askep hipofungsi adrenokortikal.docx

21
Askep Hipofungsi Adrenokortikal ( Penyakit Addison ) BAB PEMBAHASAN I. ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR ADRENAL Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal, terbenam dalam jaringan lemak. Kelenjar ini ada 2 buah, berwarna kekuningan serta berada di luar (ekstra) peritoneal. Bagian yang sebelah kanan berbentuk pyramid dan membentuk topi (melekat) pada kutub atas ginjal kanan. Sedangkan yang sebelah kiri berbentuk seperti bulan sabit, menempel pada bagian tengah ginjal mulai dari kutub atas sampai daerah hilus ginjal kiri. Kelenjar adrenal pada manusia panjangnya 4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 4-6 mm. Bersama-sama kelenjar adrenal mempunyai berat lebih kurang 8 g, tetapi berat dan ukurannya bervariasi bergantung umur dan keadaan fisiologi perorangan. Kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat padat kolagen yang mengandung jaringan lemak. Selain itu masing-masing kelenjar ini dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang cukup tebal dan membentuk sekat/septa ke dalam kelenjar. Kelenjar adrenal disuplai oleh sejumlah arteri yang masuk pada beberapa tempat di sekitar bagian tepinya. Ketiga kelompok utama arteri adalah arteri suprarenalis superior, berasal dari arteri frenika inferior; arteri suprarenalis media, berasal dari aorta ; dan arteri suprarenalis inferior, berasal dari arteri renalis. Berbagai cabang arteri membentuk pleksus subkapsularis yang mencabangkan tiga kelompok pembuluh: arteri dari simpai; arteri dari kortex, yang banyak bercabang membentuk jalinan kapiler diantara sel-sel parenkim (kapiler ini mengalir ke dalam kapiler medulla); dan arteri dari medulla, yang melintasi kortex sebelum pecah membentuk bagian dari jalinan kapiler luas dari medulla. Suplai vaskuler ganda ini memberikan medulla dengan darah arteri (melalui arteri medularis) dan darah vena (melalui arteri kortikalis). Endotel kapiler ini sangat tipis dan diselingi lubang-lubang kecil yang ditutupi diafragma tipis. Di bawah

Upload: farida

Post on 26-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

Askep Hipofungsi Adrenokortikal ( Penyakit Addison )

BAB

PEMBAHASAN

I.          ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR ADRENAL

Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal, terbenam dalam

jaringan lemak. Kelenjar ini ada 2 buah, berwarna kekuningan serta berada di luar (ekstra) peritoneal.

Bagian yang sebelah kanan berbentuk pyramid dan membentuk topi (melekat) pada kutub atas ginjal

kanan. Sedangkan yang sebelah kiri berbentuk seperti bulan sabit, menempel pada bagian tengah

ginjal mulai dari kutub atas sampai daerah hilus ginjal kiri. Kelenjar adrenal pada manusia panjangnya

4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 4-6 mm. Bersama-sama kelenjar adrenal mempunyai berat lebih

kurang 8 g, tetapi berat dan ukurannya bervariasi bergantung umur dan keadaan fisiologi perorangan.

Kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat padat kolagen yang mengandung jaringan lemak. Selain itu

masing-masing kelenjar ini dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang cukup tebal dan membentuk

sekat/septa ke dalam kelenjar.

Kelenjar adrenal disuplai oleh sejumlah arteri yang masuk pada beberapa tempat di sekitar

bagian tepinya. Ketiga kelompok utama arteri adalah arteri suprarenalis superior, berasal dari arteri

frenika inferior; arteri suprarenalis media, berasal dari aorta ; dan arteri suprarenalis inferior,

berasal dari arteri renalis. Berbagai cabang arteri membentuk pleksus subkapsularis yang

mencabangkan tiga kelompok pembuluh: arteri dari simpai; arteri dari kortex, yang banyak bercabang

membentuk jalinan kapiler diantara sel-sel parenkim (kapiler ini mengalir ke dalam kapiler medulla);

dan arteri dari medulla, yang melintasi kortex sebelum pecah membentuk bagian dari jalinan kapiler

luas dari medulla. Suplai vaskuler ganda ini memberikan medulla dengan darah arteri (melalui arteri

medularis) dan darah vena (melalui arteri kortikalis). Endotel kapiler ini sangat tipis dan diselingi

lubang-lubang kecil yang ditutupi diafragma tipis. Di bawah endotel terdapat lamina basal utuh.

Kapiler dari medulla bersama dengan kapiler yang mensuplai kortex membentuk vena medularis,

yang bergabung membentuk vena adrenal atau suprarenalis. Fungsi kelenjar suprarenalis terdiri

dari:

1)      Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam

2)      Mengatur atau mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein

3)      Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid

Kelenjar suprarenalis ini terbagi atas 2 bagian, yaitu :

1.      Medula Adrenal

Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom. Stimulasi serabut saraf

simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel pada medulla adrenal aka

menyebabkan pelepasan hormon katekolamin yaitu epinephrine dan norepinephrine. Katekolamin

Page 2: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

mengatur lintasan metabolic untuk meningkatkan katabolisme bahan bakar yang tersimpan sehingga

kebutuhan kalori dari sumber-sumber endogen terpenuhi.

