artikel adi
TRANSCRIPT
![Page 1: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/1.jpg)
ARTIKEL SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION
(PBI) MATERI FLUIDA STATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SISWA KELAS XI MA AL ASROR SEMARANG
OLEH
ADI SUPRAPTO
4201405031
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
1
![Page 2: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/2.jpg)
PENGESAHAN
Artikel skripsi dengan judul :
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Materi
Fluida Statik untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas XI MA
Al Asror Semarang
Telah disetujui pada:
Hari : Senin
Tanggal : 24 Agustus 2009
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Dwi Yulianti, M.Si. Dr. Supriyadi, M.Si. NIP 131404299 NIP 131931629
2
![Page 3: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/3.jpg)
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Materi
Fluida Statik untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas XI
MA Al Asror Semarang
Adi Suprapto, Dwi Yulianti, Supriyadi
Jurusan FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Untuk meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika digunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada pembelajaran materi fluida statik. Masih didominasinya pembelajaran dengan metode ceramah serta kurang melibatkan aktivitas siswa dalam melakukan kerja ilmiah, menjadi faktor yang mengakibatkan keterampilan proses siswa belum dikembangkan. Oleh sebab itu diperlukan model pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik dan dapat mengembangkan keterampilan proses. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). PBI merupakan suatu model pengajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah dunia nyata. Dari hasil penelitian diketahui bahwa model pembelajaran PBI dapat meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa. Untuk lebih meningkatkan efektifitas penerapan model pembelajaran PBI, guru hendaknya lebih mengintensifkan proses pembimbingan kepada siswa pada saat melakukan percobaan agar dapat berjalan lancar sehingga alokasi waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan maksimal.Kata kunci : Problem Based Instruction, keterampilan proses
PENDAHULUAN
Esensi kurikulum yang berkaku saat ini adalah menuntut siswa untuk
berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Siswa dituntut sebagai
pelaku dalam aktivitas belajar sehingga dapat menemukan konsep melalui
pembelajaran. Penilaiannya ditekankan pada proses belajar mengajar dan
produk atau karya. Guru harus menciptakan suatu suasana atau lingkungan
belajar sedemikian rupa sehingga membuat siswa aktif, tidak hanya menerima
pelajaran dan bisa menghasilkan suatu produk yang berupa laporan percobaan.
Salah satu standar kompetensi yang dikembangkan pada mata pelajaran fisika di
SMA atau MA adalah kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks. Kemampuan itu dikembangkan melalui pengalaman langsung (hands-
on) dengan melakukan penyelidikan atau percobaan di laboratorium atau kelas.
Penyelidikan atau percobaan yang dilaksanakan di laboratorium maupun di
kelas dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.
1
![Page 4: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/4.jpg)
Berdasarkan hasil wawancara personal dengan guru mata pelajaran fisika
MA Al Asror Semarang ditemukan beberapa permasalahan di antaranya
pertama, pelaksanaan pembelajaran fisika masih didominasi metode ceramah.
Kedua, guru jarang melaksanakan kegiatan praktikum karena masih berorientasi
terselesaikannya materi. Hal ini menyebabkan siswa tidak terlibat dalam aktivitas
kerja ilmiah yang berarti keterampilan proses siswa belum dikembangkan.
Ketiga, penyampaian materi fisika belum sepenuhnya mengaitkan dengan
kehidupan nyata siswa. Keempat, kegiatan belajar siswa belum menyentuh
aspek psikomotorik dan aspek lain yang berkenaan dengan proses
pengembangan keterampilan proses siswa. Permasalahan tersebut berakibat
pada hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal ini terlihat pada nilai mata
pelajaran fisika semester I kelas XI IPA 2 pada dua tahun terakhir yaitu 63 dan
62.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan model pembelajaran
inovatif yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar
yang baik dan dapat mengembangkan keterampilan proses. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI).
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses dan
hasil belajar siswa.
Problem Based Instruction (PBI)
Teori-teori pembelajaran konstruktivisme yang menekankan kebutuhan
siswa untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun secara pribadi
pengetahuan bermakna, merupakan dasar ilmiah pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI). PBI adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran
(Sudarman, 2007).
Pembelajaran PBI mempunyai ciri-ciri, yaitu pengajuan pertanyaan atau
masalah, terintegrasi dengan disiplin ilmu lain, penyelidikan autentik,
menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya, serta kerjasama (Ibrahim
dkk, 2001:5-7).
