asas dan falsafah pendidikan jasmani -...
TRANSCRIPT
1
Disajikan pada:
Diklat PLPG Penjas
Bandung - Desember 2008
Asas dan Falsafah
Pendidikan Jasmani
Presented by Agus
Mahendra
2
Kedudukan dan Pentingnya Penjas
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah mencapai tahap yang sangat maju, telah menghadapkan manusia, terutama para remaja dan anak-anak, pada gaya hidup yang semakin menjauh dari semangat perkembangan total, karena lebih mengutamakan keunggulan kecerdasan intelektual, sambil mengorbankan kepentingan keunggulan fisik dan moral individu.
Budaya hidup sedenter (kurang gerak) karenanya semakin kuat menggejala di kalangan anak-anak dan remaja, berkombinasi dengan semakin hilangnya ruang-ruang publik dan tugas kehidupan yang memerlukan upaya fisik yang keras.
Segalanya menjadi mudah, sehingga lambat laun kemampuan fisik manusia sudah tidak diperlukan lagi. Penyakit degeneratif meningkat dan menjadi ancaman utama.
Dikhawatirkan, secara evolutif manusia akan berubah bentuk fisiknya, mengarah pada bentuk yang tidak bisa kita bayangkan, karena banyak anggota tubuh kita, dari mulai kaki dan lengan sudah dipandang tidak berfungsi lagi.
3
Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah
proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam
hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan jasmani memperlakukan anak
sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,
daripada hanya menganggapnya sebagai
seseorang yang terpisah kualitas fisik dan
mentalnya.
4
Hakikat Pendidikan Jasmani (lanj)
Pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia.
Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya.
Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik.
Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
5
Esensi Pendidikan Jasmani
Meskipun didefinisikan secara berbeda-beda, esensinya sama bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia.
Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup dalam.
Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung.
6
Esensi Penjas (lanjutan…)
pendidikan jasmani, karenanya, harus menyebabkan perbaikan dalam „pikiran dan tubuh‟ yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang.
Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif.
Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer (Freeman, 2001), penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”. Artinya, dalam tubuh yang baik „diharapkan‟ pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano.
7
Pengertian Pendidikan
Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah proses
pendidikan tentang dan melalui
aktivitas jasmani, permainan, atau
olahraga yang terpilih untuk
mencapai tujuan pendidikan
8
Makna yang dikandung
Makna proses pendidikan
Makna proses pendidikan
tentang dan melalui ….
Pengertian aktivitas jasmani,
permainan atau olahraga
Makna “yang terpilih”
9
Makna proses “pendidikan”
Proses „pendidikan‟ mengandung makna bahwa penjas adalah proses mendewasakan anak agar siap menjadi manusia utuh yang didukung perkembangan fisik, mental, emosi, dan sosial.
Proses „pendidikan‟ menunjuk pada keharusan „hadirnya‟ dan „terlibatnya‟ seorang dewasa di antara anak yang dididik.
10
Makna proses pendidikan
“tentang dan melalui …”
Penjas berarti:
– Mendidik anak tentang aktivitas jasmani,
permainan dan olahraga yang dimaknai oleh
berkembangnya anak secara fisik, motorik,
kesadaran ruangnya, kesadaran taktisnya,
pengetahuan tentang aturan, dsb.
– Mendidik anak melalui aktivitas jasmani,
permainan dan olahraga yang dimaknai
bahwa ketiga bidang di atas hanya menjadi
„alat‟ untuk mendidik (mendewasakan anak)
11
Pengertian aktivitas jasmani,
permainan atau olahraga
Aktivitas jasmani: seluruh gerak atau aksi tubuh
yang melibatkan kelompok otot besar dan
memerlukan suplay energi.
Permainan: aktivitas jasmani yang sudah
mengandung unsur-unsur yang menyenangkan di
dalamnya.
Olahraga (sport): seluruh aktivitas jasmani yang
mengandung unsur permainan dan/atau unsur
tantangan thd. diri sendiri serta tantangan alam
dan didukung oleh rule of the games yang resmi
serta sudah memiliki badan/organisasi resmi.
12
Makna “yang terpilih”
Seluruh aktivitas harus merupakan
pilihan guru sesuai dengan pemahaman
guru bahwa aktivitas tersebut
bermanfaat secara fisik, secara mental,
moral, emosional dan sosial.