Efek utama pelepasan epinephrine terlihat ketika seseorang dalam persiapan untuk memenuhi

suatu tantangan (respon Fight or Fligh). Katekolamin juga menyebabkan pelepasan asam-asam

lemak bebas, meningkatkan kecepatan metabolic basal (BMR) dan menaikkan kadar glukosa darah.

2.      Korteks Adrenal

Korteks adrenal tersusun dari zona yaitu zona glomerulosa, zona fasikulata dan zona

retikularis. Korteks adrenal menghasilkan hormon steroid yang terdiri dari 3 kelompok hormon:

a.   Glukokortikoid

Hormon ini memiliki pengaruh yang penting terhadap metabolisme glukosa; peningkatan

hidrokortison akan meningkatan kadar glukosa darah. Glukokortikoid disekresikan dari korteks

adrenal sebagai reaksi terhadap pelepasan ACTH dari lobus anterior hipofisis. Penurunan sekresi

ACTH akan mengurangi pelepasan glukokortikoid dari korteks adrenal.

Glukokortikoid sering digunakan untuk menghambat respon inflamasi pada cedera jaringan dan

menekan manifestasi alergi. Efek samping glukokortikoid mencakup kemungkinan timbulnya diabetes

militus, osteoporosis, ulkus peptikum, peningkatan pemecahan protein yang mengakibatkan atrofi otot

serta kesembuhan luka yang buruk dan redistribusi lemak tubuh. Dalam keadaan berlebih

glukokortikoid merupakan katabolisme protein, memecah protei menjadi karbohidrat dan

menyebabkan keseimbangan nitrogen negatif.

b.   Mineralokortikoid

Mineralokortikoid pada dasarnya bekerja pada tubulus renal dan epitelgastro intestinal untuk

meningkatkan absorpsi ion natrium dalam proses pertukaran untuk mengeksresikan ion kalium atau

hydrogen. Sekresi aldesteron hanya sedikit dipengaruhi ACTH. Hormon ini terutama disekresikan

sebagai respon terhadap adanya angiotensin II dalam aliran darah. Kenaikan kadar aldesteron

menyebabkan peningkatan reabsorpsi natrium oleh ginjal dan traktus gastro intestinal yang cederung

memulihkan tekanan darah untuk kembali normal. Pelepasan aldesteron juga ditingkatkan oleh

hiperglikemia. Aldesteron merupakan hormon primer untuk mengatuk keseimbangan natrium jangka

panjang.

c.   Hormon-hormon seks Adrenal (Androgen)

Androgen dihasilkan oleh korteks adrenal, serta sekresinya didalam glandula adrenalis

dirangsang ACTH, mungkin dengan sinergisme gonadotropin. Kelompok hormon androgen ini

memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks pria. Kelenjar adrenal dapat pula

mensekresikan sejumlah kecil estrogen atau hormon seks wanita. Sekresi androgen adrenal

dikendalikan oleh ACTH. Apabila disekresikan secara berlebihan, maskulinisasi dapat terjadi seperti

terlihat pada kelainan bawaan defisiensi enzim tertentu. Keadaan ini disebut Sindrom Adreno Genital.

II.         KLASIFIKASI INSUFISIENSI ADRENOKORTIKAL

Insufisiensi adrenokortikal akut primer

-     Peningkatan mendadak glikortikoid

Page 3: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

-     Pemutusan mendadak pengunaan steroid dan destruksi adrenal massif.

-     Sindrom ”waterhouse-friericson”:

-     Banyak terjadi ada anak anak yang berhubungan dengan penyebaran bakteri di pembuluh adrenal.

-     Gejala: infeksi sistemik oleh meningokokok (jarang oleh pneumokok, gonokok, sterptokok), hipotensi

progersif

Insufisiensi adrenokortikal kronik promer ( penyakit addison)

-     Pada dewasa jarang terjadi yang disertai destriksikorteks adrenal

-     Etiologi: autoimun, infeksi (tbc, histoplasma) dan metastatik kanker dari paru, gaster, mammae).

-     Gejala khas adalah: hiperpigmentasi pigmen kilit dengan peningkatan ACTH serum.

Insufisiensi adrenolortikal sekunder

-     Biasanya terjadi oleh karena gangguan di hipotalamus

-     Tidak ada hiperpigmentasi kulit dan hiponatermia.

III.        DEFINISI HIPOFUNGSI ANDRENOKORTIKAL (PENYAKIT ADDISON)

-     Penyakit Addison adalah: penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak adekuat untuk memenuhi

kebutuhan pasien akan hormone-hormone korteks adrenal (Soediman, 1996 )

-     Penyakit Addison adalah: lesi kelenjar primer karena penyakit destruktif atau atrofik, biasanya

autoimun atau tuberkulosa.(Baroon, 1994).

