“tak terhentikan”€¦ · yesus adalah juru selamat. dalam penderitaan umat punya kesempatan...

12
1 Diterbitkan Oleh: Komisi Komunikasi GKJ Gandaria Alamat: Komplek Yonif Mekanis 201 Jl Raya Bogor Km 28 Gandaria Jakarta Timur Telp/Fax: 021-8717876, email : [email protected] Penanggung Jawab: Majelis Komisi Komunikasi, Sapto Tantiono Penasehat: Pdt Didik Christian A.C Pimpinan Redaksi: Erna Indriana Sekretaris: Naomi Harini Bendahara: Didiek Indra S. Tim Redaksi: Aditya Agung, Bosman Simanjuntak, Agung Kadarmanta, Puthut Djoko Raharjo, Atalya Retnaning, Komisi Anak Website/Layout: Bambang Hermanto N0. 48/Th XIV/Juni 2014 Dalam bacaan saat ini terlihat jelas perjalanan gereja perdana yang berjuang mewartakan iman akan Kristus yang mengalami kesengsaraan, mati, dan bangkit lagi, sekaligus jatuh bangunnya karena menghadapi berbagai tantangan, kesulitan dan penolakan. Dan sampai sekarang inipun perjuangan itu masih terus berlanjut, terus dilakukan untuk mewartakan kebenaran dan iman. Walau tentu saja resiko yang akan ditanggung itu tidak kecil. Kematian satu persatu para pejuang iamn sebagai akibat dari pewartaan yang dilakukan, tidak pernah menyurutkan apalagi menghilangkan benih kepercayaan yang sudah ditabur. Justru kepercayaan orang-orang Kristen di gereja perdana semakin bertumbuh dan berkembang. Karena kematian para pejuang iman, para martir justru menjadi inspirasi bagi orang percaya sampai sekarang. Bahwa dengan tetap percaya sebagai orang Kristen, sekalipun menghadapi berbagai kesulitan, tantangan, penganiayaan yang berujung pada kematian, tidaklah menjadikan umat Kristen goyah kemudian menyerah. Karena kematian tidak pernah memisahkan umat dari kasih Allah. Kalaupun kematian menimpa orang- orang percaya, sebagai akibat dari kesetiaan mereka pada Yesus, maka bagi mereka tersedia ruang di rumah Bapa. Dan kepercayaan itu mesti ditunjukkan dengan kesediaan umat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Yesus, mewartakan tentang apa yang sudah dilakukan oleh Yesus untuk pertobatan dan pengampunan dosa. Dengan kata lain, hidup orang percaya harus menjadi kehidupan yang dibaca oleh orang lain sebagai kehidupan yang berdasarkan kepercayaan pada Yesus. Kehidupan yang didasarkan pada Yesus adalah kehidupan yang tidak diwarnai ketakutan, kegelisahan, kekhawatiran, meskipun derita, permasalah hidup datang silih berganti. Maka itu kehidupan orang percaya yang masih diberi kesempatan untuk hidup, kehidupan sekarang ini menjadi sangat penting, karena menyatakan keselamatan yang dari dan di dalam Yesus adalah panggilan setiap orang percaya di dunia ini. Dengan demikian kehidupan orang beriman adalah mewartakan karya Yesus yang diwujudnyatakan dalam kehidupan setiap hari, mereka juga dipanggil untuk setia pada Yesus dalam segala kondisi dan situasi. Berhadapan dengan banyak penolakan, dengan berbagai masalah dan kesulitan kehidupan, perilaku buruk, kejahatan yang terus terjadi, kepercayaan kepada Tuhan dipertaruhkan, kesetiaan kita untuk mewartakan pekerjaan- pekerjaan yang telah dilakukan Yesus dipertaruhkan, keteguhan atas apa yang kita percaya diuji. Inilah kenyataan hidup yang harus dihadapi dan dijalani saat umat mewartakan kebaikan dan kebenaran. Dosa telah merusak banyak aspek dalam hidup. Karena situasi dan kondisi sulit akhirnya banyak yang terpengaruh untuk membalikkan yang jahat terlihat baik, yang benar jadi salah. Apakah kita lalu akan berhenti berbuat kebaikan dan kebenaran, berhenti mewujudnyatakan karya Yesus, apakah kita akan berhenti untuk setia pada Yesus ? Belajar dari kehidupan orang percaya di masa gereja perdana, umat di masa kini diajak untuk menyetakan iman mereka pada Yesus. Saat kita ‘memikul salib’ karena mempertahankan iman pada Yesus, umat justru memiliki kesempatan untuk menjadi saksi bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Dalam penderitaan umat punya kesempatan untuk terus menguatkan iman. Tentu kita tidak akan pernah berhenti untuk terus mewartakan bahww Yesus adalah Juru Selamat. Amin “TAK TERHENTIKAN” Kisah Para Rasul 5 : 27 – 33 Oleh : Lelyana Sth.

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    Diterbitkan Oleh: Komisi Komunikasi GKJ Gandaria Alamat: Komplek Yonif Mekanis 201 Jl Raya Bogor Km 28 Gandaria Jakarta TimurTelp/Fax: 021-8717876, email : [email protected] Penanggung Jawab: Majelis Komisi Komunikasi, Sapto Tantiono Penasehat: Pdt Didik Christian A.C Pimpinan Redaksi: Erna Indriana Sekretaris: Naomi Harini Bendahara: Didiek Indra S. Tim Redaksi: Aditya Agung, Bosman Simanjuntak, Agung Kadarmanta, Puthut Djoko Raharjo, Atalya Retnaning, Komisi Anak Website/Layout: Bambang Hermanto

    N0. 48/Th XIV/Juni 2014

    Dalam bacaan saat ini terlihat jelas perjalanan gereja perdana yang berjuang mewartakan iman akan Kristus yang mengalami kesengsaraan, mati, dan bangkit lagi, sekaligus jatuh bangunnya karena menghadapi berbagai tantangan, kesulitan dan penolakan. Dan sampai sekarang inipun perjuangan itu masih terus berlanjut, terus dilakukan untuk mewartakan kebenaran dan iman. Walau tentu saja resiko yang akan ditanggung itu tidak kecil. Kematian satu persatu para pejuang iamn sebagai akibat dari pewartaan yang dilakukan, tidak pernah menyurutkan apalagi menghilangkan benih kepercayaan yang sudah ditabur. Justru kepercayaan orang-orang Kristen di gereja perdana semakin bertumbuh dan berkembang. Karena kematian para pejuang iman, para martir justru menjadi inspirasi bagi orang percaya sampai sekarang.

    Bahwa dengan tetap percaya sebagai orang Kristen, sekalipun menghadapi berbagai kesulitan, tantangan, penganiayaan yang berujung pada kematian, tidaklah menjadikan umat Kristen goyah kemudian menyerah. Karena kematian tidak pernah memisahkan umat dari kasih Allah. Kalaupun kematian menimpa orang-orang percaya, sebagai akibat dari kesetiaan mereka pada Yesus, maka bagi mereka tersedia ruang di rumah Bapa. Dan kepercayaan itu mesti ditunjukkan dengan kesediaan umat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan

    Yesus, mewartakan tentang apa yang sudah dilakukan oleh Yesus untuk pertobatan dan pengampunan dosa. Dengan kata lain, hidup orang percaya harus menjadi kehidupan yang dibaca oleh orang lain sebagai kehidupan yang berdasarkan kepercayaan pada Yesus. Kehidupan yang didasarkan pada Yesus adalah kehidupan yang tidak diwarnai ketakutan, kegelisahan, kekhawatiran, meskipun derita, permasalah hidup datang silih berganti. Maka itu kehidupan orang percaya yang masih diberi kesempatan untuk hidup, kehidupan sekarang ini menjadi sangat penting, karena menyatakan keselamatan yang dari dan di dalam Yesus adalah panggilan setiap orang percaya di dunia ini.

