artikel baru

19
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV PELAJARAN FIQIH MATERI “ZAKAT” MELALUI MEDIA KOTAK POS DI MI MIFTAHUL HUDA DANDER BOJONEGORO Indah Rahmawati D07211008 MI Nurul Huda Dander Bojonegoro Abstrak: Mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena fiqih sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa-siswi dan diperlukan sebagai pedoman untuk beribadah kepada Allah. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebanyakan guru pada masa sekarang dalam mengajarkan fiqih masih tidak menggunakan media yang inovatif dan menyenangkan. Pembelajaran yang digunakan masih bercorak mekanis dan lebih mengutamakan pengkayaan materi, sehingga proses pembelajaran cenderung kaku, statis, monoton, tidak dialogis dan bahkan membosankan. Dalam mengatasi masalah tersebut, peneliti ingin meningkatkan keterampilan siswa-siswi dalam materi zakat pada mata pelajaran Fiqih dengan menggunakan Media Kotak Pos. Media ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi siswa yang merasa bosan dan kesulitan dalam mempelajari materi zakat. Masalah yang ingin di kaji dalam penelitian adalah bagaimana penggunaan media kotak pos pada materi zakat dalam peningkatan motifasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Huda. Penelitian ini menggunakan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat

Upload: ndah-rachma

Post on 08-Aug-2015

70 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel baru

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV PELAJARAN FIQIH MATERI “ZAKAT” MELALUI MEDIA

KOTAK POS DI MI MIFTAHUL HUDA DANDER BOJONEGORO

Indah RahmawatiD07211008

MI Nurul Huda Dander Bojonegoro

Abstrak: Mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena fiqih sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa-siswi dan diperlukan sebagai pedoman untuk beribadah kepada Allah. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebanyakan guru pada masa sekarang dalam mengajarkan fiqih masih tidak menggunakan media yang inovatif dan menyenangkan. Pembelajaran yang digunakan masih bercorak mekanis dan lebih mengutamakan pengkayaan materi, sehingga proses pembelajaran cenderung kaku, statis, monoton, tidak dialogis dan bahkan membosankan. Dalam mengatasi masalah tersebut, peneliti ingin meningkatkan keterampilan siswa-siswi dalam materi zakat pada mata pelajaran Fiqih dengan menggunakan Media Kotak Pos. Media ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi siswa yang merasa bosan dan kesulitan dalam mempelajari materi zakat. Masalah yang ingin di kaji dalam penelitian adalah bagaimana penggunaan media kotak pos pada materi zakat dalam peningkatan motifasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Huda. Penelitian ini menggunakan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan kegiatan, pengamatan, refleksi dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah peserta didik kelas IV di MI Nurul Huda Dander Bojonegoro dengan jumlah peserta didik 23 anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan angket. Dari analisis didapatkan bahwa ketuntasan belajar karena motifasi belajar siswa di siklus pertama adalah 5,70 % belum mencapai ketuntasan belajar

Page 2: Artikel baru

secara maksimal, dan pada siklus ke dua motifasi belajar di dapat sebanyak 8,50 % dengan menggunakan media kotak pos sudah tergolong cukup mencapai standart ketuntasan belajar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah media kotak pos dapat meningkatkan motifasi belajar pada peserta didik kelas IV MI Nurul Huda Dander Bojonegoro.

Kata Kunci: Peningkatan motifasi belajar, Fiqih, Media Kotak pos

Page 3: Artikel baru

PENDAHULUANMata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang

penting untuk diajarkan di MI karena fiqih sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa-siswi dan diperlukan sebagai pedoman untuk beribadah kepada Allah. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebanyakan guru pada masa sekarang dalam mengajarkan fiqih masih tidak menggunakan media yang inovatif dan menyenangkan. Pembelajaran yang digunakan masih bercorak mekanis dan lebih mengutamakan pengkayaan materi, sehingga proses pembelajaran cenderung kaku, statis, monoton, tidak dialogis dan bahkan membosankan.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru Fiqih di MI Miftahul Huda kecamatan Dander kabupaten Bojonegoro pada tanggal 7 Mei 2014. Dari hasil wawancara tersebut, masih banyak yang belum memahami materi zakat. Dari 23 siswa hanya 30% yang memahami materi selebihnya belum memahami materi khususnya, pada kompetensi dasar “Menjelaskan macam-macam zakat”. 1

