askep dan lp hipertensi
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
1/49
BAB I
PENDAHULUAN
A. Defenisi
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik inidapat dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2waktu yang terpisah (FKUI, 2001).
Menurut WHO (1978) batas tekanan darah yang masih dianggapnormal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi adalahpeningkatan tekanan darah di atas normal yaitu bila tekanan sistolik
(atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90 mmHgatau lebih.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHgatau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanandiastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukanpada usia lanjut.Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalamikenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurundrastis.Dalam pasien dengandiabetes mellitusataupenyakit ginjal,penelitiantelah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harusdianggap sebagai faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan.
B. Etiologi
1. Usia
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usiahipertensi pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkaninsiden penyakit arteri dan kematian premature.
2. Jenis Kelamin
http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitushttp://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitushttp://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_ginjal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_ginjal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_ginjal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus -
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
2/49
Berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebihtinggi daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden padawanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun,insiden pada wanita lebih tinggi.
3. RasHipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya padayang berkulit putih.
4. Pola Hidup
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hiduppasien telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah,tingkat pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yangpenuh stress agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang
lebih tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama.Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi danpenyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemiaadalah faktor faktor utama untuk perkembangan arterosklerosisyang berhubungan dengan hipertensi.
Berdasarkan penyebab, hipertensi di bagi dalam 2 golongan :
1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanyaberhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti,seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
C. PatofisiologiMekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darahterletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotorini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke kordaspinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalambentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatiske ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskanasetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprinmengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor sepertikecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluhdarah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensisangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
3/49
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsangpembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenaljuga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkanvasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluhdarah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukanangiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatuvasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresialdosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensinatrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volumeintra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaanhipertensi.Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional
pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahantekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebutmeliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat danpenurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang padagilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regangpembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurangkemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompaoleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curangjantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2002).D. Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dandipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahalsesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun padaseseorang dengan tekanan darah yang normal.Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbulgejala berikut:
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
4/49
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan padaotak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran danbahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Edward KChung, 1995).
a. Tidak Ada Gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan denganpeningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokteryang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernahterdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala Yang Lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensimeliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakangejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencaripertolongan medis.
E. KomplikasiSebagai akibat hipertensi yang berkepanjangan adalah
- Insufisiensi koroner dan penyumbatan
- Kegagalan jantung
- Kegagalan ginjal
- Gangguan persyarafanF. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan LaboratoriumHb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resikoseperti : hipokoagulabilitas, anemia.BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsiginjal.Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsiginjal danada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
5/49
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggiangelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.
G. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Non Farmakologiso Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengidengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadaradosteron dalam plasma.
o AktivitasKlien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dandisesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengankemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2) Farmakologik
Sesuai dengan rekomendasi WHO/ISH dengan mengingat kondisi pasien,sasarkan pertimbangan dan prisif sebagai berikut:
o Mulai dosis rendah yang tersedia, naikkan bila respon belum
belum optimal, contoh agen beta bloker ACE.o Kombinasi dua obat, dosis rendah lebih baik dari pada satuobat dosis tinggi. Contoh: diuretic dengan beta bloker.o Bila tidak ada respon satu obat, respon minim atau ada efeksamping ganti DHA yang laino Pilih yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari sekali yangakan meningkatkan kepatuhan.o Pasien dengan DM dan insufistensi ginjal terapi mula lebih diniyaitu pada tekanan darah normal tinggi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas/ Istirahat- Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.- Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan iramajantung, takipnea.
b. Sirkulasi
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
6/49
- Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantungkoroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,perspirasi.- Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,jugularis, radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi
vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksiperifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego- Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stressmultiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan denganpekerjaan).- Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continueperhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasanmenghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi- Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atauriwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/cairan- Gejala : Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggigaram, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BBakhir akhir ini (meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik- Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema,
glikosuria.
f. Neurosensori- Genjala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital(terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelahbeberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatankabur, epistakis).- Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi,pola/isi bicara, efek, proses pikir, penurunan keuatangenggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman- Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung),sakit kepala.
h. Pernafasan- Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea,ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,riwayat merokok.- Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesoripernafasan bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
7/49
- Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan denganpeningkatan Afterloadvasokontriksi.
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
c. Nyeri akut, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekananvaskuler cerebral.
d. Perubahan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengankebutuhan metabolik pola hidup menotong.
e. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan krisis situasional.
f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, rencanapengobatanberhubungan dengan kurang pengetahuan atau daya ingat.
3. Intervensi Keperawatan
a) Curah jantung atau penurunan resiko tinggi terhadappeningkatan Afterloadvasokontriksi
Tujuan :Penurunan curah jantung tidak terjadi
Kriteria hasil
Klien dapat beristirahat dengan tenangIrama dan frekuensi jantung stabil dalam batas normal (80100 x / menit dan reguler)Tekanan darah dalam batas normal (TD
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
8/49
Rasional :mengurangi beban jantung.
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umumTujuan
Aktivitas klien tidak terganggu dengan kriteria hasil
Peningkatan dalam toleransi aktivitas Tanda vital dalam batasnormal
Intervensi :Kaji respon klien terhadap aktivitasRasional :menetukan pilihan intervensi selanjutnyaObservasi tanda-tanda vitalRasional : mengetahui parameter membantu dan mengkajirespon fisiologi terhadap aktivitasObservasi adanya nyeri dada, pusing keletihan dan pingsan.Rasional : bila terjadi indikator, keletihan kerja yang
berkaitan dengan tingkat aktivitasAjarkan cara penghematan energiRasional :membantu keseimbangan antara suplai dankebutuhan O2Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas.Rasional :kemajuan aktivitas terhadap mencegahmeningkatnya kerja jantung tiba-tiba.
