aplikasi model pembelajaran addie untuk ......prinsip-prinsip model pembelajaran ..... 18 1) dasar...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN ADDIE UNTUK
MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP PADA
SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 10 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
ARIYA DWI CAHYANA
NIM K4608098
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Ariya Dwi Cahyana
NIM : K 4608098
Jurusan/ Program Studi : POK/ Penjaskesrek
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ APLIKASI MODEL
PEMBELAJARAN ADDIE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP PADA SISWA KELAS VIII E
SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ” ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Ariya Dwi Cahyana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN ADDIE UNTUK
MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP PADA
SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 10 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
ARIYA DWI CAHYANA
NIM K4608098
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Ariya Dwi Cahyana. APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN ADDIE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui efektifitas aplikasi model pembelajaran ADDIE dalam meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop step pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/ 2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dalam setiap siklus dan penelitian ini selesai pada dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 20 siswa putri dan 16 siswa putra. Data penelitian ini diperoleh melalui pengamatan oleh peneliti dan kolaborator selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut merupakan hasil belajar lempar lembing gaya hop step siswa yang diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi model pembelajaran ADDIE dapat meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop step pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/ 2012, dimana hasil belajar pada kondisi awal 27,78 % atau 10 siswa, pada akhir siklus I menjadi 55,56 % atau 20 siswa dan pada akhir siklus II menjadi 80,56 % atau 29 siswa.
Kata kunci : hasil belajar, lempar lembing gaya hop step, model pembelajaran ADDIE.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sungguh waktu adalah hidup dan hidup adalah menjalani waktu. Sejauh mana
kamu menghargai waktu, sejauh itulah kamu menghargai hidup kamu.
( Penulis )
Jangan batasi dirimu dengan kata 'menyerah'. Kegagalan hanya sementara.
Percaya diri, terus berusaha dan katakan 'aku bisa!'.
( Penulis )
Tuhan tak meminta kita untuk selalu berhasil, DIA hanya meminta
kita untuk mau mencoba. Dan jangan pernah menyerah!
( Penulis )
Kesuksesan bukanlah segalanya, kegagalan hanya proses semata, berbuat yang
terbaik adalah yang terutama.
( Penulis ) • Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena
persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan.
(General Collin Powell)
• Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini,
melakukan yang terbaik. Tuhan pastikan menunjukkan Kebesaran dan Kuasa-
Nya, pada hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa.
( D’Massiv)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
“Bapak Ibu Tercinta serta kakak dan Adikku”
Doa’mu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga
memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.
Kepala Sekolah, Guru Penjas serta segenap keluarga besar SMP N 10
Surakarta Yang selalu memberikan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
“Ardyande Oky Libra Bermadani”
Kekasih tercinta yang memotivasi disaat terpuruknya semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
“Teman- teman kos bydo dan camp-my”
Yang menjadi lahan tawa disela-sela penatnya mengerjakan skripsi.
Rekan- rekan Penjas angkatan ‘08
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan dengan kesungguhan hati
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan berkat dan karunia-Nya yang
setiap waktu penulis terima dan rasakan, sehingga penyelesaian skripsi ini dapat
tepat waktu. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mangalami hambatan,
tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd sebagai Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Waluyo, S. Pd. M. Or sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Waluyo, S. Pd. M. Or. sebagai pembimbing I dan Djoko Nugroho, S. Pd. M. Or
sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam menyusun skripsi.
5. Haryanto, S. Pd. sebagai Kepala Sekolah dan Slamet S. R, S. Pd. sebagai Guru
Penjas serta segenap keluarga besar SMP Negeri 10 Surakarta yang telah
memberikan ijin dan dukungannya dalam penelitian ini.
6. Siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta yang telah bersedia menjadi
sampel penelitian.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
MOTTO ....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 6
1. Hakikat Pembelajaran ...................................................... 6
a. Pengertian Pembelajaran ........................................... 6
b. Prinsip – Prinsip Pembelajaran ................................. 7
c. Tujuan Pembelajaran ................................................. 8
d. Media Pembelajaran .................................................. 9
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................... 12
f. Instrumen Evaluasi .................................................... 12
g. Lembar Observasi Pembelajaran ............................... 12
2. Pendekatan Pembelajaran ................................................ 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ....................... 13
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran ....................... 13
c. Pergeseran Paradigma Pembelajaran ........................ 14
3. Model Pembelajaran ....................................................... 17
a. Pengertian Model Pembelajaran ............................... 17
b. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran ........................ 18
1) Dasar atau Fondasi Profesionalitas ..................... 18
2) Kemampuan Perencanaan dan Analisis .............. 18
3) Kemampuan Perancangan dan Pengembangan .. 19
4) Kemampuan Implementasi dan Manajemen ....... 19
4. Definisi Model Pembelajaran ADDIE ............................. 19
a. Analysis ..................................................................... 19
1) Analisis Kinerja .................................................... 20
2) Analisis Kebutuhan ............................................. 20
b. Design ....................................................................... 20
c. Development .............................................................. 20
d. Implementation .......................................................... 21
e. Evaluation ................................................................. 21
5. Alat Bantu Pembelajaran ................................................. 22
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran ........................ 22
b. Manfaat Alat Bantu Pembelajaran ............................ 22
c. Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik .............. 24
6. Pembelajaran Pendidikan Jasmani .................................. 24
a. Pengertian Pendidikan Jasmani ................................. 24
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ......................... 25
c. Fokus Program Pendidikan Jasmani di SMP ............ 26
d. Karakteristik Pembelajaran Penjas bagi Siswa SMP 26
7. Hakikat Pembelajaran Lempar Lembing ......................... 27
a. Pengertian Lempar Lembing ..................................... 27
b. Lempar Lembing Gaya Hop Step .............................. 28
c. Teknik Lempar Lembing Gaya Hop Step ................. 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
d. Tujuan Pembelajaran Lempar Lembing Gaya
Hop Step di SMP ....................................................... 32
8. Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step dengan
ADDIE ............................................................................. 33
B. Kerangka Berpikir ................................................................. 42
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 45
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 45
1. Tempat Penelitian ........................................................... 45
2. Waktu Penelitian ............................................................. 45
3. Siklus PTK ....................................................................... 45
B. Subyek Penelitian .................................................................. 46
C. Sumber Data .......................................................................... 46
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 47
E. Uji Validitas Data .................................................................. 47
F. Teknik Analisis Data ............................................................. 47
G. Indikator Kinerja Penelitian .................................................. 48
H. Prosedur Penelitian ............................................................... 48
1. Rancangan Siklus I ........................................................... 49
a. Tahap Perencanaan..................................................... 49
b. Tahap Pelaksanaan ..................................................... 49
c. Tahap Pengamatan ..................................................... 50
d. Tahap Evaluasi ........................................................... 50
2. Rancangan Siklus II ......................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 51
A. Deskripsi Kondisi Awal ......................................................... 51
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ................................... 54
1. Siklus I ............................................................................. 54
1. Tahap Perencanaan .................................................... 54
2. Tahap Pelaksanakan .................................................. 55
1) Pertemuan Pertama ............................................... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2) Pertemuan Kedua .................................................. 56
3. Pengamatan Tindakan I .............................................. 58
1) Pengamatan Proses Pembelajaran ........................ 58
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran ............... 59
4. Tahap Refleksi Tindakan I ......................................... 63
2. Siklus II ............................................................................ 65
1. Tahap Perencanaan ..................................................... 65
2. Tahap Pelaksanakan ................................................... 65
1) Pertemuan Pertama ............................................... 66
2) Pertemuan Kedua .................................................. 67
3. Pengamatan Tindakan II ............................................. 68
1) Pengamatan Proses Pembelajaran ........................ 68
2) Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran ............... 69
4. Tahap Refleksi Tindakan II ........................................ 73
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 74
A. Simpulan .................................................................................. 74
B. Implikasi .................................................................................. 75
C. Saran ........................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 76
LAMPIRAN - LAMPIRAN ....................................................................... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cara Memegang Lembing .................................................................... 30
2. Cara Membawa Lembing ..................................................................... 30
3. Rangkaian Gerakan Lempar Lembing Gaya Hop Step ......................... 31
4. Permainan Lempar pada Jarak Tertentu ............................................... 35
5. Permainan Lempar Bola di Atas Meja ................................................. 35
6. Melempar Bola Tangan tanpa Awalan ................................................. 37
7. Melempar Bola Tangan Diikuti Gerakan Lari ..................................... 37
8. Melempar Bola Berekor Diikuti Gerakan Lari .................................... 37
9. Melempar Bola Tangan dengan Awalan Lari ...................................... 38
10. Melempar Bola Berekor pada Dinding ................................................ 38
11. Latihan Rangkaian Gerakan Lempar Lembing Gaya Hop Step dengan
Bola Tenis Berekor .............................................................................. 38
12. Permainan Bola Hadang ....................................................................... 39
13. Permainan Melempar dengan Dua Tangan .......................................... 40
14. Permainan Melempar Bola Kesasaran Kardus .................................... 41
15. Permainan Melempar Bola Kesasaran Gantung .............................. .... 41
16. Siklus dalam PTK ............................................................................ .... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penggolongan Media Pembelajaran Berdasarkan Jenisnya ....................... 11
2. Komparasi Konstruktivisme dan Behaviorisme ........................................ 15
3. Komparasi Behaviorisme dan Konstruktivisme dari Segi Aspek .............. 16
4. Sintak Model Pembelajaran ADDIE .......................................................... 21
5. Hal- hal yang Harus Dihindari dalam Lempar Lembing ........................... 32
6. Hal- hal yang Disarankan dalam Lempar Lembing .................................... 32
7. Sintak Pengembangan Kebugaran Jasmani dengan Model ADDIE
dalam Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step .............................. 34
8. Sintak Pengembangan Keterampilan dengan Model ADDIE
dalam Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step .............................. 36
9. Sintak Pengembangan Kerjasama dengan Model ADDIE
dalam Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step .............................. 39
10. Sintak Pengembangan Sikap Kompetitif dengan Model ADDIE
dalam Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step .............................. 40
11. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan ............................................................. 45
12. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................................... 47
13. Prosentase Target Capaian .......................................................................... 48
14. Kondisi Awal Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Lempar Lembing
Gaya Hop Step ....................................................................................... 52
15. Kondisi Awal Pemahaman Konsep Lempar Lembing Gaya Hop Step .. 52
16. Kondisi Awal Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step .............. 53
17. Kondisi Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step ............. 54
18. Kondisi Siklus I Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Lempar
Lembing Gaya Hop Step ........................................................................ 60
19. Kondisi Siklus I Pemahaman Konsep Lempar Lembing Gaya Hop Step 61
20. Kondisi Siklus I Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step .......... 61
21. Kondisi Siklus I Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step .......... 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
22. Kondisi Siklus II Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Lempar
Lembing Gaya Hop Step ........................................................................ 70
23. Kondisi Siklus II Pemahaman Konsep Lempar Lembing Gaya Hop Step 70
24. Kondisi Siklus II Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step ......... 71
25. Kondisi Siklus II Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step ........ 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman
1. RPP Siklus 1 Pertemuan Pertama .......................................................... 78
2. RPP Siklus 1 Pertemuan Kedua ............................................................. 91
3. RPP Siklus 2 Pertemuan Pertama .......................................................... 106
4. RPP Siklus 2 Pertemuan Kedua ............................................................. 120
5. Daftar Nama Siswa dan Presensi Siswa Selama Pembelajaran ............. 133
6. Lembar Observasi Terbuka .................................................................... 135
7. Petunjuk Pelaksanaan Tes Lempar Lembing Gaya Hop Step ............... 136
8. Lembar Observasi Afektif ...................................................................... 138
9. Lembar Observasi Kognitif .................................................................... 140
10. Lembar Observasi Psikomotor (Proses) ................................................. 142
11. Lembar Observasi Psikomotor (Hasil) ................................................... 144
12. Standar KKM Penilaian Lempar Lembing Gaya Hop Step .................. 146
13. Data Awal Afektif .................................................................................. 147
14. Data Awal Kognitif ................................................................................ 149
15. Data Awal Psikomotor (Proses) ............................................................. 151
16. Data Awal Psikomotor ( Hasil) .............................................................. 153
17. Data Hasil Belajar Pada Kondisi Awal .................................................. 154
18. Data Siklus 1 Afektif .............................................................................. 156
19. Data Siklus 1 Kognitif ............................................................................ 158
20. Data Siklus 1 Psikomotor (Proses) ......................................................... 160
21. Data Siklus 1 Psikomotor (Hasil) ........................................................... 162
22. Data Hasil Belajar Pada Siklus I ............................................................ 163
23. Data Siklus II Afektif ............................................................................. 165
24. Data Siklus II Kognitif ........................................................................... 167
25. Data Siklus II Psikomotor (Proses) ........................................................ 169
26. Data Siklus II Psikomotor (Hasil) .......................................................... 171
27. Data Hasil Belajar Siklus II ................................................................... 172
28. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 174
29. Dokumentasi Surat Penelitian ................................................................. 180
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai melalui
pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh.
Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi
juga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor selain itu pendidikan jasmani juga
mencakup aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.
Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki
peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik
dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat
dan bugar sepanjang hayat.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani didalamnya diajarkan
beberapa macam cabang olahraga yang terangkum kurikulum pendidikan jasmani.
Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu atletik.
Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang diajarkan dari sekolah
tingkat paling rendah (SD) bahkan Perguruan Tinggi (PT).
Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran atletik, harus memperhatikan perkembangan anak, karakteristik
anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus di capai.
Cabang olahraga atletik didalamnya terdiri dari empat nomor utama yaitu jalan,
lari dan lempar atau tolak. Dari setiap nomor tersebut didalamnya terdapat
beberapa nomor yang diperlombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pendek, jarak menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, dan lari sambung.
Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, lompat tinggi
galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru dan
lontar martil.
Upaya untuk menyesuaikan pembelajaran pendidikan jasmani dengan
karakteristik, kemampuan, dan perkembangan siswa SMP, dapat dilakukan melalui
penerapan alat bantu pembelajaran.
Bila orang dewasa memiliki kegiatan jasmani dalam bentuk olahraga
dengan fasilitas yang standar, maka anak-anak memerlukan implementasi kegiatan
jasmani dengan segala peralatannya yang khas sesuai dengan ciri dan sifat anak
tersebut. Kondisi ini sangat diperlukan agar anak dapat melakukan kegiatan jasmani
dan olahraga sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Untuk mewujudkan suatu kondisi pembelajaran pendidikan jasmani yang
memaksimalkan pengalaman belajar siswa, diperlukan alat-alat pembelajaran dalam
jumlah yang memadai, bila sekolah tidak memiliki peralatan, guru pendidikan
jasmani bersama siswa dapat membuat peralatan sederhana (Depdiknas, 2004).