Dari hasil wawancara dengan siswa-siswi yang ditemui peneliti juga mengatakan bahwa mereka merasa bosan dalam pelajaran fiqih karena mereka merasa bahwa pembelajaran fiqih itu sulit, banyak materi, dan membosankan terutama dalam materi zakat. Selain itu, siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, ada juga yang jenuh sehingga memilih mengobrol bersama temannya saat proses pembelajaran. Situasi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan dalam proses belajar mengajar. Siswa kurang bisa merespon balik umpan yang diberikan guru karena kurang fokus. Akibatnya, tujuan pembelajaran tidak tercapai dan suasana kelas menjadi tidak kondusif.

Berdasarkan hasil analisis peneliti, faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya motivasi belajar siswa pada materi zakat mata pelajaran Fiqih adalah dalam penggunaan media yang kurang inovatif dan menyenangkan. Padahal zakat merupakan materi yang sangat erat kaitannya digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

1 Abdul Rohman, Guru bidang studi Fiqih kelas IV MI Miftahul Huda Dander Bojonegoro, 7 Mei 2014.

Page 4: Artikel baru

Seharusnya, seorang guru dalam mengajarkan Fiqih memerlukan media yang mampu menumbuhkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis, sistematis, logis, inovatif dan berkemampuan bekerja sama yang efektif. Selain itu, mampu membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup dan membentuk manusia yang kreatif dan inovatif, serta mengembangkan lingkungan belajar yang saling memberdayakan dan menghargai.

Dalam mengatasi masalah tersebut, peneliti ingin meningkatkan keterampilan siswa-siswi dalam materi zakat pada mata pelajaran Fiqih dengan menggunakan Media Kotak Pos. Media ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi siswa yang merasa bosan dan kesulitan dalam mempelajari materi zakat.

Dari latar belakang inilah maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul” Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas Iv Pelajaran Fiqih Materi “Zakat” Melalui Media Kotak Pos Di Mi Miftahul Huda Dander Bojonegoro.

Untuk mencapai hal di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana peningkatan motivasi belajar Fiqih materi zakat dengan menggunakan media kotak pos di MI Miftahul Huda?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar Fiqih materi zakat dengan menggunakan media kotak pos pada pelajaran Fiqih di MI Miftahul Huda.

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah Guru dapat mengetahui suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan sistem pembelajaran di kelas. Guru mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem pengajarannya sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan. Guru mengetahui kendala - kendala yang dihadapi saat penelitian sangat membantu untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya.

Bagi Siswa yaitu Menanamkan sikap kreatif, keaktifan siswa dalam bekerjasama dan komitmen dalam belajar bekerjasama untuk menyelesaikan problem. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran materi fiqih. Melatih ketrampilan

Page 5: Artikel baru

mental berbicara didepan teman – temannya. Motivasi siswa dapat mengalami peningkatan.

Terakhir, Bagi Sekolah yaitu memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan dan meningkatkan kualitas sekolah.

METODOLOGI PENELITIANSetting Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model kolaboratif, karena dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas yang melibatkan beberapa pihak seperti guru pembimbing mata pelajaran dan peneliti yang secara bersama melakukan penelitian. dilaksanakan di MI Nurul HudaLokasi Penelitian dan Karakteristik Subjek PenelitianKarakteristik Lokasi :Nama Madrasah : MI Nurul HudaAlamat Madrasah : Ds. Sendangrejo, Dander, Bojonegoro Kelas : I VLingkungan fisik dan sosial : Masyarakat menengah ke bawahKomposisi kelas : Satu rombongan belajar terdiri dari 23

peserta didikKemampuan akademik : Kemampuan akademik sedang,

karena motivasi belajar Fiqih rendah.Latar Belakang sosial ekonomi orang tua : Petani dan buruh

Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada minggu pertama sampai ke

empat bulan Agustus 2014.

