askep klolaan 1 eka

65
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastristis yang terjadi yaitu gastristis akut dan kronik (Suddarth, 2002). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Sylvia, 2005). Data tahun 2005 WHO (World Health Organization) menunjukkan data bahwa di seluruh dunia sekitar 1,8– 2,1 juta penduduk dunia menderita gastritis. Indonesia mendapat urutan yang ke empat banyaknya jumlah penderita gastritis setelah Negara Amerika, Inggris dan Bangladesh yaitu berjumlah 430 juta

Upload: budd

Post on 15-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep eka

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastristis yang terjadi yaitu gastristis akut dan kronik (Suddarth, 2002). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Sylvia, 2005).

Data tahun 2005 WHO (World Health Organization) menunjukkan data bahwa di seluruh dunia sekitar 1,82,1 juta penduduk dunia menderita gastritis. Indonesia mendapat urutan yang ke empat banyaknya jumlah penderita gastritis setelah Negara Amerika, Inggris dan Bangladesh yaitu berjumlah 430 juta penderita gastritis (Depkes RI, 2004). Di negara- negara Asia, Indonesia mendapat urutan ke tiga setelah Negara India dan Thailand yaitu berjumlah 123 ribu penderita. Sedangkan di Indonesia sendiri kota yang penduduknya paling banyak menderita penyakit gastritis adalah Kota Jakarta yaitu 25 ribu penduduk. Pemicu dari penyakit gastritis di Ibu Kota Jakarta yaitu dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang padat dan berpotensi gila kerja sehingga mengakibatkan makan menjadi tidak teratur dan banyak menderita penyakit gastritis ini (Profil Dinkes, 2004). Penyakit gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas, sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan perawat dalam meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga. Fungsi perawatan keluarga yaitu mengenal masalah gastritis dalam keluarga, mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat gastritis, merawat anggota keluarga dengan gastritis, memodifikasi lingkungan yang ada dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Ayu, 2010). Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yaitu sebagai care giver dimana perawat memberikan asuhan keperawatan langsung pada keluarga yang meliputi pengkajian sampai evaluasi keperawatan, sebagai pendidik dengan memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan keluarga melalui pendidikan kesehatan sesuai dengan kemampuan keluarga, sebagai konselor yaitu mendengar keluhan keluarga secara objektif, memberikan umpan balik dan informasi serta membantu keluarga melalui proses pemecahan masalah sehingga keluarga menjadi lebih produktif, sebagai koordinator dengan cara memanfaatkan sumber-sumber dan potensi yang ada baik materi maupun kemampuan keluarga secara terkoordinasi, sebagai pembaharu dengan cara perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku serta meningkatkan keterampilan keluarga agar menjadi sehat, sebagai kolaborator yaitu perawat dapat bekerjasama dengan anggota tim kesehatan untuk menyelesaikan masalah keluarga, sebagai role model dengan menampilkan perilaku yang dapat dijadikan panutan oleh keluarga dan sebagai referral resource dengan membuat rujukan ke pelayanan kesehatan lain sesuai dengan yang diperlukan keluarga, sebagai pembela ditunjukkan oleh perawat yang tanggap terhadap kebutuhan komunitas dan mampu mengkomunikasikan kebutuhan tersebut kepada pemberi pelayanan kesehatan secara tepat, sebagai fasilitator perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan, diharapkan perawat dapat memberikan solusi mengatasi masalah kesehatan yang di hadapi (Ayu, 2010).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menyusun makalah keperawatan keluarga dengan gastritis, sehingga penulis tertarik untuk melakukan studi kasus pada klien dengan judul Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn. F khususnya Tn. F dengan gastristis di RT. 19 Kelurahan Lempake Jl. Merapi samarinda Kalimantan Timur.

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan Umum Mahasiswa/i memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan gastritis.

2. Tujuan Khusus Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep keluarga.

Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep masalah kesehatan gastritis.

Mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan gastritis.

Mahasiswa/i mampu menentukan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan gastritis.

Mahasiswa/i mampu merencanakan asuhan keperawatan pada keluarga dengan Gastritis.

Mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan gastritis.

Mahasiswa/i mampu melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan gastritis.

Mahasiswa/i mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan gastritis.

