askep hipertensi

17
7 A. Pengertian Hipertensi Menurut Mansjoer (2001, hal. 518) hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau bila pasien memakai obat hipertensi. Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik yang tidak normal, dimana batasan yang umumnya masih dapat diterima sistolik berkisar 140 mmHg   160 mmHg dan diastolik antara 90 mmHg  95 mmHg dan diagnosis hipertensi sudah jelas pada kasus yang memiliki tekanan darah 160/95 mmHg (Price, 1995, hal. 533). Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 150 mmHg   180 mmHg, yang biasanya juga tekanan diastolik akan meningkat dan tekanan diastoliknya lebih tinggi atau sama dengan 90 mmHg   120 mmHg (Watson, 2002, hal. 265). Menurut World Health Organitation (WHO) (1978) batas tekanan yang masihdianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (Suyono, 2001, hal. 453). B. Anatomi dan Fisiologi Jantung adalah sebuah organ yang berongga, berotot, dan berbentuk seperti kerucut yang terletak didalam rongga dada, di antara kedua paru-paru, di  belakang badan tulang st ernum dan dua pert iga dari organ ini terletak di sisi kiri. Rongga ini disebut dengan ronnga mediastinum.bentuk jantung yang kerucut memiliki ujung puncak (apeks) yang dapat di ukur setinggi interkostalis kelima atau interkostalis enam, sekitar 9 cm dari garis tengah sternum.Sedangkan bagian

Upload: hendra071087

Post on 31-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 1/17

7

A.  Pengertian Hipertensi

Menurut Mansjoer (2001, hal. 518) hipertensi adalah tekanan darah

sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau bila pasien

memakai obat hipertensi. Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah

sistolik atau diastolik yang tidak normal, dimana batasan yang umumnya masih

dapat diterima sistolik berkisar 140 mmHg  – 160 mmHg dan diastolik antara 90

mmHg – 95 mmHg dan diagnosis hipertensi sudah jelas pada kasus yang memiliki

tekanan darah 160/95 mmHg (Price, 1995, hal. 533).

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih

atau sama dengan 150 mmHg – 180 mmHg, yang biasanya juga tekanan diastolik 

akan meningkat dan tekanan diastoliknya lebih tinggi atau sama dengan 90 mmHg

 –  120 mmHg (Watson, 2002, hal. 265). Menurut World Health Organitation

(WHO) (1978) batas tekanan yang masihdianggap normal adalah 140/90 mmHg

dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai

hipertensi (Suyono, 2001, hal. 453).

B.  Anatomi dan Fisiologi

Jantung adalah sebuah organ yang berongga, berotot, dan berbentuk 

seperti kerucut yang terletak didalam rongga dada, di antara kedua paru-paru, di

 belakang badan tulang sternum dan dua pertiga dari organ ini terletak di sisi kiri.

Rongga ini disebut dengan ronnga mediastinum.bentuk jantung yang kerucut

memiliki ujung puncak (apeks) yang dapat di ukur setinggi interkostalis kelima

atau interkostalis enam, sekitar 9 cm dari garis tengah sternum.Sedangkan bagian

Page 2: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 2/17

8

dasarnya (basis) terletak setinggi interkostalis dua atau sekitar 3 cm dari garis

tengah sternum.Letak jantung yang lebih banyak ke kiri, inilah yang membuat

irama terkuatnya dapat dirasakan ataupun didengar lebih kuat di sebelah

kiri.Jantung orang dewasa memiliki berat sekitar 250 gram  – 300 gram. Menurut

Watson (2002, hal. 245) ukuran jantung manusia, panjangnya sekitar 12 cm

diukur dari basis sampai ke apeks jantung, dengan lebar sekitar 9 cm dan tebalnya

sekitar 6 cm. Jantung di bungkus oleh membran yang disebut dengan membaran

 perikardium. Membran perikardium ini terdiri dari dua lapisan.Lapisan terluar 

adalah perikardium fibrosa, yang berfungsi untuk mempertahankan posisi jantung

dalam rongga dada dan mencegah terjadinya peregangan yang berlebihan

(overdistensi).Lapisan berikutnya tepat di bawah perikardium fibrosa adalah

 perikardium parietalis, yaitu suatu lapisan yang mengandung membrane serosa.

