artikel adi

19

Click here to load reader

Upload: abu-abdurrahman

Post on 27-Jun-2015

172 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: artikel adi

ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

(PBI) MATERI FLUIDA STATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

PROSES SISWA KELAS XI MA AL ASROR SEMARANG

OLEH

ADI SUPRAPTO

4201405031

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2009

1

Page 2: artikel adi

PENGESAHAN

Artikel skripsi dengan judul :

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Materi

Fluida Statik untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas XI MA

Al Asror Semarang

Telah disetujui pada:

Hari : Senin

Tanggal : 24 Agustus 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Dwi Yulianti, M.Si. Dr. Supriyadi, M.Si. NIP 131404299 NIP 131931629

2

Page 3: artikel adi

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Materi

Fluida Statik untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas XI

MA Al Asror Semarang

Adi Suprapto, Dwi Yulianti, Supriyadi

Jurusan FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK

Untuk meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika digunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada pembelajaran materi fluida statik. Masih didominasinya pembelajaran dengan metode ceramah serta kurang melibatkan aktivitas siswa dalam melakukan kerja ilmiah, menjadi faktor yang mengakibatkan keterampilan proses siswa belum dikembangkan. Oleh sebab itu diperlukan model pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik dan dapat mengembangkan keterampilan proses. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). PBI merupakan suatu model pengajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah dunia nyata. Dari hasil penelitian diketahui bahwa model pembelajaran PBI dapat meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa. Untuk lebih meningkatkan efektifitas penerapan model pembelajaran PBI, guru hendaknya lebih mengintensifkan proses pembimbingan kepada siswa pada saat melakukan percobaan agar dapat berjalan lancar sehingga alokasi waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan maksimal.Kata kunci : Problem Based Instruction, keterampilan proses

PENDAHULUAN

Esensi kurikulum yang berkaku saat ini adalah menuntut siswa untuk

berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Siswa dituntut sebagai

pelaku dalam aktivitas belajar sehingga dapat menemukan konsep melalui

pembelajaran. Penilaiannya ditekankan pada proses belajar mengajar dan

produk atau karya. Guru harus menciptakan suatu suasana atau lingkungan

belajar sedemikian rupa sehingga membuat siswa aktif, tidak hanya menerima

pelajaran dan bisa menghasilkan suatu produk yang berupa laporan percobaan.

Salah satu standar kompetensi yang dikembangkan pada mata pelajaran fisika di

SMA atau MA adalah kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah

kompleks. Kemampuan itu dikembangkan melalui pengalaman langsung (hands-

on) dengan melakukan penyelidikan atau percobaan di laboratorium atau kelas.

Penyelidikan atau percobaan yang dilaksanakan di laboratorium maupun di

kelas dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.

1

Page 4: artikel adi

Berdasarkan hasil wawancara personal dengan guru mata pelajaran fisika

MA Al Asror Semarang ditemukan beberapa permasalahan di antaranya

pertama, pelaksanaan pembelajaran fisika masih didominasi metode ceramah.

Kedua, guru jarang melaksanakan kegiatan praktikum karena masih berorientasi

terselesaikannya materi. Hal ini menyebabkan siswa tidak terlibat dalam aktivitas

kerja ilmiah yang berarti keterampilan proses siswa belum dikembangkan.

Ketiga, penyampaian materi fisika belum sepenuhnya mengaitkan dengan

kehidupan nyata siswa. Keempat, kegiatan belajar siswa belum menyentuh

aspek psikomotorik dan aspek lain yang berkenaan dengan proses

pengembangan keterampilan proses siswa. Permasalahan tersebut berakibat

pada hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal ini terlihat pada nilai mata

pelajaran fisika semester I kelas XI IPA 2 pada dua tahun terakhir yaitu 63 dan

62.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan model pembelajaran

inovatif yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar

yang baik dan dapat mengembangkan keterampilan proses. Salah satu model

pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran Problem Based

Instruction (PBI).

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses dan

hasil belajar siswa.

Problem Based Instruction (PBI)

Teori-teori pembelajaran konstruktivisme yang menekankan kebutuhan

siswa untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun secara pribadi

pengetahuan bermakna, merupakan dasar ilmiah pembelajaran Problem Based

Instruction (PBI). PBI adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar

tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran

(Sudarman, 2007).

Pembelajaran PBI mempunyai ciri-ciri, yaitu pengajuan pertanyaan atau

masalah, terintegrasi dengan disiplin ilmu lain, penyelidikan autentik,

menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya, serta kerjasama (Ibrahim

dkk, 2001:5-7).

