askep hipertensi
TRANSCRIPT
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 1/17
7
A. Pengertian Hipertensi
Menurut Mansjoer (2001, hal. 518) hipertensi adalah tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau bila pasien
memakai obat hipertensi. Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah
sistolik atau diastolik yang tidak normal, dimana batasan yang umumnya masih
dapat diterima sistolik berkisar 140 mmHg – 160 mmHg dan diastolik antara 90
mmHg – 95 mmHg dan diagnosis hipertensi sudah jelas pada kasus yang memiliki
tekanan darah 160/95 mmHg (Price, 1995, hal. 533).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih
atau sama dengan 150 mmHg – 180 mmHg, yang biasanya juga tekanan diastolik
akan meningkat dan tekanan diastoliknya lebih tinggi atau sama dengan 90 mmHg
– 120 mmHg (Watson, 2002, hal. 265). Menurut World Health Organitation
(WHO) (1978) batas tekanan yang masihdianggap normal adalah 140/90 mmHg
dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi (Suyono, 2001, hal. 453).
B. Anatomi dan Fisiologi
Jantung adalah sebuah organ yang berongga, berotot, dan berbentuk
seperti kerucut yang terletak didalam rongga dada, di antara kedua paru-paru, di
belakang badan tulang sternum dan dua pertiga dari organ ini terletak di sisi kiri.
Rongga ini disebut dengan ronnga mediastinum.bentuk jantung yang kerucut
memiliki ujung puncak (apeks) yang dapat di ukur setinggi interkostalis kelima
atau interkostalis enam, sekitar 9 cm dari garis tengah sternum.Sedangkan bagian
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 2/17
8
dasarnya (basis) terletak setinggi interkostalis dua atau sekitar 3 cm dari garis
tengah sternum.Letak jantung yang lebih banyak ke kiri, inilah yang membuat
irama terkuatnya dapat dirasakan ataupun didengar lebih kuat di sebelah
kiri.Jantung orang dewasa memiliki berat sekitar 250 gram – 300 gram. Menurut
Watson (2002, hal. 245) ukuran jantung manusia, panjangnya sekitar 12 cm
diukur dari basis sampai ke apeks jantung, dengan lebar sekitar 9 cm dan tebalnya
sekitar 6 cm. Jantung di bungkus oleh membran yang disebut dengan membaran
perikardium. Membran perikardium ini terdiri dari dua lapisan.Lapisan terluar
adalah perikardium fibrosa, yang berfungsi untuk mempertahankan posisi jantung
dalam rongga dada dan mencegah terjadinya peregangan yang berlebihan
(overdistensi).Lapisan berikutnya tepat di bawah perikardium fibrosa adalah
perikardium parietalis, yaitu suatu lapisan yang mengandung membrane serosa.
Jantung sendiri terdiri dari tiga lapisan.Lapisan yang pertama yang
melekat pada permukaan jantung disebut dengan perikardium viselaris atau sering
juga disebut dengan epikardium.Lapisan ini juga mengandung membrane serosa,
yang mirip dengan perikardium parietalis.Dalam keadaan normal di antara ke dua
lapisan yang terakhir ini, terdapat cairan serosa yang berfungsi mencegah friksi
atau gesekan pada saat jantung berkontraksi.Lapisan jantung yang ke dua adalah
miokardium, yang tersusun atas otot – otot jantung.Miokardium sangat berperan
penting dalam peredaran sirkulasi darah, dimana otot – otot jantung bertanggung
jawab dalam menentukan kekuatan kontraksi jantung.
Lapisan jantung yang ketiga adalah endokardium, yang merupakan lapisan
terdalam pada organ jantung. Endokardium merupakan suatu lapisan yang sangat
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 3/17
9
tipis, licin dan mengkilat yang terdiri dari sel – sel epitel yang melapisi bagian
dalam jantung dan menutupi katup – katup jantung. Karakteristik fisik yang
penting dari endokardium bukanlah ketipisannya, tetapi kehalusannya yang
berfungsi mencegah pembekuan darah yang tidak normaldi jantung, karena
pembekuan akan dimulai dari kontak darah dengan permukaan yang kasar.
Jantung mempunyai empat ruang yaitu:
1. Atrium Kanan
Ruang pada atrium yang berukuran lebih kecil merupakan rung penerima
atau tempat tujuan darah dari vena. Dua vena besar mengembalikan darah dari
tubuh ke atrium kanan.Vena kava superior membawa darah dari tubuh bagian atas
dan vena kava inferior membawa darah dari tubuh bagian bawah.Dari atrium
kanan, darah dialirkan melalui katup atrioventrikular atau katup trikuspidalis ke
ventrikel kiri.Fungsi umum semua katup dalam system sirkulasi adalah mencegah
aliran balik darah. Fungsi khusus katup trikuspidalis adalah mencegah aliran
balik darah dari ventrikel kanan ke atrium kanan saat ventrikel akan berkontraksi.
