apakah kecemasan bisa diturunkan ke anak

4
Apakah Kecemasan Bisa Diturunkan ke Anak? 12 Desember 2013 08:56 Satu artikel menarik dipublikasi di situs BB! men"atakan bah#a perilaku bisa diturunkan melalui sebuah bentuk in$atan $enetis dari pen$alaman "an$ dialami %leh $enerasi sebelumn"a& 'erc%baan ini menun(ukan bah#a sebuah pen$alaman traumatis dapat mempen$aruhi D)A pada sperma dan men$ubah %tak dan perilaku $enerasi berikutn"a& *iset "an$ dilakukan )ature )eur%science melakukan u(i c%ba kepada tikus "an$ dik%ndisikan untuk takut kepada bau "an$ mirip bun$a sakura&+ikus "an$ kemudian men$hindari bau itu tern"ata menurunkan perilakun"a tersebut kepada cucu,cucun"a& Artikel "an$ sama men"atakan bah#a pen$alaman %ran$tua- bahkan "an$ ter(adi sebelum kehamilan- tern"ata mempen$aruhi struktur dan .un$si dalam sistem sara. $enerasi berikutn"a-/ lap%ran itu men"impulkan& +emuan ini memberikan bukti adan"a /#arisan epi$enetik trans$enerasi/ , bah#a lin$kun$an dapat mempen$aruhi $enetika indi idu- "an$ nantin"a dapat di#ariskan ke anak,anakn"a& ni tentu satu in.%rmasi san$at menarik dan perlu kita perhatikan& Dalam artikel ini sa"a akan men(elaskan- dari sudut ilmu pikiran- apakah mun$kin kecemasan diturunkan ke anak& a#aban sin$kat- Bisa&4 Bila meman$ benar bisa- ba$aimana pr%sesn"a? Kecemasan adalah satu bentuk em%si- sama haln"a den$an takut- n$eri- sedih- marah- dan em%si lainn"a& m%si muncul seba$ai akibat dari suatu sebab "an$ spesi k& Data klinis dan empiris membantu puluhan ribuan klien "an$ kami lakukan menun(ukkan temuan "an$ k%nsisten "aitu kecemasan dan berba$ai em%si lainn"a "an$ dialami %ran$ tua- terutama pen$asuh utama- dapat diturunkan kepada anak& 7ntuk memahami mekanisme di balik penularan4 suatu em%si dari %ran$tua ke anak kita perlu men$erti ba$aimana suatu data masuk ke pikiran ba#ah sadar& Ada lima cara data masuk ke pikiran ba#ah sadar& Data han"a bisa masuk bila .akt%r kritis atau critical .act%r dari pikiran sadar berhasil ditembus& akt%r kriti ber.un$si seba$ai pen(a$a $erban$ pen$hubun$ antara pikiran sadar dan ba#ah sadar& ara pertama- melalui in.%rmasi "an$ disampaikan %leh $ur "an$ dipandan$ seba$ai $ur %t%ritas& Kedua- melalui ide den$an muatan em%si "an$ tin$$i& Keti$a- melalui repetisi atau pen$ulan$an& Keempat- melalui identi kasi kel%mp%k atau keluar$a& Dan kelima- melalui k%ndisi pikiran "an$ rileks atau tenan$&

Upload: esti

Post on 02-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Apakah Kecemasan Bisa Diturunkan ke Anak, ini sebaiknya untuk dipahami para orang tua.