Desain PenelitianSiklus Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kurt Lewwin, berbentuk spiral dari siklus yang satu kesiklus yang lain.

Page 6: Artikel baru

Identifikasi masalah

Perencanaan

(planning)

Siklus I

Refleksi (reflecting)

Tindakan (Acting)

Observasi (observing)

Siklus IIPerencanaan ulang

Page 7: Artikel baru

Gambar 1: Alur PTK

Dst.

Page 8: Artikel baru

Tahapan-tahapan dalam siklus tersebut meliputi: pertama, sebalum melaksanakan tindakan, peneliti harus menyusun perencanaan (planning), yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. Kedua, setelah perencanaan tersusun dengan rapi dan matang, barulah peneliti melaksanakan tindakan (acting) yang telah dirumuskan pada RPP pada situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ketiga, pada tahapan ini peneliti melaksanakan pengamatan (observing) dikelas yang meliputi: 1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; 2) memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi dalam kelompok; 3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1)

Silabus, (2) RPP (3) Format observasi kegiatan belajar mengajar, berupa lembar pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (4) Membuat alat test/evaluasi.

Teknik dan Alat Pengumpulan DataTehnik pengumpulan data dalam PTK ini adalah; observasi,

wawancara, questioner, dan diskusi. Tenik yang pertema adalah Observasi, observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang minat belajar siswa. peserta didik dan penggunaan media kotak pos; kedua adalah Wawancara, yaitu meraih data dengan cara memberikan pertanyaan lisan dan memerlukan jawaban lisan; Ketiga adalah Angket, angket digunakan untuk mendapatkan data siswa setelah dan sebelum adanya media kotak pos; Keempat adalah Catatan Lapangan, yaitu catatan tertulis lapangan apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap

Page 9: Artikel baru

data dalam penelitian; Kelima adalah Ceklis, yaitu daftar cek yang berisi pilihan berdasarkan kriteria tertentu, sehingga observer hanya memberikan tanda cek pada kriteria yang sesuai dengan yang diamati.

Alat Pengumpulan data pada PTK kali ini adalah: lembar wawancara, lembar observasi, serta butir – butir angket. Peneliti mengubah dengan kegiatan pembelajaran memberikan motivasi dengan menggunakan media dan sebelumnya tidak menggunakan media pembelajaran.Tekhnik Analisa Data

Dalam penelitian ini, didapatkan data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif, yaitu sebagai berikut: Data kualitatif dalam penelitian ini, yaitu gambaran tentang kegiatan pembelajaran siswa kelas III MI Miftahul Huda Dander dengan media pembelajaran kotak pos, yang berkaitan dengan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, perhatian, antusias dalam pembelajaran, kepercayaan diri belajar dapat dianalisis secara kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini, data yang diperoleh yaitu hasil angket siswa dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan prosentase. Ketentuan skor angket dibuat dengan ketentuan mendapatkan respon positif dari angket yang telah diberikan kepada siswa.

Adapun cara menghitung persentase angket sebagai berikut:

Misalkan p adalah presentase rata-rata skor angket respon siswa dari setiap aspek, maka

Dengan, p = persentase skor hasil angket , K = skor keseluruhan yang diperoleh siswa, l = jumlah siswa, dan m = skor maksimal

Kategori respon yang dipakai oleh peneliti adalah kriteria

pedoman penilaian dari Riduwan, sebagai berikut: 85 % 𝑝

100% dengan persentasi sangat tinggi, 70% 𝑝 < 85% dengan

Page 10: Artikel baru

persentase tinggi, 55% 𝑝 < 70% dengan persentase sedang,

40% 𝑝 < 55% dengan persentase rendah, dan terakhir 0%

𝑝 < 40% dengan persentase sangat rendah.

