askeb komunitas bgm (ardiyanti).doc
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. “M” TERHADAP An. ”M” DENGAN BGM
DI Dsn. KEPLAK SELATAN, Ds. KEPLAKSARIKec. PETERONGAN, Kab. JOMBANG
Oleh :
ARDIYANTI HIDAYAHNIM : 2007.01.0492
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANGPROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2010
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. ”M” Terhadap An. ”M”
Dengan BGM di Dsn. Keplak Selatan, Ds. Keplaksari, Kec. Peterongan, Kab.
Jombang.
Disusun sebagai laporan praktek kerja lapangan oleh :
Nama : Ardiyanti Hidayah
NIM : 2007.01.0492
Telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
NURILAILIA., S.S.T.
Bidan Pembimbing
DEVI ROVADA, Amd. Keb.
Bidan Koordinator
ELOK KARTIKAWATI, Amd. Keb.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam merumuskan kebijaksanaan atau memilih intervensi yang
tepat untuk program kebaikan gizi. Para pembuat keputusan dan atau
perencanan program tentunya memerlukan informasi yang tepat tentang
keadaan/ status masyarakat berikut faktor penyebabnya. Informasi ini
seharusnya didasari pada laporan-laporan, Pengamatan langsung dan jika
perlu didasarkan pada hasil-hasil survey khusus:
a. Penentuan daerah prioritas progam pembangunan desa, kecamatan
maupun kabupaten yang mengharapkan pertimbangan gizi.
b. Perencanaan nasional yang perlu mencantumkan arah pembangunan
bidang gizi untuk rencana pembangunan berikutnya.
c. Departemen kesehatan dalam menentukan sasaran pengembangsn
kegiatan gizi.
d. Pimpinan puskesmas dalam mengintegrasikan komponen gizi dengan
program kesehatan lainya
e. Dan sebagainya.
Untuk contoh-contoh diatas, analisa situasi gizi yang lebih mendalam
dan terus menerus sangat diperlukan atau diharapkan selalu tersedia setiap
saat.
Setiap metode penelitian status gizi pada umunya tidak selalu sama,
tergantung dari tujuan, kebutuhan, informasi yang ingin diperoleh, sumber
biaya dan tenaga yang tersedia, serta penentuan kapan penilaian harus
dilakukan.
Tujuan dari pedoman ini adalah untuk membantu para pelaksana
program dalam menyediakan informasi situasi gizi kepada para pembuat
keputusan maupaun para pembuat perencana progam. Lebih khusus lagi,
pedoman ini memuat metodologi untuk memilih data yang akan digunakan
sesuai dengan tujuannya.
Pedoman ini diharapkan dapat digunakan untuk menilai situasi gizi
pada kelompok masyarakat tertentu dan dapat diterapkan setiap tingkat
administrasi.
1.2. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
1.2.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut maka
penulisan dapat merumuskan masalah yaitu bagaimana Asuahan
Kebidanan keluarga Tn. “M” pada An. “M” dengan BGM.
1.2.2. Batasan Masalah
Mengingat batasan pembahasan pola pikir secara ilmiah ke dalam
proses Asuhan Kebidanan Keluarga serta mendapatkan pengalaman
pada gizi buruk.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam
proses Asuhan Kebidanan keluarga serta mendapatkan pengalaman
masalah pada BGM.
1.3.2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan keluarga Tn. “M” pada An.
“M” dengan BGM diharapkan mahasiswa untuk :
a. Melakukan pengkajian data
b. Mengidentifikasi diagnosa masalah
c. Mengidentifikasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Merumuskan suatu tindakan yang khomprehensif
f. Melaksanakan suatu tindakan sesuai rencana
g. Mengevaluasi pelaksanaan Asuhan Kebidanan
1.4. METODE PENULISAN
1.4.1. Metode Penulisan
Asuhan Kebidanan ini disusun setelah penulis melakukan penulis
secara deskriptif dalam bentuk studi kasus yang berdasarkan keadaan
dan dalam situasi yang nyata dan pada pemecahan masalah.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
1) Studi Kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data tentang buku-buku yang terkait dengan
KB terutama mengenai kontrasepsi suntik.
2) Wawancara dan Observasi
Yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan cara tanya
jawab langsung tentang masalah yang dihadapi dan dengan
melakukan obsevasi terhadap klien.
3) Pemeriksaan Fisik
Yaitu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang
sudah ada dalam status klien, catatan medis, dan data penunjag
lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KEBIDANAN KOMUNITAS
2.1.1. Pengertian
Adalah seorang bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat diwilayah tertentu (Dr. JH. Syahlah, SKM).
Adalah para praktisi bidan yang berbasis komuniti harus dapat
memberikan supervisi yaitu dibutuhkan oleh wanita selama masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir secara komprhensif
(United Kingdom Central Council for Nursing, Midwifely and
Health).
Adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan
yang telah diakui pemerintah setempat yang telah menyelesaikan
pendidikan dan lulus, serta terdaftar/ mendapatkan izin melakukan
praktek kebidanan yang melayani keluarga atau masyarakat diwilayah
tertentu (WHO).
2.1.2. Sasaran Pelayanan Kebidanan Komunitas
Sasaran pelayanan Kebidanan Komunitas adalah komuniti
didalam komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk
keluarga atau kelompok dalam suatu masyarakat.
Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan
anak dalam keluarga.
Ibu : Calon ibu/ masa pranikah, ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas buteki, ibu masa interval, menopause.
Anak : Bayi, balita, masa sekolah.
KB : Nuclear Family (suami, istri, anak) extended Family
(Keluarga Besar, kakek, nenek dll).
Masyarakat : Masyarakat desa, kelurahan dalam batas weweanang
kerja.
