antisepsis kulit
DESCRIPTION
mikroTRANSCRIPT
FLORA NORMAL, FAKTOR PERTUMBUHAN & ANTISEPTIKFLORA NORMAL
Kuman terdapat dimana saja di alam ini, yaitu di air, tanah, udara, dan juga dipermukaan tubuh. Serta beberapa alat atau organ tubuh. Pada umumnya kuman kuman tersebut merupakan flora normal. Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat. Flora normal atau mikrobiota adalah kumpulan organisme yang umum ditemukan secara alamiah pada orang sehat dan hidup rukun berdampingan dalam hubungan yang seimbang dengan host-nya. Mikroorganisme yang apabila berpindah habitat dapat menimbulkan penyakit. Bakteri memerlukan makan namun ada beberapa hal yang dapat menekan pertumbuhan bakteri yaitu suhu, sinar matahari, beberapa jenis logam berat (tembaga dan air raksa) dan bahan kimia.
Bahan yang disediakan : 1. Tusuk gigi steril 2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram 3. Lempeng agar darah
Cara Kerja: a. Flora Normal Mulut: 1. Siapkan objek gelas steril 2. Mensterilisasi ose dengan cara membakar pada spiritus 3. Masukkan ose ke dalam tabung NaCl fisiologis 4. Teteskan pada objek gelas 5. Mensterilisasi ose yang baru saja digunakan 6. Ambil kotoran di sela – sela gigi dengan menggunakan tusuk gigi steril 7. Letakkan tusuk gigi yang telah digunakan di atas cairan NaCl fisiologis 8. Buang tusuk gigi di bak pewarnaan 9. Keringkan objek glass dengan melewatkannya diatas uap api spirtus 10. Objek gelas yang telah berisi bakteri dipanaskan lalu di fiksasi dengan cara melewatkan pada lidah api sebanyak tiga kali dengan menggunakan pinset 11. Kemudian lakukan pewarnaan Gram 12. Lihat hasil pada mikroskop
Hasil praktikum : Nacl fisiologis + kotoran gigi & pewarnaan gram
1. Flora Normal Mulut OP Contoh Bakteri
Bentuk Gram Ciri TambahanGaluh Basil
(batang)negatif Tidak berkoloni streptobasil
Kesimpulan :Pada praktikum ini pelaksanaan praktikum dilakukannya pewarnaan gram untuk mengetahui bakteri yang terdapat di mulut(kotoran gigi), disimpulkan pada OP flora normal mulutditemukannya adanya bakteri yang berbentuk basil, gram (-).
b. Flora Normal kulit 1. Letakkan jari telunjuk pada lempeng agar darah 2. Eramkan pada lemari pengeram 37 C selama 24 jam 3. Lihat hasil
Flora Normal Kulit
ADP + kulit telunjuk Tipe koloni : roughUkuran : 0.5-1mmHemolisis: α (sebagian)
Kesimpulan dan penjelasan :
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan tipe koloninya rough ukurannya 0.5-1mm
dan hemolisisnya α sebagian
OP BENTUK JUMLAH1 Bulat 162 bulat 453 bulat 174 bulat 1425 bulat 26 bulat 597 bulat 538 bulat 89 bulat 710 bulat 93
KEPEKAAN KUMAN TERHADAP BERBAGAI AGEN Pertumbuhan kuman dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu, pH, tekanan osmose, sinar matahari, bahan kimia, logam dan sebagainya. Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan kuman karena kuman memerlukan suhu optimum untuk dapat tumbuh dengan baik. Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan pigmen pada beberapa jenis kuman, sehingga untuk melihat pigmennya maka kuman harus ditanam dan dieram pada suhu tertentu yang optimum. Sinar matahari, terutama sinar ultra ungu (panjang gelombang 250-265 nano-meter) dan juga sinar-sinar lain yang mempunyai gelombang pendek, dapat menghambat pertumbuhan kuman atau mematikan kuman. Bakteri yang aktif melakukan pembelahan lebih mudah dipengaruhi oleh sinar ultra ungu (ultraviolet, uv).
