asas legalitas dalam hukum pidana
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
1/12
Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
Pasal 1 ayat (1) KUHP: Tiada suatu perbuatan dapat di pidana, kecuali atas
kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan
dilakukan
!alam hukum pidana, dikenal asas legalitas, yakni asas yang menentukan bah"a
tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana #ika tidak ditentukan
terlebih dahulu dalam undang-undang$ !alam bahasa latin, dikenal sebagai %ullum
delictum nulla p&ena sine prae'ia lege p&enalli yang artinya lebih kurangnya adalah tidak
ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan terlebih dahulu sas ini di masa kini lebih
sering diselaraskan dengan asas n&n retr&akti, atau asas bah"a peraturan perundang-
undangan tidak b&leh berlaku surut$ *ecara mudah, asas ini menyatakan bah"a tidak
dipidana kalau belum ada aturannya$
*yarat pertama untuk menindak terhadap suatu perbuatan yang tercela, yaitu adanya
suatu ketentuan dalam undang-undang pidana yang merumuskan perbuatan tercela itu
dan memberikan suatu sanksi terhadapnya$ Kalau, misalnya sese&rang suami yang
menganiaya atau mengancam akan menganiaya istrinya untuk memaksa bersetubuh tidak
dapat dipidana menurut KUHP yang berlaku$ *ebab Pasal + KUHP (Pasal +.+ /etb&ek
'an *trarecht0*r) hanya mengancam perk&saan di luar pernikahan$ *yarat tersebut di
atas bersumber dari asas legalitas$A. Sejarah Asas Legalitas
Ucapan nullum delictum nulla p&ena sine prae'ia lege p&enalli ini berasal dari
nselm '&n euerbach, sar#ana hukum pidana 2erman (133-144)$ !ialah yang
merumuskannya dalam pepatah latin tadi dalam bukunya: 5ehrbuch des peinlichen
6echt (171)$ !alam kaitannya dengan ungsi asas legalitas yang bersiat memberikan
perlindungan kepada undang undang pidana, dan ungsi instrumental, istilah tersebut
dibagi men#adi tiga yaitu:
a$ %ulla p&ena sine lege: tidak ada pidana tanpa ketentuan pidana menurut undang-
undang8
b$ %ulla p&ena sine crimine: tidak ada pidana tanpa perbuatan pidana8
c$ %ullum crimen sine p&ena legalli: tidak ada perbuatan pidana tanpa pidana menurut
undang-undang$
1
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
2/12
!i dalam hukum r&ma"i kun&, yang memakai bahasa latin, tidak dikenal pepatah
ini8 #uga asas legalitas tidak dikenal$ !alam sebuah karangan dalam : Ti#dschrit '$
*trarecht dalam halaman 443 dikatakan bah"a di 9aman 6&ma"i itu dikenal ke#ahatan
yang dinamakan criminal etra &rdinaria, artinya ke#ahatan-ke#ahatan yang tidak disebut
dalam Undang-Undang$
!i antara crimina etra &rdinaria ini yang sangat terkenal adalahcrimina stelli&natus,
yang letterli#k artinya: perbuatan #ahat, dur#ana$ 2adi tidak ada ditentukan perbuatan
berupa apa yang dimaksud di situ$ *e"aktu hukum 6&ma"i kun& itu diterima di ;r&pa
uieu dalam bukunya 5?esprit des
5&is (13., dan 22 6&usseau !us @&ntrat *&cial (13A+), pertama tama dapat
diketemukan pemikiran tentang asas legalitas ini$ sas ini, diad&psi dalam undang-
undang adalah dalam pasal !eclarati&n des !r&its de l?h&mme et du cit¥ (13B),
semacam undang-undang dasar pertama yang dibentuk dalam tahun pecahnya 6e'&lusi
Perancis$
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
3/12
dikemukakan sehubungan dengan te&ri '&m psych&l&gischen 9"ang, yaitu yang
mengan#urkan supaya dalam menentukan perbuatan-perbuatan yang dilarang di dalam
peraturan bukan sa#a tentang macam perbuatan yang dituliskan dengan #elas, tetapi #uga
tentang macam pidana yang dikenakan$ !engan cara demikian ini, maka setiap &rang
yang akan melakukan perbuatan yang dilaran tersebut terlebih dahulu telah mengetahui
pidana apa yang akan di#atuhkan kepadanya #ika nanti perbuatan itu dilakukan$ !engan
demikian, dalam hatinya, lalu terdapat suatu kesadaran atau tekanan untuk tidak berbuat
hal tersebut$ !an kalau akhirnya perbuatan tadi tetap dilakukan, maka apabila pelaku
di#atuhi hukuman atas perbuatan pidana tersebut, dapat dianggap pelaku telah
