askep hemeroid dan ca colorectal

37
ASKEP HEMEROID PASIEN HEMEROID DAN CA COLORECTAL MAKALAH disusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I oleh Paian Tua PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS 2009 AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca Kolorectal Page 1

Upload: ianzkate

Post on 18-Jun-2015

1.604 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hemeroid Dan CA Colorectal

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

ASKEP HEMEROID PASIEN HEMEROID DAN CA COLORECTAL

MAKALAHdisusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I

oleh

Paian Tua

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO

BORROMEUS 2009

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 1

Page 2: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Hemeroid

Hemoroid adalah pelebaran vena didalam fleksus hemoroidalis yang tidak

merupakan keadaan patologik

( syamyuhidayat)

Hemoroid adalah akibat dari kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan venous

return dari vena hemoroidalis (Sylvia anderson)

Hemoroid atau wasir meruopakan vena varikosa pada anus hemoroid dibagi menjadi

2 yaitu hemoroid interna dan eksterna

Kesimpulan: Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan

media , dan hemoroid eksterna merupakan varises hemoroidalis inferior seperti

istilah yang digunakan, hemoroid eksterna timbul eksterna terhadap m . sfingter ani

dan hemoroid interna timbul diatas sfinter.

B. Anatomi dan fisiologi Kolon dan Rektum

Usus besar

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 2

Page 3: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus

buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

Kolon asendens (kanan)

Kolon transversum

Kolon desendens (kiri)

Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna

beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti

vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit

serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus

besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan

air, dan terjadilah diare.

Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta

bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia,

burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum

yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang

sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

Rektum dan anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah

ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan

berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara

feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih

tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk

ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 3

Page 4: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum

akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan

defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke

usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak

terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi

bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot

yang penting untuk menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan

limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)

dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot

sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar -

BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

A. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya hemoroid antara lain:

1. Konstipasi kronis

2. Rasa nyeri , tidak enak atau gatal didaerah anokrektal

3. pendarahan segar saat / sesudah defekasi

4. Berak mucus

5. Sering nengangkat barang berat

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 4

Page 5: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

B. KLASIFIKASI

Hemoroid di klasifikasikan menjadi dua tipe:

1) Hemoroid internal (intern)

A.Hemoroid yang terjadi di atas sphinter anal

B. Pleksus Vena hemeroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh

mukosa

(Sjamsuhidayat. 2004:910)

C. Dilatasi varikosus vena plektus hemeroidal superior, timbul di atas linea

pektinata dan ditutupi selaput lendir.

Hemeroid Intern ini merupakan bantalan vaskular di dalam jaringan submukosa

pada rectum sebelah bawah. Hemeroid terdapat pada 3 posisi primer:

1.kanan- depan

2. kanan- belakang

3. kiri- latelar

Klasifikasi Hemeroid Intern dan internal

Derajat I : -Perdarahan merah segar, tanpa nyeri pada waktu defekasi

-Tidak terdapat prolaps

- Pada pemeriksaan anoskopi terlihat hemeroid yang membesar menonjol

ke dalam lumen

Derajat II : - Menonjol melalui kanalis saat mengedan ringan tetapi dapat masuk

kembali secara spontan

Derajat III: -Menonjol saat mengedan

-Harus didorong kembali sesudah defekasi

Derajat IV: -Menonjol keluar

-Tidak dapat didorong kembali

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 5

Page 6: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

C. PATOFISIOLOGI

Wasir internal terjadi lebih tinggi di anus, keluar dari pandangan. Perdarahan adalah

gejala yang paling umum wasir internal, dan sering kali satu-satunya dalam kasus

ringan. Lihat wasir galeri untuk foto rinci.

Gambar: Wasir dan Anal fissure

Wasir eksternal terlihat-terjadi keluar sisi anus. Pada dasarnya mereka

tertutup kulit vena yang telah membengkak dan terlihat biru. Biasanya

mereka muncul tanpa gejala. Ketika meradang, bagaimanapun, mereka

menjadi merah dan lembut.

Kadang-kadang, wasir internal akan datang melalui lubang anus

ketika berusaha untuk memindahkan isi perut Anda. Hal ini

disebut prolapsed wasir internal, tetapi seringkali sulit untuk

memudahkan kembali ke dalam rektum, dan biasanya sangat

menyakitkan..