c) Gangguan rasa nyaman : sakit kepala berhubungan denganpeningkatan tekanan vaskuler serebral
TujuanKlien merasa nyaman
Kriteria HasilSakit kepala hilangPusing/pening hilang
Intervensi :Mempertahankan tirah baring selama fase akut.Rasional :meminimalkan stimulasi/meningkatkan reabsorpsiBerikan kompres dingin, ajarkan teknik relaksasiRasional :tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler
serebral dan memblok respon simpatis efektif danmenghilangkan sakit kepala.Beri penjelasan cara untuk meminimalkan aktivitasvasokontrisiRasional :aktivitas yang meningkatkan vasokontriksimenyebabkan sakit kepala.Bantu pasien dalam ambulansi sesuai kebutuhanRasional :pening/pusing selalu berkaitan dengan sakitkepalaKolaborasi dalam pemberian analgesikom dan penenang
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
9/49
d) Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan denganmasukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik
TujuanPerubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh teratasi
kriteria hasil
BB ideal sesuai dengan tinggi dan berat badanIntervensi :
Kaji pemahaman pasien tentang hubungan antarakegemukan dan hipertensiRasional :kegemuakn adalah resiko tambahan pada tekanandarah tinggiKaji masukan kalori harian dan pilihan dietRasional :menetukan pilihan intervensi lebih banyakBicarakan/diskusikan pentingnya menurunkan masukan kaloridan batasi masukan garam lemak dan gula sesuai indikasi
Rasional :makanan seperti tinggi garam, lemak dan gulamenunjang terjadinya aterosklerosis dan kegemukan yangmenyebabkan predisposisi hipertensiTimbang berat badan tiap hariRasional :mengenai pemasukan hidrasi klien denganadanyapeningkatan/penurunan HipertensiRujuk ke ahli gizi sesuai indikasi.Rasional :memberikan konseling dan bantuan denganmemenuhi diit individu
e) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan krisis situasionalTujuan
Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinyaMenyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadiMengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil langkauntuk menghindari atau mengubahnyaMendemonstrasikan penggunaan keterampilan/metode kopingefektif.
Intervensi :Kaji keefektifan srategi koping dengan mengobservasi
perilaku misalnya kemampuan menyatakan perasaan danperhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatanRasional : mekanisme adaptif perlu untuk mengubah polahidup seseorang, mengatasi hipertensi kronik,danmengitegrasikan terapi yang diharuskan ke dalam kehidupansehari-hariCatat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan,kerusakan konsentrasi, peka rangsang,penurunan toleransisakit kepala, ketidak mampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalahRasional :manifestasi mekanisme koping maladaktifmungkin merupakan indikator marah yang ditekan dan
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
10/49
diketahui telah menjadi penentu utama tekanan darahdiastolik.Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya.Rasional :pengenalan terhadap stresor adalah langkah
pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stresor.Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beridorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatanRasional : keterlibatan memberikan pasien perasaan kontroldiri yang berkelanjutan,memperbaiki keterampilan koping dandapat meningkatkan kerja sama dalam regimen terapeutik.
f) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, rencanapengobatanberhubungan dengan kurang pengetahuan atau daya ingat
Intervensi
Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal. Jelaskantentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluhdarah ginjal dan otakRasional :memberikan dasar untuk pemahaman tentangpeningkatan tekanan darah dan mengklarifikasikan istilahmedis yang sering di gunakan. Pemahaman bahwa tekanandarah tinggi dapat terjadi tanpa gejalah ini adalah untukmemungkinkan pasien untuk melanjutkan pengobatanmeskipun ketika merasa sehatHindari mengatakan tekanan darah normal dan gunakan
istilah terkontrol dengan baik saat menggambarkan tekanandarah pasien dalam batas yang di inginkan.Rasional : karena pengobatan untuk hipertensi adalahsepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ideterkontrol akan membantu pasien untuk memahamikebutuhan untuk melanjutkan pengobatan / medikasi.Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor resikokardiovaskuler yang dapat di ubah misalnya obesitas, diettinggi lemak jenuh, kolesterol, pola hidup monoton, merokokdan minum alkohol
Rasional : faktor-faktor resiko ini telah menunjukkanhubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakitkardiovaskulert serta ginjalBahas pentingnya menghentikan merokok dan bantupasien membuatkan rencana dalam menghentikan merokokRasional :nikotin dapat meningkatkan katekolamin,mengakibatkan peningkatan frekuensi jantung jantung, TD,dan vasokontriksi, mengurangi oksigenasi jaringan danmeningkatkan beban kerja miokardium.Sarankan pasien untuk sering mengubah posisi,olah raga kakisaat berbaring
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
11/49
Rasional : menurunkan bendungan vena perifer yang dapatdi timbulkan oleh vasodilator dan duduk/berdiriterlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Buku Ajar :Keperawatan MedikalBedahVol 2, Jakarta, EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis PenyakitKardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto,Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Doenges, Moorhouse & Geissler. 2001.Rencana AsuhanKeperawatan.EGC; Jakarta.
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi,Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001
Heni Rokhaeni,dkk. 2001. Keperawatan KardiovaskulerPusat Jantung Nasional Harapan Kita. EGC: Jakarta.
Mansjoer,arif.dkk.2001. Kapita Selekta kedokteran, Ed-3,jilid I. Jakarta:FKUI Media Aesculapius
Slamet Suyono. 2001.Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi
ketiga.EGC: Jakarta.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
12/49
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Beberapa definisi hipertensi adalah sebagai berikut :
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Brunner dan Suddarth, 896 ; 2002).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur palingtidak pada tiga
kesempatan yang berbeda. (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009).
Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan
saitolik 140 mmHg dan atau tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan
sistolik 90 dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (Taufan
Nugroho, 2011).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya
90 mmHg, atau bila paien memakai obat antihipertensi. ( Arif Mansjoer, 2001).Dari beberapa definisi mengenai hipertensi di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi
adalah tekanan darah diatas 140/90 mmHg, tinggi rendahnya juga tergantung pada usia.
Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas menurut Joint
National Committee on Prevenion, Detectoion, Evaluation, and Treatment of High Blood
pressure, dalam buku Brunner dan suddarth (896, 2002). Yaitu :Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
Normal
Tinggi Normal Hipertensi
Stadium 1 (ringan)
Stadium 2 (Sedang)
Stadium 3 (berat)
Stadium 4 (sangat berat)
< 130
130139
140159
160179
180209
> 210
< 85
8589
9099
100109
110119
> 120
Sumber : Brunner dan suddarth (896, 2002).
