artikel
DESCRIPTION
artikelTRANSCRIPT
-
5/21/2018 Artikel
1/8
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
KONTRASEPSI MEDIS OPERATIF WANITA (MOW)
Studi Deskriptif-Analitik di RSIA Rika Amelia Palembang
Tri Hasnita1, Heriyadi Manan2dan Zulkarnain3
1.Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang, 30126, Indonesia
2.Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang, 30126, Indonesia
3.Departemen IKK/IKM, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang, 30126, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Salah satu cara untuk mengurangi pertumbuhan penduduk atau menurunkan Total Fertility Rate (TFR) yang dapat
dilakukan pemerintah adalah melalui program KB. Kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW) merupakan alat
kontrasepsi yang paling efektif dan paling banyak digunakan di RSIA Rika Amelia Palembang tahun 2012, namun
belum ada data mengenai prevalensi penggunaan MOW tahun 2013. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan prevalensi dan mengetahui hubungan faktor usia, status paritas, tingkat pendidikan, pekerjaan, agama danjenis pembiayaan terhadap penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW) di RS tersebut.
Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain potong lintang. Sampel adalah seluruh wanita yang menggunakan
kontrasepsi periode Januari-Juni 2013 di RSIA Rika Amelia Palembang.
Total responden= 113 orang. Prevalensi penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)=56,64%.
Berdasarkan hasil analisa bivariat, semua variabel yang diteliti berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi Medis
Operatif Wanita (MOW), yakni usia (p=0,005), status paritas (p=0,005), tingkat pendidikan (p=0,005), status pekerjaan
(p=0,015) dan jenis pembiayaan (p=0,005). Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling kuatpengaruhnya adalah status paritas (p=0,005, =2,584).
Prevalensi penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW) di RSIA Rika Amelia Palembang menunjukkan
angka yang tinggi. Faktor yang paling mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MOW adalah status paritas.
Kata Kunci:prevalensi, Kontrasepsi Mantap, Medis Operatif Wanita (MOW).
Abstract
One way to reduce the population growth or lowered the Total Fertility Rate (TFR) that can be done by the government
is through the family planning program. Woman Operative Medical contraception (WOM) is the most effective
contraception and the most widely used at RSIA Rika Amelia Palembang in 2012, however, the prevalence of MOWusage in 2013 is not obtained yet. Therefore, this study is aimed to determine the prevalence and the correlation
between age, parity status, education level, occupation, religion, and type of financing to Woman Operative Medical
contraception (WOM) usage in the hospital.
This study was an analitic study using icross-sectional approach.The sample in this study was all women that use
contraception from January to June 2013 at Rika Amelia Hospital Palembang.
Total respondents= 113. The prevalence of Woman Operative Medical contraception (WOM) usage=56,64%. Based
on bivariate analysis, all the variables studied, such as age (p=0,005), parity status (p=0,005), education level
(p=0,005), employment status (p=0,015) and types of financing (p=0,005), were affected by the usages of Woman
Operative Medical contraception (WOM). Multivariate analysis found that the most influencing factor was parity status
(p=0,005, =2,584).
The prevalence of Women Operative Medical (WOM) usage was high in RSIA Rika Amelia Palembang. The most
influencing factor of the MOW contraception usage was the parity status.
Keywords: prevalence, Steady Contraception, Woman Operative Medical (WOM).
-
5/21/2018 Artikel
2/8
1. Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di Indonesia
sebagai negara berkembang tidak dapat dihindari. Laju
pertumbuhan penduduk (Growth Rate) ini ditentukanoleh tingkat kelahiran dan tingkat kematian, antara lain :
(1) tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian tinggi,
(2) tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah,
(3) tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian
rendah, (4) tingkat kelahiran rendah dan tingkat
kematian tinggi.1
Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) tahun 2013 menunjukkan bahwa
penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250
juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per
tahun.
2
Hal ini serupa dengan data terakhir dari BadanPusat Statistik kota Palembang yang menunjukkan
bahwa jumlah penduduk di kota Palembang pada tahun
2011 sebanyak 1.481.814 jiwa3, yang terus mengalami
peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Total
Fertility Rate (TFR) di Indonesia tahun 2012 yaitu 2,6dan di Sumatera Selatan tahun 2012 adalah 2.
4Namun
Indonesia akan mencapai penduduk tumbuh seimbang
jika TFR pada tahun 2015 turun mencapai 2,1.