mneyetu#uinya$ 2adi, pendirian '&n euerbach mengenai pidana ialah pendirian yang
terg&l&ng abs&lut$ *ama halnya dengan te&ri pembalasan (retributi&n)$
B. Arti Pasal 1 KUHP
Pasal 1 Kitab Undang undang hukum pidana men#elaskan kepada kita bah"a:
1$ *uatu perbuatan dapat dipidana kalau termasuk ketentuan pidana menurut undang-
undang$ Dleh karena itu pemidanaan berdasarkan hukum tidak tertulis tidak
dimungkinkan8
+$ Ketentuan pidana itu harus lebih dahulu ada daripada perbuatan itu, dengan kata lain,
ketentuan pidana itu harus sudah berlaku ketika perbuatan itu dilakukan$ Dleh karena
itu ketentuan tersebut tidak berlaku surut (asas n&n retr&akti), baik mengenai
ketetapan dapat dipidana maupun sanksinya$
4$ Pasal 1 ayat (+) KUHP membuat pengecualian atas ketentuan tidak berlaku surut
untuk kepentingan terdak"a$ 2adi, sepan#ang menguntungkan terdak"a, maka
pemberlakuan hukum pidana yang baru (meskipun berlaku surut) dapat
dilaksanakan$ *esuai dengan #i"a pasal 1 KUHP, disyaratkan #uga bah"a ketentuan
undang-undang harus dirumuskan secermat mungkin$ Cni dinamakan asas le certa$
Undang-undang harus membatasi dengan ta#am dan #elas "e"enang pemerintah
terhadap rakyat (le certa: undang-undang yang dapat dipercayai)$ Pengertian dasar
pasal 1 KUHP #uga berkaitan dengan #i"a pasal 4 KUHP: hukum pidana harus
di"u#udkan dengan pr&sedur yang memadai dan dengan #aminan hukum$
*at&chid Kertanegara dalam buku Hukum Pidana (kumpulan bahan kuliah) menyatakan
bah"a dengan adanya Pasal 1 ayat (1) KUHP tersebut di atas, maka KUHP tidak dapat
4
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
4/12
berlaku surut$ Hal ini berarti bah"a:
1$ KUHP tidak dapat berlaku surut, ini adalah asas yang pertama$ dapun rasi&nya
adalah bah"a KUHP harus bersumber pada peraturan tertulis (asas n&n retr&akti)8
+$ KUHP harus bersumber pada peraturan tertulis$
2adi hukum pidana tidak b&leh bersumber pada hukum adat, atau hukum tidak
tertulis lainnya$ 5ain dengan hukum perdata dimana hukum adat masih men#adi salah
satu sumber hukum$ Hal ini bertentangan dengan pendapat Pr&$ =&el#atn& yang
menyatakan bah"a hukum pidana adat itu masih berlaku "alaupun hanya untuk &rang-
&rang tertentu dan sementara sa#a$ !asarnya adalah Pasal 1. ayat + UU! *ementara$
2adi dengan menin#au ketentuan seperti yang diatur dalam Pasal 1 ayat (1) dimana
tekanan diletakkan pada perkataan sebelumnya, ini menun#ukkan bah"a hukum pidana
tidak dapat berlaku surut$ %amun asas ini bukan merupakan asas yang mutlak$
*ebagaimana telah disampaikan dalam buah pemikiran Pr&$ =&el#atn& diatas, senada
dengan itu, Pr&$ *at&chid Kartanegara #uga menyampaikan bah"a terhadap asas n&n
retr&akti ini, terdapat pengecualian dalam Pasal 1 ayat (+) yang berbunyi: 2ika sesudah
perbuatan dilakukan ada perubahan dalam perundang-undangan, dipakai aturan yang
paling ringan bagi terdak"a$ !ari aturan tersebut, dapat diambil kesimpulan bah"a ayat
ini memungkinkan memperlakukan KUHP secara surut, pada umumnya untuk
memperlakukan undang-undang secara surut (asas retr&akti), sepan#ang, undang-undang
yang baru ini lebih menguntungkan terdak"a0tersangka$ Untuk memahami aturan ayat (+)
ini, pertama-tama harus dipahami apa yang dimaksudkan dengan perubahan di dalam
undang-undang$ Perubahan dimaksud adalah perubahan yang ter#adi setelah sese&rang
melakukan perbuatan yang dilarang, dan diancam dengan hukuman &leh undang-undang,
dan apabila undang-undang yang baru ini lebih menguntungkan daripada undang-undang
yang lama maka undang-undang yang baru itu harus diperlakukan kepada dirinya$ 2adi
singkatnya, KUHP b&leh diperlakukan surut apabila:
1$ !ilakukan perubahan undang-undang8
+$ Perubahan ini ter#adi setelah sese&rang melakukan perbuatan yang dilarang dan
diancam dengan hukuman &leh undang-undang, akan tetapi sebelum di#atuhkan
hukuman terhadap perbuatan tersebut8
4$ Undang-undang yang baru terlebih menguntungkan bagi si tersangka, daripada
.
