askep jiwa_kel 2
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
1/48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan kejadian
yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.
Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umumberarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan
karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau
disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka
sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada
keinginan untuk mencari bantuan kepada orang lain.
Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat
apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri tentang
pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah,
sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2004).
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan.
Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi danmenerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima
kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut.
Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami
kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan
sosial yang serius.
Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan
asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga
Page | 1
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
2/48
yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami
kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami
kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat berakhir karena
perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan
pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan
keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).
B. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang kami angkat dari makalah ini adalah bagaimana
asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka disfungsional.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:
1. Tujuan umum
a. Mengetahui konsep kehilangan dan berduka.
b. Mengetahui asuhan keperawatan pada kehila.ngan dan berduka disfungsional
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui jenis-jenis kehilangan.
b. Menjelaskan konsep dan teori dari proses berduka.
c. Mengetahui faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan.
Page | 2
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
3/48
BAB II
PEMBAHASAN
I. Konsep Dasar dan Teori
A. Pengertian kehilangan (loss)
Menurut Iyus yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007, Kehilangan adalah suatu
keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama
rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehilangan merupakan suatu
keadaan gangguan jiwa yang biasa terjadi pada orang- orang yang menghadapi suatu keadaan
yang berubah dari keadaan semula (keadaan yang sebelumya ada menjadi tidak ada).
B. Pengertian Berduka Cita (Grieving)
Grieving adalah reaksi emosional dari kehilangan dan terjadi bersamaan dengan
kehilangan baik karena perpisahan, perceraian maupun kematian.
Bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan selama individu melewati rekasi
Page | 3
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
4/48
C. Tipe kehilangan
1. Actual Loss
Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, sama dengan
individu yang mengalami kehilangan. Contoh : kehilangan anggota badan, uang,
pekerjaan, anggota keluarga.
2. Perceived Loss ( Psikologis )
Kehilangan Sesuatu yang dirasakan oleh individu bersangkutan namun tidak dapat
dirasakan / dilihat oleh orang lain. Contoh : Kehilanga masa remaja, lingkungan yang
berharga.
3. Anticipatory Loss
Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi. Individu memperlihatkan
perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan yang akan berlangsung.
Sering terjadi pada keluarga dengan klien (anggota) menderita sakit terminal.
D. Etiologi
Kehilangan dan berduka dapat disebabkan oleh
1. Kehilangan objek eksternal.
Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi
usang berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam. Kedalaman berduka
yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang bergantung pada nilai yang
dimiliki orng tersebut terhadap nilai yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda
tersebut.
2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal
mencakup lingkungan yang telah dikenal Selama periode tertentu atau kepindahan
secara permanen. Contohnya pindah ke kota baru atau perawatan dirumah sakit.
3. Kehilangan orang terdekat
Page | 4
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
5/48
Orang terdekat mencakup orangtua, pasangan, anak-anak, saudara sekandung,
guru, teman, tetangga, dan rekan kerja. Artis atau atlet terkenal mumgkin menjadi
orang terdekat bagi orang muda. Riset membuktikan bahwa banyak orang
menganggap hewan peliharaan sebagai orang terdekat. Kehilangan dapat terjadi akibat
perpisahan atau kematian.
4. Kehilangan aspek diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau
psikologis. Orang tersebut tidak hanya mengalami kedukaan akibat kehilangan tetapi
juga dapat mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri.
5. Kehilangan hidup
Kehilangan dirasakan oleh orang yang menghadapi detik-detik dimana orang
tersebut akan meninggal.
E. Manifestasi Klinis
1. Perasaan sedih, menangis.
2. Perasaan putus asa, kesepian
3. Mengingkari kehilangan
4. Kesulitan dalam mengekspresikan perasaan
5. Konsenterasi menurun
6. Kemarahan yang berlebihan
7. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
8. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
9. Reaksi emosional yang lambat
10. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas
Page | 5
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
6/48
F. Tahapan Proses Kehilangan Dan Berduka
Menurut Kubler Ross ( 1969 ) terdapat 5 tahapan proses kehilangan:
1. Denial ( Mengingkari )
a. Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak
percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan
mengatakan Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi, itu tidak
mungkin.
b. Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan
terus menerus mencari informasi tambahan.
c. Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah,
pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis
gelisah, tidak tahu harus berbuat apa.
2. Anger ( Marah )
a. Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya
kehilangan.
b. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering
diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu
atau ditujukan kepada dirinya sendiri.
c. Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak
pengobatan , dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus.
d. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah,nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
3. Bergaining ( Tawar Menawar )
a. Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahan
Tuhan.
b. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata kalau saja kejadian itu
bisa ditunda maka saya akan sering berdoa.
Page | 6
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
7/48
c. Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya
sebagai berikut sering dijumpai kalau yang sakit bukan anak saya.
d. Cenderung menyelesaikan urusan yang bersifat pribadi, membuat surat
warisan, mengunjungi keluarga dsb.
4. Depression ( Bersedih yang mendalam)
a. Klien dihadapkan pada kenyataan bahwa ia akan mati dan hal itu tidak bias
di tolak.
b. Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri,
tidak mudah bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik
dan menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan,
perasaan tidak berharga.
c. Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, ,susah tidur,
letih, dorongan libido menurun.