    Dengan demikian kehidupan orang beriman adalah mewartakan karya

    Yesus yang diwujudnyatakan dalam kehidupan setiap hari, mereka juga dipanggil untuk setia pada Yesus dalam segala kondisi dan situasi. Berhadapan dengan banyak penolakan, dengan berbagai masalah dan kesulitan kehidupan, perilaku buruk, kejahatan yang terus terjadi, kepercayaan kepada Tuhan dipertaruhkan, kesetiaan kita untuk mewartakan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan Yesus dipertaruhkan, keteguhan atas apa yang kita percaya diuji. Inilah kenyataan hidup yang harus dihadapi dan dijalani saat umat mewartakan kebaikan dan kebenaran. Dosa telah merusak banyak aspek dalam hidup. Karena situasi dan kondisi sulit akhirnya banyak yang terpengaruh untuk membalikkan yang jahat terlihat baik, yang benar jadi salah. Apakah kita lalu akan berhenti berbuat kebaikan dan kebenaran, berhenti mewujudnyatakan karya Yesus, apakah kita akan berhenti untuk setia pada Yesus ? Belajar dari kehidupan orang percaya di masa gereja perdana, umat di masa kini diajak untuk menyetakan iman mereka pada Yesus. Saat kita ‘memikul salib’ karena mempertahankan iman pada Yesus, umat justru memiliki kesempatan untuk menjadi saksi bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Dalam penderitaan umat punya kesempatan untuk terus menguatkan iman. Tentu kita tidak akan pernah berhenti untuk terus mewartakan bahww Yesus adalah Juru Selamat. Amin

    “TAK TERHENTIKAN”Kisah Para Rasul 5 : 27 – 33

    Oleh : Lelyana Sth.

  • PersiapanPada tahun 1995 bulan Agustus,

    penulis mendapat kesempatan mengunjungi Israel, melalui jasa Travel tour. Ada sekitar lima puluhan orang rombongan kami, ada yang sendirian, ada yang suami isteri. Rute kami berangkat dari Jakarta menuju Cairo dengan pesawat terbang, kemudian dari Cairo menuju Israel jalan darat menggunakan bus. Saat sebelum berangkat penulis sudah perkirakan akan tiba di daerah Gunung Sinai yang sangat terkenal, pada tanggal 16 Agustus, oleh karena itu penulis merencanakan akan naik ke Gunung Sinai yang bersejarah, dengan tujuan tidak hanya sekedar naik, tetapi juga akan melakukan Upacara Bendera untuk memperinganti HUT Kemerdekaan yang ke 50. Untuk itu penulis perlu menyiapkan “Ubarampenya” berupa Naskah Proklamasi, naskah Pembukaan UUD 1945, bendera Merah Putih dan tongkat untuk bendera, yang penulis pakai untuk tongkatnya adalah tongkat lampu blitz yang bisa dilipat, yang nantinya diberi fungsi sebagai tiang bendera dengan cara dipegang ke atas. Kita tahu bahwa acara pokoknya adalah Penaikan Bendera, Pembacaan Naskah Proklamasi, Pembacaan Naskah Pembukaan UUD, dan ditutup dengan Doa syafaat untuk Negara dan Bangsa.

    CairoRombongan kami berangkat menuju

    Israel melalui Yordania dan Mesir. Dari Jakarta menuju Kuala lumpur, untuk menaikkan penumpang. Yang naik dari Kuala lumpur cukup banyak, yang duduk di dekat penulis, penulis tanyakan tujuannya, dia menjawab mau pergi umroh. Rupa-rupanya rutenya hampir sama dengan rombongan penulis. Sesampai di Amman Yordania, kami singgah dan menginap semalam. Rupa-rupanya rombongan dari Kuala lumpur pun menginap di hotel yang sama. Paginya rombongan kami berangkat dari Amman ke Cairo Mesir, menggunakan pesawat yang sama, tetapi para penumpang yang naik dari Kuala lumpur, tidak bersama lagi. Kemungkinan mereka menuju Jedah atau Madinah, atau mungkin ke Yerusalem mengunjungi Masjid Aksa, yang dulu istana Raja Sulaiman dan Masjid Umar, yang dulunya Rumah Allah Yahudi. Di Mesir rombongan kami menginap dua malam. Di Cairo rombongan keliling kota dan melihat Piramida yang terkenal, juga meninjau museum Cairo, yang diantaranya menyimpan mummi Firaun. Malamnya makan malam di Restoran di atas kapal pesiar, menyusuri sungai Nil, dengan suguhan pertunjukan seni budaya Mesir “Tari perut”. Yang menulis herankan,

    di daerah yang para perempuannya berpakaian hampir menutupi seluruh badan, tetapi seni tarinya, penarinya justru mempertontonkan tubuhnya, terutama perutnya.

    Penulis juga berkesempatan mengunjungi tempat pengungsian Tuhan Yesus waktu balita. Tempatnya di bawah atau sangat rendah, yang berada di suatu gedung gereja, aliran Koptik, suatu gereja mula-mula di wilayah Mesir. Di sekitar gereja, banyak orang Kristen yang adalah jemaat Gereja tersebut. Pakaian para perempuan hampir menutup seluruh badan, sama dengan kebudayaan setempat.

    Gunung SinaiPagi-pagi rombongan kami

    berangkat menuju wilayah Israel jalan darat menggunakan bus. Berangkat menyusuri seberang laut Merah. Sesampainya di Mara, rombongan penulis beristirahat sejenak, sekalian melihat danau kecil yang dipercayai menurut sejarah Tuhan mengubah air pahit menjadi air tawar. Setelah cukup waktunya, rombongan berangkat penuju daerah gunung Sinai, yang menurut sejarah sangat terkenal bahwa nabi Musa menerima “Hukum Sepuluh”, dikenal juga dengan nama gunung Horeb atau jabal Musa. Sampai di tempat yang dituju sudah sore tanggal 16 Agustus 1995, menginap di hotel St. Catherine. Pada saat makan malam di hotel, penulis mengutarakan keinginannya naik ke gunung Sinai. Tanggapannya ada enam orang yang menginginkan mengikuti penulis. Pagi buta jam 01.30 kelompok penulis berangkat menuju kaki Gunung Sinai, menggunakan bus rombongan diantar oleh penunjuk jalan. Perjalanan dilanjutkan dengan menaiki onta, satu onta dinaiki satu orang, jadi ada 8 onta. Terbukti tidak boleh onta dinaiki sampai puncak, oleh karena itu kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Jam 5.30 sampai di puncak gunung, beristirahat di depan gua, yang dipercayai tempat nabi Musa menunggu perintah TUHAN, dengan berpuasa 40 hari. Saat tiba, penulis melihat dua orang remaja yang sedang tidur, penulis tanyakan mereka mengaku turis

    2

    Upacara Bendera ke 50di Puncak Gunung Sinai

    Oleh Pak Gemi

    Kesa

    ksia

    n

  • 3

    Simbah meruhi yen Karawitan Arum Budaya padha gladen, katibakake saben dina Kemis sore. Kang padha ngrawuhi musthi para adi yuswa, simbah ora gumun marga dadi tanggung jawabe Komisi Adiyuswa, dadi lumrah bae yen ingkang ngawuhi nindaki gladhen ya para adi yuswa, para sedulur kang wus padha sepuh.

    Nanging simbah teko (kok) ngudarasa, apa para sedulur nem-neman ora padha kepengin nindaki dherek gladhen? Kamangka karawitan iku budaya adiluhung. Simbah nate pikantuk uleman tandhing nembang macapat, neng Taman Mini Indonesia Indah.

