askep jiwa_kel 2

Upload: yayan-treeznou

Post on 03-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    1/48

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan kejadian

    yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.

    Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umumberarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan

    karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau

    disekitarnya.

    Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka

    sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada

    keinginan untuk mencari bantuan kepada orang lain.

    Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat

    apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri tentang

    pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.

    Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah,

    sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2004).

    Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan.

    Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi danmenerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima

    kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut.

    Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami

    kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan

    sosial yang serius.

    Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan

    asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga

    Page | 1

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    2/48

    yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami

    kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami

    kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat berakhir karena

    perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan

    pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan

    keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).

    B. Perumusan Masalah

    Adapun permasalahan yang kami angkat dari makalah ini adalah bagaimana

    asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka disfungsional.

    C. Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:

    1. Tujuan umum

    a. Mengetahui konsep kehilangan dan berduka.

    b. Mengetahui asuhan keperawatan pada kehila.ngan dan berduka disfungsional

    2. Tujuan khusus

    a. Mengetahui jenis-jenis kehilangan.

    b. Menjelaskan konsep dan teori dari proses berduka.

    c. Mengetahui faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan.

    Page | 2

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    3/48

    BAB II

    PEMBAHASAN

    I. Konsep Dasar dan Teori

    A. Pengertian kehilangan (loss)

    Menurut Iyus yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007, Kehilangan adalah suatu

    keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak

    ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.

    Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama

    rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan

    mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.

    Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehilangan merupakan suatu

    keadaan gangguan jiwa yang biasa terjadi pada orang- orang yang menghadapi suatu keadaan

    yang berubah dari keadaan semula (keadaan yang sebelumya ada menjadi tidak ada).

    B. Pengertian Berduka Cita (Grieving)

    Grieving adalah reaksi emosional dari kehilangan dan terjadi bersamaan dengan

    kehilangan baik karena perpisahan, perceraian maupun kematian.

    Bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan selama individu melewati rekasi

    Page | 3

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    4/48

    C. Tipe kehilangan

    1. Actual Loss

    Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, sama dengan

    individu yang mengalami kehilangan. Contoh : kehilangan anggota badan, uang,

    pekerjaan, anggota keluarga.

    2. Perceived Loss ( Psikologis )

    Kehilangan Sesuatu yang dirasakan oleh individu bersangkutan namun tidak dapat

    dirasakan / dilihat oleh orang lain. Contoh : Kehilanga masa remaja, lingkungan yang

    berharga.

    3. Anticipatory Loss

    Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi. Individu memperlihatkan

    perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan yang akan berlangsung.

    Sering terjadi pada keluarga dengan klien (anggota) menderita sakit terminal.

    D. Etiologi

    Kehilangan dan berduka dapat disebabkan oleh

    1. Kehilangan objek eksternal.

    Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi

    usang berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam. Kedalaman berduka

    yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang bergantung pada nilai yang

    dimiliki orng tersebut terhadap nilai yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda

    tersebut.

    2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal

    Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal

    mencakup lingkungan yang telah dikenal Selama periode tertentu atau kepindahan

    secara permanen. Contohnya pindah ke kota baru atau perawatan dirumah sakit.

    3. Kehilangan orang terdekat

    Page | 4

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    5/48

    Orang terdekat mencakup orangtua, pasangan, anak-anak, saudara sekandung,

    guru, teman, tetangga, dan rekan kerja. Artis atau atlet terkenal mumgkin menjadi

    orang terdekat bagi orang muda. Riset membuktikan bahwa banyak orang

    menganggap hewan peliharaan sebagai orang terdekat. Kehilangan dapat terjadi akibat

    perpisahan atau kematian.

    4. Kehilangan aspek diri

    Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau

    psikologis. Orang tersebut tidak hanya mengalami kedukaan akibat kehilangan tetapi

    juga dapat mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri.

    5. Kehilangan hidup

    Kehilangan dirasakan oleh orang yang menghadapi detik-detik dimana orang

    tersebut akan meninggal.

    E. Manifestasi Klinis

    1. Perasaan sedih, menangis.

    2. Perasaan putus asa, kesepian

    3. Mengingkari kehilangan

    4. Kesulitan dalam mengekspresikan perasaan

    5. Konsenterasi menurun

    6. Kemarahan yang berlebihan

    7. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain

    8. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan

    9. Reaksi emosional yang lambat

    10. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas

    Page | 5

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    6/48

    F. Tahapan Proses Kehilangan Dan Berduka

    Menurut Kubler Ross ( 1969 ) terdapat 5 tahapan proses kehilangan:

    1. Denial ( Mengingkari )

    a. Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak

    percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan

    mengatakan Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi, itu tidak

    mungkin.

    b. Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan

    terus menerus mencari informasi tambahan.

    c. Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah,

    pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis

    gelisah, tidak tahu harus berbuat apa.

    2. Anger ( Marah )

    a. Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya

    kehilangan.

    b. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering

    diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu

    atau ditujukan kepada dirinya sendiri.

    c. Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak

    pengobatan , dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus.

    d. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah,nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.

    3. Bergaining ( Tawar Menawar )

    a. Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahan

    Tuhan.

    b. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata kalau saja kejadian itu

    bisa ditunda maka saya akan sering berdoa.

    Page | 6

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    7/48

    c. Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya

    sebagai berikut sering dijumpai kalau yang sakit bukan anak saya.

    d. Cenderung menyelesaikan urusan yang bersifat pribadi, membuat surat

    warisan, mengunjungi keluarga dsb.

    4. Depression ( Bersedih yang mendalam)

    a. Klien dihadapkan pada kenyataan bahwa ia akan mati dan hal itu tidak bias

    di tolak.

    b. Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri,

    tidak mudah bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik

    dan menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan,

    perasaan tidak berharga.

    c. Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, ,susah tidur,

    letih, dorongan libido menurun.