TRANSCRIPT

Apakah Kecemasan Bisa Diturunkan ke Anak?12 Desember 2013 08:56Satu artikel menarik dipublikasi di situs BBC* menyatakan bahwa perilaku bisa diturunkan melalui sebuah bentuk ingatan genetis dari pengalaman yang dialami oleh generasi sebelumnya. Percobaan ini menunjukan bahwa sebuah pengalaman traumatis dapat mempengaruhi DNA pada sperma dan mengubah otak dan perilaku generasi berikutnya. Riset yang dilakukan Nature Neuroscience melakukan uji coba kepada tikus yang dikondisikan untuk takut kepada bau yang mirip bunga sakura.Tikus yang kemudian menghindari bau itu ternyata menurunkan perilakunya tersebut kepada cucu-cucunya.Artikel yang sama menyatakan bahwa pengalaman orangtua, bahkan yang terjadi sebelum kehamilan, ternyata mempengaruhi struktur dan fungsi dalam sistem saraf generasi berikutnya," laporan itu menyimpulkan.Temuan ini memberikan bukti adanya "warisan epigenetik transgenerasi" - bahwa lingkungan dapat mempengaruhi genetika individu, yang nantinya dapat diwariskan ke anak-anaknya. Ini tentu satu informasi sangat menarik dan perlu kita perhatikan. Dalam artikel ini saya akan menjelaskan, dari sudut ilmu pikiran, apakah mungkin kecemasan diturunkan ke anak. Jawaban singkat, Bisa.Bila memang benar bisa, bagaimana prosesnya? Kecemasan adalah satu bentuk emosi, sama halnya dengan takut, ngeri, sedih, marah, dan emosi lainnya. Emosi muncul sebagai akibat dari suatu sebab yang spesifik. Data klinis dan empiris membantu puluhan ribuan klien yang kami lakukan menunjukkan temuan yang konsisten yaitu kecemasan dan berbagai emosi lainnya yang dialami orang tua, terutama pengasuh utama, dapat diturunkan kepada anak. Untuk memahami mekanisme di balik penularan suatu emosi dari orangtua ke anak kita perlu mengerti bagaimana suatu data masuk ke pikiran bawah sadar. Ada lima cara data masuk ke pikiran bawah sadar. Data hanya bisa masuk bila faktor kritis atau critical factor dari pikiran sadar berhasil ditembus. Faktor kritis berfungsi sebagai penjaga gerbang penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Cara pertama, melalui informasi yang disampaikan oleh figur yang dipandang sebagai figur otoritas. Kedua, melalui ide dengan muatan emosi yang tinggi. Ketiga, melalui repetisi atau pengulangan. Keempat, melalui identifikasi kelompok atau keluarga. Dan kelima, melalui kondisi pikiran yang rileks atau tenang. Anak lahir hanya dengan dua rasa takut yaitu takut suara keras dan takut jatuh (tempat yang tinggi). Takut-takut lainnya adalah takut yang dipelajari atau ditanamkan ke dalam diri anak, baik secara sengaja maupun tidak, oleh lingkungannya.

Saat masih kecil, pikiran anak sangat peka, dan berfungsi sebagai spons yang mampu menyerap berbagai pengalaman hidup melalui interaksi dengan lingkungan terutama dengan pengasuh utama. Anak belajar tidak hanya dengan melihat dan mendengar namun juga meniru. Saya beri contoh fobia kecoa. Saat lahir anak belum punya data mengenai kecoa. Bila jumpa kecoa yang ia lakukan adalah ia akan menangkap kecoa ini, mengamatinya, dan bahkan mungkin akan memasukkannya ke mulut. Dalam memori anak belum ada data bahwa kecoa adalah serangga yang menjijikkan, menakutkan, mengerikan, kotor, sumber penyakit, harus dihindari, atau kalau perlu dibunuh. Dari mana anak tahu bahwa kecoa adalah serangga yang menjijikkan?Semua bermula dari sensitisasi yang ia alami. Misal anak sedang bermain dan tiba-tiba ia melihat kecoa. Tentu kecoa ini menjadi objek yang menarik untuk dipelajari. Anak mendekat dan berusaha memegang atau menangkap kecoa. Melihat ini, ibunya dengan nada keras dan cemas atau jijik akan berkata, Awas, jangan dipegang. Itu kotor.Biasanya si ibu tidak hanya berhenti sampai di sini. Ia akan mengusir atau memukul kecoa hingga mati. Belum lagi mimik wajah dan suaranya yang menunjukkan perasaan jijik atau cemas. Semua ini ditangkap oleh pikiran anak dan masuk ke dalam memorinya. Sejak kejadian ini anak belajar dan mulai tahu bahwa kecoa adalah serangga yang kotor, menjijikkan, dan harus dihindari. Ini adalah kejadian paling awal yang nantinya akan membuat anak menjadi jijik dengan kecoa. Dalam hipnoterapi kejadian awal ini disebut initial sensitizing event (ISE). Apakah setelah ini anak akan langsung takut atau jijik dengan kecoa? Biasanya masih belum. Setelah kejadian ini anak akan lupa mengenai kecoa. Namun data awal ini sudah ada di pikiran bawah sadarnya. Beberapa waktu kemudian misalnya ibunya buka lemari dan berteriak kaget karena ada kecoa. Anak yang ada di dekat ibunya akan melihat, mendengar, serta menyerap semua kejadian ini dan masuk ke pikiran bawah sadarnya. Bila misalnya si ibu sampai panik maka anak akan menangkap pesan yang sangat kuat bahwa kecoa sungguh berbahaya dan sangat mengganggu. Pengalaman ini, yang merupakan kejadian lanjutan atau subsequent sensitizing event (SSE) akan memperkuat pengalaman awal (ISE) yang sudah ada di pikiran bawah sadar. Bila anak berulang kali mengalami sensitisasi yang serupa maka cepat atau lambat ia akan takut atau jijik dengan kecoa walau ia sama sekali tidak punya pengalaman langsung dengan kecoa. Kecemasan yang anak alami merupakan hasil transfer dari kecemasan ibunya.