KERANGKA TEORITIKMotivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. (Sardiman, 1996 : 101)

Menurut Wahgo Sumijo, motivasi adalah kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan pada kegiatan yang dikehendaki dengan asa dan tujuan yang hendak dimaksudkan. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Ketika seseorang telah melakukan sesuatu maka ia dikatakan telah belajar. Belajar merupakan proses di mana timbul perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi tidak akan melakukan aktivitas belajar. Motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Proses belajar akan terjadi ketika timbul sebuah motivasi atau dorongan pada diri individu untuk tahu lebih dalam tentang suatu hal yang ingin ia ketahui.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin

Page 11: Artikel baru

kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Media pembelajaran merupakan media yang dibuat guna memenuhi berbagai kebutuhan pembelajaran. Media adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajaran, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa batuan sarana penyampaian pesan atau media. (Rosyidi, Wahab. 2009 : 28)

Media kotak pos adalah media sebuah kotak yang berbentuk balok, biasanya berukuran 15 cm x 20 cm dan di dalamnya terdapat barang yang dimasukkan sesuai dengan tema pembelajaran. Dengan tujuan penggunaan media kotak pos adalah untuk mempermudah siswa dalam menerima materi terutama materi zakat.

Adapun Keunggulan Media Kotak yaitu Menarik, Dapat menyenangkan dan menghibur siswa karena didalamnya ada unsur kompetisi. Siswa aktif untuk mnegikuti pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, belajar yang baik adalah belajar yang aktif. Mengurangi kebosanan dan kejenuhan dalam belajar.

Kelemahan media kotak pos adalah Tidak mudah untuk dibawa – bawa, Siswa menjadi gaduh, Guru harus mempersiapkan media kotak pos jauh-jauh hari.

Langkah-langkah penggunaan Media Kotak Pos yaitu, Guru menyiapkan dua buah kotak yang berbentuk balok, berukuran 15 cm x 20 cm, Dalam satu kotak sudah terisi kata kunci yang berkaitan dengan materi pokok yang diajarkan, Dalam dua kelompok masing – masing mendapatkan satu kotak pos, Dalam satu kelompok ada yang bertugas mengambil satu kata kunci yang ada didalam kotak lalu ada temannya yang mempelkan pada kertas plano yang telah disiapkan, Anak yang lain berkompetisi mencari jawaban yang tepat di meja guru yang sebelumnya guru juga menyediakan 5 kotak kecil berisi jawaban atau penjelasan dari kata kunci yag didapat oleh siswa, Hal ini dilakukan sampai kata kunci dalam kotak pos sudah habis,

Page 12: Artikel baru

Selanjutnya masing – masing kelompok secara bergantian membacakan hasil kerjanya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persoalan yang terjadi di kelas adalah kurangnya minat peserta didik dalam proses pembelajaran, .hal ini disebabkan karena penggunaan media yang kurang tepat dengan karakteristik peserta didik, sehingga kejenuhan dan suasana yang tidak kondusif akan terjadi dan menghambat tercapainya ketuntatasan dalam belajar.

Siklus I

Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, LKS, soal pre test, dan alat alat pembelajaran pendukung.

Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus satu dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2014 di kelas IV dengan jumlah peserta didik 23 orang. Dalam kegiatan ini peneliti bertindak sebagai guru pendamping, proses pembelajaran mengacu kepada Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Pada akhir proses pembelajaran peserta didik diberi angket dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran yang, dilalui.