2
![Page 5: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/5.jpg)
Tujuan PBI adalah mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan
masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan dalam
pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri
(Ibrahim dkk, 2001:8). .
Sintaks atau tahapan PBI terdiri dari lima tahap, yaitu (1) orientasi siswa
pada masalah (2) mengorganisasi siswa untuk belajar (3) membimbing
penyelidikan individual dan kelompok (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Ibrahim
dkk, 2001:13).
Hasil Belajar Fisika
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Setiap kegiatan belajar akan menimbulkan
suatu perubahan yang khas yaitu berupa hasil belajar yang meliputi kognitif,
afektif dan psikomotorik yang tampak pada suatu prestasi yang diraih oleh siswa.
Dari pengertian hasil belajar tersebut dapat didefinisikan bahwa hasil belajar
fisika merupakan perubahan perilaku siswa setelah mengalami aktivitas belajar
pada mata pelajaran fisika.
Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
fisika. Menurut Mundilarto (2002:13), keterampilan proses adalah keterampilan
mengikuti langkah-langkah yang dikerjakan saintis ketika melakukan penelitian
ilmiah. Dalam penelitian ini keterampilan proses yang diamati disesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa MA dan materi pelajaran yang diberikan.
Keterampilan proses yang diamati meliputi: merencanakan penelitian atau
eksperimen, observasi atau pengamatan, penghitungan, pengukuran,
peramalan, pembuatan hipotesis, interpretasi data, penerapan, membuat
kesimpulan, dan mengkomunikasikan.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli. Menurut Suparno
(2007:77) metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa
untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang
3
![Page 6: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/6.jpg)
sudah dibicarakan itu memang benar. Metode eksperimen dibagi menjadi dua
yaitu eksperimen terbimbing dan bebas. Dalam penelitian ini metode eksperimen
yang digunakan adalah eksperimen terbimbing dengan tujuan untuk membantu
mengarahkan proses penyelidikan siswa dalam rangka memahami dan
menemukan konsep-konsep untuk memecahkan masalah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di MA Al Asror Semarang, dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 tahun pelajaran 2008/2009 berjumlah 36
siswa yang terdiri 11 putra dan 25 putri. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini
adalah keterampilan proses dan hasil belajar siswa yang meliputi hasil belajar
kognitif, afektif dan psikomotorik. Desain penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research) diadaptasi dari model Hopkins yang
dilaksanakan dalam dua siklus (Aqib, 2006:31). Penelitian tindakan kelas ini
dilakukan secara sistematis yang tergambar dalam alur penelitian sebagai
berikut:
Gambar 1 Skema prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)(Aqib, 2006)
Belum terselesaikan
Perencanaan Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
SIKLUS I
Perencanaan Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
SIKLUS II
Terselesaikan
Permasalahan :Pembelajaran masih didominasi ceramah dan
tidak melibatkan siswaHasil belajar belum optimalKeterampilan proses belum dikembangkan
4
![Page 7: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/7.jpg)
Data hasil belajar kognitif siswa disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Data hasil belajar kognitif siswa
No Keterangan Siklus I Siklus II
1. Nilai tertinggi 86 87
2. Nilai terendah 43 47
3. Nilai rata-rata 68,85 72,96
4. Ketuntasan klasikal (%) 55,56 86,11
5. Gain score (g) 0,13
Hasil Belajar Afektif
Data hasil belajar afektif siswa disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Data hasil belajar afektif siswa
No Aspek Afektif
Skor (%)
Siklus I Siklus II
1 Kedisiplinan 78,47 87,5
2 Kerjasama 78,47 85,42
3 Kejujuran 69,44 79,17
4 Tanggungjawab 72,22 79,86
Nilai rata-rata 74,31 82,99
Nilai tertinggi 88 94
Nilai terendah 44 69
Ketuntasan klasikal 69,44 97,22
Gain score (g) 0,34
Hasil Belajar Psikomotorik
Data hasil belajar psikomotorik siswa disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Data hasil belajar psikomotorik siswa
No Aspek Psikomotorik
Skor (%)
Siklus I Siklus II
1 Menyiapkan alat dan bahan 65,28 65,28
2 Melakukan percobaan 65,97 77,78
3 Merapikan alat dan bahan 79,86 86,81
4 Mengkomunikasikan 70,83 88,89
Nilai rata-rata 70,49 79,69