C. Ruang lingkupPenulisan makalah ini merupakan pemberian asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. Fdengan gastritis di RT.19 Kelurahan Lempake Jl. Magelang samarinda Kalimantan Timur yang telah dilaksanakan sejak tanggal 26 februari 2015.D. Sistematika PenulisanLaporan makalah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5 bab yang terdiri dari atas :

BAB I:Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan yang mencakup tujuan utama dan tujuan khusus, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan teoritis berisi tentang Konsep Dasar Keluarga dan Konsep masalah kesehatan antara lain: definisi, etiologi, patofisiologi atau proses terjadinya penyakit sampai timbulnya gejala serta komplikasi dan penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis, asuhan keperawatan keluarga yang terdiri atas konsep keluarga, definisi, jenis/tipe keluarga, struktur keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga, konsep proses keperawatan keluarga yang terdiri dari pengkajian keperawatan, prioritas diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

BAB III: Menjelaskan Masalah metode penulisan.

BAB IV: Pembahasan berisi tentang Asuhan Keperawatan mulai dari pengkajian, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan, perencanaan pelaksanaan serta evaluasi.

BAB V: Penutup berisi kesimpulan dan saran, yang terakhir daftar pustaka dan lampiran.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Keluarga

Pengertian Keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman 1998).

Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Sayekti 1994).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, 1998)

Bentuk / Type Keluarga

Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.

Keluarga besar (extended family)

Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).Keluarga bentukan kembali (dyadic family)

Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan pasangannya.

Orang tua tunggal (single parent family)

Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)

Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone)

Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual cobabiting family)

Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).

Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002)3. Peranan & Struktur keluarga

a. Pola komunikasi

Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung masing keluarga. Saling mengingatkan dan memotivasi dalam berbagai hal .

b. Struktur peran keluarga

Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.

c. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.

d. Nilai atau norma keluarga

Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga (Suprajitno, 2004).4. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)Fungsi Afektif

Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi

Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.

Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.

Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.

Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan

Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

5. Tugas keluarga di bidang Kesehatan

Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :

Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan Gastritis

Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.

Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

B. Konsep Masalah Kesehatan Gastritis

1.Definisi Gastritis

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Price, 2005). Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu ini makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit (ardiansyah, 2012)

2.Klasifikasi gastritis berdasarkan tingkat keparahannya

a.Gastritis akut

Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan erosif dan perdarahan pada mukosa lambung setelah terpapar oleh zat iritan. Gastritis disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari mukosa muskularis. Erosinya tidak mengenai lapisan otot lambung (ardiansyah, 2012).

b.Gastritis kronis

Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang sifatnya menahun dan berulang. Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori yaitu gastritis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya autoantibody terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik dan berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan chief cells, yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin. Dalam keadaan sangat berat, tidak terjadi produksi faktor intrinsik. Anemia pernisiosa sering kali dijumpai pada pasien karena tidak tersedianya factor intrinsic untuk mempermudah absorpsi vitamin B12 dalam ileum. Sedangkan gastritis tipe B merupakan infeksi kronis oleh H. pylori . Faktor etiologi gastritis kronis lainya adalah asupan alkohol yang berlebihan, merokok atau refluks empedu kronis dengan kofaktor H. pylori (ardiansyah, 2012).

3.

Etiologi

Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (asetaminofen/aspirin, kortiko steroid). Aseteminofen dan kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (Non Steroid Anti Inflamasi Drugs) dan kortikosteroid menghambat sintesis prostatglandin, sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi lambung.

Konsumsi alkohol dapat menyebakan kerusakan mukosa gaster.

Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema serta perdarahan

Kondisi stress atau tertekan akan meransang peningkatan produksi HCL lambung

Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pilori, Escerechia coli, Salmonella, dan lain-lain.

Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi paru, dicurigai turut mempengaruhi penularan kuman di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu mengeradikasi infeksi Helicobater pylori, walaupun presentase keberhasilanya sangat rendah.

Jamur dan spesis candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan Mukonaceace dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien imunocompromezed. Pada pasien yang sitem imunnya baik, biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur, mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasit.

4. Manifestasi klinis Gastritis akut :

Anoreksia ( tidak nafsu makan ), karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, dilambung HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil persenyawaan tersebut akan menigkatkan asam lambung maka terjadilah mual muntah.

Nyeri pada epigastrum, karena adanya peradangan pada mukosa lambung.Mual dan muntah, dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah

Perdarahan saluran cerna ( hemetemesis melena), karena mucus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan.

Anemia, karena terjadinya perdarahan.

Gastritis kronis : Nyeri ulu Hati, karena adanya peradangan atau iritasi pada mukosa lambung.

e.Anoreksia ( tidak nafsu makan), karena peningkatan produksi HCL

atau peningkatan asam lambung.

f.

Nausea, Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa

HCO3, dilambung HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga

menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil persenyawaan tersebut akan

menigkatkan asam lambung maka terjadilah mual muntah.