Beberapa jenis logam berat, seperti tembaga dan air raksa, mempunyai daya penghambat pertumbuhan beberapa jenis kuman; daya hambat logam terhadap pertumbuhan kuman ini disebut daya oligodinamik, Hal ini dapat diterangkan dengan ion-ion logam tersebut mempunyai afinitas dengan protein sel kuman, yang mengakibatkan pengumpulan sejumlah besar ion-ion tersebut dan mengakibatkan denaturasi protein sel kuman.
Bahan kimia, berbagai jenis bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan kuman, misalnya kadar gula yang tinggi, zat warna, desinfektan, antibiotika. Bahan kimia ini dapat menghambat pertumbuhan kuman, disebut efek bakteriostatik, atau dapat membunuh kuman, disebut efek bakterisid. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi, disinfeksi, antisepsis dan untuk membunuh kuman
Antibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial. Antbiotika dapat bersifat bakteriostatik dan juga dapat bersifat bakterisid. Dalam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) kuman terhadap antibiotik yang tersedia, karena pada masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika.
Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika antara lain dapat dilakukan dengan: 1. CARA CAKRAM (DISC METHOD), yaitu dengan menggunakan cakram kertas saring yang mengandung antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang kemudian diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami uman yang akan diperiksa, kemudian dieram. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotika, maka kuman yang diperiksa sensitive terhadap antibiotika tersebut. Cara ini disebut juga sebagai cara difusi agar, cara yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.
2. CARA TABUNG (TUBE DILUTION METHOD), yaitu dengan membuat penipisan antibiotika pada sederetan tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-tabung tersebut dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian dieram. Dengan cara ini akan dapat diketahui konsentrasi terendah antibiotika yang menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC)
Tes kepekaan / resistensi Bahan : 1. Lempeng agar Mueller Hinton 2. Kaldu BHI 1cc 3. Tusuk kapas steril 4. Cakram antibiotic ( 5 macam ) 5. Biakan kuman : Staphylococcus aureus atau Escherichia coli
Cara kerja : 1. Ambil kuman yang telah disediakan dengan sengkelit steril, buat suspensi dalam tabung berisi kaldu BHI steril 1cc , sesuaikan dengan standar Mc Farland 0,5 2. Ambil kapas baru lalu celupkan ke dalam suspense yang telah dibuat. 3. Oleskan usap kapas yang telah mengandung kuman pada permukaan media
Agar secara merata ( seluruh permukaan Agar Mueller Hinton ) 4. Letakkan cakram antibiotika yang disediakan pada permukaan agar dengan jarak cukup antara cakram satu dengan cakram lain. 5. Eram pada lemari pengeram 37 C , selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya Hasil Praktikum:
4. Resistensi
Cakram Antibiotik + lempeng agar Mueller Hinton + bakteriBakteri Antibiotik Diameter KeteranganEscheria coli CTX30 1,3
E15 1,5MET -AML25 -P -
Staphylococcus aureus
CTX30 2,5E15 2,7MET 3AML25 4,1P 5
Kesimpulan dan penjelasanStaphylococcus aureus sangat sensitif terhadap pinicillin dibandingkan dengan amoxycillin. Tetapi Staphylococcus aureus lebih sensitif terhadap amoxycillin dibandingkan dengan erythomycin. Staphylococcus aureus lebih sensitif terhadap erythomycin dibandingkan dengan methicillin. Staphylococcus aureus lebih sensitif terhadap methicillin dibandingkan dengan cefotacime sodium.Escheria coli sangat sensitive terhadap erythromycin dibandingkan cefotaxime dan methicillin, amoxycillin,penicillin tidak bekerja terhadap bakteri.