Salah satu cara untuk mengurangi pertumbuhan
penduduk atau menurunkan TFR dengan mengikuti
Program Keluarga Berencana. Berdasarkan UU No.10
tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan danpembangunan keluarga sejahtera yang kemudian
direvisi menjadi UU No.52 Tahun 2009 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunankeluarga disebutkan bahwa KB adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, serta
mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga berkualitas.4
Metode yang digunakan dalam program keluarga
berencana ini adalah penggunaan alat kontrasepsi, baik
metode sederhana maupun metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) yang bertujuan untuk mencegahkehamilan. Jenis-jenis alat kontrasepsi yang digunakan
di Indonesia antara lain seperti : pil, suntik, AlatKontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Medis Operatif
Pria (MOP) atau Vasektomi, Medis Operatif Wanita
(MOW) atau Tubektomi, implant dan kondom.5 Setiap
metode yang dipilih mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Diantara beberapa metode
yang ada tubektomi merupakan salah satu metode
kontrasepsi jangka panjang yang bersifat permanen dan
memiliki angka keberhasilan yang tinggi. Pada
kontrasepsi mantap wanita adapun syarat yang harus
dipenuhi antara lain : syarat sukarela, bahagia, dan
medik.6
Data terakhir tahun 2008 menunjukkan jumlah akseptor
KB di Indonesia sebanyak 6.665.203 orang. Pengguna
IUD sebanyak 4,59 %, MOP sebanyak 0,22 %, MOW
sebanyak 1,34 %, implan sebanyak 4,76 %, suntik
sebanyak 56,16 %, pil sebanyak 30,19 % dan penggunakondom sebanyak 2,74 %. Sedangkan data terakhir
tahun 2011 jumlah akseptor KB kota Palembang
sebanyak 75.025 orang. Pengguna IUD sebanyak
2,72%, MOP sebanyak 0,67%, MOW sebanyak 1,22%,
implan sebanyak 3,74%, suntik sebanyak 43,56%, pilsebanyak 38,14%, dan pengguna kondom sebanyak
9,94%.3
Di RSIA Rika Amelia Palembang, pada tahun 2012
jumlah akseptor KB sebanyak 718 orang. Pengguna
IUD sebanyak 7,8%, MOW sebanyak 24,37%, MOP
sebanyak 43,9%, kondom sebanyak 1,4%, implan
sebanyak 17,4%, suntik sebanyak 5,15%, dan pil
sebanyak 0,28%. Keberhasilan program keluarga
berencana ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berhubungan dengan akseptor kontrasepsi tersebut.
Marshall (1995) menyatakan terdapat 3 faktor yang
berperan dalam proses pengambilan keputusan dan
penerimaan sterilisasi baik MOP maupun MOW antara
lain faktor demografi, faktor psikologi, dan faktor
sosial-ekonomi, agama, budaya, hukum. Oleh sebab itu
peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahuiprevalensi pengguna kontrasepsi Medis Operatif Wanita
(MOW) dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)
di RSIA Rika Amelia periode Januari-Juni 2013.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik
menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui
prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)
di RSIA Rika Amelia Palembang.
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
seluruh wanita usia subur yang menggunakan
kontrasepsi di RSIA Rika Amelia Palembang Januari-Juni 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
populasi yang memenuhi kriteria penelitian.
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah jenis
KB. Sedangkan variabel bebas adalah usia ibu, paritas,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan jenis
pembiayaan.
Data yang telah didapatkan akan ditabulasi kedalam
program komputer Microsoft Excel dan dianalisis dengan
programSPSS 21.0 dengan menggunakan uji Chi-Square
dan Multivariate Logistic Regression yang kemudian akandisajikan dalam bentuk tabel, dan narasi.
-
5/21/2018 Artikel
3/8
3. Hasil
Pada penelitian ini didapatkan 64 (56,64%) pengguna
kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW) di RSIARika Amelia Palembang periode Januari-Juni 2013.
Dari 113 sampel yang didapat semua beragama Islamdan dibuat karakteristik responden berdasarkan variabel
bebas.
Tabel 1. Karakteristik Pengguna Kontrasepsi
KarakteristikResponden n %
Usia responden
< 35 tahun> 35 tahun
Total
5459
113
47,7952,21
100
Jumlah anak
< 2
> 2
Total
45
68
113
39,82
60,18
100
Tingkat pendidikanRendah
Menengah
TinggiTotal
11
77
25113
9,74
68,14
22,12100
Pekerjaan
PNS
SwastaBuruh
IRT
Total
14
330
66
113
12,39
29,200
58,41
100
Jenis Pembiayaan
Program
BayarTotal
53
60113
46,90
53,10100
Frekuensi terbanyak responden terdapat pada kategori
usia >35 tahun (52,21%), jumlah anak >2 orang
(60,18%), tingkat pendidikan menengah (68,14%),
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (58,41%) dan jenis
pembiayaan yang digunakan adalah sistem bayar
(53,10%).