-     Penyakit  Addison, atau insufisiensi andrenokortikal, terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat

untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon korteks adrenal. Atrofi autoimun atau

idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan penyebab pada 75% kasus penyakit Addison (Stern &

Tuck, 1994).

IV.       ETIOLOGI

a.      Tuberculosis

b.      Histoplasmosis

c.      Koksidiodomikosis

d.      Pengangkatan kedua kelenjar adrenal

e.      Kanker metastatik (ca paru, lambung, payudara, melanoma, limfoma)

f.       Adrenalitis autoimun

V.         PATOFISIOLOGI

Penyebab terjadinya Hipofungsi Adrenokortikal mencakup operasi pengangkatan  kedua

kelenjar adrenal atau infeksi pada kedua kelenjar tersebut. Tuberkulosis (TB) dan histoplasmosis

merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar

adrenal. Meskipun kerusakan adrenal akibat proses autoimun telah menggantikan tuberculosis

Page 4: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

sebagai penyebab penyakit Addison, namun peningkatan insidens tuberculosis yang terjadi akhir-

akhir ini harus mempertimbangkan pencantuman pemyakit infeksi ini kedalam daftar diagnosis.

Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis juga  akan menimbulkan insufisiensi adrenal

akibat penurunan stimulasi korteks adrenal.

Gejala insufisiensi adrenokortikal dapat pula terjadi akibat penghentian mendadak terapi

hormon adrenokortikal yang akan menekan respon normal tubuh terhadap keadaan stres dan

mengganggu mekanisme umpan balik normal. Terapi dengan pemberian kortikosteroid setiap hari

selama 2-4 minggu dapat menekan fungsi korteks adrenal. Oleh sebab itu kemungkinan Addison

harus di anitsipasi pada pasien yang mendapat pengobatan kortikosteroid.

Pathway

 

 VI.       MANIFESTASI KLINIK

       Gejala awal: kelemahan otot, fatique, anoreksia, nausea, muntah, BB menurun, emasiasi (tubuh

kurus kering), mudah lelah.

       Astenia (gejala cardinal): pasien kelemahan yang berlebih

       Hiperpigmentasi (menghitam seperti: perunggu, coklat seperti terkena sinar matahari) biasanya pada

kulit buku jari, lutut, siku, serta membrane mukosa

       Hipotensi (TD: 80/50 mmHg / kurang), kadar glukosa darah dan natrium serum yang rendah, kadar

kalium serum tinggi.

       Pada kasus yang berat, gangguan metabollisme natirum dan kalium dapat ditandai oleh

pengurangan natrium dan air, serta dehidrasi yang kronis dan berat.

       Dengan berlanjutnya penyakit yang disertai hipotensi akut sebagai akibat dari hipokortikotisme,

pasien akan mengalami krisis addisonian yang ditandai oleh sianosis, panas dan tanda-tanda klasik

Page 5: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

syok: pucat, perasaan cemas, denyut nadi cepat dan lemah, pernapasan cepat serta tekanan darah

rendah. Disamping itu, pasien dapat mengeluh sakit kepala, mual, nyeri abdomen serta diare, dan

memperlihatkan tanda-tanda kebingungan serta kegelisahan. Bahkan aktifitas jasmani yang sedikit

berlebihan, terpajan udara dingin, infeksi yang akut atau penurunan asupan garam dapat

menimbulkan kolaps sirkulasi, syok dan kematian jika tidak segera diatasi. Stress pembedahan atau

dehidrasi yang terjadi akibat periapan untuk berbagai  pemerisaan diagnostic atau pembedahan

dapat memicu krisis addisonian atau krisis hipertensif.

VII.      PENATALAKSANAAN

a)   Medik

-     Prednison (7.5 mg/hari) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol

-     Fludrokortison: 0,05-0,1 mg per oral dipagi hari

-     Terapi darurat ditujukan untuk mengatasi syok, memulihkan sirkulasi darah, memberikan cairan,

melakukan terapi penggantian kortikosteroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu dosis 12,5 sampai

50 mg/hari, memantau tanda-tanda vital dan menempatkan pasien dalam posisi setengah duduk

dengan kedua tungkai ditinggikan. Hidrokortison (Solu-Cortef) disuntikkan secara intravena yang

kemudian diikuti dengan pemberian infuse dekstrosa 5%  dalam larutan normal saline. Preparat

vasopresor amina mungkin diperlukan jika keadaan hipotensi bertahan.

-     Antibiotik dapat diberikan jika infeksi memicu krisis adrenal pada penderita insufisiensi kronis adrenal.

Disamping itu, pengkajian kondisi pasien harus dilakukan dengan ketat untuk mengenali faktor-faktor

lain, yaitu stresor atau keadaan sakit yang menimbulkan serangan akut.