2

Page 5: artikel adi

Tujuan PBI adalah mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan

masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan dalam

pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri

(Ibrahim dkk, 2001:8). .

Sintaks atau tahapan PBI terdiri dari lima tahap, yaitu (1) orientasi siswa

pada masalah (2) mengorganisasi siswa untuk belajar (3) membimbing

penyelidikan individual dan kelompok (4) mengembangkan dan menyajikan hasil

karya (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Ibrahim

dkk, 2001:13).

Hasil Belajar Fisika

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar

setelah mengalami aktivitas belajar. Setiap kegiatan belajar akan menimbulkan

suatu perubahan yang khas yaitu berupa hasil belajar yang meliputi kognitif,

afektif dan psikomotorik yang tampak pada suatu prestasi yang diraih oleh siswa.

Dari pengertian hasil belajar tersebut dapat didefinisikan bahwa hasil belajar

fisika merupakan perubahan perilaku siswa setelah mengalami aktivitas belajar

pada mata pelajaran fisika.

Keterampilan Proses

Keterampilan proses merupakan salah satu pendekatan pembelajaran

fisika. Menurut Mundilarto (2002:13), keterampilan proses adalah keterampilan

mengikuti langkah-langkah yang dikerjakan saintis ketika melakukan penelitian

ilmiah. Dalam penelitian ini keterampilan proses yang diamati disesuaikan

dengan tingkat perkembangan siswa MA dan materi pelajaran yang diberikan.

Keterampilan proses yang diamati meliputi: merencanakan penelitian atau

eksperimen, observasi atau pengamatan, penghitungan, pengukuran,

peramalan, pembuatan hipotesis, interpretasi data, penerapan, membuat

kesimpulan, dan mengkomunikasikan.

Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang digunakan untuk

menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli. Menurut Suparno

(2007:77) metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa

untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang

3

Page 6: artikel adi

sudah dibicarakan itu memang benar. Metode eksperimen dibagi menjadi dua

yaitu eksperimen terbimbing dan bebas. Dalam penelitian ini metode eksperimen

yang digunakan adalah eksperimen terbimbing dengan tujuan untuk membantu

mengarahkan proses penyelidikan siswa dalam rangka memahami dan

menemukan konsep-konsep untuk memecahkan masalah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di MA Al Asror Semarang, dengan subjek

penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 tahun pelajaran 2008/2009 berjumlah 36

siswa yang terdiri 11 putra dan 25 putri. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini

adalah keterampilan proses dan hasil belajar siswa yang meliputi hasil belajar

kognitif, afektif dan psikomotorik. Desain penelitian ini merupakan penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research) diadaptasi dari model Hopkins yang

dilaksanakan dalam dua siklus (Aqib, 2006:31). Penelitian tindakan kelas ini

dilakukan secara sistematis yang tergambar dalam alur penelitian sebagai

berikut:

Gambar 1 Skema prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)(Aqib, 2006)

Belum terselesaikan

Perencanaan Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

SIKLUS I

Perencanaan Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

SIKLUS II

Terselesaikan

Permasalahan :Pembelajaran masih didominasi ceramah dan

tidak melibatkan siswaHasil belajar belum optimalKeterampilan proses belum dikembangkan

4

Page 7: artikel adi

Data hasil belajar kognitif siswa disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Data hasil belajar kognitif siswa

No Keterangan Siklus I Siklus II

1. Nilai tertinggi 86 87

2. Nilai terendah 43 47

3. Nilai rata-rata 68,85 72,96

4. Ketuntasan klasikal (%) 55,56 86,11

5. Gain score (g) 0,13

Hasil Belajar Afektif

Data hasil belajar afektif siswa disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Data hasil belajar afektif siswa

No Aspek Afektif

Skor (%)

Siklus I Siklus II

1 Kedisiplinan 78,47 87,5

2 Kerjasama 78,47 85,42

3 Kejujuran 69,44 79,17

4 Tanggungjawab 72,22 79,86

Nilai rata-rata 74,31 82,99

Nilai tertinggi 88 94

Nilai terendah 44 69

Ketuntasan klasikal 69,44 97,22

Gain score (g) 0,34

Hasil Belajar Psikomotorik

Data hasil belajar psikomotorik siswa disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Data hasil belajar psikomotorik siswa

No Aspek Psikomotorik

Skor (%)

