askep-bronkitis

37
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang terjadi. Bronkitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada seorang pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakan cronik obstructive pulmonary disease ( COPD ). Bronkitis kronis ditemukan dalam angka-angka yang lebih tinggi daripada normal diantara pekerja-pekerja tambang, pedagang-pedagang biji padi-padian, pembuat-pembuat cetakan metal, dan orang-orang lain yang terus menerus terpapar pada debu. Namun penyebab utama adalah merokok sigaret yang berat dan berjangka panjang, yang mengiritasi tabung-tabung bronchial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang berlebihan. Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan congenital. 1.2 Rumusan Masalah 1

Upload: brandy-gates

Post on 30-Nov-2015

198 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Bronkitis

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP-Bronkitis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal

yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh

perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan

otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size),

sedangkan bronkus besar jarang terjadi.

Bronkitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada seorang

pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas

yang menetap yang dinamakan cronik obstructive pulmonary disease ( COPD ).

Bronkitis kronis ditemukan dalam angka-angka yang lebih tinggi daripada normal

diantara pekerja-pekerja tambang, pedagang-pedagang biji padi-padian, pembuat-pembuat

cetakan metal, dan orang-orang lain yang terus menerus terpapar pada debu. Namun

penyebab utama adalah merokok sigaret yang berat dan berjangka panjang, yang

mengiritasi tabung-tabung bronchial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang

berlebihan. Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh

laki-laki dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan dapat merupakan

kelainan congenital.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi Bronchitis?

1.2.2 Apa etiologi Bronchitis?

1.2.3 Bagaimana anatomi fisiologi Bronchitis?

1.2.4 Bagaimana fisiologi pernafasan?

1.2.5 Bagaimana patofisiologi Bronchitis?

1.2.6 Bagaimana patoflow Bronchitis?

1.2.7 Apa manifestasi klinik Bronchitis?

1.2.8 Bagaimana pemeriksaan diagnostic Bronchitis?

1.2.9 Bagaimana terapi Bronchitis?

1.2.10 Apa komplikasi Bronchitis?

1.2.11 Bagaimana prognosis Bronchitis?

1.2.12 Bagaimana pencegahan Bronchitis?

1

Page 2: ASKEP-Bronkitis

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien dengan Gangguan

sistem Pernafasan; Bronkitis kronis secara langsung dan cepat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui definisi bronchitis

2. Untuk mengetahui etiologi bronchitis

3. Untuk mengetahui anatomi fisiologi

4. Untuk mengetahui fisiologi Pernafasan

5. Untuk mengetahui patofisiologi bronchitis

6. Untuk mengetahui patoflow bronchitis

7. Untuk mengetahui manifestasi klinik bronchitis

8. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik bronchitis

9. Untuk mengetahui terapi bronchitis

10. Untuk mengetahui komplikasi bronchitis

11. Untuk mengetahui prognosis bronchitis

12. Untuk mengetahui pencegahan bronchitis

2

Page 3: ASKEP-Bronkitis

BAB 2

PENDAHULUAN

2.1 Definisi

Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi pada

pembuluh bronkus, trakea dan bronkioli.Inflamasi menyebabkan bengkak pada

permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan

inflamasi.

Bronkitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus lokal yang

bersifat patologis.Dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus

berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.Pada umumnya

bronkus berukuran kecil yang diserang.Hal ini dapat menghalangi aliran udara ke paru-

paru dan dapat merusaknya.

Secara klinis para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan

respiratorik dengan batuk merupakan gejala utama dan dominan. Ini berarti bahwa

bronkitis bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit

lain juga.

Definisi Bronkitis menurut beberapa sumber, Bronkhitis adalah hipersekresi mukus

dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling

sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab

lain (Perawatan Medikal Bedah 2, 1998, hal. 490).

Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi/ektasis

(pelebaran) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik.Perubahan bronkus

tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa desrtuksi

elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.Bronkus yang terkena umumnya

bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang terjadi.Hal ini dapat

memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat merusaknya.(Gunawan, Iriyan. 2006).

Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi

bronkus.Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau

gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti

bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain

tetapi bronkitis ikut memegang peran.( Ngastiyah, 1997 )

Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi

biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan

3

Page 4: ASKEP-Bronkitis

penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis,

Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994)

Bronkitis dibedakan menjadi bronkitis akut dan kronik.Bronkitis Akut adalah batuk

yang tiba-tiba terjadi karena infeksi virus yang melibatkan jalan nafas yang besar.Bronkitis

akut pada umumnya ringan.Berlangsung singkat (beberapa hari hingga beberapa minggu),

rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama jika

disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan..