-     Asupan per oral dapat dimulai segera setelah pasien dapat menerimanya. Secara perlahan-lahan

pemberian  infus  dikurangi  ketika asupan cairan per oral sudah  adekuat, untuk mencegah

hipovolemia.

-     Jika kelenjar adrenal tidak berfungsi kembali , pasien memerlukan terapi penggantian perparat

kortikosteroid dan mineralokortikoid seumur hidup untuk mencegah timbulnya kembali insufisiensi

adrenal serta krisis addisonian pada keadaan stress atau sakit. Selain itu, pasien mungkin akan

memerlukan suplemen makanan dengan penambahan garam, pada saat terjadi kehilangan cairan

dari saluran cerna akibat muntah dan diare.

b)   Keperawatan

-     Pengukuran TTV

-     Memberikan rasa nyaman dengan mengatur atau menyediakan waktu istirahat pasien

-     Menempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan kedua tungkai ditinggikan

-     Memberikan suplemen makanan dengan penambahan garam

-     Follow up: mempertahankan berat badan, tekanan darah dan elektrolit yang normal disertai regresi

gambaran klinis

-     Memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda dan gejala yang menunjukan adanya krisis Addison

VIII.     KOMPLIKASI

Page 6: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

-     Syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)

-     Kolaps sirkulasi

-     Dehidrasi

-     Hiperkalemia

-     Sepsis

-     Krisis Addison disebabkan karena hipotensiakut (hiperkortisolisme) ditandai dengan sianosis, panas,

pucat, cemas, nadi cepat.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INSUFISIENSI ANDRENAL

(PENYAKIT ADDISON)

A.     Pengkajian

  Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa,

pendidikan, pekerjaan, dan alamat.

  Keluhan utama : klien mengeluh mual, muntah, anoreksia, dan mudah lelah.

  Riwayat kesehatan, yang terdiri atas :

-        Riwayat kesehatan masa lalu : meliputi penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya, termasuk

tuberculosis, kanker, penyakit autoimun, dsb.

-        Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat

diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.

  Riwayat psikosiospiritual

Meliputi kegiatan klien sehari-hari, serta bagaimana kondisi lingkungan klien. Bagaimanakah peran

serta orang-orang terdekat klien. Merasa kehilangan kemampuan dan harapan, cemas terhadap

lingkungan baru, Depresi, mengingkari, kecemasan, takut, cepat terangsang, perubahan mood, dan

tampak bingung. Apakah klien sering melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Pemeriksaan Fisik :

a.   Aktivitas / istirahat

Gejala : Lelah, nyeri/ kelemahan pada otot (terjadi perburukan setiap hari. Tidak mampu beraktivitas atau

bekerja

Tanda : Peningkatan denyut jantung atau denyut nadi pada aktivitas yang minimal. Penurunan kekuatan dan

rentang gerak sendi. Depresi, gangguan konsentrasi. Letargi

b.   Sirkulasi

Tanda : Hipotensi termasuk hipotensi postural, Takikardi, disritmia, suara jantung melemah, Nadi perifer

melemah, Pengisian kapiler memanjang, Ekstremitas dingin, sianosis, dan pucat

c.   Integritas ego

Gejala : adanya riwayat riwayat factor stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik atau pembedahan.

Perubahan gaya hidup. Ketidakmampuan mengatasi stress

Page 7: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

Tanda : Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil

d.   Eliminasi

Gejala : diare, sampai adanya konstipasi, Kram abdomen, Perubahan frekuensi dan karakteristik urin

Tanda : Diuresis yang diikuti oliguria

e.   Makanan atau cairan

Gejala : Anoreksia berat, mual, muntah, kekurangan zat garam, BB menurun dengan cepat

Tanda : Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering

f.    Neurosensori

Gejala : Pusing, sinkope, gemetar kelemahan otot, kesemutan

Tanda : disorientasi terhadap waktu, tempat, ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental,

peka rangsangan,cemas, koma (dalam keadaan krisis)

g.   Nyeri/ kenyamanan

Gejala : Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, Nyeri tulang belakang, abdomen, ekstrimitas (pada keadaan krisis)

h.   Pernapasan

Gejala : Dipsnea

Tanda : Pernapasan meningkat, takipnea, suara nafas: krekels, ronkhi pada keadaan infeksi

i.    Keamanan

Gejala : tidak toleran terhadap panas, cuaca udara panas

Tanda : Hiperpigmentasi kulit (coklat kehitaman karena terkena sinar matahari) menyeluruh atau berbintik

bintik. Peningkatan suhu, demam yang diikuti dengan hipotermi (keadaan krisis)

j.    Seksualitas

Gejala : Adanya riwayat menopause dini, amenore. Hilangnya tanda tanda seks sekunder (berkurangnya

rambut rambut pada tubuh terutama pada wanita). Hilangnya libido

Pemeriksaan Diagnostik

a.   Pemeriksaan laboratorium

-     Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium (hipoglikemia dan hiponatremia)

-     Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)

-     Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)