    5. Acceptance (menerima)

    a. Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.

    b. Menerima kenyataan kehilangan, berpartisipasi aktif, klien merasa

    damai dan tenang, serta menyiapkan dirinya menerima kematian.

    c. Klien tampak sering berdoa, duduk diam dengan satu focus pandang,

    kadang klien ingin ditemani keluarga / perawat.

    d. Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti saya

    betul-betul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manisjuga, atau Sekarang saya telah siap untuk pergi dengan tenang setelah saya

    tahu semuanya baik.

    II.Teori Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka

    A. Pengkajian

    Page | 7

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    8/48

    Pengkajian meliputi upaya mengikuti dan mendengarkan isi duka cita klien :

    apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, diperhatikan melalui perilaku.

    Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa

    yang mereka pikir dan rasakan adalah:

    1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan

    2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan

    3. Perilaku koping yang adekuat selama proses

    1). Faktor predisposisi

    Faktor predisposisi yang mempengaruhi tentang respon kehilangan adalah:

    a) Faktor genetik

    b) Kesehatan jasmani

    c) Kesehatan mental

    d) Pengalaman kehilangan di masa lalu

    e) Struktur kepribadian

    2). Faktor presipitasi

    Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan. Kehilangan

    kasih sayang secara nyata atau imajinasi individu seperti kehilangan bio-psiko-sosial

    antara lain:

    a) Kehilangan kesehatan

    b) Kehilangan fungsi seksualitas

    c) Kehilangan peran dalam keluarga

    d) Kehilangan posisi di masyarakat

    Page | 8

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    9/48

    e) Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai

    f) Kehilangan kewarganegaraan

    3). Mekanisme koping

    Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain

    denial, represi,intelektualisasi, regresi, disosiasi, supresi dan proyeksi yang digunakan

    untuk menghindari intensitas stress. Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada

    pasien depresi yang dalam.

    4). Respon spiritual

    a) Kecewa dan marah terhadap tuhan

    b) Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan

    c) Tidak memiliki harapan atau kehilangan makna

    5). Respon Fisiologis

    a) Sakit kepala, insomnia

    b) Gangguan nafsu makan

    c) Berat badan turun

    d) Tidak bertenaga

    e) Palpitasi, gangguan pencernaan

    f) Perubahan sistem imun dan endokrin

    6). Respon Emosional

    a) Merasa sedih, cemas

    Page | 9

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    10/48

    b) Kebencian

    c) Merasa bersalah

    d) Perasaan mati rasa

    e) Emosi yang berubah-ubah

    f) Penderitaan dan kesepian yang berat

    g) Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau benda

    yang hilang

    h) Depresi, apatis, putus asa selama fase disorganisasi

    i) Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri

    7). Respon kognitif

    a) Gangguan asumsi dan keyakinan

    b) Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan

    c) Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal

    d) Percaya kepada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal

    adalah pembimbing

    8). Perilaku

    Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku berikut ini :

    a) Menangis tidak terkontrol

    b) Sangat gelisah, perilaku mencari

    c) Iritabilitas dan sikap bermusuhan

    d) Kemungkinan menyalahgunakan obat dan alkohol

    e) Kemungkinan melakukan gestur, upaya bunuh diri, atau pembunuhan

    Page | 10

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    11/48

    f) Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi

    Analisa Data

    1. Data subjektif:

    a. Merasa sedih

    b. Merasa putus asa dan kesepian

    c. Kesulitan mengekspresikan perasaan

    d. Konsentrasi menurun

    2. Data objektif:

    a. Menangis

    b. Mengingkari kehilangan

    c. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain

    d. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan

    e. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas

    B. Diagnosa Keperawatan

    1. Dukacita maladaptif yang berhubungan dengan kehilangan kesehatan dan

    penyakit terminal

    2. Dukacita maladaptif yang berhubungan dengan kehilangan orang terdekat

    3. Gangguan penyesuaian yang berhubungan dengan berduka yang tidak selesai

    4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

    respon dukacita yang tertahan

    5. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan stres karena respons berduka

    Page | 11

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    12/48

    6. Isolasi sosial yang berhubungan dengan sumber pribadi tidak adekuat

    7. Distres spiritual (distres jiwa manusia) yang berubungan dengan perpisahan dari

    ikatan keagamaan dan kultural

    8. Perubahan koping keluarga yang berhubungan dengan menderita dan tidak

    mampu menerima atau bertindak secara efektif dalam kaitannya dengan

    kebutuhan klien

    9. Perubahan proses keluarga yang berhubungan denan transisi atau krisis situasi

    C. Intervensi keperawatan

    Intervensi untuk klien yang berduka :

    1. Kaji persepsi klien makna kehilangannya. Izinkan penyangkalan yang adaptif

    2. Dorong atau bantu klien untuk mendapatkan dan menerima dukungan

    3. Dorong klien untuk mengkaji pola koping ada situasi kehilangan masa lalu saatini

    4. Dorong atau bantu klien untuk meninjau kekuatan dan kemampuan personal.

    5. Dorong klien untuk merawat dirinya sendiri

    6. Tawarkan makanan pada klien tanpa memaksanya untuk makan

    7. Gunakan komunikasi yang efektif

    a) Tawarkan kehadiran dan pertanyaan terbuka

    b) Dorong penjelasan

    c) Ungkapkan hasil observasi

    d) Gunakan refleksi

    e) Cari validasi persepsi

    Page | 12

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    13/48

    f) Berikan informasi

    g) Nyatakan keraguan

    h) Gunakan teknik memfokuskan

    i) Berupaya menerjemahkan dalam bentuk perasaan

    8. Bina hubungan dan pertahankan hubungan interpersonal seperti

    a) Kehadiran yang penuh perhatian

    b) Menghormati proses berduka klien yang unik

    c) Menghormati keyakinan personal klien

    d) Menunjukkan sikap yang dapat dipercaya,jujur, dapat diandalkan,

    konsisten

    e) Inventori diri secara periodik akan sikap dan masalah yang berhubungan

    dengan kehilangan

    D. Evaluasi

    1) Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan

    2) Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap kehilangan

    3) Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain

    4) Klien mempunyai koping yang efektif dalam mengatasi masalah akibat

    kehilangan.