Dari data yang diperoleh, dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan media pembelajaran yang konvaensional (peserta didik diber waktu 15 sampai 20 menit untuk menghafal sendiri terjemahan surah-surah pendek) untuk peserta diperoleh nilai rata rata peserta didik 5,20 hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal peserta didik belum tuntas belajar karena memperoleh nilai kurang dari 65 sebesar 62 % lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang diharapkan yaitu 80 % dikarenakan sebagian peserta didik kurang antusias dalam

Page 13: Artikel baru

melaksanakan proses pembelajaran. Dengan adanya ketidak tuntasan belajar peserta didik maka motivasi yang ada pada peserta didik masih rendah. Atau belum termotifasi untuk mengikuti pelajaran fiqih.

Siklus II

Tahap PerencanaanPada tahapan ini peneliti menyiapkan perangkat

pembelajaran yang meliputi RPP 2, Lembar kerja siswa , soal pos-test dan media kotak pos.

Tahap Kegiatan dan PelaksanaanPelaksanaan pembelajaran untuk siklus 2 dilaksanakan pada

tanggal 22 Januari 2015 di kelas IV dengan peserta didik 23. Dalam kegiatan pembelajaran ini peneliti bertindak sebagai guru , proses pembelajaran mengacu pada RPP 2 yang telah direvisi dari pengalaman disiklus satu sehingga kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada kegiatan siklus satu tidak terulang pada siklus 2. Pada akhir proses pembelajaaran peserta didik diberi pos-test dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik selama proses pembelajaran yang telah dilakukan.Data hasil penilaian pada siklus II.

Dari data dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan media pembelajaran kotak pos diperoleh nilai rata raata peserta didik 8,22 dan ketuntasan belajar peserta didik mencapai 80 % atau seluruh peserta didik sudah bisa dikatakan tuntas dalam belajar. Dengan data tersebut bisa di katakan dengan menggunakan media kotak pos, minat atau motifasi belajar siswa meningkat mencapai 80%.

Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus 2 dengan menerapkan media kotak pos peserta didik mengalami peningkatan yanag lebih baik dari siklus yang pertama yang menggunakan media yang tidak menarik. Adanya peningkatan ini diharapkan dapat memberi motivasi kepada peserta didik untuk lebih aktif belajar dan bersemangat dalam proses pembelajaran.

Page 14: Artikel baru

RefleksiDari hasil pengamatan yang dilakukan penmeliti pada siklus

pertama peserta didik kurang antusias dalam mengikutai proses pembelajaaran sehingga pencapaian hasil belajar kurang maksimal, keadaan ini berbeda ketika dilaksanakan siklus 2 yang menggunakan metode mnemonik gerak, peserta didik sangat aktif dalam megikuti pelajaran sehingga diperoleh hasil akhir telah mencapai standar kelulusan pencapaian hasil belajar.

Page 15: Artikel baru

PENUTUPKesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaaran yang telah dilakukan selasa dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta análisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan media kotak pos memiliki dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik dengan indikator siklus pertama nilai rata- rata 6,20 dan setelah dilakukan siklus kedua dengan segala revisi yang telah dilakukan peneliti nilai rata rata mencapai 8,22 Penggunakan media kotak pos tergolong cukup baik dan telah diterapkan oleh beberapa guru. Dari adanya data ketuntasan dalam belajar, dapat disimpulkan bahwa motifasi peserta didik dapat meningkat dengan baik menggunakan media kotak pos.

DAFTAR PUSTAKA

Abd, Wahab Rosyidi. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang :UIN-Malang Press

Ash Shiddieqy, Hasbi. 1987.  Pengantar Ilmu Fiqh. Jakarta : Bulan BintangBudiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke CiptaKurniyanto, Rido. dkk, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya

: LAPIS PGMI, paket. 3Purwati, Eni. dkk, 2009. Penelitian Tindakan Kelas Paket 5, Surabaya: LAPIS PGMI.Sanjaya,Wina. 2008. Strategi Pembelajaran, Jakarta : KencanaSardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:

PT. Raja Grafindo PersadaSK dan KD Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa

Arab Madrasah IbitidiyahSudjana, Nana. 1998. Evaluasi Hasil Belajar, Bandung: Pustaka Mertiana.