antioksidan pada resistensi insulin
DESCRIPTION
Resistensi InsulinTRANSCRIPT
![Page 1: Antioksidan Pada Resistensi Insulin](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082423/5695d41d1a28ab9b02a058fd/html5/thumbnails/1.jpg)
Antioksidan pada Resistensi Insulin
Stres oksidatif tidak hanya terkait dengan komplikasi diabetes, tetapi juga dikaitkan
dengan resistensi insulin in vitro dan in vivo. Resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin
merupakan fitur utama dari diabetes tipe 2. Ketika glukosa dan asam lemak bebas (FFA)
meningkat, mereka menyebabkan stres oksidatif bersama dengan aktivasi jalur sinyal sensitif
stres. Aktivasi jalur ini akan memperburuk kerja insulin juga sekresi insulin yang mengarah ke
DM tipe 2.
Mekanisme molekuler dimana stres oksidatif menyebabkan resistensi insulin masih
belum jelas dimengerti. Dalam berbagai jaringan, hiperglikemia dan peningkatan FFA
mengakibatkan pembentukan ROS dan RNS, yang menyebabkan peningkatan stres oksidatif.
Dengan tidak adanya respon kompensasi yang sesuai dari jaringan antioksidan endogen, sistem
menjadi kacau (ketidakseimbangan redoks), yang mengarah ke aktivasi jalur sinyal sensitif stres,
seperti NF-kB, p38 MAPK, JNK/SAPK, PKC, AGE/RAGE, sorbitol, dan lain-lain.
Konsekuensinya adalah produksi produk gen seperti VEGF dan lain-lain yang menyebabkan
kerusakan sel, dan akhirnya bertanggung jawab atas komplikasi jangka panjang dari diabetes.
Selain itu, aktivasi jalur yang sama muncul untuk memediasi terjadinya resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin.
Sebagai bagian kecil, oksigen dikonsumsi untuk proses aerobik akan dikonversi menjadi
anion superoksida, yang kemudian diubah menjadi molekul yang kurang reaktif. Enzim utama
yang mengatur proses ini adalah superoksida dismutase (SOD), Glutation Peroksidase (GSH-Px)
dan Katalase. Ketika ROS berlebih atau hiperglikemia kronik terjadi, aktivitas enzim ini tidak
sufisien, menyebabkan terjadi lebih banyak pembentukan ROS dan RNS serta terjadi aktivasi
jalur stres oksidatif.
SOD dianggap sebagai pertahanan lini pertama terhadap ROS. Enzim ini hadir dalam
hampir semua sel, dan mengubah O2 menjadi H2O2. Sebab H2O2 masih dapat bereaksi dengan
ROS lainnya, H2O2 perlu didegradasi oleh salah satu dari dua enzim antioksidan lainnya, GSH-
Px atau katalase. GSH peroksidase terletak di mitokondria. Enzim ini mengkatalisis degradasi
H2O2 dengan mereduksi, di mana dua molekul Gluthathione (GSH) dioksidasi menjadi glutation
disulfida (GSSG). Regenerasi GSH oleh GSH-reduktase, membutuhkan NADPH, yang
dioksidasi menjadi NADP+.
![Page 2: Antioksidan Pada Resistensi Insulin](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082423/5695d41d1a28ab9b02a058fd/html5/thumbnails/2.jpg)
Katalase, di sisi lain, terutama terletak pada peroksisom dan mendetoksifikasi H2O2 yang
berdifusi dari mitokondria ke sitosol, mengubahnya menjadi air dan molekul oksigen. Ada juga
mekanisme antioksidan nonenzimatik yang sebagian besar membantu regenerasi GSSG kembali
ke GSH. Vitamin antioksidan seperti A, C, E dan asam alfa-lipoat berperan pada mekanisme ini.
Meskipun semua pertahanan antioksidan ini bekerja sama untuk menghilangkan H2O2 (juga
superoksida) dari sel, dengan adanya pengurangan logam transisi (Cu, Fe), H2O2 dapat diubah
menjadi OH, yang merupakan ROS yang sangat reaktif.
Peran Antioksidan pada Resistensi Insulin
Studi pada hewan model diabetes menunjukkan bahwa antioksidan, terutama a-asam
lipoat (LA), meningkatkan sensitivitas insulin. Ada beberapa antioksidan yang tersedia yang
menjanjikan sebagai pendekatan baru untuk pengobatan resistensi insulin, termasuk N-
acetylcysteine, a-lipoic acid (LA), dan flavanols. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa
antioksidan LA, glutathione, vitamin E, dan vitamin C meningkatkan sensitivitas insulin pada
pasien dengan resistensi insulin, T2D, dan / atau penyakit kardiovaskular.