5.Patofisiologi

a.Gastritris Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya obat-obatan, alkohol, makanan yang pedas atau asam. Pada penderita yang mengalami stress akan terjadi peransangan saraf simpatis (nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCL) didalam lambung, peningkatan HCL yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang meransang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Mucus berfungsi untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mucus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCL ( terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster menyebabkan produksi HCL meningkat, anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri ditimbulkan karena kontak HCL dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penerunan sekresi mucus dapat berupa eksfeliasi (penglupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa gaster, hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan.

b.Gastritis kronik

Inflamasi lambung yang lama disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobatery pylory. Gastritis kronis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu tipe A dan tipe B. Gastritis kronis tipe A (gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal yang menimbulkan atropi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa yang terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Sedangkan gastritis tipe B (H Pylori), mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum ) dan dihubungkan dengan bakteri H Pylori . Faktor diet seperti makanan pedas, penggunaan obat-obatan dan alcohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung, juga dapat menyebabkan gangguan ini.

6. penatalaksanaan

a.

Gastritis Akut

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.

Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (misalnya aluminium hidroksida), untuk menetralisasi alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer.Bila korosi luas atau berat, emetic dan lavase dihindari karena bahaya perforasi. Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan intravena. Endoskopi fiber optik mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus (Suzanne, 2002).2. Gastritis KronisGastritis kronis diatas dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stress, dan memulai farmakoterapi. H. pylori dapat diatasi dengan antibiotik (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth (Pepto-Bismol). Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor intrinsic (Suzanne, 2002).7.KomplikasiJika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan dinding lambung.Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas akibat infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated lymph kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat pada tahap awal (Sudoyo, 2006).8.PencegahanCara terbaik untuk mengatasi gastritis adalah melakukan pencegahan, seperti tidak menggunakan obat-obat yang mengiritasi lambung, makan teratur atau tidak terlalu cepat, mengurangi makan makanan yang terlalu pedas dan berminyak, hindari merokok dan banyak minum kopi maupun alkohol, serta kurangi stres.

9.Pengobatan&Terapi

a. Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan terhadap Gastritis bergantung pada penyebabnya. Pada banyak kasus Gastritis, pengurangan asam lambung denagan bantuan obat sangat bermanfaat. Antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan obat-obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan bila timbulkomplikasiatauakibatlaindariastritis.KategoriobatpadaGastritisadalah:

Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyeri

Acid blocker : membantu mengurang jumlah asam lambung yang diproduksi

Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung dan menghambatH.pylori.

Cytoprotective agent : melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus

Berikut ini beberapa obat saluran cerna yang cukup membantu meringankan gastritis.Beberapaobatpadasalurancerna:a.Pankreatin - Indikasi : membantu pencernaan lemak, karbohidrat & protein dan mengatasi gangguan pencernaan (perut kembung, mual, rasa penuh, sering mengeluarkangas)- Efek samping : dapat timbul reaksi alergi, iritasi bukal, perianalb.Ranitidin -Indikasi:gastritis,tukaklambung-Efeksamping:sakitkepalac.Simetidin -Indikasi:tukaklambung,dispepsia,gastritis-Efeksamping:diareringan,lelah,pusing

b. Terapi

Terapi yang digunakan berupa terapi eradiksi yang diberikan selama 1-2 minggu dengan memperhatikan efisiensi biaya. Regimen terapi dibagi 3, tripel, kuadrupel, dan dual, namun yang biasa digunakan adalah tripel dan kuadripel.

BAB IIIMETODE PENULISAN

A. Metode Penulisan Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini memakai metode deskriptif sasaran penelitian diarahkan pada suatu kasus dengan tujuan mendapatkan gambaran tentang perkembangan perawatan keluarga secara lengkap, dilakukan melalui pendekatan.

Study kepustakaan (Library research) Study kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari dan memahami literatur-literatur yang bersifat teoritis berdasarkan pendapat ahli yang ada kaitannya dengan judul yang penulis bahas

Study kasus (Field research) Dalam studi ini penulis langsung melihat dan mempelajari serta melaksanakan asuhan keperawatan keluarga untuk mendapatkan data-data yang akurat dan refensentatif, penulisan menggunakan beberapa metode ::

a. Wawancara

Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung yang diperoleh melalui keluarga, anggota keluarga dan family terdekat keluarga serta fasilitas kesehatan yang bertanggung jawab terhadap keluarga yang bersangkutan.

b. Pengamatan

Yaitu pengamatan secara langsung terhadap perkembangan keluarga, anggota keluarga yang akan dilakukan tindakan keperawatan.

c. Pemeriksaan fisik dan penunjang

Pada tahap pengkajian dilakukan pemeriksaan fisik yang mengacu pada format pengkajian sesuai standart akademik.d. Dokumentasi

Pendokumentasian setiap tahap dari proses keperawatan yang dilakukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan format sesuai standar akademik dalam karya tulis ini.