5. Acceptance (menerima)
a. Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.
b. Menerima kenyataan kehilangan, berpartisipasi aktif, klien merasa
damai dan tenang, serta menyiapkan dirinya menerima kematian.
c. Klien tampak sering berdoa, duduk diam dengan satu focus pandang,
kadang klien ingin ditemani keluarga / perawat.
d. Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti saya
betul-betul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manisjuga, atau Sekarang saya telah siap untuk pergi dengan tenang setelah saya
tahu semuanya baik.
II.Teori Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka
A. Pengkajian
Page | 7
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
8/48
Pengkajian meliputi upaya mengikuti dan mendengarkan isi duka cita klien :
apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa
yang mereka pikir dan rasakan adalah:
1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan
2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan
3. Perilaku koping yang adekuat selama proses
1). Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi tentang respon kehilangan adalah:
a) Faktor genetik
b) Kesehatan jasmani
c) Kesehatan mental
d) Pengalaman kehilangan di masa lalu
e) Struktur kepribadian
2). Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan. Kehilangan
kasih sayang secara nyata atau imajinasi individu seperti kehilangan bio-psiko-sosial
antara lain:
a) Kehilangan kesehatan
b) Kehilangan fungsi seksualitas
c) Kehilangan peran dalam keluarga
d) Kehilangan posisi di masyarakat
Page | 8
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
9/48
e) Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
f) Kehilangan kewarganegaraan
3). Mekanisme koping
Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain
denial, represi,intelektualisasi, regresi, disosiasi, supresi dan proyeksi yang digunakan
untuk menghindari intensitas stress. Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada
pasien depresi yang dalam.
4). Respon spiritual
a) Kecewa dan marah terhadap tuhan
b) Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan
c) Tidak memiliki harapan atau kehilangan makna
5). Respon Fisiologis
a) Sakit kepala, insomnia
b) Gangguan nafsu makan
c) Berat badan turun
d) Tidak bertenaga
e) Palpitasi, gangguan pencernaan
f) Perubahan sistem imun dan endokrin
6). Respon Emosional
a) Merasa sedih, cemas
Page | 9
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
10/48
b) Kebencian
c) Merasa bersalah
d) Perasaan mati rasa
e) Emosi yang berubah-ubah
f) Penderitaan dan kesepian yang berat
g) Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau benda
yang hilang
h) Depresi, apatis, putus asa selama fase disorganisasi
i) Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri
7). Respon kognitif
a) Gangguan asumsi dan keyakinan
b) Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
c) Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
d) Percaya kepada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal
adalah pembimbing
8). Perilaku
Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku berikut ini :
a) Menangis tidak terkontrol
b) Sangat gelisah, perilaku mencari
c) Iritabilitas dan sikap bermusuhan
d) Kemungkinan menyalahgunakan obat dan alkohol
e) Kemungkinan melakukan gestur, upaya bunuh diri, atau pembunuhan
Page | 10
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
11/48
f) Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi
Analisa Data
1. Data subjektif:
a. Merasa sedih
b. Merasa putus asa dan kesepian
c. Kesulitan mengekspresikan perasaan
d. Konsentrasi menurun
2. Data objektif:
a. Menangis
b. Mengingkari kehilangan
c. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
d. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
e. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Dukacita maladaptif yang berhubungan dengan kehilangan kesehatan dan
penyakit terminal
2. Dukacita maladaptif yang berhubungan dengan kehilangan orang terdekat
3. Gangguan penyesuaian yang berhubungan dengan berduka yang tidak selesai
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
respon dukacita yang tertahan
5. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan stres karena respons berduka
Page | 11
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
12/48
6. Isolasi sosial yang berhubungan dengan sumber pribadi tidak adekuat
7. Distres spiritual (distres jiwa manusia) yang berubungan dengan perpisahan dari
ikatan keagamaan dan kultural
8. Perubahan koping keluarga yang berhubungan dengan menderita dan tidak
mampu menerima atau bertindak secara efektif dalam kaitannya dengan
kebutuhan klien
9. Perubahan proses keluarga yang berhubungan denan transisi atau krisis situasi
C. Intervensi keperawatan
Intervensi untuk klien yang berduka :
1. Kaji persepsi klien makna kehilangannya. Izinkan penyangkalan yang adaptif
2. Dorong atau bantu klien untuk mendapatkan dan menerima dukungan
3. Dorong klien untuk mengkaji pola koping ada situasi kehilangan masa lalu saatini
4. Dorong atau bantu klien untuk meninjau kekuatan dan kemampuan personal.
5. Dorong klien untuk merawat dirinya sendiri
6. Tawarkan makanan pada klien tanpa memaksanya untuk makan
7. Gunakan komunikasi yang efektif
a) Tawarkan kehadiran dan pertanyaan terbuka
b) Dorong penjelasan
c) Ungkapkan hasil observasi
d) Gunakan refleksi
e) Cari validasi persepsi
Page | 12
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
13/48
f) Berikan informasi
g) Nyatakan keraguan
h) Gunakan teknik memfokuskan
i) Berupaya menerjemahkan dalam bentuk perasaan
8. Bina hubungan dan pertahankan hubungan interpersonal seperti
a) Kehadiran yang penuh perhatian
b) Menghormati proses berduka klien yang unik
c) Menghormati keyakinan personal klien
d) Menunjukkan sikap yang dapat dipercaya,jujur, dapat diandalkan,
konsisten
e) Inventori diri secara periodik akan sikap dan masalah yang berhubungan
dengan kehilangan
D. Evaluasi
1) Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan
2) Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap kehilangan
3) Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain
4) Klien mempunyai koping yang efektif dalam mengatasi masalah akibat
kehilangan.