    Basa jawane mlipis, simbah ngira yen putri jawa, amarga ora ketok yen dudu putri jawa. Nyatane putri saka Amerika, Jepang tuwin Korea, kang saka Amerika ketok rupane putri eropa, arepa agemane jarikan lan gelungan, sing putri Korea tuwin Jepang padha karo putri jawa. Kuwi durung suwarane, buktine sing menang putri Amerika, malah

    sadurunge ditetepake sapa sing menang, putri saka Amerika pamer ketrampilane ngendhang, sing ora nguciwani.

    Liya wektu simbah dherek gladhi macapat Paguyubaan Radya Agung, wektu kuwi ana kenya timur kang pamer kaprigelan nembang macapat, uga dherek gladhi karawitan. Ana putra putri papat lan putra kakung loro, wus padha prigel, kamangka yuswane durung luwih sepuluh tahun, isih timur, nganti simbah nyuwun pirsa ingkang nggladhi, jarene padha taberi sinau lan taberi gladhi macapat, jarene gladhene seminggu sepisan.

    Wektu liya maneh, rikala malem Paskah simbah nonton TV Banten, kang nyiarake wayangan, wektu gara-gara Gareng Petruk Bagong, ana waranggana loro sing siji saka Amerika, sijine putri Jepang, padha sinau aneng pawiyatan luhur, nandhakake menawa seni budaya Jawa aneng manca negara ana kang padha seneng, amarga pancen adiluhung, mulane simbah seneng yen Karawitan Arum Budaya, akeh nom-

    nomame, ora mung adiyuswa kaya saiki.Amarga miturut simbah, kanggo

    nggladhi utawa nyinau kaalusan budi bocah, bisa nyanggo sinau lan gladhen karawitan tuwin tembang macapat utawa uga gladhen beksan, supaya prilakune lembah manah, sabar utawa sareh aneng urip bebrayan.

    Mula simbah ngusulake yen komisi remaja lan komisi anak mrogramake “Sinau lan gladhi kaalusan budi” sranane ya macapatan, karawitan tuwin beksan jawa, ngiras-ngirus melu memitri seni budaya jawa ingkang adiluhung.

    Kuwi mau pangudarasane simbah wulan iki. Kanggo nutup pangudarasane simbah, simbah arep macak tembang macapat karyane bapak pendhita Didik Chistian Adi Cahyono, ingkang dianggit wus rada suwe telung taun kepungkur, kaya ing ngisor iki :) Sang Papadhang:) Dhandhang gula. Anggitan Pdt. Didik CAC. 11 Maret 2011. Sang Pepadhang kang rawuh ing bumi.- Kang manjalma awujud manungsa.- Gya sumuyud ing ngarsa-Ne. Pra umat-Nya sadarum.- Ginanjara pepadhang yekti.- Linuwar sing ukuman.- Sinungan rahayu.- Gesang manut ing karsa-Nya.- Dadya dilah lan kautaman sejati.- Ing sajagad warata.-#

    NyumanggakakeSimbah

    Belanda, yang mengingatkan penulis saat tahun 1945 ikut berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda, yang setengah jam lagi akan kami peringati Proklamasi Kemerdekaannya.

    Tepat jam 06.00 (di Jakarta jam 10.00, selisih empat jam) kami mulai upacara. Dimulai dengan bendera dipasang pada tiang blitz, dilanjutkan menyanyikan lagu Kemerdekaan Indonesia Raya, mengucapkan Proklamasi, pembacaan Pembukaan UUD, ditutup dengan doa syafaat yang diserahkan kepada penulis, dengan alasan penulis adalah yang tertua dari antara kelompok penulis. Usai upacara, kami cepat-cepat turun.

    Meneruskan PerjalananDari puncak Gunung Sinai kita semua

    cepat-cepat turun, termasuk kelompok penulis, karena siang sedikit udara akan sangat panas, disebabkan Gunung Sinai adalah gunung batu, yang tidak ada pepohonan, pohon baru ada setelah hampir sampai bawah. Dalam pejalanan

    naik maupun turun banyak rombongan lain dari Eropa maupun Asia. Saat itu yang bersamaan dengan kelompok penulis adalah rombongan dari Korea. Hal yang sangat mengesankan adalah kita bersama memuji dengan lagu pujian yang mendunia, dengan bahasa kita masing masing. Kelompok penulis turun tidak melalui rute waktu naik, melainkan melalui rute yang dipercayai rutenya nabi Musa, yang menurun sangat tajam. Perkiraan penulis akan cepat sampainya, namun kenyataannya karena curamnya turunan, harus hati-hati, jadi lambat. Sampai di bawah tiba di biara St Cathrine, yang dipercayai nabi Musa memukul batu dengan tongkatnya, yang dari batu keluar air. Kata penunjuk jalan, airnya masih mengalir sampai saat itu, tetapi, penulis tidak membuktikannya, karena memburu waktu, sudah ditunggu rombongan besar untuk melanjutkan perjalanan ke Israel. Saat tiba sudah jam 12.00, yang rencananya berangkat jam 11.00. Berarti waktu turun memerlukan

    hampir empat jam.Penutup

    Kesimpulannya, penulis mempunyai pengalaman yang tidak mungkin diulangi: Upacara bendera, memperingati HUT kemerdekaan ke 50 di puncak Gunung Sinai.” Kiranya tulisan ini menjadi bacaan bagi yang berkenan. Karena kejadiannya sudah lama, sekitar 19 tahun yang lalu, mungkin ada yang kelupaan, penulis minta maaf. ***

    Kesa

    ksia

    n

  • Seko

    lah

    Min

    ggu

    4

    Setiap umat Nasrani pasti senang merayakan ibadah Paskah.

    Banyak peristiwa yang harus kita lalui menjelang Paskah, Antara lain

    ambil bagian di dalam Paskah. Kami mengisi pujian yang berjudul “S’bab Dia Hidup”. Kami sempat khawatir karena kami berlatih pujian tersebut hanya

    PASKAH SEKOLAH MINGGUGKJ Gandaria Pepanthan Cawang

    Oleh Veronica, Poppy dan Yedida (ASM Pepanthan Cawang)

    Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Sunyi.

    Semua moment terebut pasti kita rasakan dan kita kembali mengingat peristiwa pada zaman dahulu. Paskah diadakan setelah 3 hari kematian Tuhan Yesus. Kebangkitan-Nya pada hari yang ketiga telah membawa suatu pelepasan dari dosa-dosa kita.

    Padahal kita sendiri manusia yang telah berbuat dosa. Kita patut bersyukur dan berterima kasih karena pengorbanan-Nya sangat besar dan tak ternilai harganya. Tak hanya orang dewasa, anak Sekolah Minggu juga turut

    2 kali dan 1 kali pada hari Paskahnya. Puji Tuhan, memang kami tak perlu khawatir dan cemas karena kami dapat menampilkan pujian tersebut. Tepuk tangan dan senyuman dari jemaat

    mengakhiri pujian kami. Setelah itu kami kembali keruang ibadah Sekolah Minggu. Mbak Nita yang mengajar dan memimpin ibadah Paskah di Sekolah Minggu. Kami beribadah seperti biasanya dan kami menoton film tentang Kelinci Paskah yang durasinya lumayan lama.

    Setelah selesai menonton film, anak Sekolah Minggu yang balita mencari telur Paskah. Mereka mencarinya di taman Gereja. Anak remaja juga ikut mencari juga, tetapi hanya beberapa anak remaja saja yang mendapatkan telur Paskah karena anak remaja keluar dari ruang ibadahnya paling belakang. Kami mengalah, yang penting anak balitanya senang dan gembira.

    Setelah selesai kebaktian Paskah, kami disediakan makanan bakso yang masih panas. Kami juga diberikan bingkisan Paskah dan hadiah bagi yang memenangkan lomba di minggu sebelumnya. Setelah selesai membagikan hadiah, kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan membawa semangat dan sukacita Paskah.***

  • Artik

    el B

    ebas

    5

    Hingga kini penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Para pecandu dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja hal ini bisa membuat orang tua, masyarakat, dan pemerintah khawatir dan telah menjadi masalah sosial yang sangat meresahkan. Penyalahgunaan narkoba bersifat memikat dan mengikat pemakainya untuk memakai lebih banyak lagi (ketagihan, kecanduan) sehingga merusak fisik dan berdampak pada mental, moral serta spiritual manusia.