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ilimiah ini menggunakan metode deskriptif dan metode studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang digunakan adalah studi kasus yaitu dengan cara melakukan pengkajiaan sampai dengn evaluasi pada keluarga Ny.Y khususnya Ny.Y, studi kepustakaan yaitu memproleh konsep teoritis dalam makalah ini melalui pengumpulan data literatur seperti buku bacaan tentang keperawatan keluarga dan gastritis serta melalui sumber-sumber lain dari media elektronik internet.

BAB IV

PENGKAJIANDAFTAR KELUARGAIdentitas Kepala KeluargNama KK

: Tn. FAlamat dan Telpon: Jl. Magelang RT 19 Kel. Lempake Kec. Samarinda UtaraPekerjaan

: SwastaPendidikan

: SMPb.Komposisi Keluarga

NoNamaJKHub Dg KKTTI/UmurPendidikan

1

2

Tn. F

Ny. M

L

P

KK

isrti

Magelang, 15-10-1986Samarinda, 11-11-1985

SMPSD

c. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki= Klien

= Perempua

= Meninggal= Tinggal serumah

d. Tipe Keluarga

Keluarga konsonsual Keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri yang hanya tinggal berdua tanpa ada anak-anak dirumah.e.Budaya / Suku Bangsa

Suku Bangsa

Keluarga Tn. F berasal dari suku Jawa dan merupakan penduduk pindahan dari Jawa menetap di wilayah Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara

2)Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan Keluarga Tn. F adalah bahasa Jawa dan kadang bahasa indonesia .

Pantangan

Dalam keluarga tidak ada pantangan apapun yang berkaitan dengan masalah kesehatan, menurut ajaran agama yang keluarga anut, ada jenis makanan pantangan yaitu daging anjing, babi, dan kodok. Keluarga juga tidak ada yang alergi terhadap jenis makanan tertentu.

4)Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan

Keluarga Tn. F adalah penduduk Jawa asli, dan tidak ada adat istiadat yang berpengaruh negatif terhadap masalah kesehatan didalam keluarganya.

Agama

Kegiatan Keagamaan Rutin di Rumah

Semua anggota keluarga beragama Islam, keluarga melakukan sholat 5 waktu dan kadang berjamaah di rumah ataupun di mushola..

Kegiatan Keagamaan Rutin di Masyarakat

Keluarga Tn. F selalu ikut dalam kegiatan tahlilan dan sholawatan bersama masyarakat sekitar RT.

Status Sosial Ekonomi Keluarga

Pekerjaan Anggota KeluargaTn F, sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai buruh dan Ny. M sebagai ibu rumah tangga dengan rata rata penghasilan Tn. F adalah dalam hitungan kasarnya perbulannya > Rp.2.000.000. Sehingga sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan makan hidup sehari - harinya.

Tabungan / Asuransi

Keluarga TN. F tidak memiliki tabungan di Bank ataupun asuransi . Dan keluarga mengatakan jaminan untuk kesehatan keluarga Tn. F menggunakan jamkesda

Aktifitas rekreasi keluarga

Rekreasi yang digunakan di dalam rumahKeluarga mengatakan biasa mengisi waktu luang dirumah dengan mengobrol bersama anak dan menonton TV.

2.RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGATahap perkembangan keluarga saat ini: Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah masuk ke tahap dewasa

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Tn. F dan Ny. M berharap agar bisa dapat memiliki anak

c.Riwayat kesehatan keluarga inti:

Tn. F mengatakan sering merasa sakit perut dan malas makan akibat dari sakit perut.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelum nya:

Tn. F sudah lama sering sakit-sakit perut .

3. DATA LINGKUNGANKarakteristik Rumah

Status Rumah

Status rumah merupakan rumah dengan status kepemilikan rumah sendiri.

Perincian Denah Rumah

Jenis bangunan permanen, berukuran 10 X 6 m2, yang terdiri dari: 1 ruang tamu, 2 buah kamar tidur,1 ruang keluarga dan dapur, WC dan kamar mandi terletak di bagian belakang rumah, lantai rumah dari semen, setiap kamar ada jendela.

Lantai : Lantai terbuat semen.

Ruang tamu : Ruang tamu terletak di depan rumah keadaan bersih, peletakan perabotan rumah tangga teratur. Ruang tamu memiliki jendela.

Kamar Mandi : Kamar mandi ada 1 kamar mandi terletak di belakang rumah.

Kamar Tidur : Masing- masing kamar tidur ada jendela, dan untuk pencahayaanya sangat cukup.

MCK : Keluarga Ny.S biasanya jika mandi dan BAB didalam WC yang ada di luar rumah.