Jantung sendiri terdiri dari tiga lapisan.Lapisan yang pertama yang

melekat pada permukaan jantung disebut dengan perikardium viselaris atau sering

 juga disebut dengan epikardium.Lapisan ini juga mengandung membrane serosa,

yang mirip dengan perikardium parietalis.Dalam keadaan normal di antara ke dua

lapisan yang terakhir ini, terdapat cairan serosa yang berfungsi mencegah friksi

atau gesekan pada saat jantung berkontraksi.Lapisan jantung yang ke dua adalah

miokardium, yang tersusun atas otot  – otot jantung.Miokardium sangat berperan

 penting dalam peredaran sirkulasi darah, dimana otot  – otot jantung bertanggung

 jawab dalam menentukan kekuatan kontraksi jantung.

Lapisan jantung yang ketiga adalah endokardium, yang merupakan lapisan

terdalam pada organ jantung. Endokardium merupakan suatu lapisan yang sangat

Page 3: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 3/17

9

tipis, licin dan mengkilat yang terdiri dari sel  –  sel epitel yang melapisi bagian

dalam jantung dan menutupi katup  –  katup jantung. Karakteristik fisik yang

 penting dari endokardium bukanlah ketipisannya, tetapi kehalusannya yang

 berfungsi mencegah pembekuan darah yang tidak normaldi jantung, karena

 pembekuan akan dimulai dari kontak darah dengan permukaan yang kasar.

Jantung mempunyai empat ruang yaitu:

1.  Atrium Kanan

Ruang pada atrium yang berukuran lebih kecil merupakan rung penerima

atau tempat tujuan darah dari vena. Dua vena besar mengembalikan darah dari

tubuh ke atrium kanan.Vena kava superior membawa darah dari tubuh bagian atas

dan vena kava inferior membawa darah dari tubuh bagian bawah.Dari atrium

kanan, darah dialirkan melalui katup atrioventrikular atau katup trikuspidalis ke

ventrikel kiri.Fungsi umum semua katup dalam system sirkulasi adalah mencegah

aliran balik darah. Fungsi khusus katup trikuspidalis adalah mencegah aliran

 balik darah dari ventrikel kanan ke atrium kanan saat ventrikel akan berkontraksi.

Pada saat ventrikel kanan akan berkontraksi, darah akan menekan daun katup ke

atas dan secara bersamaan menutup katup.

2. 

Ventrikel Kanan

Ruang bagian bawah (ventrikel) merupakan kamar pemompa, tempat

darah mulai di dorong ke dalam arteri.Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah

dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.Di antara pertemuan ventrikel

kanan dengan arteri pulmonalis terdapat katup semilunaris pulmonalis. Ketika

ventrikel kanan relaksasi, darah yang ada di arteri pulmonalis akan menekan daun

Page 4: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 4/17

10

katup tersebut sehingga tertutup. Ini adalah fungsinya untuk mencegah aliran balik 

darah ke ventrikel.

3.  Atrium kiri

Atrium kiri menerima darah dari paru-paru melalui empat vena

 pulmonalis.Darah ini kemudian dialirkan ke ventrikel kiri melalui katup mitralis

atau bikuspidalis.Katup ini memiliki peran yang mirip dengan katup trikuspidalis

yaitu mencegah aliran balik darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri, saat ventrikel

kiri berkontraksi.

4.  Ventrikel Kiri

Dinding ventrikel kiri lebih tebal dari ventrikel kanan, sehingga ventrikel

kiri berkontraksi lebih kuat.Ventrikel kiri memompa darah ke seluruh tubuh

melalui aorta yaitu arteri terbesar tubuh.Pada pertemuan aorta dan ventrikel kiri,

terdapat sebuh katup yaitu semilunaris aorta.Katup ini terbuka saat ventrikel kiri

 berkontraksi untuk memmompa darah ke seluruh tubuh. Katup ini akan tertutup

saat ventrikel kiri relaksasi, untuk mencegah aliran balik darah aorta ke ventrikel

kiri.