5) Klien mampu minum obat dengan cara yang benar.
Page | 13
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
14/48
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Askep Kasus
Kasus :Page | 14
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
15/48
Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan
sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal karena
kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ny. M sering melamun dan selalu mengatakan jika
suaminya belum meninggal. Selain itu, Ny. M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain
dan merasa gelisah sehingga susah tidur.
1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 33 Tahun
Tanggal Pengkajian : 12 03 2012
RM No. : 09.02.01.0570
B. Alasan Masuk
Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah seminggu yang
lalu suami Ny. M meninggal.
C. Keluhan Utama
Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian, tidak berminat dalam berinteraksi
dengan orang lain, mengingkari kehilangan, tidak berminat dalam berinteraksi dengan
orang lain.
D. Faktor Predisposisi
1) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak
2) Pengobatan sebelumnya : tidak berhasil
Page | 15
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
16/48
3) Trauma
Jenis trauma Usia Pelaku Korban saksi
Kehilangan 30 tahun Anak Ny. M Ny. M
Aniaya fisik
Penolakan
Kekerasan
dalam keluarga
Tindakan
kriminal
Lain-lain
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
1. Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
2. Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya
3. Pasien perana kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun,
Masalah keperawatan : Berduka disfungsional
4. Adakah anggota keluarga yang gangguan jiwa : Tidak ada
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
Pasien pernah mengalami kehilangan suami dan anaknya.
Masalah keperawatan : Berduka disfungsional
E. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg N : 90 x/mnt
Page | 16
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
17/48
S : 36 C RR : 24 x/mnt
2. Ukuran
BB : 46 Kg TB : 168 Cm
3. Keluhan fisik : Ada
Jelaskan : Pasien mengeluhkan nyeri kepala, sakit pada perut.
Masalah keperawawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
F. Psikososial
1. Genogram :
2. Konsep diri :
Page | 17
Ny.
M
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
18/48
a. Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena bagian perutnya
perna ada bayi buah hatinya.
b. Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga
c. Peran : pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya mengharapkan
penghasilan suaminya.
d. Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan klien
mengingkari saat kehilangan suaminya.
e. Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi anak
dan suaminya.
Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan
4. Hubungan social :
a. Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya
tetapi ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering
mengikuti kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah tangga.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah suami Ny.
M meninggal, Ny. M tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial
5. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam
b. Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun
Masalah keperawatan : tidak ada
F. Status Mental
1. Penampilan
Page | 18
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
19/48
Pasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi klien tidak ada
perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu makan).
Masalah keperawatan : Anoreksia
2. Pembicaraan
Lambat, pasien berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun harus sedikit
dipaksa terlebih dahulu.
Masalah keperawatan : tidak ada
3. Aktivasi motorik
Lesu, pasien hanya berdiam diri di kamar atau di taman dan jarang beraktifitas.
Masalah keperawatan : devisit aktivitas
4. Afek dan emosi
a. Afek
Datar, wajah pasien tanpa ekspresi
b. Alam perasaan (emosi)
Menangis
Masalah keperawatan : Resiko menganiaya diri
6. Interaksi selama wawancara :
a. Kontak mata kurang
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi
Page | 19
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
20/48
7. Persepsi sensorik
Apakah ada gangguan : ada
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada
a) Proses pikir (arus dan bentuk pikir) : normal
b) Isi pikir : normal
8. Tingkat kesadaran
Bingung, klien menginkari kehilangan suaminya.
Terdapat gangguan orientasi orang
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
9. Memori
Masih ingat dengan semua kejadian termasuk saat pemakaman suaminya namun
tidak menerima kenyataan tersebut.