2.1.3. Kegiatan Pelayanan Kebidanan Komunitas Yang Dilakukan
Oleh Bidan
Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh bidan
meliputi:
1. Penyuluhan kesehatan.
2. Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita.
3. Konsep keluarga berencana.
4. Imunisasi gizi keluarga berencana.
5. Memberikan pelayanan kesehatan ibu dirumah.
6. Membina dan bimbing kader dan dukun bayi.
7. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan.
8. Membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
9. Melakukan rujukan medik.
10. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi
pemakai kontrasepsi.
2.1.4. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Adalah suatu kelompok manusia yang hidup bersama
sebagai suatu kesatuan/ unit masyarakat yang terkecil dan
sebagainya. Tetapi tidak terlalu ada hubungan darah. Ikatan
perkawinan dan ikatan-ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam
satu rumah (tempat tinggil) biasanya di bawah asuhan seorang
kepala rumah tangga dan makan dari satu rumah (DepKes RI-
1993).
Keluarga adalah dua/ lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, perkawinan/ pengangkutan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain di dalam peranannya masing-masing dan keadaan saling
ketergantungan. (DepKes RI-1993).
Keluarga adalah dua/ lebih dari dua individu yang
tergantung karena hubungan darah, perkawinan/ peningkatan dan
mereka hidup didalam peranannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Salvicon
G. Baleon dan Maklaya 1989).
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga itu adalah:
a. Unit terlalu masyarakat.
b. Terdiri dari dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalm satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi satu sama lain.
g. Setiap anggota keluarga menjalankan peranan masing-masing.
h. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dan bermacam-macam diantaranya adalah:
a. Partilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri
dari sanak saudara, sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri
dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang
tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Partrilokal : adalah sepasang suami istri yang
tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga Kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai
dasar bagi pembinaan keluarga dan
seberapa jarak saudara yang menjadi
keluarga karena adanya hubungan
dengan suami/ istri.
Ciri-ciri Struktur Keluarga Anderson Carter:
a. Terorganisasi : Saling berhubungan saling
ketergantungan antara anggota
keluarga.
b. Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki
kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai/ keterbatasan dan
menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
c. Apa perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
3. Tipe/ Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri
dari ayah ibu dan anak.
b. Keluarga Santai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan keluarga inti.
c. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, misal nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
d. Keluarga duda/ janda (Single Family) adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian/ kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi
satu tanda pernikahan, tetap membentuk satu keluarga.
Tipe keluarga indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar
(extended family) karena masyarakat indonesia yang terdiri dari
berbagai suku terdapat dalam suatu komuniti dengan adat istiadat
yang kuat.
4. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertenu. Peranan individu dalam keluarga
oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga kelompok dan
masyarakat.
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok
sosialnya sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anaknya ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai salah satu keluarga
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya sebgai pengasuh dan pendidikan anak-
anaknya, pelindung serta berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
c. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental sosial dan spiritual.
5. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga.
a. Fungsi Biologis
- Untuk meneruskan keturunan.
- Memelihara dan membesarkan anak.
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
- Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
- Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
- Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
- Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi Sosial
- Membina sosialisasi pada anak.
- Membentuk norma-norma tingkah laku SSI dengan tingkat
perkembangan anak.
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang misal pendidikan anak-anak
jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat-bakat minat yang dimilikinya.
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangan. Ahli lain membuat fungsi keluarga sebagai
berikut:
a) Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan
kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa
nanti.
b) Fungsi Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah
bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik.
c) Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak
dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga
anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
d) Fungsi Peranan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
institusi menyiapkan peranan dan suasana anak dan
anggota yang lain dan berkomunikasi dan berinteraksi
antara sesama anggota keluarga sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
e) Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak-anak dan anggota
keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan
tugas kepala keluarga untuk keyakinan bahwa ada
kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan ini, ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
f) Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-
fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja
untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan
tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan keluarga.
g) Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu
harus seperti ketempat rekreasi, tetapi yang penting
bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat
dilakukan dirumah dengan cara menonton TV bersama
bercerita tentang pengalaman masing-masing dan
sebagainya.
h) Fungsi Biologis
– Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian rasa
nyaman, kehangatan kepada anggota keluarga,
sehingga memungkinkan meraka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
– Asuh
Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan
perawatan anak agar kesehatannya selalu
terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan
mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
– Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak
sehingga siap menjadi manusia dewasa yang
mandiri dan mempersiapkan masa depannya.
6. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan menurut Duvail adalah sebagai berikut:
a. Tahap pembentukan keluarga: tahap ini dimulai dari
pernikahan, yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga.
b. Menjelang kelahiran anak: tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan
anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi: dalam hal ini keluarga mengasuh,
mendidik, dan memberikan kasih sayang pada anak, karena
pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung pada
kedua orang tuanya kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah: pada tahap ini anak
sudah mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul
dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dalam masalah
kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan
mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah
mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma agama,
norma sosial budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah: dalam tahap ini tugas
keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak
untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak
belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak,
dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja: tahap ini adalah tahap yang
paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena
itu suri tauladan dari orang tuanya sangat diperlukan.
Komunikasi dan saling pengertian antar kedua orang tua
dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepas anak ke masyarakat: setelah melakukan tahap
remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,
maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke
masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
rumah tangga.
h. Tahap berdua kembali: setelah anak besar dan menempuh
kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggal suami dan istri
saja. Dalam tahap keluarga akan merasa sepi, dan apabila
tidak menerima kenyataan akan menimbulkan depresi dan
stress.
i. Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan
kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan
dunia.
7. Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukan masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
h. Membangkitkan semangat para anggota keluarga.