-     Penurunan kadar kortisol serum

-     Kadar kortisol plasma rendah

-     ADH meningkat

-     Analisa gas darah: asidosis metabolic

-     Sel darah merah (eritrosit): anemia numokronik, Ht meningkat (karena hemokonsentrasi) jumlah

limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat.

b.   Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya kalsifikasi diadrenal

c.   CT Scan

Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang sensitive hubungannya dengan insufisiensi

pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltratif malignan dan non malignan, dan haemoragik

adrenal

Page 8: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

d.   Gambaran EKG

Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal sekunder akibat

adanya abnormalitas elektrolit

e.   Tes stimulasi dan supresi untuk fungsi adrenokortikoid

1)   Tes tetrakosaktrin singkat

Prosedur standar cepat adalah mengukur respon kortisol plasma trhdp ponpeptida kortikotrotin

sintetik,tetrakosaktrin (synacthen, Ciba).Interpretasi: pd org normal nilai dsr > 250nmol/l, dan terdapat

penngkatan sekurang-kurangnya 300nmol/l di atas nilai dasar pada menit ke 30. pada sindroma

cushing (hyperplasia) mungkin ada respon berlebihan; tumor adrenalis autonom tak berespon.

2)   Tes tetrakosaktrin yang diperpanjang

Interpretasi: pada orang yang normal terdapat peningkatan kortisol plasma pada hari pertama sampai

di atas 1400 nmol/l. pada penyakit Addison tak ada peningkatan walaupun sampai 3 hari, sedangkan

pada hipofungsi adrenokortikal sekunder terhadap difisiensi pituitaria nilai ini bisa melebihi dari

700nmol/l setelah suntikan ke 3.

3)   Tes supresi deksametason

Interperetasi: pada orang normal kortikostiroid dan plasma tertekan pada dosis lebih rendah di bawah

50% nilai dasar. Pada deksametashon dalam dosis lebih rendah, pasien dengan sindroma cushing

akan memperlihatkan tak adanya supresi tanpa memandang sebabnya, pada dosis lebih tinggi yang

dengan hyperplasia mendapat supresi 50% atau lebih, sedangkan yang dengan adenoma atau

karsinoma ataupun pembentukan ACTH ektopik tak dipengaruhi.

4)   Tes metirapon

Interpretasi: orang normal memperlihatkan peningkatan nilai kortikostiroid urina sekurang-kurangnya

35umol/24jam dan peningkatan 2x lipat di atas kadar istirahat. Respon subnormal dengan adanya

fungsi adreno atau pituitaria anterior. Sebagai tambahan, pasien dengan tumor korteks adrenalis

autonom tak berespon.

5)   Tes lainnya

Ini terutama digunakan dalam keadaan khusus dan harus mengikuti prosdur setempat. Ia mengikuti

penggunaan hipoglikemia yang diinduksi insulin atau pirogen sebagai agen stress bagi hipotalamus

melalui pusat yang lebih tinggi atau menggunakan lisin-vasopresin sebagai corticotrophin releasing

factor sintetic untuk merangsang pituitaria anterior.

B.     Diagnosa Keperawatan

a.   Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar

keringat, saluran gastrointestinal (karena kekurangan aldosteron)

b.   Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat (mual, muntah,

anoreksia),defisiensi glukokortikoid

c.   Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik.

d.   Perubahan proses pikir b/d penurunan kadar natrium (hipotremia), penurunan kadar glukosa

(hipoglikemia), gangguan keseimbangan asam basa

e.   Harga diri rendah b/d perubahan dalam kemampuan fungsi, perubahan karakteristik tubuh

Page 9: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

f.    Kurang pengetahuan tentang: penyakit, prognosis, pengobatan b/d kurang pemajanan/ mengingat,

keterbatasan kognitif

g.   Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan.

C.     Rencana Tindakan

Dx. 1 : Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan cairan

melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena kekurangan

aldosteron)

Tujuan : dalam waktu 1 × 24 jam tidak terjadi kekurangan volume cairan.

Kriteria : Klien tidak  mengeluh pusing, membrane mukosa lembab, turgor kulit normal,

tanda – tanda vital dalam batas normal.

INTERVENSI RASIONAL

a)   Pantau status cairan ( turgor kulit,

membrane mukosa, dan keluaran urine ).

b)   Kaji sumber – sumber kehilangan cairan.

c)   Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan,

ukur dalam keadaan berbaring, duduk,

atau, berdiri bila memungkinkan.

d)   Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi

perifer, dan dihaforesis secara teratur.

e)   Timbang berat badan setiap hari.

f)    Pantau frekuensi jantung dan irama.

g)   Pantau frekuensi jantung dan irama.

h)   Kolaborasi :

        Pertahankan pemberian cairan secara

intravena.

        Monitor hasil pemeriksaan diagnostic :

platelet, Hb / Hct, dan bekuan darah.

a)   Jumlah dan tipe cairan pengganti

ditentukan dari keadaan status cairan.

