aplikasi klasifikasi pada fasilitas operasi hulu migas

9
Aplikasi Klasifikasi pada Fasilitas Operasi Hulu Migas Tingginya kecelakaan kapal di Eropa pada abad ke 18, mencetuskan ide berdirinya suatu badan terakreditasi independen yang mampu memberikan penilaian kapal (klasifikasi) kepada pihak asuransi, perbankan, penyewa kapal, maupun pemerintah. Ide tersebut mengerucut pada tahun 1867, dengan berdirinya asosiasi klasifikasi pertama di London, dan saat ini dikenal sebagai Classification Society/Class (Klas). Klas bersifat independent, mengembangkan code dan rule sendiri berdasarkan peraturan pemerintah, internasional, riset, maupun pengalaman. Secara tradisional, lingkup jasa Klas meliputi verifikasi teknis kelaikan kapal, meliputi kekuatan struktural dan integritas lambung, keandalan fungsi penggerak dan kemudi sistem, pembangkit listrik, dan sistem tambahan di kapal lainnya. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan industri migas di lepas pantai, Klas di negara-negara maju kini menyediakan beberapa produk jasa di luar bidang induknya, perkapalan. Sementara program perawatan terencana (PMS) suatu instalasi Migas belum diatur secara ketat dan masih merupakan opsi bagi operator, seperti juga penerapan inspeksi berbasis risiko (Risk Based Inspection), mendorong Klas mengembangkan program monitoring keandalan dan perawatan untuk peralatan dan instalasi migas Offshore berbekal pengalaman yang mereka miliki di bidang perkapalan. Tujuan: Program monitoring oleh pihak independent seperti Klas dapat membantu mempertahankan keandalan peralatan dan instalasi migas, mencegah unplanned shut down, dan mengurangi biaya perawatan yang tinggi di offshore. Pengakuan Klasifikasi di Bidang Hulu Migas

Upload: wendypost73

Post on 17-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dari berbagai sumber

TRANSCRIPT

Aplikasi Klasifikasi pada Fasilitas Operasi Hulu MigasTingginya kecelakaan kapal di Eropa pada abad ke 18, mencetuskan ide berdirinya suatu badan terakreditasi independen yang mampu memberikan penilaian kapal (klasifikasi) kepada pihak asuransi, perbankan, penyewa kapal, maupun pemerintah. Ide tersebut mengerucut pada tahun 1867, dengan berdirinya asosiasi klasifikasi pertama di London, dan saat ini dikenal sebagai Classification Society/Class (Klas).Klas bersifat independent, mengembangkan code dan rule sendiri berdasarkan peraturan pemerintah, internasional, riset, maupun pengalaman. Secara tradisional, lingkup jasa Klas meliputi verifikasi teknis kelaikan kapal, meliputi kekuatan struktural dan integritas lambung, keandalan fungsi penggerak dan kemudi sistem, pembangkit listrik, dan sistem tambahan di kapal lainnya.Seiring dengan berkembangnya teknologi dan industri migas di lepas pantai, Klas di negara-negara maju kini menyediakan beberapa produk jasa di luar bidang induknya, perkapalan. Sementara program perawatan terencana (PMS) suatu instalasi Migas belum diatur secara ketat dan masih merupakan opsi bagi operator, seperti juga penerapan inspeksi berbasis risiko (Risk Based Inspection), mendorong Klas mengembangkan program monitoring keandalan dan perawatan untuk peralatan dan instalasi migas Offshore berbekal pengalaman yang mereka miliki di bidang perkapalan.Tujuan:Program monitoring oleh pihak independent seperti Klas dapat membantu mempertahankan keandalan peralatan dan instalasi migas, mencegah unplanned shut down, dan mengurangi biaya perawatan yang tinggi di offshore.Pengakuan Klasifikasi di Bidang Hulu MigasSecara tradisional Klas melakukan verifikasi teknis kualitatif kelaikan kapal, meliputi: kekuatan struktural dan integritas lambung, keandalan fungsi penggerak dan kemudi sistem, pembangkit listrik, dan sistem lainnya. Adapun peran klasifikasi di bidang hulu migas adalah sebagai berikut:Domestik: Klas (BKI) sebagai Perusahaan Jasa Inspeksi Teknis (PJIT) dan konsultan teknik untuk memverifikasi instalasi migas dalam pemenuhan keselamatan operasi dan lindungan lingkungan seperti yang disyaratkan oleh Pemerintah dalam SKPI dan SKPP. Aturan Klas sebagai PJIT mengacu pada Peraturan Pemerintah seperti Kep. Dirjen Migas No.84.K/38/DJM/1998 tanggal 19 Agustus 1998 tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan dalam Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumberdaya Panas Bumi. Indonesia sebagai salah satu pelopor kegiatan offshore di Asia, banyak menggunakan klas ABS sejak 1970an.Internasional: International Association of Classification Society (IACS) merupakan badan internasional non pemerintah yang diakui untuk IMO untuk melakukan klasifikasi, verifikasi, manajemen risiko, dan sebagai konsultan teknis terhadap desain dan operasi suatu fasilitas offshore agar handal, aman, dan tidak merugikan lingkungan. Peran Det Norske Veritas (DNV) Klas Norwegia sangat dominan dalam operasi fasilitas offshore di Laut Utara. American Berau of Shipping (ABS) dominan digunakan di Gulf Mexico, Amerika Selatan, dan Asia.Lingkup Klas Pada Proyek Bangunan Baru Terapung

