antihistamine: pharmacology perpective · efek ssp/otonom
TRANSCRIPT
HISTAMIN dan FUNGSINYA• Histamin Ada pada hampir semua jaringan dan sel dengan kadar
rendah, Mast seldan basophil kadarnya tinggi
• Histamine merupakan neuromediator pada otak.Diperkirakan ada 64 000 neuron yang memproduksi histamin ( histaminergic neuron)
• Stimulasi H1-receptors dalam otak meliputi cerebrum, cerebellum, posterior pituitary and spinal meningkatkankewaspadaan ( arousal ), sleep/wake cycle, learning and memory, mengatur keseimbangan cairan, napsu makan, suhu tubuh, kardiovaskuler, mengatur hormone serta pelepasan endorpin.
• Peran histamin lain hematopoiesis, proliferasi sel, diferensiasi sel, regenerasi dan penyembuhan luka, perkembangan embrio. Histamin juga memiliki efekantikonvulsi
H1- antihistamin, bertindak sebagai inverse agonis bukan antagonis reseptor histamin H1 (G-protein couple reseptor).
Antihistamin Generasi 1H 1- antihistamin menembus ke dalam otak sehingga menyebabkan sedasi, mengantuk, kelelahan dan gangguan konsentrasi dan ingatankarena selektivitas reseptor buruk dan sering berinteraksi dengan reseptor biologik amina lainnya yang menyebabkan efek antimuskarinik, anti-adrenergik, dan antiserotonin. yang menyebabkan efek merugikan pada proses belajar pada anak-anak.
Pada orang dewasa menurunnya kemampuan bekerja dan mengemudi.
Antihamine generasi 2 (1980)yang lebih baru lebih aman, tidak menembus BBB, efek sedasi kurang dan lebih berkhasiat. Tiga obat yang banyak digunakan untuk meringankan gejala pada urtikaria, desloratadine, levocetirizine dan fexofenadine. levocetirizine dapat menyebabkan somnolen pada individu yang rentan, sedangkan fexofenadine memiliki durasi aksi yang relatif singkat dan mungkin perlu diberikan dua kali sehari untuk semua perlindungan harian putaran. Meskipun desloratadine kurang manjur, namun memiliki kelebihan jarang menyebabkan rasa somnolen dan memiliki durasi aksi yang lama.
Antihistamin generasi ketiga (1990) Yang termasuk antihistamin generasiketiga yaitu feksofenadin, norastemizole dan deskarboetoksi loratadin (DCL), ketiganya adalah merupakan metabolit antihistamin generasi kedua. Tujuanmengembangkan antihistamin generasi ketiga adalah untuk menyederhanakanfarmakokinetik dan metabolismenya, serta menghindari efek samping yang berkaitan dengan obat sebelumnya
Aktivitas antikolinergik signifikan (dapat memperbesar
pemblokan H1 pd sekresi eksokrin)
ESO : kantuk kemampuan penetrasi ke sawar darah otak
& menduduki reseptor H1 sentral
Sebagai prototipe golongan ini
Penggunaan :
Antihistamin: urtikaria, rinitis musiman (hay fever), dermatosis
Antispasmodik
Difenhidramin Hidroklorida, USP (Benadryl)
Efek :
- Antihistamin
- Antiemetik
- Antitusif
- Sedatif
Efek samping : kantuk, penggunaan bersama dg minuman
beralkohol & depresan SSP harus dihindari
Dosis
• Dosis lazim dewasa oral: 25–50 mg; I.M/ I.V : 10–50 mg
• Bentuk Sediaan : kapsul, eliksir, sirup, tablet, injeksi
Penggunaan : Mual mabuk perjalanan ½ jam sebelum perjalanan
Hiperemesis gravidarum (mual kehamilan)
Dimenhidrinat, USP (Dramamine)
Dosis lazim : Dosis dewasa oral: 50–100 mg/ 4 jam; I.M/ I.V : 50 mg/
4 jam; rektal : 100 mg q.d / b.i.d
Bentuk Sediaan : eliksir, sirup, tablet, injeksi, supositoria
Ciri : N (X) : atom penghubung
Rantai 2 atom C : penghubung gugus diaril inti dengan gugus amino tersier