Aktivitas tersebut dirancang secara
bertahap dan berulang-ulang sehingga
diharapkan menjadi bekal bagi anak
untuk menjadi warga negara yang baik.
13
Tujuan Pendidikan Jasmani
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
14
Dasar Pemikiran Perlunya Penjas di
Sekolah
Masyarakat modern, yang mendorong manusia terlanda hipokinetik, berpartisipasi dalam budaya gerak menyumbang bagi peningkatan kualitas hidup.
Terus terlibat dan menikmati budaya gerak menuntut perbendaharaan kompetensi–penguasaan kompetensi tersebut memerlukan pengorganisasian proses belajar-mengajar.
Setiap anak menghabiskan waktunya selama 12 tahun di sekolah; sekolah merupakan kunci yang utama dalam memperkenalkan budaya gerak.
15
Biologistic ideology: training of the
body-object
Penjas sebagai pelatihan kebugaran
Pedagologistic ideology: Education
through movement/sport
Penjas sebagai alat pendidikan
Dua Warisan Falsafah Penjas
16
„Training of the Physical‟ Concept
Asalnya: Senam Swedia (Pehr H. Ling)
Pandangan terhadap tubuh: Objek – mesin –instrumen
Alasan ttg Penjas: MP penting sebagai kompensasi terhadap kurangnya gerak
Tujuan Penjas: diformulasikan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Isi: Latihan dikelompokkan berdasarkan efeknya pada tubuh
Tugas siswa: tugas berupa latihan (bukan tugas pembelajaran).
Prinsip metodik: pengerahan tenaga tinggi; pengulangan latihan-latihan sederhana.
Evaluasi: Tes Kebugaran
17
“Education through the physical”
concept Asal: philantropisme, Gustmutsh, senam Austria
Pandangan terhadap tubuh: tubuh sebagai pintu masuk ke dalam pikiran.
Alasan ttg Penjas: MP penting untuk mendidik manusia utuh—membentuk karakter.
Tujuan Penjas: bukan ‘belajar bergerak’ tetapi ‘bergerak untuk belajar’
Isi: permainan, senam, dansa, olahraga
Tugas siswa: mempelajari gerak/olahraga sesuai pengarahan
Prinsip metodik: gagasan tentang pendidikan fungsional: jika anak belajar dengan tertib, maka hasil yang diharapkan akan tercapai.
Evaluasi: Kualitas proses (kesenangan, harmoni, disiplin)
18
Pendidikan Jasmani dan Pendidikan
Olahraga
Perbedaan Antara Penjas dan Pendidikan Olahraga
Sosialisasi atau mendidik via olahraga. Sosialisasi atau mendidik
ke dalam olahraga.
Menekankan perkembangan kepribadian Mengutamakan penguasaan
menyeluruh. keterampilan berolahraga.
Menekankan penguasaan keterampilan Menekankan penguasaan
dasar. teknik dasar.
Pendidikan Jasmani Pendidikan Olahraga
19
Sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu:
meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan
siswa,
meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik
yang kaya, serta
meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-
prinsip gerak serta bagaimana menerapkannya
dalam praktek.
Nilai Dasar Falsafah Pendidikan
Jasmani
20
Kebugaran dan kesehatanKebugaran dan kesehatan akan dicapai
melalui program pendidikan jasmani yang
terencana, teratur dan berkesinambungan.
Dengan beban kerja yang cukup berat serta
dilakukan dalam jangka waktu yang cukup
secara teratur, kegiatan tersebut akan
berpengaruh terhadap perubahan
kemampuan fungsi organ-organ tubuh
seperti jantung dan paru-paru.