Pada saat ventrikel kanan akan berkontraksi, darah akan menekan daun katup ke
atas dan secara bersamaan menutup katup.
2.
Ventrikel Kanan
Ruang bagian bawah (ventrikel) merupakan kamar pemompa, tempat
darah mulai di dorong ke dalam arteri.Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.Di antara pertemuan ventrikel
kanan dengan arteri pulmonalis terdapat katup semilunaris pulmonalis. Ketika
ventrikel kanan relaksasi, darah yang ada di arteri pulmonalis akan menekan daun
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 4/17
10
katup tersebut sehingga tertutup. Ini adalah fungsinya untuk mencegah aliran balik
darah ke ventrikel.
3. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah dari paru-paru melalui empat vena
pulmonalis.Darah ini kemudian dialirkan ke ventrikel kiri melalui katup mitralis
atau bikuspidalis.Katup ini memiliki peran yang mirip dengan katup trikuspidalis
yaitu mencegah aliran balik darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri, saat ventrikel
kiri berkontraksi.
4. Ventrikel Kiri
Dinding ventrikel kiri lebih tebal dari ventrikel kanan, sehingga ventrikel
kiri berkontraksi lebih kuat.Ventrikel kiri memompa darah ke seluruh tubuh
melalui aorta yaitu arteri terbesar tubuh.Pada pertemuan aorta dan ventrikel kiri,
terdapat sebuh katup yaitu semilunaris aorta.Katup ini terbuka saat ventrikel kiri
berkontraksi untuk memmompa darah ke seluruh tubuh. Katup ini akan tertutup
saat ventrikel kiri relaksasi, untuk mencegah aliran balik darah aorta ke ventrikel
kiri.
Jantung yang sehat dapat meningkatkan frekuensi dan kontraksinya untuk
memenuhi kebutuhan tubuh untuk mendapatkan lebih banyak oksigen.Fungsi
utama jantung adalah memompa darah melalui arteri, kapiler dan vena, dimana
darah yang dipompakan oleh jantung mengandung oksigen, zat-zat makanan bagi
tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolism dari tubuh. Jantung orang dewasa
normalnya memiliki frekuensi denyut jantung sekitar 60 sampai 80 kali setiap
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 5/17
11
menitnya, dan normalnya memompakan darah sekitar 5 liter sampai 6 liter setiap
menit, Valerie (2007, hal 250), Watson (2002 hal 245).
C. Etiologi
Menurut Mansjoer (2001, hal. 518) berdasarkan penyebabnya, hipertensi
dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system renin - angiotensin, defek
dalam sekresi natriun, peningkatan Na dan Ca intraselular dan faktor –
faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat 5 % kasus dari seluruh
kasus hipertensi. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme
primer, sindrom Cushing dan hipertensi yang berhungan dengan
kehamilan.
D. Tanda dan Gejala
Menurut Suyono (2001, hal. 459) peninggian atau meningkatnya tekanan
darah tidak jarang menjadi tanda satu-satunya pada hipertensi primer. Gejala yang
timbul dapat berbeda-beda sesuai dengan tingginya tekanan darah.Seringkali
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 6/17
12
hipertensi primer berlangsung tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata,otak dan jantung. Gejala
klinis hipertensi primer biasanya berupa :
1. Sakit kepala
2. Epitaksis
3. Pusing
4. Migren
5. Perubahan pada retina, seperti perdarahan dan
6. Tekanan darah tinggi .
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak.Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pascaganglion ke pembuluh darah
dimana akan dilepaskannya norepinefrin yang mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah, tetapi di saat bersamaan dimana system saraf merangsang
pembuluh darah, kelenjar adrenal juga ikut terangsang.
Medula adrenal menskresi epinefrin dan korteks adrenal mensekresi
kortisol dan steroid lainnya sehinnga mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke
ginjal, menyebababkan ginjal melepaskan renin. Renin akan merangsang
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 7/17
13
pembentukan angiotensin yang pada gilirannya akan merangsang sekresi
aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan
air oleh tubulus ginjal sehingga menyebabkan peningkatan volume intravaskular,
yang dimana semua faktor tersebut cenderung mencetuskan hipertensi. Berbagai
faktor seperti kecemasan (stress) dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonsriktor(Brunner dan Suddarth, 2001,
hal. 898).