Ketika bekuan darah di dalam bentuk-bentuk eksternal wasir, sering kali

menyebabkan sakit parah. Thrombosed wasir eksternal ini dapat

dirasakan sebagai sebuah perusahaan, tender massa di daerah anus,

kira-kira sebesar kacang polong.

Anal fissure. Celah tipis seperti air mata dalam jaringan anus,

sebuah fisura anal kemungkinan besar akan menyebabkan

gatal-gatal, nyeri, dan pendarahan saat buang air besar.

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 6

Page 7: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

Wasir istilah mengacu pada suatu kondisi dimana pembuluh darah di sekitar anus

atau dubur rendah bengkak dan meradang. Wasir dapat hasil dari berusaha untuk

memindahkan bangku. Faktor lain termasuk kehamilan, penuaan, sembelit atau

diare kronis, dan anal seks. Wasir yang baik di dalam dan di atas anus (internal)

atau di bawah kulit di sekitar anus (eksternal). Wasir (tumpukan) timbul dari

kemacetan internal dan / atau eksternal pleksus vena di sekitar anus.

Banyak masalah anorektal, termasuk celah-celah, fistula, abses, atau iritasi

dan gatal-gatal (pruritus ani), memiliki gejala yang mirip dan salah disebut sebagai

wasir. Wasir biasanya tidak berbahaya atau mengancam nyawa. Jarang, seorang

pasien dapat memiliki perdarahan begitu parah, yang parah atau kematian anemia

dapat terjadi. Dalam beberapa kasus, gejala wasir pergi hanya dalam beberapa hari.

Tetapi dalam banyak kasus, gejala wasir akhirnya kembali, sering lebih buruk

daripada mereka sebelumnya. Meskipun banyak orang memiliki wasir, tidak semua

mengalami gejala.

D. MANIFESTASI KLINIS

1.Hemoroid internal atau intern

a) Menyebabkan rasa gatal dan nyeri disebabkan oleh kelembapan yang

terus menerus dan rangsangan mucus.

b) Menyebabkan perdarahan berwarna merah terang saat defekasi akibat dari

trauma oleh feses yang keras. Walaupun berasal dari vena, darah yang

keluar berwarna merah segar karena mengandung zat asam

c) Tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemeroid ini membesar dan

menimbulkan perdarahan / prolaps

2. Hemeroid Eksternal/ ekstern

a) Nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh thrombosis .

Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemeroid

b) Dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 7

Page 8: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

E. TEST DIAGNOSTIK

Sebuah evaluasi menyeluruh dan tepat diagnosa oleh dokter adalah

penting setiap waktu perdarahan dari dubur atau darah di tinja terjadi.

Perdarahan juga mungkin merupakan gejala penyakit pencernaan lain,

termasuk kanker kolorektal. Dokter akan memeriksa anus dan rektum untuk

mencari pembuluh darah bengkak yang mengindikasikan wasir dan juga

akan tampil digital dubur dengan memakai sarung, dilumasi jari untuk

merasakan kelainan. Evaluasi lebih dekat pada anus untuk wasir

memerlukan ujian dengan anoscope, kosong, tabung bercahaya berguna

untuk menampilkan wasir internal, atau proctoscope, berguna untuk lebih

sepenuhnya memeriksa seluruh rektum. Untuk menyingkirkan penyebab lain

perdarahan gastrointestinal, dokter dapat memeriksa rektum dan kolon

bawah (sigmoid) dengan sigmoidoskopi atau seluruh kolon dengan

kolonoskopi. Sigmoidoskopi dan kolonoskopi merupakan prosedur

diagnostik yang juga melibatkan penggunaan terang, tabung fleksibel

dimasukkan melalui dubur.

TINDAKAN MEDIS

Pengobatan wasir pada awalnya ditujukan untuk menghilangkan

gejala. Langkah-langkah untuk mengurangi gejala antara lain:

• Warm bak mandi beberapa kali sehari dalam biasa, air hangat selama

sekitar 10 menit.

• Aplikasi dari wasir krim atau supositoria ke daerah yang terkena untuk

waktu yang terbatas,dan dilakukan hemoroidektomi pada hemoroid stadium

III dan IV ,hemoroid stadium I atau II yang sering berdarah.