Penurunan volume cairan mengakibatkan

menurunnya produksi urine. Pemantauan

yang ketat pada produksi urine < 600 ml /

hari merupakan tanda – tanda terjadinya

syok kardiogenik.

b)   Kehilangan cairan bisa berasal dari faktor

ginjal dan diluar ginjal.Penyakit yang

mendasari terjadinya kekurangan volume

cairan ini juga harus diatasi Perdarahan

harus dikendalikan.Muntah dapat diatasi

dengan obat – obat antiemetic dan diare

dengan antidiare.

c)   Hipotensi bisa terjadi pada hipovolemi yang

memberikan manifestasi sudah terlibatnya

system kardiovaskuler untuk melakukan

kompensasi mempertahankan tekanan

darah.

d)   Mengetahui adanya pengaruh peningkatan

tahanan perifer.

e)   Sebagai ukuran keadekuatan volume

cairan, intake yang lebih besar dari output

Page 10: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

dapat diindikasikan menjadi renal obstruksi.

f)    Perubahan frekuensi dan irama jantung

menunjukkan komplikasi disritmia.

g)   Jalur yang paten penting untuk pemberian

cairan cepat dan memudahkan perawat

dalam melakukan control intake dan output

cairan.

h)   Bila platelet < 20.000 / mm ( akibat

pengaruh sekunder obat neoplastik ), klien

cenderung mengalami perdarahan.

Penurunan Hb / Hct berindikasi terhadap

perdarahan.

Dx. 2 : Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat

(mual, muntah, anoreksia), defisiensi glukokortikoid

Tujuan : dalam waktu 2 × 24 jam nutrisi klien terpenuhi

Kriteria : Klien tidak  mengeluh mual dan muntah, nafsu makan klien meningkat, BB

meningkat.

INTERVENSI RASIONAL

a)   Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan

yang disukai. Observasi dan catat

masukan makanan klien.

b)   Berikan makan sedikit dan makanan

tambahan kecil yang tepat. Pertahankan

jadwal penimbangan berat badan secara

teratur.

c)   Diskusikan yang disukai klien dan

masukan dalam diet murni.

d)   Observasi dan catat kejadian mual/

muntah, dan gejala lain yang berhubunga

e)   Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke

ahli gizi.

a)   Mengawasi masukan kalori atau kualitas

kekurangan konsumsi makanan.

b)   Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian

makan terlalu cepat setelah periode

anoreksia

c)   Dapat meningkatkan masukan,

meningkatkan rasa berpartisipasi/ control

d)   Gejala GI dapat menunjukan efek anemia

(hipoksia) pada organ

e)   Perlu bantuan dalam perencanaan diet

yang memenuhi kebutuhan nutrisi.

Dx. 3 : Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : aktivitas sehari – hari klien terpenuhi dan meningkatnya kemampuan

beraktivitas.

Kriteria : klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa gejala – gejala yang berat,

terutama mobilisasi di tempat tidur.

INTERVENSI RASIONAL

Page 11: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

a)   Catat frekuensi dan irama jantung, serta

perubahan tekanan darah selama dan

sesudah aktivitas.

b)   Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan

berikan aktivitas senggang yang tidak

berat.

c)   Jelaskan pada peningkatan bertahap

dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari

kursi bila tak ada nyeri, ambulasi, dan

istirahat selama 1 jam setelah makan.

d)   Pertahankan klien tirah baring

sementara sakit akut.

e)   Pertahankan rentang gerak pasif selama

sakit kritis.

f)    Evaluasi tanda vital saat kemajuan

aktivitas terjadi.

g)   Berikan waktu istirahat diantara waktu

aktivitas.

h)   Selama aktivitas kaji EKG, dispnea,

sianosis, kerja dan frekuensi nafas serta

keluhan subyektif.

a)   Respons klien terhadap aktivitas dapat

mengindikasikan penurunan oksigen

miokardium.

b)   Menurunkan kerja miokardium / konsumsi

oksigen.

c)   Aktivitas yang maju memberikan control

jantung, meningkatkan regangan dan

mencegah aktivitas berlebihan.

d)   Untuk mengurangi beban jantung.

e)   Meningkatkan kontraksi otot sehingga

membantu aliran vena balik.

f)    Untuk mengetahui fungsi jantung, bila

dikaitkan dengan aktivitas.

g)   Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi

bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja

jantung.

h)   Melihat dampak dari aktivitas terhadap

fungsi jantung.

Dx. 4 : Perubahan proses pikir b/d penurunan kadar natrium (hipotremia), penurunan

kadar glukosa (hipoglikemia), gangguan keseimbangan asam basa

Tujuan: dalam waktu …x24 jam setelah dilakukan intervensi klien dapat memaksimalkan

status mentalnya dan tidak terjadi perubahan proses pikir.

Kriteria : mempertahankan orientasi realita umumnya dan mengenali perubahan dalam

berpikir/prilaku dan factor penyebab.