    5) Klien mampu minum obat dengan cara yang benar.

    Page | 13

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    14/48

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    A. Askep Kasus

    Kasus :Page | 14

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    15/48

    Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan

    sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal karena

    kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ny. M sering melamun dan selalu mengatakan jika

    suaminya belum meninggal. Selain itu, Ny. M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain

    dan merasa gelisah sehingga susah tidur.

    1. Pengkajian

    A. Identitas Klien

    Nama : Ny. M

    Umur : 33 Tahun

    Tanggal Pengkajian : 12 03 2012

    RM No. : 09.02.01.0570

    B. Alasan Masuk

    Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah seminggu yang

    lalu suami Ny. M meninggal.

    C. Keluhan Utama

    Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian, tidak berminat dalam berinteraksi

    dengan orang lain, mengingkari kehilangan, tidak berminat dalam berinteraksi dengan

    orang lain.

    D. Faktor Predisposisi

    1) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak

    2) Pengobatan sebelumnya : tidak berhasil

    Page | 15

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    16/48

    3) Trauma

    Jenis trauma Usia Pelaku Korban saksi

    Kehilangan 30 tahun Anak Ny. M Ny. M

    Aniaya fisik

    Penolakan

    Kekerasan

    dalam keluarga

    Tindakan

    kriminal

    Lain-lain

    Jelaskan No. 1, 2, 3 :

    1. Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya

    2. Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya

    3. Pasien perana kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun,

    Masalah keperawatan : Berduka disfungsional

    4. Adakah anggota keluarga yang gangguan jiwa : Tidak ada

    5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?

    Pasien pernah mengalami kehilangan suami dan anaknya.

    Masalah keperawatan : Berduka disfungsional

    E. Pemeriksaan Fisik

    1. Tanda-tanda Vital

    TD : 110/80 mmHg N : 90 x/mnt

    Page | 16

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    17/48

    S : 36 C RR : 24 x/mnt

    2. Ukuran

    BB : 46 Kg TB : 168 Cm

    3. Keluhan fisik : Ada

    Jelaskan : Pasien mengeluhkan nyeri kepala, sakit pada perut.

    Masalah keperawawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    F. Psikososial

    1. Genogram :

    2. Konsep diri :

    Page | 17

    Ny.

    M

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    18/48

    a. Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena bagian perutnya

    perna ada bayi buah hatinya.

    b. Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga

    c. Peran : pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya mengharapkan

    penghasilan suaminya.

    d. Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan klien

    mengingkari saat kehilangan suaminya.

    e. Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi anak

    dan suaminya.

    Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan

    4. Hubungan social :

    a. Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya

    tetapi ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua.

    b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering

    mengikuti kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah tangga.

    c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah suami Ny.

    M meninggal, Ny. M tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain

    Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial

    5. Spiritual

    a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam

    b. Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun

    Masalah keperawatan : tidak ada

    F. Status Mental

    1. Penampilan

    Page | 18

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    19/48

    Pasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi klien tidak ada

    perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu makan).

    Masalah keperawatan : Anoreksia

    2. Pembicaraan

    Lambat, pasien berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun harus sedikit

    dipaksa terlebih dahulu.

    Masalah keperawatan : tidak ada

    3. Aktivasi motorik

    Lesu, pasien hanya berdiam diri di kamar atau di taman dan jarang beraktifitas.

    Masalah keperawatan : devisit aktivitas

    4. Afek dan emosi

    a. Afek

    Datar, wajah pasien tanpa ekspresi

    b. Alam perasaan (emosi)

    Menangis

    Masalah keperawatan : Resiko menganiaya diri

    6. Interaksi selama wawancara :

    a. Kontak mata kurang

    Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi

    Page | 19

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    20/48

    7. Persepsi sensorik

    Apakah ada gangguan : ada

    Halusinasi : tidak ada

    Ilusi : tidak ada

    Masalah keperawatan : tidak ada

    a) Proses pikir (arus dan bentuk pikir) : normal

    b) Isi pikir : normal

    8. Tingkat kesadaran

    Bingung, klien menginkari kehilangan suaminya.

    Terdapat gangguan orientasi orang

    Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

    9. Memori

    Masih ingat dengan semua kejadian termasuk saat pemakaman suaminya namun

    tidak menerima kenyataan tersebut.