Denah Rumah :

Keadaan Rumah

3)Keadaan rumah tampak bersih, dan lantainya terbuat semen.

ventilasi baik dan pencahayaannya cukup baik.

Kebiasaan Keluarga Dalam Perawatan Rumah

Dalam perawatan rumah keluarga mengatakan melakukannya sendiri. Menyapu rumah dilakukan setiap pagi dan sore oleh Ny. M dan anaknya.

Sistem Pembuangan Sampah

Keluarga biasanya mengumpulkan sampah dan dibakar serta dibawa ke kebun untuk pupuk .

Sistem Drainage Air

Keluarga membuang air limbah di selokan Penggunaan Jamban

Keluarga memiliki 1 WC untuk BAB dan BAK keluarga Tn. FKondisi Air

Sumber air yang digunakan keluarga sehari-hari adalah air hujan dan membeli air. Sedangkan untuk air minum biasanya keluarga Tn. F membeli isi ulang air yang ada ditempatnya.

Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang Berkaitan Dengan Lingkungan.

Keluarga mengatakan tidak mengetahui terhadap masalah lingkungan yang terpenting didalam keluarga saya sehat-sehat semua dan tidak ada yang menderita penyakit.

Karakteristik Tetangga dan Komunitas Rw

Adat dan Istiadat Komunitas Sekitar

Selama ini tetanggatetangganya mempunyai kebiasaan mengikuti arisan RT, dan Tahlilan serta shalwatan ibu - ibu, Keluarga Tn. F selalu bekomunikasi dengan tetangga sekitar rumahnya jika ada waktu luang maka digunakan untuk ngobrol dengan tetangga. Keluarga mengatakan bahwa dilingkungannya tidak ada adat istiadat yang mengganggu terhadap kesehatan.

Pola pergaulan keluarga

Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis, tampak keluarga menyapa tetangga yang kebetulan lewat depan rumahnya.

Persepsi Keluarga terhadap komunitas

Keluarga merasa nyaman hidup ditengah tengah masyarakat karena keluarga merasa mereka saling bantu membantu dan tidak merugikan dalam berbagai hal.

Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang berkaitan Dengan KomunitasKeluargamengatakan masalah kesehatan yang muncul dalam kehidupan ditengah masyarakat secara khusus saat ini DBD, asam urat dan tekanan darah tinggi.

Mobilitas Geografis Keluarga

Alat Transportasi yang Biasa digunakan Oleh Keluarga

Selama ini keluarga mengatakan biasa menggunakan kendaraan motor jika ke kebun Tn. F berjalan kaki.

Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat

Peran Serta Keluarga Dalam Perkumpulan di Masyarakat

Keluarga Tn. F hanya sebagai warga biasa di lingkungannya dan tidak mempunyai peran khusus seperti menjadi pengurus RT, namun ikut serta dalam kegiatan warga di wilayah kampungnya yaitu seperti tahlilan yang diadakan setiap Sabtu sehabis dhuhur.

Persepsi keluarga mengenai perkumpulan di masyarakat

Perkumpulan di masyarakat memang banyak manfaatnya selain berkumpul bersama bisa menjalin tali silaturohmi yang lebih erat, serta dapatdigunakan sebagai forum dalam memecahkan masalah yang ada di lingkungannya.

Sistim pendukung keluarga

Tn. F mengatakan kalau ada keluarga yang sakit biasanya berobat ke rumah sakit.

STRUKTUR KELUARGA

Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terbuka, setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan atau tanggapan hal ini dapat terlihat saat perawat berkunjung. Komunikasi yang digunakan di dalam keluarga adalah komunikasi dua arah.

b.Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah bersama, setiap anggota berperan sesuai dengan perannya, dan dapat menyampaikan idenya jika ada masalah yang dirasakan.

c.Struktur Peran

Dalam keluarga, Tn. F berperan sebagai Kepala keluarga dan karyawan, sedangkan Ny. M berperan sebgai istri dan ibu rumah tangga.

d.Nilai dan Norma Budaya

Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana Tn. F bertindak sebagai KK di keluarganya, Ny. M juga mengatakan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan tata tertib dilingkungannnya seperti kegiatan Tahlilan RT.Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma budaya yang bertentangan dengan kesehatan.