Kesimpulan Staphylococcus aureus sensitif terhadap penicillin, cefotaxime sodium, amoxycillin, methicillin dan erythomycin. Dan staphylococcus aureus sangat sensitif terhadap penicillin dibandingkan dengan amoxycillin, erythomycin, methicillin dan cefotaxime sodium.Escheria coli hanya bekerja terhadap antibiotika erythromycin dan cefotaxime.
Antisepsis kulit:
Bahan :
1. Lempeng agar darah
2. Kaldu 2cc
3. Tusuk kapas steril
4. Antisepsis (sabun, alkohol)
Cara kerja :
1. Bagian bawah lempeng agar darah dibagi menjadi 4 wilayah dengan menggunakan pensil
gelas.
a. Pada wilayah I
Usap kapas steril dibasahi dengan kaldu steril, kemudian diusapkan pada
telapak tangan, selanjutnya dioleskan pada wilayah I bagian lempeng agar
darah.
b. Pada wilayah II
Cuci tangan dengan sabun dan air selama 2 menit, kemudian usap kapas
steril yang dibasahi dengan kaldu steril pada telapak tangan, oleskan pada
wilayah II pada bagian agar darah.
c. Pada wilayah III
Ambil sebuah usap kapas steril, basahi dengan kaldu steril, oleskan pada
lengan bawah. Kemudian oleskan pada wilayah III pada bagian agar darah
d. Pada wilayah VI
Basahi tusuk kapas dengan alcohol lalu oleskan pada voler ( sejajar lipatan
kulit) dan buang tusuk kapass tersebut. Ambil tusuk kapas yang baru dan
teteskan dengan hand sanitizer dan dioleskan di tempat yang sebelumnya
telah diolesi alcohol. Ambil tusuk kapas lalu baru oleskan pada lengan
bawah bagian voler dan usapkan pada wilayah VI pada agar darah.
2. Eramkan lempeng agar darah ini pada 37 C selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya
LEMPENG AGAR DARAH ADP+ ANTISEPSIS
No Daerah Jumlah Koloni1 I Banyak2 II Lebih Banyak3 III Lebih banyak dari I dan II4 IV Lebih sedikit dari I,II dan III
Hasil dari OP : Shelin Khairunnisa
Kesimpulan dan penjelasan: Bagian I : tes dilakukan sebelum cuci tangan pada daerah telapak tangan. Didapatkan bakteri yang lebih sedikit, koloninya membentuk pola rough
Bagian II : tes dilakukan setelah melakukan cuci tangan pada daerah telapak tangan. Bakteri membentuk pola koloni rough. Namun, hasilnya didapatkan lebih banyak daripada bagian I. ini dapat terjadi karena terdapat kontaminasi seperti :
a. Sabun yang digunakan tidak steril
III
IVII
I
b. Air yang digunakan terkontaminasi c. Orang percobaan tidak melakukan cara mencuci tangan dengan baik dan benar sesuai standar WHO
Bagian III : tes dilakukan pada bagian volar yang belum dicuci. Didapatkan hasil bakteri yang sangat banyak. Hal ini dikarenakan daerah voler lebih lembab daripada telapak tangan, jarang dibersihkan, dan terkontaminasi kuman dari baju. Bakteri membentuk koloni rough
Bagian IV : tes dilakukan pada bagian volar yang sudah di sterilkan dengan alcohol 70% dan handsanitizer. Hasil yang didapatkan terdapat jumlah bakteri yang lebih sedikit daripada bagian I,II, maupun III. Bakteri membentuk koloni rough
Disinfeksi Alat
I. Landasan Teori
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan
antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan
desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian.
II. Alat dan Bahan
1. 4 Buah batang gelas
2. Spirtus
3. Aquades
4.