    Ancaman masalah narkoba sangat serius, khususnya di kalangan generasi muda. Penyebarannya telah meluas ke kalangan siswa sekolah menengah bahkan murid Sekolah Dasar! Bahaya narkoba dalam masyarakat kita, saling mengait dengan beberapa penyakit sosial lain yang dewasa ini mengobok-obok masyarakat kita, khususnya generasi muda, yakni masalah kekerasan, minuman keras, kriminalitas, dan seks bebas. Upaya penanggulangan bahaya narkoba sangat sulit. Narkoba merupakan komoditi bisnis ilegal yang sangat menguntungkan, yang dilakukan oleh jaringan sindikat yang luas jangkauannya dan rapi serta kuat organisasinya. Sering kita mendapat informasi dari media massa bahwa aparat penegak hukum pun terlibat dalam jaringan pengedar narkoba.

    Masalah narkoba adalah salah satu penyakit sosial, yang mengancam seluruh lapisan masyarakat, termasuk warga gereja. Pada kesempatan ini pokok pembahasan kita terbatas pada persoalan bagaimana gereja ikut berperan menghadapi bahaya narkoba. Gereja adalah persekutuan umat yang dipanggil dari dalam dunia dan diutus Tuhan untuk melayani dunia. Hakekat ini sering tidak nampak dalam aktivitas

    gereja, karena gereja sibuk dengan diri dan kepentingannya sendiri. Kesibukannya juga berputar-putar pada aktivitas ritual: kebaktian di gedung gereja atau di rumah-rumah warga gereja. Gereja terkesan melalaikan tugas pokoknya terhadap dunia ini yakni sebagaimana yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja: mengarahkan orang untuk hidup dalam kasih dan persaudaraan dengan semua orang, melayani orang-orang miskin, sakit atau berduka(Lukas 4: 18-19).

    Oleh sebab itu seyogyanya gereja ikut atau bahkan semestinya berinisiatif mengarahkan pelayanannya pada masalah-masalah social yang dihadapi masyarakat di manapun gereja berada. Pelayanan dapat bersifat penanggulangan masalah yang telah terjadi, dapat pula bersifat pencegahan supaya masalah tidak timbul atau berdampak luas. Dan salah satu cara yang penting dikembangkan gereja adalah membentuk wadah-wadah pelayanan, baik yang langsung dikoordinasi gereja (baca Majelis Jemaat) maupun yang dijalankan oleh persekutuan-persekutuan kelompok secara mandiri. Selain itu, sebagaimana saya kemukakan di atas, di dalam gereja perlu ada wadah-wadah dengan aktifitas penyuluhan, pendampingan atau pemberdayaan.

    Pelayanan gereja terarah pada upaya-upaya menjaga atau mengarahkan generasi muda supaya mereka tetap setia dan sadar memperjuangkan masa depannya dengan menjaga diri dari bahaya narkoba itu. Dewasa ini banyak orang masih mengandalkan keluarga sebagai benteng utama di mana seseorang bertumbuh dalam cinta dan kasih sayang, mengenal hal-hal yang benar dan salah, yang baik dan yang buruk, dan juga belajar mengatasi godaan dan pencobaan.

    Tetapi kenyataannya adalah keluarga-keluarga di dunia moderen dewasa ini, termasuk keluarga Kristen, tidak lepas dari terpaan badai pencobaan dan perubahan sehingga sering tidak mampu menjalankan tugas mulia membimbing generasi muda. Sebab itu lembaga agama perlu menunjang dan bahkan mengambil alih sebagian dari peran pembinaan dan pengarahan generasi muda itu. Dalam praktek pelayanan gereja selama ini, pembinaan keluarga Kristen cenderung terpaku pada masalah-masalah normatif dan kurang memberi perhatian pada berbagai permasalahan yang dihadapi keluarga dan masyarakat.

    Gereja dapat melayani keluarga-keluarga Kristen dan masyarakat luas dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan untuk memahami masalah dan pedoman-pedoman penangannya. Di dalam bahan pengajaran gereja misalnya katekisasi, Pendalaman Alkitab perlu ada bagian mengenai penyakit-penyakit sosial salah satunya adalah permasalahan bahaya narkoba, yang bila memungkinkan disajikan secara visual atau dengan melakukan perkunjungan dan observasi lapangan.

    Dalam masyarakat kita berhadapan dengan kelompok pertama generasi muda yang diancam bahaya narkoba, dan kelompok kedua mereka yang telah menjadi korbannya. Pada kelompok yang pertama kita bicara tentang penyuluhan, pembinaan dan pemberdayaan. Sedangkan untuk kelompok kedua korban/pecandu narkoba gereja perlu pula melakukan layanan pendampingan dan pemulihan, yang berjalan bersama dengan upaya-upaya terapi dan rehabilitasi medis dan sosial. Gereja perlu mengantisipasi hal itu dengan memberi pelayanan khusus pada kelompok beresiko tersebut. Selamat Melayani!

    Narkoba, Pecandu dan Tantangan Pelayanan GerejaOleh : Bambang Styawan (Kelompok Cimanggis)

  • 6

    Beri

    ta P

    awan

    g

    Memulai dari data yang ada terhadap rentangnya hubungan suami – istri bagi keluarga Kristen (khususnya: Keluarga Muda – usia pernikahan di bawah 10 tahun) menumbuhkan keprihatinan dan kepedulian Pengurus Komisi Warga Dewasa (selanjutnya ditulis: KWD) GKJ Gandaria Pepanthan Cawang terhadap gereja dalam pembinaan dan pendampingan keluarga Kristen. Hal inilah, menjadikan dasar program retreat KWD Pawang yang diadakan pada hari Rabu – Kamis; tanggal 14 – 15 Mei 2014 di Wisma Wiladatika – Cibubur.

    Dari hasil evaluasi program ini, peserta yang terdiri dari pasangan suami-istri dan / atau yang hadir tanpa pasangan mengatakan bahwa, program ini sangat baik dan memberikan manfaat atas:1. Menumbuhkan dan meyegarkan

    kembali dengan merefleksikan diri dari aplikasi “Janji Pernikahan” dan “Pertelaam Peneguhan Nikah dan Pemberkatan Perkawinan” dalam perjalanan kehidupan keluarga. Apakah Anda masih ingat..?! Inilah yang kami diskusikan dan sharingkan dalam kenyataan kehidupan keluarga, yaitu:

    Ada pun kewajiban orang yang hidup dalam perkawinan adalah:1) Mewujudkan kesatuan keluarga,

    dalam ikatan kasih sejati dengan saling memperhatikan, tidak mementingkan diri sendiri, dan saling menolong, karena orang yang hidup bersama dalam ikatan perkawinan itu telah dipersatukan oleh Allah.

    2) Menjaga kelestarian keluarga, karena Allah menghendaki yang telah dipersatukan-Nya tidak boleh diceraikan oleh manusia.

    3) Menjaga kekuduskan keluarga, bahwa Tuhan menghendaki agar suami – istri memelihara perkawinan dengan menghindari segala bentuk perzinahan dan keinginan hawa

    nafsu seperti yang dilakukan oleh orang yang tidak mengenal Allah.

    4) Mendidik keluarga dengan selalu silih asah, silih asuh, dan silih asih berdasarkan firman Tuhan, karena Allah menghendaki setiap keluarga mengasihi-Nya dengan segenap hidup, senantiasa memperhatikan firman-Nya, dan mengajarkan firman itu dengan sungguh-sungguh kepada keluarga.