Jantung yang sehat dapat meningkatkan frekuensi dan kontraksinya untuk 

memenuhi kebutuhan tubuh untuk mendapatkan lebih banyak oksigen.Fungsi

utama jantung adalah memompa darah melalui arteri, kapiler dan vena, dimana

darah yang dipompakan oleh jantung mengandung oksigen, zat-zat makanan bagi

tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolism dari tubuh. Jantung orang dewasa

normalnya memiliki frekuensi denyut jantung sekitar 60 sampai 80 kali setiap

Page 5: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 5/17

11

menitnya, dan normalnya memompakan darah sekitar 5 liter sampai 6 liter setiap

menit, Valerie (2007, hal 250), Watson (2002 hal 245).

C.  Etiologi

Menurut Mansjoer (2001, hal. 518) berdasarkan penyebabnya, hipertensi

dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1.  Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

 penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%

kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,

hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system renin - angiotensin, defek 

dalam sekresi natriun, peningkatan Na dan Ca intraselular dan faktor  –  

faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok.

2.  Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat 5 % kasus dari seluruh

kasus hipertensi. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan

estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme

 primer, sindrom Cushing dan hipertensi yang berhungan dengan

kehamilan.

D.  Tanda dan Gejala

Menurut Suyono (2001, hal. 459) peninggian atau meningkatnya tekanan

darah tidak jarang menjadi tanda satu-satunya pada hipertensi primer. Gejala yang

timbul dapat berbeda-beda sesuai dengan tingginya tekanan darah.Seringkali

Page 6: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 6/17

12

hipertensi primer berlangsung tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi

komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata,otak dan jantung. Gejala

klinis hipertensi primer biasanya berupa :

1.  Sakit kepala

2.  Epitaksis

3.  Pusing

4.  Migren

5.  Perubahan pada retina, seperti perdarahan dan

6.  Tekanan darah tinggi .

E.  Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak.Rangsangan pusat vasomotor 

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf 

simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pascaganglion ke pembuluh darah

dimana akan dilepaskannya norepinefrin yang mengakibatkan konstriksi

 pembuluh darah, tetapi di saat bersamaan dimana system saraf merangsang

 pembuluh darah, kelenjar adrenal juga ikut terangsang.

Medula adrenal menskresi epinefrin dan korteks adrenal mensekresi

kortisol dan steroid lainnya sehinnga mengakibatkan tambahan aktivitas

vasokonstriksi.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke

ginjal, menyebababkan ginjal melepaskan renin. Renin akan merangsang

Page 7: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 7/17

13

 pembentukan angiotensin yang pada gilirannya akan merangsang sekresi

aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan

air oleh tubulus ginjal sehingga menyebabkan peningkatan volume intravaskular,

yang dimana semua faktor tersebut cenderung mencetuskan hipertensi. Berbagai

faktor seperti kecemasan (stress) dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

 pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonsriktor(Brunner dan Suddarth, 2001,

hal. 898).

Faktor genetik yang dapat dapat menimbulkan perubahan bawaan pada

ginjal, aktivitas saraf, dan sistem renin-angiotensin.Perubahan ini dapat

mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan dan metabolisme natrium dalam

ginjal yang dapat meningkatkan tekanan darah.

Peningkatan reabsorbsi Natrium oleh tubulus proksimal ginjal disertai

dengan terjadinya penurunan pengeluaran natrium dari sel juga merupakan

mekanisme yang bekerja dalam pengaturan tekanan darah. Meningkatnya volume

cairan dalam sirkulasi akan merangsang peningkatan aktivitas jantung, yang

menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Obesitas dan kurangnya berolahraga

 juga merupakan faktor yang erat kaitannya dengan hipertensi. Obesitas akan

meningkatkan kemungkinan asupan garam di dalam tubuh, ditambahahi dengan

kurang berolahraga, sehingga garam di dalam tubuh meningkat sehingga akan

merangsang konstriksi fungsional pada pembuluh darah sehingga memudahkan

timbulnya hipertensi (Suyono, 2001, hal. 456).

F.  Komplikasi

Page 8: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 8/17

14

Menurut Suyono (2001, hal. 518) pada umumnya komplikasi terjadi pada

hipertensi berat, yaitu jika tekanan diastolik ≥130 mmHg atau pada kenaikan

tekanan darah yang terjadi secara mendadak dan tinggi. Berdasarkan

komplikasinya, hipertensi dibagi menjadi dua bagian yaitu : hipertensi maligna

dan hipertensi ensefalopati.