V.FUNGSI KELUARGAFungsi Afektif

Tn. F sangat menyayangi keluarga, saling menjaga antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain. Tn.F selalu menghormati orang tua dan menyayangi sesama anggota keluarga dan teman sebaya.

b.Fungsi Sosial

Keluarga Tn. F mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada keluarganya serta selalu menyapa orang yang ditemuinya dengan sopan, hal itu terbukti ketika perawat berkunjung ke rumah keluarga Tn. F para tetangga juga ikut menyambut dengan baik.

c.Fungsi Perawatan kesehatan

Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya

Mengenal Masalah

Saat dikaji Tn. F mengatakan bahwa sebelumnya saya mengetahui bahwa saya terkena Gastritis, tetapi keluaga Tn. F tidak mengetahui tentang Gastritis dan bagaimana cara perawatan terhadap orang yang terkena Gastritis.

Mengambil Keputusan

Keluarga Tn. F mengatakan tidak pernah mengontrolkan Tn. F hanya minum obat sakit perut yang beli diwarung itupun jika perutnya terasa nyeri.

Merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga Tn. F mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan terhadap orang yang terkena Gastritis hanya bisa membeli obat di warung.

Memelihara/Memodifikasi Lingkungan

Tn. F mengatakan selalu merawat lingkungan rumahnya dan membuang sampah pada tempatnya.

Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada

Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu dokter atau pelayanan kesehatan lain seperti Puskesmas dan Rumah sakit.

d. Fungsi Reproduksi

Keluarga Tn. F belum mempunyai anak, 3 tahun yang lalu Ny. M pernah hamil dan keguguran, dan sekarang lagi program untuk hamil lagie.Fungsi Ekonomi

Keluarga Tn. F mengatakan penghasilan dirasa hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupsehariharinya dan belum termasuk biaya kesehatan yang ringan sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit dan biayanya cukup.

f.Fungsi pendidikan

Tn. F mengatakan tingkat pendidikan saya hanya sampai pada SMP

STRESS DAN KOPING KELUARGA

Streesor jangka pendek dan jangka panjang;

Keluarga tidak merasakan adanya stresor yang berarti kecuali kondisi kesehatan Tn. F yang mendrita magh dan Ny. M memiliki anak lagi

b.Kemampuan kelurga berespon terhadap masalah

Kelurga terlihat sudah beradaptasi atas stresor yang dihadapi dan merasa sebagai suatu bagian dari kehidupan yang harus diajalani.

c. Strategi koping yang digunakan

Keluarga senatiasa menerima keadaan atau masalah yang terjadi dalam keluarganya tetapi mereka berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam menyelesaikan masalah tersebut.

d.Strategi adaptasi disfungsional

Tidak terdapat adaptasi disfungsional.

.

7. HARAPAN KELUARGAa. Persepsi terhadap masalah

Keluarga berpendapat bahwa masalah-masalah yang ada harus diatasi dengan ketekunan dan kesabaran.

b. Harapan terhadap masalah

Keluarga berharap keadaan Tn. F dapat pulih kembali.

8. DATA TAMBAHANa.PolamakankeluargaMakanan pokok keluarga adalah nasi dengan frekwensi makan 3x sehari. Penyajian menu keluarga adalah nasi, ikan, sayur, dan kadang ada buah.b.PolaistirahatdantidurKebiasaan tidur malam sebanyak kurang lebih enam jam, mulai dari jam sebelas sampai jam lima.c.Polarekreasidanhiburan.Waktu senggang diperlukan keluarga untuk bersantai dirumah sambil menonton TV dan mendengarkan musik. Keluarga jarang berrekreasi bahkan sekali dalam setahun.

PEMERIKSAN FISIK

Pemeriksaan fisikTn. M

Tekanan Darah

Nadi

Suhu

RR

Rambut

Mata

Hidung

Telinga

MulutGigi

Leher

Dada : Paru

Abdomen

Ektermitas atas

Ektremitas bawah

Genetalia120/ 90 MmHg

80 x /menit

36,0 C

22 x /menit

Berwarna hitam, bersih, tidak mudah dicabut.

sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemeis

Polip tidak ada, penciuman bagus, sekret tidak ada

Pendengaran bagus, sekret tidak ada

Mukosa bibir lembab

pemakai gigi palsu tidak ada , bersih

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, ada lesi bekas operasi benjolan pada leherInspeksi : Simetris

Palpasi : tidak ada nyeri tekan,

Perkusi : sonor Auskultasi : suara napas tambahan tidak ada

Inspeksi : tidak ada lesiAuskultasi : bising usus 20 x / menit

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perkusi : timpani

Nyeri pada saat telat makan

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

10.ANALISA DATA

No.DataEtiologiMasalah

1Data Subjektif :

Tn. F mengatakan tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan Gastritis, Tn. F hanya mengatakan bila perutnya nyeri, kembung dan perih itu adalah maag.

Data Objektif :

Tanda-tanda Vital :

TD : 120/90 mmHg.

Nadi : 76 x/menit.

