askep hematemesis melenaa

Upload: hendrikputra69287

Post on 09-Oct-2015

157 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Askep Hematemesis Melena

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    1/13

    HEMATESISMELENA

    Disusunoleh:

    1. ANIK MUGIRAHAYU

    2. NUNUNG ERNIA

    3. RAHMAWATI DENY

    4. BOBY FERI

    Kelas :4A

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    INSAN CENDEKIA MEDIKA

    JOMBANG

    2013

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    2/13

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat, taufik, serta hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata

    kuliah Sistem pencernaan dengan judul HEMATESISMELENAsesuai dengan waktu yang

    telah di tentukan.Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam

    menempuh pembelajaran di semester ini.

    Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat sedikit banyak menambah

    pengetahuan para pembaca pada khususnya.Tak ada gading yang tak retak, kami

    menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.Oleh karena itu,

    kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.

    Jombang,april2013

    Penyusun

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    3/13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Hematemesis melena adalah suatu kondisi di mana pasien mengalami muntah darah

    yang disertai dengan buang air besar (BAB) berdarah dan berwarna hitam. Hematemesis

    melena merupakan suatu perdarahan yang terjadi pada saluran cerna bagian atas (SCBA) dan

    merupakan keadaan gawat darurat yang sering dijumpai di tiap rumah sakit di seluruh dunia

    termasuk Indonesia. Pendarahan dapat terjadi karena pecahnya varises esofagus, gastritis

    erosif atau ulkus peptikum.

    B. Rumusan masalah

    Apa pengertian hematemesis melena ?

    Apa etiologi hematemesis melena?

    Apa patofisiologi hematemesis melena?

    Apa pemeriksaan fisik hematemesis melena?

    Apa pemeriksaan penunjanghematemesis melena?

    Apa penatalaksanaan hematemesis melena?

    Apa konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien hematemesis melena?

    C.

    Tujuan

    Agar mahasiswa mampu mengerti tentang pengertian hematemesis melena

    Agar mahasiswa mampu mengerti tentang etiologi hematemesis melena

    Agar mahasiswa mampu mengerti tentang patofisiologi hematemesis melena

    Agar mahasiswa mampu mengerti tentang pemeriksaan fisik hematemesis melena

    Agar mahasiswa mampu mengerti tentang pemeriksaan penunjanghematemesis

    melena

    Agar mahasiswa mampu mengerti tentang penatalaksanaan hematemesis melena

    Agar mahasiswa mampu mengerti tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada

    pasien hematemesis melena

    BAB II

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    4/13

    TINJAUAN TEORI

    A.

    Definisi

    Hematemesis melena adalah suatu kondisi di mana pasien mengalami muntah

    darah yang disertai dengan buang air besar (BAB) berdarah dan berwarna hitam.

    Hematemesis melena merupakan suatu perdarahan yang terjadi pada saluran cerna

    bagian atas (SCBA) dan merupakan keadaan gawat darurat yang sering dijumpai di

    tiap rumah sakit di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pendarahan dapat terjadi karena

    pecahnya varises esofagus, gastritis erosif atau ulkus peptikum.

    B. Etiologi

    Dari penelitian Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM di dapatkan

    penyebab perdarahan saluran cerna baian atas terbanyak adalah pecahnya varises

    esophagus. Penyebab varises esofagus merupakan yang terbanyak di Indonesia ,

    disebabkan oleh penyakit sirosis hati. Secara teoritis lengkap terjadinya penyakit atau

    kelainan saluran cerna bagian atas disebabkan oleh ketidak seimbangan faktor agresif

    dan faktor defensif, dimana faktor agresif meningkat atau factor defensifnya menurun.

    Yang dimaksud dengan faktor agresif antara lain asam lambung, pepsin, refluks asam

    empedu, nikotin, obat anti inflamasi non steroid (OAINS), obat kortikosteroid, infeksi

    Helicobacter pylori dan faktor radikal bebas. Yang dimaksud dengan faktor defensif

    yaitu aliran darah mukosa yang baik, sel epitel permukaan mukosa yang utuh,

    prostaglandin, mukus yang cukup tebal, sekresi bikarbonat, motilitas yang normal,

    impermeabilitas mukosa terhadap ion H dan regulasi pH intra sel.

    C. Patofisiologi

    Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar mengakibatkan

    peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam

    submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding abdomen anterior untuk

    mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar.

    Dengan meningkatnya teklanan dalam vena ini, maka vena tsb menjadi

    mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah (disebut varises). Varises dapat

    pecah, mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya dapat

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    5/13

    mengakibatkan kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan

    penurunan curah jantung.

    Jika perdarahan menjadi berlebihan, maka akan mengakibatkan penurunan

    perfusi jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melakukan

    mekanisme kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi.

    Mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat

    pada saat pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan , penurunan perfusi

    jaringan mengakibatkan disfungsi seluler. Sel-sel akan berubah menjadi metabolsime

    anaerob, dan terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah akan memberikan efek

    pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi sistem tersebut

    akan mengalami kegagalan.