1.  Hipertensi Maligna atau hipertensi berat dapat menyebabkan komplikasi:

 perdarahan pada retina, gangguan pada ginjal berupa nekrosis pada

 pembuluh darah eferen, penebalan intima pada arteri yang dapat

menimbulkan nekrosis kapiler glomerulus, proteinuria, hematuria dan

gagal ginjal akut.

2.  Hipertensi Ensefalopati merupakan komplikasi lanjutan apabila hipertensi

Maligna tidak ditangani, pada keadaan ini biasanya tekanan diastole sudah

lebih dari 140 mmHg dan dapat menyebabkan komplikasi seperti

 perdarahan intra kranial (stroke), gagal jantung kiri akut, aneurisma aorta

yang pecah.

G.  Pemeriksaan Diagnostik 

Menurut Mansjoer (2001, hal. 518) pemeriksaan laboratorium rutin yang

dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan untuk menentukan adanya kerusakan

organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi, sedangkan menurut

Donges (2000, hal. 42) pemeriksaan laboratorium yang sering dikakukan adalah:

Page 9: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 9/17

15

1.  Hemoglobin/hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari

sel – sel terhadap volume cairan dan dapat mengindikasikan faktor  – faktor 

resiko seperti hiperkoagulabilitas.

2.  BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3.  Glukosa : hiperglikemia (diabetes militus adalah pencetus hipertensi)

dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan

hipertensi).

4.  Kalium serum : hypokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

5.  Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan

hipertensi.

6.  Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kada kolesterol dapat

mengindikasikan pencetus untuk/adanya plak.

7.  Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi

dann hipertensi.

8.  Kadar aldosteronn urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer.

9.  Urinalisa : darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau

adanya diabetes.

10. VMA (Vanillyl Mandelic Acid) urin (metabolit katekolamin) : kenaikan

mengindikasikan adanya hipertensi.

11. Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko

terjadinya hipertensi.

Page 10: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 10/17

16

12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,

feokromositoma atau disfungsi pituiteri, sindrom Chusing, kadar renin

 juga dapat meningkat.

13. IVP (Intravenouspyelography) : dapat mengindikasikan penyebab

hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal.

14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katup,

deposit pada dan/atau takik aorta, pembesaran jantung.

15. EKG (Elektrokardiogram) : sapat menunjukkan perbesaran jantung, pola

regangan, gangguan konduksi.

H.  Penatalaksanaan

Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah

terjadinya morbiditas dan mortalitas pasien dengan mencapai dan

mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Pendekatan secara

nonfarmakologis termasuk penurunan berat badan, pembatasan alcohol,

 pembatasan asupan natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi merupakan

intervensi yang wajib dilakukan pada penderita hipertensi, tetapi apabila penderita

hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi yaitu tekanan diastoliknya diatas 95

mmHg, dan tekanan sistoliknya diatas 139 mmHg, maka dianjurkan dengan terapi

obat – obatan(Brunner dan Suddarth, 2002, hal. 900).

Menurut Rubenstein (2007, hal. 318)pasien harus berusaha mencapai berat

 badan ideal, menghindari alkohol atau garam berlebihan dan berolahraga secara

teratur.Targetkan tekanan darah 140/85 mmHg (140/80 mmHg pada pasien

Page 11: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 11/17

17

dengan diabetes).Ini membuktikan bahwa dengan mengendalikan tekanan darah,

angka morbiditas dan mortalitas dapat diturunkan.Menurut Slamet (2001, hal.

463) inilah tabel pengobatan hipertensi berdasarkan derajat tekanan darah.

Tabel 1.

Stratifikasi Resiko dan Pengobatan Hipertensi

Tekanan Darah Kelompok Risiko

A

Kelompok Risiko

B

Kelompok Risiko

C

(mmHg) (tidak ada faktor 

risiko, tidak ada

kerusukan organtarget hipertensi)

(minimal 1 faktor 

risiko, tidak 

termasuk diabetes,tidak ada

kerusakan organ

target hipertensi)

(adanya kerusakan

organ akibat

hipertensi ataudiabetes, dengan

atau tanpa faktor 

risiko lain)

(130-139/85-89)

(140-159/90-99)

(≥160/≥100) 

Perubahan gaya

hidup

Perubahan gaya

hidup

(sampai 6 bulan)

Terapi obat

Perubahan gaya

hidup

Perubahan gaya

hidup

(samapi 12 bulan)

Terapi obat

Terapi obat

Terapi obat

Terapi obat

Sumber: Suyono, 2001, hal. 463

Menurut Mansjoer (2001, hal. 520) secara garis besar penanggulangan

hipertensi dapat dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan, yaitu:penatalaksanaan

nonfarmakologis atau perubahan gaya hidup dan penatalaksanaan farmakologis

atau dengan obat.

