aplikasi asynchronous transfer mode (atm)

7

Click here to load reader

Upload: febrilian-dwi

Post on 20-Jun-2015

563 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

APLIKASI ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

1

STUDI APLIKASI ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

ABSTRAK

Universitas Syiah Kuala sebagai salah satu institusi pendidikan, sudah selayaknya untuk menyiapkan sistem jaringan akses informasi yang dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Jaringan akses informasi yang diinginkan harus mampu menyalurkan layanan multimedia. Untuk itu perlu dibangun backbone jaringan multimedia yang menghubungkan gedung-gedung di sekitar lingkungan Universitas Syiah Kuala. Jaringan ini berbasis pada teknologi ATM Internetworking yang terdiri atas 3 komponen dasar yaitu; komponen switching fisik, infrastruktur software pendukung, serta aplikasi dan peralatan manajemen jaringan. Dalam perencanaan jaringan ini digunakan model protokol IP over ATM disertai dengan teknik pengalamatan berdasarkan format DCC ATM 20 byte, yang merupakan salah satu format pengalamatan ATM bagi jaringan private yang direkomendasikan oleh ATM Forum. Kata Kunci: Layanan Multimedia, Jaringan Backbone, ATM Internetworking, IP over ATM

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi yang pesat baik melalui akses internet maupun telepon selular, menjadikan batas antar negara seakan tiada arti lagi. Akses informasi baik itu data, suara maupun video yang handal ini, memerlukan infrastruktur informasi yang baik. Ketersediaan akses bagi institusi pendidikan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan proses pembelajaran dan pertukaran informasi. Untuk itu, sangatlah tepat bila akses informasi broadband multimedia dapat disediakan di Universitas Syiah Kuala. Teknologi jaringan yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan jaringan multimedia salah satunya adalah teknologi jaringan ATM Internetworking, karena teknologi ini merupakan teknologi Local Area Network (LAN) generasi ketiga yang dapat menyediakan akses bagi multiservice workstation dengan sistem penyaluran

informasi secara real time, dengan kecepatan bit pada jaringan inti berkisar pada 155 Mbps dan dapat ditingkatkan hingga 1,2 Gbps. Dengan teknologi ini dapat dipersiapkan kemungkinan pengembangan jaringan baik dalam hal peningkatan bit rate dan perluasan jangkauan layanan untuk mengikuti perkembangan dunia maya yang makin pesat.

2. PEMBAHASAN 2.1 ATM

Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan teknik yang menggabungkan multiplexing dan switching, informasi yang masuk pada jaringan tidak langsung ditransmisikan dan di-switching melalui kanal yang ditunjuk, tetapi dengan di-routing secara individual (tersendiri) dengan penggunaan dari Virtual Channel (VC) dan Virtual Path (VP) [1].

2.2 IP Over ATM

Dalam aplikasi sistem ATM bagi sebuah jaringan internetworking dibutuhkan sebuah sistem emulasi yang dapat mensejajarkan layer protokol IP khususnya pada network layer agar dapat diangkut oleh sistem pentransmisian ATM salah satu teknik yang sering digunakan yaitu IP over ATM.

Ada 2 aspek yang perlu diperhatikan pada pengangkutan protokol network layer melalui jaringan ATM, yaitu:

1. Packet Encapsulation Yaitu pengangkutan jenis paket network multiple

atau link layer melalui hubungan ATM (AAL 5) dan juga pe-multiplexing jenis paket multiple melalui hubungan yang sama.

Untuk memperbolehkan penggunaan kembali hubungan, harus ada pemahaman dari titik yang menerima paket untuk mengetahui apakah jenis paket yang diterima dan untuk aplikasi apakah paket itu digunakan, sehingga paket tersebut harus diawali

Page 2: APLIKASI ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

2

dengan sebuah field multiplexing sebagai pengenal, ada dua cara untuk melakukan langkah ini yaitu:

LLC/SNAP Encapsulation Dengan metode ini, berbagai jenis protokol dapat dibawa melalui hubungan tunggal dengan jenis pengkapsulasian paket yang dikenali oleh header LLC/SNAP standar, sehingga seluruh hubungan yang menggunakan metode ini diterminasi pada layer LLC di antara sistem akhir, pada titik ini multiplexing paket muncul.