Mencegah dari terulangnya menghilangkan wasir akan memerlukan

tekanan dan tegang dari sembelit. Dokter akan sering merekomendasikan

peningkatan serat dan cairan dalam makanan. Makan dalam jumlah yang

tepat serat dan minum enam sampai delapan gelas cairan (bukan alkohol)

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 8

Page 9: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

mengakibatkan lebih lembut,. Sumber yang baik adalah serat , buah-

buahan, sayuran, dan gandum.

F. INSIDEN

Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar

35% Wasir sangat umum baik pada pria maupun wanita. Sekitar setengah

dari penduduk yang terkena wasir pada usia 50 tahun . Wasir juga umum di

kalangan wanita hamil. Tekanan janin di perut, serta perubahan hormonal,

menyebabkan pembuluh wasir untuk membesar walaupun keadaan ini tidak

mengancam kehidupan , tetapi dapat menyebabkan perasaan tidak enak

dan nyaman .

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan

penatalaksanaan bedah.

1. Penatalaksanaan Medis

Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat

hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.

a. Non-farmakologis

Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki

defekasi.

Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan

minum, perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel

Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat

tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam

posisi jongkok/squatting). Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal

dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali

sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 9

Page 10: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan

rasa gatal bila dibiarkan.

b. Farmakologi

Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan

keluhan dan gejala.

Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:

1. Obat yang memperbaiki defekasi

Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan

pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang

banyak dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta,

Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate

yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan

cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus.

Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah

laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).

2. Obat simptomatik

Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal,

nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya

Anusol, Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung

kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid

atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.

3. Obat penghenti perdarahan

Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau

pecahnya vena hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 10

Page 11: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi

memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.

4. Obat penyembuh dan pencegah serangan

Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari,

lalu 2×2 tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan

perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.

c. Minimal Invasif

Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit

dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain

skleroterapi hemoroid atau ligasi hemoroid atau terapi laser. Dilakukan jika

pengobatan farmakologis dan non-farmakologis tidak berhasil.

2. Penatalaksanaan Tindakan Operatif

Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua

derajat hemoroid yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.

o Prosedur ligasi pita karet

o Hemoroidektomi kriosirurgi

o Laser Nd: YAG

o Hemoroidektomi

3. Penatalaksanaan Tindakan non-operatif

o Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik

terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang

mendasarinya

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 11

Page 12: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

o Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan

berdarah. Membantu mencegah prolaps.

Nursing Assesment:

o Personal Hygiene yang baik terutama didaerah anal

o Menghindari mengejan selama defekasi

o Diet tinggi serat

o Bedrest/tirah baring untuk mengurangi pembesaran hemoroid

PENCEGAHAN

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:

1. Jalankan pola hidup sehat

2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)

3. Makan makanan berserat

4. Hindari terlalu banyak duduk

5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.

6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar

7. Minum air yang cukup

8. Jangan menahan kencing dan berak

9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 12

Page 13: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

10. Jangan mengejan berlebihan

11. Duduk berendam pada air hangat

12. Minum obat sesuai anjuran dokter

J. ASUHAN KEPERAWATAN :

1. Pengkajian

Riwayat kesehatan:

- Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi?

- Adakah nyeri abdomen?

- Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Berapa banyak, seberapa

sering, apa warnanya?

- Adakah mucus atau pus?

- Bagaimana pola eliminasi klien? Apakah sering menggunakan laksatif?

Riwayat diet:

- Bagaimana pola makan klien?

- Apakah klien mengkonsumsi makanan yang mengandung serat?

Riwayat pekerjaan:

- Apakah klien melakukan pekerjaan yang memerlukan duduk atau berdiri

dalam waktu lama?

Aktivitas dan latihan:

- Seberapa jumlah latihan dan tingkat aktivitas?