Penatalaksanaan nonfarmakologis atau perubahan gaya hidup.

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko

kardiovaskular dengan biaya sedikit dan resiko yang minimal. Penatalaksanaan ini

tetap dianjurkan meskipun harus disertai obat antihipertensi karena dapat

menurunkan jumlah dan dosis obat. Langkah-langkah yang dianjurkan adalah:

1.  Menurunkan berat badan jika setelah diperiksa terdapat kelebihan

Page 12: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 12/17

18

2.  Membatasi atau menghilangkan alkohol

3.  Meningkatkan aktivitas fisik aerobik/olahraga (30-45 menit/hari)

4.  Mengurangi asupan natrium (˂100 mmol Na/2,4 g Na/6 g NaCl/hari) 

5.  Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90 mmol/hari)

6.  Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat

7.  Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol

dalam makanan.

I.  Penatalaksanaan farmakologis atau dengan obat.

Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan umum

hipertensi adalah dengan pemberian obat. Penatalaksanaan dengan obat

antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis yang rendah,

kemudian ditingkatkan sesuai dengan keadaan pasien. Keputusan untuk mulai

memberikan obat hipertensi berdasarkan beberapa faktor seperti, derajat

 peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ target dan terdapatnya

manifestasi penyakit kardiovaskular atau faktor risiko lain. Pengobatan hipertensi

dengan farmakologi berlandaskan beberapa prinsip, yaitu:

1.  Pengobatan hipertensi ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan

harapan dapat memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya

komplikasi.

2.  Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat

hipertensi bersamaan dengan perubahan gaya hidup.

3.  Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan

kemungkinan besar untuk seumur hidup

Page 13: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 13/17

19

4.  Pengobatan menggunakan algoritma yang dianjurkan the Join National

Committee on Detection, Evaluation and Treatment of high blood

 pressure.

Page 14: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 14/17

20

Bagan 2, Algoritma Pengobatan Hipertensi

Mulai atau Melanjutkan Perubahan Gaya Hidup

Tekanan Darah di Atas target (≥140/≥90 mmHg) 

Mulai Pilihan Obat Hipertensi

Hipertensi tanpa komplikasi

  Diuretik 

  Beta bloker Indikasi khusus

  Penghambat ACE

  Angiotensin II receptor  blockers

  Penyekat alfa

  Penyekat alfa-beta

  Penyekat beta

  Antagonnis kalsiun

  Diuretik  

Indikasi mutlak/sesuai

-  untuk diabetes militus

   penghambat ACE-  untuk yang gagal jantung

   penghambat ACE

  diuretik -  untuk hipertensi sistolik 

terisolasi

  diuretik 

  antagonis kalsium

dihidropiridin jangka

 panjang infark miokard

   penyekat beta non-ISA

   penghambat ACE (dengan

disfungsi sistolik) 

Tekanan Darah di Atas Target

Tekanan darah tidak turun dan efek 

samping mengganggu 

Tekanan darah tidak turun tetapi tidak 

ada efek obat

Ganti dengan obat lain yang berbeda

kelas

Tambah dengan obat lain yang berbeda

kelas

Tekanan Darah di Atas Target

Tambah lagi dengan obat lain yang berbeda kelas,

Pertimbangkan untuk dirujuk ke spesialis hipertensi.

Page 15: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 15/17

21

Apabila tekanan darah telah turun dan dosis antihipertensi stabil dalam

waktu 6-12 bulan, dosis obat dapat dicoba diturunkan dengan pengawasan yang

ketat, tetapi tidak langsung dihentikan.Di dalam klinik, penghentian obat

antihipertensi jarang terjadi dan hampir seluruh pasien memerlukan pengobatan

terus menerus untuk seumur hidup (Suyono, 2001, hal. 464).