8. Ciri-ciri Keluarga
a. Diikat dalam suatu perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarganya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerja sama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
9. Ciri-ciri Keluarga Indonesia
a. Suami sebagai pengambilan keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Mengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Mempunyai semangat gotong royong
10. Pola Kehidupan Keluarga Indonesia
a. Daerah pedesaan
– Tradisional
– Agraris
– Tenang
– Sederhana
– Akrab
– Menghormati orang tua
b. Daerah perkotaan
– Dinamis
– Rasional
– Konsumtif
– Demokratif
– Individual
– Terlibat dalam kehidupan politik
2.2. MASYARAKAT
2.2.1. Pengertian
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul/
dengan istilah lain berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adaptasi tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
(Koetjaraningrat, 1990)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjukkan pada
sebagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam
arti geografi), dengan batasan-batasan tertentu dimana yang lebih
besar dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk di
luar batas wilayahnya. (Soerdjono Soekamto, 1982)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami
teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat saling tergantung adanya
pembagian kerja dan kebudayaan bersama. (Macliaver, 1957)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah lama
hidup dan bekerjasama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan
berfikir tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batas batas
tertentu. (Linton, 1936)
2.2.2. Ciri-ciri Masyarakat
Dengan berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Interaksi Antara Sesama Anggota Masyarakat
Dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan
hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar perseorangan,
antar kelompok-kelompok maupun antar perseorangan dengan
kelompok. Untuk terjadi interaksi harus memiliki 2 syarat, yaitu :
kontak sosial dan komunitas.
2. Menempati Wilayah-wilayah Dengan Batas Tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah
tertentu menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal
komunitasnya baik dalam ruang lingkup yang terkecil RT/RW,
dusun, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi dan
bahkan Negara.
3. Saling Tergantung Satu Dengan Yang Lain
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah
tertentu saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam
memenuhi kebutuhan manusia. Tiap-tiap anggota masyarakat
mempunyai ketrampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi
masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling
memenuhi agar tetap berhasil dalam kehidupanya.
4. Memiliki Adat Istiadat Tertentu/ Kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan dicipta untuk mengatur
tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang
sangat luas diantara tata cara berinteraksi, kelompok-kelompok
yang ada di masyarakat apakah itu dalam perkawinan, kesenian,
mata pencaharian, sistem kekerabatan.
5. Memiliki Identitas Masalah
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat
dikenali oleh anggota masyarakat lainya. Hal ini penting untuk
menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih kuat.
Identitas kelompok dapat berupa lambang-lambang bahasa,
pakaian, simbol-simbol tertentu dari perumahan benda-benda
tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam,
kepercayaan dan lain sebagainya.
2.2.3. Tipe-tipe Masyarakat
Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Dilihat Dari Sudut Perkembanganya
a. Cresive Institution
Lemaga kemasyarakat yang sengaja dibentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut:
Lembaga hutang piutang yang secara tidak sengaja tumbuh
dari adat istadat, misalnya yang menyangkut: Hak milik,
perkawinan, agama, dan lain sebagainya.
b. Enacted Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut:
Lembaga hutang piutang, lembaga perdagangan, pertanian,
pendidikan yang kesemua berakar kepada kebasaan-kebiasaan
disistemativasi, yang kemudian dituangkan ke dalam
lembaga-lembaga.
2. Dari Sudut Sistem Nilai
a. Basic Institution
Adalah lembaga masyarakat yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam
masyarakat diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang
dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
b. Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi
dianggap kurang penting karena untuk memenuhi kegiatan-
kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi,
pelantikan/ wisuda bersama dan sebagainya.
3. Dari Sudut Penerimaan Masyarakat
a. Approved/ Sosial Sanctioned Institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti
sekolah, perusahaan, koperasi, dan lain sebagainya.
b. Unsanctioned Instituton
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh
masyarakat walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat
memberantasnya misalnya kelompok penjahat, pemeras,
gelandangan, dan pengemis.
4. Dari Sudut Penyebarannya
a. Generation Institution
Adalah lembaga masyarakat berdasarkan atas faktor
penyebaranya. Misalnya agama karena dikenal hampir semua
masyarakat dunia.
b. Restrited Institution
Adalah lembaga-lembaga yang dianut oleh masyarakat
tertentu saja misalnya Budha banyak dianut oleh Muangtai,
Vietnam, Kristen Katolik banyak dianut oleh masyarakat Itali,
Perancis, Roma. Islam banyak dianut oleh masyarakat Arab.
5. Dari Sudut Fungsi
a. Operatif Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola/ tata
cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan seperti lembaga industri.
b. Regulatif Instituation
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat
istiadat/ tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari
pada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum
diantaranya kejaksaan, pengadilan, dan lain sebagainya.
2.2.4. Ciri-ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia
dibagi 3 kategori :
1. Masyarakat Desa
Ciri-ciri :
a. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat luas
b. Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai
organisasi sosial.
c. Percaya kepada kekuatan ghaib
d. Tingkat buta huruf relatif tinggi
e. Perilaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan
dipahami oleh setiap orang
f. Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang teknologi dan
ketrampilan diwariskan oleh orang tua langsung kepada
keturunanya.
g. Sistem ekonomis sebagian besar ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan sebagaian kecil dijual di pasaran
untuk memenuhi kebutuhan dan uang berperan sangat
terbatas.
h. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi
sangat kuat.
2. Masyarakat Madya
Ciri-cirinya :
a. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan
kemasyarakatan mulai mengendor.
b. Adat istiadat masih tetap dihormati dan disikapi masyarakat
mulai terbuka dari pengaruh luar.
c. Timbul rasionalitas pada cara berfkir, sehingga kepercayaan
terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan
timbul apabila telah kehabisan akal.
d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat
terutama pendidikan dasar dan menengah.
e. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.
f. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi
pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur
masyarakat karena uang semakin meningkat penggunaanya.
h. Gotong royong tradisional tunggal untuk keperluan sosial di
kalangan keluaga dan tetangga, dan kegiatan umum lainya
didasarkan upah.