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 13

Page 14: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

Pengkajian obyektif:

- Menginspeksi feses apakah terdapat darah atau mucus dan area

perianal akan adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Konstipasi b.d mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri

selama defekasi

b. Ansietas b.d rencana pembedahan dan rasa malu

c. Nyeri b.d iritasi, tekanan dan sensitivitas pada area rektal/anal sekunder

akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter post-operatif

d. Perubahan eliminasi urinarius b.d rasa takut nyeri post-operatif

e. Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapi

3. Perencanaan dan intervensi

- Menghilangkan konstipasi

Intervensi:

a. Menyusun waktu untuk defekasi, biasanya setelah makan atau pada

waktu tidur

b. Menggunakan latihan relaksasi sesuai kebutuhan

c. Menambahkan makanan tinggi serat pada diet

d. Meningkatkan masukan cairan hingga 2 liter/24 jam

- Menurunkan ansietas

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 14

Page 15: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

- Menghilangkan nyeri

Intervensi:

Mengubah posisi tubuh dan aktifitas untuk meminimalkan nyeri dan

ketidaknyamanan

- Meningkatkan eliminasi urinarius

- Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi

- Pendidikan klien dan pertimbangan perawatan di rumah

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 15

Page 16: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

KANKER USUS BESAR: KOLON DAN RECTUM

K. DEFINISI

Kanker adalah tumor seluler yang bersifat fatal, sel- sel kanker tidak seperti sel- sel

tumor jinak, menunjukan sifat invasive dan metastasis dan sangatlah anaplastik.

(Kamus Dorland)

Kanker Kolorectal adalah keganasan di kolon / rectum

(Pricilla Lemone)

Kanker Kolorectal adalah kanker yang menyerang daerah kolon dan rectum.

(www.cancer.org)

Menurut kelompok: Kanker Kolorectal adalah suatu kanker yang bersifat fatal karena

dapat mengalami invasi dan metastasis serta menyerang daerah kolon dan rectum.

L. ETIOLOGI

- Sedikit Olahraga

- Kegemukan

- Alkohol

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 16

Page 17: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

- Mengkonsumsi makanan tinggi protein hewani (seperti daging, jeroan)

- Resti pada umur 50 tahun

- Adanya polip kolorectal

- Hereditas

- Adanya penyakit saluran pencernaan :radang usus, ulcerative colitis,

hemeroid

- Ras : terutama Eropa, Afrika, Amerika

M. KLASIFIKASI

Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi

TNM, klasifikasi Dukes, dijabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut (mirip

dengan klasifikasi Dukes) :

Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon

Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon

Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa

Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

N. Patofisiologi

 Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan

dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih

sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar

lebih sering terdapat pada sekum dan kolon asendens. Secara histologis, hampir

semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar )

dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda – beda. Tumor dapat

menyebar: (1) secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke

dalam kandung kemih, (2) melalui pembuluh limfe ke kelenjar perikolon dan

mesokolon, dan (3) melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon

mengalirkan darah ke sistem portal. Prognosis relatif baik bila lesi terbatas pada

mukosa dan submukosa pada saat reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila

terjadi metastasis ke kelenjar limfe.

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 17

Page 18: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar

adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix

(usus buntu). Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling

sering terjadi, dan menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk

menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi,

sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi.

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 18

Page 19: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

O. MANIFESTASI KLINIK

Colon Asendens : nyeri, adanya massa, perubahan peristaltik usus, anemia

Colon Transversum : nyeri, obstruksi, perubahan pergerakan usus dan

anemia

Colon Desendens : nyeri, perubahan pergerakan usus, terdapat darah merah

terang pada feses, obstruksi

Rectum : terdapat darah di dalam feses, perubahan peristaltik usus,

ketidaknyamanan rectal

P. TEST DIAGNOSTIK

Pemeriksaan abdomen dan rectal

Sigmoidoscopy dan colonscopy

Barium Enema

CT Scan Abdomen

Operasi : Right/ Left Hernia Colectomy : Abdominal – Perineal Resection,

Laparascopy Colectomy

Radiasi

Chemotherapy

Liver fungsi test

Q. Insiden

Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rektum relatif

umum. Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling

umum kedua dari kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 19

Page 20: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

Barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorectal didiagnosis di

negara ini tiap tahunnya.

Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker rectal.

Insidennya meningkat sesuai usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari

55 tahun ) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat keluarga yang mengalami

kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip.