II. Pencegahan Penyakit Hipertensi.

Ada beberapa carayang dapat dilakukan untuk mencegah terkena penyakit

hipertensi dengan pola hidup sehat, yaitu:

Pencegahan hipertensi dengan olahraga yang cukup

Olahraga yang dianjurkan bagi orang yang resiko tinggi terkena hipertensi

adalah:aerobik, meliputi jalan santai, jogging, lari,bersepeda, renang secara teratur 

dan olahraga rileks seperti yoga dan meditasi.

Selain dapat memperlancar peredaran darah, olahraga dapat pula membakar 

lemak sehingga tidak kelebihan berat badan.Latihan olahraga yang baik yaitu

yang dapat membakar energi 10 sampai 20 kalori/kg berat badan.Denyut nadi

optimal setelah latihan berkisar 65 sampai 80. Sebelum olahraga, rencanakan

secara seksama : macam latihan yang akan dikerjakan, frekuensi latihan, intensitas

latihan dan lama latihan. 

Pencegahan hipertensi dengan tidak merokok 

Cara untuk menghindari pengaruh rokok yaitu :

1.  Sebaiknya menghindari daerah yang terkena asap rokok, atau tutuplah

hidung jika terpaksa melintas di daerah dengan asap rokok.

Page 16: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 16/17

22

2.  Jika anda seorang perokok, kurangilah jumlah batang rokok, lama

menghisap, kekuatan menghisap dan banyak hisapan.

3.  Jika anda pernah merokok, berhentilah merokok sama sekali dengan niat

yang penuh. 

Suksesnya seseorang untuk berhenti merokok tergantung pada niat dari dalam diri

 perokok itu sendiri. 

Pencegahan hipertensi dengan tidak minum alkohol

Hipertensi dapat dihindari dengan tidak mengkonsumsi alkohol.Minuman

 beralkohol banyak macamnya, baik yang dibuat oleh pabrik maupun tradisional.

Semuanya akan membahayakan bagi penderita hipertensi. Oleh karena itu

hindarilah minum minuman beralkohol.

Pencegahan hipertensi dengan mengatur pola makan

Perbanyaklah minum air putih.Cara makan yang baik adalah sedikit-sedikit

tetapi sering, bukan makan banyak tetapi jarang. Kandungan zat dalam menu

makanan juga harus diperhatikan, meliputi:

1.  Diet rendah garam

2.  Diet rendah kolesterol

Pencegahan hipertensi dengan istirahat cukup tidak stress

Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot bekerja sehingga

mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran.Istirahat dengan posisi badan

 berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak.Berusahalah untuk 

 beristirahat setelah beberapa saat melakukan kesibukan rutinitas.Oleh karena

tekanan darah dapat meningkat jika orang terkena stres, maka hindarkanlah

Page 17: Askep Hipertensi

7/16/2019 Askep Hipertensi

http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 17/17

23

kegiatan dan tempat-tempat yang dapat menyebabkan stres.Rekreasi ke tempat-

tempat sejuk, rindang, alam bebas dan daerah yang berbeda dengan kegiatan

sehari-hari dapat pula menjadi pilihan mengurangi stres.Cara lain untuk 

mengurangi stres adalah dengan hipnoterapi, pijat, refleksi.

Pencegahan hipertensi dengan cara medis

Bagi orang yang memiliki resiko tinggi terkena hipertensi, lakukanlah

 pemeriksaan diri ke dokter secara berkala.Mencegah lebih baik dan lebih mudah

dari pada mengobati.Pengobatan hipertensi harus menurut petunjuk dokter.Jangan

minum obat tanpa petunjuk dari dokter, karena dapat menimbulkan kekebalan

terhadap obat tertentu dan kerusakan ginjal.

Pencegahan hipertensi dengan cara tradisional

Banyak ramuan tradisional yang dipercaya dapat menurunkan tekanan

darah.Beberapa ramuan sudah diteliti secara laboratoris. Contoh bahan yang

 berkhasiat menurunkan tekanan darah : cincau hijau, daun dan buah alpukat,

mengkudu masak (pace), mentimun, daun seledri, daun selada air, bawang putih,

daun dan buah belimbing bintang, buah belimbing wuluh, daun tapak dara, akar 

 papaya, rambut jagung serta adas pulowaras. Jika tekanan darah sudah kembali

normal, dapat dihentikan pemakaiannya.Pemakaian berlebihan dapat menurunkan

tekanan darah di bawah normal (http://www.e-dukasi hipertensi.net).