Bronchitis kronikmerupakan inflamasi berulang dan degenerasi bronkus yang bisa

berhiubungan dengan infeksi aktif. Bronchitis kronik dapat merupakan proses dasar dari

suatu penyakit, seperti asma, fibrosis kistik, sindrom diskinesia silia, aspirasi benda asing,

atau paparan terhadap iritan jalan nafas. Pada orang dewasa, dikatakan bronchitis kronik

apabila terdapat batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam

setahun, sekurang-kurangnya dalam dua tahun berturut-turut.

2.2 Etiologi

Bronkitis berhubungan dengan infeksi virus, bakteri sekunder, polusi udara, alergi,

aspirasi kronis, refluks gastroesophageal, dan infeksi jamur.Virus merupakan penyebab

tersering bronkitis (90%), sedangkan sisanya (10%) oleh bakteri.Virus penyebab yang

sering yaitu yaitu virus Influenza A dan B, Parainfluenza, Respiratory Syncitial Virus

(RSV), Rinovirus, adenovirus dan corona virus. Bronkitis akut karena bakteri biasanya

dikaitkan dengan Mycoplasma pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis, Bordatella

pertusis, Corynebacterium diphteriae, Clamidia pneumonia, Streptococcus pneumonia,

Moraxella catarrhalis, H. influenza, Penyebab lain agen kimia ataupun pengaruh fisik.

Bronchitis kronik dapat disebabkan oleh serangan bronchitis akut yang berulang,

yang dapat melemahkan dan mengiritasi bronkus, dan pada akhirnya menyebabkan

bronchitis kronik.Penyebab umum untuk bronchitis akut dan kronik pada anak adalah

sebagai berikut.

• Infeksi virus ; adenovirus, influenza, parainfluenza, respiratory syncytial virus,

rhinovirus, coxsackievirus, herpes simplex virus.

• Infeksi bakteri : S pneumonia, M catarrhalis, H influenza, Chlamydia pneumoniae

(Taiwan acute respiratory [TWAR] agent), Mycoplasma species.

• Polusi udara, seperti merokok.

• Alergi

• Aspirasi kronik atau refluks gastrointestinal

• Infeksi fungi

4

Page 5: ASKEP-Bronkitis

2.3 Anatomi Fisiologi

A. Organ-Organ Pernafasan

1. Organ saluran pernafasan atas

a) Hidung

Hidung merupakan saluran udara

yang pertama, mempunyai 2 lubang, dipisahkan oleh sekat hidung (septum

oli) di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara,

debu, dan kotoran-kotoran yagn masuk ke dalam lubang hidung.

b) Faring

Merupakan tempat persimpangan antara janaln nafas dan jalan makanan.

Terdapat di bawah dasar teng korak, di belakang ronga hidung dan mulut

sebelah depan rusa tulang leher.

Faring dibagi tiga bagian :

(1)Bagian atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nesofaring

(2)Bagian tengah yang sama tingginya denan istmus fausium disebut

orofaring.

(3)Bagian bawah sekat, dinamakan langiofaring.

c) Laring. Merupakan saluran pendek yang menghubugnkan faring dan trakea,

dan bertindak sebagai pembentukan suara.

2. Organ saluran pernafasan bawah

a) Trakhea

Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 s/d 20 cincin yang

terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Panjang

trakhea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh

otot polos.

b) Bronkhial dan alveoli

5

Page 6: ASKEP-Bronkitis

Ujung distal trachea membagi menjadi bronki primer kanan dan kiri yang

terletak di dalam rongga dada. Fungsi percabangan bronkial untuk

memberikan saluran bagi udara antara trakea dan alveoli.

Alveoli berjumlah 300-500 juta di dalam paru-paru, fungsinya adalah sebagai

satu-satunya tempat pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan aliran

darah.

c) Paru-paru

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari

gelembung-gelembung (gelembung hawa-alveoli). Gelembung-gelembung

alveolir ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.

Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru

kiri dan kanan).

Kapasitas paru-paru :

(1) Kapasitas total

Jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspiasi sedalam

dalamnya.

(2) Kapasitas vital

Jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.

d) Toraks

Rongga toraks terdiri dari rongga pleura kanan dan kiri dan bagian tengah

yang disebut mediastinum. Toraks mempunyai peranan penting dalam

pernafasan, karena bentuk elips dari tulang rusuk dan sudut perlekatannya

tulang belakang. Perubahan dalam ukuran toraks inilah yang memungkinkan

terjadinya proses inspirasi dan ekspirasi.

