askep gangguan nutrisi

33
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN NUTRISI Dosen Pengampu : Raharjo Apriyatmoko S. Kep, M. Kep. Ns Disusun oleh : Kelompok 2 1. Anak Agung Dwi 2. Devi Martiana 3. Dyan Marfiastuti 4. Endang Nur Jamalia 5. Fanti Fadliyah 6. Fendy Efrata 7. Fernando Teti Da C 8. Huriah 9. Ida Bagus Putu Andika P 10. Ida Bagus Putu Surya Manuaba 11. Liniyatul Husniyah PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO

Upload: devi-martiana

Post on 15-Sep-2015

437 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

Ketidakseimabangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATANDENGAN GANGGUAN NUTRISIDosen Pengampu : Raharjo Apriyatmoko S. Kep, M. Kep. Ns

Disusun oleh :Kelompok 2

1. Anak Agung Dwi2. Devi Martiana 3. Dyan Marfiastuti4. Endang Nur Jamalia5. Fanti Fadliyah6. Fendy Efrata7. Fernando Teti Da C8. Huriah9. Ida Bagus Putu Andika P10. Ida Bagus Putu Surya Manuaba11. Liniyatul Husniyah

PROGRAM STUDI KEPERAWATANSTIKES NGUDI WALUYO UNGARAN2014

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. IBAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1 A. LATAR BELAKANG .....................................................................................................1 B. TUJUAN ......................................................................................................... 3BAB II TINJAUAN TEORI .............................................. 4 A.KONSEP TERKAIT ..................................................................................................... 4 B. KONSEP PROSES KEPERAWATAN ........................................................................... 5BAB III TINJAUAN KASUS ................................................... 6 A. PENGKAJIAN ............................................................................................ 6 B. ANALISA DATA ...................................................................................... 10 C. PERENCANAAN .......................................................................................... 11 D. IMPLEMENTASI .............................................................................................. 11 E. EVALUASI ............................................................................................ 11BAB IV PENUTUP.......................................................................................12 A. KESIMPULAN ..............................................................................................................12 B. SARAN ..........................................................................................................................12DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................13

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangTubuh memerlukan energy untuk fungsi fungsi organ tubuh, penyembuhan luka, mempertahankan suhu, fungsi enzim pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolism basal, faktor patofisiologi seperti adanya faktor tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, fakotr sosio ekonomi seperti adanya kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Zat gizi (Nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu : energy, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses proses kehidupan. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat zat gizi. Malnutrisi sering terjadi pada pasien pasien dengan penyakit kronis, misalnya 10% : pasien pasien dengan kanker, pasien pasien dengan penyakit paru atau jantung. Pasien pasien yang sudah masuk rumah sakit dengan malnutrisi sebanyak 30 60% dari kasus- kasus, 10 25% dengan malnutrisi berat. Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya, nutrisi merupakan sumber energy dari segala aktivitas dalam system tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikoken yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari hari yang dimakan oleh manusia.

B. Tujuan1. Memberikan penjelasan tentang kebutuhan nutrisi2. Memberikan penjelasan proses keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi3. Memberikan gambaran proses keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi

BAB II TINJAUAN TEORIA. Konsep Terkait1. Prinsip Prinsip NutrisiTubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energy untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan material mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatankembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalam sel tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak). Pada umumnya, ketika kebutuhan energy dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka berate badan tidak berubah. Jika pemasuka kalori melebihi kebutuhan energy, maka berat seseorang akan menambah. Ketika pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energy, maka seseorang akan kehilangan berat badan. (Potter&Perry, 2005)

a. NutrienNutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kebutuhan energy dipenuhi dengan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energy, tetapi penting untuk proses metabolism dan keseimbangan asam basa. (Potter&Perry,2005)Makanan kadang kadang digambarkan menurut kepadatan nutrient, proporsi nutrient penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan nutrient tinggi, seperti buah buahan dan sayur sayuran, menyediakan sejumlah besar nutrient yang berhubungan dengan kalori. Makanan dengan kepadatan nutrient rendah, seperti gula dan alcohol, tinggi kalorinya tapi berzat gizi rendah. (Potter&Perry,2005). Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. (Wilkinson&Ahern,2011).b. KarbohidratKarbohidrat merupakan sumber energy utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit gula dan sakarida. Monosakarida, seperti glukosa (dektrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltosa dibentuk dari monosakarida dan air. Polisakarida seperti glikogen dibentuk dari banyak unit gula, mereka tidak dapat dilarutkan dalam air.Beberapa polisakarida tidak dapat dicerna karena manusia tidak memiliki enzim yang dapat memecahkan polisakarida. Metabolisme karbohidrat terdiri dari 3 proses utama, yaitu; Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air (glikogenolisis) Anabolisme glukosa menjadi glikogen untuk penyimpanan (glikogenesis) Perubahan asam amino dan gliserol menjadi glikogen untuk energy (gluconeogenesis)c. ProteinProtein dapat digunakan untuk menyediakan energy, tetapi karena peranan protein esensial dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan, kalori yang cukup harus disediakan dalam diet dari sumber nonprotein. Protein dihemat sebagai energy ketika ada karbohidrat yang cukup dalam diet untuk memenuhi kebutuhan energy tubuh. Kemudianprotein dapat digunakan dalam keseimbangan nitrogen dan membangun jaringan.d. LipidLipid (lemak) merupakan nutrien padat yang paling berkalori dan menyediakan 9 kkal per gram. Lemak merupakan bentuk penghasil energy tubuh yang utama. Monoliserida dari porsi lipid yang dicerna dapat diubah menjadi glukosa dengan proses glukonegensis. Semua sel tubuh kecuali sel darah merah dan neuron dapat mengoksidasi asam lemak dan energy.

e. AirAir merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60% hingga 70% dari seluruh berat badan. Kebutuhan cairan dipenuhi oleh konsumsi cairan dan makanan padat yang tinggi kadar air, seperti buah buahan dan sayuran, dan air yang diproduksi selama oksidasi makanan. Pada orang sakit terjadi peningkatan kebutuhan cairan, orang sakit memiliki penurunan kemampuan untuk mengeluarkan cairan.f. VitaminVitamin merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensistensis vitamin dalam jumlah yang dibutuhkan dan bergantung pada asupan diet kandungan vitamin tertinggi biasanya terdapat pada makanan segar. Vitamin diklasifikasikan sebagai; Vitamin Larut AirVitamin larut air adalah vitamin C dan B kompleks, yang terdiri dari delapan vitamin. Vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh dan harus tersedia sebagai asupan makanan setiap hari. Hipervitaminosis adalah kondisi yang disebabkan oleh asupan vitamin yang berlebih. Vitamin Larut LemakVitamin larut lemat A, D, E dan K disimpan dalam tubuh. Dengan pengecualian pada vitamin D, yang disediakan melalui asupan diet. g. MineralMineral merupakan elemen esensial non-organik pada tubuh sebagai katalisdalam reaksi biiokimia. Mineral diklasifikasi sebagai makromineral.

