apa bedanya doengoes dengan noc nic

5
Apa Bedanya Doengoes, Carpenito, NANDA, NOC dan NIC? Rock It! Judul di atas pasti sering terdengar terutama bagi para mahasiswa keperawatan. Kok bisa? Ya karena beda universitas, beda STIKES, beda AKPER, beda rumah sakit, jadi beda ‘aliran’ katanya. Benarkah? Mahasiswa keperawatan baik D3, S1, bahkan S2 perlu mendapatkan simpati karena dengan susah payahnya ‘menyesuaikan’ diri dengan ‘aliran’ yang ada di rumah sakit dan ‘aliran’ yang dipakai oleh para dosen mereka (bila memang berbeda) atau pembimbing klinik. Susahnya lagi kalo ‘nasib’ kelulusan mereka ada ditangan para para dosen dan pembimbing klinik yang mungkin berbeda ‘aliran’ tersebut. Benarkah sebegitu bedanya antara beberapa aliran tersebut? Tidak bisakah disatukan? Permasalahan terkait dengan hal ini sebagian besar muncul karena ketidakpahaman mengenai ‘aliran-aliran’ tersebut dan bahkan menyebabkan konflik. Salah satu rekan menyampaikan kepada penulis bagaimana dia disalahkan karena mengajarkan muridnya menggunakan NNN dan tidak menyarankan muridnya menggunakan Carpenito atau Doenges. Si dosen ini dianggap membuat mahasiswanya tidak kreatif dan ’tuduhan’ ini sempat menyebabkan si dosen ‘down‘ dan berkecil hati. Sebenarnya dimanakah perbedaan beberapa ‘aliran’ tersebut?

Upload: ady-hidayatullah

Post on 07-Nov-2015

180 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Apa Bedanya Doengoes dengan NOC NIC