21
Keterampilan fisik dan motorikKeterlibatan anak dalam asuhan permainan,
senam, kegiatan bersama, dan lain-lain,
merangsang perkembangan gerakan yang
efisien yang berguna untuk menguasai
berbagai keterampilan. Keterampilan
tersebut bisa berbentuk keterampilan dasar
misalnya berlari dan melempar serta
keterampilan khusus seperti senam atau
renang. Pada akhirnya keterampilan itu bisa
mengarah kepada keterampilan yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari
22
Terkuasainya prinsip-prinsip gerakPendidikan jasmani yang baik harus mampu
meningkatkan pengetahuan anak tentang
prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut
akan membuat anak mampu memahami
bagaimana suatu keterampilan dipelajari
hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan
demikian, seluruh gerakannya bisa lebih
bermakna. Sebagai contoh, anak harus
mengerti mengapa kaki harus dibuka dan
bahu direndahkan ketika anak sedang
berusaha menjaga keseimbangannya
23
Konsep Gerak dalam Penjas
Rangkaian Aksi (action words)
Kualitas Gerak (movement qualities)
Prinsip Gerak (movement principles)
Strategi Gerak (movement strategies)
Pengaruh Gerak (movement effects)
Emosi Gerak (movement affects)
24
Kemampuan berpikirMemang sulit diamati secara langsung bahwa
kegiatan yang diikuti oleh anak dalam
pendidikan jasmani dapat meningkatkan
kemampuan berpikir anak. Namun demikian
dapat ditegaskan di sini bahwa pendidikan
jasmani yang efektif mampu merangsang
kemampuan berpikir dan daya analisis anak
ketika terlibat dalam kegiatan-kegiatan fisiknya.
Pola-pola permainan yang memerlukan tugas-
tugas tertentu akan menekankan pentingnya
kemampuan nalar anak dalam hal membuat
keputusan
25
Kepekaan rasaDalam hal olah rasa, pendidikan
jasmani menempati posisi yang
sungguh unik. Kegiatannya yang selalu
melibatkan anak dalam kelompok kecil
maupun besar merupakan wahana
yang tepat untuk merasakan reaksi-
reaksi emosi ketika berinteraksi dengan
sesama teman.
26
Keterampilan sosial
Pendidikan jasmani menyediakan
pengalaman nyata untuk melatih
keterampilan mengendalikan diri,
membina ketekunan dan motivasi diri.
Hal ini diperkuat lagi jika proses
pembelajaran direncanakan sebaik-
baiknya. Setiap adegan pembelajaran
dalam permainan dapat dijadikan arena
dialog dan perenungan tentang apa sisi
baik-buruknya suatu keputusan.
27
Kepercayaan diri dan citra diri (self
esteem)
Melalui pendidikan jasmani kepercayaan
diri dan citra diri (self esteem) anak akan
berkembang. Secara umum citra diri
diartikan sebagai cara kita menilai diri
kita sendiri. Citra diri ini merupakan
dasar untuk perkembangan kepribadian
anak. Dengan citra diri yang baik
seseorang merasa aman dan
berkeinginan untuk mengeksplorasi
dunia.
28
KOGNITIF
konsep gerak
arti sehat
memecahkan
masalah
kritis, cerdas
PSIKOMOTOR
gerak dan
keterampilan
kemampuan
fisik & motorik
perbaikan
fungsi organ
tubuh
AFEKTIF
menyukai kegia-
tan fisik
merasa nyaman
dengan diri sendiri
ingin terlibat da-
lam pergaulan
sosial
percaya diri
PEMBELAJARAN
PENJAS
29
Perluasan Domain Tujuan Penjas
Mengembangkan sikap positif terhadap gerak/aktivitas jasmani, dansa, permainan dan olahraga (affective learning),
Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan sedemikian banyak problema technomotor (technomotor learning)
Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan persoalan pribadi dan antarpribadi yang terkait dengan situasi gerak/olahraga (sociomotor learning)
Menumbuhkan pengetahuan dan wawasan yang diperlukan untuk memahami peraturan dan ketentuan dalam budaya gerak serta mampu mengubahnya secara bermakna (cognitive-reflective-learning)
Meningkatkan kualitas kehidupan sekolah.