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi jantung
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
13/49
Jantung adalah organ berongga, berotot, yang terletak ditengah toraks dan ia menempati
rongga antara paru dan diafragma yang beratnya sekitar 300 g. Daerah pertengahan dada
antara kedua paru disebut sebagai mediastinum. Sebagaian besar rongga mediastinum
ditempati oleh jantung yang terbungkus dalam kantung fibrosa tipis yang disebut
pericardium. Sisi kanan jantung dan kiri masing-masing tersusun atas dua kamar, atrium dan
ventrikel. Dinding yang memisahkan kamar kanan dan kiri disebut septum. Karena posisi
jantung agak memutar dalam rongga dada, maka ventrikel kanan terletak lebih ke anterior (
tepat di bawah sternum ) dan ventrikel kiri lebih ke posterior.
b. Fisiologi Jantung
Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi
lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme. Aktivitas listrik
jantung terjadi akibat ion bergerak menembus membran sel. Pada keadaan istirahat otot
jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi dan pada saat siklus jantung bermula saat
dilepaskannya implus listrik disebut fase depolarisasi. Adapun repolarisasi terjadi saat sel
kembali kekeadaan dasar dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium.Prinsip penting yang
menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Perubahan tekanan yang terjadi dalam kamar jantung selama siklus
jantung di mulai dengan diastolic saat ventrikel berelaksasi. Selama diastolik, katup
atrioventrikularis terbuka dan darah yang kembali dari vena mengalir ke atrium dan
kemudian ke ventrikel. Pada titik ini ventrikel itu sendiri mulai berkontraksi ( sistolik )
sebagai respon propagasi implus listrik yang dimulai di nodus SA beberapa milidetik
sebelumnya. Selama sistolik tekanan di dalam ventrikel dengan cepat meningkat, mendorong
katup AV untuk menutup. Pada saat berakhirnya sistolik, otot ventrikel berelaksasi dan
tekanan dalam kamar menurun dengan cepat. Secara bersamaan, begitu tekanan di dalam
ventrikel menurun drastissampai di bawah tekanan atrium, nodus AV akan membuka,
ventrikel mulai terisi dan urutan kejadian berulang kembali.( Brunner & , 2002 ; 720724 ).
3. Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin, (2009 ; 485), antara lain :
a. Kecepatan denyut jantung
b. Volume sekuncup
c. Asupan tinggi garam
d. Vasokontriksi arterio dan arteri kecil
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
14/49
e. Stres berkepanjangan
f. Genetik
Sedangkan menurut Jan Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi adalah sebagai
berikut :
a. Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang
kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian
prematur.
b. Kelamin
Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada uia pertengahan
dan lebih tua, insidens pada waktu mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun,
insidens pada wanita lebih tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitampaling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih.
Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mmortalitas pasien
pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih,
dan 5,6 kali bagi wanita putih.
d. Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil
yang jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penus stes agaknya
berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih tinggi
e. Diabetes melitus
Hubungan antara diabetes melitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara statistik nyata
ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri koroner.
f. Hipertensi sekunder
Seperti dijelaskan sebelumnya, hipertensi dapat terjadi akibat yang tidak diketahui. Bila
faktor penyebab dapat diatasi, tekanan darah dapat kembali normal.
4. Insiden
Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada pria, Sekitar 20% populasi
dewasa mengalami hipertensi ; lebih dari 90% diantara mereka menderita hipertensi esensial
(primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
15/49
tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan renalis
atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan
kehamilan. (Brunner & suddarth, 2001; 897).
5. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
pasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf simpatis, yang
berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilapaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respons penbuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem
saraf simpatis merangsang pembuluh darah seebagai rangsang respons emosi, kelenjar
adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi
kkortisol dan steroid lainnya, yang dapat mempekuat respon vasokonsriktor pembiluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriksi striktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldesteron oleh korteks adenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. (Brunner & Suddarth, 898; 2001).
6. Manisfestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada pederita hipertensi menurut
Elizabeth J. Corwin (2009 ; 487), antara lain :
a. Sakit kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan
tekanan darah intrakranium.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.
c. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susuna saraf pusat.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
16/49
d. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
Sedangkan menurut Marllyn Doengoes (2000). Tanda dari hipertensi adalah kelemahan,
napas pendek, frekuensi jantung meningkat, ansietes, depresi, obesitas, pusing, sakit kepala,
tekanan darah meningkat.
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin (2009),
antara lain :
a. Stroke
b. Infark miokard
c. Gagal ginjal
d. Ensefalopati (kerusakan otak)
e. Kejang
Sedangkan menurut Sjaifoellah (2002) komplikasi pada hipertensi adalah angina
pectoris, infark miokard, hipertropi ventrikel kiri menyebabkan kegagalan jantung kongestif
dan kerusakan ginjal permanen menyebabkan kegagalan ginjal.
8. Test dignostik
Jenis pemeriksaan diagnostik pada penyakit hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin
(2009 ; 487), antara lain :
a. Pengukuran diagnostik pada tekanan darah menggunakan sfigmomanometer akan
memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik jauh sebelum adanya gejala
penyakit.
b. Dijumpai proteinuria pada wanita preklamsia.
Sedangkan menurut Lyndon Saputra (2009), Pemeriksaan khusus pada penderita
hipertensi antara lain :
a. Tujuan semua pemeriksaan khusus adalah untuk menemukan penyebab, derajat dan adanya
kerusakan pada end organ.
b. Kimia darah meliputi tes untuk fungsi ginjal dan elektrolit serum.
c. Rontgen toraks.
d. EKG
e. Urinalisasi
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
17/49
f. Tes lebih spesifik bila terdapat kecurigaan yang lebih besar, aortogram untuk koarktasio
aorta atau kelainan vaskuler ginjal.
g. Aktivitas renin plasma dan ekskresi aldosteron untuk aldosteronisme.
h. Rapid-sequnceintravenous pyelogram, arteriogram arteri renalis, aktivitas renin vena
renalis dan biopsi ginjal untuk penyakit ginjal.
i. Pemeriksaan terhadap asam vanillymandelic dan katekolamin pada urin untuk mencari
adanyafeokromosotioma.
j. 17-hidroksikortikosteroid dalam urin untuk sindrom Cushing.
k. Tes fungsi tiroid untuk penyakit.