Insiden kanker pada sigmoid dan area rectal telah menurun, sedangkan insidens

pada kolon asenden dan desenden meningkat. Angka kelangsungan hidup di bawah

5 tahun adalah 40% sampai 5%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan

adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan

mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada

kebiasaan defekasi/ pendarahan rectal

R. Penatalaksanaan :

Cairan Intravena dan NGT (obstruksi usus )

Pengobatan tergantung terhadap penyakit

Pentahapan yang digunakan secara jelas adalah klasifikasi Duke :

-Kelas A : Tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa

-Kelas B : Peneterasi melalui dinding usus

-Kelas C : Invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional

-Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas

Pembedahan :

Tipe pembedahan tergantung lokasi dan ukuran tumor. Prosedur

pembedahan pilihan adalah sebagai berikut :

(Doughty & Jackson, 1993 )

Reseksi segmental dengan Anatomosis (pengangkatan tumor dan

porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah, nodus limfatik )

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 20

Page 21: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

Reseksi Abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen

(pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rectum serta

sfingter anal )

Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan

anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi

Kolostomie permanen dan illeostomy → untuk menyembuhkan lesi

obstruksi yang tidak direseksi

S. ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian :

 

Riwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang

perasaan lelah, adanya nyeri abdomen atau rectal dan karakternya

(lokasi,frekuensi, durasi, berhubungan dengan makan atau defekasi ),

pola eliminasi terdahulu dan saat ini, defekasi tentang warna, bau, dan

konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mucus. Informasi

tambahan mencakup riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi

kronis atau polip kolorektal; riwayat keluarga dari penyakit kolorectal;

dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasikan mencakup

masukan lemak dan/ atau serat serta jumlah konsumsi alcohol.

Riwayat penurunan berat badan adalah penting.

 

Pengkajian objektif  mencakup auskultasi abdomen terhadap bising

usus dan palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa

padat. Spesimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.

 

DIAGNOSA KEPERAWATAN:

Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi

Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 21

Page 22: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

Keletihan berhubungan dengan anemia dan anoreksia

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan mual

dan anoreksia

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan

dehidrasi

Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis kanker

Kurang pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan, dan

perawatan diri setelah pulang

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan  insisi bedah (abdomen dan

perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal terhadap kulit

periostomal

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi

INTERVENSI KEPERAWATAN DENGAN RASIONAL

1. Sering mengkaji keadekuatan penanganan nyeri. Gunakan informasi subjektif dan

objektif, meliputi :(1) lokasi, intensitas, dan karakter nyeri; (2) tanda-tanda nonverbal,

meliputi : wajah meringis, posisi tubuh tegang, tampak terpejam, peningkatan pols,

peningkatan atau penurunan tekanan darah, pernafasan cepat dan dangkal. Klien

dapat berasumsi bahwa nyeri akan terjadi atau toleransi atau dapat menjadi

ketakutan tergantung pengobatan analgesik. Menanyakan dengan seksama dan

mengkaji dapat memberikan informasi akurat kepada perawat tentang status nyeri

klien, dan berguna mengontrol rasa tidak nyaman klien.

2. Tanyakan klien tentang skala nyeri dalam rentang 0 – 10 (0 = tanpa nyeri, 10 =

nyeri sangat). Catat derajat / tingkat nyeri. Nyeri bersifat pengalaman subjektif.

Persepsi dan respon klien terhadap nyeri berbeda-beda. Latar belakang keyakinan

dan etnik dapat mempengaruhi respon terhadap nyeri.

3. Kaji efektifitas penanganan nyeri ½ jam sesudah pemberian obat. Monitor

efektifitas dan efek yang merugikan. Penyesuaian dosis mungkin dibutuhkan untuk

mengatasi nyeri tanpa efek yang berbahaya.

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 22

Page 23: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

4. Kaji luka dari tanda-tanda peradangan atau bengkak; kaji selang drainase dan

kelancaran selang. Kurangnya kontrol nyeri atau perubahan nyeri dapat

berhubungan dengan distensi organ yang terpasang NGT atau kateter urine atau

dapat mengindikasikan andanya infeksi atau abses.

5. Kaji distensi abdomen, tenderness, dan bising usus. Perdarahan intra-abdominal,

peritonitits, atau ileus paralitik dapat menyebabkan nyeri dan dapat membingungkan

antara nyeri yang diakibatkan oleh bekas insisi.

6. Pemberian obat-obatan nyeri diprioritaskan untuk aktifitas atau prosedur.

Analgesik dapat mengurangi rasa tidak nyaman klien, memberi rasa nyaman saat

ambulasi.