3. Ciri-ciri Masyarakat Modern
a. Hubungan antar manusia dihubungkan akan kepentingan-
kepentingan pribadi.
b. Hubungan antar masyarakat dilakukuan secara terbuka dalam
suasana saling pengaruh mempengaruhi.
c. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian
yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-
lembaga ketrampilan dan kejuruan.
2.2.5. Ciri-ciri Masyarakat Sehat
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan untuk ibu dan anak.
3. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan
sanitasi dasar yang dikembangkan dan meningkatkan mutu
lingkungan hdup.
4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan
status sosial ekonomi masyarakat.
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit.
2.2.6. Indikator Ciri Masyarakat Sehat
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
1. Menurut yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat
meliputi :
a. Indikator Komprehensif
– Angka kematian kasar menurun
– Rasio angka mortalitas prosional rendah
– Umur harapan hidup rendah
b. Indikator Spesifik
– Angka kematian anak dan ibu menurun
– Angka kematian karena penyakit menular menurun
– Angka kelahiran menurun
2. Indikator Pelayanan Kesehatan
a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk
seimbang.
b. Distrbusi nakes merata.
c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di RS, fasilitas
kesehatan lain, dan lain sebagainya.
d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan
diantaranya: Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah Barsalin.
2.2.7. Masalah-masalah Kesehatan dan Masyarakat Indonesia
1. Jenis Masalah
a. Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98%)
b. Tingginya angka kematian ibu dan anak
– Angka kematian ibu (420 per 100.000 penduduk)
– Angka kemtian bayi (52 per 10.000 penduduk)
– Angka kematian balta (84 per 1.000)
c. Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular
diantaranya adalah :
– Penyakit infeksi usus
– Tuberkulosis
– Demam berdarah
– ISPA
– Infeksi saluran nafas bawah
d. Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular
diantaranya adalah :
– Penyakit jantung
– Neoplasma
– Penyakit karena cidera
– Penyakit gangguan mental
e. Masalah kesehatan lingkungan
– Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum
memadai.
– Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih
dan fasilitas.
– Kesehatan lingkungan.
– Pembinaan program peningkatan lingkungan belum
berjalan sesuai yang diharapkan.
2. Penyebab Masalah
a. Faktor sosial ekonomi
b. Gaya hidup dan perilaku sehat
c. Lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan sistem
pelayanan kesehatan.
2.2. KONSEP GIZI
2.2.1. Pengertian
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme. Pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dan organ-organ serta menghasilkan energi.
Akibat kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka
simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan
jaringan.
Gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh.
Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar, dan kita dapat melakukan
aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih anak-
anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan juga
penting untuk perkembangan otak.
2.2.2. Tanda Kurang Gizi
Kurang gizi pada anak terbagi menjadi 3 yaitu:
1) Kurang Energi Protein Ringan
Pada tahap ini belum ada tanda-tanda khusus yang dapat dilihat
dengan jelas, hanya saja berat badan si anak hanya mencapai
80% dari berat badan normal.
2) Kurang Energi Protein Sedang
Pada tahap ini berat badan anak hanya mencapai 70% dari berat
badan normal. Selain itu ada tanda yang bisa dilihat adalah wajah
menjadi pucat, warna rambut agak kemerahan.
3) Kurang Energi Protein Berat
Pada tahap ini terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Kwashiorkor/ busung lapar
Ciri-cirinya :
- Berat badan jauh di bawah berat normal
- Edema di seluruh tubuh terutama pada punggung
kaki
- Wajah membulat dan sembab
- Pandangan mata sayu
- Perubahan status mental: cengeng, rewel, apatis
- Otot mengecil, teramati terutama saat berdiri dan
duduk
- Bercak merah coklat pada kulit, yang dapat
diubah hitam dan mengelupas
- Menolak segala jenis makanan (anoreksia)
- Sering disertai anemia, diare, dan infeksi.
b. Marasmus
Ciri-cirinya :
- Berat badannya kurang dari 60% berat anak normal
seusianya
- Kulit terlihat kering, dingin dan mengendur
- Beberapa diantaranya memiliki rambut yang mudah
rontok
- Tulang-tulang terlihat jelas menonjol
- Sering menderita diare dan konstipasi
- Tekanan darah cenderung rendah dibanding anak normal,
dengan kadar hemoglobin yang juga lebih rendah dan
semestinya
- Anak tanpak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
- Wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, perut cekung dan
kulit keriput.
c. Marasmik – kwashiokor
Ciri-cirinya :
- Berat badan hanya berkisar 60% dari berat normal
- Edema, kelainan rambut, kelainan kulit
- Tubuh mengandung lebih banyak cairan karena
berkurangnya lemak dan otot
- Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga
menyebabkan gangguan metabolik seperti gangguan pada
ginjal dan pankreas
- Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan.
2.2.3. Faktor Penyebab Kurang Gizi
1) Jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut
mempengaruhi. Dengan demikian perhatian si ibu untuk si kakak
sudah tersita dengan keberadaan adinya, sehingga si kakak tidak
terurus dan tidak diperhatikan makanannya.
2) Anak yang mulai bisa berjalan mudah terkena infeksi atau juga
tertular oleh penyakit-penyakit lain.
3) Karena lingkungan yang kurang bersih, sehingga anak mudah
sakit-sakitan.
4) Kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu mengenal gizi.
5) Kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit
6) Adanya penyakit bawaan yang memaksa anak harus dirawat.
2.2.4. Upaya yang Harus Dilakukan untuk Memperbaiki Gizi Kurang
1) Meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gizi
2) Melakukan pengobatan kepada anak dengan memberikan
makanan yang dapat menjadikan status gizi si anak menjadi lebih
baik
3) Melakukan pemilihan makanan yang baik untuk si anak
4) Memberi makanan si anak sesuai kebutuhannya
5) Mengobati penyakit-penyakit penyerta
6) Meningkatkan pemantauan pertumbuhan melalui revitalisasi
posyandu.