Bagian paru-paru :

1) Pleura adalah bagian terluar dari paru-paru dikelilingi oleh membran

halus, licin atau pleura.

2) Mediastinum adalah bagian dinding yang membagi rongga toraks

menjadi 2 bagian

3) Lobus adalah bagian paru-paru dibagi menjadi lobus kiri terdiri atas

lobus bawah dan atas tengah dan bawah

4) Bronkus dan bronkiolus terdapat beberapa divisi bronkus di dalam setiap

lobus paru. Brokiolus adalah percabangan dari bronkus

6

Page 7: ASKEP-Bronkitis

5) Alveoli paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli yang tersusun dalam

kloster antara 15-20 alveoli

2.4 Fisiologi Pernafasan

Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke

dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari

oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan

disebut ekspirasi.

Pernafasan paru-paru Merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang

terjadi pada paru-paru. Pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna oksigen

diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas dimana oksigen masuk melalui

trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar, alveoli

memisahkan oksigen dari darah , O2 menembus membran, diambil oleh sel darah merah

dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh.

Guna pernafasan :

1) Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-selnya)

untuk mengadakan pembakaran.

2) Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian dibawa

oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh).

3) Menghangatkan dan melembabkan udara.

Pernafasan dalam keadaan normal

Orang dewasa : 16 – 18 x/mnt

Anak-Anak kira-kira : 24 x/ mnt

Bayi kira-kira : 30 x/ mnt

Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan

suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Efek dari gerakan ini

adalah secara bergantian meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada. Inspirasi adalah

ketika kapasitas dalam dada meningkat, udara masuk melalui trakea. Ekspirasi adalah

ketika dinding dada dan diafragma kembali ke ukurannya semula.

2.5 Patofisiologi

Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus

dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini

mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan

sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa

7

Page 8: ASKEP-Bronkitis

sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah

merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut

dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat

sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.

Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di

bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau

disfungsional serta metaplasia. Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan

sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan

penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.

8

Page 9: ASKEP-Bronkitis

Alergen Infasi kuman ke jalan napas

Aktivasi Ig. E

Peningkatan pelepasan Histamin

Fenomene Infeksi

Iritasi Mukosa Bronkus

Edema mukosa sel goblet memproduksi

mukus

Penyebaran bakteri/virus ke seluruh tubuh.

Bakterimia/viremia

Peningkatan akumulasi sekret bronkus

Ndx. Bersihan jalan napas tidak efektif Hipertermi

Peningkatan laju metabolisme tubuh umum

Demam

Ndx. Gangguan keseimbangan

cairan

Malaise

Ndx. Intoleransi Aktifitas

Penyempitan jalan napas

Napas pendek

Penggunaan otot napas tambahan

Ndx. Gangguan pola napas

Batuk produktif

Nyeri

Ndx. Gangguan rasa nyaman:

nyeri

Tidak nafsu makan

Ndx. Gangguan Nutrisi kurang

dari kebutuhan

Nyeri pada retrosternal

Bronkiulos melebar Kerusakan Bronkiolus

Ndx. Kerusakan Pertukaran Gas

Batuk darah

KEMATIAN

2.6 Patoflow

Etiologi

9

Page 10: ASKEP-Bronkitis

2.7 Manifestasi Klinik

Gejala utama bronkitis adalah timbulnya batuk  produktif (berdahak) yang

mengeluarkan dahak berwarna putih kekuningan atau hijau. Dalam keadaan normal saluran

pernapasan kita memproduksi mukus kira-kira beberapa  sendok  teh setiap harinya.

Apabila saluran pernapasan utama paru (bronkus) meradang, bronkus akan menghasilkan

mukus dalam jumlah yang banyak yang akan memicu timbulnya batuk. Selain itu karena

terjadi penyempitan jalan nafas dapat menimbulkan shortness of breath.

Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang ada yaitu :

a. Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah

b. Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak

c. Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis

d. Pada paru didapatkan suara napas yang kasar

Menurut Ngastiyah (1997), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama,

yaitu :

a. Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan seseorang

kurang istirahat.

b. Daya tahan tubuh yang menurun.

c. Anoreksia sehingga berat badan sukar naik.

d. Kesenangan anak untuk bermain terganggu dan Konsentrasi belajar anak

menurun.

2.8 Pemeriksaan Diagnostik

a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia

Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus

menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.

Corak paru bertambah.

b. Laboratorium : Leukosit > 17.500.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

a. Tes fungsi paru-paru

b. Gas darah arteri

c. Analisa gas darah

Pa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)

Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).