VC Multiplexing Encapsulation Dengan metode ini, hanya sebuah protokol

tunggal yang dapat dibawa melalui hubungan ATM, dengan jenis dari protokol yang dikenali pada pendirian hubungan. [2]

2. Address Resolution Untuk mengoperasikan IP over ATM, perlu

digunakan sebuah mekanisme untuk menetapkan alamat IP pada alamat ATM yang berhubungan, sehingga dibutuhkan sebuah tabel address resolution yang telah didefinisikan dalam sebuah protokol pada rekomendasi RFC 1577 yang dikenal dengan nama clasical IP over ATM. Pada protokol ini dikenal sebuah Logical IP Subnet (LIS) yang terdiri atas sekelompok titik IP (host atau router) yang terhubung pada sebuah jaringan ATM tunggal dan dimiliki oleh subnet IP yang sama. Untuk menetapkan masing-masing alamat dari titik tersebut, LIS mendukung sebuah server ATM Address Request Protocol (ATMARP) tunggal, setiap titik pada LIS dikonfigurasikan dengan alamat ATM khusus dari ATMARP. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini [2].

Gambar 1. Routing pada ATM dengan Classical IP [2]

2.3 Pengalamatan Jaringan ATM

ATM Forum mendefinisikan sebuah format alamat untuk jaringan private dengan format 20-byte Network

Service Access Point (NSAP). Semua alamat ATM dengan format NSAP terdiri atas tiga komponen utama:

- Authority and Format Identifier (AFI), yang mengidentifikasi jenis dan format dari IDI,

- Initial Domain Identifier (IDI), yang mengidentifikasi alokasi alamat dan otoritas administrasi,

- Domain Specific Part (DSP), yang berisikan informasi routing protokol.

Ada 3 format dari pengalamatan ATM yang

dibedakan oleh nilai AFI dan IDI, yaitu:

- Format NSAP E.164, nilai AFI 45 dan IDI diisi dengan nomor E.164.

- Format DCC, nilai AFI 39 dan IDI diisi dengan nomor Data Country Code (DCC) sesuai dengan ISO 3166.

- Format ICD, nilai AFI 47 dan IDI diisi dengan nomor International Code Designator (ICD) sesuai dengan ISO 6523. Untuk lebih jelasnya format ketiga pengalamatan

ATM ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Format alamat ATM jaringan private [2]

ATM Forum merekomendasikan bahwa setiap penyedia layanan baik itu organisasi ataupun jaringan private dapat menggunakan format DCC atau ICD untuk bentuk dari rencana penomoran jaringan mereka.

Page 3: APLIKASI ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

3

Tabel 1 Data Estimasi Kebutuhan Informasi [5,6,7,8,9]

2.4 Virtual LAN

Virtual LAN (VLAN) terdiri atas beberapa sistem akhir, baik itu berupa host atau peralatan jaringan (switch dan router), merupakan bagian dari sebuah domain broadcast tunggal. Setiap VLAN mendukung spanning tree yang terpisah (IEEE 802.1d). Pada Gambar 3. ditunjukkan jaringan ATM LAN yang menggunakan VLAN.

Gambar 3. Virtual Local Area Network (VLAN) [4]

VLAN dapat digunakan untuk mengelompokkan beberapa pengguna yang berhubungan, tanpa memperhatikan hubungan secara fisik. Pengguna ini dapat ditempatkan pada seluruh tempat di lingkungan kampus walaupun dengan lokasi yang terpisah. Pengguna ini dapat ditempatkan pada sebuah VLAN yang sama apabila dalam departemen atau kelompok fungsional yang sama.

3. PERENCANAAN 3.1 Estimasi Kebutuhan

Kebutuhan akan jaringan multimedia kampus sangat dirasakan perlu untuk direalisasi, jaringan ini dapat menyalurkan baik informasi yang berupa suara, data, maupun video.

Dalam perancangan jaringan multimedia ini perlu diketahui estimasi kebutuhan akan bit rate data yang dibutuhkan, sehingga dapat dibuat perencanaan yang baik. Diasumsikan jumlah civitas akademika Universitas Syiah Kuala adalah 18000 orang yang terdiri atas mahasiswa dan dosen yang tersebar di 8 fakultas yaitu seperti yang tertera pada Tabel 1.

