artikel_identifikasi sidik jari dna

7
IDENTIFIKASI SIDIK JARI DNA dr.Taufik Suryadi, Sp. F Dewi Sartika, Shiddiq Wiratama, Sintari Yurina Riska, Yessi Handini SMF Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala PENDAHULUAN Sidik jari manusia merupakan bukti materi yang amat penting. Tidak ada sidik jari yang identik di dunia ini sekalipun diantara saudara kembar. Mengingat betapa akuratnya mengidentifikasikan seseorang lewat sidik jari, diciptakanlah sebuah alat pendeteksi sidik jari dengan sistem elektronik. Alat ini pertama kali digunakan Federal Bureau Investigation (atau populer dengan sebutan FBI) di Amerika Serikat sekitar tahun 60-an. Sidik jari ini biasanya tertinggal di tempat kejadian perkara sebuah peristiwa kriminal. FBI kemudian menggunakannya untuk mengetahui jati diri korban atau bahkan tersangkanya. Hanya dengan memasukkan sidik jari seseorang melalui melalui teknologi komputer, pihak berwenang pun langsung mendapatkan data seputar nama, tanggal lahir dan sejarah kriminalnya. 1 Sidik jari sebenarnya adalah kulit yang menebal dan menipis membentuk suatu “punggungan” pada telapak jari yang membentuk suatu pola, sidik jari tidak akan hilang sampai seorang meninggal dunia dan busuk, goresan - goresan atau luka biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk pola yang sama kecuali kulit tersebut mengalami luka bakar yang parah. 2 Identifikasi Sidik jari dikenal dengan Daktiloskopi atau Daktilografi adalah yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali (identifikasi) terhadap orang dan merumus pola sidik jari pada tapak tangan yang sama, kiri maupun kanan. Adapun metoda yang digunakan atau dikenal adalah metode Henry, Rocher dan Vucetich. Metode Sir Edward Henry, Inspektur Jendral Polisi di Bengel kemudian Komisaris di London, menyederhanakan metode perumusan Galton dan membuatnya mudah digunakan untuk keperluan kepolisian.

Upload: ahmad-riski-putra-sibodak

Post on 02-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

fitri

TRANSCRIPT

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DNA

dr.Taufik Suryadi, Sp. F Dewi Sartika, Shiddiq Wiratama, Sintari Yurina Riska, Yessi Handini