Siklus I Siklus II

1 Menyiapkan alat dan bahan 65,28 65,28

2 Melakukan percobaan 65,97 77,78

3 Merapikan alat dan bahan 79,86 86,81

4 Mengkomunikasikan 70,83 88,89

Nilai rata-rata 70,49 79,69

Nilai tertinggi 88 94

Nilai terendah 44 56

Ketuntasan klasikal 72,22 97,22

Gain score (g) 0,31

Hasil Keterampilan Proses

HASIL PENELITIAN

Hasil Belajar Kognitif

5

Page 8: artikel adi

Data hasil keterampilan proses siswa disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Data hasil keterampilan proses siswa

No Aspek Keterampilan Proses

Skor (%)

Siklus I Siklus II

1 Merancang eksperimen 65,97 82,64

2 Mengamati 61,11 82,64

3 Menghitung 65,97 79,86

4 Mengukur 78,47 86,11

5 Meramalkan 62,50 75,00

6 Membuat hipotesis 68,06 81,25

7 Interpretasi data 63,19 79,86

8 Menerapkan 75,69 78,47

9 Menyimpulkan 81,94 85,42

10 Mengkomunikasikan 67,36 76,39

Nilai rata-rata 69,03 80,76

Nilai tertinggi 78 93

Nilai terendah 48 55

Ketuntasan klasikal 58,33 83,33

Gain score (g) 0,38

PEMBAHASAN

Hasil Belajar Kognitif

Penerapan model pembelajaran PBI pada penelitian ini mampu

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan

nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran menyebabkan penguasaan konsep

materi fluida statik dari siklus I ke siklus II meningkat. Hal ini sesuai dengan

pendapat Dimyati, dkk (2006:116) yang menyatakan bahwa belajar memerlukan

keterlibatan secara aktif orang yang belajar. Dalam pembelajaran PBI, siswa

tidak lagi pasif menerima dan menghafal informasi yang diberikan oleh guru,

tetapi siswa berusaha menemukan konsep melalui kegiatan penyelidikan

terhadap permasalahan yang disajikan. Permasalahan-permasalahan yang

berkaitan dengan hukum Archimedes dan prinsip melayang, terapung dan

tenggelam yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan fenomenanya

Penyelidikan terhadap permasalahan nyata yang dilakukan bersama teman

kelompoknya membuat siswa lebih mudah memahami suatu materi pelajaran

dapat langsung diamati tentu saja tidak menyulitkan siswa dalam memecahkan-

nya.

6

Page 9: artikel adi

dalam proses pembelajaran, karena siswa mampu menemukan konsep secara

mandiri berdasarkan fakta-fakta kongkrit yang dijumpai saat melakukan

percobaan. Kegiatan seperti ini juga akan membawa kemampuan kognitif siswa

menjadi lebih baik, karena siswa terlibat dalam memperoleh pengetahuan melalui

pengalaman langsung dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima

pengetahuan atau informasi dari apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini

merupakan salah satu prinsip pembelajaran yaitu mengalami sendiri (Darsono,

2000:57), artinya siswa belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan hasil

yang optimal. Dengan demikian dalam proses pembelajaran siswa tidak pasif,

menerima begitu saja apa yang diberikan guru dalam pembelajaran, melainkan

siswa membangun dan mengembangkan konsep dan prinsip yang telah

dipelajarinya.

Dari kegiatan penyelidikan siswa mampu mengetahui bagaimana hukum

Archimedes ditemukan dan memahami prinsip melayang, terapung dan

tenggelam secara langsung. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran melalui pengalaman langsung membuat pengetahuan tentang

hukum Archimedes dan prinsip melayang, terapung dan tenggelam mudah

diingat dan bertahan lama.

Dalam penelitian ini ketuntasan belajar klasikal siswa sudah memenuhi

indikator keberhasilan, oleh karena itu pembelajaran dapat dikatakan tuntas.

Ketuntasan hasil belajar siswa pada penelitian ini membuktikan bahwa

pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran PBI dapat digunakan

sebagai salah satu metode untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan

Rahmawati, dkk (2005:148) pada siswa SMA N 1 Wonosobo, yang menunjukkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Hasil Belajar Afektif

Hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan

dengan meningkatnya nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil

belajar afektif ini terjadi karena siswa terlibat secara langsung dalam

pembelajaran. Siswa antusias dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Siswa

semakin disiplin dalam mengikuti pelajaran di setiap pertemuan. Mereka masuk

7

Page 10: artikel adi

ke dalam laboratorium sebelum guru masuk. Hal ini mengindikasikan

meningkatnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan PBI

memberikan rangsangan yang menarik perhatian siswa, karena didalamnya

siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan

pendapat Anni, dkk (2004:162), bahwa stimulus yang unik akan menarik

perhatian setiap orang dan cenderung untuk mempertahankan keterlibatan diri

secara aktif terhadap stimulus tersebut.