Yang terjadi sebenarnya suatu perasaan cemas atau jijik atau emosi apapun bukannya diturunkan namun lebih tepatnya anak diprogram untuk menjadi cemas, jijik, takut, atau mengalami emosi tertentu terhadap suatu objek atau situasi. Ada orangtua yang sangat pencemas. Orangtua ini merasa dunia bukanlah tempat yang aman. Perasaan tidak aman ini tercermin dari gerak dan bahasa tubuh, ekspresi wajah, kosakata yang digunakan saat berkomunikasi baik dengan orang di sekitarnya maupun dengan anak, tekanan suara, dan emosi yang ia tampilkan dalam perilaku. Sekarang mari kita amati kemungkinan yang terjadi pada diri anak bila punya orangtua pencemas mengikuti pemahaman cara kerja pikiran. Orangtua adalah figur otoritas. Dan apa yang ia katakan pasti akan masuk ke pikiran bawah sadar anak dengan pasti dan mudah. Emosi yang dialami oleh orangtua, perasaan cemas atau takut juga memengaruhi anak. Ia sering-sering menunjukkan perasaan takut dan cemas dan ini juga terus diamati dan diserap oleh anak. Anak yang masih kecil meniru orangtua melalui proses identifikasi. Dan saat masih kecil secara alamiah faktor kritis masih lemah sehingga data apa saja dapat masuk dengan sangat mudah ke pikiran bawah sadar anak. Bila ini terus terjadi, cepat atau lambat, anak pasti ketularan perasaan cemas, takut, atau emosi apapun yang dialami orangtuanya. Seorang kawan saya, sebut saja Ibu Ani, usia sekitar lima puluh tahun, punya kebiasaan yang unik. Bila misalnya ia sedang berada di tempat terbuka dan tiba-tiba turun hujan, tidak usah hujan deras, hujan gerimis saja, maka ia akan langsung panik dan dengan cepat mencari apa saja untuk menutupi kepalanya. Saat saya tanya mengapa panik ia berkata, Supaya tidak sakit. Saya merasa penasaran dengan jawaban ini dan bertanya lagi, Lho kok bisa kalau kepala kena air hujan bisa sakit? Ia menjawab, Sebab waktu kecil mama saya selalu mengatakan hal ini. Dan setiap kali saya kehujanan sedikit saja, khususnya bila rambut saya basah kena air hujan maka saya pasti langsung flu dan pilek.Kembali saya bertanya, Kalau mandi keramas, rambut dan seluruh tubuh Anda basah, Anda sakit nggak? Dengan tersenyum ia menjawab, Oh kalau ini tidak.Di sini jelas bahwa perasaan cemasnya adalah hasil instalasi atau pemrograman yang dilakukan ibunya.