Implementasi Klasifikasi Proyek Bangunan TerapungKlasifikasi memastikan keamanan dan keandalan fasilitas offshore memadai selama fase operasi (desain, konstruksi dan operasi). Pada klasifikasi Topside, Klas melakukan survei dan inspeksi untuk memvalidasi peralatan topside sesuai dengan koda dan standar internasional seperti API, ASME, dan TEMA. Adapun Lingkup Klasifikasi offshore meliputi:Pre-Kontrak (Fase Pre-Feed)Identifikasi aspek critical safety untuk memastikan proyek sesuai jadwal dan anggaran.Pengesahan Desain (Fase FEED)Klas akan mengeluarkan Certificate of Compliance terhadap Rule Klas, Pemerintah (statutoria), dan Internasional.Survei Fabrikasi & Commisioning (Fase EPCI)Inspeksi dilakukan untuk memastikan fasilitas yang dibangun berdasarkan peraturan Klas, pemerintah (statutoria), atau internasional.Sertifikasi Material dan KomponenKlas memastikan peralatan dan sistem sesuai dengan spesifikasi dan sertifikatnya.Survei In-ServiceSurvei berkala untuk memastikan fasilitas dipertahankan keandalannya selama masa operasi.Notasi KlasNotasi diberikan terhadap suatu fasilitas offshore sebagai simbol bahwa peraturan klasifikasi tertentu berlaku terhadap fasilitas tersebut dan diawasi secara periodik.