Antagonis H1 yg sangat efektif Depresan SSP & efek samping GI yang relatif tinggi ESO : kantuk
(sebagai prototipe)
Bentuk garam
(N-amino terminal)
Mempunyai daya anestesi lokal : ≠ dikunyah, diminum bersama makan
{toksik, potensi <<}
Ciri : X : gugus CHN
Gugus piperazin
Mrp antihistamin berpotensi sedang, kantuk <<
Golongan obat ini : awal kerja lambat & durasi kerja lama
Menunjukkan aktivitas antimuskarinik periferal & sentral
Antiemetik & antivertigo
Penggunaan: antiemetik & antimual (antinausea)
Obat profilaksis & mabuk perjalanan
Garam laktatnya : injeksi I.M
Dosis lazim: oral 50 mg/4-6 jam
I.M : 50 mg/4-6 jam
Penggunaan
• Urtikaria
• Hay fever
• Alergi lainnya
• Feniramin : gugus fenil, gugus 2-piridil aril & gugus
dimetilamino terminal
• Mrpk antihistamin H1 paling aktif, efek sedasi <<
• Memiliki sedikit kerja antiemetik
• Aktivitas antikolinergik signifikan (< aminoalkil eter)
• Waktu paruh : 12–15 jam
• Dosis lazim oral : 4 mg/4-6 jam
Lepas lambat: 8-12 mg/8-12 jam
I.M, I.V/S.K : 5-40 mg
Enantiomer dextro
ESO : kantuk
Penggunaan bersama minuman beralkohol & depressan SSP harus dihindari
(1) Metdilazin, USP
• Digunakan sebagai tablet kunyah
(kelarutan dlm air rendah)
• Terjadi anestesi lokal, jika tablet
dikunyah & tidak segera ditelan
(2) Prometazin HCl
• Kerja: antihistamin, antiemetik, antikolinergik & sedatif yg poten
• Signifikan: memperkuat kerja obat analgesik & sedatif
• Dosis lazim, Oral : 12,5 mg/4-6 jam atau 35 mg q.d.d
I.M/ I.V : 12,5-25 mg/4-6 jam
• Bentuk sediaan : sirup, tablet, injeksi, suppositoria
• Antihistamin
• Antiserotonin: nafsu makan
• ESO: sedasi, hilang
setelah 3-4 hari pengobatan
Agen antipruritik • Antihistamin lama yg poten
• Aktivitas : antiserotonin
• Potensi : 3 x CTM
• Dosis lazim, oral: 1-2 mg b.i.d
Analog Fenotiazin Vinil isosterik
Antagonis H1 kerja lama (> 12 jam) selektif krn disosiasi lambat pd reseptornya.
Sedikit afinitas thd reseptor muskarinik, serotonik / adrenergik (gugus difenilmetilpiperidin).
Interaksi : antifungi imidazol (ketokonazol, itrakonazol, flukonazol) & AB makrolida (Eritromisin, Klaritromisin)
Menghambat metabolisme: kadar obat proaritmia
≠ efek sedasi pd dosis tx penetrasi SSP buruk & afinitas
thd reseptor histamin pusat, kolinergik & adrenergik rendah
Pertama di Amerika
Blocker reseptor H1 selektif (antihistamin ≈ terfenadin)
Efek antikolinergik ≠ signifikan.
Interaksi : ≠ abnormalitas ritme jantung
Hanya 5 % dari total dosis yg dimetabolisme sisanya diekskresi dalam empedu & urin
T ½ 14 jam
Dosis lazim, Oral : 60 mg b.i.d
Metabolit oksidatif
primer terfenadin
Antagonis H1 periferal selektif.
Aktivitas serotonergik >> Efek SSP/otonom <<
T ½ 8–15 jam Dosis lazim : oral, 10–40
mg sehari
Loratadin Cetirizine
Sangat poten (>> terfenadin)
Kelebihan : dosis 1 x sehari, onzet cepat (20–60 menit), efek SSP << & efek aritmia jantung < (bersama antifungi imidazol & AB makrolida).
ESO : sifat tidur ≈ dosis, lelah, mulut kering, faringitis, pusing, px insufisiensi ginjal (eliminasi lewat ginjal).
Makanan memperlambat laju absorpsinya
Dosis, Oral : 5-10 mg q.d
HISTAMIN ADA DL JARINGAN DAN SSP KADAR BERLEBIHAN PERLU DIBLOK
RESEPTOR H1,H2,H3,H4 RESEPTOR HISTAMIN
FARMAKOLOGI ANTIHISTAMIN H1 GENERASI 1,2,3 GEN 1 ADA 6 GOLONGAN MENEMBUS BBB, KURANG SELEKTIF GEN 2 DAN 3 TIDAK MENEMBUS BBB, LEBIH SELEKTIF H1