9. Penatalaksanaan medik
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di
bawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis, termasuk
penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau; latihan relaksasi
merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi.
Apabila pada penderita hipertensi ringan berada dalam risiko tinggi (pria perokok) atau bila
tekanan darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan siastoliknya diatas 130
sampai diatas 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan. (Brunner and Suddarth,
2002).
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. AktifitasGejala : Kelemahan, letih nafas pendek, gaya hidup monoton.Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, tachypnea.
b. SirkulasiGejala : Riwayat hipertensi, atherosklerosis, penyakit jantung kongesti/katup dan penyakit
serebrovaskuler.Tanda : Kenaikan tekanan darah.
Nadi: denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut.Denyut apical: titik point of maksimum impuls, mungki bergeser atau sangat kuat.
Frekuensi/irama: takikardia, berbagai disritmia.Bunyi jantung: tidak terdengar bunyi jantung I, pada dasar bunyi jantung II dan bunyi jantungIII.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
18/49
Murmur stenosis valvular.Distensi vena jugularis/kongesti vena.Desiran vaskuler tidak terdengar di atas karotis, femoralis atau epigastrium (stenosis arteri).Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler mungkin lambat atautertunda.
c. Integritas egoGejala : Riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah kronik, factor stress multiple.Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang meledak, gerak
tangan empati, muka tegang, gerak fisik, pernafasan menghela nafas, penurunan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi, obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa
lalu).
e. Makanan dan cairanGejala : Makanan yang disukai mencakup makanan tinggi garam, lemak, kolesterol serta makanan dengan
kandungan tinggi kalori.Tanda : Berat badan normal atau obesitas.
Adanya edema, kongesti vena, distensi vena jugulalaris, glikosuria.
f. Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/ pusing, berdenyut, sakit kepala sub occipital.
Episode bebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Gangguan penglihatan dan episode statis staksis.
Tanda : Status mental: perubahan keterjagaaan, orientasi. Pola/isi bicara, afek, proses fikir atau memori.
Respon motorik: penurunan kekuatan, genggaman tangan
Perubahan retinal optik: sclerosis, penyempitan arteri ringan mendatar, edema, papiladema,
exudat, hemorgi.
g. Nyeri/ketidaknyamananGejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
Nyeri tungkai yang hilang timbul/klaudasi.
Sakit kepala oxipital berat.
Nyeri abdomen/massa.
h. Pernafasan (berhubungan dengan efek cardiopulmonal tahap lanjut dari hipertensi
menetap/berat).
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja tachypnea, ortopnea, dispnea, nocturnal
paroxysmal, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda : Distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.
i. Keamanan
Keluhan : Gangguan koordinasi/cara berjalan.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
19/49
Gejala : Episode parastesia unilateral transien, hypotensi postural.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi
kebutuhan spesifik pasien serta respons terhadap masalah actual dan resiko tinggi.
Menurut Marllyn Doengoes (2000), diagnosa keperawatan pada hipertensi adalah sebagai
berikut :
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
b. Intolerans aktifitas
c. Nyeri (akut)
d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.
e. Koping individual tidak efektif
f. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan.
3. Perencanaan
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untik prilaku spesifik yang diharapkan dari
pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Tindakan keperawatan dibagi
menjadi, mandiri (dilakukan perawat) dan kolaboratif (dilakukan oleh pemberiperawatan
lainnya).
a. Curah jantung, penurunan, resti, terhadap.
dengan : Peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia myokardia, hypertropi/rigiditas (kekakuan)
ventrikuler,
Tujuan:
1) Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima.
2) Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang dan pasien.
Intervensi dan rasional:Tabel 2.2 Intervensi dan Rasional
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tekanan darah.
Catat keberadaan, kualitas denyutan
sentral dan perifer.
Perbandingan dari tekanan
memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang keterlibatan/bidang
masalah vaskuler.
Denyutan karotis, jugularis, radialis,
dan femoralis mungkin diamati atau
tekanan palpasi. Denyutan pada
tungkai mungkin menurun: efek dari
vasokontraksi.Bunyi jantung IV umum terdengar
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
20/49
INTERVENSI RASIONAL
Auskultasi tonus jantung dan bunyi
nafas.
Amati warna kulit, kelembaban suhu,
dan masa pengisian kapiler.
Catat edema umum/tertentu.
Beri lingkungan tenang, nyaman,
kurangi aktifitas/keributan
lingkungan dan batasi jumlah
pengunjung dan lamannya tinggal.
Pertahankan pembatasan aktifitas
(jadwal istirahat tanpa gangguan,
istirahat di tempat tidur/kursi), bantu
pasien melakukan aktifitas perawatandiri sesuai kebutuhan.
Lakukan tindakan yang nyaman
(pijatan punggung dan leher,
meninggikan kepala tempat tidur).
Anjurkan tehnik relaksasi, distraksi,
dan panduan imajinasi.
Pantau respon terhadap obat untuk
mengontrol tekanan darah.
Kolaborasi dalam pemberian obat-
obat sesuai indikasi seperti:
Diuretik tiazoid: diuril, esidrix,
bendroflumentiazoid
Kolaborasi dalam memerikan
pembatasan cairan dan diet natrium
sesuai indikasi.
pada hipertensi berat dan kerusakan
fungsi adanya krakels mengi dapat
mengindikasi kongesti paru sekunder
terhadap atau gagal jantung kronik.
Mungkin berkaitan denganvasokontraksi atau mencerminkan
dekompensasi atau penurunan curah
jantung.
Mengindikasi gagal jantung,
kerusakan ginjal atau vaskuler.
Membantu untuk menurunkan
rangsangan simpatis, menurunkan
relaksasi.
Menurunkan stress dan ketegangan
yang mempengaruhi tekanan darahdan perjalanan penyakit hipertensi.
Mengurangi ketidaknyamanan dan
dapat menurunkan rangsang simpatis.