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 10 Surakarta,
khususnya pada siswa kelas VIII E, pelaksanaan pembelajaran penjasorkes secara
keseluruhan telah berjalan dengan baik, namun dalam sub pokok bahasan atletik
nomor lempar khususnya lempar lembing gaya hop step, masih banyak siswa
yang belum maksimal dalam hasil belajarnya seperti siswa hanya mampu
melakukan lemparan tanpa memperhatikan teknik dasar dengan benar. Dari
jumlah 36 siswa, hanya 10 siswa atau 27,78% yang nilainya diatas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) dan 26 siswa atau 72,22% nilainya masih dibawah KKM,
dengan KKM 75. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya siswa
kurang begitu senang dengan materi yang diberikan, ini dibuktikan dengan
antusias dan keaktifan siswa yang masih kurang di dalam kegiatan pembelajaran,
minimnya pengetahuan guru tentang perkembangan model pembelajaran
khususnya yang terkait dengan pembelajaran penjasorkes. Seiring dengan
kemajuan di bidang teknologi pembelajaran, muncul banyak model pembelajaran
yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam rangka mencari ragam jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dari permasalahan pembelajaran yang ada saat ini, sekaligus dapat digunakan
untuk menciptakan suksesnya tujuan pembelajaran. Meskipun begitu, masih
banyak guru yang belum memahami dan mengetahui tentang model pembelajaran
yang ada dan yang tengah berkembang. Mendesain, mengemas dan memberikan
penyajian pembelajaran yang menarik, praktis dan diminati siswa adalah tugas
utama seorang guru. Oleh karena itu guru harus mampu menyesuaikan dan
menganalisis karakteristik yang berhubungan dengan siswa dan materi
pembelajaran tersebut. Guru juga harus mampu menerapkan model, metode dan
strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Dari berbagai model pembelajaran yang ada, model pembelajaran
ADDIE (Analysis Design Development Implementation and Evaluation)
merupakan salah satu model pembelajaran yang di dalamnya memperlihatkan
tahapan-tahapan model pembelajaran yang sederhana, mudah dipelajari dan dapat
memanfaatkan media teknologi. Model ADDIE merupakan salah satu model
pembelajaran yang efektif, mudah dan sederhana sehingga dapat diterapkan pada
pembelajaran di sekolah khususnya di SMP. Dengan menggunakan pembelajaran
ADDIE guru tidak hanya dituntut untuk mengajar, memberikan materi, dan
memberi perintah pada siswa untuk bergerak akan tetapi unsur-unsur di dalamnya
harus terpenuhi seperti menganalisis, mendesain, membuat program dan bahan
ajar, menerapkannya dan mengevaluasinya. Guru harus menganalisis,
merencanakan, mendesain, menyajikan pembelajaran semenarik mungkin dengan
menyesuaikan pada keadaan siswa, kebutuhan siswa, keadaan sekolah (prasarana
dan sarana yang dimiliki), dan materi ajar. Partisipasi keaktifan siswa sebagai
unsur dalam pembelajaran ini haruslah terpenuhi dengan baik. Pemahaman dan
pengetahuan siswa tentang materi yang dipelajari juga menjadi unsur yang tidak
boleh diabaikan dalam pelaksanaan pembelajaran ini karena sangat penting bagi
siswa.
Dari berbagai penyebab di atas masalah yang muncul sesungguhnya
adalah kualitas proses belajar mengajar yang kurang baik, sehingga
mengakibatkan penguasaan peserta didik terhadap materi atletik lempar lembing
gaya hop step mengalami kesulitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Model pembelajaran ADDIE dengan diadakannya penerapan alat bantu
pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan peneliti, diharapkan akan
memecahkan atau akan mengetahui sekaligus akan menemukan jalan keluar dari
masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani, khususnya pembelajaran teknik dasar lempar lembing gaya hop step.
Dari latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang
mendalam untuk mengetahui keefektifan penerapan pembelajaran ADDIE sebagai
salah satu alternatif dalam permasalahan pembelajaran lempar lembing gaya hop
step. Hal tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan penelitian jenis
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Hal itu dilakukan
sebagai upaya meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran lempar lembing
gaya hop step di SMP Negeri 10 Surakarta khususnya pada siswa kelas VIII E.
Dengan demikian penelitian ini diformulasikan dalam sebuah judul “Aplikasi
Model Pembelajaran ADDIE untuk Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Lembing
Gaya Hop Step pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
A. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka masalah yang ada
dapat dirumuskan sebagai berikut:
�Bagaimanakah aplikasi model pembelajaran ADDIE dapat
meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop step pada siswa kelas VIII E
SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?”.
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lempar
lembinggaya hop step melalui aplikasi model pembelajaran ADDIE pada siswa
kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi guru pendidikan jasmani SMP Negeri 10 Surakarta kelas VIII E, dapat
dijadikan pedoman untuk menentukan dan memilih metode pembelajaran
yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar lempar lembing
gaya hop step untuk siswanya.
2. Bagi siswa SMP Negeri 10 Surakarta kelas VIII E, dapat meningkatkan
keterampilan teknik dasar serta mendukung pencapaian prestasi lempar
lembing gaya hop step.
3. Bagi SMP Negeri 10 Surakarta, sebagai bahan masukan, saran, dan informasi
serta dapat dijadikan pertimbangan terhadap sekolah, instansi, lembaga
pendidikan, untuk mengembangkan strategi belajar yang tepat dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran.
Menurut Mukhtar dan Iskandar (2010) menyatakan “pembelajaran
mempunyai dua karakteristik yaitu: pertama, dalam proses pembelajaran
melibatkan proses berfikir. Kedua, dalam proses pembelajaran
membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir
siswa” (hlm. 78-79). Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa
pembelajaran menitikberatkan pada proses penemuan pengetahuan yang
dibangun oleh siswa itu sendiri.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling
hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam
pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi
antara guru dengan peserta didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi
dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan
erat dengan jenis belajar dan hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar
merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan
aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-
fisiologis. Pada tahap baru mengenal substansi yang dipelajari, baik yang
menyangkut pembelajaran kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi
siswa materi pembelajaran itu menjadi sesuatu yang pada mulanya.
Namun setelah guru berusaha untuk memusatkannya dan menangkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
perhatian siswa pada peristiwa pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu
menjadi berangsur-angsur berkurang. Oleh karena itu, guru harus
mengupayakan semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan
perencanaan materi agar terjadi proses pembelajaran di dalam maupun di
luar kelas.
Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan
sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk
interaksi sosial kultural melalui media masa. Dalam konteks pendidikan
non formal justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi
dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain
sebagainya. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan
lingkungan.
Jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran yaitu inisiasi,
fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Hal ini menujukkan bahwa
unsur kesengajaan dari pihak diluar individu yang melakukan proses
belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau kolektif dalam suatu
sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang
dikemukakan oleh para ahli. Diantaranya menurut Nasution yang dikutip
H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1998: 51) dalam
Kristiyanto (2010) bahwa “perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai
segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.(hlm. 125)
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa
untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam
proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
tepat. Menurut Sanjaya dalam Kristiyanto (2010) menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan
pembelajaran diantaranya:
1. Berpusat pada siswa 2. Belajar dengan melakukan 3. Mengembangkan kemampuan sosial 4. Mengembangkan keingintahuan,imajinasi dan fitrah 5. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah 6. Mengembangkan kreatifitas siswa 7. Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi 8. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9. Belajar sepanjang hayat (hlm. 125).
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar
yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
c. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan suatu keharusan dibuat oleh
seorang guru, dosen sebagai pedoman atau kerangka kerja dari bidang-
bidang studi pelajaran yang diajarkan oleh guru dan dosen kepada individu
atau siswa, mahasiswa (peserta didik) merasa cocok. Tujuan intruksional
merupakan pengejawantahan kerangka kerja secara operasional yang
dibuat dalam bentuk silabus sebagai rencana pembelajaran sebagai pokok-
pokok bahasan yang akan diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas.
Tujuan pembelajaran merupakan suatu keharusan bagi dosen,
guru (pendidik) dalam rangka merumuskan atau merancang bahan
pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Dengan demikian, menurut
Yamin (2008) ada beberapa keuntungan yang diperoleh gurru dan dosen,
apabila menggunakan tujuan yang jelas dan benar, antara lain adalah:
1) Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat
2) Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
3) Guru dapat menetapkan beberapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaliknya disajikan dalam jam pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4) Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat. Artinya peletakan masing-masing materi pelajaran akan memudahkan siswa dalam memperbaiki isi pelajaran.
5) Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi pembelajaran yang cocok dan menarik.
6) Guru dapat dengan mudah, tepat dan cukup waktu untuk mempersiapkan bebagai keperluan peralatan maupun bahan yang diperlukan dalam mengajar.
7) Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
8) Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan intruksional (hlm. 25).
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan
pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi
melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu
akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu
tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan
antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.
d. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti “tengah”,
“perantara” atau “pengantar”. Pribadi (2009) mengatakan bahwa, “Media
adalah sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
aktivitas belajar” (hlm. 131). Media dalam pembelajaran adalah sebuah
perantara yang digunakan dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan
pesan yang disampaikan guru, sehingga siswa dapat memahami materi
yang diajarkan. Mukhtar dan Iskandar berpendapat “Pemanfaatan media
adalah penggunaan media secara sistematik dari sumber-sumber yang
ditujukan bagi siswa, proses penggunaan media adalah merupakan proses
pengambilan keputusan (decision making) berdasarkan pada spesifikasi
desain instruksional” (hlm. 209). Bataraya menyatakan “secara umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien”
(2011).
Dengan menggunakan media pembelajaran akan mendapatkan
manfaat yang mempermudah guru dalam memnyampaikan bahan ajar.
Seorang ahli, Arsyad (2009) mengatakan:
Beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran, yaitu: a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
d) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya (hlm. 25-27) Pentingnya media pembelajaran guna meningkatkan mutu
pembelajaran telah disadari oleh guru, tetapi masih banyak guru yang
belum memanfaatkannya dengan maksimal. Semakin berkembangnya
teknologi akan mempermudah penggunaan media dalam pembelajaran.
Dengan penggunaan media yang menarik dan tepat dapat meningkatkan
antusiasme siswa terhadap pembelajaran sehingga siswa lebih aktif sesuai
dengan pandangan konstruktivistik.
Sanjaya (2010) mengklasifikasikan media pembelajaran dilihat
dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam:
(a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti rekaman suara.
(b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara, seperti foto.
(c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekman video (hlm.211- 212).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Sedangkan menurut Mukhtar dan Iskandar (2010), “Media
dikelompokan menjadi dua bentuk yaitu; media siap pakai (media by
ultilization) dan media rancangan yang dipersiapkan secara khusus untuk
maksud atau tujuan pembelajaran (media by design)” (hlm. 211).
Selanjutnya Mukhtar dan Iskandar menggolongkan media pembelajaran
berdasarkan jenisnya, yaitu:
Tabel 1. Penggolongan Media Pembelajaran Berdasarkan Jenisnya
Dari berbagai macam media yang telah dijabarkan diatas tidak
semua bisa digunakan dalam setiap proses pembelajaran. Pemilihan media
tergantung dari kompetensi yang akan dicapai, materi yang diajarkan,
karakteristik siswa serta penyediaan media pembelajaran disekolah.
Dengan pemilihan media pembelajaran yang tepat diharapkan mampu
mengoptimalkan kemampuan peserta didik baik dalam prosesnya maupun
hasil akhirnya.
Kelompok Media pembelajaran Alat bantu ajar Audio
Audio tape (kaset, rol kerol)
Telephone, interkom, internet
Bahan cetak, foto Pengajaran berprogram manual, pegangan modul
Lembaran selebaran, papan tulis, peta, grafik
Gambar diam Slide, filmstrip Slide, lembaran tembus pandang, filmstrip
Audio cetak Lambaran kerja dan tape, peta (diagram) dengan narasi
Audio visual proyeksi Filmstrip dengan narasi, slide bersuara
Gambar bergerak Film tanpa suara Film tanpa suara Gambar bersuara Film berrsuara, videotape,
VCD Film berrsuara, videotape, VCD
Benda (objek) Benda nyata, model nyata (tiruan)
Contoh, benda nyata, model benda (tiruan)
Hubungan pribadi pengalaman langsung (guru, teman)
Permainan, simulasi, karyawisata, diskusi kelompok
. Komputer Pengajaran berbantuan komputer (CAI)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat diartikan sebagai
perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada
saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP juga menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan di
dalam silabus. Langkah-langkah Penyusunan RPP yaitu (a) mengisi kolom
identitas; (b) menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan
yang telah ditetapkan; (c) menentukan SK, KD dan indikator yang akan
digunakan; (c) merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD,
dan Indikator yang telah ditentukan; (d) mengidentifikasi materi ajar
berdasarkan materi pokok atau pembelajaran yang terdapat dalam silabus;
(e) menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan; (f)
menentukan langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti,
dan akhir; (g) menentukan alat/bahan/sumber belajar; (h) menyusun
kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran.
f. Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi di sini yaitu alat yang digunakan untuk
pengumpulan data dan menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan
kriteria tertentu.
g. Lembar Observasi Pembelajaran
Observasi pembelajaran adalah cara-cara untuk menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Lembar
observasi pembelajaran berarti lembar penilaian yang dilakukan pada saat
pembelajaran sedang berlangsung dengan mengamati tingkah laku
individu atau kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai
sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan
membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahjoedi (1999) bahwa,
“pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar secara optimal” (hlm. 121). Berdasarkan
pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan diatas
menunjukkan bahwa, dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua
kejadian secara bersama yaitu: (1) ada satu pihak yang memberi, dalam
hal ini guru, (2) pihak lain yang menerima adalah peserta didik atau siswa.
Kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar
mengajar.
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian integral
yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya
tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran
yang diterapkan oleh guru. Penerapan metode pembelajaran yang
dilakukan seorang guru akan mempengaruhi pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan metode pebelajaran yang
tepat akan dapat membangkitkan motifasi belajar siswa, sehingga akan
mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal. Dalam proses
pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai obyek yang sedang belajar
dan guru sebagai pengajar untuk memberikan materi pelajaran guna terjadi
perubahan pada diri siswa. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang
lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian,
kecakapan atau ketangkasan. Seperti dikemukakan oleh Slameto (1995)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
bahwa, “kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan,
menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan yang diatur sesuai dengan
lingkungan dan yang menghubungkannya dengan subyek yang sedang
diajar” (hlm. 97).
Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada
siswa, maka harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat.