2.2.5. Komponen Makanan Sehat
Kelompok makanan:
Protein, diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan dan
penggantian jaringan tubuh. Produk hewan seperti daging, ikan,
telur, keju dan produk susu lainnya amat banyak mengandung
protein. Dari bahan nabati antara lain kacang-kacangan (kacang
hijau, kedelai, dan lain sebagainya).
Hidrat arang, untuk menambah energi, namun bila kelebihan akan
disimpan dalam tubuh sebagai lemak yang banyak mengandung
hidrat arang adalah gula, beras, jagung dan umbi-umbian.
Lemak, juga merupakan sumber energi dan menghasilkan kalori
lebih banyak dari makanan lainnya, makanan yang banyak
mengandung lemak berasa dari kacan-kacangan.
Serat, adalah bahan yang tidak dapat dicerna sisten pencernaan
tidak mengandung gizi ataupun energi, hanya berguna untuk
kelancaran kegiatan pencernaan.
Vitamin, adalah bahan kimia kompleks yang diperlukan tubuh
dalam jumlah sedikit. Anak makannya normal tidak punya
kecenderungan kekurangan vitamin.
Mineral dan garam-garam diperlukan dalam jumlah sedang
termasuk did dalamnya zat besi, potasium, dan sodium (terdapat
dalam garam meja), seorang anak akan terhindar dari kekurangan
zat-zat ini bila makanannya seimbang.
Kalori adalah satuan untuk mengakui besarnya nilai energi dalam
makanan bila seorang memakan lebih banyak kalori dari yang
dipakai sisanya akan disimpan sebagai lemak.
2.2.6. Pemberian Makanan pada Anak Gizi Kurang
1) Secara teratur (selama 24 jam)
2) Bertahap (cair, lembek, padat)
3) Porsi kecil dan sering
4) Melalui fase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi
5) Tidak boleh tergesa-gesa menaikkan berat badan selalu dipantau
2.2.7. Cara Pembuatan MODISCO
Modisco merupakan pemberian makanan tambahan yang banyak
diberikan kepada bayi (balita), anak yang kurang gizi dan masa
penyembuhan yang disebabkan oleh karena:
1) Kurang Energi Protein (KEP)
a. Masih sering dijumpai pada balita
b. Faktor penyebab dan pemberat dalam masalah KEP sangat
sulit untuk segera diatasi
c. Diit yang adekuat merupakan bagian yang penting dalam
pengobatan KEP
2) Pada Pemberian Diet (makan) Sering Dijumpai
a. Kebutuhan zat gizi meningkat/ tinggi, terutama protein
vitamin dan mineral
b. Nafsu makan menurun
c. Gangguan pencernaan
d. Daya beli kurang
e. Kebersihan dan kesehatan lingkungan yang rendah
f. Tidak suka susu
g. Tidak mau masuk rumah sakit atau pulang paksa dari RS
sebelum ada kemajuan yang memuaskan
3) Diet (makan) untuk Penderita KEP
a. Tinggi kalori tinggi protein (diet TKTP)
b. Mudah dicerna
c. Harganya murah
d. Mudah dibuat oleh ibu rumah tangga
e. Dalam bentuk cair (tidak keras)
f. Terbuat dari bahan makanan setempat
g. Dapat dibuat dalam bentuk minuman atau makanan yang
disukai.
4) Macam-macam MODISCO
a. Modisco ½ : untuk toleransi lemak
b. Modisco I : untuk kwashioskor dan KPP ringan
c. Modisco II : apabila anak tidak suka minyak
d. Modisco III : untuk kekurangan kalori berat (marasmus,
marasmus kwashiorkor)
Cara pembuatan MODISCO I
Bahan : Susu bubuk (susu full cream/ SKIM) : 10 gr
Gula pasir : 5 gr
Minyak biji kapas, kelapa, jatung/ margarin : 4,6 gr
Kalori : 100gr
Cara membuat:
Susu SKIM, gula dan minyak/ margarin diaduk sampai rata lalu
ditambahkan dengan air sedikit sambil terus diaduk hingga cairan
larut, disaring dan dimasukkan dalam gelas kemudian diminum
dalam keadaan hangat.
Cara pemberian MODISCO
a. Bahan minuman untuk gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna)
b. Campuran bahan makanan lain seperti:
- Minuman yang dicampur dengan coklat sirup atau buah
- Es krim Modisco
- Dicampur pada bubur kacang hijau atau kotak pisang
- Campuran puding agar-agar/ roh
- Dan sebagainya
2.3. KONSEP TUMBUH KEMBANG
2.3.1. Pengertian
1) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kg, pound)
ukuran panjang, umum tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalium dan nitrogen dalam tubuh. (Suciningsih, hal:1)
2) Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan skill dalam
struktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan sebagai hasil dan proses pematangan.
