Awalnya sih mencoba aja. Tapi, ternyata peluang dan rezekinya di situ. Saat itu saya dengan menggunakan peralatan yang terbuat dari ban bekas untuk ikut latihan di lapangan Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk. Atas dukungan orangtua, latihan- nya makin giat. Selanjutnya, pada saat ada event panahan antarklub se-Indonesia di Bojonegoro, saya da- pat empat emas. Tapi, sampai kelas II SMP, sempat berhenti. Kemudian berlatih lagi. Kenapa berhenti? Ya, pingin seneng-seneng saja. Nyan- tai, enggak terikat latihan tiap hari. Terus, apa yang memotivasi kamu untuk kembali berlatih dan me- nekuni panahan lagi? Ya, itu atas dorongan banyak orang. Terutama, orangtua dan pelatih. Malah, saat saya berhenti, digodain sama teman-teman. Dianggap sombong karena enggak ikut latihan lagi. Ya udah, akhirnya balik lagi ke lapangan sampai sekarang. Kalau dihitung, sudah berapa medali emas nih yang sudah dikum- pulkan? Lupa, hehe.... Saya enggak pernah hitung. Soalnya, dapat langsung di- masukkan tas. Jadi, memang enggak saya hitung. Tapi, jumlahnya lumayan. Hehehe.... Siapa orang yang paling berjasa dalam prestasi kamu? Yang pasti kedua orangtua. Ter- utama, ibu dan pelatih. Merekalah yang mengantarkan saya hingga jadi seperti sekarang ini. Semua prestasi ini, ingin kamu persembahkan kepada siapa? Ini (kemenangan) bukan mutlak prestasi saya. Tapi, bagian dari kerja keras tim. Dan kemenangan itu saya persembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia. Dari seluruh pertandingan yang kamu telah ikuti, pertandingan mana yang paling berkesan? Kenapa? SEA Games kemarin. Saat itu saya sedang main ganda dengan pasangan Egad dan berhasil mengalahkan tim Malaysia dengan skor 137-134. Me- reka itu (Malaysia) sangat andal. Jadi, enggak nyangka dapat emas yang ketiga. Dengan prestasimu sekarang, apa rencana ke depan? Belum tahu. Saya ikuti aja. Sejauh masih bisa berprestasi, saya akan terus berusaha. (M-6) EVENT Komedi Bermodal Jujur SERUAN sekitar 400 mahasiswa seketika memecah ruang aula yang tadinya hanya dipenuhi suara halus para peserta yang berbicara. Kehadiran pembicara Raditya Dika di hada- pan Mahasiswa Universitas Mercu Buana, dalam talkshow Kreatif Menulis, Rezeki tak akan Habis, seolah menjawab rasa penasaran peserta yang telah menunggu 2 jam sebelum acara. Acara itu merupakan hasil kerja sama Faber Castell dengan Orangemedia, serta tim jurnalistik dari mahasiswa jurusan broadcast kampus Mercu Buana. “Kami ingin membuka pikiran mahasiswa bahwa menulis bisa menjadi profesi yang sangat menjanjikan di masa depan,” ujar Christian, Product Manager PT Faber-Castell International Indonesia di Jakarta, Selasa (6/12). Raditya Dika membuka talkshow dengan gaya komedi khasnya yang memancing tawa para peserta. “Komedi itu adalah tragedi yang diberi waktu. Makanya, jadikan penderitaan kalian sebagai hiburan bagi penonton dan pembaca,” ujar Dika. Pemaparan materi dari stand up come- dian itu dilanjutkan dengan bagaimana cara membuat alur cerita komedi yang menarik. Bisa dimulai dari pengalaman pribadi, observasi, berimajinasi, dan menuliskannya menjadi sebuah cerita. Dalam salah satu sesi, Dika juga mengajak peserta un- tuk hadir ke atas panggung untuk menyampaikan cerita mereka layaknya stand up comedy. Salah satunya Trendy, yang menyampaikan cerita saat memutuskan untuk tidak menyatakan cinta kepada cewek yang diincar setelah pergi bersama. “Ternyata doi jorok dan bau. Enggak jadi deh gue nembak,” cerita Trendy yang langsung disambut tawa peserta. (*/M-6) LOTUS merupakan teater Pendidikan Bahasa Sastra Indone- sia dan Daerah (PBSID) Universitas Sanata Dharma. Lotus awalnya tidak begitu populer di kalangan mahasiswa PBSID Sanata Dharma karena sudah ada UKM Teater di Universitas Sanata Dharma. Namun, semenjak penampilan pertama mereka pada acara Pekan Bahasa yang diadakan Februari 2011, komunitas teater ini mulai dilirik. Bagaimana tidak, Lotus mengabungkan antara teater dan tari. Bahkan di penampilan kedua mereka, ditambahkan dua aksi lainnya, pantomim dan deklamasi puisi. Ternyata tidak berhenti di situ. Tim sukses Lotus terus memutar otak untuk menampilkan berbagai inovasi lainnya untuk tetap bisa menghibur penonton. “Saya berharap semoga Lotus bisa terus meningkatkan kekompakan dan kreativitas, memunculkan inovasi baru dalam seni pertunjukan, menjadi inspirasi dan motivator ma- hasiswa tidak hanya di bidang akademik, tapi juga di bidang akademik yang menunjang kompetensi akademik,” tutur Pratama Adi Winata, Wakil Koordinator Lotus. (*/M-6) LIVE INTERAKTIF, KAMIS, 15 DESEMBER 2011 20.00-22.00 WIB ON 101.4 TRAX FM Host: Marsha Suryawinata “Eksistensi mahasiswa, tanda geliat bangsa.” Penonton Berbaju Mahasiswa S AHABAT Move tentu tahu dengan acara- acara musik yang hadir nyaris setiap pagi di beberapa stasiun televisi swasta. Biasanya program itu menghadirkan beberapa orang host yang kerap melemparkan banyolan lucu di sepanjang acara. Ciri khas lainnya yang juga turut menyemarakkan acara adalah kehadiran sejumlah penonton di studio. Tidak hanya bertepuk tangan, penonton yang umumnya adalah ABG (anak baru gede) itu, juga ikut menyanyi dan menari di saat bintang tamu membawakan lagu. Fenomena hadirnya penonton yang rata- rata masih usia sekolah itu sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Mereka umumnya adalah penonton bayaran, alias menonton karena dibayar pihak televisi. Nah, jika Sahabat Move memperhatikan beberapa program televisi setahun belakangan, ada fenomena baru dengan seringnya muncul penonton dari kalangan mahasiswa. Mereka kerap hadir lengkap dengan jas almamater. Program acara yang mereka tonton pun lebih variatif, mulai dari acara musik, sitkom, hingga program diskusi politik. Untuk bisa menonton langsung suatu program televisi konon ada yang butuh waktu tunggu 2 hingga 3 bulan lamanya. Meski begitu, banyak mahasiswa yang ‘hobi’ menonton langsung dari studio. Berbagai macam alasan mereka kemukakan, ada yang senang karena bisa melihat langsung figur idolanya, menambah teman, hingga yang sekadar ingin terlihat eksis di layar kaca. Bagaimana buat pihak televisi sendiri? Adakah nilai tambah bagi program acara mereka dengan hadirnya penonton dari kalangan mahasiswa? Karena kabarnya pada program acara tertentu, ada pihak televisi yang memang sengaja mengundang penonton khusus dari kalangan kampus. Ingin tahu lebih banyak tentang fenomena penonton mahasiswa ini? Simak obrolannya di The Now Generation on the Move pada Kamis, 15 Desember 2011, pukul 20.00 WIB. Bersama Marsha Trax FM dan Move Media Indonesia. Stay tune at 101.4 Trax FM Jakarta! Don’t miss it! (Dip/M-6)