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada
penemuan yang terarah dan pemecahan masalah. Penemuan dan
pemecahan masalah tersebut merupakan pendekatan yang membantu
tercapainya dengan mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
terkendali, dengan seksama menyusun seri-seri pembelajaran yang
memberi urutan pembelajaran terhadap tujuan yang telah dirumuskan.
c. Pergeseran Paradigma Pembelajaran
Pemahaman dan arti pembelajaran yang dianut selama ini telah
mengalami pergeseran yaitu dari penggunaan pendekatan pembelajaran
behavioristik menjadi pendekatan pembelajaran konstruktivistik. Belajar
yang selama ini didasarkan pada konsep stimulus-respons (S-R) atau
behaviorisme berganti menjadi pendekatan yang lebih memperhatikan
hakikat derajat pembelajar (manusia) menjadi lebih manusiawi, yaitu suatu
pendekatan yang menekankan hakikat manusia sebagai makhluk
pembangun (konstruktor) ilmu pengetahuan. Teori tersebut berkembang
dari ide-ide Piaget, Vygotsky, dan teori pemrosesan informasi (teori
kognitif) (Trianto, 2007: 13). Hal ini kemudian lebih dikenal dengan
istilah konstruktivistik dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang mengacu pada teori belajar
behavioristik memandang bahwa perilaku yang dapat diamati diukur dan
dinilai merupakan hasil pembelajaran individu. Pemahaman tersebut
sangat berbeda dengan pemahaman pendekatan pembelajaran yang
mengacu pada teori belajar konstruktivistik. Pendekatan ini lebih
menekankan pada perlunya proses mental personal agar dilibatkan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
aktif dalam menempuh proses belajar dan membangun pengetahuan.
Sehingga belajar lebih diartikan sebagai sebuah proses konstruktivitas dari
pengetahuan yang bermakna dari pada hanya sekedar mengingat dan
menghafal hal yang bersifat faktual (Pribadi, 2009: 154-155).
Merekonstruksi mindset guru dari cara mengajar berdasarkan
behaviorisme ke arah konstruktivisme bukanlah hal yang mudah, perlu
pemahaman dan penafsiran mendasar dari para guru tentang pengertian
pola pembelajaran, salah satunya memberikan sosialisasi dan pengetahuan
tentang model-model pembelajaran yang berbasis konstruktivistik
sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat mengarah ke
paradigma baru yang berkembang.
Berikut analisis komparatif antara pembelajaran yang berbasis
behaviorisme (konvensional) dengan konstruktivisme.
Tabel 2. Komparasi Konstruktivisme dan Behaviorisme
KONSTRUKTIVISME BEHAVIORISME
Kegiatan belajar bersandar pada materi hands-on
Kegiatan pembelajaran bersandar pada tex-books
Presentasi materi dimulai dengan keseluruhan kemudian ke bagian-bagian
Presentasi materi dimulai dengan bagian-bagian kemudian keseluruhan
Menekankan pada ide-ide atau pengetahuan besar
Menekankan pada kemampuan-kemampuan dasar
Guru mengembangkan materi dengan tetap mendasar pada kurikulum
Guru mengikuti kurikulum secara pasti
Guru menyiapkan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa aktif untuk menemukan informasi (pengetahuan)
Guru mempresentasikan informasi kepada siswa secara penuh
Siswa dituntut aktif Guru selalu aktif (Brooks dalam Suprijono, 2008: 36)
Kemudian Degeng dalam Suprijono (2008) mengkomparasikan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Tabel 3. Komparasi Behaviorisme dan Konstruktivisme dari Segi Aspek
ASPEK BEHAVIORISME KONSTRUKTIVISME Sifat pengetahuan
Pengetahuan bersifat objektif, pasti, tetap, terstruktur
Non objektif, berkembang, temporer
Belajar Belajar adalah perolehan pengetahuan
Belajar merupakan pemahaman dan pemaknaan pengetahuan
Mengajar Memindahkan pengetahuan dari pengajar kepada orang yang belajar
Menggali makna
Fungsi mind Fungsi mind adalah menjiplak struktur pengetahuan
Menginterpretasi pengetahuan sehingga muncul makna yang unik
Pembelajaran Pembelajar diharapkan mempunyai pengetahuan yang sama mengenai materi yang dipelajari
Pembelajar bisa mempunyai pemahaman yang berbeda tentang materi yang dipelajari
Pengelolaan Pembelajaran
Pembelajaran ditetapkan oleh aturan-aturan yang central (terpusat pada guru)
Pembelajaran menggunakan aturan dari kesepakatan siswa yang dikomunikasikan dengan guru
Fungsi Guru sebagai pengajar Guru sebagai fasilitator Penilaian Mengacu pada hasil saja Proses menjadi hal yang
dinilaiAktivitas siswa
Ketaatan merupakan keberhasilan pembelajaran
Kebebasan dipandang sebagai aspek yang mempengaruhi keberhasilan
Tujuan Pembelajaran
Menekankan pada penambahan pengetahuan
Menekankan pada penciptaan pemahaman yang diinterpretasikan menjadi aktivitas, kreativitas dan produktivitas.(hlm.37-38)
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan
konstruktivistik mengarah pada asumsi bahwa manusia mengembangkan
dirinya untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran baik secara
personal maupun sosial dalam usaha membangun ilmu pengetahuan.
Dalam pandangan konstruktivisme seorang guru bertugas untuk
menciptakan lingkungan belajar yang sering diistilahkan “scenario of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
problems” yang mencerminkan adanya pengalaman belajar yang otentik
(riil) dan dapat diaplikasikan dalam situasi nyata.
3. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Gagnon dan Collay dalam Pribadi (2009), “Model
adalah keseluruhan, struktur, kerangka, rencana atau outline dan urutan
dari kegiatan” (hlm. 58). Riyanto (2009) mendefinisikan model sebagai,
“Prosedur terorganisasi yang mencakup langkah-langkah dalam
menganalisis, mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengadakan
evaluasi” (hlm. 20). Selain itu, Pribadi berpendapat “Model juga dapat
diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan
sebelum melakukan tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah
kegiatan“ (hlm. 58). Proses perencanaan sebelum melakukan tindakan
merupakan langkah awal untuk mempermudah jalannya kegiatan. Dalam
hal ini mendesain sangat diperlukan, seperti halnya dalam pembelajaran
perlu adanya model pembelajaran untuk mempermudah jalanya proses
pembelajaran.
Kemudian istilah model berkembang jika dimaknai sebagai
disiplin, ilmu, sistem dan proses. Yulaelawati (2009) menyatakan “Dalam
hal ini model dimaknai sebagai sistem yaitu model pembelajaran
merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan pelaksanaannya yang
meliputi prasarana, sarana, media dan prosedur untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran” (hlm. 58). Lebih lanjut Pribadi (2009) menjelaskan,
“Model pembelajaran yaitu suatu keseluruhan proses yang dilakukan
untuk menganalisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta
pengembangan sistem penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang dimaksud” (hlm. 58). Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah proses sistematik
yang dilakukan oleh guru atau pelaksana pembelajaran dengan
menerjemahkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
rancangan yang dikembangkan dan kemudian diimplementasikan dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran
1) Dasar atau Fondasi Profesionalitas (Professional Foundation)
Kemampuan mendasar yang harus dimiliki oleh seorang
perancang atau designer model pembelajaran adalah kemampuan
profesional, meliputi: (a) mampu berkomunikasi secara efektif dengan
menggunakan sarana visual, verbal dan tulisan; (b) menerapkan hasil
studi dan teori mutakhir dalam mempraktikkan desain sistem
pembelajaran; (c) memperbarui dan memperbaiki kualitas pengetahuan
(up to date information) termasuk di dalamnya kemampuan ilmu,
keterampilan ataupun sikap; (d) menerapkan keterampilan yang terbaru
berdasarkan hasil riset tentang desain pembelajaran; (e) mengidentifikasi
implikasi legal dan etis dari penerapan sistem desain pembelajaran.
2) Kemampuan Perencanaan dan Analisis (Planning and Analize)
Seorang guru hendaknya mampu melakukan perencanaan dan
analisis. Berikut beberapa kompetensi perencanaan dan analisis yang
harus dimiliki: (a) melaksanakan analisis kebutuhan; (b) merancang
program dengan mengacu kurikulum; (c) memilih dan menggunakan
berbagai teknik untuk melaksanakan pembelajaran atau latihan; (d)
menganalisis lingkungan tempat berlangsungnya pembelajaran; (e)
menganalisis karakteristik teknologi yang tersedia dan tengah
berkembang pemanfaatannya dalam lingkungan pembelajaran; (f)
menganalisis unsur-unsur situasional sebelum membuat rancangan solusi
dan strategi yang bersifat final.
3) Kemampuan Perancangan dan Pengembangan (Design and
Development)
Beberapa kompetensi dalam perancangan dan pengembangan
meliputi: (a) memilih, memodifikasi dan mengembangkan model yang
tepat; (b) memilih dan menggunakan berbagai teknik untuk membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
penjelasan sistematika dan strategi pembelajaran; (c) memilih dan
memodifikasi materi pembelajaran tanpa menghilangkan unsur pokok
dari kurikulum; (d) mengembangkan materi sesuai kebutuhan dan
karakteristik siswa; (e) mengevaluasi dan menilai program pembelajaran
serta dampaknya terhadap pencapaian kompetensi siswa.
4) Kemampuan Implementasi dan Manajemen (Implementation and
Management)
Kemampuan dalam melaksanakan dan mengelola program model
pembelajaran meliputi: (a) merencanakan dan mengelola aktivitas
pembelajaran; (b) meningkatkan kolaborasi kemitraan dengan personil
yang terlibat; (c) menerapkan keterampilan manajemen dan atau
leadership; (d) mengimplementasikan program pembelajaran yang
inovatif, efektif dan efisien menuju situasi belajar yang aktif. Dari
beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa para perancang
dan pengelola program desain pembelajaran perlu memiliki kemampuan
dalam hal menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan,
mengelola, dan mengevaluasi program pembelajaran yang inovatif,
efektif dan efisien sehingga tujuan-tujuan yang dimaksud dapat tercapai
dan pembelajaran terkesan menarik pada siswa.
4. Definisi Model Pembelajaran ADDIE
Salah satu model pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan
dasar sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model
ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase ataupun
tahap utama, yaitu (1) Analysis, (2) Desain, (3) Development, (4)
Implementation, (5) Evaluation.
Berikut penjelasan dan deskripsi model ADDIE (Analysis, Desain,
Development, Implementation, Evaluation) menurut Pribadi. (2009: 128-137).
a) Analysis
Analisis merupakan langkah pertama dari model pembelajaran
ADDIE. Langkah analisis melalui dua tahap yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1) Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan
mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan
solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan
manajemen.
2) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk
menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu
dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.
Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai
solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.
b) Design
Desain merupakan langkah kedua dari model pembelajaran
ADDIE. Langkah ini merupakan inti dari langkah analisis karena
mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang
berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. Langkah penting
yang perlu dilakukan untuk menentukan pengalaman belajar yang perlu
dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran serta langkah
desain harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran
dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan performa yang
terjadi pada siswa.
c) Development
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam
mengimplementasikan model pembelajaran ADDIE. Langkah
pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi
bahan ajar. Dengan kata lain, mencakup kegiatan memilih, menentukan
metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan
dalam menyampaikan materi atau substansi program. Dalam melakukan
langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai antara
lain (1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sebelumnya; (2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d) Implementation
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan
langkah keempat dari model pembelajaran ADDIE. Langkah implementasi
sering diasosiasikan dengan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini
memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari
guru atau instruktur kepada siswa.
e) Evaluation
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model pembelajaran
ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan
nilai terhadap program pembelajaran.
Lima langkah tersebut merupakan arahan untuk mencapai tujuan-
tujuan instruksional yang efektif, efisien dan menarik. Guru harus
melaksanakan fase-fase yang ada dalam prinsip-prinsip ADDIE dan siswa
pun harus aktif dalam pembelajaran. Adapun resume fase pembelajaran
ADDIE sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 4. Sintak Model Pembelajaran ADDIE
Fase Kegiatan Guru
Analysis Guru menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa.
Design Guru menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran.
Development Guru memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran.
Implementation Guru melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan model program pembelajaran.
Evaluation Guru melakukan evaluasi program pembelajaran dan hasil belajar.
Dilihat dari perkembangan generasi pembelajaran, ADDIE merupakan
model pembelajaran generasi konstruktivistik yang dilatari oleh beberapa teori,
yaitu teori sistem, teori komunikasi, teori belajar, dan teori pembelajaran.
Pribadi, (2009) berpendapat mengenai teori-teori tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(1) Teori sistem memandang bahwa pembelajaran merupakan suatu komponen-komponen yang berhubungan menjadi suatu sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Output dari sebuah komponen merupakan input bagi komponen-komponen yang lain;
(2) Teori komunikasi merupakan suatu aspek yang difungsikan dalam model pembelajaran untuk mendiskripsikan tentang cara pesan dan informasi yang dikomunikasikan dari seseorang yang berperan sebagai sumber atau fasilitator kepada pembelajar;
(3) Teori belajar dan pembelajaran merupakan prinsip-prinsip yang menjelaskan tentang bagaimana individu belajar serta memeroleh pengetahuan dan keterampilan yang baru serta bagaimana designer atau perancang memahami dan memanfaatkan prinsip-prinsip tersebut agar dapat merancang pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik (hlm. 74-80).
5. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini lebih sering
disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu
dalam proses pendidikan pengajaran.
Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan
yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca
indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu
maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang
diperoleh. Dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk
mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga
mempermudah persepsi.
Seseorang atau masyarakat di dalam proses pendidikan dapat
memperoleh pengalaman/pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu
pendidikan. Tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-
beda dalam membantu persepsi seseorang.
b. Manfaat Alat Bantu Pembelajaran
Secara terperinci, manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut:
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa.
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan.
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain.
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik pelaku pendidikan.
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. Seperti
diuraikan di atas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima
melalui indera. Menurut penelitian para ahli indera, yang paling banyak
menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih
75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan
melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur melalui
indera yang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih
mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan
pendidikan.
9) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui kemudian lebih
mendalami dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik. Orang
yang melihat sesuatu yang memang diperlukan akan menimbulkan
perhatiaannya. Dan apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan
memberikan pengertian baru baginya yang merupakan pendorong untuk
melakukan/memakai sesuatu yang baru tersebut.
10) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. Di dalam menerima
sesuatu yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk
melupakan atau lupa. Untuk mengatasi hal tersebut, AVA akan
membantu menegakkan pengetahuan-pengetahuan yang telah diterima
oleh manusia sehingga apa yang diterima akan lebih lama tinggal /
disimpan didalam ingatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c. Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik
Suatu alat pembelajaran dapat dikatakan baik, apabila mempunyai
tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan/pengertian, pendapat dan
konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/
kebiasaan yang baru. Selain itu, alat bantu harus efisien dalam
penggunaanya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas
dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu
perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh
seluruh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau
dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar. Sedangkan
yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah
untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih
mudah dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. Diperoleh
1 April 2012 dari (http://www.geocities.ws/klinikikm/pendidikan-
perilaku/alat-bantu.htm.
6. Pembelajaran Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin
dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu
secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya
pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek mental, emosional,
sosial, dan spiritual.
Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk
memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan
gerakan secara aman, efisiean dan afektif. Pengalaman tersebut
dilaksanankan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat
meningkatkan siakp positif bagi diri sendiri sebagai pelaku, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup
seseorang, sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif.
Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani
amat berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain.
Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai
ketrampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis,
mengembangkan ketrampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan
memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.
Satu kekhasan pembelajaran pendidikan jasmani dibanding pembelajaran
lain yaitu, dalam mengembangkan wilayah psikomotor, yang biasanya
dikaitkan dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani siswa dan
pencapaian geraknya.
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
Sebagai mata pelajaran yang menitikberatkan perhatian pada
ranah jasmani dan psikomotor, tetapi tidak mengabaikan ranah kognitif
dan afektif, pelajaran pendidikan jasmani mencakup materi (1) kesadaran
akan tubuh dan gerakan, ketrampilan motorik dasar, (2) kebugaran
jasmani, aktifitas jasmani, seperti permainan, gerakan ritmik dan tari,
aquatic (bila memungkinkan), dan senam (3) aktifitas pengkondisian
tubuh, modifikasi permainan dan olahraga, (4) olahraga perorangan,
berpasangan, dan tim, (5) ketrampilan hidup mandiri di alam terbuka,(6)
dan gaya hidup aktif dan sportif.
Pendidikan jasmani untuk SMP meliputi (1) ketrampilan dan
pengetahuan untuk menyusun program latihan, memelihara dan
meningkatkan kebugaran jasmani, (2) ketrampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dan aktivitas
jasmani, (3) sikap sportif dan perilaku gaya hidup aktif. (Depdiknas,2003 :
2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Fokus Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP
Program pendidikan jasmani menekankan tentang pentingnya
latihan sebagai akibat meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani
siswa. Siswa ingin belajar berbagai tingkat ketrampilan dan berbagai
cabang olahraga. Siswa juga ingin berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas
yang bermanfaat baginya dalam memanfaatkan waktu luang. Pada tingkat
usia ini anak ingin bermain secara harmonis dengan orang lain sebagai
tempat di mana siswa dapat belajar menghargai siswa lain. Program
pendidikan jasmani harus memberikan suatu perubahan langkah dalam
kegiatan akademik.
Menurut Samsudin (2008) program pendidikan jasmani pada
sekolah lanjutan meliputi hal-hal berikut:
1) Mencintai olahraga tim dan regu 2) Kegembiraan dan minat dalam kepalatihan olahraga 3) Pengelompokan ke dalam bagian-bagian tentang pokok bahasan
(subject matter) 4) Kelompok siswa yang berminat untuk bekerja dan beraktivitas 5) Kepuasaan yang diperoleh dalam melihat siswa mentransfer
keterampilan dari kelas pendidikan jasmani kegiatan di dalam sekolah (intramural)
6) Tantangan yang membimbing siswa untuk melewati periode yang canggung, transisional dari ketidaktenangan dan ketidaktentuan pada masa sekolah lanjutan pertama
7) Inspirasi yang diperoleh dari bekerja dengan staf dan kolega professional yang lain
8) Mencintai makin banyak permainan dan aktivitas dengan organisasi ( hlm. 350).
d. Karakteristik Pembelajaran Penjas bagi Siswa SMP
1) Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di
SMP, yang mempelajari dan mengkaji gerak manusia secara
indisipliner. Gerak manusia aktivitas jasmani yang dilakukan secara
sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan keterampilan
motorik, mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya
hidup yang aktif. Aktivitas jasmani yang dilakukan berupa aktivitas
bermain, permainan, dan olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan interdisipliner, karena
melibatkan berbagai ilmu seperti anatomi, fisiologi, psikologi.
Pendukung utama pendidikan jasmani adalah ilmu keolahragaan yang
mencakup filsafat olahraga, sejarah olahraga, sosiologi olahraga,
fisiologi olahraga dan biomekanika olahraga.
3) Materi pendidikan jasmani merupakan kajian terhadap gerak manusia
yang dikemas dalam muatan yang esensial, faktual dan aktual. Materi
ini disampaikan dalam rangka memberikan kesempatan bagi siswa
untuk tumbuh kembangkan secara proporsional, rasional,
psikomotorik, kognitif, dan afektif. Agar pencapaian tujuan tersebut,
proses pembelajaran yang dilaksanakan harus menyenangkan, meng-
gembirakan dan mencerdaskan siswa. (Depdiknas, 2003).
7. Hakikat Pembelajaran Lempar Lembing
a. Pengertian Lempar Lembing
Lempar lembing merupakan salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Lembing terdiri dari 3 bagian yaitu: mata lembing, badan lembing dan tali pegangan.Badan lembing terbuat dari kayu atau metal dan mata lembing yang runcing terpasang diujung depan mata lembing. Tali pegangan (melilit badan lembing) berada di titik berat badan lembing dipasang tanpa benjolan atau pun gerigi pada badan lembing. Adapun dalam peraturan untuk panjang dan berat lembing yang digunakan seperti dikutip dalam Syarifudin (1992) adalah sebagai berikut:
1) untuk putra: panjang lembing putra= 2,60 m - 2,70 m, berat= 800 gram (antara 805-825) sedangkan, 2) untuk putri 2,20 m- 2,30 m, berat: 600 gram (antara 605-620). 3) baik untuk putra maupun untuk putri, pada titik tengah (di tengah-tengah) lembing dililit dengan tali yang terbuat dari benang sepanjang kurang lebih 150- 160 mm, yaitu untuk peganganya ( hlm. 86).
Berdasarkan gaya lempar lembing, Riyadi (1985) menyatakan
bahwa:
Sampai saat ini hanya ada dua macam gaya dalam lempar lembing yang banyak dipakai yaitu gaya jingkat/ hop step dan gaya langkah silang/ cross step. Di samping itu sebenarnya ada pula gaya berputar, tetapi gaya ini tidak boleh dipakai karena gerakan melempar lebih cenderung berubah menjadi gerakan melontar (hlm. 137).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Pendapat tersebut menunjukan bahwa, gaya lempar lembing yang
digunakan sampai sekarang ada dua macam yaitu (1) gaya langkah silang
(cross tep) yaitu gaya yang banyak di pakai oleh para juara, awalan ini
diakhiri dengan satu langkah silang di muka untuk mengambil posisi
lempar. (2) gaya hop step (jingkat). Berikut ini akan dibahas lebih lanjut
lempar lembing gaya hop step atau jingkat.
b. Lempar Lembing Gaya Hop Step
Lempar lembing gaya hop step merupakan gaya lempar lembing
yang pelaksanaanya sebelum melempar dilakukan langkah jingkat.
Berkaitan dengan lempar lempar lembing gaya hop step Riyadi (1985)
menyatakan, “lempar lembing langkah jingkat adalah saat akan mengambil
posisi/ sikap lempar didahului dengan gerakan jingkat (hop)” (hlm. 138).
Prinsip dari hop step atau langkah jingkat itu bertujuan untuk
membuat posisi lempar, atau sikap akan melemparkan lembing kemudian
mendarat. Tujuan dari pendaratan ini adalah menurut Bremicker (2012) “our
primary goal was to achieve an exactly measurable landing of the javelin so
that it was no longer completely up to the discretion of the judge on the
infield to declare a throw valid or in- valid” (hlm 3).
Adapun pelaksanaan gerakan jengket atau hop menurut Syarifudin
(1992) sebagai berikut:
(1) Tentukan terlebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checkmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari awalan, tanda ke dua untuk melakukan jingkat; (2) Pada waktu kaki kanan menginjak atau sampai pada tanda yang kedua, kaki kanan tersebut melakukan gerakan jingkat ke depan. Pada saat kaki kanan mendarat, lembing diturunkan dibawa ke belakang; (3) Ketepatan dan keberhasilan untuk membuat gerakan jengket (hop) dibutuhkan tanda (checkmark) yaitu tanda pertama untuk memulai lari awalan, tanda kedua untuk melakukan jengket. Dengan menggunakan tanda atau checkmark, maka gerakan jingkat dapat dilakukan dengan tepat, sehingga dapat mendukung gerakan selanjutnya dan hasil belajar dapat diperoleh secara optimal (hlm. 166).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c. Teknik Lempar Lembing Gaya Hop Step
Teknik lempar lembing telah mengalami perkembangan dari teknik
yang diciptakan oleh bangsa Swedia sebelum perang dunia I, kemudian
bangsa Finlandia, bangsa Polandia, dan Uni Soviet setelah tahun 1945 dan
kemudian bangsa Finlandia kembali mengembangkan teknik baru. Namun
teknik yang diterima sebagai paradigma baru yaitu saat persiapan
melemparkan lembing harus ditarik atau didorong lurus ke belakang untuk
meluruskan sumbu bahu dan membuat lengkung punggung yang diperlukan
untuk melempar dengan baik, titik pusat busur harus sedekat mungkin
dengan lembing. Teknik lempar lembing agar bisa meningkat dan jaraknya
baik harus dilakukan latihan yang terprogram. Collyer (2012) menyatakan,
“exercises and weight training programs give you the greatest
improvements in throwing distance” (hlm12).
Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan teknik pelaksanaan
lempar lembing gaya hop step sebagai berikut :
1) Cara Memegang Lembing
Yang dimaksud dengan cara memegang lembing adalah cara-
cara memegang lembing yang pada umumnya dipelajari. Cara
memegang lembing ada 3 macam antara lain: (a) Cara biasa (Amerika
style) yaitu dengan cara: Ibu jari dan jari telunjuk berada di pangkal
bulatan lembing, sedangkan jari lainnya menelakup wajar. (b) Cara
finlandia (Fin style) yaitu dengan cara: Ibu jari dan jari telunjuk bertemu
pada ujungnya tepat di pangkal balutan, jari telunjuk agak lurus keatas,
jari lainnya menelangkup wajar. (c) Cara menjepit (Tang Style) yaitu
dengan cara: Jari tengah dan jari telunjuk sebagai tumpu pegangan,
saling menjepit, ibu jari dan jari lainnya menelakup wajar. (Slamet S. R,
1994: 9).
A B C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G
2) Car
mem
mem
lem
disa
disa
lem
dap
men
mem
kep
3) Ger
yait
men
adal
Gambar 1. C
ra Membaw
Yang
mbawa lemb
mbawa lemb
mbing lurus
amping bada
amping dada
mbing dipega
at menuju
ndatar. (c)
mbawa lemb
ala.
rakan Lemp
Geraka
tu lengan y
nyamping se
lah sebagai b
Menentukjumlahnyapada langkserong atlangkah pekanan sam
Cara MemegFinla
(S
wa Lembing
dimaksud d
bing pada s
bing ada 3
kebelakan
an segaris
a. (b) Tangan
ang setinggi
serong atas
Seperti ca
bing diangk
Gambar 2(S
par Lembin
an lempar di
yang memb
ektor, geraka
berikut:
kan tanda-tana pertama tekah 13. Peleas. Genggaertama dilak
mpai pada tan
gang Lembinandia), C (GaSlamet S. R,
dengan cara
saat melakuk
macam an
ng serong
dan menem
n yang mem
telinga dan
s dan seron
ra yang ke
kat lebih ti
2. Cara Memlamet S. R,
ng
ilakukan sete
bawa lembin
an selanjutny
nda (checkmmpat start, k
empar berdirman pada
kukan denganda kedua. S
ng : A (Gayaaya Menjepit1994: 10)
a membawa
kan lari men
ntara lain: (
ke bawah.
mpel pada le
mbawa lembin
tepat diatas
ng bawah d
edua, tetapi
nggi lagi. P
mbawa Lemb1994: 10)
elah mendap
ng lurus ke
ya yang dije
mark), tandakedua pada lri tegak, matlembing sed
an kaki kananSekarang lari
a Amerika), t)
lembing a
ngambil aw
(a) Tangan
. Lembing
engan, ujun
ng dilipat+/-
s bahu. Posi
dan dapat
i sikap tan
Posisi lemb
mbing
pat posisi sik
ebelakang d
elaskan Baso
a yang diperlangkah 7, ya lembing mdang-sedangn. Pada langinya diperce
30
B (Gaya
adalah cara
walan. Cara
membawa
dipegang
ng lembing
- 90 derajat
isi lembing
pula lurus
ngan yang
bing diatas
kap lempar
dan badan
oeki (2003)
rgunakan 3 yang ketiga menunjukan g saja dan gkah 7 kaki epat sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lem
¾ kecepadengan kayang langdilakukan mendarat persiapan disertai mPosisi tangatas depansasaran (sbelakang, sikap tangdan saat igerak lectangan, kadilangkahkbelakang badan). Ssama dengsedikit dakanan; lelemparan ±
Gambar 3.
Bebera
mbing antara
atannya. Daaki kiri. Langgsung samp
langkah janserong ke lempar. Ta
memutar pingan tetap dian serta lewatserong atas).
dan diterusgan kanan suitu pula lem
cutan pergelaki yang bekan kedepa(sebagai gelanjutnya,gan gaya Finari bahu kanembing mel± 40 derajat
Rangkaian (
apa hal yang
lain dideskri
ari tanda kegkah ketiga bai tanda kengkit dengakanan. Ini
angan yang nggul diikutiangkat tinggt diatas bidan. Gerakan bskaan melur
udah lurus dambing segeralangan tangelakang atauan mengganarak lanjutbagaimana nlandia. Lemnan; lembinluncur deka(hlm. 112).