    Masalah keperawatan : tidak ada

    10. Tingkat konsentrasi dan berhitung

    Tidak mampu berkonsentrasi

    Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

    11. Kemampuan penilaian

    Page | 20

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    21/48

    Klien takut atau cemas, bagaimana dia hidup tanpa suaminya

    Masalah keperawatan : Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa

    yang akan datang setelah kehilangan suaminya

    12. Daya tilik diri

    Mengingkari penyakit yang di deritanya, menanggap dirinya tidak mengalami

    sakit dan hanya sedih saja

    Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

    H. Kebutuhan Perencanaan Pulang

    1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan :

    Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak

    Makanan

    Keamanan

    Perawatan Kesehatan

    Pakaian

    Transportasi

    Tempat tinggal

    Keuangan

    2. Kegiatan hidup sehari hari

    a. Perawatan diri

    Kegiatan hidup sehari-hari Bantuan total Bantuan minimal

    Page | 21

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    22/48

    Mandi

    Kebersihan

    Makan

    BAK

    BAB

    Ganti Pakaian

    Masalah keperawatan : tidak ada

    b. Nutrisi

    1) Apakah anda puas dengan pola makan anda ? puas

    2) Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak

    3) Frekuensi makan sehari : 3 Kali, dan frekuensi kudapan sehari : 2 kali

    4) Nafsu makan : Menurun

    5) Berat badan : menurun

    BB saat ini : 46 Kg

    BB terendah : 46 Kg

    BB tertinggi : 55 Kg

    Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    c. Tidur

    1) Apakah ada masalah tidur, Ya, susah untuk memulai tidur

    2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur, Tidak

    3) Apakah ada kebiasaan tidur siang, Tidak ada

    4) Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak ada

    5) Tidur malam jam : 11.00 WIB bangun jam : 04.00

    Page | 22

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    23/48

    Rata rata tidur malam : 5 jam

    6) Apakah ada gangguan tidur : sulit untuk tidur

    Masalah keperawatan : gangguan pola tidur

    3. Kemampuan klien dalam hal hal berikut ini :

    a) Mengantisipasti kebutuhan sendiri : Ya

    b) Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Tidak

    c) Mengatur penggunaan obat : Tidak

    d) Melakukan pemeriksaan kesehatan : Tidak

    Masalah keperawatan : konflik pengambilan keputusan

    4. Klien memiliki system pendukung

    a) Keluarga : Ada

    b) Terapis : Ada

    c) Teman sejawat : Tidak ada

    d) Kelompok social : Tidak ada

    Jelaskan : keluarga dan perawat mendukung kesembuhan pasien dengan

    memotivasi bahwa dia bisa sehat kembali dan bisa gembira lagi

    5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?

    Tidak Menikmati, pasien lebih senang berdiam diri

    Masalah keperawatan : Defisit aktifitas

    I.Mekanisme Koping

    Page | 23

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    24/48

    ADAPTIF

    Bicara dengan orang lain

    Mampu menyelesaikan masalah

    Teknik Relaksasi

    Aktivitas Konstriktif

    Olah raga

    Lain-lain

    MALADAPTIF

    Minum alkohol

    Reaksi lambat/belebihan

    Bekerja berlebihan

    Menghindar

    Menciderai diri

    Lain-lain

    Pasien belum mampu melakukan koping yang efektif terhadap dirinya

    Masalah keperawatan : koping individu tak efektif

    J. Masalah Psikososial Dan Lingkungan

    1. Masalah dengan dukungan kelompok : Tidak ada

    2. Masalah berhubungan dengan lingkungan

    3. Spesifiknya : lebih suka menyendiri

    4. Maslah dengan pendidikan : Tidak ada

    5. Masalah dengan pekerjaan : Tidak ada

    6. Masalah dengan perumahan : Tidak ada

    7. Masalah dengan ekonomi : ada

    Page | 24

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    25/48

    8. Masalah dengan pelayanan kesehatan : Tidak ada

    Masalah keperawatan : Tidak ada

    K. Pengetahuan Kurang Tentang

    Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang

    tentang suatu hal ?

    Koping, pasien belum mampu melaksanakan koping terhadap dirinya

    Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan

    L. Aspek Medis

    Diagnose medic :

    Depresi

    Terapi medic :

    Diazepam

    Masalah keperawatan : Tidak ada

    M.Daftar Masalah Keperawatan

    1. Sindroma trauma perkosaan

    2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    N. Daftar Diagnosa Keperawatan

    1. Berduka disfungsional

    2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    Page | 25

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    26/48

    3. Pengingkaran kehilangan

    4. Kerusakan komunikasi social

    5. Anoreksia

    6. Devisit aktivitas

    7. Resiko menganiaya diri

    8. kerusakan komunikasi

    9. perubahan proses piker

    10. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    11. gangguan pola tidur

    12. konflik pengambilan keputusan

    13. Defisit aktifitas

    14. koping individu tak efektif

    15. Kurang pengetahuan

    2. Analisa Data

    TGL DATA MASALAH TTD12/03/12 DS : Pasien mengatakan kenapa orang yang

    disayanginya selalu pergi meninggalkannya

    DO : Pasien tanpak menangis

    Kehilangan

    Disfungsional

    12/03/12 DS : Pasien mengatakan nafsu makannya

    menurun, makannya juga sedikit

    DO : BB Pasien 46 Kg (Kurus), sisa makanan

    pasien masih banyak, kondisi lemas

    Perubahan nutrisi

    kurang dari kebutuhan

    Tubuh

    12/03/12 DS : Pasien mengatakan tidak semangat

    bahwa suaminya sekarang sedang bekerja

    DO : Pasien tanpak menunggu suaminya

    pulang

    Pengingkaran

    kehilangan

    Page | 26

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    27/48

    12/03/12 DS : Pasien mengatakan susah untuk

    memulai tidur

    DO : Pasien gelisah dan tidur larut malam

    Gangguan pola tidur

    3. Pohon Masalah

    KOP

    Page | 27

    DEFISIT AKTIVITAS

    KOPING INDIVIDU TAK

    KEHILANGAN DAN DUKA

    MK 2 : ISOLASI

    SOSIAL

    MK 3 :

    ANSIETAS

    MK 1 :

    KEHILANGAN

    DISFUNGSIONAL

    DAN

    PENGINGKARAN

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    28/48

    4. Rencana Keperawatan Jiwa

    No. TglNo.