    5) Senantiasa bersyukur kepada Tuhan dan bekerja dengan tekun dan jujur, sehingga dapat menjadi berkat bagi keluarga, gereja, dan masyarakat.

    Janji Pernikahan1. “Di hadapan Tuhan Allah dan Gereja

    Kristen di sini, saya mengakui bahwa ……... adalah (suami / istri) saya, karunia Tuhan. Saya berjanji akan senantiasa mengasihi dan menolongnya, dan setia baik dalam suka maupun duka. Saya dan (suami / istri) akan senantiasa berbakti kepada Tuhan Allah dan memelihara kekudusan keluarga dengan mematuhi firman-Nya”.

    2. Menyadari bahwa, Tuhan merancang pernikahan lebih untuk menguduskan kita daripada untuk menyenangkan kita

    3. Mengerti bahwa pasangan hidup kita adalah pemberian Allah. Tuhan menghendaki keluarga. Tuhan membangun sebuah keluarga yang akan mengasihi-Nya dan menghormati-Nya.

    4. Memahami bahwa, bukan melulu apa yang suami – istri lakukan, melainkan seberapa besar KASIH yang kita taruh di dalam kehidupan keluarga. Kasih adalah rahasia warisan yang kekal.

    5. Menyadari bahwa keluarga yang saling mengasihi adalah bentuk penyembahan yang menyenangkan Tuhan. Dalam Alklitab: Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Markus 12:30. Tuhan menghendaki keluarga Kristen seutuhnya, · Ia tidak ingin hanya sebagian dari

    kehidupan kita – sisa-sisa waktu, uang, dan lainnya

    · Tuhan tidak tertarik pada komitmen setengah hati (Ia meminta segenap hati, segenap akal budi, dan segenap kekuatan).

    · Ia menghendaki pengabdian penuh, bukan kepingan kehidupan kita.

    6. Menyadari bahwa pentingnya keluarga Kristen membangun hubungan dengan Allah. Hubungan yang baru dengan Allah setiap waktu, Antara lain:Ø Hubungan yang baru antara kita

    dengan Allah dibangun di atas dasar Iman. Ibrani 11:6

    Ø Hubungan kita dengan Allah adalah hubungan atas dasar pengampunan yang sempurna

    Ø Hubungan kita dengan Allah adalah hubungan yang penuh damai sejahtera. Roma 5:1-11

    Ø Hubungan kita dengan Allah adalah hubungan yang bersifat kekal. I Yohanes 5:11 – 13

    7. Mengenali prinsip-prinsip hubungan antar manusia (Human Relations) dalam membangun pribadi (suami – istri) yang bersahabat dan menyenangkan bagi orang lain; yaitu:v Hindari kebiasaan salahkan, omeli,

    dan kritik

    RetreatKOMISI WARGA DEWASA

    GKJ Gandaria Pepanthan CawangOleh:

    Puthut D. Rahardjo (Pepanthan Cawang)

  • 7

    v Berikanlah penghargaan yang jujur dan tulus

    v Bangunlah keinginan / kemauan untuk berhasil dalam diri orang lain.

    v Berilah perhatian yang sungguh pada orang lain

    v Senyumv Ingatlah dan sebutkan nama orang

    lain dengan baik dan benarv Jadilah pendengar yang baikv Berbicaralah sesuai dengan minat

    orang lainv Buatlah orang lain merasa dirinya

    penting dan lakukanlah dengan tulus.Retreat KWD ini adalah yang

    pertama sejak dibentuknya Pengurus KWD di Pawang. Program ini menjadi SANGAT PENTING dan banyak permintaan untuk diselenggarakan secara berkala – dengan alasan program ini sangat bermanfaat dan aktual dengan kenyataan yang ada di dalam kehidupan keluarga Kristen yang bermasalah.

    Beberapa “studi kasus” secara actual/fakta terjadi yang kami diskusikan, sharingkan, dan refleksikan bagi kehidupan keluarga sebagai bentuk “proses pembelajaran” untuk terus menjadi kehidupan keluarga Kristen yang lebih baik. Ini realita kehidupan keluarga Kristen yang kami temui di Warga Gereja/ Jemaat dari gereja-gereja (termasuk Jemaat GKJ Gandaria dan di Pawang) ) ketika mengalami KRISIS MENGASIHI dan LUMPUHNYA HUBUNGAN dan MANDULNYA KOMUNIKASI dapat membelenggu kehidupan keluarga Kristen. Kita terus berjuang agar “Pertelaan Peneguhan Nikah dan Pemberkatan Perkawinan” dan “Janji Nikah” tidak hanya menjadi ‘slogan’ dalam kehidupan keluarga Kristen. Apa dan bagaimana yang dapat kita lakukan secara individu (suami-istri), keluarga, dan gereja agar “Janji Nikah” dan “Pertelaan Peneguhan Nikah dan Pemberkatan Perkawinan” dapat terinternalisasi - sehingga kehidupan Keluarga Kristen dapat melakukan kehidupannya sebagai Tugas Panggilan Gereja dan Kehormatan, Kemuliaan bagi Tuhan dibutuhkan secara terus menerus percakapan pengajaran Firman Tuhan di keluarga dan gereja.

    Tema: “Meningkatkan Relasi Keluarga Bersama Tuhan” I Yohanes 3:1 dalam Retreat KWD Pawang memberikan muatan isi yang meretas bingkai-bingkai pembatas kehidupan pasangan suami – istri dalam keluarga. Suami – Istri mengenali bahwa Keluarga

    Kristen dibentuk untuk Keluarga Allah – Dimana dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya. Para Fasilitator yang terdiri dari:1. Ibu Restu pada renungannya

    menekankan inti kehidupan keluarga Kristen pada “Membuka Pintu Hati suami-istri untuk Mengasihi dan Pengampunan”

    2. Bapak Sigit Widodo (Majelis GKJ Bekasi) dan Ibu. Sri Hunun Widiastuti mengajak para peserta untuk melihat kembali, mendalami, dan mengukur skala dari penerapan “Janji Nikah” dan setiap butir-butir dari “Pertelaan Peneguhan Nikah dan Pemberkatan Perkawinan” sampai saat ini. Adakah kita mengenali pasangan hidup kita terhadap “pintu-pintu hati dalam mengasihi dan mengampuni yang masih tertutup” – Kami diajak dengan merenungkannya untuk dapat membuka pintu-pintu hati yang tertutup dan kemauan dengan kerendahan hati untuk meretas semua belenggu kegagalan dalam mengasihi dan mengampuni.

    3. Mbak Christy (Pemudi Kelompok Condet) melalui permainan (games), roleplay-nya telah mengangkat keberanian menyampaikan pintu-pintu hati pasangannya terhadap hal yang sudah baik dilakukan dan hal yang perlu diasah untuk menjadi lebih baik dalam kehidupan individu masing-masing dalam keluarga – melalui surat cinta sebagai bentuk komitmen yang tertulis.

    4. Bapak Gatot P dan Ibu Suryawati telah memberikan testimony terhadap “Janji Nikah” yaitu: “ …. mengasihi dan menolongnya, dan setia baik dalam suka maupun duka. Saya dan (suam/ istri) akan senantiasa berbakti kepada Tuhan Allah dan memelihara kekudusan keluarga dengan mematuhi firman-Nya”. Melalui penderitaan sakit-penyakit yang dialami Bapak Gatot dan Ibu. Suryawati tetap saling melayani, mengasihi, dan memelihara hubungan dengan Allah dan sesamanya. Bapak Gatot dan Ibu Suryawati telah memberikan contoh dalam membangun relasi keluarga bersama Tuhan – sungguh suatu pembelajaran yang nyata dan indah dan menguatkan keyakinan kami. Kini, Bapak Gatot P dan Ibu Suryawati mengatakan saat ini satu diantara kegiatannya adalah

    mengunjungi orang-orang yang sakit untuk mewartakan kabar baik dari Tuhan atas sakit-penyakitnya – untuk meneguhkan keyakinan orang yang mengalami penderitaan bahwa, Tuhan itu sangat baik dan tepat pada waktunya dalam memberikan pertolongan.