Masalah keperawatan : tidak ada
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tidak mampu berkonsentrasi
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
11. Kemampuan penilaian
Page | 20
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
21/48
Klien takut atau cemas, bagaimana dia hidup tanpa suaminya
Masalah keperawatan : Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa
yang akan datang setelah kehilangan suaminya
12. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang di deritanya, menanggap dirinya tidak mengalami
sakit dan hanya sedih saja
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
H. Kebutuhan Perencanaan Pulang
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan :
Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak
Makanan
Keamanan
Perawatan Kesehatan
Pakaian
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan
2. Kegiatan hidup sehari hari
a. Perawatan diri
Kegiatan hidup sehari-hari Bantuan total Bantuan minimal
Page | 21
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
22/48
Mandi
Kebersihan
Makan
BAK
BAB
Ganti Pakaian
Masalah keperawatan : tidak ada
b. Nutrisi
1) Apakah anda puas dengan pola makan anda ? puas
2) Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak
3) Frekuensi makan sehari : 3 Kali, dan frekuensi kudapan sehari : 2 kali
4) Nafsu makan : Menurun
5) Berat badan : menurun
BB saat ini : 46 Kg
BB terendah : 46 Kg
BB tertinggi : 55 Kg
Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Tidur
1) Apakah ada masalah tidur, Ya, susah untuk memulai tidur
2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur, Tidak
3) Apakah ada kebiasaan tidur siang, Tidak ada
4) Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak ada
5) Tidur malam jam : 11.00 WIB bangun jam : 04.00
Page | 22
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
23/48
Rata rata tidur malam : 5 jam
6) Apakah ada gangguan tidur : sulit untuk tidur
Masalah keperawatan : gangguan pola tidur
3. Kemampuan klien dalam hal hal berikut ini :
a) Mengantisipasti kebutuhan sendiri : Ya
b) Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Tidak
c) Mengatur penggunaan obat : Tidak
d) Melakukan pemeriksaan kesehatan : Tidak
Masalah keperawatan : konflik pengambilan keputusan
4. Klien memiliki system pendukung
a) Keluarga : Ada
b) Terapis : Ada
c) Teman sejawat : Tidak ada
d) Kelompok social : Tidak ada
Jelaskan : keluarga dan perawat mendukung kesembuhan pasien dengan
memotivasi bahwa dia bisa sehat kembali dan bisa gembira lagi
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?
Tidak Menikmati, pasien lebih senang berdiam diri
Masalah keperawatan : Defisit aktifitas
I.Mekanisme Koping
Page | 23
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
24/48
ADAPTIF
Bicara dengan orang lain
Mampu menyelesaikan masalah
Teknik Relaksasi
Aktivitas Konstriktif
Olah raga
Lain-lain
MALADAPTIF
Minum alkohol
Reaksi lambat/belebihan
Bekerja berlebihan
Menghindar
Menciderai diri
Lain-lain
Pasien belum mampu melakukan koping yang efektif terhadap dirinya
Masalah keperawatan : koping individu tak efektif
J. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok : Tidak ada
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
3. Spesifiknya : lebih suka menyendiri
4. Maslah dengan pendidikan : Tidak ada
5. Masalah dengan pekerjaan : Tidak ada
6. Masalah dengan perumahan : Tidak ada
7. Masalah dengan ekonomi : ada
Page | 24
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
25/48
8. Masalah dengan pelayanan kesehatan : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada
K. Pengetahuan Kurang Tentang
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal ?
Koping, pasien belum mampu melaksanakan koping terhadap dirinya
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan
L. Aspek Medis
Diagnose medic :
Depresi
Terapi medic :
Diazepam
Masalah keperawatan : Tidak ada
M.Daftar Masalah Keperawatan
1. Sindroma trauma perkosaan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
N. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Berduka disfungsional
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Page | 25
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
26/48
3. Pengingkaran kehilangan
4. Kerusakan komunikasi social
5. Anoreksia
6. Devisit aktivitas
7. Resiko menganiaya diri
8. kerusakan komunikasi
9. perubahan proses piker
10. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
11. gangguan pola tidur
12. konflik pengambilan keputusan
13. Defisit aktifitas
14. koping individu tak efektif
15. Kurang pengetahuan
2. Analisa Data
TGL DATA MASALAH TTD12/03/12 DS : Pasien mengatakan kenapa orang yang
disayanginya selalu pergi meninggalkannya
DO : Pasien tanpak menangis
Kehilangan
Disfungsional
12/03/12 DS : Pasien mengatakan nafsu makannya
menurun, makannya juga sedikit
DO : BB Pasien 46 Kg (Kurus), sisa makanan
pasien masih banyak, kondisi lemas
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Tubuh
12/03/12 DS : Pasien mengatakan tidak semangat
bahwa suaminya sekarang sedang bekerja
DO : Pasien tanpak menunggu suaminya
pulang
Pengingkaran
kehilangan
Page | 26
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
27/48
12/03/12 DS : Pasien mengatakan susah untuk
memulai tidur
DO : Pasien gelisah dan tidur larut malam
Gangguan pola tidur
3. Pohon Masalah
KOP
Page | 27
DEFISIT AKTIVITAS
KOPING INDIVIDU TAK
KEHILANGAN DAN DUKA
MK 2 : ISOLASI
SOSIAL
MK 3 :
ANSIETAS
MK 1 :
KEHILANGAN
DISFUNGSIONAL
DAN
PENGINGKARAN
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
28/48
4. Rencana Keperawatan Jiwa
No. TglNo.
Dx
PerencanaanRasionalTujuan KH Tindakan keperawatan
1. 1 Setelah dialakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 x 24 jam,Ny. M dapat
menyelesaikan
masa berkabung
dengan tuntas.
1.Ny. M dapat
mengerti arti sakit
dan kematian
2.Ny. M dapatmengungkapkan
perasaaanya
3.Ny. M dapat
mengurangi rasa
bersalah melalui
proses berkabung.