    Dx

    PerencanaanRasionalTujuan KH Tindakan keperawatan

    1. 1 Setelah dialakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1 x 24 jam,Ny. M dapat

    menyelesaikan

    masa berkabung

    dengan tuntas.

    1.Ny. M dapat

    mengerti arti sakit

    dan kematian

    2.Ny. M dapatmengungkapkan

    perasaaanya

    3.Ny. M dapat

    mengurangi rasa

    bersalah melalui

    proses berkabung.

    1. Membina hubungan saling

    percaya antara Ny. M,

    keluarga, dengan sikap jujur,

    menerima, ikhlas, dan empati2. Menunjukan perhatian

    pada Ny. M baik melalui kata-

    kata maupun dengan sikap.

    3. Menanyakan kepada Ny.

    M pengalamannya tentang

    kematian.

    4. Menjelaskan pada Ny. M

    bahwa suaminya meninggal

    bukan tidur.

    5. Meminta kepada keluarga/orang yang berarti agar

    menemani Ny.M selama masa

    berduka bila perlu mengijinkan

    untuk tinggal bersama mereka.

    1. Hubungan saling percaya,

    dapat memudahkan dalam

    tindakan seterusnya.

    2. Sebagai wujud perhatian

    kita

    3. Untuk mengetahui

    pengalaman kehilangan dan

    berduka klien sebelumnya

    4. Untuk meyakinkan Ny.M

    bahwa suaminya telah

    meninggal

    5. Agar Ny.M tidak merasa

    Page | 28

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    29/48

    6. Mendorong Ny.M untuk

    mengungkapkan perasaannya

    dengan menanyakan apa yang

    dipikirkan selama suaminya

    masih hidup sampai sekarang.

    7. Menjelaskan pada Ny.M

    bahwa suaminya meninggalbukan karena akibat dia.

    8. Menejlaskan kepada Ny.

    M bahwa orang yang sudah

    meninggal tidak perlu ditangisi

    sendirian setelah kepergian

    suaminya

    6. Untuk mengetahui

    ungkapan perasaan dari klien

    7. Agar Ny. M tidak merasa

    bersalah atas kematian suaminya

    8. Agar Ny. M tidak terus

    menangis dan bersedih2. 1 Setelah dialakukan

    tindakankeperawatan

    selama 1 x 24 jam

    Pasien dapat

    melalui fase

    1. Pasien dapat

    mengungkapkanpenginkaran

    2. Pasien dapat

    menerima

    kenyataan

    1. Mendorong pasien untuk

    mengungkapkanpengingkarannya tanpa

    memaksa untuk menerima

    kenyataan.

    1. Membantu klien untuk

    mengungkapkan perasaanpengikaran terhadap kehilangan

    Page | 29

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    30/48

    pengingkarannya

    dengan wajar tanpa

    kesulitan

    2. Mendengarkan dengan penuh

    minat dan perhatian apa yang

    dikatakan oleh pasien.

    3. Menjelaskan kepada pasien,

    bahwa perasaan tersebut wajar

    terjadi pada orang yang

    mengalami kehilangan.4. Membantu pasien untuk

    memakai mekanisme koping

    yang lain seperti menangis /

    berbicara.

    5. Mengikutsertakan orang yang

    berarti bagi pasien untuk

    menjelaskan apa yang telah

    terjadi.

    6. Meningkatkan kesadaran

    pasien secara bertahap tentang

    kenyataan kehilangan yang

    harus dihadapi.

    7. Memberi dukungan atas usaha

    pasien untuk menerima

    kenyataan.

    2. Sebagai bentuk / sikap untuk

    meyakinkan klien

    3. Untuk meyakinkan klien akan

    kematian itu pasti

    4. Untuk menghindari tindakan

    yang beresiko lainnya.

    5. Untuk meyakinkan klien

    mengenai hal yang sebenarnya

    terjadi

    6. Meningkatkan kesadaran klien

    akan kehilangan

    Page | 30

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    31/48

    8. Membantu klien untuk

    mencoba mengungkapkan rasa

    marahnya.

    9. Menjawab semua pertanyaan

    pasien dengan singkat dan

    jelas.

    10.Memberi dukungan secaranonverbal.

    7. Sebagai motivasi dan dukungan

    klien untuk menerima kenyataan

    8. Sebagai bentuk ungkapan

    perasaan klien

    9. Sebagai bentuk umpan balik

    yang positif bagi klien

    10.Sikap yang dapat

    membangkitkan semangat2 Setelah dilakukan

    tindakankeperawatan

    selama 3 x 24 jam,

    pasien lebih

    merasa dihargai

    1. Pasien

    merasa lebihpercaya diri

    2. Pasien dapat

    berkomunikasi

    dengan

    1. Bantu klien untuk dapat

    beradptasi dengan lingkunganbarunya.

    2. Mengidenfikasi

    kemampuan dan aspek positif

    1. Dapat memudahkan klien

    beraktivitas dengan lingkungandan keadaan barunya

    2. Mengetahui kemampuan

    dan aspek positif yang dimiliki

    pasien

    Page | 31

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    32/48

    dan mampu

    berinteraksi dengan

    lingkungannya

    lingkungannya yang dimiliki pasien

    3. Membantu pasien menilai

    kemampuan pasien yang masih

    dapat digunakan

    4. Membantu pasien memilih

    kegiatan yang akan dilatih

    sesuai dengan kemampuan

    pasien

    5. Melatih pasien sesuai

    kemampuan yang dipilih

    6. Memberikan pujian yang

    wajar terhadap keberhasilan

    pasien

    7. Menganjurkan pasien

    memasukkan dalam jadwal

    kegiatan harian

    3. Agar pasien merasa lebih

    berguna

    4. Mengidentifikasi

    kemampuan yang dimiliki pasien

    5. Agar pasien bisa

    meningkatkan kemampuannya

    6. Dengan diberi pujian pasien

    merasa dihargai

    7. Mengisi waktu luang pasien

    3 Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 3 x 24 jam,

    1. Klien dapat rileks

    2. Kecemasan

    berkurang

    1. Tunjukkan respon menerima

    klien

    2. Berikan respon empati dengan

    berfokus pada perasaan bukan

    1. Untuk menyakinkan klien

    2. Sebagai umpan yang positif bagi

    klien

    Page | 32

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    33/48

    pasien dapat

    mengurangi

    ansietas akan

    kehilangan di masa

    depan

    pada kenyataan yang terjadi.