2. Definisi PencernaanPencernaan makanan terdiri dari pemecahan mekanik dengan mengunyah, mengaduk dan menggabungkan dengan cairan dan reaksi kimia sehingga makanan menjadi bentuk yang paling sederhana. Enzim merupakan komponen esensial dari pencernaan kimia. Enzim juga merupakan substansi seperti protein yang bertindak sebagai katalis untuk memacu reaksi kimia, enzim bukan merupakan bagian produk akhir reaksi. Tiap enzim berfungsi baik pada pH khusus dan tidak diaktifkan oleh variasi utama. Sekresi saluran gastrointestinal memiliki tingkat pH yang berbeda. Contoh saliva relatif netral, getah lambung bersifat asam dan sekresi usus halus adalah alkalin.Aktivitas mekanik, kimia, dan hormonal pencernaan saling bergantung. Aktivitas enzim bergantung pada pemecahan mekanik makanan untuk meningkatkan area permukaan untuk aksi kimia. Hormon mengatur aliran sekresi pencernaan yang dibutuhkan untuk penyediaan enzim, dan pencernaan juga dapat turun atau ditingkatkan dengan pernyataan emosional yang kuatPencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan dipecahkan secara mekanik dengan mengunyah. Makanan dicampur dengan saliv, yang mengandung pitalin(amylase saliva), suatu enzim yang bertindak pada zat tepung, untuk mengubah menjadi maltose. Pencernaan zat tepung lebih banyak terjadi didalam mulut. Protein dan lemak dipecah secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini.Makanan yang telah ditelan memasuki esofagus dan bergerak sepanjangnya dengan kontraksi otot peristaltic. Massa makanan yang berada pada kardiak spinter, berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spingter rileks dan memungkinkan makanan masuk ke lambung.Di dalam lambung pepsinogen disekresikan dan diaktifkan oleh asam hidroklorik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil enzim lipase dan amylase untuk mencerna lemak dan zat secara berturut turut. Kelenjar pilorik lambung juga mensekresikan gastrin yaitu sebuah hormone yang mengatur lingkungan asam. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan makanan. Volume makanan, kandungan lemak, tekanan onkotik, dan susunan fisik makanan mempengaruhi motilitas lambung.Makanan meningggalkan lambung pada sfingter pilorik sebagai asam, massa cair yaitu kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah intestinal, sekresi pankreas. Empedu mengemulsi lemak untuk mengizinkan aksi enzim dan menahan asam lemak dalam larutan.Sekresi intestinal terdiri dari tujuh enzim, yaitu lipase untukpencernaan lemak, dua peptide untuk pencernaan protein, dan amilase, sukrosa, laktosa, dan maltose untuk pencernaan karbohidrat. Sekresi pankreas mengandung lima enzim, yaitu amylase untuk mencerna zat tepung, lipase untuk memecahkan lemak yang teremulsi, dan tripsin, kimotipsin dan karbosipeptidase untuk memecahkan protein.Peristalsis terjadi terus menerus dalam usus kecil, mencampurkan sekresi dengan kimus. Campurannya menjadi alkalin yang meningkat, menghilangi aksi enzim lambung dan meningkatkan aksi sekresi duodenal. Porsi besar dari pencernaan terjadi dalam usus kecil, yang memproduksi glukosa, fruktosa, glukosa dan galaktosa dari karbohidrat; asam amino dan peptida dari protein; dan asam lemak, gliserin, dan gliserol dari lipid.

3. AbsorpsiUsus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah usus kecil terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan yang ada untuk absorpsi. Nutrien diabsorpsi oleh difusi aktif dan osmosi, transport aktif, dan pinositosis. Isi dalam intestine bergerak dengan kerja peristaltik ke usus besar. Feses dibentuk didalam kolon untuk eliminasi. Ketika motilitas intestinal meningkat seperti pada diare, tubuh kehilangan nutrien dan air yang bergerak melalui usus kecil terlalu cepat untuk keseluruhan absorpsi.

B. Konsep Proses Keperawatan1. Definisi PengkajianPengkajian keperawatan merupakan suatu tahap penting dari proses pemberian asuhan keperawatan yang sesuai bagi kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian yang akurat lengkap sesuai kenyataan, dan kebenaran data sangat penting untuk langkah selanjutnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai respon individu.(Arif Muttaqin, 2003)Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu system adaptif yang berhubungan dengan masing masing model adaptasi; fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan. Oleh karena itu, pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu pengkajian klien terhadap masing masing model adaptif tersebut akan memberikan gambaran keadaan klien kepada tim kesehatan lainnya. (Nursalam, Salemba Medika, 2002)Perawat berkolaborasi dengan ahli diet dalam pengkajian nutrisi yang komprehensif. Karena makanan dan cairan adalah kebutuhan dasar biologis semua makhluk hidup, maka pengkajian nutrisi penting. Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor faktor lain. Pusat pengkajian nutrisisekitar empat area pokok, yaitu:a. Pengukuran Fisik dan AntropometrikPengukuran fisik meliputi pengukuran tinggi dan berat badan. Antropometrik adalah suatu system pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas, lipatan kulit trisep, dan lingkar otot bagian tengah atas. b. Tes Laboraturium dan BiokimiaTes laboraturium biasanya digunakan untuk mengetahui status nutrisi termasuk ukuran protein plasma seperti albumin, transferrin, retinol yang mengikat protein, total kapsitas ikatan zat besi, dan hemoglobin.c. Riwayat Diet dan KesehatanSelain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat khusus diet yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi actual atau potensial. Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien. Riwayat ini dilakukan untuk memungkinkan perawat menghitung asupan nutrisi klien dan membandingkan dengan izin yang dirokomendasi untuk menentukan apakah kebiasaan diet klien biasa menyediakan semua nutrient dalam jumlah yang dibutuhkan. Daerah tambahan bagi perawat untuk mengkaji adalah mengumpulkan faktor faktor yang mempengaruhi pola diet klien dan status nutrisi. Faktor faktor ini termasuk status kesehatan , latar belakang budaya, agama, status sosial ekonomi, pilihan pribadi, faktor psikologi, gangguan alcohol, atau obat-obatan, salah informasi tentang nilai makanan. d. Observasi KlinisObservasi klinis dapat menjadi aspek terpenting diantara pengkajian nutrisi seperti pada bentuk pengkajian nutrisi. Mengobservasi tanda tanda perubahan nutrisi.