SMF Ilmu Kedokteran Forensik dan MedikolegalFakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUANSidik jari manusia merupakan bukti materi yang amat penting. Tidak ada sidik jari yang identik di dunia ini sekalipun diantara saudara kembar. Mengingat betapa akuratnya mengidentifikasikan seseorang lewat sidik jari, diciptakanlah sebuah alat pendeteksi sidik jari dengan sistem elektronik. Alat ini pertama kali digunakan Federal Bureau Investigation (atau populer dengan sebutan FBI) di Amerika Serikat sekitar tahun 60-an. Sidik jari ini biasanya tertinggal di tempat kejadian perkara sebuah peristiwa kriminal. FBI kemudian menggunakannya untuk mengetahui jati diri korban atau bahkan tersangkanya. Hanya dengan memasukkan sidik jari seseorang melalui melalui teknologi komputer, pihak berwenang pun langsung mendapatkan data seputar nama, tanggal lahir dan sejarah kriminalnya.1Sidik jari sebenarnya adalah kulit yang menebal dan menipis membentuk suatu punggungan pada telapak jari yang membentuk suatu pola, sidik jari tidak akan hilang sampai seorang meninggal dunia dan busuk, goresan - goresan atau luka biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk pola yang sama kecuali kulit tersebut mengalami luka bakar yang parah. 2Identifikasi Sidik jari dikenal dengan Daktiloskopi atau Daktilografi adalah yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali (identifikasi) terhadap orang dan merumus pola sidik jari pada tapak tangan yang sama, kiri maupun kanan. Adapun metoda yang digunakan atau dikenal adalah metode Henry, Rocher dan Vucetich. Metode Sir Edward Henry, Inspektur Jendral Polisi di Bengel kemudian Komisaris di London, menyederhanakan metode perumusan Galton dan membuatnya mudah digunakan untuk keperluan kepolisian. Selanjutnya sistem Galton-Henry, dengan beberapa perubahan serta perluasannya digunakan di AS dan negara-negara yang berbahasa Inggris di seluruh dunia.3 Metode Rocher digunakan di negara Jerman dan Jepang, sedangkan Metode Juan Vucetich yaitu pejabat kepolisian di Argentina menyusun file pertama bagi seperangkat sidik jari untuk keperluan dinegara-negara yang berbahasa Spanyol. Indonesia sendiri menggunakan Metoda Henry. 3Dalam mengungkapkan sesuatu kejahatan ilmu forensik memiliki keterkaitan yang sangat erat pelaksanaanya. Ilmu forensik adalahaplikasi dari ilmu pengetahuan bagi kepentingan hukum pidana dan hukum perdata yang dilakukan atau dilaksanakan oleh badan kepolisian dalam suatu sistem peradilan kriminal. 4Oleh karena itu ilmu forensik mempunyai pengertian luas yang mencakupi hampir semua disiplin ilmu yang digunakan untuk melakukan investigasi dengan tujuan menyeret semua penjahat kedepan pengadilan.Sidik Jari ManusiaKebutuhan akan sistem identifikasi semakin berkembang. Metode-metode identifikasi pun banyak dikembangkan, mulai dari kartu magnetik, tanda tangan, sidik jari, sampai identifikasi DNA. Namun demikian, metode identifikasi dengan menggunakan sidik jari merupakan metode yang paling praktis. Hal ini disebabkan karena sidik jari manusia merupakan anggota tubuh manusia yang cukup istimewa yang memiliki keunggulan-keunggulan antara lain:1. Perennial Nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia seumur hidup.2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapat kecelakaan yang serius.3. Individuality, yaitu pola sidik jari manusia adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.Sidik Jari Sebagai Salah Satu Barang Bukti Dalam Tindak PidanaDalam suatu perkara pidana sidik jari merupakan hal penting dalam upaya mengidentifikasi pelaku, khususnya dalam tempat kejadian perkara, sehingga untuk menjaga keaslian polisi dari suatu tempat kejadian perkara dalam suatu olah TKP maka polisi memberikan garis batas (police line) dengan tujuan agar keaslian tempat perkara tetep terjaga. Begitupun tidak sembarang orang dapat memegang benda-benda yang ada disekitar tempat kejadian sehingga sidik jari pelaku dapat diidentifikasi secara jelas dan mudah. Sidik jari merupakan jejak atau alur kulit yang ditemukan pada telapak tangan dan bagian plantar.Sidik jari laten adalah jejak yang tertinggal akibat akibat menempelnya alur jari. Sidik jari laten harus dimunculkan sebelum dapat dilihat dengan kasat mata. Sidik jari mempunyai beberapa jenis, yaitu:a. Sidik jari yang terlihat, seperti pada debu, lumpur, darah, minyak atau permukaan yang kontras dengan latar belakangnya.b.Sidik jari laten, tersembunyi sebelum dimunculkan dengan serbuk atau alat pohy light.c.Sidik jari cetak, pada permukaan yang lembut seperti lilin, purtty.d. Sidik jari etched, pada logam yang halus disebabkan oleh asam yang ada dalam kulit.Sidik jari banyak ditemukan dalam tempat kejadian perkara dan sangat amat mudah rapuh jika tidak dijaga dan ditangani dengan baik. Untuk dapat memudahkan proses identifikasi sidik jari maka seringkali digunakan serbuk atau bahan kimia lain atau bahkan fotografi pollilight.Sidik jari dapat melepaskan atau menjerat seseorang dari keterlibatanya dalam suatu tindak pidana. Sidik jari membuktikan bahwa adanya kontak antara permukaan suatu benda dengan orang. Lamanya sidik jari tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