1. Membina hubungan saling
percaya antara Ny. M,
keluarga, dengan sikap jujur,
menerima, ikhlas, dan empati2. Menunjukan perhatian
pada Ny. M baik melalui kata-
kata maupun dengan sikap.
3. Menanyakan kepada Ny.
M pengalamannya tentang
kematian.
4. Menjelaskan pada Ny. M
bahwa suaminya meninggal
bukan tidur.
5. Meminta kepada keluarga/orang yang berarti agar
menemani Ny.M selama masa
berduka bila perlu mengijinkan
untuk tinggal bersama mereka.
1. Hubungan saling percaya,
dapat memudahkan dalam
tindakan seterusnya.
2. Sebagai wujud perhatian
kita
3. Untuk mengetahui
pengalaman kehilangan dan
berduka klien sebelumnya
4. Untuk meyakinkan Ny.M
bahwa suaminya telah
meninggal
5. Agar Ny.M tidak merasa
Page | 28
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
29/48
6. Mendorong Ny.M untuk
mengungkapkan perasaannya
dengan menanyakan apa yang
dipikirkan selama suaminya
masih hidup sampai sekarang.
7. Menjelaskan pada Ny.M
bahwa suaminya meninggalbukan karena akibat dia.
8. Menejlaskan kepada Ny.
M bahwa orang yang sudah
meninggal tidak perlu ditangisi
sendirian setelah kepergian
suaminya
6. Untuk mengetahui
ungkapan perasaan dari klien
7. Agar Ny. M tidak merasa
bersalah atas kematian suaminya
8. Agar Ny. M tidak terus
menangis dan bersedih2. 1 Setelah dialakukan
tindakankeperawatan
selama 1 x 24 jam
Pasien dapat
melalui fase
1. Pasien dapat
mengungkapkanpenginkaran
2. Pasien dapat
menerima
kenyataan
1. Mendorong pasien untuk
mengungkapkanpengingkarannya tanpa
memaksa untuk menerima
kenyataan.
1. Membantu klien untuk
mengungkapkan perasaanpengikaran terhadap kehilangan
Page | 29
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
30/48
pengingkarannya
dengan wajar tanpa
kesulitan
2. Mendengarkan dengan penuh
minat dan perhatian apa yang
dikatakan oleh pasien.
3. Menjelaskan kepada pasien,
bahwa perasaan tersebut wajar
terjadi pada orang yang
mengalami kehilangan.4. Membantu pasien untuk
memakai mekanisme koping
yang lain seperti menangis /
berbicara.
5. Mengikutsertakan orang yang
berarti bagi pasien untuk
menjelaskan apa yang telah
terjadi.
6. Meningkatkan kesadaran
pasien secara bertahap tentang
kenyataan kehilangan yang
harus dihadapi.
7. Memberi dukungan atas usaha
pasien untuk menerima
kenyataan.
2. Sebagai bentuk / sikap untuk
meyakinkan klien
3. Untuk meyakinkan klien akan
kematian itu pasti
4. Untuk menghindari tindakan
yang beresiko lainnya.
5. Untuk meyakinkan klien
mengenai hal yang sebenarnya
terjadi
6. Meningkatkan kesadaran klien
akan kehilangan
Page | 30
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
31/48
8. Membantu klien untuk
mencoba mengungkapkan rasa
marahnya.
9. Menjawab semua pertanyaan
pasien dengan singkat dan
jelas.
10.Memberi dukungan secaranonverbal.
7. Sebagai motivasi dan dukungan
klien untuk menerima kenyataan
8. Sebagai bentuk ungkapan
perasaan klien
9. Sebagai bentuk umpan balik
yang positif bagi klien
10.Sikap yang dapat
membangkitkan semangat2 Setelah dilakukan
tindakankeperawatan
selama 3 x 24 jam,
pasien lebih
merasa dihargai
1. Pasien
merasa lebihpercaya diri
2. Pasien dapat
berkomunikasi
dengan
1. Bantu klien untuk dapat
beradptasi dengan lingkunganbarunya.
2. Mengidenfikasi
kemampuan dan aspek positif
1. Dapat memudahkan klien
beraktivitas dengan lingkungandan keadaan barunya
2. Mengetahui kemampuan
dan aspek positif yang dimiliki
pasien
Page | 31
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
32/48
dan mampu
berinteraksi dengan
lingkungannya
lingkungannya yang dimiliki pasien
3. Membantu pasien menilai
kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
4. Membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan
pasien
5. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
6. Memberikan pujian yang
wajar terhadap keberhasilan
pasien
7. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
3. Agar pasien merasa lebih
berguna
4. Mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki pasien
5. Agar pasien bisa
meningkatkan kemampuannya
6. Dengan diberi pujian pasien
merasa dihargai
7. Mengisi waktu luang pasien
3 Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24 jam,
1. Klien dapat rileks
2. Kecemasan
berkurang
1. Tunjukkan respon menerima
klien
2. Berikan respon empati dengan
berfokus pada perasaan bukan
1. Untuk menyakinkan klien
2. Sebagai umpan yang positif bagi
klien
Page | 32
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
33/48
pasien dapat
mengurangi
ansietas akan
kehilangan di masa
depan
pada kenyataan yang terjadi.