Faktor genetik yang dapat dapat menimbulkan perubahan bawaan pada
ginjal, aktivitas saraf, dan sistem renin-angiotensin.Perubahan ini dapat
mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan dan metabolisme natrium dalam
ginjal yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Peningkatan reabsorbsi Natrium oleh tubulus proksimal ginjal disertai
dengan terjadinya penurunan pengeluaran natrium dari sel juga merupakan
mekanisme yang bekerja dalam pengaturan tekanan darah. Meningkatnya volume
cairan dalam sirkulasi akan merangsang peningkatan aktivitas jantung, yang
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Obesitas dan kurangnya berolahraga
juga merupakan faktor yang erat kaitannya dengan hipertensi. Obesitas akan
meningkatkan kemungkinan asupan garam di dalam tubuh, ditambahahi dengan
kurang berolahraga, sehingga garam di dalam tubuh meningkat sehingga akan
merangsang konstriksi fungsional pada pembuluh darah sehingga memudahkan
timbulnya hipertensi (Suyono, 2001, hal. 456).
F. Komplikasi
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 8/17
14
Menurut Suyono (2001, hal. 518) pada umumnya komplikasi terjadi pada
hipertensi berat, yaitu jika tekanan diastolik ≥130 mmHg atau pada kenaikan
tekanan darah yang terjadi secara mendadak dan tinggi. Berdasarkan
komplikasinya, hipertensi dibagi menjadi dua bagian yaitu : hipertensi maligna
dan hipertensi ensefalopati.
1. Hipertensi Maligna atau hipertensi berat dapat menyebabkan komplikasi:
perdarahan pada retina, gangguan pada ginjal berupa nekrosis pada
pembuluh darah eferen, penebalan intima pada arteri yang dapat
menimbulkan nekrosis kapiler glomerulus, proteinuria, hematuria dan
gagal ginjal akut.
2. Hipertensi Ensefalopati merupakan komplikasi lanjutan apabila hipertensi
Maligna tidak ditangani, pada keadaan ini biasanya tekanan diastole sudah
lebih dari 140 mmHg dan dapat menyebabkan komplikasi seperti
perdarahan intra kranial (stroke), gagal jantung kiri akut, aneurisma aorta
yang pecah.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mansjoer (2001, hal. 518) pemeriksaan laboratorium rutin yang
dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan untuk menentukan adanya kerusakan
organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi, sedangkan menurut
Donges (2000, hal. 42) pemeriksaan laboratorium yang sering dikakukan adalah:
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 9/17
15
1. Hemoglobin/hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari
sel – sel terhadap volume cairan dan dapat mengindikasikan faktor – faktor
resiko seperti hiperkoagulabilitas.
2. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : hiperglikemia (diabetes militus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
4. Kalium serum : hypokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kada kolesterol dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya plak.
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi
dann hipertensi.
8. Kadar aldosteronn urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer.
9. Urinalisa : darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau
adanya diabetes.
10. VMA (Vanillyl Mandelic Acid) urin (metabolit katekolamin) : kenaikan
mengindikasikan adanya hipertensi.
11. Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 10/17
16
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi pituiteri, sindrom Chusing, kadar renin
juga dapat meningkat.
13. IVP (Intravenouspyelography) : dapat mengindikasikan penyebab
hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katup,
deposit pada dan/atau takik aorta, pembesaran jantung.
15. EKG (Elektrokardiogram) : sapat menunjukkan perbesaran jantung, pola
regangan, gangguan konduksi.
H. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas pasien dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Pendekatan secara
nonfarmakologis termasuk penurunan berat badan, pembatasan alcohol,
pembatasan asupan natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi merupakan
intervensi yang wajib dilakukan pada penderita hipertensi, tetapi apabila penderita
hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi yaitu tekanan diastoliknya diatas 95
mmHg, dan tekanan sistoliknya diatas 139 mmHg, maka dianjurkan dengan terapi
obat – obatan(Brunner dan Suddarth, 2002, hal. 900).
Menurut Rubenstein (2007, hal. 318)pasien harus berusaha mencapai berat
badan ideal, menghindari alkohol atau garam berlebihan dan berolahraga secara
teratur.Targetkan tekanan darah 140/85 mmHg (140/80 mmHg pada pasien
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 11/17
17
dengan diabetes).Ini membuktikan bahwa dengan mengendalikan tekanan darah,
angka morbiditas dan mortalitas dapat diturunkan.Menurut Slamet (2001, hal.
463) inilah tabel pengobatan hipertensi berdasarkan derajat tekanan darah.