2. Diagnosa KeperawatanDomain 2 : Nutrisi Hal. 247Kelas 1 : Makan (Hal. 248) Ketidakcukupan Air Susu Ibu (00216) Hal.248 Ketidakefektifan Pola Makan Bayi (00107) Hal. 250 Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002) Hal.251 Ketidakseimbangan Nutrisi : Lebih dari Kebutuhan Tubuh (00001) Hal.252 Kesiapan Meningkatkan Nutrisi (00163) Hal. 253 Resiko Ketidakseimbangan Nutrisi : Lebih dari Kebutuhan Tubuh (00003) Hal.254 Gangguan Menelan (00103) Hal.255Kelas 2 : PencernaanSaat Ini Belum TersediaKelas 3 : AbsorpsiSaat Ini Belum TersediaKelas 4 : Metabolisme (Hal. 257) Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (00179) Hal. 257 Ikterik Neonatus (00194) Hal.258 Resiko Ikterik Neonatus (00230) Hal. 260 Resiko Gangguan Fungsi Hati (00178) Hal.261Kelas 5 : Hidrasi (Hal.262) Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit (00195) Hal.262 Kesiapan Meningkatkan Keseimbangan Cairan (00160) Hal.263 Kekurangan Volume Cairan (00027) Hal.264 Kelebihan Volume Cairan (00026) Hal.265 Resiko Kekurangan Volume Cairan (00028) Hal.266 Resiko Ketidakseimbangan Volume Cairan (00025) Hal.267

3. Konsep Keperawatan

Diagnosa KeperawatanNOCNIC

Ketidakseimbangan Ntrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh

( Buku NANDA 2012-2014, Domain 2, Kelas 1 (00002) hal.251 )1. Status Nutrisi: ukuran Biokimia

2. Status Nutrisi : Masa tubuh

3. Status Nutrisi : Asupan Gizi

1. - Memonitor albumin, total protein, hemoglobin, kadar hematokrit Menyediakan pengganti gula, yang sesuai Tinjau dengan pengukuran pasien asupan cairan dan output , nilai hemoglobin , tekanan darah , atau berat badan dan kerugian , yang sesuai

2. - Timbang pasien pada interval yang tepat

3. - Memantau Asupan Kalori dan Nutrisi Memberikan pasien dengan protein tinggi , kalori tinggi , makanan jari bergizi dan minuman yang dapat dengan mudah dikonsumsi , yang sesuai .

Gangguan Menelan

( Buku NANDA 2012-2014, Domain 2, Kelas 1 (00103) hal. 255 )1. Status Nurisi: Makanan dan Asupan Cairan 1. - Tentukan asupan makanan pasien dan kebiasaan makan Memfasilitasi identifikasi perilaku makan harus diubah Memantau makanan / cairan yang ditelan dan menghitung asupan kalori- Dorong pasien untuk memilih makanan semisoft ,jika kekurangan air liur menghalangi menelan.