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
5/12
undang-undang yang lama$
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
6/12
kepentingan$ !alam hal ini kita berada di lapangan p&litik hukum kriminal$
D. Berbagai Aspek asas legalitas
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
7/12
undang-undang untuk kepentingan terdak"a, maka Pengadilan %egeri, Pengadilan
Tinggi dan = harus menerapkan Pasal 1 ayat (+) KUHP$ Cngat, larangan kekuatan
surut hanya berlaku untuk ketentuan pidana$ Tidak untuk peraturan yurisdiksi
misalnya yang berhubngan dengan "e"enang pembentuk undang-undang nasi&nal
lainnya$ %amun *ahetapy menambahkan lagi empat aspek yakni:
d$ Tidak dapat dipidana hanya berdasarkan kebiasaan$ Pemidanaan #uga harus
berdasarkan undang-undang, tidak diperb&lehkan berdasarkan kebiasaan$ 2adi
pelanggaran atas kaidah kebiasaan dengan sendirinya belum menghasilkan perbuatan
pidana$ =eskipun demikian, tidak berarti bah"a kaidah kaidah kebiasaan tidak
berperan dalam hukum pidana$ dakalanya undang-undang pidana secara implisit
atau eksplisit menun#uk ke situ$ Penun#ukan secara implisit ke kebiasaan terdapat
pada blanket n&rm seperti dalam pasal ++ KUHP, dan beberapa delik &misi di mana
tidak berbuat dapat dipidana$ Penun#ukan secara eksplisit ke kebiasaan terdapat
dalam Pasal /et D&rl&gsstrarecht1B7 (UU Hukum Pidana Perang di
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
8/12
menciptakan pidana lain daripada yang telah diatur dan ditentukan &leh undang-
undang dalam artian &rmal$ Hakim #uga tidak diperb&lehkan men#atuhkan pidana
lain daripada yang telah ditentukan &leh undang-undang$ =eskipun demikian, pasal
1.a KUHP memberikan "e"enang kepada hakim untuk menetapkan syarat khusus
kepada pidana bersyarat berupa ke"a#iban-ke"a#iban tertentu yang harus dipenuhi
&leh terpidana, namun hal ini ada batasan-batasannya$
g$ Penuntutan pidana hanya menurut cara yang ditentukan undang-undang$ Penuntutan
pidana adalah seluruh pr&ses pidana, mulai dari pengusutan sampai pelaksanaan
pidana (bandingkan pasal 1 butir 3 KUHP: penuntutan adalah tindakan penuntut
umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan negeri yang ber"enang
dalam hal ini menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan
supaya diperiksa dan diputus &leh hakim di sidang pengadilan$ Peraturan acara
pidana dengan demikian sama di seluruh negara$ 5arangan membuat peraturan acara
pidana berlaku untuk pembentuk undang-undang yang lebih rendah, tidak untuk
pembentuk undang-undang dalam arti &rmal
. !asalah" masalah dalam asas Legalitas
sas yang berlaku di Cnd&nesia sesuai dengan Pasal 1 (1) KUHPidana 8 le temp&ris
delicti E n&nretr&akti$ Cde a"al dari perlindungan H=$UU %&$ 4B tahun 1BBB khusus
untuk pelanggaran H= yang berat yaitu ke#ahatan gen&sida dan ke#ahatan terhadap
kemanusiaan (Pasal 3 sampai Pasal B #&$ Pasal 4APasal .+) dan UU %&$ +A tahun+777
tentang Pengadilan H=
1$ Permasalahan muncul dari :Pen#elasan Pasal . UU %&$ 4B tahun 1BBB 8 hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dapat dikecualikan dalam hal
pelanggaran berat terhadap H= yang dig&l&ngkan dalam ke#ahatan terhadap
kemanusiaan$ Pasal .4 UU %&$+A Tahun +777 8 pelanggaran H= yang berat yang
ter#adi sebelum diundangkannya undang-undang ini, diperiksa dan diputus &leh
Pengadilan H= ad h&c$
=*5H TU6% P;65CH% (TP;6)
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
9/12
sas 5egalitas (Pasal 1 KUHP) merupakan asas mengenai Fruang berlakunya hukum
pidana menurut"aktu? yang terdiri dari + asas,yaitu : tidak berlaku surut (n&n retr&akti)
dan kepastian hukumb$ dengan adanya ketentuan Pasal 1 (+) maka sebenarnya didalam
KUHP sudah ada aturan umummengenai TP;6, namun dalam realitas penegakan
hukum dan pratek legislati, pernah ramaidipermasalahkan tidak adanya
TP;6$=*5H =;5;=H 0
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
10/12
1$
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
11/12
!alam praktiknya, #ika ada #enis nark&tika yang tidak0belum disebutkan dalam
5ampiran UU %ark&tika, para pelaku ke#ahatan nark&tika tidak dapat dituntut secara
pidana$ *ebagai c&nt&h adalah kasus presenter tele'isi 6ai hmad$ !alam artikel
%ark&ba
-
7/27/2019 Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana
12/12
nark&tika #uga$ !alam artikel +1 2enis %ark&ba