Gerakan LeSlamet S. R,
g perlu diperh
ipsikan dalam
edua yaitu lbelas dilakuk
e 3. Begitu an kaki kanai adalah lanlurus tadi s
i badan mengi dan arah leng bahu. Panerikutnya adruskan kaki an diputar kea dilepas dagan. Setelahu kanan (unntikan kaki t untuk meteknik lempmbing lepasg meluncur at kepala s
empar Lembi, 1994: 11)
hatikan dala
m tabel-tabe
langkah 8, kan dengan kaki kanan
an ini. Ujunngkah pertasegera diteknuju sektor embing menndangan tertdalah meluru
depan. Padedepan dari ari genggamh lembing ntuk yang ti
kiri yang enjaga keseparan dikerja agak sedikdekat kepa
sebelah kan
ing Gaya Ho
am mempelaj
el berikut:
31
diteruskan kaki kanan
n mendarat ng kaki ini ama dalam kuk dengan
lemparan. nuju serong tuju kearah uskan kaki da saat itu atas kepala
man disertai lepas dari idak kidal) diayun ke eimbangan akan adalah it ke muka ala sebelah nan; sudut
op Step
ajari lempar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 5. Hal-Hal yang Harus Dihindari Hal-Hal yang Harus Dihindari 1) Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh (menggenggam) 2) Meloncat ke atas pada langkah terakhir 3) Melakukan dua kali atau lebih langkah silang 4) Membawa kedua bahu menghadap ke depan 5) Pinggul di tekuk sehingga badan membungkuk ke depan 6) Membengkokkan lengan lempar pada saat memulai lemparan 7) Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri 8) Melempar berputar melalui samping badan
Tabel 6. Hal-Hal yang Disarankan Hal-Hal yang Harus Diutamakan
1) Memegang lembing sepanjang jalur lengan 2) Melebarkan langkah terakhir dan membengkokan secara perlahan
tungkai kanan. 3) Berlari lurus selama melakukan awalan. 4) Bawalah berat badan melewati tulang belakang. 5) Dapatkan sebuah pilinan antara tubuh bagian atas dan bagian bawah. 6) Luruskan lengan-lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi
menghadap ke atas. 7) Langkahkan tungkai kiri jauh ke depan dan cakarkan. 8) Busurkan badan dalam posisi lempar dan bawalah siku ke atas
sewaktu melakukan lemparan. d. Tujuan Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step di SMP
Setiap pembelajaran dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu,
begitu pun dalam pembelajaran pokok bahasan lempar lembing gaya hop
step. Sebagai bagian dari materi sub-pokok mata pelajaran penjasorkes
tujuan dari pembelajaran lempar lembing gaya hop step mempunyai tujuan
yang tidak terlepas dari tujuan pendidikan jasmani secara umum menurut
Depdiknas (2006) yaitu:
(1) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan gerak; (2) meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalamnya (sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis); (3) memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif (hlm 2-3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sedangkan dilihat dari perkembangan anak kelas VIII, secara
umum pembelajaran lempar lembing gaya hop step sebagai materi yang
disampaikan di kelas VIII mempunyai tujuan untuk mengembangkan teknik
dasar siswa. Tujuan umum tersebut dapat terealisasi dengan tercapainya
tujuan-tujuan khusus dalam pembelajaran tersebut sebagaimana
dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh
guru dengan mengacu pada kurikulum dan silabus mata pelajaran
Penjasorkes untuk kelas VIII SMP, antara lain: (1) siswa dapat melakukan
teknik dasar memegang lembing; (2) siswa dapat melakukan teknik dasar
membawa lembing; (3) siswa dapat melakukan teknik dasar melempar
lembing gaya hop step; (4) siswa dapat melakukan lomba lempar lembing
gaya hop step dengan peraturan yang dimodifikasi. Siswa usia kelas VIII
juga termasuk usia masa bermain sehingga materi dalam pembelajaran pun
cocok jika disajikan dalam bentuk permainan. Wardani (2009)
menyebutkan, ”Mempelajari dunia permainan berarti kita sadar akan
pentingnya pertumbuhan anak kita dan lebih jauh kita ikut membantu secara
tidak langsung, mencoba mengkaji alternatif metodologi belajar baru
untuknya” (hlm. 24).
Selain itu dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step juga
mempunyai tujuan agar siswa mempunyai perubahan dalam watak dan
perilaku yaitu dengan memperhatikan nilai-nilai proses yang terkandung
dalam pembelajaran seperti nilai keberanian, percaya diri, semangat,
toleransi dan tanggung jawab.
8. Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step dengan ADDIE Pembelajaran dengan model ADDIE dalam lempar lembing gaya hop
step disesuaikan dengan langkah-langkah menganalisis dan mensintesis model
ADDIE dengan lempar lembing gaya hop step yang mengarah pada 4 (empat)
pengembangan.
Pada pokok bahasan lempar lembing gaya hop step di kelas VIII ini
ADDIE merupakan model yang bisa menggunakan teknologi media video
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
(gambar bergerak) sebagai contoh (modeling) gerakan dalam permainan.
Teknologi video dapat memberi keuntungan optimal jika dimanfaatkan sesuai
dengan potensi yang ada. Siswa dapat belajar melalui unsur suara (audio) dan
gambar (visual) secara simultan. Pribadi menyatakan “Media ini dimanfaatkan
untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan yang realistik dan konkrit”
(hlm. 146-147). Video yang dimaksud adalah video contoh latihan dalam
kegiatan pembelajaran lempar lembing gaya hop step yang telah didesain dan
disesuaikan oleh peneliti dengan prinsip ADDIE. Latihan gerakan tersebut
mengarah pada lempar lembing gaya hop step dengan bentuk permainan agar
siswa tidak terkesan bosan sehingga mudah untuk mengikuti, menirukan, serta
mengembangkan gerakan yang dimaksud. Saputra (2001) menyatakan “tujuan
gerakan lempar lembing gaya hop step yang dimaksud mengarah pada 4
(empat) pengembangan pembelajaran yaitu : (a) Kebugaran jasmani; (b) Skill
(keterampilan); (c) Kerjasama dan; (d) Aspek kompetitif” (hlm. 179-188).
Berikut Sintak dan Matrik Analisis, Sintesis Desain ADDIE untuk
lempar lembing gaya hop step Kelas VIII SMP :
Tabel 7. Sintak Pengembangan Kebugaran Jasmani dengan Model ADDIE
dalam Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step
Matrix ADDIE
Analysis Desain Deve lopment
Implemen tation
Evalua tion
Pengembangan kebu garan jasmani
Mengalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step.
Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan setrategi pem belajaran.
Memproduksi bahan ajar yang akan digunakan.
Melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan program pembelajaran.
Mengevaluasi aktivitas pembelajaran pengembangan kebugaran jasmani.
Kebutuhan siswa dalam meningkatkan kebugaran jasmani
Penerapan permainan, menggunakan metode pembelajaran bermain, inquiri dan
Menyusun bahan ajar pengembangan kebugaran jasmani dalam
Menerapkan pembelajaran pengembangan kebugaran jasmani dengan memperlihatka
Mengevaluasi aktivitas siswa dengan memberikan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
n
2
Berik
1) L
pada
pelem
deng
2) M
meja
Pelemp
nya. 1. Lempar
pada Jarak Tertentu
2. Lempar bola di atas meja
kut ini perm
Lempar pada
Siswa me
a jarak tert
mpar dan p
gan berlari m
Gam
Melempar Bo
Siswa me
a sampai bola
Gambar
par
latihan dan strategi pem-belajaran menggunakan media video.
mainan penge
a Jarak Terte
elakukan lem
tentu denga
penangkap l
mengikuti ara
mbar 4. Perm
(S
ola Tenis Ke
elakukan lem
a tersebut ja
r 5. Permain
(Sapu
k
bentuk Rdan pelaksandalam tayanganvideo.
embangan ke
entu
mpar tangkap
an masing-m
lalu siswa y
ah lemparan
mainan Lemp
Saputra, 200
esasaran Bol
mparan kesa
atuh.
nan Lempar
utra, 2001: 1
Arah lemparan
RPP
naan
n
n tayavideokepad
ebugaran jasm
p bola berek
masing anak
yang sudah
bola.
par pada Jara
01: 168)
la yang Dilet
asaran bola
Bola di Atas
164)
Arah lem
Bolavoli
n
angan tersebut
da siswa.
mani yaitu :
kor dengan s
k ada yan
h melempar
ak Tertentu
takan di Ata
yang di leta
s Meja
mparan
35
setelah melaksanakan program pembelajaran tersebut.
satu tangan
g menjadi
berpindah
as Meja
akan diatas
Penangkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 8. Sintak Pengembangan Keterampilan dengan Model ADDIE dalam
Pembelajaran lempar lembing gaya hop step
Matrix ADDIE Analysis Desain Developmen
t Implemen
tation Evalua
tion
Pengembangan
ketrampilan
Mengalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step
Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan setrategi pem belajaran
Memproduksi bahan ajar yang akan digunakan.
Melaksanakan program pem belajaran dengan menerapkan program pembelajaran.
Mengevaluasi aktivitas pembelajaran pengembangan ketrampilan
Kebutuhan siswa dalam pengembangan keterampilan lempar lembing gaya hop step yaitu : latihan Teknik dasar lempar lembing gaya hop step.
1. Lempar bola tangan tanpa awalan
2. Lempar bola tangan diikuti garakan lari
3. Lempar bola tenis berekor diikuti gerakan lari
4. Lempar bola tangan dengan awalan lari
5. Lempar bola tenis berekor pada dinding
Penerapan bahan ajar pengembangan ketrampilan lempar lembing gaya hop step dengan permainan, menggunakan metode pem belajaran bermain, inquiri dan latihan dan strategi pem belajaran menggunakan media video
Menyusun Bahan ajar pengembangan ketrampilan lempar lembing gaya hop step dalam bentuk RPP dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan tayangan video
Menerapkan pembelajaran pengembangadan ketrampilan lempar lembing gaya hop step dengan memperlihatkan tayangan video tersebut kepada siswa.
Mengevaluasi ketram pilan siswa dengan menilainya
Berikut ini latihan pengembangan keterampilan yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola
tangan tanpa awalan.
Gambar 6. Melempar Bola Tangan tanpa Awalan
( Roji, 2006: 99 )
2) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola
tangan diikuti gerakan lari setelah melempar.
Gambar 7. Melempar Bola Tangan Diikuti Gerakan Lari
( Roji, 2006: 101 )
3) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tenis
berekor diikuti gerakan lari setelah melempar.
Gambar 8. Melempar Bola Berekor Diikuti Gerakan Lari
( Roji, 2006: 101 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) L
ta
5) L
p
6) L
te
Gam
Latihan tekn
angan denga
Gamba
Latihan tekn
pada dinding
Gam
Latihan rang
enis berekor
mbar 11. Lat
nik dasar l
an awalan be
r 9. Melemp
(
ik dasar lem
g dengan ran
mbar 10. Mel
gkaian geraka
r.
ihan Rangka
deng
lempar lemb
erlari.
par Bola Tan
( Roji, 2006
mpar lembing
gsangan jara
lempar Bola
( Roji, 2006
an lempar le
aian Gerakan
gan Bola Ten
bing denga
ngan dengan
: 100 )
g mengguna
ak pantulan.
a Berekor pad
6: 99 )
embing gaya
n Lempar Le
nis Berekor
an menggun
n Awalan La
akan bola ten
da Dinding
a hop step d
embing Gay
38
nakan bola
ari
nis berekor
engan bola
a Hop Step
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 9. Sintak Pengembangan Kerjasama dengan Model ADDIE dalam
Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step
Matrix ADDIE Analysis Desain Develop
ment Implementat
ion Evaluatio
n
Pengembangan kerja sama
Mengalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step
Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan setrategi pembelajaran.
Mempro duksi bahan ajar yang akan digunakan.
Melaksanakan program pembelaja ran dengan mene rapkan program pem belajaran.
Mengeva luasi aktivi tas pem belajaran pengem bangan kerjasama.
Kebutuhan siswa dalam pengem bangan kerja samanya. 1. Bola
hadang
2. Melempar
dengan dua
tangan
Penerapan bahan ajar pengem bangan kerjasama dengan permainan, metode pembelajaran bermain, inquiri dan latihan dan strategi pembelajaran menggunakan media video
Menyusun Bahan ajar pengembangan kerja sama dalam bentuk RPP dan pelaksanaan pem belajaran meng gunakan tayangan video.
Mene rapkan pem belajaran pengembangan kerja sama dengan memperlihatkan tayangan video tersebut kepada siswa.
Meng evaluasi aktivitas pengembangan kerja sama siswa dengan menilainya
Berikut ini permainan pengembangan kerja sama yaitu :
1) Permainan Bola Hadang
Permainan ini bisa dilakukan dalam sebuah lapangan bola voli atau bulu
tangkis. Dengan membagi regu permainan ini di mulai di tengah lapangan
dilemparkan oleh guru. Kedua regu berusaha memasukkan bola kekardus atau
tempat sampah yang dipegang temannya di sisi lapangan. Permainan ini sangat
bermakna terutama dalam upaya memupuk siswa SLTP untuk saling kerjasama
sesama kelompok. Meskipun ada unsur persaingan tetapi ditanamkan sikap jujur.
Menang dan kalah bukan tujuan, yang terpenting konsep melempar yang menjadi
pokok bahasan dapat tersampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 12. Permainan Bola Hadang
(Saputra, 2001: 169)
2) Melempar dengan Dua Tangan
Siswa berpasangan dan melakukan lempar tangkap bola dengan arah
lemparan ke arah teman. (lemparan bola berada di atas kepala dengan dua tangan).
Gambar 13. Permainan Melempar dengan Dua Tangan
(Saputra, 2001: 166)
Tabel 10. Sintak Pengembangan Sikap Kompetitif dengan Model ADDIE dalam
Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step
Matrix ADDIE Analysis Desain Develop
ment Implemen
tation Evaluation
Pengem bangan sikap kom
petitif
Mengalisis kebutuhan siswadalam pem-belajaran lempar lembing gaya hop step
Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan setrategi pembelajaran
Mem produksi bahan ajar yang akan digunakan.
Melaksanakan program pembelaja ran dengan menerapkanprogram pembelajaran.
Mengevaluasi aktivitas pembelaja ran pengembangan sikap kompetitif
Kebutuhan siswadalam pengem bangan sikap kompetitif .
Penerapan bahan ajar pengem bangan sikap
Menyusun Bahan ajarpengem-bangan
Menerapkanpembelajaran pengembang
Mengevaluasi aktivitas pem belajaran
Pelempar Merebut bola
BolaKardus
Arah lemparan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1. Lomba lempar bola kesasaran kardus
2. Lomba lemparbola kesasaran gantung
kompetitif dengan permainan, meng-gunakan metode pem-belajaran bermain, inquiri dan latihan dan meng gunakan mediavideo
sikap kompetitif dalam bentuk RPP dan pelak sanaan pembelajaran meng gunakan tayangan video.
an sikap kompetitif dengan memperlihatkan tayangan video tersebut kepada siswa.
pengembangan sikap kompetitif
Berikut ini permainan pengembangan sikap kompetitif yaitu :
1) Lomba Lempar Bola Kesasaran Kardus
Siswa di bagi menjadi dua sampai 5 kelompok, masing-masing kelompok
siswa mempraktikkan permainan lomba melempar bola ke sasaran kardus yang
berada di depan yang berjarak ±15m. Kelompok yang berhasil memasukkan bola
paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.