III. Cara Kerja :
1. Masukan 4 batang gelas ke dalam suspensi kuman yang telah disediakan sampai batas
garis yang ada pada batang gelas
2. 1 batang gelas langsung dimasukkan ke dalam tabung berisi kaldu sebaga kontrol,
sedangkan 3 batang gelas lainnya, tiap batang dimasukkan kedalam tabung yang berisi
disenfektan selama 5, 10, 15 menit, kemudian tiap batang dimasukkan ke dalam tabung
aquades steril dan selanjutnya dimasukkan dalam tabung berisi kaldu
3. Semua tabung kaldu yang telah dimasuki batang gelas dieram dalam suhu 370C selama
24 jam. Lihat dan catat.
Batang gelas 1 : buka semuanya, lalu celup ke bakteri, masukkan ke dalam kaldu, dan
biarkan batang gelas didalam kaldu lalu tutup dengan kapas
Batang gelas 2 : celupkan batang gelas ke bakteri, masukkan ke dalam infektan(alkohol),
lalu diamkan selama 5 menit dalam posisi tabung tertutup kapas, lalu bilas dengan
aquades lalu masukkan ke dalm kaldu, tutup denan kapas
Batang gelas3 : masukkan ke suspensi bakteri, lalu masukkan kedalam kaldu diamkan
selama 10 menit dalam posisi tabung tertutup kapas, lalu bilas dengan aquades lalu
masukkan ke dalm kaldu, tutup denan kapas
Disinfeksi Alat
IV. Landasan Teori
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan
antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan
desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian.
V. Alat dan Bahan
5. 4 Buah batang gelas
6. Spirtus
7. Aquades
8.
VI. Cara Kerja :
4. Masukan 4 batang gelas ke dalam suspensi kuman yang telah disediakan sampai batas
garis yang ada pada batang gelas
5. 1 batang gelas langsung dimasukkan ke dalam tabung berisi kaldu sebaga kontrol,
sedangkan 3 batang gelas lainnya, tiap batang dimasukkan kedalam tabung yang berisi
disenfektan selama 5, 10, 15 menit, kemudian tiap batang dimasukkan ke dalam tabung
aquades steril dan selanjutnya dimasukkan dalam tabung berisi kaldu
6. Semua tabung kaldu yang telah dimasuki batang gelas dieram dalam suhu 370C selama
24 jam. Lihat dan catat.
Batang gelas 1 : buka semuanya, lalu celup ke bakteri, masukkan ke dalam kaldu, dan
biarkan batang gelas didalam kaldu lalu tutup dengan kapas
Batang gelas 2 : celupkan batang gelas ke bakteri, masukkan ke dalam infektan(alkohol),
lalu diamkan selama 5 menit dalam posisi tabung tertutup kapas, lalu bilas dengan
aquades lalu masukkan ke dalm kaldu, tutup denan kapas
Batang gelas3 : masukkan ke suspensi bakteri, lalu masukkan kedalam kaldu diamkan
selama 10 menit dalam posisi tabung tertutup kapas, lalu bilas dengan aquades lalu
masukkan ke dalm kaldu, tutup denan kapas
Batang gelas 4 : masukkan ke suspensi bakteri, lalu masukkan kedalam kaldu diamkan
selama 15 menit dalam posisi tabung tertutup kapas, lalu bilas dengan aquades lalu
masukkan ke dalm kaldu, tutup denan kapas
Batang Gelas Waktu
Batang Gelas 5 menit 14.40-14.45
Batang Gelas 10 menit 14.45-14.55
Batang Gelas 15 menit 14.48-15.03
VII. Hasil Pengamatan
++-+(5 menit) +++(10 menit) +-(15 menit) +++++
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Desinfeksi merupakan usaha memusnahkan mikroorganisme dengan menggunakan zat-zat
kimia tertentu.
2. Desinfektan adalah zat kimia yang digunakan untuk mendesinfeksi, contohnya alckohol,
yodium, betadine, detergen, dan alkohol.
3. Antibiotik adalah suatu substansi kimia yang diperoleh dari atau di bentuk dan dihasilkan
oleh mikroorgansime yang menghambat kegiatan mikroorganisme.