Nilai tertinggi 88 94
Nilai terendah 44 56
Ketuntasan klasikal 72,22 97,22
Gain score (g) 0,31
Hasil Keterampilan Proses
HASIL PENELITIAN
Hasil Belajar Kognitif
5
![Page 8: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/8.jpg)
Data hasil keterampilan proses siswa disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Data hasil keterampilan proses siswa
No Aspek Keterampilan Proses
Skor (%)
Siklus I Siklus II
1 Merancang eksperimen 65,97 82,64
2 Mengamati 61,11 82,64
3 Menghitung 65,97 79,86
4 Mengukur 78,47 86,11
5 Meramalkan 62,50 75,00
6 Membuat hipotesis 68,06 81,25
7 Interpretasi data 63,19 79,86
8 Menerapkan 75,69 78,47
9 Menyimpulkan 81,94 85,42
10 Mengkomunikasikan 67,36 76,39
Nilai rata-rata 69,03 80,76
Nilai tertinggi 78 93
Nilai terendah 48 55
Ketuntasan klasikal 58,33 83,33
Gain score (g) 0,38
PEMBAHASAN
Hasil Belajar Kognitif
Penerapan model pembelajaran PBI pada penelitian ini mampu
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan
nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran menyebabkan penguasaan konsep
materi fluida statik dari siklus I ke siklus II meningkat. Hal ini sesuai dengan
pendapat Dimyati, dkk (2006:116) yang menyatakan bahwa belajar memerlukan
keterlibatan secara aktif orang yang belajar. Dalam pembelajaran PBI, siswa
tidak lagi pasif menerima dan menghafal informasi yang diberikan oleh guru,
tetapi siswa berusaha menemukan konsep melalui kegiatan penyelidikan
terhadap permasalahan yang disajikan. Permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan hukum Archimedes dan prinsip melayang, terapung dan
tenggelam yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan fenomenanya
Penyelidikan terhadap permasalahan nyata yang dilakukan bersama teman
kelompoknya membuat siswa lebih mudah memahami suatu materi pelajaran
dapat langsung diamati tentu saja tidak menyulitkan siswa dalam memecahkan-
nya.
6
![Page 9: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/9.jpg)
dalam proses pembelajaran, karena siswa mampu menemukan konsep secara
mandiri berdasarkan fakta-fakta kongkrit yang dijumpai saat melakukan
percobaan. Kegiatan seperti ini juga akan membawa kemampuan kognitif siswa
menjadi lebih baik, karena siswa terlibat dalam memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman langsung dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima
pengetahuan atau informasi dari apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini
merupakan salah satu prinsip pembelajaran yaitu mengalami sendiri (Darsono,
2000:57), artinya siswa belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan hasil
yang optimal. Dengan demikian dalam proses pembelajaran siswa tidak pasif,
menerima begitu saja apa yang diberikan guru dalam pembelajaran, melainkan
siswa membangun dan mengembangkan konsep dan prinsip yang telah
dipelajarinya.
Dari kegiatan penyelidikan siswa mampu mengetahui bagaimana hukum
Archimedes ditemukan dan memahami prinsip melayang, terapung dan
tenggelam secara langsung. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran melalui pengalaman langsung membuat pengetahuan tentang
hukum Archimedes dan prinsip melayang, terapung dan tenggelam mudah
diingat dan bertahan lama.
Dalam penelitian ini ketuntasan belajar klasikal siswa sudah memenuhi
indikator keberhasilan, oleh karena itu pembelajaran dapat dikatakan tuntas.
Ketuntasan hasil belajar siswa pada penelitian ini membuktikan bahwa
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran PBI dapat digunakan
sebagai salah satu metode untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
Rahmawati, dkk (2005:148) pada siswa SMA N 1 Wonosobo, yang menunjukkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil
belajar afektif ini terjadi karena siswa terlibat secara langsung dalam
pembelajaran. Siswa antusias dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Siswa
semakin disiplin dalam mengikuti pelajaran di setiap pertemuan. Mereka masuk
7
![Page 10: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/10.jpg)
ke dalam laboratorium sebelum guru masuk. Hal ini mengindikasikan
meningkatnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan PBI
memberikan rangsangan yang menarik perhatian siswa, karena didalamnya
siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anni, dkk (2004:162), bahwa stimulus yang unik akan menarik
perhatian setiap orang dan cenderung untuk mempertahankan keterlibatan diri
secara aktif terhadap stimulus tersebut.