(Suciningsih, hal:1)
2.3.2. Ciri-ciri Perkembangan
1) Perkembangan menimbulkan perubahan
2) Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya
3) Perkembangan mempunyai pola yang tetap
4) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
5) Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
6) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
2.3.3. Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
1) Tahap dalam kandungan (prenatal)
2) Masa neonatal (0 – 28 hari)
3) Masa bayi (< 1 tahun)
4) Masa balita (< 5 tahun)
5) Masa prasekolah (5 – 6 tahun)
2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
1) Faktor Dalam (Internal)
a. Perbedaan ras/ etnik/ bangsa
b. Keluarga
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Kelamin genetik dan kromosom
2) Faktor Luar (Eksternal)
a. Faktor pranatal
- Gizi
- Mekanis
- Toksin/ zat kimia
- Endokrin
- Radiasi
- Infeksi
- Anoksia embrio
- Psikologis ibu
- imunisasi
b. Faktor persalinan
c. Faktor pasca natal
- Gizi
- Penyakit kronis/ kelainan kongenital
- Fisik dan kimia
- Psikologis
- Endokrin
- Sosial ekonomi
- Lingkaran pengasuhan
- Stimulasi
- Obat-obatan
2.3.5. Penilaian Tumbuh Kembang
1) Berat Badan
Umur Berat Badan
TM I TH I 700 – 1000 gr/ bulan
5 bulan 2 x berat badan lahir
1 tahun 3 x berat badan lahir
2 tahun 4 x berat badan lahir
2) Tinggi Badan
Umur Berat Badan
1 tahun 1,5 x tinggi badan lahir
4 tahun 2 x tinggi badan lahir
6 tahun 1,5 x tinggi badan setahun
12 tahun 3 x tinggi badan lahir
Dewasa 3,5 x tinggi badan lahir
3) Lingkar Kepala (FO, MO, SOB)
BBL 34 cm
GBL 44 cm
Dewasa 54 cm
Pertumbuhan otak tercepat TM III (HMI) – TM II (LHR)
Berat otak bayi ¼ dari dewasa
Sel otak bayi 2/3 dari dewasa
4) LILA
- Gunanya : menilai keadaan gizi
- Batas : BBL > 9,5 cm
- Berlaku : untuk usia 1 – 5 tahun
Rentangan penilaian untuk balita
> 13,5 cm : normal
12,5 – 13,3 cm : malnutrisi ringan
< 12,5 cm : malnutrisi
2.3.6. Perkembangan Anak Berdasarkan Pada Usia
Berdasarkan skala yaumil mimi (perkembangan mental, gerakan-
gerakan kasar dan halus, emosi, sosial, perilaku dan bicara)
1) Lahir sampai usia 3 bulan
Belajar mengangkat kepala
Belajar mengikuti objek dengan matanya
Melihat ke muka orang dengan tersenyum
Bereaksi terhadap suara dan bunyi
Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dengan kontak
Menahan barang yang dipegangnya
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
2) Usia 3 bulan – 6 bulan
Mengangkat kepala dan mengangkat dada dengan bertopang
tangan
Mulai meraih benda-benda yang ada di dalam atau diluar
jangkauannya
Menaruh benda-benda di mulutnya
Berusaha memperluas lapang pandang
Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
3) Usia 6 bulan – 9 bulan
Dapat duduk tanpa dibantu
Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
Memegang benda kecil dengan ibu cari dan jari telunjuk
Bergembira dengan melempar benda-benda
Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
Mengenal wajah anggota keluarga dan takut pada orang lain
Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan
sembunyi-sembunyian.
4) Usia 9 bulan – 12 bulan
Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
Dapat berjalan dengan dituntun
Menirukan suara
Mengulang bunyi yang didengarnya
Belajar menyatakan satu/ dua patah kata
Mengerti perintah sederhana dan larangan
Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi
sekitarnya ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-
benda ke dalam mulutnya
Berpartisipasi dalam permainan
5) Usia 12 bulan – 18 bulan
Berjalan dan mengeksplorasi rumah dan sekeliling rumah
Menyusun dua sampai dengan 3 kotak
Dapat mengatakan 5 – 10 kata
Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
6) Usia 18 bulan – 24 bulan
Naik turun tangga
Menyusun enam kotak
Menunjuk mata dan hidungnya
Menyusun dua kata
Belajar makan sendiri
Menggambar garis di atas kertas dan pasir
Mulai belajar mengontrol BAB dan BAK
Menaruh minta kepada anak lain atau bermain-main dengan
mereka
7) Usia 3 tahun – 4 tahun
Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangganya
Berjalan pada jari kaki
Mulai berpakaian dan membuka pakaian sendiri
Menggambar garis silang
Menggambar orang hanya kepada dan badan
Mengenal dua atau tiga warna
Bicara dengan baik
Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
Banyak bertanya
8) Usia 4 tahun – 5 tahun
Melompat dan menari
Menggambar orang terdiri dari 3 bagian yakni kepala, lengan
dan badan
Menggambar segitiga dan kotak
Pandai bicara
Dapat menyebut hari-hari dalam satu minggu
Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
Minat kepada kata baru dan artinya
Mengenal 4 warna
Memperkirakan bentuk dan besarnya benda
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 10 Februari 2010 Jam : 10.00 WIB
3.1.1 Pengkajian Data Umum
Nama KK : Tn.”M”
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Pekerja Lepas
Pendidikan : SMP
Alamat : Dsn. Keplak Selatan,, RT/RW : 08/01
Ds. Keplaksari, Kec. Peterongan.
Kab. Jombang.
1. Daftar anggota keluarga
No Nama anggotaHubu
-ngan
L/
PUmur
Pendi
dikanAgama
Pekerja-
anKB
Sehat
sakit
1
2
3
4
5
6
Tn. “M”
Ny. ”A”
An. ”H”
An. “A”
An. “M”
By. “F”
KK
Istri
Anak
Anak
Anak
Anak
L
P
P
L
L
P
37 th
30 th
8 th
4 th
2 th
9 bln
SMP
SMP
SD
-
-
-
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Swasta
IRT
Pelajar
-
-
-
-
-
Suntik
Suntik
Suntik
MOW
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
2. Denah rumah
3. Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasangan suami istri
: Anak
4. Tipe keluarga
Keluarga inti yang terdiri dari bapak, ibu dan 4 anak.