INTERVENSI RASIONAL

a)   Kaji proses pikir klien seperti memori,

rentang perhatian, orientasi terhadap

tempat, waktu, orang.

a)     Menentukan adanya kelainan pada proses

sensori.

b)   Catat adanya perubahan tingkah laku b)    Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat

beristirahat, sensitivitas meningkat, atau

mungkin berkembang menjadi psikotik yang

sesungguhnya.

c)   Orientasi klien pada tempat dan waktu c)     Bantu untuk mengembangkan dan

Page 12: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

mempertahankan kesadarasn pada realita

dan lingkungan.

d)   Hadirkan pada realitas secara terus

menerus dan secara gambling tanpa

melawan pikiran yang tidak logis.

d)    Membatasi reaksi yang menentang.

e)   Berikan tindakan yang aman seperti

bantalan penghalang pada tempat tidur,

pengikatan yang lembut, supervise yang

ketat.

e)     Mencegah trauma pada klien yang mengalami

haluinasi disorientasi.

Dx. 5 : Harga diri rendah b/d perubahan dalam kemampuan fungsi, perubahan

karakteristik tubuh

Tujuan: dalam waktu ….x 24 jam setelah dilakukan intervensi klien  tidak lagi mengalmi

harga diri rendah dengan perubahan penampilan tubuhnya atau menerima keadaan

dirinya.

Criteria: mengungkapkan penerimaan terhadap keadaan diri sendiri diungkapkan

sevara verbal, menunjukksn kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi

dengan ditandai oleh merencanakan tujuan yang realistic dan berpartisipasi aktif di 

dalam bekerja/bermain berhubungan dengan orang lain.

Intervensi Rasional

a)   Atur periode singkat untuk bicara tanpa

diganggu dan dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan tentang

keadaan nya, misalnya perubahan

penampilan, peran, pengaruh penyakit

pada pekerjaannya. Tunjukkan

perhatian bersikap tidak menghakimi.

a)   Membina hubungan dan meningkatkan

keterbukaan dengan pasaien. Membantu

dalam mengevaluasi berapa banyak masalah

yang dapat diubah oleh pasien.

b)   Kurangi stimulasi berlebihan pada

lingkungan, berikan ruang tersendiri jika

tidak ada indikasi. Sarankan pasien

untuk menggunkan keterampilan

manajemen stress. Misalnya tekhnik

relaksasi, visualisasi dan bimbingan

imajinasi.

b)   Meminimalkan perasaan stress, frustasi,

meningkatkan kemampuan koping dan

meningkatkan kemampuan mengendalikan 

diri.

c)   Dorong pasien untuk membuat daftar

bantuan orang terdekat dalam

menghadapi stress.

c)   Pasien tidak akan merasa sendiirian jika

bercerita pada orang lain dan meminta

bantuan memecahkan masalah. Ini juga

dapat memelihara pengertian dan merasa

Page 13: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

berguna dalam berhubungan dengan orang

lain.

d)   Dorong pasien untuk membuat pilihan

dan berpartisipasi dalam perawatan diri

sendiri.

d)   Dapat membantu meningkatkan kepercayaan

diri, memperbaiki harga diri, menurunkan

ppikiran terus menerus terhadap perubahan,

dan meningkatkan perasaan terhadap

pengendalian diri.

e)   Fokuskan pada perbaikan yang sedang

terjadi dan pengobatan misalnya,

menurunkan pigmentasi kulit,

menurunkan berat badan, meningkatkan

pertumbuhan rambut, dan perbaikan

siklus menstruasi normal.

e)   Ungkapan seperti ini dapat mengangkat

semangat pasien dan meningkatkan harga

diri.

f)    Sarankan untuk mengunjungi seseorang

yang penyakitnya telah terkontrol dan

gejalanya telah berkurang.

f)    Dapat menolong pasien untuk melihat has ail

dari pengobatan yang telah dilakukan.

g)   Rujuk ke pelayanan social, konseling

dan kelompok pendukung sesuai

kebutuhan.

g)   Pendektan secara komprehensif dapat

membantu memenuhi kebutuhan pasien

untuk memelihara tingkahlaku koping.

Dx. 6 : Kurang pengetahuan tentang: penyakit, prognosis, pengobatan b/d kurang

pemajanan/ mengingat, keterbatasan kognitif

Tujuan: dalam waktu ..X 24 jam setelah dilakukan intervensi klien mengerti tentang

penyakit yang dialami dan cara pengobatannya.