Serangkaian kegiatan ilmiah yang tercakup dalam pembelajaran PBI

sebagai bentuk penyelidikan dalam menjawab permasalahan yang berkaitan

dengan materi fluida statik secara berkelompok. Bekerja secara berkelompok

mempunyai keuntungan karena dapat memperoleh solusi permasalahan secara

bersama dan memudahkan siswa berinteraksi dengan temannya. Dalam

kelompok siswa juga dapat membandingkan hasil kerjanya. Penerapan model

pembelajaran PBI menjadikan siswa mampu bekerjasama dengan teman

sekelompoknya dengan baik dalam melakukan penyelidikan untuk menemukan

jawaban dari permasalahan yang disajikan.

Pembelajaran PBI membawa siswa terlibat langsung dalam kegiatan

percobaan. Pengalaman secara langsung dan pembiasaan sikap disiplin,

bekerjasama, jujur dan bertanggungjawab pada pembelajaran inilah yang

membawa perubahan sikap siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan

pendapat Dahniar (2007) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis

masalah sebagai sebuah strategi pembelajaran yang tidak hanya

mengembangkan proses sains saja tetapi juga mengembangkan aspek afektif.

Menurut Gagne dalam Anni, dkk (2004:3) belajar merupakan sebuah sistem yang

didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan sehingga

menghasilkan perubahan perilaku. Adanya perubahan afektif tersebut

menunjukkan bahwa siswa telah mengalami proses belajar.

Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik siswa dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan melalui penerapan pembelajaran PBI materi fluida statik.

Peningkatan hasil belajar psikomotorik disebabkan karena siswa sangat antusias

dalam melakukan percobaan yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran materi fluida statik melalui

8

Page 11: artikel adi

kegiatan percobaan ini antara lain mengamati, menggunakan alat percobaan

seperti neraca pegas dan neraca Ohauss, mencatat hasil pengamatan,

menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil yang telah diperoleh.

Inilah salah satu kunci pembelajaran fisika, yaitu harus melibatkan siswa secara

aktif (Koes, 2003:83). Menurut Mundilarto (2002:24) melalui kegiatan, misalnya

kegiatan laboratorium, siswa dapat mempelajari sains melalui pengamatan

langsung terhadap gejala-gejala maupun proses sains, dapat melatih

keterampilan ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah.

Berdasarkan hasil pengamatan, siswa cenderung lebih aktif ketika

pembelajaran berlangsung. Siswa senang sewaktu mempersiapkan alat dan

bahan yang digunakan dalam percobaan, seperti pada saat percobaan hukum

Archimedes, siswa mempersiapkan neraca pegas, kelereng, batu dan bejana

berisi air. Pada siklus II antusiasme siswa dalam melakukan percobaan

meningkat, siswa tidak lagi ragu-ragu saat mempersiapkan alat dan bahan,

melakukan percobaan kemudian merapikan kembali alat dan bahan percobaan.

Pada siklus II hasil pembuatan laporan percobaan juga lebih baik daripada siklus

I.

Secara umum, penilaian semua aspek psikomotorik dari siklus I ke siklus II

meningkat tetapi pada siklus II saat siswa melakukan percobaan prinsip

melayang, terapung dan tenggelam siswa masih kesulitan dalam menentukan

posisi telur pada saat melayang dan terapung. Hal ini disebabkan posisi telur

yang miring sehingga siswa merasa kesulitan dalam mencatat hasil pengamatan.

Kegiatan percobaan sebagai upaya penyelidikan permasalahan masih

memerlukan bimbingan dari guru.

Keterampilan Proses

Keterampilan proses siswa mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan

dengan meningkatnya nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II. Peningkatan

tersebut disebabkan adanya perubahan metode pembelajaran yang melibatkan

siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran melalui penerapan model

pembelajaran PBI. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparno (2007:49) yang

menyatakan bahwa dalam pembelajaran fisika siswa harus lebih banyak

dihadapkan pada tindakan melakukan percobaan, sehingga dengan adanya

demonstrasi sederhana tersebut dianggap sesuai dengan pembelajaran fisika.