5. Status gizi keluarga
Makan : 3 x/hari, nasi, lauk-pauk, sayur
Minum : 7 gelas/hari, air putih, teh
6. Keadaan Rumah
Luas rumah : 8 x 6 m
Letak : Letak rumah berdekatan dengan sungai
Dinding : Permanen
Atap : Genting
Lantai : Plester
Penerangan : Cukup, cahaya matahari bisa masuk
Jalan angin : Cukup, ada ventilasi
Jendela : Ada pada kamar, dapur dan ruang tamu
Kebersihan : Cukup, penataan barang pada tempatnya
Jumlah kamar : 2 kamar
U
TB
SDapur
Kamar II
KamarI
Kamar Mandi
Ruang Tamu
7. Air minum
Asal : Sumber air langsung dari sumur
Nilai air : Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak
berbau
Konsumsi : Air yang digunakan untuk mandi, mencuci,
memasak, dll
8. Pembuangan sampah
Sampah dibuang kebelakang rumah, dikumpulkan dulu baru
dibakar.
9. Jamban dan kamar mandi
Jamban : Punya, berbentu leher angsa
Kamar mandi : Letak didalam rumah, kebersihan cukup
10. Pekarangan dan selokan
Pengaturan : Rapi, tanaman ditaman
Kebersihan : Halaman cukup bersih
Air limbah : pembuangan air kamar mandi langsung
dialirkan kebelakang rumah
Peralatan pekarnagan : ada, sapu lidi dan sekrop.
11. Hewan ternak
Tn.”M” mempunyai hewan peliharaan ayam.
12. Keadaan sosial ekonomi keluarga
a. Dikeluarga ini yang mencari nafkah adalah Tn.”M” sendiri,
Tn.”M” bekerja sebagai pekerja lepas.
b. Alat hiburan dikeluarga Tn.”M” adalah TV.
13. Keadaan sosial budaya dan spiritual keluarga
a. Tn.”M” dan sekeluarga menganut agama islam.
b. Hubungan dengan istri, anak, dan tetangganya baik-baik saja
14. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Dikeluarga Tn.”M” bila ada yang sakit biasanya pengobatan
sendiri kalau tambah sakit parah pergi ke bidan atau dokter.
15. Harapan keluarga
a. Tn.”M” dari keluarga tetap dalam keadaan sehat
b. Keluarga hidup bahagia dan sejahtera
16. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ny. “A” mengatakan bahwa keluarganya tidak sedang
menderita penyakit apapun hanya saja anaknya sulit makan dan
berat badannya tidak naik saat penimbangan dan berada di
bawah garis merah (BGM).
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ny. “A” mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah
menderita penyakit menurun dan menahun seperti jantung,
asma, darah tinggi, kencing manis, menular sepertiTBC,
hepatitis, HIV.
c. Riwayat penyakit keluarga
Ny. “A” mengatakan bahwa dari pihak keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit menurun dan menahun seperti
jantung, asma, kencing manis, darah tinggi, menular seperti
TBC, hepatitis, HIV, tidak ada riwayat bayi kembar dan cacat
mental.
17. Pola Aktivitas
a. Tn.”M” bekerja sebagai pekerja lepas.
b. Bila ada waktu luang biasanya meluangkan waktu untuk
melihat TV bersama anak dan istrinya.
18. Pola personal hygiene
Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 3 x/minggu, ganti
baju dan pakaian dalam 2 x/hari, potong kuku bila sudah panjang
19. Pola nutrisi keluarga
Makan : 3x /hari meliputi nasi, lauk pauk, sayur
Minum : 7 gelas/hari, air putih, teh
20. Analisa data
Tn.”M” masalah Tn.”M” merasa capek karena setiap hari bekerja.
Ny.”A” masalah Ny.”A” merasa capek karena mengurus bayi,
rumah dan keluarga
An.”H” masalah An.”H” merasa dirinya baik-baik saja dan sehat
An. “A” masalah An. “A” dengan BGM
An. “M” masalah An. “M” dengan BGM.
By. “F” masalah By. “F” bayi terlihat sehat.
3.1.2 Pengkajian Khusus
1. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama anak : ”M”
Umur : 27 bulan
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Dsn. Keplak Selatan,, RT/RW : 08/01
Ds. Keplaksari, Kec. Peterongan.
Kab. Jombang
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya sulit makan dan berat badannya selalu
dibawah garis merah setiap kali penimbangan.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini anaknya baik-baik saja tapi badanya
kurus dan sulit makan
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan anaknay belum pernah MRS, tidak pernah
menderita penyakit menurun dan menahun seperti asma,
jantung, kencing manis, menular seperti TBC, hepatitis, HIV.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menurun dan menahun seperti asma, jantung, kencing
manis, darah tinggi, menular seperti TBC, hepatitis, HIV, tidak
ada kelainan bawaan dan cacat mental.
6. Riwayat neonatal
a. Ibu mengatakan ini merupakan anaknya yang ke-3 dan saat
hamil ibu tidak pernah menderita penyakit apapun sampai
ibu melahirkan.
b. Riwayat natal
Bayi lahir dengan spontan B tanggal 16 November 2007
pukul 01.00 WIB, ditolong oleh bidan di BPS, UK 39
minggu, jenis kelamin laki-laki, BBL 2400 gram, PBL 48
cm, bayi langsung menangis dan gerak aktif
c. Riwayat Post natal
Keadaan umum bayi baik, tidak ada kelainan, bayi
menangis, kulit kemerahan dan refleks hisap kuat.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran umum : Composmentis
Umur : 27 bulan
BB : 8,8 kg
TB : 72 cm
LILA : 11,5 cm
2. TTV :
N : 81 x/mnt
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,9 o C
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut agak merah, tidak ada lesi.
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak oedem.
Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera
putih.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut & gigi : Simetris, bersih, tidak ada stomatitis, ada
caries gigi.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
Leher : Tidak terlihat pembesaran kelenjaran tiroid
dan vena jugularis.
Axilla : Bersih, tidak terlihat ada pembesaran kelenjar
limfe.
Dada : Simetris, tidak ada tarikan intercosta.