Contoh Aplikasi Notasi Klasifikasi pada proyek FLNG Abadi Inpex Masela:+ A1 F(LNG) PLSO, UWILD, SH-DLA, SFA(30), AMCCU, RCM (Cargo/Fire), SHCMKeterangan sebagai berikut:+ = Simbol pengawasan Full Class Survey, A1 = Desain Hull memenuhi persyaratan Klas, F(LNG) = Instalasi Floating LNG, PLSO = Persyaratan Fasilitas Gas Processing, Liquefaction, Storage, dan Offloading, UWILD = Persyaratan tanpa dry-docking, SH-DLA = Safe Hull Dynamic Loading Approach, SFA = Spectral Fatique Analysis (30 tahun), AMCCU = Sistem Control Permesinan Otomatis, RCM = Reliability Centered Maintenance Program untuk Sistem Cargo Handling dan Fire Extinguisher, SHCM = Safe Hull Construction Monitoring.Program Monitoring Fasilitas ExistingUntuk pengawasan fasilitas existing, Biro Klasifikasi menerapkan program verifikasi dan inspeksi terhadap rencana, prosedur, dan peralatan klien. Lingkup jaminan teknis yang ditawarkan meliputi:Verifikasi Berbasis Risiko pada Sistem ProsesLingkup ini meliputi (Interface multi disiplin): Unit arrangement (include Escape routes and lifesaving equipment). Structural fire proofing & Fire and blast retarding divisions Emergency & Proces shutdown systems Fire & gas detection and Active Fire Protection systems Process & Drilling plant safety Area classification and ventilation Flare and relief systems Power generation and distribution Material selection Noise and vibration.Verifikasi Berbasis Risiko pada Pipelines, Riser, dan SubseaLingkup ini meliputi: Reviu desain struktural dan bejana tekan Reviu desain flow assurance Reviu desain keamanan proses dan sistem control Perhitungan independen bila diperlukanPersyaratan Fabrikasi, Instalasi, dan CommisioningVerifikasi Berbasis Risiko dari Produk dan PeralatanLingkup ini meliputi pengawasan kegiatan: Reviu desain Survei fabrikasi Manufacturer Product Quality Assessment Prosedur Welding dan kualifikasi welderSedangkan peralatan atau area termasuk diantaranya: Pressure vessels, storage tanks, piping and accessories Linepipes and bends Well control equipmentJasa Inspeksi Pihak Ketiga (Project Monitoring)Jasa Inspeksi dan Project MonitoringLingkup jasa inspeksi dan proyek monitoring pihak ketiga ini meliputi: Inspeksi pihak ketiga untuk tujuan pemenuhan Logistics Project, Quality engineering, inspeksi vendor, dan mill surveillance. Project monitoring dengan mengkombinasikan proses percepatan, inspeksi vendor, dan aktifitas inspeksi di lapangan. Untuk bidang migas, lingkupnya antara lain:Peralatan Eksplorasi dan ProduksiValves and wellhead equipment, BOP stacks, Sub-sea systems, Sub-surface safety valves, Downhole accessories, Rotary equipment, Rig surveillance, Rig & Platform construction, and FPSO Floating Production Storage & Offloading.PipelineLine pipe inspection, mill and secondary, Pipeline construction, Coatings, Pipeline valves and accessories, Piping and structural fabrication, Storage tanks, separators, Pumps and compressors, Electrical and instrumentation.Chemical Refining dan Gas Processing PlantVessels, tanks, heat exchangers, etc., Piping and structural fabrication, Valves and fittings, Rotating equipment, Skid units, Columns, towers, Internal and external plastic coatings and paints, Instrumentation and electrical equipment.Jasa Inspeksi Pihak Ketiga (Uji Material)Pengujian Material dan Failure AnalysisMaterial testing yang dapat dilakukan klas antara lain: Non-Destructive Examination (NDE): ultrasonic, magnetic particle etc. Destructive testing: bend tests, tensile tests etc. Metallography: e.g. grain structure/size, degree of purity Chemical analyses and electron microscopy.Jasa Failure analysis yang dilakukan Klas merujuk pada: Failure evaluation, identification of primary cause of damage Advice for remedial measures, prevention of further damage Co-operation with Department of Damage and Repair Management (maritime services).Konsultasi Teknis & Manajemen RisikoBiro Klasifikasi memiliki track record yang panjang, mengidentifikasi risiko yang efektif dalam operasi fasilitas migas, untuk melindungi nyawa manusia, properti, dan lingkungan. Lingkup kerja yang tawarkan antara lain:Manajemen Risiko AsetKegiatan manajemen risiko aset termasuk diantaranya manajemen operasi asset, optimisasi produksi, dan manajemen inspeksi dan perawatan.Manajemen Risiko KeselamatanLingkup konsultasi diantaranya perencanaan kondisi kritis dan investigasi kecelakaan, faktor manusia & budaya keselamatan, keselamatan operasi, lingkungan kerja, pemenuhan kondisi keselamatan, dan pengetesan bahaya skala besar.Manajemen Risiko LingkunganDiantaranya pemetaaan monitoring lingkungan dan biodiversitas, modelling system informasi lingkungan, well risk assessment, perencanaan dan analisa penanggulangan tumpahan minyak, analisa risiko lingkungan, dll.Kesimpulan Pada proyek bangunan baru, kajian dan program monitoring Biro Klasifikasi dapat dijadikan sebagai dasar untuk menerbitkan sertifikasi fasilitas operasi hulu migas (SKPI dan SKPP) oleh Pemerintah sebagai bagian dari penilaian kondisi peralatan secara periodik, dan memberikan jaminan keandalan fasilitas secara berkelanjutan. Sistem perawatan terencana (PMS) suatu fasilitas operasi atau instalasi migas existing perlu diatur secara ketat dan tidak merupakan opsi bagi operator, seperti juga penerapan inspeksi berbasis risiko (RBI). Program monitoring perawatan Class dapat membantu mempertahankan keandalan peralatan dan instalasi migas, meminimalkan unplanned shut down, dan mengurangi biaya perawatan yang tinggi di lepas pantai. Kegiatan operasi hulu migas di negara maju juga diatur oleh multi instansi. Di USA terdapat peraturan MMS (Minerals Management Services) dan US Coast Guard. Di Inggris, UK HSE (Health & Safety Executive) dengan Safety Case mengawasi kegiatan offshore di UK. Namun dengan transparansi dan tidak saling tumpang tindih, interface dengan institusi lain seperti Classification Society tidak terjadi. (Artikel: Mahatrisna)