Tabel 1.
Stratifikasi Resiko dan Pengobatan Hipertensi
Tekanan Darah Kelompok Risiko
A
Kelompok Risiko
B
Kelompok Risiko
C
(mmHg) (tidak ada faktor
risiko, tidak ada
kerusukan organtarget hipertensi)
(minimal 1 faktor
risiko, tidak
termasuk diabetes,tidak ada
kerusakan organ
target hipertensi)
(adanya kerusakan
organ akibat
hipertensi ataudiabetes, dengan
atau tanpa faktor
risiko lain)
(130-139/85-89)
(140-159/90-99)
(≥160/≥100)
Perubahan gaya
hidup
Perubahan gaya
hidup
(sampai 6 bulan)
Terapi obat
Perubahan gaya
hidup
Perubahan gaya
hidup
(samapi 12 bulan)
Terapi obat
Terapi obat
Terapi obat
Terapi obat
Sumber: Suyono, 2001, hal. 463
Menurut Mansjoer (2001, hal. 520) secara garis besar penanggulangan
hipertensi dapat dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan, yaitu:penatalaksanaan
nonfarmakologis atau perubahan gaya hidup dan penatalaksanaan farmakologis
atau dengan obat.
Penatalaksanaan nonfarmakologis atau perubahan gaya hidup.
Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko
kardiovaskular dengan biaya sedikit dan resiko yang minimal. Penatalaksanaan ini
tetap dianjurkan meskipun harus disertai obat antihipertensi karena dapat
menurunkan jumlah dan dosis obat. Langkah-langkah yang dianjurkan adalah:
1. Menurunkan berat badan jika setelah diperiksa terdapat kelebihan
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 12/17
18
2. Membatasi atau menghilangkan alkohol
3. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik/olahraga (30-45 menit/hari)
4. Mengurangi asupan natrium (˂100 mmol Na/2,4 g Na/6 g NaCl/hari)
5. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90 mmol/hari)
6. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
7. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol
dalam makanan.
I. Penatalaksanaan farmakologis atau dengan obat.
Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan umum
hipertensi adalah dengan pemberian obat. Penatalaksanaan dengan obat
antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis yang rendah,
kemudian ditingkatkan sesuai dengan keadaan pasien. Keputusan untuk mulai
memberikan obat hipertensi berdasarkan beberapa faktor seperti, derajat
peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ target dan terdapatnya
manifestasi penyakit kardiovaskular atau faktor risiko lain. Pengobatan hipertensi
dengan farmakologi berlandaskan beberapa prinsip, yaitu:
1. Pengobatan hipertensi ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan
harapan dapat memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya
komplikasi.
2. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat
hipertensi bersamaan dengan perubahan gaya hidup.
3. Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan
kemungkinan besar untuk seumur hidup
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 13/17
19
4. Pengobatan menggunakan algoritma yang dianjurkan the Join National
Committee on Detection, Evaluation and Treatment of high blood
pressure.
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 14/17
20
Bagan 2, Algoritma Pengobatan Hipertensi
Mulai atau Melanjutkan Perubahan Gaya Hidup
Tekanan Darah di Atas target (≥140/≥90 mmHg)
Mulai Pilihan Obat Hipertensi
Hipertensi tanpa komplikasi
Diuretik
Beta bloker Indikasi khusus
Penghambat ACE
Angiotensin II receptor blockers
Penyekat alfa
Penyekat alfa-beta
Penyekat beta
Antagonnis kalsiun
Diuretik
Indikasi mutlak/sesuai
- untuk diabetes militus
penghambat ACE- untuk yang gagal jantung
penghambat ACE
diuretik - untuk hipertensi sistolik
terisolasi
diuretik
antagonis kalsium
dihidropiridin jangka
panjang infark miokard
penyekat beta non-ISA
penghambat ACE (dengan
disfungsi sistolik)
Tekanan Darah di Atas Target
Tekanan darah tidak turun dan efek
samping mengganggu
Tekanan darah tidak turun tetapi tidak
ada efek obat
Ganti dengan obat lain yang berbeda
kelas
Tambah dengan obat lain yang berbeda
kelas
Tekanan Darah di Atas Target
Tambah lagi dengan obat lain yang berbeda kelas,
Pertimbangkan untuk dirujuk ke spesialis hipertensi.
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 15/17
21
Apabila tekanan darah telah turun dan dosis antihipertensi stabil dalam
waktu 6-12 bulan, dosis obat dapat dicoba diturunkan dengan pengawasan yang
ketat, tetapi tidak langsung dihentikan.Di dalam klinik, penghentian obat
antihipertensi jarang terjadi dan hampir seluruh pasien memerlukan pengobatan
terus menerus untuk seumur hidup (Suyono, 2001, hal. 464).