Menurunkan rangsangan stress
membuat efek tenang, sehingga akanmenurunkan tekanan darah.
. Respon terhadap terapi obat
tergantung pada individu dan efek
sinergis obat.
. Dapat memperkuat agen
antihipertensi lain dengan membatasi
retensi cairan.
. dapat menangani retensi cairan
dengan respon hipertensi yang dapat
melibatkan beban kerja jantung.. Bila hipertensi berhubungan dengan
adanya fcokromositoma maka
pengangkatan tumor dapat
memperbaiki kondisi.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
21/49
INTERVENSI RASIONAL
Siapkan untuk pembedahan bila ada
indikasi.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
b. Intoleran aktifitas
Berhubungan dengan: kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
Tujuan: Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/diperlukan.
Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diukur.
Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda toleransi fisiologis.
Intervensi dan rasional:Tabel 2.2 Intervensi dan Rasional
INTERVENSI RASIONAL
Kaji respon pasien terhadap aktifitas
frekuensi nadi, peningkatan tekanan
darah yang nyata selama/sesudah
aktifitas.
Instruksikan tehnik penghematan
energi (menggunakan kursi saat
mandi, duduk, menyisir rambut atau
menyikat gigi, lakukan aktifitas
dengan perlahan).
Berikan dorongan untuk melakukan
aktifitas/perawatan diri bertahap jika
dapat ditoleransi. Berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
Menyebutkan parameter membantu
dalam mengkaji respon fisiologis
stress terhadap aktifitas dan bila
ada merupakan indicator dari
kelebihan kerja yang berkaitan
dengan tingkat aktifitas.
Dapat mengurangi penggunaan
energi dan membantu
keseimbangan antara suplai antarasuplai dan kebutuhan O2.
Kemajuan aktifitas bertahap
mencegah penurunan kerja jantung
tiba.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
c. Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan: peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Tujuan: melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/tidak terkontrol
Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
Intervensi dan rasional:Tabel 2.2 Intervensi dan Rasional
INTERVENSI RASIONAL
Mempertahankan tirah baring selamafase akut.
Meminimalkan stimulasi ataumenurunkan relaksasi.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
22/49
INTERVENSI RASIONAL
Berikan kompres dingin pada dahi,
pijat punggung, dan leher, tenang,
redupkan lampu kamar, tehnik
relaksasi.
Hilangnya/minimalkan aktifitas
vasokonstriksi yang dapat
menurunkan dan sakit kepala,
misalnya: batuk panjang, mengejan
saat BAB, dan lain-lain.
Bantu pasien dalam ambulasi sesuai
kebutuhan.
Berikan cairan, makanan lunak,
perawatan mulut yang teratur bila
terjadi perdarahan hidung atau
kompres di hidung telah dilakukan
untuk menghentikan perdarahan.
Kolaborasi dalam pemberian
analgesic dan antiancietas.
Menurunkan tekanan vaskuler
serebral dan yang memperlambat/
memblok respon simpatis efektif
dalam menghilangkan sakit kepaladan komplikasi.
Menyebabkan sakit kepala pada
adanya tekanan vaskuler serebral
karena aktifitas yang meningkatkan
vaskonotraksi.
Pusing dan pengelihatan kabur sering
berhubungan dengan sakit kepala.Menaikkan kenyamanan kompres
hidung dapat mengganggu menelan
atau membutuhkan nafas dengan
mulut, menimbulkan stagnasi sekresi
oral dan mengeringkan mukosa.
Dapat mengurangi tegangan dan
ketidaknyamanan yang diperbuat
oleh stress.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
d. Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh
dengan: Masukan berlebihan sehubungan dengan metabolic
Pola hidup monoton.
Keyakinan budaya.
Tujuan:
1) Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.
2) Menunjukkan perubahan pola makan.
3) Mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.
4) Melakukan/mempertahankan program olahraga yang tepat.
Intervensi dan rasional:Tabel 2.2 Intervensi dan Rasional
INTERVENSI RASIONAL
Kaji pemahaman pasien tentang
hubungan langsung antara hipertensidan kegemukan.
Kegemukan adalah resiko tambahan
pada hipertensi karena kondisiproporsi antara kapasitas aorta dan
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
23/49
INTERVENSI RASIONAL
Bicarakan pentingnya menurunkanmasukan kalori dan batasi masukan
lemak, garam, gula sesuai indikasi.
Tetapkan keinginan pasien untuk
menurunkan berat badan.
Kaji ulang masukan kalori harian dan
pilihan diet.
Instruksikan dan bantu memilih
makanan yang tepat, hindari makanandengan kejenuhan lemak tinggi dan
kolesterol.
Kolaboratif, rujuk ke ahli gizi sesuai
indikasi.
peningkatan curah jantung berkaitan
dengan peningkatan massa tubuh.
Kesalahan kebiasaan maksimum
menunjang terjadinya atherosklerosis
dan kegemukan yang merupakanpredisposisi untuk hipertensi dan
komplikasinya.
Motivasi penurunan berat badan
adalah internal. Individu harus
berkeinginan untuk menurunkan
berat badan bila tidak maka program
sama sekali tidak berhasil.
Membantu dalam menentukan
kebutuhan individu untuk
penyesuaian/penyuluhan dan
mengidentifikasi kekuatan/
kelemahan dalam program dietterakhir.
Penting untuk mencegah
perkembangan aterogenesis.
Memberikan konseling dan bantuan
dengan memenuhi kebutuhan diet
individual.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
e. Koping individual, inefektif berhubungan dengan:
1) Krisis situasional/diaturasional.
2) Perubahan hidup beragam.
3) Relaksasi tidak adekuat.
4) System pendukung tidak adekuat.
5) Persepsi tidak realistic.
6) Sedikit atau tidak pernah olahraga.
7) Nutrisi buruk.
8)
Harapan yang tidak terpenuhi.9) Kerja tidak berlebihan.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
24/49
10) Metode koping tidak efektif.Tujuan:
1) Mengidentifikasi kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi.
2)
Mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untukmenghindari/mengubahnya.
3) Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan/metode koping efektif.