Tabel 2. Karakteristik Wanita yang Mengikuti Program
MOW
Karakteristik Responden n %
Usia responden< 35 tahun
> 35 tahun
Total
14
39
53
26,42
73,58
100
Jumlah anak
< 2
> 2Total
6
4753
11,32
88,68100
Tingkat pendidikan
Rendah
MenengahTinggi
Total
10
430
53
18,87
81,130
100
Pekerjaan
PNS
Swasta
BuruhIRT
Total
0
18
035
53
0
33,96
066,04
100
Frekuensi terbanyak responden terdapat pada kategori
usia >35 tahun (73,58%), jumlah anak >2 orang
(88,68%), tingkat pendidikan menengah (81,13%) dan
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (66,04%).
Hubungan Usia Ibu dengan Penggunaan
Kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)
Tabel 3. Hubungan Usia Ibu dengan Penggunaan
Kontrasepsi MOW
Usia (tahun)
Jenis KB
Total p PRNon-mow MOW
n % n %
35 11 18,6 48 81,4 59 R Korelasi
Total 49 43,4 64 56,6 113 0,521
Pada tabel di atas, dari perhitungan denganmenggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,005,
sebab p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan
penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita
(MOW).
Hubungan Status Paritas dengan Penggunaan
Kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)
Tabel 4. Hubungan Status Paritas dengan Penggunaan
Kontrasepsi MOW
Status
Paritas
Jenis KB
Total p PRNon-mow MOW
n % n %
2 12 17,6 56 82,4 68 R Korelasi
Total 49 43,4 64 56,6 113 0,638
Pada tabel di atas, dari perhitungan dengan
menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,005,
sebab p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara status paritas
dengan penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita(MOW).
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Penggunaan
Kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)
Tabel 5. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
Penggunaan Kontrasepsi MOW
Tingkat
Pendidikan
Jenis KB
Total pNon-mow MOW
n % n %
Rendah 1 9,1 10 90,9 11 0,005
Menengah 28 36,4 49 63,6 77
Tinggi 20 80 5 20 25
Total 49 43,4 64 56,6 113
-
5/21/2018 Artikel
4/8
Pada tabel di atas, dari perhitungan dengan
menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,005,
sebab p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi MedisOperatif Wanita (MOW).
Hubungan Pekerjaan dengan Penggunaan
Kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)
Tabel 6. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Penggunaan
Kontrasepsi MOW
Jenis
Pekerjaan
Jenis KB
Total pNon-mow MOW
n % n %
PNS 11 78,6 3 21,4 14 0,015
Swasta 14 42,4 19 57,6 33
IRT 24 36,4 42 63,6 66
Total 49 43,4 64 56,6 113
Pada tabel di atas, dari perhitungan dengan
menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,015,
sebab p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwaterdapat hubungan yang bermakna antara jenis
pekerjaan dengan penggunaan kontrasepsi Medis
Operatif Wanita (MOW).
Tabel 7. Hubungan Status Pekerjaan dengan Penggunaan
Kontrasepsi MOW
Status
Pekerjaan
Jenis KB
Total P PRNon-mow MOW
n % n %
Bekerja 25 53,2 22 46,8 47 0,086 0,17
IRT 24 36,4 42 63,6 66 R Korelasi
Total 49 43,4 64 56,6 113 0,736
Pada tabel di atas, dari perhitungan dengan
menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,085,
sebab p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara statuspekerjaan dengan penggunaan kontrasepsi Medis
Operatif Wanita (MOW).
Hubungan Jenis Pembiayaan dengan Penggunaan
Kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)
Tabel 8. Hubungan Jenis Pembiayaan dengan Penggunaan
Kontrasepsi MOW
Jenis
Pembiayaan
Jenis KB
Total P PRNon-mow MOW
n % n %
Program 0 0 53 100 53 0,005 5,46Bayar 49 81,7 11 18,3 60 R Korelasi
Total 49 43,4 64 56,6 113 0,822
Pada tabel di atas, dari perhitungan dengan
menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,005,
sebab p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis
pembiayaan dengan penggunaan kontrasepsi MedisOperatif Wanita (MOW).
Analisis Multivariat
Tabel 9. Faktor yang Paling Berhubungan dengan
Penggunaan Kontrasepsi MOW
Variabel P value PR
Usia 0,001 0,806 -0,215
Paritas 0,000 13,255 2,584
Pendidikan 0,003 10,930 2,391
Pada tabel di atas, dari hasil regresi logistik maka faktor yangberpengaruh dengan penggunaan kontrasepsi Medis Operatif
Wanita (MOW) terdiri dari usia, paritas dan pendidikan,
namun paritas paling kuatpengaruhnya (=2,584).