3. Bantu klien untuk
mengekspresikan perasaannya.
4. Bantu klien untuk menurunkan
tingkat kecemasannya :
a. Sediakan waktu untuk
berdiskusi dan bina hubunganyang sifatnya supportif.
b. Beri waktu untuk klien
berespon.
c. Beri perawatan individu
sebagai manusia layaknya.
d. Diskusikan tentang masalah
yang dihadapi klien tanpa
memintanya untuk
menyimpulkannya.
e. Identifikasi pemikiran yang
negatif dan Bantu untuk
menurunkannya melalui
interupsi atau substitusi.
f. Bantu klien untuk
meningkatkan pemikiran yang
3. Agar klien bisa merasa lega
4.
Page | 33
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
34/48
positif.
g. Evaluasi ketepatan persepsi
klien, logika dan kesimpulan
yang dibuat klien.
Page | 34
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
35/48
5. Evaluasi Keperawatan
NO. TglNo.
DXEvaluasi TTD
1. 20-11- 2011
1 S : Pasien mengatakan bahwa kematian sudahkehendak tuhan
O :
1. Pasien tampak lebih tenang
2. Pasien tanpak tidak menangis
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan2. 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa berkomunikasi
dengan keluarga dan masyarakat
O : Pasien terlihat berbicara dengan anggota
keluarga
A : masalah teratsi
P : Intervensi dihentikan3. 3 S : Pasien sudah tidak cemas lagi
O : Pasien Nampak terlihat berbicara dengan pasien
atau perawat lainA : maslah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
Page | 35
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
36/48
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA
(SP 1)
I. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ibu M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan
sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu, suami Ibu M meninggal karena
kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ibu M sering melamun dan selalu mengatakan jika
suaminya belum meninggal. Selain itu, Ibu M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain
dan merasa gelisah sehingga susah tidur.
2. Diagnosa keperawatan
Kehilangan Disfungsional & Pengingkaran kehilangan berhubungan dengan koping
individu tidak efektif terhadap respon kehilangan pasangan
3. Tujuan khusus
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien dapat
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat
b) Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannyac) Klien merasa lebih tenang
4. Tindakan keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam
terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien
b) Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap
perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi
c) Ajarkan klien teknik relaksasi
Page | 36
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
37/48
II. Strategi pelaksanaan
A. Tahap orientasi
1. Salam terapeutik:
Assalamualaikum, selamat pagi Ibu M. Saya Iriana, Ibu bisa memanggil saya suster
Yana. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya
yang akan merawat Ibu. Nama Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?
2. Evaluasi / validasi:
Baiklah, bagaimana keadaan Ibu M hari ini?
3. Kontrak:
a.Topik :
Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang keadaan ibu?
b.Waktu :
Saya rasa 30 menit cukup Bu. Ibu bersedia?
c.Tempat :
Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.
B. Tahap kerja
1. Baiklah Ibu M, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu M saat ini?
2. Saya mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi sebenarnya
memang suami Ibu telah meninggal. Sabar ya, Bu
3. Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi coba Ibu pikir, jika Ibu
pulang ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu dengan suami Ibu karena beliau memang
sudah meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, Bu. Ibu harus berusaha menerima
kenyataan ini.
4. Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan. Meninggalnya suami
Ibu juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup. Tidak ada satu orang
pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun Ibu sendiri.
5. Ibu sudah bisa memahaminya?
Page | 37
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
38/48
6. Ibu tidak perlu cemas. Umur Ibu masih muda, Ibu bisa mencoba mencari pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ibu. Saya percaya Ibu mempunyai keahlian yang
bias digunakan. Ibu juga tidak akan hidup sendiri. Ibu masih punya saudara-saudara,
anak-anak dan orang lain yang sayang dan peduli sama Ibu.
7. Untuk mengurangi rasa cemas Ibu, sekarang Ibu ikuti teknik relaksasi yang saya
lakukan. Coba sekarang Ibu tarik napas yang dalam, tahan sebentar, kemudian
hembuskan perlahanlahan.
8. Ya, bagus sekali Bu, seperti itu.
C. Tahap terminasi
1. Evaluasi:
a) (subjektif): Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai memahami
kondisi yang sebenarnya terjadi?
b) (objektif) : Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu dapatkan dari
perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi yang telah kita lakukan.
2. Tindak Lanjut :
Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat melakukan teknik
tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima dengan kenyataan ini, Ibu dapat
mengingat kembali perbincangan kita hari ini.
3. Kontrak yang akan datang:
Sudah 30 menit ya, Bu. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup. Besok sekitar
jam 09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan tentang hobi Ibu. Mungkin
besok kita bisa berbincang-bincang di taman depan ya Bu. Apa ada yang ingin Ibu
tanyakan? Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya Bu. Assalamualaikum.