    5. Akhir dari seluruh acara retreat sebelum evaluasi adalah Bapak Puthut D. Rahardjo dalam materi “Menjadi Pribadi yang bersahabat- dan menyenangkan” melalui beberapa prinsip-prinsip dasar dalam membangun hubungan /relasi bersama orang lain. Kami menyadari bahwa karena Allah Kasih, Ia menghargai hubungan. Demikian jugalah seharusnya kita lakukan dalam keluarga dan ketika kita bersama dengan orang lain.

    Program Retreat KWD GKJ Gandaria Pawang ini atas kesan dan pesan peserta menghendaki menjadi program pembinaan untuk para keluarga di jemaat .Harapannya program ini dapat diselenggarakan minimal setahun sekali. Majelis mengucapkan terima kasih kepada Program Retreat KWD GKJ Gandaria Pawang ini atas kesan dan pesan peserta menghendaki menjadi program pembinaan untuk para keluarga di jemaat. Harapannya program ini dapat diselenggarakan minimal setahun sekali. Majelis mengucapkan terima kasih kepada para pengurus KWD dan panitia yang telah mengupayakan pelaksanaan retreat ini – dengan materi yang actual dan berkesinambungan setiap pokok bahasan dari para fasilitator.

    Kami senang juga dan kagum bahwa, peserta tanpa satu pun dikenakan biaya. Peserta medukung acara ini dengan kerelaan memberikan persembahan dari berkat yang ada. Kami meyakini, bila segala sesuatu kita lakukan dengan kasih dan suka cita – kita tidak perlu merasa gagal dan kecewa. Ingat! “Kasih tidak berkesudahan” I Korintus 13:8

    Selamat untuk Pengurus KWD GKJ Gandaria Pepanthan Cawang - Awal tindakan program yang baik dan relevan dalam pembinaan jemaat. Tuhan Memberkati.

    “Bukan apa yang Anda lakukan, melainkan seberapa banyak

    kasih yang Anda taruh di dalamnyalah yang penting.

    Kasih adalah rahasiawarisan yang kekal”

    === Bunda Teresa ===

    Beri

    ta P

    awan

    g

  • 8

    Info

    Seha

    t

    Satu lagi jenis penyakit baru yang muncul dan berpotensi menjadi epidemi global, MERS-CoV. Apa itu MERS CoV? Seperti apa gejala-gejala yang ditimbulkannya? Dan pencegahan apa saja yang dapat Anda lakukan guna menghindari penyakit ini? Meski belum ada laporan mengenai jatuhnya korban di Indonesia, MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus) tetap harus diwaspadai, terutama pada Jemaah haji yang baru saja kembali dari Arab, negara asal munculnya penyakit ini. Nah, untuk kita yang hidup di Indonesia patut waspada karena banyak masyarakat kita yang bepergian Haji dan Umroh, dikhawatirkan membawa virus ini setelah pulang ke Indonesia.

    Sebuah penelitian menunjukkan awal mula virus ini berasal dari unta. Bulan Februari lalu, para ilmuwan menerbitkan temuan mereka yang berisi hampir dari tiga perempat dari unta di Arab Saudi dinyatakan positif mengidap virus MERS. Centers for Diseases Control (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, juga menemukan MERS di dalam kelelawar di Arab Saudi.

    “Cara terinfeksi dari hewan ke manusia atau lingkungannya masih dalam penyelidikan,” ujar WHO bulan lalu.

    Apa itu MERS? Virus Corona Middle East Respiratory

    Syndrome (MERS) merupakan salah satu jenis virus yang menyerang organ pernafasan orang yang mengidapnya yang merupakan jenis penyakit saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian. MERS-Cov adalah merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus).

    Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab

    Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS-Cov. Informasi yang diperoleh dari website Kementerian Kesehatan RI (www.depkes.go.id) memberitakan bahwa virus ini berbeda dengan Corona virus lain yang telah ditemukan sebelumnya.

    Sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.

    Gejala dan Cara Penularan MERSAda beberapa hal yang bisa kita

    ketahui dalam rangka mengenali apa saja yang menjadi tanda-tanda orang terkena virus yang satu ini. Karena menyerang saluran pernafasan maka berikut tanda-tanda penyakit MERS antara lain adalah sebagai berikut:· Demam· Batuk· Sesak Nafas (nafas pendek)· Bersifat akut.

    Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.

    Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan

    Italia juga diinvestigasi.Virus ini dapat menular antar

    manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat melalui media sebagai berikut yaitu:· Langsung: Melalui percikan dahak

    (droplet) pada saat pasien batu atau bersin.

    · Tidak Langsung: Melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.Untuk itu juga para pejabat di

    badan kesehatan dunia (WHO) seperti informasi yang dilansir dari www.voaindonesia.com juga menyatakan prihatin bahwa virus MERS mungkin akan menular ke para peziarah kaum muslimin yang diperkirakan akan mengunjungi tempat-tempat suci di Arab Saudi bulan depan dalam bulan Ramadhan, atau jutaan lagi diperkirakan akan datang bulan Oktober untuk menunaikan ibadah Haji di Mekah.

    Pengobatan Dan Vaksin Mers-CovSampai dengan saat ini memang

    belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat spesifik juga belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien.

    Bagaimana jika virus ini sudah menjangkiti tubuh Anda? Sama seperti kasus kanker, kuncinya adalah penanganan yang cepat dan tepat karena mutasi virus Corona sangat cepat sehingga lambatnya penanganan akan semakin meningkatkan angka kematian akibat penyakit ini. Hingga kini, pengobatan yang diberikan hanya difokuskan pada penanganan akan

    MERS(CORONA VIRUS)

    ANCAMAN BARUDARI TIMUR TENGAH

  • 9Ar

    tikel

    Beb

    askomplikasi dari penyakit ini. Tindakan isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit MERS-CoV. Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala.

    Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.

    Namun demikian, pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh Anda. Misalnya, sebelum Anda berangkat naik haji atau

    melancong ke daerah Timur Tengah, jaga kebugaran tubuh dengan asupan nutrisi dan istirahat yang cukup. Mengkonsumsi produk herbal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh juga bermanfaat, seperti herbal Sarang Semut asal Papua yang sudah terbukti secara empiris dapat meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit. Cara lain, gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan tempat Anda tinggal.

    Selain itu, pencegahan dengan menjalankan pola hidup yang sehat dengan melakukan PHBS (pola hidup

    bersih dan sehat), dan juga menghindari kontak erat dengan penderita, serta menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit, juga perlu untuk diterapkan dengan baik pula.

    Setidaknya, langkah-langkah pencegahan sederhana di atas akan membantu tubuh Anda menjalankan perannya dalam menangkal serangan virus. (dr. Jimmy A.P.)

    Budaya Jawa selalu menekankan untuk sayuk rukun ngudi santosa (membangun keru-kunan untuk meraih kekuatan). Budaya ini diiringi gerak nyata dengan saling membantu, saling tolong menolong dalam berbagai aspek kehidup-an sosial-ekonomi di dalam suatu komunitas masyarakat.

    Untuk saling membantu/saling tolong menolong itu, setiap anggota komunitas ma-syarakat desa pada waktu itu membiasakan diri untuk menyisihkan sebagian kecil beras yang akan dicuci atau yang popular dengan istilah menjimpit beras yang akan dicuci setiap hari.

    Beras yang dijimpit setiap hari itu ditampung dalam gentong kecil atau tenggok, sehingga selalu siap pada waktu dibutuhkan. Misalnya membantu anggota lain yang punya hajatan, mendirikan rumah, kedukaan, anggota yang sakit dan sekeng, bersih desa, dan berbagai macam musibah.

