aplikasi teori pembelajaran konstruktivisme

5
 3.0 Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivis me Tekanan utama teori konstruktivisme adalah lebih memberikan tempat kepada subjek didik dalam proses pembelajaran kepada guru atau instruktur. Teori ini berpandangan bahawa siswa yang berinteraksi dengan pelbagai objek dan peristiwa sehingga mereka memperolehi serta memahami pola-pola penanganan terhadap objek dan peristiwa tersebut. Dengan ini siswa sesungguhnya mampun membangun konseptualisasi dan pemecahan masalah mereka sendiri. Oleh itu, kemampuan berinisiatif dalam proses pembelajaran sangat didorong untuk diperkembangkan. Pada ahli konstruktivisme, memandangkan bahawa belajar sebagai satu hasil daripada konstruksi mental. Para siswa belajar dengan mencocokkan informasi baru di mana mereka telah peroleh bersama-sama dengan apa yang mereka telah fahami. Siswa akan dapat belajar dengan baik jika mereka mampu mengaktifkan konstruk pemahaman mereka sendiri. Menurut para ahli konstruktivisme lagi, belajar juga dipengaruhi oleh konteks, keyakinan , dan sikap seseorang siswa. Dalam proses pembelajaran, para siswa didorong untuk menggali dan menemukan pemecahan masalah mereka sendiri serta mencuba untuk merumuskan gagasan-gagasan dan hipotesis. Mereka diberikan peluang dan kesempatan yang luas untuk membangun pengetahauan awal mereka. Dalam perkembangannya terdapat pemikiran dalam teori konstruktivisme ini, namun semua berdasarkan pada asumsi dasar yang sama tentang belajar. Teori konstruktivisme yang utama dikenal dengan istilah konstruktivisme sosial ( Social Constructivism) dan konstruktivisme kognitif ( Cognitive Constructivism).

Upload: esther-ng-chai-suan

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

7/21/2019 Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-teori-pembelajaran-konstruktivisme 1/5

3.0 Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Tekanan utama teori konstruktivisme adalah lebih memberikan tempat kepada subjek

didik dalam proses pembelajaran kepada guru atau instruktur. Teori ini berpandangan

bahawa siswa yang berinteraksi dengan pelbagai objek dan peristiwa sehingga mereka

memperolehi serta memahami pola-pola penanganan terhadap objek dan peristiwa

tersebut. Dengan ini siswa sesungguhnya mampun membangun konseptualisasi dan

pemecahan masalah mereka sendiri. Oleh itu, kemampuan berinisiatif dalam proses

pembelajaran sangat didorong untuk diperkembangkan.

Pada ahli konstruktivisme, memandangkan bahawa belajar sebagai satu hasil

daripada konstruksi mental. Para siswa belajar dengan mencocokkan informasi baru di

mana mereka telah peroleh bersama-sama dengan apa yang mereka telah fahami.

Siswa akan dapat belajar dengan baik jika mereka mampu mengaktifkan konstruk

pemahaman mereka sendiri.

Menurut para ahli konstruktivisme lagi, belajar juga dipengaruhi oleh konteks,

keyakinan , dan sikap seseorang siswa. Dalam proses pembelajaran, para siswa

didorong untuk menggali dan menemukan pemecahan masalah mereka sendiri serta

mencuba untuk merumuskan gagasan-gagasan dan hipotesis. Mereka diberikan

peluang dan kesempatan yang luas untuk membangun pengetahauan awal mereka.

Dalam perkembangannya terdapat pemikiran dalam teori konstruktivisme ini, namun

semua berdasarkan pada asumsi dasar yang sama tentang belajar. Teori

konstruktivisme yang utama dikenal dengan istilah konstruktivisme sosial (Social

Constructivism) dan konstruktivisme kognitif (Cognitive Constructivism).

Page 2: Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

7/21/2019 Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-teori-pembelajaran-konstruktivisme 2/5

 Akhir-akhir ini proses pembelajaran konstruktivisme didasarkan pada temuan-temuan

penelitian mutahir tentang otak/ fikiran manusia dan apa yang dikenal dengan

bagaimana proses belajar terjadi.

Dalam teori ini, ia sebenarnya menekankan proses belajar, bukannya proses

mengajar dalam penyampaian dan penerimaan ilmu pengetahuan. Proses

pengajaranan ini berpusatkan pelajar. Mereka akan menguasai ilmu pengetahuan

dengan lebih kukuh atas kaedah penemuan jalan penyelesaiannya dengan sendiri.

Guru hanyalah sebagai seorang fasilitator yang akan memantau pergerakan pelajar

sepenuhnya dengan bantuan yang sesuai dan tepat pada masa. Pada masa yang

sama, fasilitator perlu cuba untuk mengatur dan menyediakan sumber-sumber belajar

yang sesuai, luas dan mudah dimanfaatkan oleh para siswa untuk membantu mereka

dalam pencapaian keputusan yang semaksimum.