Gambar 14. Permainan Melempar Bola Kesasaran Kardus
(Saputra, 2001: 169)
2) Lomba Lempar Sasaran Gantung
Siswa dibagi menjadi dua kelompok atau dua regu,masing –masing
kelompok melakukan lemparan masing –masing lima bola arah lemparan ke
sasaran .menggantung, siapa yang memasukan bola terbanyak menjadi pemenang
dan kelompok yang kalah diberi hadiah menggendong temanya yang menang atau
menyanyi.
kardus
Arah lemparan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Gambar 15. Permainan Melempar Bola Kesasaran Gantung
(Saputra, 2001: 173)
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan
yang sering dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada
model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang
diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam
pembelajaran praktik teknik dasar lempar lembing gaya hop step. Siswa kurang
mampu menganalisis gerakan yang diajarkan oleh guru, sebab guru hanya
menyampaikan materi secara verbal, serta dalam memberikan demonstrasi atau
contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.
Dalam membelajarkan pendidikan jasmani harus diterapkan model
pembelajaran yang baik dan tepat. Banyaknya model pembelajaran menuntut
seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahami model-model
pembelajaran pendidikan jasmani. Model pembelajaran ADDIE dengan alat bantu
pembelajaran merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani salah satunya yaitu pembelajaran lempar
lembing gaya hop step. Model pembelajaran ADDIE dengan alat bantu
pembelajaran lempar lembing gaya hop step merupakan pembelajaran yang
menuntut guru untuk aktif dan kretif menciptakan suasana pembelajaran, sehingga
memicu siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing
gaya hop step. Inovatif menuntut seorang guru untuk menemukan hal-hal yang
baru dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step. Kreatif menuntut
seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar lempar lembing gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
hop step yang beragam atau bervariasi, sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Efektif yaitu menghendaki tujuan pembelajaran lempar
lembing gaya hop step dapat tercapai. Sedangkan menyenangkan menuntut
seorang guru menciptakan suasana pembelajaran lempar lembing gaya hop step
yang menyenangkan, siswa tidak memiliki rasa takut, sehingga perhatian siswa
lebih terarah terhadap pelajaran yang diterimanya.
Berdasarkan kajian teori di atas, maka di kemukakan kerangka berfikir
bahwa keberhasilan pembelajaran lempar lembing gaya hop step ditentukan oleh
model pembelajaran ADDIE dan alat bantu pembelajaran yang digunakan.
Ditinjau dari ragam alat bantu pembelajaran dengan aplikasi model
pembelajaran ADDIE dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop step,
maka diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan penguasaan lempar
lembing gaya hop step sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat
tercapai secara optimal.
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitiani ini, alur kerangka
pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Skema di atas menggambarkan bahwa pembelajaran lempar lembing
gaya hop step dengan bentuk permainan dan dengan model pembelajaran ADDIE.
Ditinjau dari macam-macam bentuk pengembangan pembelajaran lempar lembing
gaya hop step ini dapat diidentifikasi kelebihan. Kelebihan pembelajaran lempar
lembing gaya hop step dengan model pembelajaran ADDIE terangkum dalam
nilai-nilai permainan sebagai berikut:
1. Bentuk pengembangan kebugaran jasmani
a) Dengan bermain berarti siswa aktif bergerak sehingga dapat meningkatkan
kebugaran jasmani. b) Melatih keberanian siswa, c) Pembelajaran lebih
variatif.
2. Bentuk pengembangan skill
1. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan model pembelajaran penjas
2. Hasil belajar lempar lembing gaya hop step rendah
Tindakan
Kondisi Awal
Melalui model pembelajaran ADDIE dengan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop step siswa
Menerapkankan model pembelajaran ADDIE dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
Guru kurang kreatif dan Inovatif dalam proses pembelajaran penjas
Siklus II : Upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar lempar lembing gaya hop step, melalui model pembelajaran ADDIE
Siklus I : Peneliti dan kolaborator menyusun bentuk pengajaran dengan alat bantu pembelajaran yang betujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar lempar lembing gaya hop step siswa. melalui model pembelajaranADDIE
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
a) Dapat merangsang kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan
mengambil keputusan yang tepat sesuai situasi yang terjadi dalam permainan;
b) Dapat meningkatkan penguasaan teknik lari,saat jingkat,lemparan dan follow
trough dalam lempar lembing gaya hop step.
3. Bentuk pengembangan kerjasama
a) Dapat meningkatkan hubungan sosial siswa; b) Bisa meningkatkan rasa
solidaritas dengan teman; c) Menghargai perbedaan dengan teman; d)
Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya sendiri dan teman
bermainnya selama proses pengajaran; e) Siswa dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran serta dapat meningkatkan penampilan siswa dalam bermain.
4. Bentuk pengembangan sikap kompetitif
a) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan
gembira serta motivasi belajar meningkat; b) Inisiatif dan kreatifitas siswa
lebih berkembang; c) Melatih siswa agar lebih mempunyai hasrat untuk
berkompetisi dan berdaya saing.
Berdasarkan karakteristik pendekatan pembelajaran dengan model
ADDIE di atas menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran yang
tepat akan diperoleh hasil belajar lempar lembing gaya hop step yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 10
Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei sampai dengan bulan juni
2012. Adapun proses pelaksanaan penelitian sebagai berikut :
Tabel 11. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan
No Rancangan Kegiatan Tahun 2012
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1 Persiapan a. Observasi b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan Ijin Penelitian 2 Pelaksanaan a. Seminar Proposal
b. Pengumpulan Data Penelitian
3 Penyusunan Laporan a. Penulisan Laporan b. Ujian Skripsi
3. Siklus PTK
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu
unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1)
perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan
interpretasi; (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa
siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar lempar lembing gaya hop step
siswa dalam penjasorkes dengan aplikasi model pembelajaran ADDIE.
Gambar 16. Siklus dalam PTK (Kristiyanto 2010:148)
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VIII E
SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 36 siswa.
Yang terdiri dari 16 siswa putra dan 20 siswa putri.
C. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil lempar lembing gaya hop step
pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Guru, sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan aplikasi model
pembelajaran ADDIE dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step pada
siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Identifikasi Masalah ( Refleksi Awal)
Perumusan Masalah
Tujuan/Indikasi Keberhasilan
Kajian Teori dan Empiris
Perencanaan Tindakan Hipotesis Tindakan
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Analisis Data
Indikator Keberhasilan
Refleksi Stop Atau
Pemantapan
Belum Tercapai Tercapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
terdiri dari; tes dan observasi.
1. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lempar lembing
gaya hop step yang dilakukan siswa.
2. Observasi : dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
sebagai berikut:
Tabel 12. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
No Sumber Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan Instrumen
1 Siswa Hasil keterampilan lempar lembing gaya hop step
Tes praktek Tes keterampilan lempar lembing gaya hop step
2 Siswa
Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lempar lembing gaya hop step
Praktik dan unjuk kerja
Melalui lembar observasi
3 Siswa Aktivitas siswa Pengamatan Melalaui lembar observasi
E. Uji Validitas Data
Uji validitas data dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini adalah sebagai
berikut :
1. Menggunakan triangulasi data observer dari peneliti, guru, dan teman sejawat
2. Menggunakan model pembelajaran ADDIE ( Benny A. Pribadi : 2009 )
3. Kemampuan melakukan rangkaian teknik lempar lembing gaya hop step.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
F. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil keterampilan lempar lembing gaya hop step dengan menganalisis nilai
rata-rata nilai tes lempar lembing gaya hop step. Kemudian dikategorikan
dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lempar lembing gaya
hop step dengan menganalisis rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop
step. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan PTK disajikan pada tabel berikut:
Tabel 13. Prosentase Target Capaian
Aspek yang
diukur
Prosentase target capaian
Cara mengukur Kondisi
awal
Siklus
1
Siklus
2
Hasil belajar
lempar lembing
gaya hop step
27,78 % 50 % 70 %
Diamati saat guru
memberikan materi lempar
lembing gaya hop step.
H. Prosedur Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
penguasaan lempar lembing gaya hop step pada siswa kelas VIII E SMP Negeri
10 Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut
dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat
tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi
dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
Penelitian direncanakan dalam 2 siklus. Dengan rincian sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari :
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam
pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lempar
lembing gaya hop step.
3) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama
dengan tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap
pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses
pembelajaran di lapangan dengan langakah - langkah kegiatan yaitu : :
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum dilanjutkan
pemanasan.
2) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran.
3) Guru bersama peneliti menyusun bentuk gerakan dan permainan
dengan alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
siswa.
4) Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam
pembelajaran lempar khususnya pada cabang lempar lembing gaya hop
step yaitu meliputi pembelajaran melempar bola tenis berekor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
beroperan kepada teman, melempar kearah dinding dengan diberi
rangsangan berupa garis jarak pantulan. Media yang digunakan yaitu
bola tenis berekor, dan bilah.
5) Melakukan rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop step.
6) Menarik kesimpulan dan memberikan penilaian selama proses
pembelajaran berlangsung.
7) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil keterampilan lempar
lembing gaya hop step; (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan
keterampilan lempar lembing gaya hop step; (3) Aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap
hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus
tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi,
dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes unjuk kerja.
Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa (afektif) dan pemahaman
konsep (kognitif) dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step sedangkan
tes unjuk kerja (psikomotor) digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa
besar kemampuan siswa dalam melakukan lempar lembing gaya hop step,
sebelum diberi tindakan berupa penerapan model pembelajaran ADDIE dalam
proses belajar mengajar yang berlangsung.
Hasil observasi merupakan hasil belajar lempar lembing gaya hop step
siswa yang diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah afektif yang
diperoleh melalui pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran dan ranah
kognitif yang diperoleh dari tes obyektif, serta ranah psikomotor yang diperoleh
melalui tes unjuk kerja. Untuk ranah afektif nilai maksimal sebesar 30, ranah
kognitif nilai maksimal sebesar 20 dan ranah psikomotor nilai maksimal sebesar
50 (nilai proses 30 dan nilai hasil 20) sehingga keseluruhan nilainya 100.
Berikut merupakan hasil observasi pada kondisi awal terhadap siswa
kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sebelum diberi
tindakan berupa penerapan model pembelajaran ADDIE dalam kegiatan belajar
mengajar (pra siklus), dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
1. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop
Step Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran ADDIE.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap sopan, keberanian,
disiplin, dan Sungguh- sungguh dalam pembelajaran. Kondisi awal aktivitas
siswa dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step siswa kelas VIII E
SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan
tindakan model pembelajaran ADDIE disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 14. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Lempar Lembing Gaya Hop Step Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran ADDIE.
Aspek Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di Harapkan 33,33% 12 Tuntas 66,67% 24 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, aktivitas siswa dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 tergolong masih rendah, karena hanya ada 12 siswa atau 33,33 % yang tuntas.
2. Pemahaman Konsep (Kognitif) Lempar Lembing Gaya Hop Step Sebelum
Mendapatkan Model Pembelajaran ADDIE.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui lembar
observasi berupa pertanyaan mengenai materi lempar lembing gaya hop step.
Kondisi awal pemahaman konsep lempar lembing gaya hop step
siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
sebelum diberikan tindakan model pembelajaran ADDIE disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 15. Pemahaman Konsep (Kognitif) Lempar Lembing Gaya Hop Step Sebelum Mendapatkan Tindakan Dengan Model Pembelajaran ADDIE.
Aspek Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
Pemahaman Materi 25% 9 Tuntas 75% 27 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep lempar lembing gaya hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 tergolong masih rendah, karena hanya ada 9 siswa atau 25% yang tuntas.
3. Penguasaan Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step (Psikomotor)
Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran ADDIE.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Penguasaan kemampuan lempar lembing gaya hop step (psikomotor)
terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu kemampuan melakukan
teknik dasar lempar lembing gaya hop step dan untuk nilai hasil lempar
lembing gaya hop step diketahui dari hasil lemparan.
Kondisi awal penguasaan kemampuan lempar lembing gaya hop step
siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
sebelum diberikan tindakan model pembelajaran ADDIE disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 16. Penguasaan Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step (Psikomotor) Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran ADDIE.
No Aspek Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
1. Penguasaan Teknik Dasar 27,78% 10 Tuntas 72,22% 26 BT
2. Hasil Lempar Lembing Gaya Hop Step
27,78% 10 Tuntas 72,22% 26 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum tuntas
Berdasarkan tabel diatas, kondisi awal siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 dalam melakukan keseluruhan teknik dasar dengan benar tergolong masih rendah yaitu hanya ada 10 siswa atau 27,78%, begitu juga dengan hasil lemparannya yaitu hanya 10 siswa atau 27,78% yang nilainya diatas KKM dengan KKM 75.
4. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step
Sebelum Mendapatkan Tindakan Dengan Model Pembelajaran ADDIE.
Hasil belajar lempar lembing gaya hop step merupakan gabungan dari
ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Kondisi awal hasil belajar siswa dalam
pembelajaran lempar lembing gaya hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri
10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan dengan
model pembelajaran ADDIE disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 17. Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step Sebelum Mendapatkan Tindakan Dengan Model Pembelajaran ADDIE.
Penilaian Kondisi Awal
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step
27,78% 10 Tuntas 72,22% 26 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal, karena hanya 27,78% yang tuntas dari jumlah 36 siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop step. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan minimal 2 siklus, pada setiap siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan penerapan model pembelajaran ADDIE dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dan tes unjuk kerja dalam lempar lembing gaya hop step pada tiap akhir siklus. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi tehadap tindakan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran teknik dasar lempar lembing gaya hop step pada Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan. Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu 25 April 2012 dan Rabu 2 Mei 2012, di SMP Negeri 10 Surakarta. Perencanaan tindakannya sebagai berikut:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam
pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat RPP dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam
PTK, yaitu pembelajaran ADDIE untuk pembelajaran lempar lembing
gaya hop step.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4) Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, selama dua
minggu yakni pada hari Rabu 9 Mei 2012 dan Rabu 16 Mei 2012. Masing
- masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit.
1. Pertemuan Pertama
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Rabu, 9
Mei 2012) adalah materi pengembangan keterampilan yaitu praktik teknik
dasar lempar tanpa awalan dengan menggunakan bola tangan, materi
kedua adalah teknik dasar lempar dengan berlari setelah melakukan
lemparan menggunakan bola tangan, materi ketiga adalah teknik dasar
lempar lembing dengan berlari setelah melempar menggunakan bola tenis
berekor, materi keempat adalah teknik dasar lempar menggunakan bola
tangan dengan awalan berlari, materi kelima adalah teknik dasar lempar
menggunakan bola berekor pada dinding dengan rangsangan jarak
pantulan. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
pembelajaran dengan berkumpul diruang kelas dan berdo`a.