7. Penanganan nonfarmakologik, seperti posisi, berbagai aktifitas, stimulus

lingkungan, inaginasi, dan teknik relaksasi. Teknik ini berguna untuk meningkatkan

efek analgesia.

8. Belat / tekan insisi dengan bantal, dan ajarkan klien bagaimana melakukannya

saat batuk dan bernafas dalam untuk mencegah komplikasi pernafasan

berhubungan ketakutan akan rasa nyeri. Perubahan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan

Tubuh Klien yang disangka kanker kolorektal akan dilakukan prosedur-prosedur

diagnostik lanjutan berisiko defisiensi nutrisi karena sering dilakukan prosedur

persiapan untuk usus dan diet cairan.

(©2004 Digitized by USU digital library 6)

PERAWATAN KLIEN DENGAN BEDAH USUS PREOPERATIF

1. Pastikan tanda-tanda valid untuk prosedur. Ini berguna bagi pasien dan anggota

keluarga untuk memahami prosedur dan kemungknan risiko dan keunggulan,

sebaiknya alternatif untuk persiapan prosedur. Penandatanganan format persetujuan

khususnya untuk prosedur sebagai dokumentasi bahwa klien dan keluarga setuju

untuk dilakukan prosedur.

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 23

Page 24: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

2. Kaji pemahaman klien dan keluarga tentang prosedur, klarifikasi dan

interpretasikan sesuai kebutuhan. Beri instruksi apa yang diharapka selama periode

postoperatif, meliputi penanganan nyeri; pemasangan selang seperti NGT, IVFD,

latihan pernafasan, reintroduksi intake oral makanan dan cairan. Klien yang

dipersiapkan dengan baik selama preoperatif biasanya tidak cemas dan mampu

lebih baik untuk menolong / mendukung perawatan postoperatif. Persiapan adekuat

juga mengurangi kebutuhan narkotik untuk analgesik dan meningkatkan pemulihan

klien.

3. Pemasangan NGT postoperatif. Meskipun sering dilakukan pemasangan di kamar

bedah hanya untuk pembedahan, NGT dapat dipasang terpasang preoperatif untuk

membuang sekresi dan mengosongkan isi lambung.

4. Prosedur persiapan usus. Antibiotik oral dan pareteral sebaiknya kathartik dan

enema / ditelan dapat diberikan preoperatif untuk membersihkan usus dan

mengurangi risiko kontaminasi peritoneal oleh isi usus selama pembedahan.

POST OPERATIF

1. Perawatan rutin untuk klien bedah. Monitor tanda vital dan intake dan output,

meliputi drainase lambung dan lainnya dari drain luka. Kaji perdarahan dari insisi

abdomen dan perineal, kolostomi, atau anus. Evaluasi komplikasi luka yang lainnya,

dan pertahankan integritas psikologi. (©2004 Digitized by USU digital library 4)

2. Monitor bising usus dan derajad distensi abdomen. Manipulasi pembedahan dari

usus menghentikan peristaltik, menyebabkan ileus. Adanya bising usus dan pasase

flatus indikasi kembalinya peristaltik.

3. Sediakan obat pengurang nyeri dan pemeriksaan rasa nyaman, seperti

perubahan posisi. Klien yang mengalami nyeri postoperatif adekuat ditangani

pemulihan lebih cepat dan mengalami beberapa komplikasi.

4. Kaji status pernafasan, sangga abdomen dengan selimut atau bantal untuk

membantu batuk. Pemotongan kanker kolorektal dengan anastomosis usus atau

kolostomi adalah bedah mayor abdominal. Perawatan untuk mengurangi nyeri,

pertahankan fungsi pernafasan yang adekuat, dan cegah komplikasi pembedahan.

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 24

Page 25: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

5. Kaji posisi dan patensi NGT, persambungan suction. Bila selang terlipat/sumbat,

irigasi dengan gentle / hati-hati dengan normal saline steril. NGT digunakan

postoperatif untuk dekompressi gastroinestinal dan fasilitasi penyembuhan dari

anastomosa. Memastikan kelancaran penting untuk rasa nyaman dan penyembuhan

klien.