Upload: truonghanh

Post on 04-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANTARA/M AGUNG RAJASA Memanah Emas di Usia Muda fileLaga perdana di SEA Games telah menorehkan prestasi luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, tiga medali emas pun ia sabet. Gebrakan

ANTARA/M AGUNG RAJASA

Laga perdana di SEA Games telah menorehkan prestasi luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, tiga medali emas pun ia sabet.

Gebrakan Teater Mahasiswa

ga perdana di SEA Games telah menorehkan prestasi luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, tiga medali emas pun ia sabet.

Memanah Emas Memanah Emas di Usia Mudadi Usia Muda

17 MINGGU, 11 DESEMBER 2011

M AHMAD YAKUB

DOK. PRIBADI

ERWINA SAFITRI

Tempat, tanggal Lahir : Bojonegoro, 7 Juli 1993

Ayah : Kuswanto

Ibu : Mujinah

Status : Pelajar Kelas XII SMAN 2 Bojonegoro

Prestasi/penghargaan : 4 medali emas pertandingan antarklub se-Indonesia di Bojonegoro 2003

saat duduk di bangku kelas IV SD.1 emas di Singapura saat masih menjadi atlet kadet pada 2007.

1 emas di Grand Prix Asia di Manila pada 2008.3 emas di SEA Games XXVI di Jakabaring, Palembang 2011.

DOK. FABERCASTELL

EKSIS

USIA Erwina Safi tri memang masih muda. Penampilan-nya di ajang olahraga ting-kat Asia Tenggara dua

tahunan lalu merupakan kali pertama. Namun, bukan berarti dirinya cang-gung dan tidak berani menunjukkan kelasnya lo.