a. Komposisi sidik jari laten;b. Bahan yang terkandung didalamnya;c. Kondisi lingkungan;d. Bahan yang melekat pada sidik jari;e. Posisi sidik jari laten;f. Lamanya waktu antara terbentuknya sidik jari dengan pemeriksaan.Pada sidik jari laten untuk dapat melakukan identifikasi harus dimunculkan terlebih dahulu dengan serbuk warna (untuk benda menyerap atau tidak menyerap) tehnik pencahayaan (non desruktif), pollylight atau cyanoacrylate (super glue untuk benda yang tidak menyerap), hal ini dikarenakan sifatnya rapuh, sehingga dalam melakukan identifikasi seorang penyidik harus memakai sarung tangan untuk mencegah tercampurnya sidik jari penyidik dengan tersangka.Dalam identifikasi sidik jari laten perlu disadari dimana kemungkinan letak sidik jari tersebut, apabila diduga sidik jari laten terdapat pada permukaan gelas maka harus dipegang dengan sangat hati-hati. Dalam praktek identifikasi sidik jari, terkadang pelaku berusaha menghilangkan keaslian sidik jarinya dengan cara merusak susunan kulit ari pada jari-jari tangan (khususnya). Namun alur kulit pada sidik jari tangan tidak mudah untuk dihilangkan atau diubah, hal ini dikarenakan alur kulit berkembang selama masa fletus (10-20 minggu) dan tidak berubah sampai proses pembusukan. Ciri-ciri alur kulit tidak berulang pada bagian manapun pada orang yang sama atau orang lain, ciri alur kulit akan berubah jika terkena suatu penyakit. Meskipun pola alur kulit beragam namun dapat diidentifikasi.

KLASIFIKASI SIDIK JARI DNATujuan dari klasifikasi sidik jari adalah ntuk mempermudah sejumlah sidik jari yang ada di database sehingga mempercepat proses identifikasi sidik jari. Pengklasifikasian sidik jari dapat berdasarkan pola alur, garis, orientasi garis lokal dan minutle. 5Menurut FBI, pola alur garis sidik jari terbagi atas tujuh kategori, yaitu : accidental, central pocket loop, double loop, loop, plain arch, plain world dan tented arch.Selanjutnya klasifikasi berdasarkan garis lokal atau karakteristik anatomi, menurut BKA terdiri dari :bifurcation, dot, enclose loop, enclose ridge, evading ends, eye, islands, fork, hock, ridge (ending and starling), dan specialies. Klasifikasi ini dilakukan karena tidak semua alur garis terbentuk secara continue dimana ada bagian garis yang terputus (ending), bercabang (bifurcation) dan sebagainya.Dari hasil identifikasi sidik jari maka terdapat beberapa pola sidik jari yaitu:a. Pola Loop: Dalam pola loop terdapat satu delta pada alur kulit dan mengalir dari kanan kembali ke kanan;b. Pola Whorl: Sedangkan pola whorl terdapat dua delta dengan alur melingkar menuju pusat;c. Pola Double loop: Pola ini mempunyai dua loop dimana satu alur kulit mengalir kekiri dan satu alur kulit mengalir ke kanan sehingga terdapat dua delta;d. Pola Arch dan Tented Arch: Pola arch tidak mempunyai pusat sidik jari. Pola arch sangat jarang dimiliki oleh manusia. Pola tented arch juga tidak mempunyai pusat sidik jari, adanya garis ke atas di tengahnya seperti tenda.Teori-teori yang dibutuhkan untuk mendukung pembuatan skripsi ini dibagi menjadi beberapa sub bab yaitu Pattern Recognition (pengenalan pola), Neural Network sebagai model komputer yang digunakan, dan Bidirectional Associative Memry (BAM) sebagai metode penyimpanan, pemrosesan dan pengenalan data.