    Semangat yang mulia ini tidak jauh berbeda dengan semangat Rasul Paulus untuk selalu menunjukkan kasih secara nyata dalam hal saling membantu (Efesus 4 : 2b), bertolong-tolonglah menanggung bebanmu (Galatia 6 : 2), Rasul Paulus juga memperingatkan untuk men-jauhkan jemaat dari hanya memikirkan dirinya sendiri. “dan janganlah tiap-tiap orang hanya memikirkan kepentingannya sendiri, kepentingan orang lain juga. (Filipi 2 :4)”

    Semangat menjimpit setiap hari ini, merupakan semangat yang mulia yang meleng-kapi semangat dimulainya

    ibadah setiap hari minggu jemaat Wilayah Rawamangun D serentak di ruang praktek dokter Kusumastuti Cililitan pada tahun 1987. Kebaktian perdana diikuti sekitar 30 orang jemaat, dan ini merupakan embrio GKJ Gandaria.

    Dimulainya ibadah setiap minggu ini di-dasari keprihatinan khususnya kelompok Cijan-tung yang jauh dari Gereja Rawamangun, sehingga dirasa perlu diselenggarakan kebaktian minggu tersendiri. Tempat kebaktian ini dimak-sud agar pelayanan atau pembinaan warga Wilayah Rawamangun D dapat lebih efektif.

    Kalau ide menjimpit masih dibudi-dayakan sampai sekarang, tapi arah dan tujuannya lebih bermakna yang sesuai tugas gereja yang salah satunya adalah pelayanan dikonia

    Pelayanan diakonia tidak dapat dikesampingkan. Bagaimanapun pembina-an spiritual kurang bermakna bila tIdak diimbangi dengan usaha kasih nyata untuk membantu anggota jemaat yang tak mampu: membantu anak yang sekolah yang tak mampu, yang menderita sakit tapi tak mampu, dan masih banyak lagi serta komplek permasalahan diakonia ini.

    Apakah sudah waktunya ide jimpitan dikembangkan untuk ide-ide lain yang inovatif di lingkungan GKJ Gandaria. Sehingga kesiapan tersedianya dana diakonia jauh-jauh hari sudah dipersiapkan.

    Di lingkungan Komisi Adiyuswa telah dikembangkan dengan menabung setiap ibadah hari Rebo dengan mengedarkan satu lagi kantong persembahan sebagai upaya untuk membantu gereja yang sekeng. Misalnya membantu GKJ Tunjung Seto di Purworejo tahun 2012, GKJ Singgahan di Bojonegoro, tahun 2013. dan tengah dipersiapkan untuk membantu GKJ Semanu Baru di Wonosari yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2014 seiring dengan acara Paskah Adiyuswo GKJ se Sinode tahun 2014. Untuk karya kasih ke dalam lingkungan Adiyuswa telah melakukannya misal dalam patuwen (perkunjungan), membantu yang sekeng (tidak mampu).

    Semoga tulisan ini bermanfaat dalam menginspirasi pengejawantahan Visi dan Misi GKJ Gandaria.

    Pakde, adiyuswa gkj gandaria, 2014

    JIMPITAN(CELENGAN PLASTIK)

  • 10

    Artik

    el B

    ebas

    NGRUMANGSANI(Suara Priyo)Jaman aku biyen isih rosaDasar gagah kaya WerkudoroNing saiki aku uwis tuwoPipi kempot gigi podo copot

    Aku biyen gagah kaya garudaApa-apa bisa sarwo sembodoNing saiki aku wis tuwoOra pingin neko-neko

    (Suara Wanita)Jaman biyen aku pancen ayuGandes luwes aku koyo SembrodroNing saiki aku uwis tuwoKulit kisut sarwo ora patut

    Aku biyen manis merak atiDasar gonas ganes koyo SrikandiNing saiki aku wis tuwekKabeh elek mlaku meyak meyek

    (Suara Priya dan Wanita)Nadyan kita sampun yuswo adiNedya tansah urip caket GustiUrip madhep mantep manembah GustiTansah pasrah urip ngati-ati

    Reff:(Suara Priya dan Wanita)Mangan sate mangan gule di elikkePawItane nggo jogo kesehatanMakan sulit, susah tidur, cepat capekKoyo ngene rasane dadi wong tuwek

    Nanging panembahku kagem GustiTetep setyo tuhu nganti saikiMarga aku ngerti menawa GustiKang wus seda krana kita sami

    Setiap orang percaya harus selalu koreksi diri, menyangkal dirinya, hidup baru dalam keluarga Allah. Sadar apa yang dihadapi sekarang ini berkat anugrah Tuhan, sadar kepada siapa lagi para sepuh ini selalu bersyukur, dimanapun para sepuh ini berada harus menjadi tulodo (teladan) yang baik, dan para sepuh juga dituntut untuk tetap ampuh (bijaksana) dalam bertindak sebagai pancer, panutan yang arif dilingkungan keluarga be-sarnya, di-tengah-tengah persekutuan, mau-pun ditengah masyarakat luas.

    Bagaimanapun juga para sepuh tancut tali wondo untuk dapat berkarya kasih nyata. Maka perlu ditanggalkan image yang memandang negatif program kegiatan yang dilakukan Komisi Adiyuawa.

    Dengan demikian, kalimat pengakuan para anak kepada orang tuanya dengan me-nyatakan “menika tiyang sepah kula” sebaiknya kaliamat itu ditinggalkan, karena kata sepah berarti tidak ada rasanya (sepa), tak berguna lagi, terpinggirkan, orang seberang mengatakan sebagai “laskar tak berguna”. Kata itu harus diganti dengan kalimat pengakuan anak kepada orang tuanya dengan kalimat “menika tiyang sepuh kula”, karena ini mempunyai konotasi yang positif yaitu pengakuan anak kepada orang tuanya yang masih punya potensi untuk berkarya kasih, masih punya semangat meraih Yerusalem sorgawi.

    Untuk itu para sepuh yang tergabung dalam Komisi Adiyuswa juga ngrumangsani (menyadari) bahwa dirinya juga menjadi kawan sekerja Allah.

    Sikap ngrumangsani (menyadari) atas peran para sepuh di tengah-tengah perse-kutuan atau gereja, maka terciptalah lagu yang menggelitik untuk para adiyuswa yang berjudul “NGRUMANSANI”. Lirik-lirik dalam lagu ini selalu mengingatkan para sepuh untuk mawas diri atas keadaan yang sudah rapuh dan rentan kena penyakit.

    Bait pertama dan kedua pada lagu ini sebagai penyadaran para kakek agar ngru-mangsani atas dirinya bahwa dahulu ketika masih muda sangat kuat perkasa seperti Werkudara (Bima) yang kuat dan gagah, semua keinginannya tercukupi. Tetapi sadari-lah bahwa sekarang sudah loyo (tua), pipinya sudah kempot, tak perlu lagi kepingin nggayuh neko-neko lagi.

    Dua bait ketiga dan keempat me-

    rupakan sindirian bagi nenek-nenek, yang memang dulu ketika muda seperti Sembrodro yang cantik menggemaskan. Terampil trengginas seperti Srikandi. Tetapi sekarang sudah tuwo, kulitnya sudah kisut, dan jalannya “meyek- meyek” (tertatih tatih)

    Menyadari kelemahan ini butuh pen-damping sejati, butuh lebih dekat dengan Tuhan Allah yang selalu menggendongnya walapun rambut sudah putih. Hidup lebih hati-hati dan selalu melakukan firman-Nya.

    Dalam refrien sifatnya peringatan bah-wa para sepuh selalu membuka diri untuk pesan dan saran yang membangun. Adiyus-wa menyadari untuk tetap setia, kerena Yesus mati dan bangkit bagi keselamatan umat yang beriman kepada-Nya.