RR : 20 x/menit.Ketidakmampuan keluargamengenal masalahkesehatan anggotakeluargayang sakitkhususnyaTn. F dengan gastritis.

Kurang pengetahuan Tn . F tentang penyakit gastritis berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah gastritis

2Data Subjektif :

Saat dikaji Tn. F mengatakan 1 minggu yang lalu sakit maagnya kambuh lagi hingga Tn. F mengatakan perutnya terasa kembung dan melilit serta tidak bisa melakukan apa-apa.

Data Obyektif :

Tanda-tanda Vital :

TD : 120/90 mmHg.

Nadi : 76 x/menit.

RR : 20 x/menit. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluargayangsakit khususnya Tn. F dengan gastritis.Gangguan mobilitas fisik b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

a. Kurang pengetahuan Ny.Y b.d ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah gastritis

b. Gangguan mobilitas fisik b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis

Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

No DIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANKRITERIA STANDAR TEORIINTERVENSI

UMUM KHUSUS

1

2Kurang pengetahuan Tn. F tentang penyakit gastritis berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah gastritis

Gangguan mobilitas fisik b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis

Selama 2 kali kunjungan kerumah, pengetahuan tentang penyakit gastritis Tn. Fteratasi.

Gangguan mobilitas fisik teratasi1. Selama 160 menit kunjungan, keluarga mampu mengenal masalah gastritis

1.1 Menyebutkan pengertian gastritis

1.2 Menyebutkan penyebab gastritis

1.3 Menyebutkan tanda-tanda gastritis

1.4.Menyebutkan cara perawatan gatritis

1.5.Mengidentifikasi tanda/gejala gastritis pada Ny.Y2. Selama 145 menit, keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan kerusakan mobilitas fisik

Dengan cara :

2.1.Menyebutkan pengertian mobilisasi

2.2 Menyebutkan penyebab kerusakan mobilisasi

3.Selama 145 menit keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan kerusakan mobilitas fisik

dengan cara :

3.1 Menyebutkan kembali tentang perawatan kerusakan mobilitas fisik

4.Selama 145 menit keluarga mampu memodifikasikan aktivitas klien dengan gastritis

Dengan cara :

4.1Menjelakan pengertian aktivitas yang baik bagi klien gastritis

5.Selama 145 menit keluarga mampu menggunakan fasilitas pelayanan bagi anggota akibat dari gastritis dengan cara :

5.1 Mengunjungi fasilitas kes seperti puskesmas, dokter, bidan dan juga perawat yang ada di desa setempat.Respon verbal

Respon verbal :

Respon verbal :

Respon verbal :

Respon verbal :

Respon verbal :

Respon verbal

Respon verbal :

Respon verbal :

Respon verbal

Respon verbal :

Respon verbal :

Respon verbal :

Respon verbal :

Respon verbal

Respon verbal :

Respon verbal :

Respon verbal :Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung.

Menyebutkan 2 dari 4 faktor pendukung terjadinya gastritis

trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal napas, penyakit hati yang berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septicemia.

Menyebutkan 3 dari 5 tanda gastritis :

i. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.

j. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anorexsia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan.

k. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.

l. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.

m. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan mungkin akan hilang selama 1 sampai 3 hari.

Menyebutkan cara perawatan gastritis makan makanan sedikit tapi sering, makan tepat waktu, memperbanyak meminum air hangat.

Keluarga menyebutkan tanda dan gejala gastritis pada Ny.Y yaitu sering merasa nyeri ulu hati jika telat makan, mual mual

.

Menyebutkan 1 dari 4 akibat lanjut dari gastritis yang tidak diobati : Perdarahan saluran cerna bagian atas dan

Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin.

Keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan gastritis

Menyebutkan 3 dari 3 perawatan gastritis :

1. Jika nyeri terasa begitu berat anjurkan klien melakukan mobilisasi

2. Lakukan kompres hangat pada daerah yang tersa nyeri

3. Mengajarkan latiha teknik relaksasi

Selama dirumah Tn. F1. Tetap makan makanan yang bergizi, usahakan tidak makan makanan yang terlalu panas, dan yang pedas.

2. Mendemontrsasikan kegunaan air hangat untuk kesehatan lambung.

Kerusakan mobilitas fisik dapat mengganggu aktivitas klien

keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi, yaitu Puskesmas, rumah sakit, praktek dokter, prakti bidan.

Mobilitas adalah pergerakan pada bagian tubuh yang sakit dengan perlahan dan sering yang dapat mengurangi rasa sakit

Gangguan mobilitas fisik dapat mengganggu aktivitas klien.