Criteria: mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, mengidentifikasi hubungan

tanda dan gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala dengan factor

penyebab

INTERVENSI RASIONAL

a)    Ciptakan lingkungan saling percaya

dengan mendengarkan penuh

perhatian, selalu ada untuk pasien.

a)   Menanggapi dan memperhatikan perlu

diciptakan sebelum pasien bersedia

mengambil bagian dalam proses belajar.

b)   Bekerja dengan pasien dalam menata

tujuan belajar yang  diharapkan

b)   Partisipasi dalam perencanaan 

meningkatkan antusias dan kerjasama

passion dengan prinsip-prinsip yang

dipelajari

c)    Pilih berbagai strategi belajar, seperti

tekhnik demonstrasi yang memerlukan

c)   Penggunaan cara yang berbeda tentang

mengakses informasi meningkatkan

Page 14: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

keterampilan dan biarkan pasien

mendemostrasikan ulang, gabungkan

keterampilan baru ini kedalam rutinitas

rumah sakit sehari-hari.

penerapan pada individu yang belajar.

d)   Diskusikan tentang rencana diet,

penggunaan makanan tinggi serat dan

cara untuk melakukan makan diluar

rumah.

d)   Kesadaran tentang pentingnnya control diet

akan membantu pasien dalam

merencanakan mmakan/mentaati

program.serat dapat memperlambat absorpsi

glukosa yang akan menurunkan fluktuasi

kadar gula dalam darah, tetapi dapat

menyebabkan  ketidak nyamanan pada

saluran cerna, flatus meningkat, dan

mempengaruhi absopsi vitamin/mineral.

e)    Tinjau ulang program pengobatan

meliputi awitan, puncak dan lamanya

dosis insulin yang diresepkan, bila

disesuaikan dengan pasien atau

keluarga.

e)   Pemahaman tentang semua aspek yang

digunakan obat meningkatkan penggunaan

yang tepat.

f)    Demostrasikan tekhnik penanganan

stress, seperti latihan napas dalam,

bimbingan imajinasi, dan mengalihkan

perhatian.

f)    Meningkatkan relaksasi dan pengendalian

terhadap respons stress ysng dapat

membantu untuk membatasi peristiwa

ketidakseimbangan glukosa.

g)   Identifikasi sumber-sumber yang ada di

masyarakat, bila ada

g)   Dukungan kontinu biasanya penting untuk

menopang perubahan gaya hidup dan

meningkatkan penerimaan atas diri sendiri.

h)    Identifikasi gejala hipoglikemia (mis.

Lemah, pusing, letargi, lapar, peka

rangsang, diaphoresis, pucat,

takikardia,tremor, sakit kepala, dan

perubahan mental) dan jelaskan

penyebabnya.

h)   Dapat meningkatkan deteksi dan pengobatan

lebih awal dan mencegah atau mengurangi

kejadiannya.

Dx. 7 : Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan

Tujuan: dalam waktu ..X 24 jam setelah dilakukan intervensi klien dapat  tenang

Kriteria: tampak rileks, melaporkan ansietas berkurang

INTERVENSI RASIONAL

a)   Observasi tingkah laku yang menunjukkan

tingkat ansietas.

a)    Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan

peka rangsang dan insomnia.ansietas berat

Page 15: Askep Hipofungsi Adrenokortikal.docx

yang berkembang kedalaman keadaan panik

dapat menimbulkan perasaan terancam,

terror, ketidakmampuan untuk bicara dan

bergerak.

b)   Tinggal bersama pasien,mempertahankan

sikap yang tenang. Mengakui atau menjawab

kekuatirannya dan mengizinkan prilaku

pasien yang umum.

b)   Menegaskan pada pasien atau orang

terdekat bahwa walaupun perasaan pasien

diluar control, lingkungannya tetap aman.

Menghindari respons pribadi pada ucapan

c)   Jelaskan prosedur,lingkungan disekeliling

atau suara yang mungkin didengar oleh

pasien.

c)    Memberi informasi akurat yang dapat

menurunkan distorsi/kesalahan interpretasi

yang dapat berperanan pada reaksi ansietas

atau ketakutan.

d)   Bicara yang singkat dengan kata yang

sederhana.

d)   Rentang perhatian mungkin menjadi

pendek,konsentrasi berkurang,yang

membatasi kemampuan untuk mengasimilasi

informasi.

e)   Kurangi stimulasi dari luar: tempatkan pada

ruangan yang tenang,berikan

kelembutan,music yang nyaman,kurangi

lampu yang terlalu terang,kurangi jumlah

orang yang berhubungan dengan pasien.

e)    Menciptakan lingkungan yang

terapeutik;menunjukkan penerimaan bahwa

aktivitas unit/personel dapat meningkatkan

ansietas pasien.

f)    Diskusikan dengan pasien atau orang

terdekat penyebab emosional yang

labil/reaksi psikotik.

f)    Memahami bahwa tingkah laku didasarkan

atas fisiologis dapat memungkinkan

respons/pendekatan yang

berbeda,penerimaan terhadap situasi.

g)   Rujuk pada system penyokong sesuai

dengan kebutuhan seperti konseling,ahli

agama,dan pelayanan social.

g)   Terapi penyokong yang terus menerus

mungkin dimamfaatkan/dibutuhkan pasien

atau orang terdekat jika krisis itu

menimbulkan perubahan gaya hidup pada

pasien itu sendiri.

Diposkan oleh myhusband.mywife di 20.05