    Lagu “Ngumangsani“ telah menam-bah spirit atau semangat para adiyuswa untuk selalu teguh dalam iman yang ditunjang dengan kebajikan atau hidup baik, selalu ngudi pengetahuan agar dapat mengendali-kan diri, selalu tabah dan sabar dalam meng-hadapi segala sesuatu, menuruti kemauan Allah, serta apakah kasih itu telah nyata kepada sesama.

    Menjadi teladan dan panutan yang berkarakter Yesus Kristus dimanapun berada tetap menjadi fokus para sepuh (adiyuswa).

    pakde.adiyuswa,maret ‘14

    NGRUMANGSANI(MENYADARI)

  • 11Ti

    ps

    Dalam proses seleksi calon karyawan ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh pelamar mulai dari seleksi CV atau yang lebih dikenal dengan istilah seleksi administrasi, tahapan psikotes sampai dengan tahapan terakhir yaitu wawancara HRD / User.

    Bagi sebagian pelamar proses ini tidak kalah penting bahkan merupakan proses yang menentukan untuk mendapatkan posisi yang dibutuhkan diperusahaan. Untuk pelamar pemula (baca : Fresh Graduate) wawancara terkadang merupakan sesi yang cukup menegangkan dan bisa membuat gugup.

    Meskipun hanya berlangsung beberapa menit atau jam sesi interview ternyata membutuhkan persiapan diri & mental , yakinkan bahwa kamu mengetahui mengapa kamu cocok untuk pekerjaan itu? Untuk itu ada baiknya para pelamar membaca tips berikut ini. So, semoga setelah membaca artikel kali ini kamu jadi semakin pede dalam menghadapi tes wawancara apapun. 1. Ciptakan kesan pertama yang baik Ketika kita menghadapi wawancara

    kerja, kesan pertama sangatlah penting, dalam istilah psikologi biasa dikenal “Halo Effect”, beberapa hal yang terlihat dan menjadi kesan dalam wawancara diantaranya : Penampilan Diri, Sikap / Sopan Santun.

    Jangan menggunakan sesuatu yang sangat “Menggangu” ketika wawancara, jagalah penampilan layaknya pelamar sebagai orang yang profesional.

    Kesan pertama inilah yang akan menentukan arah pertanyaan pertama yang akan akan ditanyakan oleh si pewawancara bahkan tidak sedikit pelamar yang gagal hanya karena kurang memberikan kesan pertama yang baik dalam wawancara kerja.

    2. Cerdas menjawab ketika diwawancara

    Hati-hati jika anda terlalu banyak bicara ketika wawancara, bisa jadi anda dianggap terlalu cerewet yang kurang percaya diri, biasanya itu terjadi jika anda terlalu gugup saat diwawancara, berikan jawaban yang relevan dengan pertanyaan yang diajukan, beberapa hal yang bisa dilakukan ketika menjawab pertanyaan :- Jawablah dengan singkat dan

    padat, - Pahami setiap pertanyaan Ketika anda menjawab pertanyaan,

    berikanlah waktu beberapa detik agar tidak terburu-buru, berpikirlah dahulu maksud pertanyaan sebelum menjawab, timbulkan kesan matang.

    - Perhatikan bahasa tubuh Jangan lupa untuk memperhatikan

    bahasa tubuh lawan bicara sebagai respon non verbal yang tepat.

    3. Bertanyalah, saat anda diwawancara Ketika mengikuti wawancara

    seringkali pelamar diberi kesempatan untuk bertanya, silahkan ajukan pertanyaan tentang hal-hal seputar perusahaan dan posisi yang anda lamar, hal ini memberikan kesan pelamar cukup tertarik dengan perusahaan dan posisi yang ditawarkan

    4. Tepat waktu Dalam proses wawancara seharusnya

    pelamar tidak boleh terlambat sedetik pun, hal ini memberikan kesan buruk. Sebaiknya pelamar hadir sebelum waktu wawancara agar bisa mempersiapkan diri lebih baik ketikai wawancara tersebut berlangsung

    5. Berjabat tangan Jangan lupa proses ini sangat penting

    dilakukan dalam proses wawancara untuk menambah kesan pertama yang sangat baik.

    6. Bahasa Tubuh

    Kejujuran pelamar bisa dilihat dari bahasa tubuh yang digunakan, pada saat wawancara berlangsung gunakan bahasa tubuh yang proporsional, untuk menunjukan rasa percaya diri, saat duduk usahakan posisi paha dan lutut selaras dengan bahu anda, jangan duduk dengan posisi yang sangat santai, sekalipun pewawawancara melakukan hal demikian, sebaiknya pelamar duduk dengan posisi formal, sambil menunjukan perhatian yang serius kepada pewawancara.

    Jangan pernah menjukan bahasa tubuh gelisah seperti mengusap rambut secara berlebihan, menyilangkan tangan didepan dada atau memeutar cincin terus menerus selama proses wawancara berlangsung.

    7. Belajar dari pengalaman Mungkin wawancara yang pernah

    dilakukan pernah mengalami kegagalan yang membuat tidak diterima, belajarlah dari kesalahan yang pernah dibuat di sesi sebelumnya untuk terus diperbaiki dengan memberikan perilaku yang tepat dan efektif.

    Penulis: Marwan Setiawan, S.Psi, Recruitment and Selection Manager, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

    Sumber: Loewen, Curtis E.2011 Guide for job search-Panduan mencari kerja. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

    Menghadapi Wawancara Kerja

    Ribuan kata terukir Ribuan kata terucap Ribuan kata tersimpan Ribuan kata terpikirkan

    Ribuan orang diluar sana Ribuan orang berlalu-lalang Ribuan orang bercanda tawa Ribuan orang menangis

    Tak terhitung jumlah air mata Tak terhitung jumlah waktu terbuang Tak terhitung jumlah senyuman Tak terhitung jumlah pelukan

    Namun aku dapat menghitung Menghitung seseorang yang tulus Tulus mendampingi ku Suka maupun duka

    Tak berharap kata terima kasih Apalagi kata maaf Tak pernah marah

    Jika kata maaf tak terucap

    Dari ribuan kata Kata untuk kalian yang tulus

    Kalian yang selalu ada Nyata maupun tidak nyata

    Hanya dapat terucap satu kalimat Aku sayang kalian

    Sayang yang takkan pernah pudar Aku terlalu sayang kalian

    Papa .. Mama … Tetap disisi ku ya

    Aku sayang kalian berdua

    Ribuan Kata Karya : MKB (Katekument’14)

  • Dekorasi ibadah Minggu Paskah yang memperlihatkan gua kuburan Yesus yang telah kosong.

    Foto

    graf

    er : A

    rdha

    Pdt. Didik Christian sedang membasuh kaki seorang majelis dalam ibadah Kamis Putih. Ritual pembasuhan

    kaki sebagai simbol kerendahan hati dan keinginan untuk menjadi ‘hamba’ yang mau melayani orang lain.

    Masa Raya Paskah ditutup dengan perayaan Unduh-unduh yang ditandai dengan dekorasi buah-buahan dan sayuran, serta

    pemberian persembahan unduh-unduh sebagai ungkapan syukur atas berkat Tuhan.

    Ilustrasi penyaliban Yesus pada ibadah Jumat Agung yang diikuti seluruh jemaat dengan penuh hikmat.

    Foto

    graf

    er : A

    rdha

    Foto

    graf

    er : A

    rdha

    Pdt. Didik Christian mengucapkan selamat kepada 23 orang yang menerima babtis dewasa pada ibadah Minggu

    8 Juni baru-baru ini. Tuhan memberkati.

    Foto

    graf

    er : A

    rdha

    Foto

    graf

    er : A

    rdha

    12

    Pada ibadah Minggu Palma 13 April lalu dua keluarga membabtiskan anaknya. Mereka yang dibabtis adalah

    Elouis Fotani Hia dan Ebeneser Orzora Andrianto.

    Foto

    graf

    er : A

    rdha