    3. Bantu klien untuk

    mengekspresikan perasaannya.

    4. Bantu klien untuk menurunkan

    tingkat kecemasannya :

    a. Sediakan waktu untuk

    berdiskusi dan bina hubunganyang sifatnya supportif.

    b. Beri waktu untuk klien

    berespon.

    c. Beri perawatan individu

    sebagai manusia layaknya.

    d. Diskusikan tentang masalah

    yang dihadapi klien tanpa

    memintanya untuk

    menyimpulkannya.

    e. Identifikasi pemikiran yang

    negatif dan Bantu untuk

    menurunkannya melalui

    interupsi atau substitusi.

    f. Bantu klien untuk

    meningkatkan pemikiran yang

    3. Agar klien bisa merasa lega

    4.

    Page | 33

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    34/48

    positif.

    g. Evaluasi ketepatan persepsi

    klien, logika dan kesimpulan

    yang dibuat klien.

    Page | 34

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    35/48

    5. Evaluasi Keperawatan

    NO. TglNo.

    DXEvaluasi TTD

    1. 20-11- 2011

    1 S : Pasien mengatakan bahwa kematian sudahkehendak tuhan

    O :

    1. Pasien tampak lebih tenang

    2. Pasien tanpak tidak menangis

    A : masalah teratasi

    P : Intervensi dihentikan2. 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa berkomunikasi

    dengan keluarga dan masyarakat

    O : Pasien terlihat berbicara dengan anggota

    keluarga

    A : masalah teratsi

    P : Intervensi dihentikan3. 3 S : Pasien sudah tidak cemas lagi

    O : Pasien Nampak terlihat berbicara dengan pasien

    atau perawat lainA : maslah Teratasi

    P : Intervensi dihentikan

    Page | 35

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    36/48

    STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

    PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

    (SP 1)

    I. Proses keperawatan

    1. Kondisi klien

    Ibu M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan

    sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu, suami Ibu M meninggal karena

    kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ibu M sering melamun dan selalu mengatakan jika

    suaminya belum meninggal. Selain itu, Ibu M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain

    dan merasa gelisah sehingga susah tidur.

    2. Diagnosa keperawatan

    Kehilangan Disfungsional & Pengingkaran kehilangan berhubungan dengan koping

    individu tidak efektif terhadap respon kehilangan pasangan

    3. Tujuan khusus

    a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien dapat

    merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat

    b) Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannyac) Klien merasa lebih tenang

    4. Tindakan keperawatan

    a) Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam

    terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien

    b) Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap

    perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi

    c) Ajarkan klien teknik relaksasi

    Page | 36

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    37/48

    II. Strategi pelaksanaan

    A. Tahap orientasi

    1. Salam terapeutik:

    Assalamualaikum, selamat pagi Ibu M. Saya Iriana, Ibu bisa memanggil saya suster

    Yana. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya

    yang akan merawat Ibu. Nama Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?

    2. Evaluasi / validasi:

    Baiklah, bagaimana keadaan Ibu M hari ini?

    3. Kontrak:

    a.Topik :

    Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang keadaan ibu?

    b.Waktu :

    Saya rasa 30 menit cukup Bu. Ibu bersedia?

    c.Tempat :

    Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.

    B. Tahap kerja

    1. Baiklah Ibu M, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu M saat ini?

    2. Saya mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi sebenarnya

    memang suami Ibu telah meninggal. Sabar ya, Bu

    3. Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi coba Ibu pikir, jika Ibu

    pulang ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu dengan suami Ibu karena beliau memang

    sudah meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, Bu. Ibu harus berusaha menerima

    kenyataan ini.

    4. Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan. Meninggalnya suami

    Ibu juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup. Tidak ada satu orang

    pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun Ibu sendiri.

    5. Ibu sudah bisa memahaminya?

    Page | 37

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    38/48

    6. Ibu tidak perlu cemas. Umur Ibu masih muda, Ibu bisa mencoba mencari pekerjaan

    untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ibu. Saya percaya Ibu mempunyai keahlian yang

    bias digunakan. Ibu juga tidak akan hidup sendiri. Ibu masih punya saudara-saudara,

    anak-anak dan orang lain yang sayang dan peduli sama Ibu.

    7. Untuk mengurangi rasa cemas Ibu, sekarang Ibu ikuti teknik relaksasi yang saya

    lakukan. Coba sekarang Ibu tarik napas yang dalam, tahan sebentar, kemudian

    hembuskan perlahanlahan.

    8. Ya, bagus sekali Bu, seperti itu.

    C. Tahap terminasi

    1. Evaluasi:

    a) (subjektif): Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai memahami

    kondisi yang sebenarnya terjadi?

    b) (objektif) : Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu dapatkan dari

    perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi yang telah kita lakukan.

    2. Tindak Lanjut :

    Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat melakukan teknik

    tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima dengan kenyataan ini, Ibu dapat

    mengingat kembali perbincangan kita hari ini.