Dari Tabel 1 di bawah dapat dilihat, bahwa dengan rasio asumsi satu komputer dipakai untuk 25 orang civitas akademik, maka untuk menyatukan semua

komputer ini ke dalam satu jaringan yang besar dibutuhkan bit rate sekitar 108,864 Mbps

3.2 Desain Jaringan ATM Multimedia

Dalam hal topologi jaringan yang akan dibangun, hal yang perlu dipertimbangkan adalah jaringan yang direncanakan merupakan sebuah jaringan yang hampir semuanya baru. Fasilitas yang ada pada kampus hanyalah sebatas pada jaringan LAN generasi pertama dan bukan merupakan LAN berkecepatan tinggi, sehingga perlu dipikirkan peralatan mana yang masih dapat digunakan dan peralatan lain yang harus disediakan bagi lingkungan ATM LAN.

ATM LAN secara khusus dapat menggunakan switch berkecepatan tinggi yang dapat langsung dihubungkan melalui saluran uplink ATM yang ada.

Pada Unsyiah, untuk tahap dasar pengembangan jaringan multimedia ini direncanakan jaringan ethernet di setiap fakultas dan gedung-gedung yang terkait, jaringan ini terhubung langsung dengan user akhir dengan menggunakan kabel UTP Cat. 5, khususnya bagi jaringan backbone yang menghubungkan 7 titik yang ada pada lingkungan kampus Unsyiah. Titik primer sebagai pusat jaringan terdapat pada Gedung Rektorat, sedangkan titik-titik sekunder terdapat pada gedung-gedung fakultas lainnya, perpustakaan dan Puksi.

Pada dasarnya jaringan ini terdiri atas 3 komponen dasar yaitu: • Komponen switching fisik • Infrastruktur software pendukung • Aplikasi manajemen jaringan

3.2.1 Komponen Switching Fisik

Komponen pertama dari model jaringan ini yaitu ATM switch, LAN switch, dan router.

No Gedung Jumlah

Dosen Jumlah

Mahasiswa

Jumlah Komputer

(1 : 25)

Per komputer 115,2 kbps

(kbps) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11

FT FE FK FH FKH FP FKIP FMIPA Rektorat Pustaka Puksi

252 172 87 98 81

191 373 124

- - -

3219 6248 793 1023 572 2116 4771 1386

- - -

139 257 36 45 27 93

206 62 20 30 30

16012,8 29606,4 4147,2 5184

3110,4 10713,6 23731,2 7142,4 2304 3456 3456

Jumlah 1378 16909 945 108864

Page 4: APLIKASI ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

4

a. ATM Switch ATM menyediakan bandwidth yang terukur yang dapat melayani baik jaringan LAN maupun WAN, ATM switch memiliki kemampuan: • mendukung bermacam layanan ataupun

interface • disertai langsung dengan software sistem

operasi internetworking • mekanisme manajemen trafik yang baik

b. LAN Switch Sebuah LAN switch merupakan peralatan yang terdiri atas beberapa port yang menghubungkan setiap bagian LAN dengan sebuah port kecepatan tinggi. Port kecepatan tinggi ini menghubungkan LAN switch dengan peralatan lain yang ada pada jaringan. Untuk jaringan ethernet, LAN switch telah menyediakan bit rate maksimal 25 Mbps untuk setiap port, biasanya digunakan hanya satu host bagi setiap port. Ada 2 jenis LAN switch yang digunakan pada jaringan yang direncanakan yaitu: 1. LAN Switching System, LAN switch yang

mendukung kerja modul ATM switch dan memiliki aplikasi manajemen jaringan secara lokal maupun remote.

2. LAN Ethernet Switch, LAN switch yang memiliki aplikasi workgroup dengan unjuk kerja tinggi, switch ini ditempatkan pada setiap gedung yang terhubung dalam jaringan yang menjadi titik akhir jaringan yang langsung berinteraksi dengan pengguna.

c. Router

Router digunakan untuk meningkatkan bandwidth dan mengurangi kongesti pada media berbagi dan biasanya ditempatkan pada bagian backbone dari jaringan kecepatan tinggi. Routing juga memperbolehkan interkoneksi yang terpisah antara teknologi LAN dan WAN, juga berfungsi sebagai penyaring broadcast dan sebagai sistem pengamanan logika. Ada 2 router yang digunakan pada jaringan ini, keduanya ditempatkan pada layer distribusi dan berhubungan langsung dengan ATM switch yang ada pada Pusat Jaringan, yaitu: 1. Router Intra Subnet, yaitu router yang

berhubungan dengan seluruh peralatan yang ada pada jaringan, tugasnya menerjemahkan dan menyatukan setiap protokol yang digunakan oleh setiap peralatan yang ada pada jaringan.