2) Guru melakukan presensi dan membuka pelajaran dengan
menayangkan video pembelajaran..
3) Siswa memperhatikan guru dan video yang ditampilkan. Siswa
bertanya jika belum memahami video yang ditayangkan.
4) Peneliti dan guru mengatur dan memberi kesempatan siswa untuk
memimpin pemanasan (Streatching).
5) Salah satu siswa memimpin pemanasan (streatching) dan yang lain
mengikuti.
6) Guru memberikan pemanasan dalam bentuk permainan yaitu seperti
sepak bola namun operan ketemannya menggunakan tangan untuk
saling memasukkan bola kedalam kardus/ keranjang.
7) Siswa melakukan pemanasan dalam bentuk permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
8) Guru mengumpulkan siswa, dan memberikan arahan materi inti.
9) Siswa berkumpul dan memperhatikan penjelasan guru.
10) Guru menerapkan materi teknik dasar lempar lembing :
a. Teknik dasar lempar tanpa awalan dengan menggunakan bola
tangan.
b. Teknik dasar lempar dengan berlari setelah melakukan lemparan
menggunakan bola tangan.
c. Teknik dasar lempar lembing dengan berlari setelah melempar
menggunakan bola tenis berekor.
d. Teknik dasar lempar menggunakan bola tangan dengan awalan
berlari.
e. Teknik dasar lempar menggunakan bola berekor pada dinding
dengan rangsangan jarak pantulan.
11) Guru memberikan kesempatan siswa untuk melakukan sebagaimana
pada video.
12) Siswa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan video dan intruksi
guru.
13) Guru mengumpulkan siswa dan mengevaluasi serta memberi
pengarahan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
14) Siswa berkumpul ditempat yang teduh dan memperhatikan penjelasan
dari guru.
15) Guru memimpin do’a dan mengakhiri kegiatan kemudian
membubarkan siswa.
16) Siswa berdo’a dan kemudian bubar secara teratur.
2. Pertemuan Kedua
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Rabu, 16 Mei 2012) adalah pertama, materi pengembangan kebugaran jasmani yaitu melakukan lempar tangkap bola menggunakan satu tangan pada jarak tertentu. Kedua, materi pengembangan keterampilan yaitu lempar bola berekor. Ketiga, materi pengembangan kerjasama yaitu bola hadang. Keempat, materi pengembangan kompetitif yaitu lomba lempar bola ke sasaran kardus. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1) Guru mengatur siswa & memberikan kesempatan siswa untuk
menyiapkan teman dan berdo’a.
2) Siswa berkumpul diruang kelas, dan berdo’a.
3) Guru melakukan presensi dan membuka pelajaran dengan
menayangkan video pembelajaran.
4) Siswa memperhatikan guru dan video yang ditampilkan. Siswa
bertanya jika belum memahami video yang ditayangkan.
5) Guru mengatur dan memberi kesempatan siswa untuk memimpin
pemanasan (Streatching).
6) Salah satu siswa memimpin pemanasan (streatching) dan yang lain
mengikuti.
7) Guru memberikan pemanasan dalam bentuk permainan yaitu
permainan menuju angka.Caranya apabila guru meniupkan peluit atau
tepukan tangan satu kali maka siswa berlari menuju tempat yang sudah
ditentukan oleh guru yaitu nomer satu dan begitu seterusnya.
8) Siswa melakukan pemanasan dalam bentuk permainan.
9) Guru mengumpulkan siswa, dan memberikan arahan materi inti
10) Siswa berkumpul dan memperhatikan penjelasan guru
11) Guru menerapkan materi tentang pengembangan kebugaran jasmani
keterampilan, kompetitif, dan kerjasama yaitu:
a. Lempar pada jarak tertentu
b. Lempar Bola Berekor dan turbo
c. Bola Hadang
d. Lempar sasaran kardus
12) Siswa diharapkan memahami intruksi guru sebelum melaksanakan
pembelajaran.
13) Guru memberikan kesempatan siswa untuk melakukan sebagaimana
pada video.
14) Siswa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan video dan intruksi
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
15) Guru mengawasi dan mengarahkan siswa jika terjadi kesalahan dalam
permainan.
16) Guru mengumpulkan siswa dan mengevaluasi serta memberi
pengarahan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
17) Siswa berkumpul ditempat yang teduh dan memperhatikan penjelasan
dari guru.
18) Guru memimpin do’a dan mengakhiri kegiatan kemudian
membubarkan siswa.
19) Siswa berdo’a dan kemudian bubar secara teratur.
c. Pengamatan Tindakan
1. Pengamatan Proses Pembelajaran
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan Tindakan I terdapat kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dari pelaksanaan Tindakan I diantaranya :
a) Siswa merasa tertarik dengan model pembelajaran ADDIE, hal
tersebut dapat dillihat dari antusias siswa dalam melihat materi
yang dikemas dalam bentuk video.
b) Konsentrasi siswa meningkat dalam memperhatikan materi yang
ditayangkan sehingga siswa mudah memahami tugas ajar yang
diinginkan oleh guru.
c) Siswa semakin bersungguh- sungguh dalam belajar lempar
lembing gaya hop step setelah melihat tayangan video dan merasa
tidak sabar untuk melaksanakan tugas ajar.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kekurangan, adapun kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I adalah:
a) Masih terdapat siswa yang datang terlambat sehingga proses
belajar mengajar terganggu hal tersebut terjadi pada pertemuan
pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
b) Pemanasan yang diberikan kurang menarik perhatian siswa,
sehingga masih ada beberapa siswa yang malas-malasan.
c) Antrian yang panjang dirasa kurang efektif karena banyak siswa
yang bercanda terutama antrian yang belakang, sehingga proses
belajar mengajar terganggu.
d) Kondisi cuaca yang panas membuat siswa cepat lelah sehingga
siswa banyak yang berteduh.
e) Sebagian siswa laki-laki kurang disiplin karena mengganggu siswa
putri.
2. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan tindakan I maka peneliti dan kolaborator melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari pengamatan; (1) Kemampuan melakukan rangkaian lempar lembing gaya hop step dan hasil lempar lembing gaya hop step (2) Pemahaman konsep siswa terhadap lempar lembing gaya hop step dan (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan I setelah diberi tindakan berupa penerapan model pembelajaran ADDIE dalam kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
1. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Lempar Lembing
Gaya Hop Step Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model
Pembelajaran ADDIE.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap sopan,
keberanian, disiplin dan sungguh- sungguh dalam pembelajaran.
Kondisi siklus I aktivitas siswa dalam pembelajaran lempar
lembing gaya hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan I
dengan model pembelajaran ADDIE disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 18. Aktivitas Siswa (Afektif) Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran ADDIE.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Prosentase Jumlah anak
Perilaku yang di Harapkan55,56% 20 Tuntas 44,44% 16 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan pada tabel diatas aktivitas siswa kelas VIII E
SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 selama
pembelajaran mengalami peningkatan yaitu 20 siswa atau 55,56%
sudah mampu menunjukan sikap yang diinginkan yaitu sikap
sopan, keberanian, disiplin dan sungguh- sungguh dalam
pembelajaran. Dan sisanya 16 siswa atau 44,44% masih belum
mampu menunjukan sikap yang diinginkan dalam pembelajaran
lempar lembing gaya hop step. Melihat prosentase ketuntasan
maka pada tindakan I sudah mencapai target capaian 50%.
2. Pemahaman Konsep (Kognitif) Lempar Lembing Gaya Hop Step
Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran
ADDIE.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep
diambil melalui lembar observasi berupa pertanyaan mengenai
materi lempar lembing gaya hop step.
Kondisi pemahaman konsep lempar lembing gaya hop
step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012 setelah diberikan tindakan I melalui model
pembelajaran ADDIE disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 19. Pemahaman Konsep (Kognitif) Lempar Lembing Gaya Hop Step Setelah Mendapatkan Tindakan I Melalui Model Pembelajaran ADDIE.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
Pemahaman Materi 55,56% 20 Tuntas 44,44% 16 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep lempar lembing gaya hop step siswa kelas VIII
E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 mengalami
peningkatan dibanding kondisi awal yaitu sejumlah 20 siswa atau
55,56% sudah mampu memahami atau tuntas sedangkan sisanya
16 siswa atau 44,44% masih belum mampu memahami konsep
lempar lembing gaya hop step. Melihat prosentase ketuntasan
maka pada tindakan I sudah mencapai target capaian 50 %.
3. Penguasaan Kemampuan lempar lembing gaya hop step
(Psikomotor) Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model
Pembelajaran ADDIE.
Penguasaan kemampuan lempar lembing gaya hop step
(Psikomotor) terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu
kemampuan melakukan teknik dasar lempar lembing gaya hop step
dan untuk nilai hasil lempar lembing gaya hop step diketahui dari
hasil lemparan.
Kondisi penguasaan kemampuan lempar lembing gaya
hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan I melalui model
pembelajaran ADDIE disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 20. Penguasaan Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step (Psikomotor) Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran ADDIE.
No Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Prosentase Jumlah
Anak
1 Penguasaan Teknik Dasar
52,78% 19 Tuntas 47,22% 17 BT
2 Hasil Lempar Lembing Gaya Hop Step
55,56% 20 Tuntas44,44% 16 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi
siklus I lempar lembing gaya hop step siswa kelas VIII E SMP
Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 dalam melakukan
keseluruhan teknik dasar dengan benar mengalami peningkatan
yaitu dari kondisi awal 10 siswa yang tuntas atau 27,78%
meningkat menjadi 19 siswa atau 52,78% yang tuntas, begitu juga
dengan hasil lempar lembing gaya hop step dari kondisi awal 10
siswa yang tuntas atau 27,78% meningkat menjadi 20 siswa atau
55,56% dengan KKM 75. Melihat prosentase ketuntasan maka
pada tindakan I mencapai target capaian 50 %.
4. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lempar Lembing Gaya
Hop Step Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model
Pembelajaran ADDIE.
Hasil belajar lempar lembing gaya hop step merupakan
gabungan dari ranah afektif, kognitif dan ranah psikomotor.
Kondisi hasil belajar siswa dalam pembelajaran lempar lembing
gaya hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan I dengan model
pembelajaran ADDIE disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 21. Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran ADDIE.
Penilaian Kondisi Siklus I
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step
55,56% 20 Tuntas
44,44% 16 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, setelah diberi tindakan maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa meningkat dibanding pada kondisi awal, yang semula pada kondisi awal hanya 27,78% atau 10 siswa yang tuntas, pada akhir siklus I meningkat menjadi 55,56% atau 20 siswa yang tuntas. Melihat prosentase capaian maka target capaian 50% pada akhir siklus I sudah tercapai. Dengan demikian peneliti dan kolaborator sepakat untuk menyusun perencanaan untuk siklus selanjutnya. Maka disusun sebuah tindakan untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal, mengingat target capaian sebesar 70% belum tercapai.
d. Tahap Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I, peneliti dan
kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
a. Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menunjukkan hasil
yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan banyak dan
bervariasi serta alokasi waktu dalam mengajar yang sedikit.
b. Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
c. Hasil pekerjaan siswa pada pelaksanaan tindakan I menunjukan
peningkatan akan tetapi belum menunjukan hasil yang maksimal.
1) Kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian keterampilan dan
hasil lempar lembing gaya hop step telah menunjukan hasil
peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal, akan tetapi belum
maksimal, sehingga perlu diadakan perbaikan melalui siklus
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2) Hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran lempar
lembing gaya hop step telah menunjukan peningkatan dibandingkan
dengan kondisi awal, akan tetapi belum maksimal, sehingga perlu
diadakan perbaikan.
d. Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan
selama pelaksanaan Tindakan I, maka disusun langkah antisipatif,
yakni :
1) Variasi pembelajaran ditambah dalam semua aspek
pengembangan.
2) Dalam mengantisipasi keterlambatan siswa maka guru yang
bersangkutan akan memberikan sanksi berupa pertanyaan yang
ada kaitanya dengan materi pembelajaran lempar lembing gaya
hop step.
3) Untuk menambah pemahaman siswa terhadap lempar lembing
gaya hop step maka guru memberikan kopian materi lempar
lembing gaya hop step.
4) Pemanasan yang semula menggunakan pemanasan statis dan
dinamis akan diganti dengan permainan untuk menarik partisipasi
siswa.
5) Siswa yang mencoba berulang-ulang tanpa memperhatikan antrian
diberi perhatian lebih.
6) Untuk lebih efektif dalam tugas ajarnya, peneliti tidak henti-
hentinya memperingatkan agar siswa dapat melakukan tugas
ajarnya dengan benar.
7) Untuk lebih efektif dalam antrian karena cuaca yang panas peneliti
membagi siswa dalam beberapa kelompok dalam hal ini dibagi
empat kelompok sesuai urut absen. Kelompok yang mendapat
giliran menempatkan diri sedangkan yang lain dapat istirahat
sambil menunggu giliran sesuai kelompok.
8) Dan untuk memudahkan peneliti dalam membagi siswa dalam
kelompok maupun memanggil siswa untuk melaksanakan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
ajar serta memudahkan proses observasi maka guru memberi
nomor dada.
9) Peneliti dan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang
dapat melakukan rangkaian lempar lembing gaya hop step dengan
baik dan benar.
10) Untuk memudahkan proses observasi peneliti dan kolaborator
dibantu oleh rekan yang lain.
11) Peneliti dan kolaborator sepakat menyusun tindakan perbaikan dan
mengulang materi - materi yang dianggap belum dikuasai.
2. SIKLUS II
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran lempar lembing gaya hop step pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan. Dan tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 40 menit) yang dilaksanakan pada hari Rabu 23 Mei dan Rabu 30 Mei 2012, di SMP Negeri 10 Surakarta.
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 namun belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih ada 15 siswa yang belum tuntas dalam hasil belajar lempar lembing gaya hop step. Dengan berpedoman pada analisis dan hasil Refleksi pada siklus I maka tahap perencanaan pada siklus II ini meliputi :
a) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran ADDIE untuk
pembelajaran lempar lembing gaya hop step.
b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
c) Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, selama dua
minggu yakni pada hari hari Rabu 23 Mei dan Rabu 30 Mei 2012, di SMP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Negeri 10 Surakarta. Masing- masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x
40 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan
oleh peneliti dan dibantu kolaborator, dan sekaligus melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran.
1. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu 23 Mei 2012.
Materi pada pelaksanaan tindakan II adalah materi pengembangan
keterampilan yaitu cara memegang lembing, cara membawa lembing,
latihan lempar lembing dan gerak lanjut tanpa awalan dengan bola berekor
dan lembing sebenarnya, latihan rangkaian gerak lempar lembing gaya hop
step. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Guru mengatur siswa & memberikan kesempatan siswa untuk
menyiapkan temannya menjadi 4 sap, dan berdo’a.