Saturasi hemoglobin menurun.

10

Page 11: ASKEP-Bronkitis

2.9 Terapi

Tujuan pengobatan bronkitis adalah untuk mengurangi gejala batuk, melegakan

pernapasan serta menyembuhkan bronkitis. Terapi bronkitis meliputi :

1. Istirahat yang cukup.

2. Minum cairan yang banyak.

3. Bernapas dalam udara hangat serta menghindari udara dingin dan AC.

4. Penekan batuk, pengencer dahak dan antibiotik.

Rehabilitasi paru: rehabilitasi paru adalah program latihan pernapasan di mana Anda

bekerja dengan seorang terapis pernafasan untuk membantu Anda belajar untuk bernapas

dengan lebih mudah dan meningkatkan kemampuan Anda untuk berolahraga.

Jenis obat yang dipakai untuk bronkitis:

a. Beberapa jenis obat bronkitis yang sering digunakan oleh dokter adalah :

1. Antibiotik. Bronkitis biasanya terjadi akibat infeksi virus , sehingga antibiotik

tidak efektif. Namun dokter mungkin meresepkan antibiotik jika bronkitis

disebabkan oleh infeksi bakteri.

2. Obat batuk. Jika batuknya kering maka diberikan obat penekan batuk seperti

DMP atau kodein, jika batuknya berdahak maka diberikan obat pengencer

dahak seperti Gliseril Guikolat (GG) dan epexol.

3. Obat lain. Jika Anda memiliki asma atau penyakit paru obstruktif kronik

(PPOK), dokter mungkin merekomendasikan inhaler dan obat-obatan lain

untuk mengurangi peradangan dan membuka bagian dalam paru-paru yang

menyempit .

b. Obat tradisional – herbal bronkitis.

Obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati bronkitis adalah

propolis. Propolis adalah antibiotik alami yang dapat digunakan untuk mengobati

bronkitis akut dan bronkitis kronik. Propolis akan semakin berkhasiat jika di

campur dengan madu hutan. Selain propolis dapat digunakan teripang. Teripang

adalah hewan yang hidup di dasar laut. Teripang sangat bermanfaat untuk

meningkatkan daya tahan tubuh dan merangsang regenerasi sel – sel baru. Daun

meniran merupakan tanaman obat atau herbal yang bermanfaat untuk

meningkatkan daya tahan tubuh. Daun meniran telah tersedia dalam bentuk

kapsul.

11

Page 12: ASKEP-Bronkitis

Kemoterapi pada bronkitis.

Kemotherapi dapat digunakan :

1. Secara kontinue untuk mengontrol infeksi bronkus ( ISPA )

2. Untuk pengobatan aksaserbasi infeksi akut pada bronkus/paru

3. atau kedua-duanya digunakan

Kemoterapi menggunakan obat-obat antibiotik terpilih, pemakaian

antibiotik antibiotik sebaikya harus berdasarkan hasil uji sensivitas kuman

terhadap antibiotik secara empirik.

Walaupun kemoterapi jelas kegunaannya pada pengelolaan bronkitis, tidak

pada setiap pasien harus di berikan antibiotik. Antibiotik diberikan jika terdapat

aksaserbasi infeksi akut, antibiotik diberikan selama 7-10 hari  dengan terapi

tunggal atau dengan beberapa antibiotik, sampai terjadi konversi warna sputum

yang semula berwarna kuning/hijau menjadi mukoid (putih jernih).

Kemoterapi dengan antibiotik ini apabila berhasil akan dapat mengurangi

gejala batuk, jumlah sputum dan gejala lainnya terutama pada saat terjadi

aksaserbasi infeksi akut, tetapi keadaan ini hanya bersifat sementara.

2.10 Komplikasi

a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik

b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi

kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia.

c. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.

d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis.

2.11 Prognosis

a. Bronkitis akut biasanya sembuh total, dengan prognosis yang bagus.

b. Pasien dengan bronkitis kronik dan didiagnosis asma, penyakit struktur saluran

napas, atau imunodefisiensi perlu pengawasan secara teratur untuk meminimalkan

kerusakan paru dan perkembangan menjadi penyakit paru kronik yang ireversibel.

2.12 Pencegahan

Menurut Ngastiyah (1997), untuk mengurangi gangguan tersebut perlu

diusahakan agar batuk tidak bertambah parah.

Membatasi aktivitas anak.

Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan baju dingin, bila ada yang

tertutup lehernya.

12

Page 13: ASKEP-Bronkitis

Hindari makanan yang merangsang.

Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan mandikan anak

denganair hangat.

Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan.

Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi

13

Page 14: ASKEP-Bronkitis

BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

a. Aktivitas/istirahat

Gejala : Keletihan, kelelahan, malaise.

Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari karna sulit

bernapas.

Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi.

Dispnae pada saat istirahat/respon terhadap aktivitas/latihan.

Tanda : Keletihan

Gelisah, insomnia.

Kelemahan umum/kehilangan massa otot.

b. Sirkulasi

Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah.

Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia

berat.

Distensi vena leher.

Edema dependent

Bunyi jantung redup.

Warna kulit/membran mukosa: normal/sianosis

Pucat, dapat menunjukkan anemia.

c. Integritas Ego

Gejala : Peningkatan faktor resiko.

Perubahan pola hidup

Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang.

d. Makanan/cairan

Gejala : Mual/muntah.

Nafsu makan buruk/anoreksia.

Ketidakmampuan untuk makan karna distress pernapasan.

14

Page 15: ASKEP-Bronkitis

Penurunan berat badan menetap, peningkatan berat badan

menunjukan edema (bronkitis).

Tanda : Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat.

Penurunan berat badan, palpitasi abdominal dapat menayatakan

hepatomegali.

e. Hygiene

Gejala : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan melakukan aktivitas.

Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.

f. Pernafasan

Gejala : Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama minimun

3 bulan berturut – turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun.

Episode batuk hilang timbul.

Tanda : Pernafasan biasa cepat.

Penggunaan otot bantu pernafasan.

Bentuk barel chest (dada tong), gerakan diafragma minimal.

Bunyi napas ronchi

Perkusi hiperesonan pada area paru.

Warna pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku, abu –

abukeseluruhan.

g. Keamanan

Gejala : Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan.

Adanya/berulangnya infeksi.

h. Seksualitas

Gejala : Penurunan libido

i. Interaksi sosial

Gejala : Hubungan ketergantungan

Kegagalan dukungan/terhadap pasangan/orang dekat

Penyakit lama/ketidakmampuan membaik.

Tanda : Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distress

pernapasan

Keterbatasan mobilitas fisik.

Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain..

15

Page 16: ASKEP-Bronkitis

j. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : Penggunaan/penyalahgunaan obat pernapasan.

Kesulitan menghentikan merokok.

Penggunaan alkohol secara teratur.

Kegagalan untuk membaik.

3.2 Diagnosa dan Perencanaan/Rasional

1. Diagnosa keperawatan : Bersihan Jalan Napas, Takefektif

Dapat dihubungkan dengan : Peningkatan produksi sekret

Tujuan : Mempertahankan jalan napas paten dengan

bunyi napas bersih

Kriteria evaluasi : Menunjukan perilaku untuk memperbaiki

bersihan jalan napas, mis: batuk efektif dan

mengaeluarkan sekret

Tindakan/intervensi Rasional

1. Auskulatasi bunyi napas. Catat adanya bunyi napas, mis: krekels, ronki.

2. Kaji/pantau frekuensi pernapasan. Catat rasio inspirasi/ekspirasi.

3. Catat adanya/derajat dispnea, mis: keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas, distres pernapasan, penggunaan otot bantu.

4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis: peninggian kepala tempat tidur, duduk sandaran tempat tidur.

5. Pertahankan polusi lingkungan minimum, mis: debu, asap, dan bulu bantal yang berhubungan dengan kondisi individu.

6. Dorong/bantu latihan napas abdomen/bibir.

- Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas adventisius, mis: penyebaran krekels basah (bronkitis)

- Takipnee biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan selama / adanya proses infeksi akut. Pernapasan melambat dan frekuensi pernapasan memanjang dibandingkan ekspirasi.

- Disfungsi pernapasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut yang menimbulkan perawatan dirumah sakit, mis: infeksi, reaksi alergi.

- Peninggian kepala temat tidur mempermudah fungsi pernapasan dengan menggunakan graavitasi.

- Pencetus tipe reaksi alergi pernapasan yang dapat mentriger episode akut.

- Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea dan menurunkan jebakan udara

16

Page 17: ASKEP-Bronkitis

Intervensi Rasional7. Observasi karakteristik batuk, mis:

menetap, batuk pendek basah. Bantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk.

8. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai teloransi jantung. Memberikan air hangat. Anjurkan masukan cairan antara, sebagai pengganti makanan.