II. Pencegahan Penyakit Hipertensi.
Ada beberapa carayang dapat dilakukan untuk mencegah terkena penyakit
hipertensi dengan pola hidup sehat, yaitu:
Pencegahan hipertensi dengan olahraga yang cukup
Olahraga yang dianjurkan bagi orang yang resiko tinggi terkena hipertensi
adalah:aerobik, meliputi jalan santai, jogging, lari,bersepeda, renang secara teratur
dan olahraga rileks seperti yoga dan meditasi.
Selain dapat memperlancar peredaran darah, olahraga dapat pula membakar
lemak sehingga tidak kelebihan berat badan.Latihan olahraga yang baik yaitu
yang dapat membakar energi 10 sampai 20 kalori/kg berat badan.Denyut nadi
optimal setelah latihan berkisar 65 sampai 80. Sebelum olahraga, rencanakan
secara seksama : macam latihan yang akan dikerjakan, frekuensi latihan, intensitas
latihan dan lama latihan.
Pencegahan hipertensi dengan tidak merokok
Cara untuk menghindari pengaruh rokok yaitu :
1. Sebaiknya menghindari daerah yang terkena asap rokok, atau tutuplah
hidung jika terpaksa melintas di daerah dengan asap rokok.
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 16/17
22
2. Jika anda seorang perokok, kurangilah jumlah batang rokok, lama
menghisap, kekuatan menghisap dan banyak hisapan.
3. Jika anda pernah merokok, berhentilah merokok sama sekali dengan niat
yang penuh.
Suksesnya seseorang untuk berhenti merokok tergantung pada niat dari dalam diri
perokok itu sendiri.
Pencegahan hipertensi dengan tidak minum alkohol
Hipertensi dapat dihindari dengan tidak mengkonsumsi alkohol.Minuman
beralkohol banyak macamnya, baik yang dibuat oleh pabrik maupun tradisional.
Semuanya akan membahayakan bagi penderita hipertensi. Oleh karena itu
hindarilah minum minuman beralkohol.
Pencegahan hipertensi dengan mengatur pola makan
Perbanyaklah minum air putih.Cara makan yang baik adalah sedikit-sedikit
tetapi sering, bukan makan banyak tetapi jarang. Kandungan zat dalam menu
makanan juga harus diperhatikan, meliputi:
1. Diet rendah garam
2. Diet rendah kolesterol
Pencegahan hipertensi dengan istirahat cukup tidak stress
Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot bekerja sehingga
mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran.Istirahat dengan posisi badan
berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak.Berusahalah untuk
beristirahat setelah beberapa saat melakukan kesibukan rutinitas.Oleh karena
tekanan darah dapat meningkat jika orang terkena stres, maka hindarkanlah
7/16/2019 Askep Hipertensi
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hipertensi-5634fa33f0d24 17/17
23
kegiatan dan tempat-tempat yang dapat menyebabkan stres.Rekreasi ke tempat-
tempat sejuk, rindang, alam bebas dan daerah yang berbeda dengan kegiatan
sehari-hari dapat pula menjadi pilihan mengurangi stres.Cara lain untuk
mengurangi stres adalah dengan hipnoterapi, pijat, refleksi.
Pencegahan hipertensi dengan cara medis
Bagi orang yang memiliki resiko tinggi terkena hipertensi, lakukanlah
pemeriksaan diri ke dokter secara berkala.Mencegah lebih baik dan lebih mudah
dari pada mengobati.Pengobatan hipertensi harus menurut petunjuk dokter.Jangan
minum obat tanpa petunjuk dari dokter, karena dapat menimbulkan kekebalan
terhadap obat tertentu dan kerusakan ginjal.
Pencegahan hipertensi dengan cara tradisional
Banyak ramuan tradisional yang dipercaya dapat menurunkan tekanan
darah.Beberapa ramuan sudah diteliti secara laboratoris. Contoh bahan yang
berkhasiat menurunkan tekanan darah : cincau hijau, daun dan buah alpukat,
mengkudu masak (pace), mentimun, daun seledri, daun selada air, bawang putih,
daun dan buah belimbing bintang, buah belimbing wuluh, daun tapak dara, akar
papaya, rambut jagung serta adas pulowaras. Jika tekanan darah sudah kembali
normal, dapat dihentikan pemakaiannya.Pemakaian berlebihan dapat menurunkan
tekanan darah di bawah normal (http://www.e-dukasi hipertensi.net).