    D. Pemeriksaan Fisik:

    Keadaan umum

    http://2.bp.blogspot.com/_DmGFMv8zAeg/TTIsUvhjbNI/AAAAAAAAASE/sL1RahBfAAE/s1600/Melena.jpg
  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    6/13

    Kesadaran

    Nadi, tekanan darah

    Tanda-tanda anemia

    Gejala hipovolemia

    Tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis hati: spider nevi, ginekomasti, eritema

    palmaris, capit medusae, adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan edema

    tungkai.

    Laboratorium:

    Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Ht, peningkatan leukosit

    Elektrolit: penurunan kalium serum; peningkatan natrium, glukosa serum dan

    laktat.

    Profil hematologi: perpanjangan masa protrombin, tromboplastin

    Gas darah arteri: alkalosis respiratori, hipoksemia

    E.

    Pemeriksaan penunjang

    DPL. hemostasis lengkap atau masa pcrdarahan. masa pembekuan, masa

    protrombin, elektrolit (Na, K., Cl),

    Pemeriksaan Fungsi hati (cholinesterase. Albumin/globulin. SGOT/SGPT.

    pertanda hepatitis B dan C),

    Endoskopi SCBA diagnostik atau foto rontgen OMD,

    USG hati.

    F. Penatalaksaan

    Setiap penderita dengan perdarahan saluran cerna bagain atas ( SCBA ) dalam

    penatalaksanaan hematemesis melena ada 2 tindakan yaitu tindakan umum dan

    khusus. Tindakan umum bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum pasien, apapun

    penyebab perdarahannya. Tindakan khusus, biasanya baru dikerjakan setelah

    diagnosis penyebab perdarahan sudah dapat dipastikan.

    Tindakan Umum

    1. Infus dan transfusi darah

    Tindakan pertama yang dilakukan adalali resusitasi, untuk memulihkan

    keadaanpenderita akibat kehilangan cairan atau syok. Yaitu cairan infus

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    7/13

    dekstrose 5% atau Ringer laktat atau NACL O,9% dan transfusi Whole Blood

    atau Packed Red Cell

    2. Psikoterapi

    Sebagai akibat perdarahan yang banyak, dapat membuat penderita

    menjadi gelisah.Maka diperlukan psikoterapi.

    3. Istirahat mutlak

    Istirahat mutlak sangat dianjurkan, sekurang kurangnya selama 3 hari

    setelahperdarahan berhenti.

    4. Diet

    Dianjurkan puasa jika perdarahan belum berhenti.Dan penderita mendapat

    nutrisi secara parenteral total sampai perdarahan berhenti.Jika perdarahan

    berhenti, diet biasa dimulai dengan diet cair HI/LI.Selanjutnya secara bertahap

    diet beralih ke makanan padat

    5. Pemasangan Nasogastric Tube, kemudian dilakukan lavage

    Lambung dengan air es yang dimasukkan, di tunggu 5 menit, dan

    dikeluarkan.Ini dilakukan berulang-ulang sampai cairan lambung jemih.

    Tindakan ini biasa diulang 1-2 jam kemudian jika masih ada perdarahan.

    6. Medikamentosa

    Antasida cair, untuk menetralkan asam lambung.Injeksi Simetidin atau injeksi

    Ranitidine, yaitu antagonis reseptor H2 untuk mengurangi sekresi asam

    lambung. Injeksi Traneksamic acid, jika ada peningkatan aktifitas

    fibrinolisin. Injeksi Vitamin K, jika ada tanda-tanda Sirosis hati. Sterilisasi

    usus dengan Laktulosa oral serta Clisma tinggi, jika ada tanda-tanda sirosis

    hati, ditambahkan Neomycin atau Kanamycin.

    Tindakan Khusus

    Tindakan khusus ini ditujukan pada penyebab perdarahan yang dapat dibagi

    atas dua penyebab, yaitu karena pecahnya varises esofagus dan bukan karena varises.

    Pengobatan perdarahan SCBA non varises :

    Injeksi Simetidin 200mg/8jam atau injeksi Ranitidin 50mg/8jam.Jika

    perdarahan sudah berhenti dapat diberikan per oral.

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    8/13

    Antasida, dapat diberikan bila perdarahan sudah berhenti.

    Selain obat-obat di atas, untuk mengurangi rasa sakit atau pedih dapat

    diberikan obat golongan anti kolinergik.

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEMATESIS MELENA

    1. Pengkajian Keperawatan

    a)

    Anamnese

    1)

    Identitas klien.

    2)

    Riwayat keperawatan.

    3) Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan

    elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. tonus dan turgor kulit

    berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4

    kali dengan konsistensi encer.

    4) Riwayat kesehatan masa lalu.

    5)

    Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.

    6)

    Riwayat psikososial keluarga.

    7) Kebutuhan dasar

    Pola eliminasi

    Perubahan BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.