9. Berikan obat sesuai indikasi: -Bronkidalator (mis: epinefrin, albuterol, isoetarin)-Xatin (mis: aminofilin, oxtrifilin, teofilin)-Kromolin-Antimikrobial-Analgesik(mis: kodein)

10. Berikan humidifikasi taambahan, mis: nebuliser.

11. Bantu pengobatan pernapasan, mis: fisioterapi dada.

12. Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada.

- Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada lansia, penyakit akut atau kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala dibawah setelah di perkusi dada.

- Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, mempermudah pengeluaran. Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diagfragma.

- Merilekskan otot halus dan menurunkan spasme jalan napas.

- Menurunkan edema mukosa dan spasme otot polos.

- Menurunkan inhalasi jalan napas lokal.

- Mengontrol infeksi pernapasan.- Batuk menetap yang melelahkan perlu

ditekan untuk menghemat energi dan memungkinkan pasien untuk istirahat.

- Kelembaban menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran dan dapat membantu menurunkan/mencegah pembentukan mukosa tebal pada bronkus.

- Drainase postural dan perkusi bagian penting untuk membuang banyak sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi pada segmen dasar paru.

- Membuat dasar untuk pengawasan kemajuan/kemunduran proses penyakit dan komplikasi.

2. Diagnosa keperawatan : Pertukaran Gas, Kerusakan

Dapat dihubungkan dengan : Gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan

napas oleh sekresi, spasme bronkus, jebakan udara)

Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan

oksigenasi jaringan yang adekuat dengan

GDA dalam rentang normal dan bebas

gejala distress pernafasan.

17

Page 18: ASKEP-Bronkitis

Kriteria evaluasi : Pasien dapat berpartisipasi dalam program

pengobatan dalam tingkat kemampuan situasi.

Intervensi Rasional

1. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketdakmampuan bicara/berbincang.

2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan/napas bibir sesuai kebutuhan/toleransi individu.

3. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa.

4. Dorong mengeluarkan sputum; penghisapan bila diindikasikan.

5. Auskultasi bunyi napas catat area penurunan aliran udara dan/bunyi tambahan.

6. Palpasi fremitus.7. Awasi tingkat kesadaran/status

mental. Selidiki adanya perubahan.8. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.

Berikan lingkungan tenang dan kalem. Batasi aktivitas pasien atau dorong untuk tidur/istirahat di kursi selama fase akut.

9. Awasi tanda vital dan irama jantung10. Awasi/gambarkan seri GDA dan

Nadi oksimetri.11. Berikan oksigen tambahan yang

sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien.

12. Berikan penekan SSP ( mis: antiansietas) dengan hati-hati

13. Bantu intubasi, berikan/pertahankan ventilasi mekanik, dan pindahan ke UPI sesuai instruksi untuk pasien.

- Berguna dalam evaluasi derajat distres pernapasan dan/atau kronisnya proses penyakit

- Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan napas untuk menurunkan kolaps jalan napas, dan kerja napas.

- Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku) atau sentral (terlihat sekitar bibir/atau daun telinga. Keabu-abuan dan dianosis sentral mengidentifikasikan beratnya hipoksemia.

- Kental, tebal, dan banyak sekresiadalah sumber utama gangguan pertukaran gas pada jalan napas kecil. Penghisapan dibutuhkan bila batuk tidak efektif.

- Bunyi napas redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi. Adanya mengi mengindikasikan spasme bronkus/ tertahannya sekret. Krekels basa menyebar menunjukkan cairan pada interstisial jantung

- Penurunan getasan vibrasi diduga ada pengumpulan cairan atau jebakan udara

- Gelisah dan ansietas adalah manifestasi umum pada hipoksia. DGA memburuk disertai bingung menunjukan disfungsi serebral yang berhubungan dengan hipoksemia

- Selama distres pernapasan berat/akut pasien secara total tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari karena hipoksemia dan disprea. Istirahat diselingi aktivitas perawatan masih

18

Page 19: ASKEP-Bronkitis

penting dari program pengobatan. Program latihan ditunjukkna untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan tanpa menyebabkan dispnea berat, dan dapat meningkatkan rasa sehat.

3. Diagnosa keperawatan : Nutrisi, Perubahan, Kurang dari Kebutuhaan

Tubuh

Dapat berhubungan dengan : Dispnea, Kelemahan, Efek Samping Obat,

Produksi sputum, Anoreksia, mual/muntah.

Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan

menuju tujuan yang tepat.

Hasil evaluasi : Menunjukkan perilaku pola hidup untuk

meningkatkan dan/atau mempertahankan berat yang tepat.

Intervensi Rasional1. Kaji kebiasaan diet, masukan

makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.

2. Auskultasi bunyi usus.3. Berikan perawatan oral sering,

buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai dan tisu.

4. Dorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan. Berikan makan porsi kecil tapi sering.

5. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.

6. Hindari makanan sangat panas dan sangat dingin.

7. Timbang berat badan sesuai indikasi.

8. Konsul ahli gizi/nutrisi pendukung tim untuk memberikan makanan yang mudah cerna secara nutrisi

- Pasien distres pernapasan akut sering anokreksia karena dispnea, produksi sputum, dan obat.

- Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster.

- Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan muntah.

- Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan dam memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori utama.

- Dapat menghasilkan distensi abdomen yang menggangu napas abdomen dan gerakan diafrgma, dan dapat meningkatkan dispnea.

- Suhu ekstrem dapat mencetuskan/meningkatkan spasme batuk.

- Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencan nutrisi.

- Kebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan individu memberikan nutrisi maksimal.

19

Page 20: ASKEP-Bronkitis

seimbang (mis: tambahan nutrisi tambahan oral/selang).

4. Diagnosa Keperawatan : Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap

Dapat berhubungan dengan : Menetapnya sekret, proses penyakit

kronis.

Tujuan : Mengidentifikasi intervensi untuk

mencegah resiko tinggi

Menunjukan teknik, perubahan pola hidup

untuk meningkatkan lingkungan yang aman.

Kriteria evaluasi : Mendemonstrasikan teknik mencuci

tangan yang tepat dan melaksanakan

tindakan pencegahan yang sesuai

Untuk mencegah infeksi.

Intervensi Rasional1. Awasi suhu

2. Kaji pentingnya latihan napas, batuk

efektif, perubahan posisi sering, dan

masukan cairan adekuat.

3. Observasi warna, karakter, bau

sputum.

4. Tunjukkan dan bantu pasien tentang

pembuangan tisu dan sputum.

Tekankan cuci tangan yang benar

(perawat dan pasien) dan pengunaan

sarung tangan bila

memegang/membuang tisu, wadah

sputum.

5. Awasi pengunjung; berikan masker

sesuai indikasi.

6. Dorong keseimbangan antara

- Demam dapat terjadi karena infeksi

dan/atau dehidrasi.

- Aktivitas ini meningkatkan

mobilisasi dan pengeluaran sekret

untuk menurunkan arisiko terjadinya

nfaeksi paru.

- Sekret berbau, kuning/kehijauan

menunjukkan adanya infeksi paru.

- Mencegah patogen melalui cairan.

- Menurunkan potinsial terpajan pada

penyakita infeksius

- Menurunkan konsumsi/kebutuhan

keseimbangan oksigen dan

memperbaiki pertahanan pasien

20

Page 21: ASKEP-Bronkitis

aktivitas dan istirahat.

7. Diskusikan kebutuhan masukan

nutrisi adekuat.

8. Dapatkan spesimen sputum dengan

batuk atau penghisapan untuk

pewarnaan kuman Gram,

kultur/sensivitas.

9. Berikan antimikrobial sesuai

indikasi.

terhadap infeksi, meningkatkan

penyembuhan.

- Malnutrisi dapat mempengaruhi

kesehatan umum dan menurunkan

tekanan darah terhadap infeksi.

- Dilakukan untuk

mengidentifikasikan organisme

penyebab dan kerentanan terhadap

berbagai antimikrobial.

- Dapat diberikan untuk organisme

khusus yang teridentifikasi dengan

kultur.

5. Diagnosa keperawatan : Intoleran Aktifitas Berhubungan

Dapat berhubungan dengan : Insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.

Tujuan : - Pasien akan mengidentifikasi aktivitas yang

menimbulkan kelemahan

- Berpartisipasi dalam aktivitas yang

dibutuhkan dengan TTV dalam rentang normal

- Mengungkapkan secara verbal pemahaman

tentang kebutuhan oksigen, pengobatan dan

atauperalatan yang dapat meningkatkan

toleransi terhadap aktivitas.

Kriteria Evaluasi : - Pasien dapat menidentifikasi aktivitas yang

menimbulkan kelemahan.

- Pasien mengungkapkan kebutuhan akan

oksigen.

Intervensi Rasional1. Kaji keadaan umum pasien

2. Kaji tingkat kemampuan aktivitas.

3. Observasi tanda-tanda vital.

4. Anjurkan pasien untuk banyak

istirahat di tempat tidur.

- Menentukan intervensi yang tepat

- Mengetahui sejauh mana

kemampuan aktivitas pasien &

menentukan tindakan selanjutnya.

