artikel simdig

3
Artikel Masalah Sosial PENGANGGURAN Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. Meskipun banyak jenis pengangguran yang muncul dalam perekonomian Indonesia, namun secara umum pengangguran akan lebih banyak memberi dampak yang kurang baik bagi kegiatan ekonomi negara. Pengangguran akan menyebabkan perekonomian berada kondisi di bawah kapasitas penuh, suatu kapasitas yang dihaparkan. Pengangguran juga akan menyebabakan beban angkatan kerja yang benar- benar produktif menjadi semakin berat, disamping secara sosial pengangguran akan menimbulkan kecenderungan masalah-masalah kriminalitas dan masalah sosial lainya. Sebelum lebih jauh kita bicarakan pengangguran, kita lihat terlebih dahulu komposisi penduduk Indonesia. Dari seluruh penduduk Indonesia, kita bagi dalam Penduduk Usia Kerja (PUK), yakni penduduk yang memiliki usia “pantas” kerja yakni, antara 15 tahun sampai dengan 65 tahun. Meskipun pada kenyataanya, seperti negara berkembang lainya, penduduk dengan usia di bawah 10 tahunpun telah bekerja. Sedangkan secara umum penduduk di luar usia kerja tersebut dinamakan Penduduk Diluar Usia Kerja (PDUK), yakni para balita dan manula. Adapun jenis-jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya adalah : Pengangguran Friksionil, yakni pengangguran yang terjadi karena seseorang memilih menganggur sambil menunggu pekerjaan yang lebih baik, yang memberikan fasilitas dan keadaan yang lebih baik.

Upload: agnes-tanujaya

Post on 12-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Artikel

TRANSCRIPT

  • Artikel Masalah Sosial

    PENGANGGURAN

    Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama

    sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau

    seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran

    umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak

    sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.

    Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya

    pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat

    menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

    Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

    pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan

    pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya

    yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran

    yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap

    penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat

    menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu

    pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya

    GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti

    Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang semestinya

    bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

    Meskipun banyak jenis pengangguran yang muncul dalam perekonomian

    Indonesia, namun secara umum pengangguran akan lebih banyak memberi dampak yang

    kurang baik bagi kegiatan ekonomi negara. Pengangguran akan menyebabkan

    perekonomian berada kondisi di bawah kapasitas penuh, suatu kapasitas yang

    dihaparkan. Pengangguran juga akan menyebabakan beban angkatan kerja yang benar-

    benar produktif menjadi semakin berat, disamping secara sosial pengangguran akan

    menimbulkan kecenderungan masalah-masalah kriminalitas dan masalah sosial lainya.

    Sebelum lebih jauh kita bicarakan pengangguran, kita lihat terlebih dahulu

    komposisi penduduk Indonesia. Dari seluruh penduduk Indonesia, kita bagi dalam

    Penduduk Usia Kerja (PUK), yakni penduduk yang memiliki usia pantas kerja yakni,

    antara 15 tahun sampai dengan 65 tahun. Meskipun pada kenyataanya, seperti negara

    berkembang lainya, penduduk dengan usia di bawah 10 tahunpun telah bekerja.

    Sedangkan secara umum penduduk di luar usia kerja tersebut dinamakan Penduduk

    Diluar Usia Kerja (PDUK), yakni para balita dan manula.

    Adapun jenis-jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya adalah :

    Pengangguran Friksionil, yakni pengangguran yang terjadi karena seseorang memilih

    menganggur sambil menunggu pekerjaan yang lebih baik, yang memberikan fasilitas dan

    keadaan yang lebih baik.

  • Pengangguran Struktural, yakni pengangguran yang terjadi karena seseorang

    diberhentikan oleh perusahaan, karena kondisi perusahaan yang sedang mengalami

    kemunduran usaha, sehingga terpaksa mengurangi tenaga kerja.

    Pengangguran Teknologi, adalah pengangguran yang terjadi karena mulai

    digunakannya teknologi yang menggantikan tenaga manusia. Seringkali pengangguran ini

    terjadi karena kemampuan dan keahlian pekerja yang tidak bisa menyesuaikan dengan

    kebutuhan perusahaan.

    Pengangguran Siklikal, yakni pengangguran yang terjadi karena terjadinya

    pengurangan tenaga kerja yang secara menyeluruh, dikarenakan kemunduran dan resesi

    ekonomi. Sehingga ini mirip dengan pengangguran struktural, hanya pada pengagguran

    jenis ini, kejadiannya adalah lebih meluas dan menyeluruh.

    Sedangkan jenis-jenis pengangguran berdasarkan cirinya adalah :

    Pengangguran Terbuka, pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan

    lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya

    dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga yang tidak memperoleh pekerjaan.

    Efek dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak

    melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu,

    dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka.

    Pengagguran Tersembunyi, pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau

    jasa. Di banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu

    kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat

    menjalankan kegiatanya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan inilah

    yang disebut pengangguran tersembunyi.

    Pengangguran Musiman, pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan

    perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan

    pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur.

    Setengah Menganggur, di negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari

    desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke

    kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Banyak dari mereka yang terpaksa

    bekerja setengah waktu atau dibawah jam kerja normal. Pekerja-pekerja seperti inilah

    yang dinamakan setengah menganggur.

    Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran dari faktor pribadi :

    1. Faktor kemalasan

    2. Faktor cacat atau umur

    3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan

  • Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di

    antaranya:

    a. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan

    b. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat

    c. Pengembangan sektor ekonomi

    d. Banyaknya tenaga kerja wanita

    Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan.

    1. Kurangnya informasi

    2. Tidak adanya sistem penerimaan publik

    3. Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan

    Hingga Februari 2011, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,12 juta

    orang. Jumlah ini menurun 470 ribu orang dibandingkan Februari 2010 yang sebanyak

    8,59 juta orang.

    Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan.

    Tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2011 mencapai 6,8% dari total angkatan

    kerja. Jumlah ini turun dibandingkan Februari 2010 yang sebesar 7,41%,

    Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 119,4 juta orang,

    bertambah sekitar 2,9 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2010 sebesar 116,5

    juta orang atau bertambah 3,4 juta orang dibanding Februari 2010 sebesar 116 juta orang.

    Penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 111,3 juta

    orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2010 sebesar

    108,2 juta orang atau bertambah 3,9 juta orang dibanding keadaan Februari 2010 sebesar

    107,4 juta orang.

    Setahun terakhir (Februari 2010-Februari 2011), hampir semua sektor mengalami

    kenaikan jumlah pekerja, kecuali Sektor Pertanian dan Sektor Transportasi, masing-

    masing mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 360 ribu orang (0,84%) dan 240

    ribu orang (4,12 persen).