30
Dasar-Dasar Pengembangan Program
Kurikulum Pendidikan Jasmani haruslah berorientasi kepada anak dan tingkat perkembangannya
Setiap anak berbeda-beda dalam hal kebutuhan dan kemampuan belajarnya
Anak harus dilihat sebagai manusia yang utuh
Hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan anak harus diajarkan melalui pendidikan jasmani
Gerakan merupakan dasar bagi pendidikan jasmani
Pembelajaran harus terjadi melampaui kepentingan sesaat tapi harus menawarkan keterampilan yang berguna untuk seumur hidup
31
Dorongan Dasar Anak-Anak
Dorongan untuk Bergerak
Dorongan untuk Berhasil dan Mendapat Pengakuan
Dorongan untuk Mendapatkan Pengakuan Teman dan Masyarakat
Dorongan untuk Bekerjasama dan Bersaing
Dorongan untuk Kebugaran Fisik dan Daya Tarik
Dorongan untuk Bertualang
Dorongan untuk Kepuasan Kreatif
Dorongan untuk Menikmati Irama
Dorongan untuk Mengetahui
32
Ruang Lingkup Pendidikan
Jasmani
1. Aktivitas Permainan dan
Olahraga
2. Aktivitas Kebugaran Jasmani
3. Aktivitas Senam
4. Aktivitas Ritmik
5. Aktivitas Aquatik
6. Aktivitas Luar Kelas/Sekolah
33
Arah serta Sasaran yang Harus
Dikembangkan
Murid menjadi sadar akan potensi geraknya
Murid dapat bergerak dan tampil baik secara meyakinkan
Murid mengerti dan mampu menerapkan konsep-konsep gerak yang mendasar
Murid menjadi orang yang serba bisa dalam gerak
Murid menghargai olahraga yang menyehatkan
34
Anak Yang Terdidik Jasmaninya adalah anak yang :
Memiliki keterampilan yang penting untuk melakukan bermacam-macam kegiatan fisik
– bergerak dengan menggunakan konsep kesadaran tubuh, kesadaran ruang usaha dan hubungannya.
– menunjukkan kemampuan dalam keterampilan-keterampilan manipulatif, lokomotor, dan non lokomotor
– menunjukkan kemampuan dalam mengkombinasikan keterampilan manipulatif, lokomotor, dan non–lokomotor yang dilakukan secara perorangan dan dengan orang lain.
– menunjukkan kemampuan dalam bermacam-macam bentuk kegiatan fisik
– menunjukkan penguasaan dalam bentuk kegiatan jasmani
– telah belajar bagaimana caranya mempelajari keterampilan baru
Bugar secara fisik
• menilai, mencapai, dan mempertahankan kebugaran jasmani
• merancang program kebugaran yang aman dan bersifat pribadi disesuaikan dengan prinsip-prinsip latihan
Berpartisipasi secara teratur dalam kegiatan fisik
berpartisipasi dalam kegiatan fisik yang mendukung kesehatan minimal 3 kali dalam satu minggu
memilih dan berpartisipasi teratur dalam kegiatan olahraga seumur hidup
Mengetahui dampak dan manfaat dari keterlibatan dalam kegiatan fisik
mengenali manfaat, harga, dan kewajiban yang berhubungan dengan partisipasi teratur dalam kegiatan fisik.
mengenal faktor resiko dan keselamatan yang berhubungan dengan partisipasi teratur dalam kegiatan fisik.
menerapkan konsep dan prinsip untuk mengembangkan keterampilan motorik
memahami bahwa kesehatan melebihi keadaan bugar jasmani semata
mengetahui peraturan, strategi dan perilaku yang pantas untuk kegiatan permainan tertentu
mengakui bahwa keikutsertaan dalam olahraga dapat mengarah pada saling pengertian antar budaya dan bangsa
mengerti bahwa olahraga menyediakan kesempatan untuk kegembiraan, ekspresi diri, serta komunikasi
Menghargai kegiatan fisik dan sumbangannya terhadap gaya hidup sehat
menghargai hubungan dengan orang lain sebagai hasil dari keikutsertaan dalam olahraga.
menghormati peranan yang dimainkan kegiatan olahraga dalam pencapaian kesehatan dan kesejahteraan sepanjang hayat.
menghargai perubahan perasaan yang dihasilkan dari partisipasi teratur dalam kegiatan olahraga.
35
Orientasi Model Kurikulum
pendidikan gerak (movement education)
pendidikan olahraga (sport education)
pendidikan petualangan (adventure education)
pendidikan perkembangan (developmental education)
pendidikan kebugaran (fitness education)
pendidikan disiplin keilmuan olahraga (kinesiological studies)
36
Pendekatan Pengajaran Penjas
Pendekatan Taktis (TGfU) dalam
Permainan,
Pendekatan Pola Gerak Dominan
dalam Senam dan Atletik
Pendekatan/Model Kooperatif
Pendekatan/Model Pemecahan
Masalah Gerak