- Mengetahui perubahan curah jantung

21

Page 22: ASKEP-Bronkitis

5. Bantu pasien untuk beraktivitas

6. Libatkan keluarga dalam

mendampingi pasien.

7. Kolaborasi medik dalam pemberian

O2

sehingga tidak terjadi hipotensi

- Mengurangi kerja jantung.

- Dapat memenuhi kebutuhan sehari –

hari dan kebutuhan O2.

- Membantu memenuhi kebutuhan

sehari – hari.

6. Diagnosa keperawatan : Kurang Pengetahuan [Kebutuhan Belajar]

Mengenai Kondisi, Tindakan

Dapat berhubungan dengan : Kurang Informasi/tidak mengenal sumber

infomasi.

Tujuan : Menyatakan pemahaman kondisi/proses

penyakit dan tindakan.

Kriteria evaluasi : Pasien memahami kondisi penyakitnya dan

melakukan perubahan pola hidup

Intervensi Rasional1. Jelaskan/kuatkan penjelasan proses

penyakit individu. Dorong

pasien/orang terdekat untuk

menanyakan pertanyaan.

2. Instuksikan/kuatkan rasional untuk

latihan napas, batuk efektif, dan

latihan kolaborasi umum.

3. Diskusikan obat pernapasan, efek

samping, dan reaksi yang tak

diinginkan.

4. Tunjukkan teknik penggunaan

dosis inhaler.

5. Sistem alat untuk mencatat obat

intermitten/penggunaan inhaller.

6. Anjurkan meghindari agen sedatif

antiansietas.

- Menurunkan ansietas dan dapat

menimbulkan partisipasi pada rencana

pengobatan.

- Napas bibir dan napas

abdominal/diafragmatik membantu

otot pernapasan. Meningkatkan

toleransi aktivitas,

- Penting bagi pasien memeahami

perbedaan antara efek samping

menggangu dan efek samping

merugikan.

- Pemberian yang tepat obat

meningkatkan penggunaan dan

keefektifan.

- Menurunkan resiko kelebihan dosis

dari obat.

- Agen sedatif antansietas dapat

22

Page 23: ASKEP-Bronkitis

7. Tekankan pentingnya perawatan

oral/kebersihan gigi.

8. Diskusikan pentingnya

menghindari orang yang sedang

infeksi pernapasan aktif

9. Diskusikan faktor individu yang

meningkatkan kondisi.

10. Kaji efek bahaya merokok dan

nasehatkan menghentikan rokok

pada pasien/orang terdekat.

menekan pernapsan.

- Menurunkan pertumbuhan bakteri

pada mulut, dimana dapat

menimbulkan infeksi saluran napas

atas.

- Menurunkan pemajanan dan insiden

mendapatkan infeksi saluran napas

atas.

- Faktor lingkungan dapat menimbulkan

iritasi bronchial dan peningkatan

produksi sekret jalan nafas.

- Penghentian merokok dapat

memperlambat/menghambat kemajuan

penyakit PPOM.

23

Page 24: ASKEP-Bronkitis

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Asuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan individualisasi perawatan

yang perawat berikan. Proses-proses keperawatan yang dilakukan menunjukan pentingnya

peranan perawat dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien. Intervensi yang

diberikan haruslah sesuai dengan masalah pasien dan diagnosa keperawatan yang ada.

Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Bronkitis yang telah

dibuat menunjukan dan menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang benar

dalam bentuk teori dan penangganan langsung kepada pasien. Penanganan langung dan

kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan pasien itu sendiri dapat mempermudah

intervensi yang akan dilakukan. Pemahaman yang benar tentang penyakit bronkitis dapat

mempermudah dalam pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam

pembuatan Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat itu sendiri.

Askep yang akurat juga dapat membantu dalam memenuhi syarat akreditasi asuhan

keperawatan.

4.2 Saran.

Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai proses keperawatan/asuhan

keperawatan khusunya tentang asuhan keperawatan pada pasien bronkitis, dapat

menunjang kita dalam proses pembelajaran pada mata kuliah PKKDM I serta menjadi

pedoman dan bahan pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai perawat

nantinya. Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita sebagai

mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit bronkitis, etiologinya, anatomi dan

fisiologi, patofisiologi dan patoflow bronkitis, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnosis,

terapi penyakit, komplikasi dari penyakit bronkitis, prognosis dan pencegahan yang dapat

dilakukan dalam proses keperawatan, dapat mengidentifikasi tujuan dalam proses

keperawatan, serta dapat mengetahui contoh bentuk asuhan keperawatan sebelum kita

turun ke lapangan/masyarakat.

24