2. Router Inter Subnet, yaitu router yang menghubungkan jaringan multimedia Unsyiah dengan jaringan luar, baik itu jaringan WAN, PSTN dan lainnya.

3.2.2 Infrastruktur Software Pendukung

Software pendukung dari jaringan ini ada dua macam yaitu berupa sistem operasi internetworking, dan Virtual Local Area Network (VLAN).

a. Sistem Operasi Internetworking

Sistem operasi internetworking merupakan tingkatan kedua dari model jaringan ini, fungsinya yaitu untuk menyatukan bermacam jenis switching seperti: LAN switch, ATM switch, dan router multiprotokol.

b. VLAN VLAN terdapat pada setiap LAN Ethernet Switch yang ada pada jaringan ini, layanan routing-nya diatur oleh modul Route Switch yang ada pada LAN Switching System dan Router Intrasubnet pada jaringan. Ada tiga cara untuk mengimplentasikan VLAN, yaitu: • Melalui port, setiap port dari switch hanya

dapat mendukung satu VLAN. Dengan VLAN berbasis port, jaringan Internet Protocol (IP), Novell, dan Apple Talk harus berbagi pada definisi VLAN yang sama. VLAN jenis ini lebih dikenal dengan nama Segment-based VLAN

• Melalui protokol, VLAN yang berbasis pada alamat jaringan, dapat dibedakan diantara protokol yang berbeda, mengikuti definisi VLAN yang dibuat pada dasar per-protokol. VLAN jenis ini lebih dikenal dengan nama Virtual Subnet VLAN

• Melalui nilai yang ditetapkan pengguna, VLAN jenis ini biasanya lebih fleksibel, memperbolehkan VLAN didefinisikan berdasarkan pada nilai dari setiap field dalam sebuah paket. Cara paling sederhana untuk mengelompokkan pengguna bagi VLAN jenis ini yaitu dengan mengikuti pada alamat MAC mereka [8].

3.2.3 Aplikasi Manajemen Jaringan

Bagian terakhir dari model jaringan ini terdiri atas aplikasi manajemen jaringan. Manajemen jaringan menjadi hal yang sangat dibutuhkan karena pengintegrasian peralatan switching di seluruh jaringan membutuhkan pengontrolan trafik data yang baik. Pengontrolan jaringan berbasis switch membutuhkan pendekatan yang sangat berbeda dibandingkan LAN berbasis router ataupun hub.

Aplikasi manajemen jaringan ini dibutuhkan untuk mengawasi, mengkonfigurasikan, merencanakan, dan

Page 5: APLIKASI ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

5

OLT

OLT

NT

LAN SwitchingSystem

ATM Switch

XC XC SwitchLAN Ethernet

SwitchSwitch

ATM Switch

menganalisis setiap layanan dan peralatan dari switch yang ada pada jaringan, dan sistem aplikasi ini terdapat pada setiap ATM switch yang menggunakan protokol Simple Network Management Protocol (SNMP). 3.2.4 Konfigurasi Perangkat

Secara detil konfigurasi perangkat pada jaringan ATM Unsyiah untuk sebuah link point-to-point sampai ke sisi jaringan pelanggan dapat dilihat pada Gambar 4. Pada sentral jaringan, informasi keluaran dengan bit rate 155 Mbps dari switch masuk ke cross-connect (XC) dan siap untuk ditransmisikan melalui link serat optik oleh Optical Line Terminal (OLT) yang terdapat pada sentral jaringan dan semua gedung yang di tempatkan titik-titik sekunder jaringan. Pada titik-titik sekunder ini informasi keluaran dari OLT masuk ke XC dengan bit rate keluaran yang mencapai 25 Mbps masuk ke switch untuk dapat disalurkan ke LAN ethernet switch yang berfungsi sebagai SLT melalui media transmisi kabel UTP Cat. 5 dan keluarannya diterminasikan oleh Network Termination (NT) yang terdapat pada setiap workstation untuk dapat disalurkan menuju ke user akhir.