    3. Kontrak yang akan datang:

    Sudah 30 menit ya, Bu. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup. Besok sekitar

    jam 09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan tentang hobi Ibu. Mungkin

    besok kita bisa berbincang-bincang di taman depan ya Bu. Apa ada yang ingin Ibu

    tanyakan? Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya Bu. Assalamualaikum.

    Page | 38

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    39/48

    STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

    PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

    (SP 2)

    I. Proses keperawatan

    1. Pengkajian

    Pada pertemuan kedua, Ibu M sudah mulai menunjukkan rasa penerimaan terhadap

    kehilangan. Namun, ia masih menarik diri dari lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Ia

    juga masih melamun dan merasa gelisah sehingga tidurnya tidak nyenyak.

    2. Diagnosa keperawatan

    Isolasi sosial berhubungan dengan koping individu tidak efektif terhadap respon

    kehilangan pasangan

    3. Tujuan khusus

    Klien tidak menarik diri lagi dan dapat membina hubungan baik kembali dengan

    lingkungannya maupun dengan orang-orang di sekitarnya

    4. Tindakan keperawatan

    a) Libatkan klien dalam setiap aktivitas kelompok, terutama aktivitas yang ia sukai

    b) Berikan klien pujian setiap kali klien melakukan kegiatan dengan benar

    II. Strategi pelaksanaan

    A. Tahap orientasi

    1. Salam terapeutik:

    Page | 39

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    40/48

    Assalamualaikum, selamat pagi Ibu M. Masih ingat dengan saya Bu? Ya, betul sekali.

    Saya suster Yana, Bu. Seperti kemarin, pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan

    saya yang akan merawat Ibu.

    2. Evaluasi validasi:

    Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa sudah lebih baik dari kemarin? Bagus kalau

    begitu

    3. Kontrak:

    Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, Bu. Hari ini kita bertemu untuk

    membicarakan hobi Ibu di taman depan. Saya rasa 30 menit seperti kemarin cukup ya,

    Bu.

    B. Tahap kerja

    1. Nah, Bu. Apakah Ibu sudah memikirkan hobi yang Ibu senangi?

    2. Ternyata Ibu hobi bermain voli ya? Tidak semua orang bisa bermain voli lho, Bu.

    3. Selain bermain voli, apa Ibu mempunyai hobi yang lain lagi?

    4. Wah, ternyata Ibu juga hobi menyanyi, pasti suara Ibu bagus. Bisa Ibu menunjukkan

    sedikit bakat menyanyi Ibu pada saya?

    5. Wah ternyata Ibu memang berbakat menyanyi, suara Ibu juga cukup bagus.

    6. Ngomong-ngomong tentang hobi Ibu bermain voli, berapa sering Ibu biasanya

    bermain voli dalam seminggu?

    7. Cukup sering juga ya Bu. Pasti kemampuan Ibu dalam bermain voli sudah terlatih.

    8. Apa Ibu pernah mengikuti lomba voli? Wah, ternyata Ibu hebat juga ya dalam

    bermain voli. Buktinya, Ibu pernah memenangi lomba voli antarwarga di daerah rumah

    Ibu.

    9. Nah, bagaimana kalau sekarang Ibu saya ajak bergabung dengan yang lain untukbermain voli? Tampaknya di sana banyak orang yang juga ingin bermain voli. Ibu bisa

    melakukan hobi Ibu ini bersama-sama dengan yang lain.

    10. Ibu-ibu, kenalkan, ini Ibu M. Ibu M juga akan bermain voli bersama-sama. Ibu M ini

    jago bermain voli, lho.

    11. Nah, sekarang bisa Ibu tunjukkan teknik-teknik yang baik dalam bermain bola

    voli?

    12. Wah, bagus sekali Bu. Ibu hebat.

    Page | 40

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    41/48

    13. Ibu M, saat Ibu sedang merasa emosi tapi tidak mampu meluapkannya, Ibu bisa

    melakukan kegiatan ini bersama-sama yang lain. Selain itu, kegiatan ini juga dapat

    membuat Ibu berhubungan lebih baik dengan yang lainnya dan Ibu tidak merasa kesepian

    lagi.

    C. Tahap terminasi

    1. Evaluasi:

    (subjektif): Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa sudah lebih baik dibandingkan

    kemarin?

    (objektif): Sekarang coba Ibu ulangi lagi apa saja manfaat yang dapat Ibu dapatkan

    dengan melakukan kegiatan yang Ibu senangi.

    2. Tindak Lanjut :

    Baiklah Bu, kalau begitu Ibu dapat bermain voli saat Ibu sedang merasa emosi. Atau Ibu

    dapat melakukan kegiatan ini paling tidak dua kali dalam seminggu.

    3. Kontrak yang akan datang:

    Nah, waktu kita sudah hampir habis ya Bu. Besok jam 08.00 setelah makan pagi, sayaakan kembali lagi untuk mengajarkan Ibu cara meminum obat dengan benar. Kita ketemu

    di ruangan Ibu saja, ya? Apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak, saya

    permisi dulu ya, Bu. Assalamualaikum.

    Page | 41

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    42/48

    STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

    PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

    (SP 3)

    I. Proses Keperawatan

    1. Pengkajian

    Pada pertemuan ketiga, Ibu M sudah mulai tidak banyak melamun dan mulai

    membuka dirinya kepada orang-orang sekitarnya. Ibu M juga mau membalas sapaan

    ataupun senyuman jika ada perawat ataupun orang lain yang menyapanya ataupun

    tersenyum padanya. Namun, Ibu M mengaku ia masih terbayang akan suaminya saat ia

    akan tidur. Hal tersebut membuat Ibu M merasa gelisah, tidur tidak nyenyak, bahkan sulittidur.