Page | 38
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
39/48
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA
(SP 2)
I. Proses keperawatan
1. Pengkajian
Pada pertemuan kedua, Ibu M sudah mulai menunjukkan rasa penerimaan terhadap
kehilangan. Namun, ia masih menarik diri dari lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Ia
juga masih melamun dan merasa gelisah sehingga tidurnya tidak nyenyak.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial berhubungan dengan koping individu tidak efektif terhadap respon
kehilangan pasangan
3. Tujuan khusus
Klien tidak menarik diri lagi dan dapat membina hubungan baik kembali dengan
lingkungannya maupun dengan orang-orang di sekitarnya
4. Tindakan keperawatan
a) Libatkan klien dalam setiap aktivitas kelompok, terutama aktivitas yang ia sukai
b) Berikan klien pujian setiap kali klien melakukan kegiatan dengan benar
II. Strategi pelaksanaan
A. Tahap orientasi
1. Salam terapeutik:
Page | 39
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
40/48
Assalamualaikum, selamat pagi Ibu M. Masih ingat dengan saya Bu? Ya, betul sekali.
Saya suster Yana, Bu. Seperti kemarin, pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan
saya yang akan merawat Ibu.
2. Evaluasi validasi:
Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa sudah lebih baik dari kemarin? Bagus kalau
begitu
3. Kontrak:
Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, Bu. Hari ini kita bertemu untuk
membicarakan hobi Ibu di taman depan. Saya rasa 30 menit seperti kemarin cukup ya,
Bu.
B. Tahap kerja
1. Nah, Bu. Apakah Ibu sudah memikirkan hobi yang Ibu senangi?
2. Ternyata Ibu hobi bermain voli ya? Tidak semua orang bisa bermain voli lho, Bu.
3. Selain bermain voli, apa Ibu mempunyai hobi yang lain lagi?
4. Wah, ternyata Ibu juga hobi menyanyi, pasti suara Ibu bagus. Bisa Ibu menunjukkan
sedikit bakat menyanyi Ibu pada saya?
5. Wah ternyata Ibu memang berbakat menyanyi, suara Ibu juga cukup bagus.
6. Ngomong-ngomong tentang hobi Ibu bermain voli, berapa sering Ibu biasanya
bermain voli dalam seminggu?
7. Cukup sering juga ya Bu. Pasti kemampuan Ibu dalam bermain voli sudah terlatih.
8. Apa Ibu pernah mengikuti lomba voli? Wah, ternyata Ibu hebat juga ya dalam
bermain voli. Buktinya, Ibu pernah memenangi lomba voli antarwarga di daerah rumah
Ibu.
9. Nah, bagaimana kalau sekarang Ibu saya ajak bergabung dengan yang lain untukbermain voli? Tampaknya di sana banyak orang yang juga ingin bermain voli. Ibu bisa
melakukan hobi Ibu ini bersama-sama dengan yang lain.
10. Ibu-ibu, kenalkan, ini Ibu M. Ibu M juga akan bermain voli bersama-sama. Ibu M ini
jago bermain voli, lho.
11. Nah, sekarang bisa Ibu tunjukkan teknik-teknik yang baik dalam bermain bola
voli?
12. Wah, bagus sekali Bu. Ibu hebat.
Page | 40
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
41/48
13. Ibu M, saat Ibu sedang merasa emosi tapi tidak mampu meluapkannya, Ibu bisa
melakukan kegiatan ini bersama-sama yang lain. Selain itu, kegiatan ini juga dapat
membuat Ibu berhubungan lebih baik dengan yang lainnya dan Ibu tidak merasa kesepian
lagi.
C. Tahap terminasi
1. Evaluasi:
(subjektif): Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa sudah lebih baik dibandingkan
kemarin?
(objektif): Sekarang coba Ibu ulangi lagi apa saja manfaat yang dapat Ibu dapatkan
dengan melakukan kegiatan yang Ibu senangi.
2. Tindak Lanjut :
Baiklah Bu, kalau begitu Ibu dapat bermain voli saat Ibu sedang merasa emosi. Atau Ibu
dapat melakukan kegiatan ini paling tidak dua kali dalam seminggu.
3. Kontrak yang akan datang:
Nah, waktu kita sudah hampir habis ya Bu. Besok jam 08.00 setelah makan pagi, sayaakan kembali lagi untuk mengajarkan Ibu cara meminum obat dengan benar. Kita ketemu
di ruangan Ibu saja, ya? Apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak, saya
permisi dulu ya, Bu. Assalamualaikum.
Page | 41
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
42/48
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA
(SP 3)
I. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Pada pertemuan ketiga, Ibu M sudah mulai tidak banyak melamun dan mulai
membuka dirinya kepada orang-orang sekitarnya. Ibu M juga mau membalas sapaan
ataupun senyuman jika ada perawat ataupun orang lain yang menyapanya ataupun
tersenyum padanya. Namun, Ibu M mengaku ia masih terbayang akan suaminya saat ia
akan tidur. Hal tersebut membuat Ibu M merasa gelisah, tidur tidak nyenyak, bahkan sulittidur.