2) Siswa berbaris menjadi 4 sap, berdo’a.
3) Guru melakukan presensi dan membuka pelajaran dan siswa
memperhatikan guru.
4) Mengatur, memimpin dan memberi kesempatan siswa untuk
pemanasan (Streatching).
5) Siswa melakukan pemanasan (streatching).
6) Guru mengumpulkan siswa, dan memberikan arahan materi inti.
7) Siswa berkumpul dan memperhatikan penjelasan guru.
8) Guru menayangkan materi tentang teknik dasar lempar lembing gaya
hop step.
a. Cara memegang lembing
b. Cara membawa lembing
c. Lempar lembing tanpa awalan dengan gerak lanjut
d. Rangkaian gerak lempar lembing gaya hop step
9) Siswa memperhatikan dan mengamati video pembelajaran.
10) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi
dalam video.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
11) Siswa melakukan teknik dasar lempar lembing gaya hop step sesuai
materi pada tayangan video.
12) Guru mengawasi dan mengarahkan siswa jika terjadi kesalahan dalam
permainan.
13) Siswa melakukan pembelajaran dengan sunguh-sungguh.
14) Guru mengumpulkan siswa dan mengevaluasi serta memberi
pengarahan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
15) Siswa berkumpul ditempat yang teduh dan memperhatikan penjelasan
dari guru.
16) Guru memimpin do’a dan mengakhiri kegiatan kemudian
membubarkan siswa.
17) Siswa berdo’a dan kemudian bubar secara teratur.
2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Mei 2012.
Materi pada pelaksanaan tindakan II adalah yang pertama, materi
pengembangan kebugaran jasmani yaitu melempar bola berekor dengan
sasaran lempar adalah bola yang diletakan di atas meja. Kedua, materi
pengembangan keterampilan yaitu lempar bola berekor. Ketiga, materi
pengembangan kerjasama yaitu bola hadang. Keempat, materi
pengembangan kompetitif yaitu lomba lempar bola ke sasaran kardus..
Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Guru mengatur siswa & memberikan kesempatan siswa untuk
menyiapkan teman dan berdo’a.
2) Siswa berkumpul diruang kelas, dan berdo’a.
3) Guru melakukan presensi dan membuka pelajaran dengan
menayangkan video pembelajaran.
4) Siswa memperhatikan guru dan video yang ditampilkan. Siswa
bertanya jika belum memahami video yang ditayangkan.
5) Mengatur dan memberi kesempatan siswa untuk memimpin
pemanasan (Streatching).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
6) Salah satu siswa memimpin pemanasan (streatching) dan yang lain
mengikuti.
7) Guru mengumpulkan siswa, dan memberikan arahan materi inti.
8) Siswa berkumpul dan memperhatikan penjelasan guru.
9) Guru menerapkan materi tentang pengembangan kebugaran jasmani
keterampilan, kompetitif, dan kerjasama.
a. Lempar bola di atas meja
b. Lempar bola kecil
c. Lempar dua tangan
d. Lempar sasaran gantung
10) Siswa diharapkan memahami intruksi guru sebelum melaksanakan
pembelajaran.
11) Guru memberikan kesempatan siswa untuk melakukan sebagaimana
pada video.
12) Siswa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan video dan intruksi
guru.
13) Guru mengawasi dan mengarahkan siswa jika terjadi kesalahan dalam
permainan.
14) Guru mengumpulkan siswa dan mengevaluasi serta memberi
pengarahan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
15) Siswa berkumpul ditempat yang teduh dan memperhatikan penjelasan
dari guru.
16) Guru memimpin do’a dan mengakhiri kegiatan kemudian
membubarkan siswa.
17) Siswa berdo’a dan kemudian bubar secara teratur.
c. Pengamatan Tindakan
1. Pengamatan Proses Pembelajaran
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dari pelaksanaan Tindakan II diantaranya :
1. Kekurangan yang terdapat pada tindakan I sudah dapat diatasi semisal
keterlambatan siswa.
2. Siswa merasa tertarik dengan model pembelajaran ADDIE, hal
tersebut dapat dillihat dari antusias siswa dalam melihat materi yang
dikemas bentuk video dan sikap keberanian siswa saat pembelajaran
berlangsung.
3. Konsentrasi siswa meningkat dalam memperhatikan materi yang
ditayangkan Sehingga siswa mudah memahami tugas ajar yang
diinginkan oleh guru.
4. Siswa semakin bersungguh- sungguh dalam belajar lempar lembing
gaya hop step setelah melihat tayangan video dan merasa tidak sabar
untuk melaksanakan tugas ajar.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kekurangan, adapun kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II yaitu masih ada beberapa siswa yang hasil dan teknik dasar lempar lembing gaya hop step nya belum tuntas khususnya siswa yang bermalas- malasan.
2. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan tindakan II maka peneliti dan kolaborator melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data yang diambil terdiri dari pengamatan; (1) Kemampuan melakukan rangkaian lempar lembing gaya hop step dan hasil lempar lembing gaya hop step (2) Pemahaman konsep siswa terhadap lempar lembing gaya hop step dan (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan II setelah diberi tindakan berupa penerapan model pembelajaran ADDIE dalam kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
1. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Lempar Lembing Gaya
Hop Step Setelah Mendapatkan Tindakan Model Pembelajaran
ADDIE.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap sopan,
keberanian, disiplin dan sungguh- sungguh dalam pembelajaran.
Kondisi siklus II aktivitas siswa dalam pembelajaran lempar lembing
gaya hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan II melalui model
pembelajaran ADDIE disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 22. Aktivitas siswa (Afektif) Lempar Lembing Gaya Hop Step Setelah Mendapatkan Tindakan II Dengan Model Pembelajaran ADDIE.
Aspek Kondisi Siklus II
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
Perilaku yang di Harapkan
80,56% 29 Tuntas 19,44% 7 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas aktivitas siswa selama pembelajaran
mengalami peningkatan yaitu 29 siswa atau 80,56% sudah mampu
menunjukan sikap yang diinginkan yaitu sopan, keberanian, disiplin
dan sungguh- sungguh dalam pembelajaran dan sisanya 7 siswa atau
19,44% masih belum mampu menunjukan sikap yang diinginkan
dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step. Melihat prosentase
ketuntasan maka pada tindakan II sudah mencapai target capaian 70%.
2. Pemahaman Konsep (Kognitif) Lempar Lembing Gaya Hop Step
Setelah Mendapatkan Model Pembelajaran ADDIE.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui
lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi lempar lembing
gaya hop step. Kondisi pemahaman konsep lempar lembing gaya hop
step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012 setelah diberikan tindakan II melalui model pembelajaran
ADDIE disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 23. Pemahaman Konsep (Kognitif) Lempar Lembing Gaya Hop Step Setelah Mendapatkan Tindakan II Melalui Model Pembelajaran ADDIE.
Aspek Kondisi Akhir Siklus Ii
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
Pemahaman Materi 83,33% 30 Tuntas 16,67% 6 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pemahaman
konsep lempar lembing gaya hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri
10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan
setelah diberi tindakan II dibanding kondisi siklus I yaitu sejumlah 30
siswa atau 83,33% sudah mampu memahami atau berkategori tuntas
sedangkan sisanya 6 siswa atau 16,67% masih belum mampu
memahami konsep lempar lembing gaya hop step. Melihat prosentase
ketuntasan maka pada tindakan II sudah mencapai target capaian 70%.
3. Penguasaan Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step
(Psikomotor) Setelah Mendapatkan Tindakan II Dengan Model
Pembelajaran ADDIE.
Penguasaan kemampuan lempar lembing gaya hop step
(Psikomotor) terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu
kemampuan melakukan teknik dasar lempar lembing gaya hop step
dan untuk nilai hasil lempar lembing gaya hop step diketahui dari hasil
lemparan.
Kondisi penguasaan kemampuan lempar lembing gaya hop step
siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012 setelah diberikan tindakan II melalui model pembelajaran
ADDIE disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 24. Penguasaan Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step (Psikomotor) Setelah Mendapatkan Tindakan II Melalui Model Pembelajaran ADDIE.
No Aspek Kondisi Akhir
Kriteria Prosentase Jumlah
Anak
1 Penguasaan Teknik Dasar
80,56% 29 Tuntas 19,44% 7 BT
2 Hasil Lempar Lembing Gaya Hop Step
77,78% 28 Tuntas22,22% 8 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum tuntas
Berdasarkan tabel diatas pada akhir siklus II, penguasaan kemampuan melakukan teknik dasar lempar lembing gaya hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan II mengalami peningkatan dibanding kondisi akhir siklus I. Sejumlah 29 siswa atau 80,56% sudah mampu melakukanya dan berkategori tuntas sedangkan sisanya 7 siswa atau 19,44% masih belum mampu melakukan secara keseluruhan rangkaian lempar lembing gaya hop step. Dan untuk hasil lempar lembing gaya hop step juga mengalami peningkatan setelah diberi tindakan II dibanding kondisi siklus I yaitu siswa yang mencapai nilai diatas KKM sejumlah 28 siswa atau 77,78% atau berkategori tuntas dan sisanya 8 siswa atau 22,22% masih dibawah KKM. Melihat prosentase ketuntasan maka pada tindakan II sudah mencapai target capaian sebesar 70%.
4. Hasil Belajar Siswa (Psikomotor, Kognitif dan Afektif) Dalam
Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step Setelah Mendapatkan
Tindakan II Dengan Model Pembelajaran ADDIE.
Hasil belajar lempar lembing gaya hop step merupakan
gabungan dari ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Kondisi hasil
belajar siswa dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step siswa
kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
setelah diberikan tindakan II model pembelajaran ADDIE disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:]
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 25. Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step Siswa Setelah Mendapatkan Tindakan II Dengan Model Pembelajaran ADDIE.
Penilaian Kondisi Akhir
Kriteria Prosentase Jumlah Anak
Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step
80,56% 29 Tuntas 19,44% 7 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas pada siklus II setelah diberikan tindakan maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dibanding hasil belajar siklus I setelah diberi tindakan II yang semula hanya 58,33% atau 21 siswa yang tuntas meningkat menjadi 80,56% atau 29 siswa pada akhir siklus II. Melihat prosentase capaian pada akhir siklus II sebesar 80,56% maka target capaian 70% pada akhir siklus II sudah tercapai.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Tindakan II
Hasil analisis data dan diskusi peneliti dengan kolaborator terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE
pada siklus II, telah menunjukan perubahan yang signifikan. Dari analisis
diketahui bahwa tingkat ketuntasan siswa dalam nilai kemampuan lempar
lembing gaya hop step (Psikomotor) menunjukan 80,56% dan 77,78% siswa
telah tuntas sedangkan dalam pemahaman konsep siswa terhadap lempar
lembing gaya hop step (Kognitif) sudah mencapai 83,33% dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran (Afektif) sudah mencapai 80,56%. Dengan meningkatnya
ranah psikomotor, ranah kognitif dan ranah afektif, maka hasil belajarnya juga
meningkat, pada kondisi awal yang semula 27,78% atau 10 siswa yang tuntas
meningkat pada akhir siklus I menjadi 55,56 % atau 20 siswa dan pada akhir
siklus II meningkat menjadi 80,56% atau 29 siswa. Hasil ini menunjukkan
bahwa pada siklus II tersebut sudah diatas indikator ketercapaian.
Atas dasar ketuntasan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada
data observasi maka pembelajaran menggunakan model pembelajaran ADDIE
yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu
dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data terhadap data psikomotor, afektif dan kognitif
diperoleh hasil sebagai berikut :
Untuk unjuk kerja (Psikomotor) nilai proses lempar lembing gaya hop
step, kondisi awal yang semula 27,78% atau 10 siswa pada akhir siklus I menjadi
52,78% atau 19 siswa dan pada akhir siklus II menjadi 80,56% atau 29 siswa,
sedangkan hasil lempar lembing gaya hop step pada kondisi awal yang semula
27,78% atau 10 siswa pada akhir siklus I menjadi 55,56% atau 20 siswa dan pada
akhir siklus II meningkat menjadi 80,56% atau 29 siswa.
Untuk aktivitas siswa (Afektif) dalam pembelajaran pada kondisi awal
yang semula 33,33% atau 12 siswa meningkat pada akhir siklus I menjadi 55,56
% atau 20 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 80,56% atau 29
siswa.
Dan untuk pemahaman konsep (Kognitif) siswa terhadap materi lempar
lembing gaya hop step pada kondisi awal yang semula 25% atau 9 siswa
meningkat pada akhir siklus I menjadi 55,56% atau 20 siswa dan pada akhir siklus
II meningkat menjadi 83,33% atau 30 siswa. Dengan meningkatnya ranah
psikomotor, ranah afektif dan ranah kognitif, maka hasil belajarnya juga
meningkat, pada kondisi awal yang semula 27,78% atau 10 siswa yang tuntas
meningkat pada akhir siklus I menjadi 55,56 % atau 20 siswa dan pada akhir
siklus II meningkat menjadi 80,56 % atau 29 siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
dengan model pembelajaran ADDIE dapat meningkatkan hasil belajar lempar
lembing gaya hop step pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, penelitian ini menunjukan
bahwa model pembelajaran ADDIE dapat meningkatkan hasil belajar lempar
lembing gaya hop step siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
Dengan demikian penerapan pembelajaran lempar lembing gaya hop step
dengan model pembelajaran ADDIE dapat digunakan guru penjas sebagai suatu
alternatif dalam pembelajaran penjas khususnya untuk meningkatkan hasil belajar
lempar lembing gaya hop step. Karena model pembelajaran ADDIE merupakan
salah satu model pembelajaran yang di dalamnya memperlihatkan tahapan-
tahapan dasar pembelajaran yang sederhana, mudah dipelajari dan dapat
memanfaatkan media teknologi seperti video, sehingga dapat menarik perhatian
siswa menjadi lebih aktif dan pada akhirnya dapat merangsang ranah afektif,
ranah kognitif dan terutama ranah psikomotor siswa sehingga pembelajaran penjas
khususnya atletik lempar lembing gaya hop step menjadi lebih efektif .
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Bagi guru penjas SMP Negeri 10 surakarta, untuk meningkatkan hasil belajar
lempar lembing gaya hop step gunakanlah model pembelajaran ADDIE.
2. Bagi kepala sekolah SMP Negeri 10 surakarta hendaknya memberikan sarana
dan prasarana yang lengkap pada mata pelajaran penjas, untuk menunjang
kelancaran proses pembelajaran.
3. Bagi siswa SMP Negeri 10 surakarta, untuk meningkatkan hasil belajar lempar
lembing gaya hop step harus mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran ADDIE.