4. Pembahasan
Prevalensi penggunaan kontrasepsi Medis Operatif
Wanita (MOW) di RSIA Rika Amelia Palembang
periode Januari-Juni 2013 adalah 56,64%. Angka
prevalensi ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun
2012 (periode Januari-Desember 2012), yaitu 24,37% di
RSIA Rika Amelia Palembang dan di Kota Palembangtahun 2011, yaitu 1,22%.
Prevalensi ini juga lebih besar dibandingkan dengan di
Rumah Bersalin Bhakti IBI Semarang dengan angka
prevalensi 23,9% (2004), di RSUD Dr.Pirngadi Medan(2011) dengan angka prevalensi 45,80%, dan di
Puskesmas Pancoran Mas Depok (2010) dengan angka
prevalensi 4,45%.
Pada penelitian ini, peneliti membagi usia dalam 2
kelompok yaitu 35 tahun. Berdasarkantabel 4 kelompok responden yang memilih jenis KB
Non-MOW ada kecenderungan kelompok umur 35 tahun 70,4% berbanding
18,6%. Lebih jauh berdasarkan uji statistik
menggunakan chi square ada cukup bukti untuk
menolak H0,p value0,005 < (0,05). R korelasi 0,521
artinya keeratan hubungan sedang.
Dilihat berdasarkanprevalence ratio3,774, berarti usia
merupakan faktor risiko dalam pemilihan jenis KB.
Kelompok umur
-
5/21/2018 Artikel
5/8
jangka panjang, kemungkinan ibu berusia tua untuk
menggunakan kontrasepsi jangka panjang adalah
sebesar 2,5 kali dibandingkan ibu yang berusia muda.2
Dalam penelitian Yusuf (2002) dinyatakan adahubungan yang bermakna antara usia dengan
penggunaan kontrasepsi jangka panjang, dari nilai OR
dapat diketahui bahwa kemungkinan ibu yang berusia
tua untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang
adalah sebesar 8 kali dibandingkan ibu yang berusia
muda.2
Penelitian Amiranty (2003) menyatakan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara usia dengan
penggunaan kontrasepsi mantap, wanita berusia >35
tahun memiliki peluang sebesar 10 kali untuk memakai
kontrasepsi mantap dibandingkan wanita yang berusia
2 orang mempunyai kemungkinan 3,9 kali lebih besar
menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang
dibandingkan responden dengan jumlah anak hidup
-
5/21/2018 Artikel
6/8
menggunakan chi square ada cukup bukti untuk
menolak H0,p value(0,005 < (0,05).
Tingginya angka responden yang menggunakan
kontrasepsi MOW dengan jenis pembiayaan programpada penelitian ini disebabkan karena di tempat
dilakukannya penelitian ini yaitu RSIA Rika Amelia
Palembang merupakan salah satu Rumah Sakit yang
bekerja sama dengan pemerintah yang menjalankan
program KB khususnya jenis kontrasepsi Medis
Operatif Wanita (MOW) yang dianggap paling efektif
dibandingkan kontrasepsi lainnya.
Dari analisis multivariat terdapat tiga faktor yang
berpengaruh secara bermakna, terdiri dari usia
(p=0,001), status paritas (p=0,000) dan pendidikan
(p=0,003). Dari ketiga faktor independen yang
berpengaruh ini status paritas yang paling kuat
pengaruhnya (=2,584).
Sedangkan berdasarkan analisis bivariat pekerjaan
mempengaruhi seseorang untuk memilih atau tidak
memilih kontrasepsi MOW tetapi setelah dilakukan
analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor
pekerjaan tidak dapat digunakan untuk memprediksi
apakah seseorang menggunakan MOW atau tidak
MOW.
Terdapat perbedaan antara hasil penelitian ini dengan
Purba (2009),5 dengan faktor yang paling dominan
dalam pemilihan kontrasepsi adalah keterbatasan alat
kontrasepsi (p=0,001), Ginting (2010), dengan faktor
yang paling mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi
adalah umur (p=0,003).7
Hasil penelitian berbeda juga ditemui pada penelitian
Laksmi (2009),8 dengan faktor yang paling
mempengaruhi dalam pemilihan jenis kontrasepsi
adalah keikutsertaan Jamkesmas (p=0,022) serta
Kusumaningrum (2009), faktor yang paling
mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi adalah umur
(p=0,011).9
5. Simpulan
Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi MedisOperatif Wanita (MOW) di RSIA Rika Amelia
Palembang periode Januari-Juni 2013 dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Karakteristik responden terbanyak terdapat pada
kelompok umur >35 tahun (52,21%), jumlah anak>2 (60,18%), tingkat pendidikan menengah
(68,14%), status pekerjaan sebagai Ibu Rumah
Tangga (58,41%) dan jenis pembiayaan yang
digunakan adalah sistem bayar (53,10%).