2. Diagnosa keperawatan
Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang setelah kehilangan
pasangan
3. Tujuan khusus
a) Klien dapat mengetahui aturan yang benar dalam meminum obat
Page | 42
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
43/48
b) Ansietas klien berkurang sehingga klien dapat tidur dengan nyenyak
4. Tindakan keperawatan
a) Ajarkan klien cara meminum obat dengan benar
b) Awasi klien saat minum obat
II. Strategi Pelaksanaan
A. Tahap orientasi
1. Salam terapeutik:
Assalamualaykum, selamat pagi Ibu M.
2. Evaluasi validasi:Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa semalam Ibu bisa tidur dengan nyenyak?
3. Kontrak:
Ibu tidak bisa tidur dengan nyenyak ya? Baiklah, sesuai dengan janji kita yang kemarin,
saya akan memberitahu Ibu obat yang harus Ibu minum untuk mengurangi kecemasan Ibu
dan agar Ibu dapat tidur dengan nyenyak. Saya rasa 15 menit saja cukup ya Bu, di kamar
ini saja.
B. Tahap kerja
1. Nah, kita langsung mulai saja ya Bu. Ini ada beberapa macam obat-obatan yang
harus Ibu minum.
2. Ini obatnya ada dua macam ya Bu. Yang warna putih ini namanya BDZ. Fungsi dari
obat ini agar pikiran Ibu bisa lebih menjadi tenang. Kalau pikiran Ibu tenang, Ibu bias
tidur dengan nyenyak.
3. Kemudian, yang warna kuning ini adalah HLP. Ini juga harus Ibu minum agar
perasaan Ibu bisa rileks dan Ibu tidak lagi merasakan cemas yang berlebihan.
4. Nah Bu, semua obat ini diminum tiga kali sehari ya Bu, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan
jam 7 malam. Masing-masing obat satu butir saja. Obat-obatan ini juga harus diminum
setelah Ibu makan.
5. Apa Ibu mempunyai keluhan dalam meminum obat?
6. Ooh, jadi Ibu tidak tahan dengan rasa pahitnya ya? Kalau begitu, setelah Ibu minum
obat Ibu bisa memakan permen agar rasa pahitnya dapat berkurang.
Page | 43
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
44/48
7. Jika setelah minum obat ini mulut Ibu menjadi terasa kering sekali, Ibu bisa minum
banyak air untuk mengatasinya agar mulut Ibu tidak kering.
8. Tapi jika ada efek samping yang berlebihan seperti gatal-gatal, pusing, atau mual,
Ibu bisa panggil saya atau perawat lain yang sedang bertugas.
9. Nah, sebelum ibu meminum obatnya, pastikan dulu ya Bu, obatnya sesuai atau tidak.
Ibu juga jangan lupa perhatikan waktunya agar obat tersebut dapat diminum tepat waktu.
C. Tahap terminasi
1. Evaluasi:
(subjektif): Apa Ibu sudah mengerti apa saja obat yang harus Ibu minum dan
bagaimana prosedur sebelum meminumnya?
(objektif): Bagus. Kalau Ibu sudah mengerti, coba ulangi lagi apa saja obat yang harus
Ibu minum dan apa saja prosedur meminum obatnya.
2. Tindak Lanjut :
Seperti yang sudah saya katakan tadi ya Bu, jika setelah minum obat mulut Ibu terasa
kering, Ibu dapat meminum air yang banyak. Dan kalau Ibu merasa gatal-gatal, ousing,
atau bahkan muntah, Ibu dapat menghubungi saya atau perawat lain yang sedang
bertugas.
3. Kontrak yang akan datang:
Baiklah Bu, nanti jam 14.00 setelah makan siang, saya akan datanhg kembali untuk
memantau perkembangan Ibu. Kita bertemu di ruangan ini saja ya Bu. Sebelum saya
pergi apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah Bu, kalau tidak ada, saya permisi dulu.
Assalamualaikum.
Page | 44
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
45/48
BAB IV
PEMBAHASAN
Page | 45
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
46/48
BAB V
Page | 46
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
47/48
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data-data yang diperoleh, akhirnya dapat disimpulkan
bahwa kehilangan merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang bisa terjadi
pada orang-orang yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan
semula (keadaan yang sebelumnya ada menjadi tidak ada). Kehilangan bisa
meliputi kehilangan objek eksternal, lingkungan yang dikenal, orang terdekat,
aspek diri, dan kehilangan hidup.
Di dalam menangani pasien dengan respon kehilangan, diperlukan
prinsip-prinsip keperawatan yang sesuai, misalnya pada anak atau pada orang
tua dengan respon kehilangan (kematian anak).
Pengkajian yang dapat dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi faktor
predisposisi dan fektor presipitasi.
Dimana factor predisposisi meliputi :
1. Genetic
2. Kesehatan Jasmani
3. Kesehatan Mental
4. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu
5. Struktur Kepribadian
B. SARAN
Setelah kami membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan respon kehilangan dan berduka (Loss and Grief), maka kami
menganggap perlu adanya sumbang saran untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut:
Page | 47
-
7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2
48/48
1. Dalam perencanaan tindakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan
klien pada saat itu.
2. Dalam perumusan diagnosa keperawatan, harus diprioritaskan sesuai
dengan kebutuhan maslow ataupun kegawatan dari masalah.
3. Selalu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan baik yang
kritis maupun yang tidak.