Asam a-lipoat
LA adalah asam lemak delapan karbon yang berfungsi secara alami sebagai kofaktor
dalam beberapa kompleks enzim mitokondria yang bertanggung jawab untuk metabolisme
glukosa oksidatif dan produksi energi sel. Menariknya, beberapa studi klinis telah melaporkan
peningkatan sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa seluruh tubuh pada pasien dengan T2D
setelah infus intravena LA. Meskipun mekanisme aksi yang tepat dari LA tidak diketahui, data in
vitro telah menunjukkan bahwa LA mempertahankan tingkat intraselular glutation terreduksi
(antioksidan intraseluler utama) di hadapan stres oksidatif, dan blok aktivasi kinase serin yang
terkait dengan resistensi insulin. Dengan demikian, LA mungkin menjaga keseimbangan redoks
intraseluler (bertindak baik secara langsung atau melalui antioksidan endogen lainnya seperti
glutation), sehingga menghalangi aktivasi kinase serin inflamasi penghambatan termasuk IKKb.
LA juga mungkin meningkatkan sensitivitas insulin melalui efek spesifik jaringan pada AMP
kinase (AMPK).
![Page 3: Antioksidan Pada Resistensi Insulin](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082423/5695d41d1a28ab9b02a058fd/html5/thumbnails/3.jpg)
Glutathione
Pada pasien dengan diabetes tipe 2, terdapat korelasi terbalik yang signifikan antara
konsentrasi FFA plasma puasa dan rasio berkurang / teroksidasi glutation (antioksidan endogen
utama). Pada subyek sehat, infus FFA (sebagai Intralipid) menyebabkan peningkatan stres
oksidatif sebagaimana dinilai oleh meningkatnya kadar malondialdehid dan penurunan rasio
terreduksi/ teroksidasi glutation plasma. Malondialdehid, produk sampingan sangat beracun yang
dihasilkan sebagian oleh oksidasi lipid dan ROS, meningkat pada diabetes melitus. Dalam kedua
individu normal dan pada subyek dengan T2D, pemulihan keseimbangan redoks dengan
menanamkan glutathione meningkatkan sensitivitas insulin bersama dengan meningkatkan
fungsi sel-b.
N-acetylcysteine (NAC)
N-acetylcysteine (NAC), antioksidan mengandung tiol yang mengangkat kadar
glutathione intraseluler, mulai menarik perhatian untuk digunakan sebagai agen terapeutik pada
pengaturan klinis di mana ada bukti peningkatan stres oksidatif. Data yang telah dipublikasikan
menunjukkan bahwa NAC secara signifikan meningkatkan sensitivitas insulin pada wanita
dengan PCOS.
Vitamin C
Dalam memainkan peran utama dalam etiologi diabetik mikroangiopati, disfungsi endotel
bisa mempromosikan terjadinya resistensi insulin. Merokok mengganggu fungsi endotel, dan
merupakan salah satu faktor risiko utama untuk hipertensi, aterosklerosis, dan penyakit jantung
koroner. Efek vitamin C (infus) pada sensitivitas insulin dan fungsi endotel [diukur dengan flow-
mediated dilation (FMD) dari arteri brakialis] dievaluasi pada perokok, non perokok dengan
gangguan toleransi glukosa, dan non perokok dengan toleransi glukosa normal. Pada perokok
dan non perokok dengan toleransi glukosa terganggu, vitamin C secara signifikan meningkatkan
sensitivitas insulin, dan menurunkan plasma asam thiobarbituric, indeks stres oksidatif. Pada
pasien dengan angina koroner dan disfungsi endotel, vitamin C infus menambah PMK dan
meningkatkan sensitivitas insulin.
![Page 4: Antioksidan Pada Resistensi Insulin](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082423/5695d41d1a28ab9b02a058fd/html5/thumbnails/4.jpg)
Sumber :
1. Evans JL. Antioxidants: Do they have a role in the treatment of insulin resistance?. Indian J Med Res 2007: 125; 355-72.
2. Mejia CF. Monroy M. Oxidative Stress in Diabetes Mellitus and the Role Of Vitamins with Antioxidant Actions. Chapter 9. Intech Open Science; 209-32.