Punggung : Tidak ada kelainan bentuk punggung.
Genetalia : Tidak ada kelainan gentalia
Eks atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan,
tidak ada kelainan jumlah jari.
Eks bawah : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan,
tidak ada kelainan jumlah jari.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
rambut tidak rontok.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan
vena jugularis, tidak ada nyeri tekan
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : Tidak ada hepatomegali, tidak ada nyeri
tekan.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada ronchi dan wheezing.
Abdomen : Bising usus 6 x/menit.
d. Perkusi
Abdomen : Tidak meteorismus.
MasalahSifat
Masalah
Kemungkinan Dapat
Dicegah
Potensi Masalah Untuk Dicegah
Menonjolnya Masalah
Skor Total
Urutan Prioritas
Tn.”M” 1/3 1 2/3 0 2 3
Ny.”A” 1/3 1 2/3 0 2 4
An.”H” 1/3 1 2/3 0 2 5
An.”A” 2/3 1 2/3 1 3/3 2
An. “M” 2/3 1 2/3 1 3 1/3 1
By. “F” 1/3 1 2/3 0 2 6
3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Diagnosa : An. Ny. ”A” umur 27 bulan dengan BGM.
DS : Ibu mengatakan berat badan anaknya kurang dan dibawah garis
merah pada buku KMS.
DO : KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
N : 81 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,9 oC
Umur : 27 bulan
BB : 8,8 kg
TB : 72 cm
Inspeksi :
Rambut agak kemerahan
3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Gizi buruk
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- Pemberian makanan tambahan (modisco)
3.5 INTERVENSI
Diagnosa : An. Ny. ”A” umur 27 bulan dengan BGM.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 60 menit
diharapkan ibu dapat mengerti dan dapat mengerti penjelasan
dan melaksanakan pesan yang disampaikan.
Kriteria hasil : Ibu dapat mengulang kembali penjelasan dari petugas.
Ibu dapat membuat modisco sendiri dengan benar
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada keluarga.
R/ : Terjalin hubungan kerjasama dan percaya pada tenaga kesehatan.
2. Berikan penyuluhan pada keluarga tentang gizi seimbang.
R/ : Pengetahuan bagi keluarga tentang apa itu gizi seimbang.
3. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makanan sedikit tapi sering
R/ : Dengan pemberian makanan sedikit tapi sering, bisa menambah
asupan makanan.
4. Mengajarkan ibu tentang pembuatan modisko
R/ : Supaya ibu mengerti makanan tambahan yang sesuai untuk bayinya
sehingga dapat menambah berat badan bayi
5. Menganjurkan ibu untuk meminumkan susu modisko 3 x/hari
R/ : Meningkatkan berat badan
6. Kolaborasi dengan bidan dan puskesmas
R/ : Melanjutkan intervensi
7. Menganjurkan untuk membawa anaknya rutin datang keposyandu
R/ : Pemantauan penambah berat badan
3.6 IMPLEMENTASI
Diagnosa : An. Ny. ”A” umur 27 bulan dengan BGM
Tanggal : 10 Februari 2010 Jam : 10.15 WIB
1. Jam : 10.15 WIB
Melakukan pendekatan pada keluarga dengan cara menyapa dan
memperkenalkan diri dengan ramah.
2. Jam : 10.20 WIB
Melakukan penyuluhan mengenahi gizi seimbang pada anak.
Gizi adalah makanan dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang
berhubungan dengan kesehatan.
Gizi seimbang adalah keseimbangan antara berbagai macam zat gizi
yang diperlukan oleh tubuh.
Zat gizi terdiri dari :
1. Karbohidrat
Seperti : nasi, mie, roti, gandum, kentang, jagung, tepung.
2. Protein
Seperti : daging, ikan dan telur, mengandung protein berkualitas
tinggi dan tambahanya adalah kacang-kacangan.
3. Lemak
Seperti : minyak kelapa sawit, kelapa, kacang tanah, kacang kedelai,
jagung, margarin, lemak daging hewan, kuning telur, kacang-
kacangan, biji-bijian, alpukat.
4. Vitamin dan mineral
Seperti : susu sapi, daging sapi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran,
buah-buahan.
5. Cairan atau air
Seperti : air putih pada umumnya anak sehat memerlukan 1000 ml
sampai 1500 ml tiap harinya susu, juz buah, serta sayur-sayuran.
3. Jam : 10.35 WIB
Mengajarkan ibu tentang pembuatan modisko
Bahan
a. Gula pasir
b. Susu bubuk
c. Minyak goreng/margarin
Cara membuat
Susu skim, gula dan minyak/margarin diaduk sampai rata, lalu
ditambahkan dengan air sedikit demi sedikit sampai terus diaduk
hingga cairan larut, disaring dan dimasukkan dalam gelas kemuaidan
diminum dalam keadaan hangat.
4. Jam : 11.00 WIB
Menganjurkan ibu untuk memminumkan susu modisko 3 x/hari.
- Diantara makan pagi dan siang.
- Antara makan siang dan sore.
- Sebelum tidur
5. Jam : 11.10 WIB
Kolaborasi dengan bidan atau puskesmas untuk melanjutkan pemantauan
berat badan.
6. Jam : 11.12 WIB
Menganjurkan ibu untuk membawa anaknya rutin datang keposyandu
untuk melakukan penimbangan guna memantau penambahan berat badan
atau tumbuh kembanga anak.
3.7 EVALUASI
Tanggal : 10 Februari 2010 Jam : 11.15 WIB
Diagnosa : By. Ny. ”A” umur 27 bulan dengan BGM.
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dan memahami apa yang telah
dijelaskan oleh petugas dan akan melaksanakan pesan yang
disampaikan.
O : – Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh tenaga
kesehatan.
– Ibu dapat membuat modisko sendiri yang benar.