2. Karakteristik responden yang mengikuti program
terbanyak terdapat pada kategori usia >35 tahun
(73,58%), jumlah anak >2 orang (88,68%), tingkat
pendidikan menengah (81,13%) dan pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga (66,04%).3. Prevalensi penggunaan kontrasepsi Medis Operatif
Wanita (MOW) di RSIA Rika Amelia Palembang
periode Januari-Juni 2013 sebesar 56,64%.
4. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara faktor usia(p=0,005 ; PR=3,774 ; R korelasi=0,521) dengan
penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita
(MOW) di RSIA Rika Amelia Palembang.
5. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna (signifikan) antara status
paritas (p=0,005 ; PR=4,632 ; R korelasi=0,638)
dengan penggunaan kontrasepsi Medis Operatif
Wanita (MOW) di RSIA Rika Amelia Palembang.
6. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna (signifikan) antara
faktor tingkat pendidikan (p=0,005) dengan
penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita
(MOW) di RSIA Rika Amelia Palembang.
7. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna (signifikan) antara
faktor jenis pekerjaan (p=0,015) dengan
penggunaan kontrasepsi Medis Operatif Wanita(MOW) di RSIA Rika Amelia Palembang.
8. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna (signifikan) antara
faktor jenis pembiayaan (p=0,005; R
korelasi=0,822) dengan penggunaan kontrasepsiMedis Operatif Wanita (MOW) di RSIA Rika
Amelia Palembang.
9. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya tiga
faktor yang berpengaruh secara bermakna yaitu
usia, status paritas dan pendidikan, namun yang
paling kuat pengaruhnya adalah status paritas
(=2,584).
Daftar Acuan
1.
Abdul, B. S. 2006. Buku Acuan NasionalPelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta, Indonesia.
2. Fienalia, Rainy Alus. 2012. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Wilayah
Kerja Puskesmas Pancoran Mas kota Depok Tahun
2011. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Depok.
3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN). 2012. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia : Laporan Penduduk. Jakarta, Indonesia.
4.
Cunningham, F.G......[et al]. 2005. WilliamsObstetrics, 21 Ed. TerjemahanOleh : Hartanto, H.
EGC. Jakarta, Indonesia.
-
5/21/2018 Artikel
7/8
5. Purba, Junita T. 2009. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi pada
Istri PUS di Kecamatan Rambah Sani Akbuaoten
Rokan Hulu tahun 2008. Tesis, Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.6. Kurniasari, D. 2011. Faktor yang Berhubungan
Dengan Akseptor Metode Kontrasepsi MOW
(Tubektomi) di Wilayah Jangli Krajan Barat RW
III Kelurahan Jatingaleh Kecamatan Candisari
Semarang tahun 2010. Skripsi UniversitasMuhammadiyah. Semarang.
7. Ginting, Melvida B.R. 2010. Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Penggunaan Alat
Kontrasepsi pada PUS di Desa Sukadame
Kecamatan Tigapanah Kabuapten Karo tahun
2010. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
8. Indira, L. 2009. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang
Digunakan Pada Keluarga Miskin. SkripsiFakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Semarang.
9. Kusumaningrum, R. 2009. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang
Digunakan Pada Pasangan Usia Subur. Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusuma
ningrum.pdf)diakses pada tanggal 8 Juni 2013.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf -
5/21/2018 Artikel
8/8
BIODATA PENULIS
PENULIS I
Nama : Tri Hasnita
NIM : 04101401019
Tempat, tanggal lahir : Palembang, 20 Juli 1992
Jenis kelamin : Perempuan
Nomor telepon : 08117882092
Email : [email protected] : Jl. Macan Kumbang 7 no.4506 RT.40 RW.11, Palembang 30137
PENULIS II
Nama : Dr. dr. H. Heriyadi Manan, Sp.OG(K), MARS
NIP : 1958 1119 198712 1 001
Jenis kelamin : Laki-laki
Departemen : Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
PENULIS III
Nama : Dr. dr. H. M. Zulkarnain, M.Med.Sc, PKK
NIP : 1961 0903 198903 1 002
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Keluarga,
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, RSUP dr. Mohammad Hoesin
Palembang