BAB IIITINJAUAN KASUSA. Pengkajian Kasus :Pada tanggal 11 Desember 2013, pasien atas nama An.A usia 14 tahun dibawa orang tuanya ke Rumah Sakit dengan keluhan utama muntah lebih dari 5x dan BAB lebih dari 6x dan ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering mengkonsumsi makanan yang pedas dan sering jajan sembarangan yang menyebabkan pasien sulit menelan, dan saat ini dirawat di Ruang Mawar dengan Diagnosa Medis Diare. (Hari Mdy, 2013)1. Keluhan Utama yang dirasakan pasien yaitu Muntah lebih dari 5x dan BAB lebih dari 6x dengan konsistensi encer sejak 3 hari sebelum masuk RS Riwayat Kesehatan sekarang saat di kaji pasien Nampak lemah, sedangkan Riwayat Kesehatan masa lalu yaitu penyakit yang pernah dialami klien yaitu Demam dan klien tidak pernah mengalami kecelakaan. Riwayat Kesehatan Keluarga tidak ada penyakit genetik. 2. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum klien Lemah, Tanda-tanda vital klien yaitu : suhu 38C, Nadi 100x/mnt, RR: 30x/mnt, Tekanan Darah 90/60 mmhg. Tinggi Badan 100 cm , Berat Badan 30 kg (sesudah masuk RS) (sebelum masuk RS=34 kg).a. Bentuk kepala : Simetris, mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.b. Rambut : Bergelombang, bersih, tidak ada ketombec. Mulut : Tidak ditemukan stomatitis, Halitosis, gigi molar deksta inferior carries, kotor, tidak ada indikasi pembesaran tonsil dan ovula sejajar.d. Mata : Konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik, pupil mengecil dengan rangsang cahaya, otot mata aktif segala arah, fungsi penglihatan masih jelas terhadap obyek.e. Hidung : Simetris, silia lebat, ada penumpukan secretf. Leher : Fungsi menelan cukup bagus, tidak ditemukan indikasi pembesaran thyroid dan saluran limfe.g. Dada: Inspeksi (bentuk dada normal), palapasi (tidak ada nyeri tekan), perkusi (sonor), Auskultasi (Vesikuler).h. Jantung : Inspeksi (ictus cordis tidak tampak), palpasi (tidak ada nyeri tekan atau benjolan), perkusi (pekak), Auskultasi (Reguler, bunyi jantung 1 dan 2 terdengar).i. Abdomen : Inspeksi (tampak mengembang), palapsi (ada nyeri tekan), perkusi (tympani), Auskultasi (bising usus Hiperaktif 40x per menit).j. Ekstremitas : Superior (tangan kiri terpasang infus dapat bergerak bebas tidak defarmis, tidak ditemukan lesi atau oedema. Inferior (dapat bergerak bebas, terkadang paruh waktu lemas, tidak ada oedema, lesi dan varises tidak deformis.k. Kuku dan kulit : warna kulit sawo matang, turgor kurang baik, ada indikasi dehidrasi, tidak sianosis.

B. Analisa DataNODATAETIOLOGIMASALAH

1.

2.DS : Ibu klien mengatakan bahwa klien muntah lebih dari 5x sehari sebelum masuk RS Ibu klien mengatakan bahwa klien BAB lebih dari 6 kali sejak 3 hari sebelum masuk RS Pasien mengatakan tidak nafsu makanDO : BB : 30 kg (sebelum masuk RS = 34 kg) Makanan tidak dihabiskan Bising usus hiperaktif (40x per menit)

DS : Pasien mengatakan sulit menelan dan seperti ada yang menyangkut di tenggorokannya.DO : Pasien muntah sehari lebih dari 5x Pasien terlihat kesulitan dalam menelan Pasien gelisah Pasien menolak makanMual dan muntah

Masalah perilaku makan Nutrisi kurang dari kebutuhan

(Buku NANDA 2012-2014, Domain 2, Kelas 1 (00002) hal.251)

Gangguan menelan

(Buku NANDA 2012-2014, Domain 2, Kelas 1 (00103) hal.255)

Diagnosis Keperawatan1. Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah 2. Gangguan Menelan b/d masalah perilaku makan

C. PerencanaanNoDiagnosa PerawatanTujuanIntervensiRasional

1.