Serangkaian kegiatan ilmiah yang tercakup dalam pembelajaran PBI
sebagai bentuk penyelidikan dalam menjawab permasalahan yang berkaitan
dengan materi fluida statik secara berkelompok. Bekerja secara berkelompok
mempunyai keuntungan karena dapat memperoleh solusi permasalahan secara
bersama dan memudahkan siswa berinteraksi dengan temannya. Dalam
kelompok siswa juga dapat membandingkan hasil kerjanya. Penerapan model
pembelajaran PBI menjadikan siswa mampu bekerjasama dengan teman
sekelompoknya dengan baik dalam melakukan penyelidikan untuk menemukan
jawaban dari permasalahan yang disajikan.
Pembelajaran PBI membawa siswa terlibat langsung dalam kegiatan
percobaan. Pengalaman secara langsung dan pembiasaan sikap disiplin,
bekerjasama, jujur dan bertanggungjawab pada pembelajaran inilah yang
membawa perubahan sikap siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Dahniar (2007) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah sebagai sebuah strategi pembelajaran yang tidak hanya
mengembangkan proses sains saja tetapi juga mengembangkan aspek afektif.
Menurut Gagne dalam Anni, dkk (2004:3) belajar merupakan sebuah sistem yang
didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan sehingga
menghasilkan perubahan perilaku. Adanya perubahan afektif tersebut
menunjukkan bahwa siswa telah mengalami proses belajar.
Hasil Belajar Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik siswa dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan melalui penerapan pembelajaran PBI materi fluida statik.
Peningkatan hasil belajar psikomotorik disebabkan karena siswa sangat antusias
dalam melakukan percobaan yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran materi fluida statik melalui
8
![Page 11: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/11.jpg)
kegiatan percobaan ini antara lain mengamati, menggunakan alat percobaan
seperti neraca pegas dan neraca Ohauss, mencatat hasil pengamatan,
menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil yang telah diperoleh.
Inilah salah satu kunci pembelajaran fisika, yaitu harus melibatkan siswa secara
aktif (Koes, 2003:83). Menurut Mundilarto (2002:24) melalui kegiatan, misalnya
kegiatan laboratorium, siswa dapat mempelajari sains melalui pengamatan
langsung terhadap gejala-gejala maupun proses sains, dapat melatih
keterampilan ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah.
Berdasarkan hasil pengamatan, siswa cenderung lebih aktif ketika
pembelajaran berlangsung. Siswa senang sewaktu mempersiapkan alat dan
bahan yang digunakan dalam percobaan, seperti pada saat percobaan hukum
Archimedes, siswa mempersiapkan neraca pegas, kelereng, batu dan bejana
berisi air. Pada siklus II antusiasme siswa dalam melakukan percobaan
meningkat, siswa tidak lagi ragu-ragu saat mempersiapkan alat dan bahan,
melakukan percobaan kemudian merapikan kembali alat dan bahan percobaan.
Pada siklus II hasil pembuatan laporan percobaan juga lebih baik daripada siklus
I.
Secara umum, penilaian semua aspek psikomotorik dari siklus I ke siklus II
meningkat tetapi pada siklus II saat siswa melakukan percobaan prinsip
melayang, terapung dan tenggelam siswa masih kesulitan dalam menentukan
posisi telur pada saat melayang dan terapung. Hal ini disebabkan posisi telur
yang miring sehingga siswa merasa kesulitan dalam mencatat hasil pengamatan.
Kegiatan percobaan sebagai upaya penyelidikan permasalahan masih
memerlukan bimbingan dari guru.
Keterampilan Proses
Keterampilan proses siswa mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II. Peningkatan
tersebut disebabkan adanya perubahan metode pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran melalui penerapan model
pembelajaran PBI. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparno (2007:49) yang
menyatakan bahwa dalam pembelajaran fisika siswa harus lebih banyak
dihadapkan pada tindakan melakukan percobaan, sehingga dengan adanya
demonstrasi sederhana tersebut dianggap sesuai dengan pembelajaran fisika.