Intervensi dan rasional:Tabel 2.2 Intervensi dan Rasional
INTERVENSI RASIONAL
Kaji keefektifan strategi koping
dengan mengobservasi perilaku,
misalnya: kemampuan menyatakan
perasaan dan perhatian, keinginan
berpartisipasi dalam rencana
pengobatan.
Catat laporan gangguan tidur,
peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi, peka rangsang,
penurunan toleransi sakit kepala,
ketidakmampuan untuk mengatasi
atau menyelesaikan masalah.
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi stressor spesifik
dan kemungkinan strategi untuk
mengatasi atau menyelesaikan
masalah.
Libatkan pasien dalam perencanaan
perawatan dan berikan dorongan
partisipasi maksimum dalam
rencana pengobatan.
Dorong pasien untuk mengevaluasi
prioritas atau tujuan hidup.
Mekanisme adaptif perlu untuk
mengubah pola hidup seseorang,
mengatasi hipertensi kronik, dan
mengintegrasikan terapi yang
diharuskan ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Manifestasi mekanisme koping
maladaptik mungkin merupakan
indicator marah yang ditekan dan
diketahui telah menjadi penentu
utama tekanan darah diastolic.
Pengenalan terhadap stressor
adalah langkah pertama dalam
mengubah respon seseorang
terhadap stressor.
Memperbaiki keterampilan koping
dan dapat meningkatkan kerjasama
dalam regimen teraupetik.
Fokus perhatian pasien pada
realitas situasi yang ada relatif
terhadap pandangan pasien tentang
apa yang diinginkan.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
f. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi rencana pengobatan
berhubungan dengan:
1) Kurang pengetahuan/daya ingat
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
25/49
2) Misinterpretasi informasi
3) Keterbatasan kopnitif.
4) Menyangkal diagnosa.
Tujuan:1) Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan
2) Mempertahankan tekanan darah dalam parameter normal.
3) Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.Intervensi dan Rasional :
Tabel 2.2 Intervensi dan Rasional
INTERVENSI RASIONAL
Kaji kesiapan dan hambatan dalam
belajar, termasuk orang terdekat.
Tetapkan dan nyatakan batas tekanandarah normal, jelaskan tentang
hipertensi dan efeknya pada jantung,
pembuluh darah, ginjal, dan otak.
Hindari mengatakan tekanan darah
normal dan gunakan istilah terkontrol
dengan baik saat menggambarkan
tekanan darah pasien dalam batas yang
diinginkan.
Bantu pasien dalam mengidentifikasifactor-faktor resiko kardiovaskuler
yang dapat diubah misalnya obesitas,
diet, tinggi lemak jenuh, kolesterol,
pola hidup monoton, dan minum
alcohol, pola hidup stress.
Rekomendasikan untuk menghindari
mandi air panas, ruang penguapan,
penggunaan alcohol yang berlebihan.
Anjurkan pasien untuk berkonsultasidengan pemberi perawatan sebelum
menggunakan obat.
Instruksikan pasien tentang
peningkatan masukan makanan atau
cairan tinggi kalium.
Mengidentifikasi kemampuan klien
dalam menerima pembelajaran.
Meningkatkan pengetahuan kliententang tekanan darah normal dan
efek hipertensi.
Tekanan darah normal pada setiap
orang berbeda tergantung pada
banyak faktor.
Mencegah meningkatnya tekanan
darah dengan memperhatikan faktor
faktor resiko.
Dapat menyebabkan tekanan darah
berubahubah.
Menghindari terjadinya resiko
overdosis obat.
Mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
26/49
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
27/49
HIPERTENSI
1. Definisi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg
dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg,
atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
Hipertensi didefinisikan olehJoint National Committee on Detection (JIVC) sebagai tekanan
yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95104 mmHg, hipertensi
sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).
2. Anatomi
a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas kanannya terdapat
pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada linea
midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
1) Atas : pembuluh darah besar
2) Bawah : diafragma
3) Setiap sisi : paru
4) Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri terdiri dari
lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-
cabangnya besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk
menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot
(mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari jantung ke jaringan.
Aorta diameternya sekitar 25mm(1 inci) memiliki banyak sekali cabang yang pada gilirannya
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
28/49
tebagi lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil yaitu arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm
(0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan. Arteriol mempunyai diameter yang lebih kecil
kira-kira 30 m. Fungsi arteri menditribusikan darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke
jaringan. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic yang terdiri
dari 3 lapisan yaitu :
1) Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan dengan darah dan terdiri dari
jaringan endotel.
2) Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastic dan
termasuk otot polos
3) Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan ikat
gembur yang berguna menguatkan dinding arteri (Syaifuddin, 2006)
c. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot dinding arteriol
dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh darah. Bila
kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi
umum, tekanan darah akan meningkat.
d. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung dari arteriol
ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah
utama.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan
endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya mengambil hasil-hasil dari kelenjar,
menyaring darah yang terdapat di ginjal, menyerap zat makanan yang terdapat di usus, alat
penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.
e. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai empat
kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial.
Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan
pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.
Saluran Limfe mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe ke dalam
darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan. Pembuluh
limfe sebagai jaringan halus yang terdapat di dalam berbagai organ, terutama dalam vili usus.
f. Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh gabungan
venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara sempurna satu sama lain.
(Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110)
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atau alat-alat tubuh
masuk ke dalam jantung. Vena yang ukurannya besar seperti vena kava dan vena pulmonalis.
Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya menjadi
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
29/49
kapiler. Fungsi vena membawa darah kotor kecuali vena pulmonalis, mempunyai dinding
tipis, mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang mengarah ke jantung.
3. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik
kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91-94
mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg
dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment of
Hipertension
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 8599 : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 : Hipertensi ringan
d. 105114 : Hipertensi sedang
e. >115 : Hipertensi berat
2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b. 140159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasi
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
(sistole 180 mmHg dan/atau diastole 120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg
membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi
dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina),
ginjal, jantung, dan pembuluh darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan
darah. Dibagi menjadi dua:
a. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat antihipertensi
parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau progresif target akut atau
progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif dan di
perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
b. Hipertensi urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanya gejala yang
berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat ataukerusakan organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
30/49
Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah
dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari).
4. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik). Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namunada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh
darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:a. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari
eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
b. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan
pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun
kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
a. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor
tersebut adalah sebagai berikut :
Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
Ciri perseorangan
1) Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:2) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
31/49
3) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
4) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
5) Kebiasaan hidup
6) Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
7) Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
8) Kegemukan atau makan berlebihan
9) Stress
10) Merokok
11) Minum alcohol
12) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
b. Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1) Ginjal
2) Glomerulonefritis
3) Pielonefritis
4) Nekrosis tubular akut
5) Tumor
6) Vascular
7) Aterosklerosis
8) Hiperplasia
9) Trombosis
10) Aneurisma
11) Emboli kolestrol
12) Vaskulitis
13) Kelainan endokrin
14) DM
15) Hipertiroidisme
16) Hipotiroidisme
17) Saraf
18) Stroke
19) Ensepalitis
20) SGB
21) Obatobatan
22) Kontrasepsi oral
23) Kortikosteroid
5. Faktor Resiko
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi
Pria usia 3555 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause
Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
32/49
Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa hal seperti merokok,
kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffeine, DM, dsb.
Factor emosional dan tingkat stress
Gaya hidup yang monoton
Sensitive terhadap angiotensin
Kegemukan
Pemakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen.
6. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
33/49
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan
pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan
tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. (
Suyono, Slamet. 1996 ).
Pathways
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
34/49
7. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
http://2.bp.blogspot.com/-HTzvks1Sa0o/Un8Pc7-8oJI/AAAAAAAAAEw/0PX7_nXSsWM/s1600/patway+hipertensi.png -
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
35/49
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi
yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah,
Epistaksis, Kesadaran menurun
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Azotemia
j. Sulit bernafas saat beraktivitas
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1) Pemeriksaan yang segera seperti :
Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab)
atau menjadi efek samping terapi diuretik.
Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
36/49
Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri ataupun
gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana)
untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama ) :
IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter.
CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
IUP:mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.
(USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
9. Komplikasi
Efek pada organ :
a. Otak
Pemekaran pembuluh darah
Perdarahan
Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
Malam banyak kencing
Kerusakan sel ginjal
Gagal ginjal
c.Jantung
Membesar
Sesak nafas (dyspnoe)
Cepat lelah
Gagal jantung
10. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
37/49
1. Terapi tanpa ObatTerapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi
:
a. Diet
b. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
f. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu
isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah
raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi
maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada
dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
i. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda
mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan
atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan
mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL
COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD
PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagoniskalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
38/49
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
1) Dosis obat pertama dinaikkan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3) Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang
baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah
sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan
untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas
dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur
memakai alat tensimeter
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
e. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
mengukur tekanan darahnya di rumah
f. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-
masalah yang mungkin terjadi
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk
mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimali. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
39/49
j. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
k. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
l. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
11. Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada
anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan
dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-
tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil
mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
d. Batasi aktivitas.
Perawatan Hipertensi
Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah kegemukan).
Batasi pemakaian garam.
Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor keturunan hipertensi
dalam keluarga.
Tidak merokok.
Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
Hindari minum kopi yang berlebihan.
Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40 tahun.
Bagi yang sudah sakit
Berobat secara teratur.
Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat tanpa petunjuk dokter.
Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk penyakit lain karena
ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk hipertensi.
Mengetahui tentang hipertensi dan cara merawat bukanlah kunci utama kesembuhan,kunci utamanya adalah :
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
40/49
1. Keaktifan penderita dalam pengendalian tekanan darah.
2. Penderita berusaha, petugas petugas kesehatan membantu.
3. Hubungan baik dan kerjasama penderita dan petugas kesehatan
12. Diit Hipertensi
a. Perbedaan Diit Dengan Makanan Biasa
1) konsumsi lemak dibatasi
2) konsumsi Cholesterol dibatasi
3) konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
4) Makanan yang boleh dikonsumsi
b. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi
1) Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
2) Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur ayam,telur bebek
paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak.
3) Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
4) Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
5) Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge,
labu siam, oyong, wortel.
6) Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah terbatas.
7) Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih 15 gram
perhari.
8) Minuman
Thea encer, coklat encer, juice buah.
c. Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi
1) Makanan yang banyak mengandung garam
o Biscuit,krakers,cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda.
o Dendeng, abon,cornet beaf,daging asap,ham, ikan asin,ikan pindang, sarden ikan teri, telur
asin.
o Keju, margarine dan mentega.
2) Makanan yang banyak mengandung kolesterol
Makanan dari hewan seperti otak,ginjal,hati,limfadan jantung.
3) Makanan yang banyak mengandung lemak jenuho Lemak hewan :sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
41/49
o Kelapa, minyak kelapa,margarine,alpokat.
4) Makanan yang banyak menimbulkan gas
Kool, sawi, lobak, dll.
d. Bagaimana Mengatur Diit
1) Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa,lemak hewan, margarine,mentega sebagai
pengganti gunakan minyak kacang atau minyak jagung dalam jumlah tertentu.
2) Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu dengan paling banyak 50 gram tiap kali
makan, makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.
3) Gunakan susu skim sebagaipengganti susu penuh.
4) Batasi penggunaan telur hingga hanya 3 kali seminggu.
5) Gunakan sering tahu,tempe, dan hasil kacang-kacangan lainya.
6) Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman manis seperti sirup, coca cola, limun,
permen,dodol, coklat, kolak, eskrim.
7) Makanlah banyak sayuran dan buah-buahan.
e. Obat Tradisional Untuk Hipertensi
Banyak tumbuhan obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat secara
tradisional untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal yang perlu
diinformasikan kepada masyarakat adalah cara penggunaannya, dosis, serta kemungkinan
adanya efek samping yang tidak diketahui. Obatobat tradisional tersebut diantaranya:
1) Buah Belimbing
Buah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan juga bisa menurunkan
tekanan darah bagi mereka yang sudah mengalaminya. Caranya yaitu buah belimbing yang
sudah masak diparut halus. Kemudian parutan belimbing diperas sehingga menjadi satu gelas
sari belimbing. Air perasan ini diminum setiap pagi, lakukan selama tiga minggu sampai satu
bulan. Setelah satu bulan sari belimbing ini dapat diminum dua hari sekali. Tidak perlu
menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasan. Bagi mereka yang sudah terlanjur
menderita hipertensi, sebaiknya gunakan buah belimbing yang besar sehingga air perasannya
lebih banyak.
