asas yang berlawanan sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan pada pasien yang terinfeksi hiv...

Upload: rifqi-ardi-firmansyah

Post on 18-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penyakit dalam

TRANSCRIPT

Asas yang Berlawanan Sindrom Penyusunan Kembali Imunitas Keradangan pada Pasien yang Terinfeksi HIV yang Diterapi dengan Terapi Kombinasi Antiretroviral Setelah Ditemukan AIDS dengan Infeksi yang OportunisAbstrak

Pendahuluan

Kejadian dari sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan ketika terapi antiretroviral dimulai setelah ditemukan AIDS dengan infeksi yang oportunis yang tidak yakin dan dalam pengkajian untuk infeksi oportunis yang paling umum.

Metode

Kami memeriksa pasien di Human Immunodeficiency Virus Cohort Universitas Washington pada permulaan kekuatan terapi antiretroviral berikutnya ditemukan AIDS dengan infeksi yang oportunis. sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan ditemukan secara retrospektif dengan melihat rekam medis dan keputusannya menggunakan sebuah proses standart pengumpulan data dan definisi kasus klinis. Kami bandingkan demografi dan karakteristik klinis ,dan perubahan imunitas pada pasien dengan atau tanpa sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan.

Hasil

Diantara 196 pasien dengan sebanyak 260 terinfeksi yang oportunis, 21 (11%; 95% interval kepercayaannya, 7%-16%) membentuk asas yang berlawanan sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan pada tahun pertama pemberian terapi antiretroviral. 3 infeksi oportunis yang paling umum pada penelitian pada pasien adalah Pneumocystis pneumonia (PCP,28%), Candida esophagitis (23%), dan Sarcoma Kaposi (KS,16%). Kumulatif kejadian dari sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan dalam 1 tahun terakhir adalah 29% (12/41) untuk KS, 16% (4/25) TBC, 14% (1/7) Cryptococcus, 10% (1/10) Mycobacterium avium kompleks, dan 4% (3/72) PCP. Keadaan yang memburuk dan yang menyebabkan kematian sangat tinggi KS visceral dengan sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan jika dibandingkan dengan tpe sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan lainnya (100% [6/6] vs 7% [1/5], p < .01). pasien dengan KS mucocutaneus dan sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan TBC tergambarkan lebih meningkatnya nilai median pada perhitungan sel CD4+nya pada saat 6 bulan pertama dari pengobatan antiretroviralnya dibandingkan dengan tanpa sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan (+158 vs +53 sel/ml, p=.04, mucocutaneus KS; +126 vs +113, p=.04, TBC).

Konklusi

Insiden kumulatifnya dan karakteristik dari variasi sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan yang tergantung infeksi oportunisnya. sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan muncul pada >10% pasien dengan KS, TBC, atau Cryptococcus. sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan visceral KS yang pantas dipertimbangkan untuk didorong untuk keadaan memburuknya dan yang bisa menyebabkan kematiannya.

Kekuatan kombinasi terapi antiretroviral dapat secara dramatis menurunkan angka kematian dan insiden ditemukannya AIDS dengan infeksi yang oportunis diantara orang-orang yang terinfeksi HIV. Meskipun demikian, infeksi oportunis kemudian dapat muncul, terutama sekali pada pasien yang menunjukkan keterlambatan dalam mendapat penanganan medis atau penundaan permulaan terapi antiretroviral. Individu yang sangat menurun imunitasnya dapat menyebabkan infeksi yang oportunis dan kemudian permulaan terapi antiretroviral bisa memberikan pengalaman suatu asas yang berlawanan memperburuk atau memunculkan kembali gejala dari infeksi oportunisnya, yang dimasukkan ke dalam sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan. sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan telah digambarkan sebagai suatu reaksi inflamasi yang intens pada antigen asing setelah pemulihan imunitas yang cepat hal itu dihubungkan dengan suatu beban penyakit yang lebih besar, suatu CD4+ T-cell dalam titik terendah, dan untuk Mycobacterium tuberculosis, suatu periode waktu yang lebih pendek antara diagnosis infeksi yang oportunis dan permulaan dari terapi antiretroviral. Laporan dari penilaian kejadian untuk sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan cakupannya mulai 8% sampai lebih dari 30%; bagaimanapun pengkajian sebelumnya didapatkan bahwa pemeriksaan sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan berhubungan dengan infeksi oportunis yang spesifik. Seperti itu, itu tidak jelas tentang proporsional dari pasien dengan suatu jangkauan luas dari infeksi yang oportunis yang semuanya dimulai dalam terapi antiretroviral yang dapat membuat sindrom penyusunan kembali imunitas keradangan.