PATTERN RECOGNITION (PENGENALAN POLA)Pattern Recognition yang berarti pengenalan pola, dimana dalam hal ini computer dapat megetahui atau mengenali suatu bentuk pola (pattern). Ada dua macam pola, yaitu: abstrak dan konkrit. Contoh dari pola abstrak adalah ide-ide dan argument, conceptual recognition yang digunakan dalam artificial intelligence, sedangkan contoh pola yang temasuk pola konkrit adalah karakter, simbol, gambar, gambar-gambar dari biomedial, objek tiga dimensi, tanda tangan, dan lain-lain.Sekarang ini orang-orang lebih banyak memfokuskan pada dua macam masalah pengenalan pola:1. System mekanisme dari pengenalan pola yang dimiliki oleh makhluk hidup, seperti phychologist, physiologist, dan semua yang mempengaruhi bagaimana makhluk hidup menerima suatu objek. Kebanyakan dari hasil mereka telah dilaporkan dalam literatul dari bionics dan semua yang berhubungan dengan hal ini.2. Perkembangan dari teori dan teknik untuk implementasi computer. Masalah ini yang banyak memberikan tantangan bagi para engineer dan para ahli matematika. Tidak ada satupun teoriyang dapat diaplikasikan untuk semua masalah pengenalan pola. Kebanyakan dari teknik adalah problem oriented.Ada 3 fase dalam pengenalan pola:1. Data acquisition, yaitu analog yang sudah dikumpulkan dilewatkan ke transducer dan dikonversi menjadi format digital untuk diproses oleh computer. Pada tahap ini, physical variables dikonversikan menjadi sebuah data set oleh electric signal.2. Data processing, input fase ini adalah data set dari hasil data acquisition, kemudian dibuat menjadi sebuah kelompok karakteristik set sebagai output.3. Decision classification, sebagai pengklasifikasian dalam bentuk decision function set. Dengan menggunakan set ini, sebuah objek dapat diklasifikasikan.

Daftar Pustaka 1.Kusumadewi, Arlene, Kusuma, Soekry Erfan and Yudianto, Ahmad. (The Analyze of Human DNA Soft Tissue that Contaminated Formalin During. 2, Surabaya: JBP Fakultas kedokteran Universitas Airlangga, 2012, Vol. 14.2. Prawestiningtyas, Eriko and Algozi, Agus Mochammad . Forensic Identification Based on Both Primary and Secondary Examination Priority in.. 2, Malang: Jurnal Kedokteran Brawijaya , 2009, Vol. XXV.3. McCord, Bruce, et al . An Investigation of the Effect of DNA Degradation and Inhibition on PCR Amplification of Single Source and Mixed Forensic Samples. United Satate: U.S. Department of Justice., 2011.4. Dale, W. Mark, Greenspan, Owen and Orokos, Donald. DNA Forensics: Expanding Uses and Information sharing. California: SEARCH The National Consortium for Justice, 2006.5. Reza Alaeddini and Walsh, Simon J. Review Forensic implications of genetic analyses from degraded DNAA review. a,. 148-157, Sydney: Elsevier, 2010, Vol. 4.6. CCRC. Mekanisme Dan Regulasi Apoptosis. Jakarta: Farmasi UGM, 2009.7. Hartati, Yeni W and maksum, Iman P. Amplification Of 0,4 kb D-Loop Region of Mitochondria DNA From Ephitelium Cell For Forensic Analysis. Bandung: FMIPA Universitas Padjajaran, 2012.8. Watson, William J. Dna Degradation As An Indicator Of Post-Mortem Interval. North Texas: University Of North Texas, 2010.9. Amir. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Medan: Fakultas Kedokteran USU, 2007.