2) Daun Seledri
Cara penggunaannya dengan menumbuk segenggam daun seledri sampai halus, saring dan
peras deengan kain bersih dan halus. Air saringan usahakan satu gelas diamkan selama satu
jam, kemudian diminum pagi dan sore dengan sedikit ampasnya yang ada di dasar gelas.
Menurut penelitian daun seledri bisa memperkecil fluktuasi kenaikan tekanan darah.
3) Bawang Putih
Caranya dengan memakan langsung tiga siung bawang putih mentah setiap pagi dan sore
hari. Pilih bawang putih yang kulitnya berwarna coklat kehitaman karena mutunya lebih baik.
Jika tidak mau memakannya dalam keadaan mentah bisa direbus atau dikukus dulu. Namun
karena banyak zatnya yang bisa berkhasiat yang dapat ikut larut ddalam air rebusannya,sebaiknya ditambaah menjadi 8 sampai 9 siung sekali makan.
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
42/49
4) Buah Mengkudu / Pace
Buah ini sebagai alternatif untuk menekan hipertensi. Caranya hampir sama dengan buah
belimbing, yaitu dengan cara memarut halus, kemudian diperas memakai kain kassa yang
bersih, diambil airnya. Minum sari mengkudu setiap pagi dan sore hari secara teratur
5) Avokad
Caranya lima daun avokad dicuci bersih, kemudian direbus dengan 4 gelas air putih. Tunggu
air rebusan hingga menjaadi 2 gelas, saring. Satu gelas diminum pagi hari, satu gelas lagi
diminum sore hari.
6) Melon
Buah yang sudah masak dapat langsung di makan
7) Semangka
Buah yang sudah masak dapat langsung di makan
8) Mentimun
Dapat dimakan langsung, atau dapat di parut kemudian diminum
13. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Kelemahan
Letih
Napas pendek
Gaya hidup monoton
Tanda :
Frekuensi jantung meningkat
Perubahan irama jantung
Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup, penyakit
serebrovaskuler
Tanda :
Kenaikan TD
Nadi : denyutan jelas
Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung : murmur
Distensi vena jugularis
Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler mungkin
lambatc. Integritas Ego
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
43/49
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress
multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
Letupan suasana hati
Gelisah
Penyempitan kontinue perhatian
Tangisan yang meledak
otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
Peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala :
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol
Mual
Muntah
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
BB normal atau obesitas
Edema
Kongesti vena
Peningkatan JVP
glikosuria
f. Neurosensori
Gejala :
Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Episode kebas
Kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Episode epistaksis
Tanda :
Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )
Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Perubahan retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
nyeri hilang timbul pada tungkai
sakit kepala oksipital berat nyeri abdomen
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
44/49
h. Pernapasan
Gejala :
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Takipnea
Ortopnea
Dispnea nocturnal proksimal
Batuk dengan atau tanpa sputum
Riwayat merokok
Tanda :
Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
Sianosis
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit
serebrovaskuler, ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
Penggunaan obat / alkohol
1 4. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
c. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klien
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
45/49
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DX
DIANGOSA
KEPERAWATAN DAN
KOLABORASI
TUJUAN (NOC)
1 Resiko tinggi terhadap
penurunan curah
jantungberhubungan
denganpeningkatan
afterload, vasokonstriksi,
hipertrofi/rigiditas
ventrikuler, iskemia
miokard
NOC :Cardiac Pump effectiveness
Circulation Status
Vital Sign Status
Kriteria Hasil:anda Vital dalam rentang normal (Tekanan
darah, Nadi, respirasi)
apat mentoleransi aktivitas, tidak ada
kelelahan
idak ada edema paru, perifer, dan tidak ada
asites
idak ada penurunan kesadaran
NIC :Cardiac Care
valuasi adanya nyeri da
atat adanya disritmia ja
atat adanya tanda dan g
onitor status kardiovas
onitor status pernafasa
onitor abdomen sebaga
onitor balance cairan
onitor adanya perubaha
onitor respon pasien te
tur periode latihan dan i
onitor toleransi aktivita
onitor adanya dyspneu,
njurkan untuk menurun
Vital Sign Monitoringonitor TD, nadi, suhu,
atat adanya fluktuasi te
onitor VS saat pasien b
uskultasi TD pada kedu onitor TD, nadi, RR, se
onitor kualitas dari nad
onitor adanya pulsus p
onitor adanya pulsus al
onitor jumlah dan iram
onitor bunyi jantung
onitor frekuensi dan ira
onitor suara paru
onitor pola pernapasan
onitor suhu, warna, da
onitor sianosis periferonitor adanya cushing
peningkatan sistolik)
dentifikasi penyebab dar
2 Intoleransi
aktivitasberhubungan
dengankelemahan,
ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
NOC :Energy conservation
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :erpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan tekanan darah, nadi
dan RRampu melakukan aktivitas sehari hari
NIC :
Energy Managementbservasi adanya pembat
orong anal untuk meng
aji adanya factor yang
onitor nutrisi dan sum
onitor pasien akan ada onitor respon kardivas
-
8/10/2019 Askep Dan Lp Hipertensi
46/49
(ADLs) secara mandiri onitor pola tidur dan la
Activity Therapyolaborasikan dengan Te
progran terapi yang tep
antu klien untuk mengi
antu untuk memilih aktifisik, psikologi dan soci
antu untuk mengidentifi
untuk aktivitas yang dii
antu untuk mendpatkan
antu untu mengidentifik
antu klien untuk memb
antu pasien/keluarga un
beraktivitas
ediakan penguatan posit
antu pasien untuk meng
onitor respon fisik, em
3 Nyeri akut berhubungan
dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral
NOC :Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :ampu mengontrol nyeri (tahu pen