    Pola nutrisi

    Diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan

    pasien.

    Pola istirahat dan istirahat

    Terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak

    nyaman

    Pola hygiene

    Kebiasaan mandi setiap harinya.

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    9/13

    Pola aktivitas

    Terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi

    abdomen.

    b) Pemerikasaan fisik

    Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis

    sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat

    Pemeriksaan sistemati :

    Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir

    kering, berat badan menurun, anus kemerahan.

    Perkusi : adanya distensi abdomen.

    Palpasi : Turgor kulit kurang elastis

    Auskultasi : terdengarnya bising usus

    c) Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan tinja, darah lengkap.

    2.

    Diagnosa keperawatan

    Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan output cairan yang berlebihan.

    Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan intake asupan yang tidak adekuat.

    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

    Ansietas berhubungan dengan sakit kritis.

    3.

    Rencana Keperawatan

    Diagnosa 1

    Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan output cairan yang berlebihan

    Tujuan dan kriteria hasil:

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    10/13

    Devisit cairan dan elektrolit teratasi.Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa

    mulut dan bibir lembab, balance cairan seimbang.

    Rencana Tindakan :

    Observasi tanda-tanda vital.

    Observasi tanda-tanda dehidrasi.

    Hitung input dan output cairan (balance cairan).

    Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan, pemeriksaan

    lababoratorium elektrolit.

    Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah garam.

    Diagnosa 2.

    Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan intake asupan yang tidak kuat.

    Tujuan dan kriteria hasil:

    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi. Intake nutrisi klien

    meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah tidak ada.

    Rencana Tindakan :

    Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

    Timbang berat badan klien.

    Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.

    Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan auskultasi).

    Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

    Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

    Diagnosa 3

    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

    Tujuan dan Kriteria hasil :

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    11/13

    Nyeri dapat teratasi. Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang.

    Rencana Tindakan :

    Observasi tanda-tanda vital

    Kaji tingkat rasa nyeri.

    Atur posisi yang nyaman bagi klien.

    Beri kompres hangat pada daerah abdomen.

    Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik sesuai indikasi.

    Diagnosa 4

    Ansietas berhubungan dengan sakit kritis.

    Tujuan dan kriteria hasil :

    Rasa cemas pasien teratasi. Pasien tampak rileks.

    Rencana tindakan :

    Kaji rasa cemas pasien.

    Berikan motivasi pada pasien untuk semangat sembuh.

    Berikan penjelasan mengenai sakit yang diderita pasien.

    Ciptakan suasana yang menyenangkan bagi pasien

    BAB III

    PENUTUP

    A.

    Kesimpulan

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    12/13

    Hematemesis melena adalah suatu kondisi di mana pasien mengalami muntah

    darah yang disertai dengan buang air besar (BAB) berdarah dan berwarna

    hitam.Tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis hati: spider nevi, ginekomasti, eritema

    palmaris, capit medusae, adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan edema

    tungkai.

    Setiap penderita dengan perdarahan saluran cerna bagain atas ( SCBA ) dalam

    penatalaksanaan hematemesis melena ada 2 tindakan yaitu tindakan umum dan

    khusus. Tindakan umum bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum pasien, apapun

    penyebab perdarahannya. Tindakan khusus, biasanya baru dikerjakan setelah

    diagnosis penyebab perdarahan sudah dapat dipastikan

    B. Saran

    Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

    Berikan posisi yang nyaman bagi klien untuk mengurangi rasa nyeri

    Berikan motivasi pada pasien untuk semangat sembuh.

    Berikan penjelasan mengenai sakit yang diderita pasien.

    Ciptakan suasana yang menyenangkan bagi pasien

  • 5/19/2018 Askep Hematemesis MelenaA

    13/13

    DAFTAR PUSTAKA

    Dongoes. 2000.Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

    http://hidayat2.wordpress.com/download-askep/diakses tanggal 23

    November 2011 pukul 18.00.

    http://yandrifauzan.blogspot.com/ diakses tanggal 23 November 2011 pukul

    18.10.

    Brunner & Sudarth. ( 2002 ) BukuAjar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi,

    8. Jilid 2. Jakarta: EGC

    Doengoes. E. Mariylynn. (2000).Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:

    EGC.

    Hematemesis, (http://megapharma.multiply.com/reviews/item/2), diperoleh

    pada tanggal 5 oktober 2008 .

    Hudak dan Galo. (1996). Keperawatan kritis: Pendekatan holistik.(Vol. II,

    edisi 6). Jakarta: EGC.

    Mansjoer. A. (2000).Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media aesculapius.

    http://yandrifauzan.blogspot.com/

    http://hidayat2.wordpress.com/download-askep/http://hidayat2.wordpress.com/download-askep/http://megapharma.multiply.com/reviews/item/2http://yandrifauzan.blogspot.com/http://yandrifauzan.blogspot.com/http://megapharma.multiply.com/reviews/item/2http://hidayat2.wordpress.com/download-askep/