Aktivitas yang baik untuk klien gastritis adalah melatih dibagian-bagian yang mengalami nyeri

Menganjurkan klien untuk istirahat jika klien sudah melakukan ROM aktif

Kesehatan merupakan masalah penting bagi semua manusia perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup.

Gejala penyakit yang tidak ditangani

Perdarahan saluran cerna bagian atas.

Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin.

keluarga mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada di kecamatan blang mangat yaitu puskesmas blang mangat.Diskusikan bersama keluarga pengertian gastritis dengan menggunakan leaflet.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang gastritis

1. 2 Diskusikan dengan keluarga mengenai arti gastritis

1.3 Evaluasi penjelasan yang diberikan

1.4 Berikan pujian terhadap pengetahuan keluarga

1.5 Kaji pengetahuan keluarga tentang penyebab gastritis

1.6 Diskusikan dengan keluarga mengenai penyebab gastritis

1.7 Evaluasi penjelasan yang diberikan

1.8 Berikan pujian terhadap pengetahuan keluarga

1.9 Kaji pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala gastritis

1.10 Diskusikan dengan keluarga mengenai tanda dan gejala gastritis

2.1 evaluasi penjelasan yang telah diberikan

2.2 Berikan pujian terhadap pengetahuan keluarga

2.3 Kaji pengetahuan keluarga tentang komplikasi gastritis

2.4 Diskusikan dengan keluarga tentang koplikasi gastritis

2.5 evaluasi penjelasan yang telah diberikan

2.6 Berikan pujian terhadap pengetahuan keluarga

2.7 Memotivasi dan bantu keluarga utnuk memutuskan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi

2.8 Kaji pola makan klien dan jenis makananyang dikuasai

2.9 Diskusikan mengenai menu makanan yang dikonsumsi dan makanan yang perlu dipantang

2.10 diskusikan makanan yang sesuai dengan klien dan beri pujian terhadap pengetahuan keluarga

3.1. Diskusikan dengan keluarga tentang ROM yang baik bagi klien

3.2 Motivasi keluarga untuk mengajarkan ROM aktif yang baik bagi klien

3.3Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga merawat anggota keluarga.

4.1.Diskusikan dengan keluarga mengenai aktivitas yang baik bagi klien gastritis

4.2 Beri reinforcement positif pada jawaban keluarga

5.1Motivasi keluarga untuk memeriksakan anggota keluarga yang menderita RA ke dokter atau puskesmas.

5.2.Tanyakan pada kelurga hasil yang di peroleh

5.3.Berikan pujian pada keluarga.positif

13. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal dan waktuNo

Dx. ImplementasiEvaluasiParaf

Tanggal 26 Feb 20151TUK 1

Membina hubungan saling percaya

Mengucapkan salam

Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

Melakukan pengkajian masalah kesehatan yang dihadapi keluarga

Melakukan pemeriksaan fisik

Mengevaluasi pengkajian membuat kontrak waktu untuk melaksanakan TUK 1

Menjelaskan pengertian gastritis

Menjelaskan penyebab tanda dan gejala gastritis

Mengevaluasi TUK 1

Mendiskusikan dengan keluarga bagaimana cara merawat anggota keluarga yang terkena penyakit gastritis

Menanyakan kepada keluarga tentang rencana keluarga untuk mengatasi gastritis

Mengajarkan pada keluarga cara mengompres perut dengan air hangat menggunakan botol

S:Keluarga menjawab salam dan mengerti atas tujuan yang diberikan serta menjawab salam perawatO :Keluarga tampak percaya kepada perawat, Keluarga merasa senang dengan kedatangan petugas kesehatan

A :Masalah teratasi

P :Lanjutkan Intervensi

Klien : keluarga dapat mmemahami kedatangan perawatPerawat : kontrak waktu untuk melanjutkan TUK 1

Tanggal 07 maret 20152TUK 2 Mampu merawat anggota keluarga dengan gastritis

a. Mendorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan untuk mengatasi gastritis

b. Mendiskusikan bersama keluarga cara merawat anggota keluarga dengan gastritis dengan menggunakan lembar balik

c. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan

d. berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti

e. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan

f. berikan reinforcement atas jawaban keluarga

S : Tn. F mengatakan sudah mengerti tentang penyebab dan tanda gejala dari gangguan mobilitas fisik.

- Klien mengatakan nyeri sudah terasa terkontrol setelah beberapa hari belakangan makan dengan pola sedikit tapi sering dan juga tepat waktu.

O : Keluarga mengatakan sudah tau tentang penjelasan yang diberikan perawat

A : Mobilisasi terpenuhi

P : hentikan intervensi.

WC

k.m

k.tidur

k.kosong

dapur

r.TV

k.tidur

r.tamu

teras