9
![Page 12: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/12.jpg)
Keterampilan proses yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi
keterampilan merancang eksperimen, mengamati, menghitung, mengukur,
meramalkan, membuat hipotesis, menginterpretasi data, menerapkan,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan tersebut
dinilai melalui LKS yang harus dikerjakan siswa secara individu. Ciri dari
keterampilan proses yang dilakukan oleh siswa adalah dengan mengerjakan dan
mengikuti langkah-langkah pada LKS (Memes, 2000:17). LKS menurut Darmojo
dalam Rahmawati (2005) dapat membantu guru mengarahkan siswanya untuk
dapat menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri atau dalam kerja
kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian semua aspek keterampilan proses siswa
mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan
keterampilan proses siswa merupakan akibat dari penerapan model
pembelajaran PBI, karena model PBI ini memberikan kesempatan siswa aktif
dalam pembelajaran dan mengembangkan keterampilan proses siswa melalui
kegiatan percobaan atau praktikum yang melibatkan secara langsung
keterampilan siswa dalam merancang eksperimen, mengamati, menghitung,
mengukur, meramalkan, membuat hipotesis, menginterpretasi data, menerapkan,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Wiyanto, dkk (2005:171) yang menunjukkan keterampilan
proses mahasiswa pendidikan fisika semester I Universitas Negeri Semarang
dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
Keterampilan proses siswa yang meningkat dari siklus I ke siklus II
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan kegiatan percobaan atau praktikum
melalui penerapan model pembelajaran PBI telah berhasil mengembangkan
keterampilan proses siswa. Pernyataan ini didukung hasil penelitian Ram (1999)
yang menunjukkan bahwa keterampilan melaksanakan praktikum mahasiswa
kimia semester dua di Universitas Emory Atlanta dapat ditingkatkan melalui
kegiatan laboratorium berbasis PBI. Hasil penelitian yang sama oleh Rusmiyati
(2007) menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran PBI pada siswa SMA
dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
10
![Page 13: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/13.jpg)
Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction materi fluida
statik dapat meningkatkan keterampilan proses serta hasil belajar kognitif, afektif
dan psikomotorik siswa kelas XI IPA 2 MA Al Asror Semarang tahun pelajaran
2008/2009. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan keterampilan proses serta
hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa pada setiap siklusnya.
Saran yang dapat diberikan adalah guru hendaknya lebih mengintensifkan
proses pembimbingan kepada siswa pada saat melakukan penyelidikan atau
percobaan agar dapat berjalan lancar sehingga alokasi waktu yang tersedia
dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri, Achmad Rifa’i, Eddy Purwanto dan Daniel Purnomo. 2004.
Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Dahniar, Nani. 2007. Science Project sebagai Salah Satu Alternatif dalam
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains di SMP. Online.
http://www.jurnaljpi.files.wordpress.com/2007/09/02-nani-dahniar.pdf.
[diakses 25/04/2009]
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, Muslimin dan Mohammad Nur. 2001. Pembelajaran Berdasarkan
Masalah. Surabaya: UNESA Press.
Koes, Supriyono. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Memes, Wayan. 2000. Model Pembelajaran Fisika di SMP. Jakarta: Depdiknas.
Mundilarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Rahmawati, Erwin, Siti Khanafiyah dan Sarwi. 2005. Pengajaran Berdasarkan
Masalah (Problem Based Instruction) dengan LKS pada Pokok Bahasan
Kinematika Gerak Lurus pada Siswa SMA Kelas X Semester 1. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia. 3/3: 143-148.
11
![Page 14: artikel adi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100600/5571f90849795991698ea159/html5/thumbnails/14.jpg)
Ram, Preetha. 1999. Problem Based Learning in Undergraduated
Education a Sophomore Chemistry Laboratory. Online.
http://www.springerlink.files. wordpress .com/1999/05/02-preetha-ram.pdf.
Rusmiyati, Arie. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa SMA.
Skripsi Universitas Negeri Semarang. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Sudarman. 2007. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah.
Online.http://www.jurnaljpi.files.wordpress.com/2007/09/02-sudarman.pdf.
[diakses 25/04/2009]
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Tim Penyusun. 2008. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES
Press.
Wiyanto, Taufikun dan Hadi Susanto. 2005. Pengembangan Keterampilan
Proses Sains bagi Mahasiswa Calon Guru Melalui Praktikum Fisika Dasar
pada Pokok Bahasan Mekanika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
3/3:167-171.
[diakses 25/04/2009]
12