    2. Diagnosa keperawatan

    Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang setelah kehilangan

    pasangan

    3. Tujuan khusus

    a) Klien dapat mengetahui aturan yang benar dalam meminum obat

    Page | 42

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    43/48

    b) Ansietas klien berkurang sehingga klien dapat tidur dengan nyenyak

    4. Tindakan keperawatan

    a) Ajarkan klien cara meminum obat dengan benar

    b) Awasi klien saat minum obat

    II. Strategi Pelaksanaan

    A. Tahap orientasi

    1. Salam terapeutik:

    Assalamualaykum, selamat pagi Ibu M.

    2. Evaluasi validasi:Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa semalam Ibu bisa tidur dengan nyenyak?

    3. Kontrak:

    Ibu tidak bisa tidur dengan nyenyak ya? Baiklah, sesuai dengan janji kita yang kemarin,

    saya akan memberitahu Ibu obat yang harus Ibu minum untuk mengurangi kecemasan Ibu

    dan agar Ibu dapat tidur dengan nyenyak. Saya rasa 15 menit saja cukup ya Bu, di kamar

    ini saja.

    B. Tahap kerja

    1. Nah, kita langsung mulai saja ya Bu. Ini ada beberapa macam obat-obatan yang

    harus Ibu minum.

    2. Ini obatnya ada dua macam ya Bu. Yang warna putih ini namanya BDZ. Fungsi dari

    obat ini agar pikiran Ibu bisa lebih menjadi tenang. Kalau pikiran Ibu tenang, Ibu bias

    tidur dengan nyenyak.

    3. Kemudian, yang warna kuning ini adalah HLP. Ini juga harus Ibu minum agar

    perasaan Ibu bisa rileks dan Ibu tidak lagi merasakan cemas yang berlebihan.

    4. Nah Bu, semua obat ini diminum tiga kali sehari ya Bu, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan

    jam 7 malam. Masing-masing obat satu butir saja. Obat-obatan ini juga harus diminum

    setelah Ibu makan.

    5. Apa Ibu mempunyai keluhan dalam meminum obat?

    6. Ooh, jadi Ibu tidak tahan dengan rasa pahitnya ya? Kalau begitu, setelah Ibu minum

    obat Ibu bisa memakan permen agar rasa pahitnya dapat berkurang.

    Page | 43

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    44/48

    7. Jika setelah minum obat ini mulut Ibu menjadi terasa kering sekali, Ibu bisa minum

    banyak air untuk mengatasinya agar mulut Ibu tidak kering.

    8. Tapi jika ada efek samping yang berlebihan seperti gatal-gatal, pusing, atau mual,

    Ibu bisa panggil saya atau perawat lain yang sedang bertugas.

    9. Nah, sebelum ibu meminum obatnya, pastikan dulu ya Bu, obatnya sesuai atau tidak.

    Ibu juga jangan lupa perhatikan waktunya agar obat tersebut dapat diminum tepat waktu.

    C. Tahap terminasi

    1. Evaluasi:

    (subjektif): Apa Ibu sudah mengerti apa saja obat yang harus Ibu minum dan

    bagaimana prosedur sebelum meminumnya?

    (objektif): Bagus. Kalau Ibu sudah mengerti, coba ulangi lagi apa saja obat yang harus

    Ibu minum dan apa saja prosedur meminum obatnya.

    2. Tindak Lanjut :

    Seperti yang sudah saya katakan tadi ya Bu, jika setelah minum obat mulut Ibu terasa

    kering, Ibu dapat meminum air yang banyak. Dan kalau Ibu merasa gatal-gatal, ousing,

    atau bahkan muntah, Ibu dapat menghubungi saya atau perawat lain yang sedang

    bertugas.

    3. Kontrak yang akan datang:

    Baiklah Bu, nanti jam 14.00 setelah makan siang, saya akan datanhg kembali untuk

    memantau perkembangan Ibu. Kita bertemu di ruangan ini saja ya Bu. Sebelum saya

    pergi apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah Bu, kalau tidak ada, saya permisi dulu.

    Assalamualaikum.

    Page | 44

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    45/48

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Page | 45

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    46/48

    BAB V

    Page | 46

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    47/48

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan data-data yang diperoleh, akhirnya dapat disimpulkan

    bahwa kehilangan merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang bisa terjadi

    pada orang-orang yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan

    semula (keadaan yang sebelumnya ada menjadi tidak ada). Kehilangan bisa

    meliputi kehilangan objek eksternal, lingkungan yang dikenal, orang terdekat,

    aspek diri, dan kehilangan hidup.

    Di dalam menangani pasien dengan respon kehilangan, diperlukan

    prinsip-prinsip keperawatan yang sesuai, misalnya pada anak atau pada orang

    tua dengan respon kehilangan (kematian anak).

    Pengkajian yang dapat dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi faktor

    predisposisi dan fektor presipitasi.

    Dimana factor predisposisi meliputi :

    1. Genetic

    2. Kesehatan Jasmani

    3. Kesehatan Mental

    4. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu

    5. Struktur Kepribadian

    B. SARAN

    Setelah kami membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada

    klien dengan respon kehilangan dan berduka (Loss and Grief), maka kami

    menganggap perlu adanya sumbang saran untuk memperbaiki dan

    meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

    Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut:

    Page | 47

  • 7/29/2019 Askep Jiwa_kel 2

    48/48

    1. Dalam perencanaan tindakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan

    klien pada saat itu.

    2. Dalam perumusan diagnosa keperawatan, harus diprioritaskan sesuai

    dengan kebutuhan maslow ataupun kegawatan dari masalah.

    3. Selalu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan baik yang

    kritis maupun yang tidak.