Gambar 4. Konfigurasi perangkat sampai jaringan client

3.3 Skema Pengalamatan ATM Skema pengalamatan ATM yang akan digunakan

pada jaringan backbone multimedia Unsyiah yaitu format DCC ATM 20 byte, dengan mengasumsikan bahwa:

- Data Country Code Indonesia = 360F - Country Format Identifier = 1 Country Domain Identifier = 100 sehingga, Country Domain Part = 1100 (pekerjaan

perencanaan)

- ESI MAC Address = xxxx xxxx xxxx

- NSAP SEL = 00

Untuk regional Fakultas Teknik, dapat diisi sebagai

berikut: • AFI (1 byte), nilai field AFI dapat diisi dengan 39

sesuai dengan format yang dipakai yaitu format DCC ATM.

• IDI (2 byte), untuk format ini nilai field IDI menggunakan DCC, untuk Indonesia, DCC yang sesuai dengan ISO 3166 adalah 360.

• CDP (2 byte), nilai field ini terdiri dari CFI dan CDI, untuk tahap perencanaan dapat digunakan nilai 1100.

• tt (1 byte), merupakan field yang menyatakan pembagian jaringan secara umum baik itu dapat ditinjau dari segi topologi atau secara regional dari jaringan tersebut. Untuk Fakultas Teknik, kode alamat regionalnya adalah 02.

• bb cc (2 byte), merupakan field yang menyatakan pembagian di dalam regional jaringan dari byte tt. Untuk Fakultas Teknik, regional jaringannya dibagi atas 4 cluster jaringan yaitu: - Gedung MM kode alamat 0011 - Gedung A1 kode alamat 0012 - Gedung A2 kode alamat 0013 - Gedung A3 kode alamat 0014

• pp (1 byte), merupakan field yang disediakan bagi pengembangan jaringan, nilai pertamanya dapat diset 00.

• dd ee ff gg (4 byte), merupakan field yang menyatakan pembagian yang lebih khusus lagi yang terdapat di dalam cluster jaringan dari byte bb cc. Pembagian ini dapat berupa jurusan, ruang, atau pembagian yang lainnya.

• ESI MAC Address (6 byte), field ini memberikan tempat bagi alamat MAC yang disediakan oleh perangkat dari jaringan baik itu router, ATM switch, atau perangkat lainnya yang ada pada jaringan.

• SEL (1 byte), field yang digunakan bagi multiplexing lokal di dalam entitas akhir, nilai ini tidak penting bagi routing jaringan. Nilai field ini diset pada 00.

Sehingga untuk Fakultas Teknik digunakan alamat

ATM sebagai berikut: - ATM switch pada Fakultas Teknik dengan alamat

ATM: 39.360F.1100.02.0000.00.0000.0000.xxxx xxxx xxxx.00

- LAN ethernet switch pada Magister Manajemen dengan alamat ATM:

39.360F.1100.02.0011.00.0000.0000. xxxx xxxx xxxx.00 - LAN ethernet switch untuk:

Gedung A1: 39.062F.1100.02.0012.00. 0000.0000. xxxx xxxx xxxx.00 Gedung A2: 39.062F.1100.02.0013.00. 0000.0000. xxxx xxxx xxxx.00

- LAN ethernet switch pada Gedung A3 dengan alamat ATM:

39.062F.1100.02.0014.00. 0000.0000. xxxx xxxx xxxx.00 3.4 Penerapan IP Over ATM

Perencanaan ini digunakan model IP over ATM, maka setiap paket yang dikirimkan memiliki karakteristik sebagai berikut:

Page 6: APLIKASI ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

6

User IP #1 User IP #2

Server ATMARP

IP Address =10.10.11.xxATM address = 39.360F.1100.02.0011.00.xxxx.XXXX.02608c011122.00

IP Address =10.10.13.xxATM address = 39.360F.1100.02.0013.00.xxxx.XXXX.02608c011144.00

IP Address =10.10.10.2ATM address = 39.360F.1100.02.0000.00.xxxx.XXXX.02608c011111.00

Setup VC

InATMARP_Req(IP addr of User #1????)

InATMARP_Reply(10.10.11.xx)

User IP #1 User IP #2

Server ATMARP

IP Address =10.10.11.xxATM address = 39.360F.1100.02.0011.00.xxxx.XXXX.02608c011122.00

IP Address =10.10.13.xxATM address = 39.360F.1100.02.0013.00.xxxx.XXXX.02608c011144.00

IP Address =10.10.10.2ATM address = 39.360F.1100.02.0000.00.xxxx.XXXX.02608c011111.00

ATMARP_Req(IP addr of user #2, ATM addr ????)