9

Page 12: artikel adi

Keterampilan proses yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi

keterampilan merancang eksperimen, mengamati, menghitung, mengukur,

meramalkan, membuat hipotesis, menginterpretasi data, menerapkan,

menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan tersebut

dinilai melalui LKS yang harus dikerjakan siswa secara individu. Ciri dari

keterampilan proses yang dilakukan oleh siswa adalah dengan mengerjakan dan

mengikuti langkah-langkah pada LKS (Memes, 2000:17). LKS menurut Darmojo

dalam Rahmawati (2005) dapat membantu guru mengarahkan siswanya untuk

dapat menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri atau dalam kerja

kelompok.

Berdasarkan hasil penelitian semua aspek keterampilan proses siswa

mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan

keterampilan proses siswa merupakan akibat dari penerapan model

pembelajaran PBI, karena model PBI ini memberikan kesempatan siswa aktif

dalam pembelajaran dan mengembangkan keterampilan proses siswa melalui

kegiatan percobaan atau praktikum yang melibatkan secara langsung

keterampilan siswa dalam merancang eksperimen, mengamati, menghitung,

mengukur, meramalkan, membuat hipotesis, menginterpretasi data, menerapkan,

menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Wiyanto, dkk (2005:171) yang menunjukkan keterampilan

proses mahasiswa pendidikan fisika semester I Universitas Negeri Semarang

dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum.

Keterampilan proses siswa yang meningkat dari siklus I ke siklus II

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan kegiatan percobaan atau praktikum

melalui penerapan model pembelajaran PBI telah berhasil mengembangkan

keterampilan proses siswa. Pernyataan ini didukung hasil penelitian Ram (1999)

yang menunjukkan bahwa keterampilan melaksanakan praktikum mahasiswa

kimia semester dua di Universitas Emory Atlanta dapat ditingkatkan melalui

kegiatan laboratorium berbasis PBI. Hasil penelitian yang sama oleh Rusmiyati

(2007) menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran PBI pada siswa SMA

dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

10

Page 13: artikel adi

Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction materi fluida

statik dapat meningkatkan keterampilan proses serta hasil belajar kognitif, afektif

dan psikomotorik siswa kelas XI IPA 2 MA Al Asror Semarang tahun pelajaran

2008/2009. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan keterampilan proses serta

hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa pada setiap siklusnya.

Saran yang dapat diberikan adalah guru hendaknya lebih mengintensifkan

proses pembimbingan kepada siswa pada saat melakukan penyelidikan atau

percobaan agar dapat berjalan lancar sehingga alokasi waktu yang tersedia

dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri, Achmad Rifa’i, Eddy Purwanto dan Daniel Purnomo. 2004.

Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Dahniar, Nani. 2007. Science Project sebagai Salah Satu Alternatif dalam

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains di SMP. Online.

http://www.jurnaljpi.files.wordpress.com/2007/09/02-nani-dahniar.pdf.

[diakses 25/04/2009]

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang

Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim, Muslimin dan Mohammad Nur. 2001. Pembelajaran Berdasarkan

Masalah. Surabaya: UNESA Press.

Koes, Supriyono. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Memes, Wayan. 2000. Model Pembelajaran Fisika di SMP. Jakarta: Depdiknas.

Mundilarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas

Negeri Yogyakarta.

Rahmawati, Erwin, Siti Khanafiyah dan Sarwi. 2005. Pengajaran Berdasarkan

Masalah (Problem Based Instruction) dengan LKS pada Pokok Bahasan

Kinematika Gerak Lurus pada Siswa SMA Kelas X Semester 1. Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia. 3/3: 143-148.

11

Page 14: artikel adi

Ram, Preetha. 1999. Problem Based Learning in Undergraduated

Education a Sophomore Chemistry Laboratory. Online.

http://www.springerlink.files. wordpress .com/1999/05/02-preetha-ram.pdf.

Rusmiyati, Arie. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Instruction (PBI) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa SMA.

Skripsi Universitas Negeri Semarang. Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Sudarman. 2007. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk

Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah.

Online.http://www.jurnaljpi.files.wordpress.com/2007/09/02-sudarman.pdf.

[diakses 25/04/2009]

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Tim Penyusun. 2008. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES

Press.

Wiyanto, Taufikun dan Hadi Susanto. 2005. Pengembangan Keterampilan

Proses Sains bagi Mahasiswa Calon Guru Melalui Praktikum Fisika Dasar

pada Pokok Bahasan Mekanika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.

3/3:167-171.

[diakses 25/04/2009]

12