Terbukti, tiga medali emas berhasil diraih oleh pemanah asal Kabupaten Bojonegoro ini ketika tampil di SEA Games XXVI di Jakabaring, Palem-bang, Sumatra Selatan. Ketiga medali itu ia raih dari nomor recurve, baik perorangan maupun beregu.

Ingin tahu kunci sukses pemanah berusia 18 tahun ini? Yuk simak wawancara Move dengan Erwina di sela persiapannya mengikuti pra-Pekan Olahraga Nasional (PON).

Bagaimana perasaan Erwina saat meraih medali emas SEA Games kemarin?

Senang sekali. Tapi, sebenarnya saya enggak nyangka karena ini yang pertama kalinya di SEA Games.

Bonus yang kamu dapatkan jum-lahnya besar. Mau dipakai apa bo-nusnya?

Bonus itu saya tabung. Untuk per-siapan masa depan dan akan saya berikan kepada ibu dan bapak saya.

Apa sih sebenarnya kunci kesuk-sesan kamu?

Ehm... latihan rutin, seminggu enam

hari. Selain itu, terus berusaha men-gasah teknik, mental, dan tentunya berdoa.

Benar enggak sih di SEA Games kemarin kamu meraih tiga emas?

Iya. Tapi, itu perorangan, mix team, dan beregu. Jadi, itu kemenangan tim. Untuk recurve campuran, bersama Riau Ega Agata Salsabila, sedangkan untuk beregu bersama Ika Yuliana Rochmawati dan Novia Nuraini.

Bagaimana sih awalnya kamu me-nekuni panahan?

Awalnya sih mencoba aja. Tapi, ternyata peluang dan rezekinya di situ. Saat itu saya dengan menggunakan peralatan yang terbuat dari ban bekas untuk ikut latihan di lapangan Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk.

Atas dukungan orangtua, latihan-

nya makin giat. Selanjutnya, pada saat ada event panahan antarklub se-Indonesia di Bojonegoro, saya da-pat empat emas. Tapi, sampai kelas II SMP, sempat berhenti. Kemudian berlatih lagi.

Kenapa berhenti?Ya, pingin seneng-seneng saja. Nyan-

tai, enggak terikat latihan tiap hari.

Terus, apa yang memotivasi kamu untuk kembali berlatih dan me-nekuni panahan lagi?

Ya, itu atas dorongan banyak orang. Terutama, orangtua dan pelatih.

Malah, saat saya berhenti, digodain sama teman-teman. Dianggap sombong karena enggak ikut latihan lagi.

Ya udah, akhirnya balik lagi ke lapangan sampai sekarang.

Kalau dihitung, sudah berapa medali emas nih yang sudah dikum-pulkan?

Lupa, hehe.... Saya enggak pernah hitung. Soalnya, dapat langsung di-masukkan tas. Jadi, memang enggak saya hitung. Tapi, jumlahnya lumayan. Hehehe....

Siapa orang yang paling berjasa dalam prestasi kamu?

Yang pasti kedua orangtua. Ter-utama, ibu dan pelatih. Merekalah yang mengantarkan saya hingga jadi seperti sekarang ini.

Semua prestasi ini, ingin kamu persembahkan kepada siapa?

Ini (kemenangan) bukan mutlak prestasi saya. Tapi, bagian dari kerja keras tim. Dan kemenangan itu saya persembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia.

Dari seluruh pertandingan yang kamu telah ikuti, pertandingan mana yang paling berkesan? Kenapa?

SEA Games kemarin. Saat itu saya sedang main ganda dengan pasangan Egad dan berhasil mengalahkan tim Malaysia dengan skor 137-134. Me-reka itu (Malaysia) sangat andal. Jadi, enggak nyangka dapat emas yang ketiga.

Dengan prestasimu sekarang, apa rencana ke depan?

Belum tahu. Saya ikuti aja. Sejauh masih bisa berprestasi, saya akan terus berusaha. (M-6)

EVENT

Komedi Bermodal JujurSERUAN sekitar 400 mahasiswa seketika memecah ruang aula yang tadinya hanya dipenuhi suara halus para peserta yang berbicara. Kehadiran pembicara Raditya Dika di hada-pan Mahasiswa Universitas Mercu Buana, dalam talkshow Kreatif Menulis, Rezeki tak akan Habis, seolah menjawab rasa penasaran peserta yang telah menunggu 2 jam sebelum acara.

Acara itu merupakan hasil kerja sama Faber Castell dengan Orangemedia, serta tim jurnalistik dari mahasiswa jurusan broadcast kampus Mercu Buana. “Kami ingin membuka pikiran mahasiswa bahwa menulis bisa menjadi profesi yang sangat menjanjikan di masa depan,” ujar Christian, Product Manager PT Faber-Castell International Indonesia di Jakarta, Selasa (6/12).