TRANSCRIPT

Apa Bedanya Doengoes, Carpenito, NANDA, NOC dan NIC?Rock It!Judul di atas pasti sering terdengar terutama bagi para mahasiswa keperawatan. Kok bisa? Ya karena beda universitas, beda STIKES, beda AKPER, beda rumah sakit, jadi beda aliran katanya. Benarkah?Mahasiswa keperawatan baik D3, S1, bahkan S2 perlu mendapatkan simpati karena dengan susah payahnya menyesuaikan diri dengan aliran yang ada di rumah sakit dan aliran yang dipakai oleh para dosen mereka (bila memang berbeda) atau pembimbing klinik. Susahnya lagi kalo nasib kelulusan mereka ada ditangan para para dosen dan pembimbing klinik yang mungkin berbeda aliran tersebut.Benarkah sebegitu bedanya antara beberapa aliran tersebut? Tidak bisakah disatukan? Permasalahan terkait dengan hal ini sebagian besar muncul karena ketidakpahaman mengenai aliran-aliran tersebut dan bahkan menyebabkan konflik. Salah satu rekan menyampaikan kepada penulis bagaimana dia disalahkan karena mengajarkan muridnya menggunakan NNN dan tidak menyarankan muridnya menggunakan Carpenito atau Doenges. Si dosen ini dianggap membuat mahasiswanya tidak kreatif dan tuduhan ini sempat menyebabkan si dosen down dan berkecil hati.Sebenarnya dimanakahperbedaanbeberapa aliran tersebut?Banyak sekali yang lupa atau mungkin tidak paham bahwa baik Doengoes ataupun Carpenito adalah nama orang. Sedangkan NANDA adalah nama jenis taksonomi dalam keperawatan. Ada banyakkah jenis taksonomi keperawatan? Iya. Jenis taxonomi dalam keperawatan ada banyak macamnya antara lain NANDA, OMAHA SYSTEM, ICNP, CCC, dan lain sebagainya (Westra, Delaney, Konicek, & Keenan, 2008).Jikamau diibaratkan, Doengoes, Carpenito (ini yang terkenal diIndonesia),Stuart and Sundeen, Taylor dan masih banyak yang lain, adalah CHEF. Chef adalah orang yang memasak/meramu makanan. Baik Doengoes, Carpenito Stuart and Sundeen, Taylor semuanya adalah Chef yang tugasnya memasak. Apa yang dimasak? Yang diramu dan dimasak adalah ASUHAN KEPERAWATAN dengan berbagai menu. Lalu apa bedanya dengan NANDA? NANDA, NOC dan NIC bisa diibaratkan sebagaiingredient bahan-bahan untuk memasak. Percayakah pembaca bahwa para Chef tersebut semua menggunakan NANDA, NOC, NIC sebagai bahan dasar memasak? Silahkan dibuktikan sendiri dengan membuka buku tulisan paraCHEFtersebut.Lalu apakah dengan menyarankan menggunakan NANDA, NOC dan NIC maka akan menyebabkan mahasiswa menjadi tidak kreatif? Mari kita lanjutkan pertanyaannya. Manakah yang menyebabkan mahasiswa mahir memasak? Apakah belajar memasak sendiri? Atau tinggal menyantap apa yang sudah disediakan oleh para Chef?SemuaChef tersebut adalah para master, expert, ahli, yang tentu layak ditiru, patut menjadi panutan selama masakan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan si penyantap dan menggunakaningredient bahan baku yang dapat dirunut rujukannya.Jikamahasiswa ingin menjadi seorang Chef yang lihai dan berpengalaman, maka mau tidak mau para mahasiswa perlu berlatih menjadi Chef dengan meramu bahan-bahan sendiri menggunakaningredient bahan baku yang sama dengan para master Chef tersebut.Jadi, tidak usah merasa terlalu hebat dan hebohjikasudah mengikuti salah satu Chef terkenal tersebut, apalagi menganggap yang tidak menggunakan resep dari Chef yang diikutinya kurang enak masakannya. Belum tentu. Apalagi bersikeras agar mahasiswa mengikuti aliran satu Chef saja. Selama mahasiswa/perawattidak MENGARANG BEBAS tulisannya bisa dirujuk di referensi, alangkah bagusnya menghargai mereka yang belajar sungguh-sungguh daripada hanya tinggal menyantap saja.Pertanyaan menggelitik muncul. Adakah Chef orangIndonesia? Kok nama-nama Chef nya bule semua? Tentu ada. Mungkin banyak. Bahkan penulis sendiri juga seorang Chef. Lalu kalau banyak, trus mau belajar dari Chef yang mana?Nah, yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa tidak semua Chef itu selalu menghasilkan masakan yang enak dan juga tidak selalu menggunakaningredientyang seharusnya. Lalu tahu dari mana Chef itu ahli? Ya dari hasil masakannya (tulisannya), enak atau tidak? Atau untuk asuhan keperawatan berarti aplikatif atau tidak digunakan di lapangan?Selain itu sayangnya tidak semua Chef itu jujur dan menggunakaningredient bahan baku yang semestinya. Mungkin ada Chef yang mengaku menggunakaningredientNANDA, NOC dan NIC tapi ternyata setelah di cek di NANDA, NOC dan NIC ternyata tidak ditemukaningredientini. Atau menggunakaningredientlain tetapi tidak menyebutkan referensinya. Atau bahkaningredient nya mengarang bebas. Nah, selayaknya Chef seperti ini ya tidak dijadikan rujukan pembelajaran. Atau kalaupun dijadikan rujukan ya sifatnya hanya untuk menunjukkan mana Chef yang berkualitas baik dan Chef yang berkualitas kurang baik. Ying and Yang, ada siang ada malam, ada yang baik dan ada yang kurang baik.Bagaimana kalau pendapat Chef yang seperti itu di amini dalam suatu konferensi yang terdiri dariperawatseluruhIndonesiamisalnya? Apakah yang salah menjadi benar? Apakah kebohongan (jikaada) menjadi kebenaran? Sewajarnya, kalau akal masih digunakan, tentunya jawabannya tidak. Mau seberapa banyak orang yang menyepakati, kalau keliru ya tetap keliru. Bahkan ini namanya KESALAHAN BERJAMAAH.Lalu bagaimana implikasinya? Yang paling berat menanggung beban adalah dosen atauperawatpembimbing klinik. Berat dengan adanya paksaan mengikuti aliran tertentu dan bahkan terkadang harus mengajarkan kepada anak didik, entah takut kepada hasil konferensi, takut kepada atasan, guru, teman CI lain yang beda aliran dan sampai bersitegang dengan mereka yang berbeda aliran. Belum lagi rasa pusing karena tidak tahu harus memilih yang mana.Lalu, adakah jalan keluar? Ada hal-hal yang memang wallahuallam, yang manusia tidak mampu memikirkan kebenarannya. Tetapi bukan untuk urusan berbagai aliran ini. Kebenaran sangat mudah dicarijikamembaca referensi. Thats it. Jelaslah mana yang benar dan salah. Tinggal kita mau yang bagaimana? Memilih yang mana? Bebas, dipersilahkan.Semoga tulisan ini memberikan kejelasan dan pemahaman terkait beberapa issue aliran yang berbeda tersebut. Semoga para dosen, pembimbing klinik, dan semua yang berkewajiban menyampaikan ilmu berkenan untuk menghentikan penyiksaan pada mahasiswa apalagi dengan menggunakan sumber pembelajaran mengarang bebas. Semoga para dosen, pembimbing klinik bersabar dan berteguh hati menyampaikan apa yang memang mempunyai landasan referensi.Tidak bosan penulis mengingatkan, pengajaran adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di akhir hayat. Para pengajar tidak akan mempertanggung jawabkan pengajaran kepada atasan, guru, teman, saingan, atau murid sekalipun. Pertanggungjawaban hanya kepada yang memiliki hidup, Penguasa Tertinggi. Semoga menjadi kekuatan tambahan untuk menetapi kebenaran.Sumber rujukan:Nurjannah, I. (2013). Saya pakai DOENGOES, Dia pakai CARPENITO Mereka pakai NANDA, NOC dan NIC (NNN), apakah bedanya?Retrieved tanggal Bulan, tahun, fromhttp://nursediscovery.com/saya-pakai-doengoes-dia-pakai-carpenito-mereka-pakai-nanda-noc-dan-nic-nnn-apakah-bedanya/