6. Kaji warna, jumlah, dan bau drainase dan kolostomi (bila ada), catat berbagai

perubahan atau adanya bekuan atau perdarahan berwarna merah terang. Drainase

dapat berwarna merah terang dan kemudian gelap dan akhirnya bersih atau hijau

kekuningan setelah 2 – 3 hari pertama. Perubahan warna; jumlah; atau bau dari

drainase dapat mengindikasikan komplikasi seperti perdarahan, sumbatan usus,

atau infeksi.

7. Perhatian bagi seluruh personal perawatan dengan klien reseksi

abdomminoperitoneal untuk menghindari pemasangan temperatur rektal,

suppositoria, atau prosedur rektal lainnya. Prosedur ini dapat merusak garis jahitan

anal, menyebabkan perdarahan, infeksi, atau gangguan penyembuhan.

8. Pertahankan cairan intravena ketika masih dilakukan suction naso gastrik. Klien

dengan suction NGT tidak mampu untuk makan dan minum peroral dan, selebihnya,

kehilangan elektrolit dan cairan melalui NGT. Bila tidak dilakukan penggantian cairan

dan elektrolit, klien berisiko dehidrasi; ketidakseimbangan sodium, potasium, dan

chloride; dan alkalosis metabolik.

9. Pemberian antasid, antagonis histamin2-reseptor, dan terapi antibiotik dianjurkan.

Tergantung pada prosedur yang dilakukan. Terapi antibiotik untuk mencegah infeksi

akibat dari kontaminasi rongga abdominal dengan isi dari usus.

10. Pemberian cairan dan makanan oral dianjurkan.makanan dapat berupa cairan,

dan kemudian diberikan sering dan porsi sedikit. Monitor bising usus dan monitor

distensi abdomen sesering mungkin selama periode ini. Oral feeding dilakukan

kembali perlahan-lahan untuk meminimalkan distensi abdomen dan trauma terhadap

garis jahitan.

11. Anjurkan ambulasi. Merangsang peristaltik

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 25

Page 26: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

12. Mulai pengajaran dan perencanaan pulang. Konsultasikan dengan ahli diet untuk

instruksi diet dan menu; beri penguatan pengajaran. Ajarkan klien tengang

kemungkinan komplikasi postoperatif, seperti abses abdominal atau sumbatan usus.

Ajarkan klien tentang tanda-tanda dan gejala komplikasi ini dan cara

pencegahannya.

Evaluasi

Hasil yang diharapkan:

1. Mempertahankan eliminasi usus adekuat

2. Mengalami sedikit nyeri

3. Meningkatkan toleransi aktivitas

4. Mencapai tingkat nutrisi optimal

- Makan diet rendah residu, tinggi protein, dan tinggi kalori

- Kram adomen berkurang

5. Keseimbangan tercapai

- Membatasi masukan makanan dan cairan oral bila terjadi mual

- Berkemih sedikitnya 1,5 L/ 24 jam

6. Mengalami penurunan ansietas

- Mengungkapkan masalah dan rasa takut degan bebas

- Menggunakan tindakan koping untuk menghadapi stres

7. Memerlukan informasi tentang diagnosis, prosedur bedah, dan perawatan diri

setelah pulang.

-mendiskusikan diagnosa, prosedur badah, dan perawatan diri

Pascaoperatif

-Mendemonstrasikan teknik perawatan ostomi

8. Mempertahankan insisi tetap bersih, stoma, dan luka perineal

-Secara bertahap meningkatkan partisipasi dalam perawatan stoma dan

kulit periostomal

9. Mengungkapkan perasaan dan masalah tentang diri sendiri secara verbal

10. Tidak mengalami komplikasi

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 26

Page 27: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

-Menggunakan antibiotik oral sesuai resep

- Bekerjasama dalam protokol pembersihan usus

- Tidak demam

-Bising Usus ada

-Lingkar abdomen adalam batas normal atau menurun

-Tidak ada bukti perforasi atau pendarahan

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Penyakit hemoroid dan Ca kolorektal adalah penyakit yang menyerang bagian kolon dan rectum .Resiko terkena kedua penyakit tersebut dapat diturunkan dengan menjaga gaya hidup individu tersebut.

3.2 Saran

Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang bayak mengandung serat, kecukupan nutrisi tubuh sebaiknya dipenuhi secara seimbang

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 27

Page 28: Askep Hemeroid Dan CA Colorectal

DAFTAR PUSTAKA

AsKep Pada Klien Hemeroid dan Ca KolorectalPage 28