2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan menelanSetelah dilakukan proses keperawatan selama 2x24 jam nutrisi dapat terpenuhi, Dengan kriteria :1. Status Nutrisi: ukuran Biokimia2. Status Nutrisi : Masa tubuh3. Status Nutrisi : Asupan Gizi

Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2x24 jam nutrisi dapat terpenuhi, Dengan kriteria :1. Status Nurisi: Makanan dan Asupan Cairan1. - Memonitor albumin , total protein , hemoglobin , kadar hematokrit Menyediakan pengganti gula , yang sesuai Tinjau dengan pengukuran pasien asupan cairan dan output , nilai hemoglobin , tekanan darah , atau berat badan dan kerugian , yang sesuai

2. - Timbang pasien pada interval yang tepat

3. - Memantau Asupan Kalori dan Nutrisi Memberikan pasien dengan protein tinggi , kalori tinggi , makanan yang bergizi dan minuman yang dapat dengan mudah dikonsumsi , yang sesuai .

1. - Tentukan asupan makanan pasien dan kebiasaan makan Memfasilitasi identifikasi perilaku makan harus diubah Memantau makanan / cairan yang ditelan dan menghitung asupan kalori- Dorong pasien untuk memilih makanan semisoft ,jika kekurangan air liur menghalangi menelan. Mengetahui adanya penurunan atau kenaikan berat badan.

Mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi.

D. Implementasi

No.Hari/tanggalTindakanRespon hasilParaf

1.

2. Kamis, 10 Desember 2013Jam 08.30(pagi)

Jumat, 11 Desember 2013Jam 08.30(pagi) Pengukuran tekanan darah dan berat badan Memberikan makanan dengan protein tinggi

Melakukan penkes tentang asupan makanan dan cairan. TD : 110/80 mmHg BB : 34 kg

Pasien dan keluarga paham tentang makanan yang harus dikonsumsi Pasien BAB 2x sehari dan sudah tidak muntah

E. EvaluasiNo.Hari/tanggalEvaluasiParaf

1.

2.Kamis,10 Desember 2013Jam 08.30 (pagi)

Jumat, 11 Desember 2013Jam 08.30(pagi)S : Pasien mengatakan tidak lemas O : BB pasien meningkat A: Masalah teratasi semuaP : Hentikan intervensi

S: Pasien mengatakan nafsu mamkan meningkatO: Pasien sudah tidak muntah dan BAB 2x sehariA: Masalah teratasi semuaP: Hentikan intervensi

BAB IV PENUTUP

A. KesimpulanNutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kebutuhan energy dipenuhi dengan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energy, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa.Pada umumnya, ketika kebutuhan energy dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebnihi kebutuhan energy, maka berat seseorang akan menambah. Ketika pemasukan kalori gagal untuk memenjuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan.

B. SaranDengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam pengetahuan tentang pentingnya keseimbangan nutrisi dan peranan nutrisi dalam tubuh, serta mengetahui bahwa nutrisi tidak boleh kurang atau berlebih dalam tubuh yang akan berdampak kepada kesehatan tubuh.Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan mampu memahami lebih mendalam tentang pentingnya nutrisi dalam menunjang penyembuhan klien, serta mampu mengaplikasikannya dengan tepat kepada klien untuk meningkatkan derajat kesehatan klien dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKAHerdman, T. Heather. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 2014. Alih bahasa, Made Sumarwati, dan Nike Budhi Subekti ; Editor edisi Bahasa Indonesia, Barrarah Bariid, Monica Ester, dan Wuri Praptiani. Jakarta : EGC, 2012. Hal 251 dan 264.Jhonson, Marion. Nursing Outcomes Classification (NOC). Amerika : Mosby, 1999Muttaqin, Arif. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika, 2003. Hal 34.Nursalam. Konsep dan Penerapan Metologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan edisi 2. Jakarta : Salemba Medika, 2002. Hal 22Potter and Perry. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Alih bahasa Renata Komalasari; editor edisi Bahasa Indonesia, Monica, Devi Yulianti, Intan Parulian. Ed 4 Vol 2. Jakarta : EGC, 2005. Hal 1421 1430.