Raditya Dika membuka talkshow dengan gaya komedi khasnya yang memancing tawa para peserta. “Komedi itu adalah tragedi yang diberi waktu. Makanya, jadikan penderitaan kalian sebagai hiburan bagi penonton dan pembaca,” ujar Dika. Pemaparan materi dari stand up come-dian itu dilanjutkan dengan bagaimana cara membuat alur cerita komedi yang menarik. Bisa dimulai dari pengalaman pribadi, observasi, berimajinasi, dan menuliskannya menjadi sebuah cerita.

Dalam salah satu sesi, Dika juga mengajak peserta un-tuk hadir ke atas panggung untuk menyampaikan cerita mereka layaknya stand up comedy. Salah satunya Trendy, yang menyampaikan cerita saat memutuskan untuk tidak menyatakan cinta kepada cewek yang diincar setelah pergi bersama. “Ternyata doi jorok dan bau. Enggak jadi deh gue nembak,” cerita Trendy yang langsung disambut tawa peserta. (*/M-6)

LOTUS merupakan teater Pendidikan Bahasa Sastra Indone-sia dan Daerah (PBSID) Universitas Sanata Dharma. Lotus awalnya tidak begitu populer di kalangan mahasiswa PBSID Sanata Dharma karena sudah ada UKM Teater di Universitas Sanata Dharma. Namun, semenjak penampilan pertama mereka pada acara Pekan Bahasa yang diadakan Februari 2011, komunitas teater ini mulai dilirik.

Bagaimana tidak, Lotus mengabungkan antara teater dan tari. Bahkan di penampilan kedua mereka, ditambahkan dua aksi lainnya, pantomim dan deklamasi puisi. Ternyata tidak berhenti di situ. Tim sukses Lotus terus memutar otak untuk menampilkan berbagai inovasi lainnya untuk tetap bisa menghibur penonton.

“Saya berharap semoga Lotus bisa terus meningkatkan kekompakan dan kreativitas, memunculkan inovasi baru dalam seni pertunjukan, menjadi inspirasi dan motivator ma-hasiswa tidak hanya di bidang akademik, tapi juga di bidang akademik yang menunjang kompetensi akademik,” tutur Pratama Adi Winata, Wakil Koordinator Lotus. (*/M-6)

LIVE INTERAKTIF,KAMIS, 15 DESEMBER 2011

20.00-22.00 WIBON 101.4 TRAX FM

Host: Marsha Suryawinata

“Eksistensi

mahasiswa,

tanda geliat

bangsa.”

Penonton Berbaju Mahasiswa

SAHABAT Move tentu tahu dengan acara-acara musik yang hadir nyaris setiap

pagi di beberapa stasiun televisi swasta. Biasanya program itu menghadirkan beberapa orang host yang kerap melemparkan banyolan lucu di sepanjang acara. Ciri khas lainnya yang juga turut menyemarakkan acara adalah kehadiran sejumlah penonton di studio. Tidak hanya bertepuk tangan, penonton yang umumnya adalah ABG (anak baru gede) itu, juga ikut menyanyi dan menari di saat bintang tamu

membawakan lagu. Fenomena hadirnya penonton yang rata-rata masih usia sekolah itu sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Mereka umumnya adalah penonton bayaran, alias menonton karena dibayar pihak televisi.

Nah, jika Sahabat Move memperhatikan beberapa program televisi setahun belakangan, ada fenomena baru dengan seringnya muncul penonton dari kalangan mahasiswa. Mereka kerap hadir lengkap dengan jas almamater. Program acara yang mereka tonton pun lebih variatif, mulai dari acara musik,

sitkom, hingga program diskusi politik.

Untuk bisa menonton langsung suatu program televisi konon ada yang butuh waktu tunggu 2 hingga 3 bulan lamanya. Meski begitu, banyak mahasiswa yang ‘hobi’ menonton langsung dari studio. Berbagai macam alasan mereka kemukakan, ada yang senang karena bisa melihat langsung figur idolanya, menambah teman, hingga yang sekadar ingin terlihat eksis di layar kaca.

Bagaimana buat pihak televisi sendiri? Adakah nilai tambah bagi program

acara mereka dengan hadirnya penonton dari kalangan mahasiswa? Karena kabarnya pada program acara tertentu, ada pihak televisi yang memang sengaja mengundang penonton khusus dari kalangan kampus.

Ingin tahu lebih banyak tentang fenomena penonton mahasiswa ini? Simak obrolannya di The Now Generation on the Move pada Kamis, 15 Desember 2011, pukul 20.00 WIB. Bersama Marsha Trax FM dan Move Media Indonesia. Stay tune at 101.4 Trax FM Jakarta! Don’t miss it! (Dip/M-6)