Selain itu, ia mendorong kepada terjadinya kemandian dan inisiatif belajar pada

seseorang siswa itu. Melalui teori ini, untuk memperolehi ilmu pengetahuan, ia

menuntut inisiatif siswa sendiri. Secara tidak langsung, para siswa akan perlu mencari

maklumat dengan sendiri. Lama-kelamanan, mereka akan terus berusaha sendiri untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan sama ada melalui pencarian maklumat di

perpustakaan, dari rangkaian internet atau sumber yang lain. Dengan menghargai

gagasan dan pemikiran siswa serta mendorong siswa berfikir mandiri, bererti guru

membantu siswa untuk menemukan identisasi intelektual mereka. Para siswa yang

merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menganalisis serta menjawabnya.

Ini bererti telah mengembangkan tanggungjawab terhadap proses pembelajaran

mereka sendiri serta menjadi pemecah masalah. Strategi ini juga boleh diaplikasikan di

Page 3: Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

7/21/2019 Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-teori-pembelajaran-konstruktivisme 3/5

sekolah rendah, tetapi ia memerlukan dorongan dan sokongan guru yang sepenuhnya

kerana pada usia yang muda, mereka tidak dapat mengenalpasti kebetulan dan

keaslian ilmu pengetahuan itu.

Teori ini memandangkan siswa sebagai pencipta kemahuan dan tujuan yang

ingin dicapai. Siswa sendiri yang akan menentukan apa yang ingin dicapai ataupun apa

tujuan terhadap sesuatu topik pembelajaran tersebut. Jadi, mereka sendiri perlu

mencari jalan untuk mendapatkan maklumat yang berkaitan. Di sini, ia mendorong

siswa untuk melakukan penyelidikan atau kajian terhadap ilmu pengetahuan yang tidak

berapa pasti. Contohnya, soalan yang ditimbulkan ‘Adakah makanan mee magie akan

menjejas pencapaikan akademik pelajar?’. Untuk mendapat jawapan pada soalan ini,

siswa boleh mencarikan dua kumpulan pelajar, satu kumpulan yang suka makan mee

magie, satu lagi yang jarang makan mee magie. Seterusnya, merujuk kepada

keputusan akademik mereka, jika kumpulan yang pertama mendapat pencapaian yang

cemerlang dalam peperiksaan, maknanya, pemakanan mee magie tidak akan menjejas

pencapaian akademik pelajar.

Guru boleh mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memberi respon terhadapnya. Pertanyaan diberikan, tetapi

 jawapannya dicari oleh siswa sendiri. Berfikir tentang reflektif ini memerlukan masa

yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-gagasan dan komentar orang lain. Cara-

cara guru mengajukan pertanyaan dan cara siswa merespon atau menjawabnya akan

mendorong siswa mampu membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan.

Guru harus mendorong siswa untuk berfikir pada aras yang tinggi. Guru yang cuba

menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa untuk

Page 4: Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

7/21/2019 Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-teori-pembelajaran-konstruktivisme 4/5

mempu menjngkau hal-hal yang berada di sebalik respon-respon factual yang

sederhana. Guru sentiasa mendorong siswa untuk menghubungkaitkaan dan

merangkumkan konsep-konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi, dan

mempertahankan gagasan-gagasan atau pemikirannya.

Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa yang

lain. Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat

intensif sangat membantu siswa dalam kemampuan mengubah atau menguatkan

gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk megemukakan apa

yang mereka fikirkan dan mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, maka mereka

akan mampu membangun pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas pemahaman

mereka sendiri. Jika mereka merasa aman dan nyaman untuk mengemukakan

gagasannya maka dialog yang sangat bermakna akan terjadi di kelas.

Di samping itu, siswa terlibat dalam pengalaman yang menentang dan ini

mendorong kepada terjadinya diskusi. Jika diberi kesempatan untuk membuat berbagai

macam prediksi, seringkali siswa menghasilkan berbagai hipotesis tentang fenomena

alam ini. Guru yang menerapkan konstruktivisme dalam belajar memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menguji hpotesis yang mereka buat,

terutama melalu diskusi kelompok dan pengalaman nyata.

Guru perlu juga memberikan data mentah, sumber-sumber utama dan materi-

materi interaktif kepada para siswa. Proses pembelajaran yang menerapkan

pendekatan konstruktivisme melibatkan para siswa dalam mengamati dan menganalisis

fenomena alam dalam dunia nyata. Kemudian guru membantu para siswa untuk

Page 5: Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

7/21/2019 Aplikasi Teori Pembelajaran Konstruktivisme

http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-teori-pembelajaran-konstruktivisme 5/5

menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam

tersebut secara bersama-sama.