ATMARP_Reply(ATM addr =39.360F.1100.02.0013.00.xxxx.XXXX.02608c011144.00

Setup VC and Send Data

Menggunakan packet encapsulation dengan metode LLC/SNAP encapsulation.

Memiliki ukuran maximum transmit unit (MTU) yang sama yaitu sebesar 9180 byte untuk semua VC pada subnet, sehingga dengan packet encapsulation menggunakan metode LLC/SNAP yang memiliki header 8 byte sehingga ukuran frame AAL 5 yang biasa digunakan yaitu 9188 byte.

Alamat IP dipisahkan untuk alamat ATM dengan menggunakan layanan ATMARP yang ada pada LIS.

Sebuah LIS tunggal dapat mendukung beberapa host dan router dengan jaringan IP dan subnet mask yang sama.

3.4.1 Registrasi

Seperti yang terlihat pada Gambar 5, User IP pada LAN ethernet switch MM (user #1) akan melakukan registrasi sebagai tahap penginisialisasi, sehingga user #1 harus mendaftarkan alamat IP dan ATM mereka dengan server ATMARP. Hal ini ditunjukkan oleh user IP yang membangun inisial SVC dengan server ATMARP. Kemudian server ATMARP mengirimkan InATMARP request yang meminta alamat IP dari user. User mengembalikan InATMARP yang berisikan alamat IP dan ATM miliknya. Server ATMARP memeriksa alamat tersebut pada tabel routing yang ada untuk menghindari duplikasi, melakukan time-stamp terhadap masukan alamat dan menambahkan ke tabel yang ada. Tentunya pada saat penginisialisasi user #2 juga mendaftarkan alamat IP dan ATM miliknya ke server ATMARP.

Gambar 5. Registrasi alamat RFC 1577

3.4.2 Address Resolution

Seperti yang terlihat pada Gambar 6, User IP pada LAN ethernet switch MM (user #1) akan melakukan komunikasi dengan user IP pada LAN ethernet switch Gedung A2 (user #2) dan hubungan telah berlangsung,

kemudian paket akan secepatnya mengalir pada hubungan tersebut. User #1 mungkin berisi alamat ATM dari user #2 pada ARP cache-nya dan jika demikian, dapat langsung mendirikan hubungan SVC dengan user #2. Bagaimanapun, jika hubungan belum ada dan user #1 tidak mengetahui alamat ATM dari user #2, maka proses ATMARP yang akan memintanya.

User #1 mengirim ATMARP request ke server ATMARP yang berisikan alamat IP sumber, alamat IP tujuan, dan alamat ATM sumber. Jika server ATMARP telah berisi masukan alamat IP/ATM user #2, maka server ATMARP akan mengembalikan informasi itu dalam sebuah pesan ATMARP reply. User #1 kemudian mendapatkan alamat ATM user #2 dan dapat mendirikan hubungan SVC, jika itu tidak terjadi, maka server ATMARP akan mengembalikan pesan ATMARP NAK sebagai respon negatif bagi pesan yang dikirim sebelumnya.

Gambar 6. ATMARP address resolution RFC 1577

4. KESIMPULAN

Infrastruktur yang baik sangat dibutuhkan agar dapat memperoleh informasi yang tersedia melalui internet. Untuk membangun prasarana jaringan akses informasi ini, penggunaan teknologi ATM merupakan suatu alternatif dimana teknologi ini mampu menyediakan layanan multimedia dengan bit rate 155 Mbps.

Dari analisis perencanaan dengan asumsi 1 komputer digunakan untuk 25 orang civitas akademik, maka untuk menyatukan semua komputer ini ke dalam satu jaringan yang besar dibutuhkan bit rate sekitar 108,864 Mbps.

Untuk membangun sistem ini digunakan teknologi ATM LAN yang terdiri atas 3 komponen utama yang tersebar pada keseluruhan jaringan yang akan

Page 7: APLIKASI ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

direncanakan yaitu; komponen switching fisik, infrastruktur software pendukung, dan aplikasi dan peralatan manajemen jaringan.

Dalam perencanaan jaringan ini digunakan model protocol IP over ATM disertai dengan teknik pengalamatan berdasarkan format DCC ATM 20 byte, yang merupakan salah satu format pengalamatan ATM bagi jaringan private yang direkomendasikan oleh ATM Forum.

.

.

.