askep lbp

31
LOW BACK PAIN (NYERI PUNGGUNG BAWAH) BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan pada derah punggung bawah dimana sumber nyeri tersebut bisa berasal dari otot, punggung, saraf, atau struktur lain pada regio punggung. Sumber nyeri juga bisa berasal dari area lain seperti pikiran (psikologis), harnia, atau masalah pada testis / ovarium. B. TANDA DAN GEJALA Pasien biasanya mengeluh nyeri punggung akut maupun kronis (lebih dari 2 bulan tanpa perbaikan) dan kelemahan. Karakteristik LBP diantaranya : - Nyeri punggung paraspinal - Nyeri diperhebat oleh pembebanan punggung - Nyeri alih ke regio gluteus atau paha - Nyeri hilang bila istirahat C. ETIOLOGI

Upload: metilda-mutzz

Post on 31-Jul-2015

2.048 views

Category:

Documents


125 download

DESCRIPTION

dw

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP LBP

LOW BACK PAIN

(NYERI PUNGGUNG BAWAH)

BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan pada derah

punggung bawah dimana sumber nyeri tersebut bisa berasal dari otot,

punggung, saraf, atau struktur lain pada regio punggung. Sumber nyeri

juga bisa berasal dari area lain seperti pikiran (psikologis), harnia, atau

masalah pada testis / ovarium.

B. TANDA DAN GEJALA

Pasien biasanya mengeluh nyeri punggung akut maupun kronis

(lebih dari 2 bulan tanpa perbaikan) dan kelemahan.

Karakteristik LBP diantaranya :

- Nyeri punggung paraspinal

- Nyeri diperhebat oleh pembebanan punggung

- Nyeri alih ke regio gluteus atau paha

- Nyeri hilang bila istirahat

C. ETIOLOGI

Sebagian besar nyeri punggung bawah tidak dapat ditentukan

penyebabnya secara jelas.

Beberapa penyebab LBP:

1. Keseleo otot (muscle strain)/ otot yang tertarik.

2. Spasme otot.

3. Osteoartritis.

4. Sciatica.

5. Osteoporosis.

Page 2: ASKEP LBP

6. Hernia bantalan.

7. Fibromyalgia.

8. Luka pada usus 12 jari.

9. Lainnya : infeksi kandung kemih, endometriosis (jaringan

endometrium dari kandungan /uterus yang berada diluar

uterus), kanker ovarium (indung telur), kista ovarium, testis yang

terputar dan sebagainya.

D. PATOFISIOLOGI

Konstruksi punggung yang unik memungkinkan fleksibilitas

sementara disisi lain tetap dapat memberikan perlindungan maksimal

terhadap sumsum tulang belakang. Discus invertebralis akan mengalami

perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Sehingga degenerasi discus ini

merupakan penyebab nyeri punggung utama.

Patofisiologi dikalisifikasikan berdasarkan beberapa penyebab LBP:

1. Keseleo otot (muscle strain)/ otot yang tertarik. Otot yang

tertarik/teregang termasuk tendon dan ligamen atau sendi yang

meradang dapat menyebabkan sakit punggung

2. Spasme otot. Otot yang berkontraksi (spasm) merupakan akibat

adanya kerusakan. Spasme ini sebenarnya dimaksudkan untuk

mengistirahatkan bagian yang sakit sehingga mencegah

kerusakan lebih lanjut

3. Osteoartritis. Adalah proses penuaan sendi biasanya pada usia

di atas 60 tahun. Terjadi kerusakan tulang rawan yang melapisi

permukaan dalam sendi ruas tulang belakang.

4. Sciatica. Nyeri karena terjepitnya saraf atau meradang,

dirasakan di bagian punggung, dapat menjalar ke

bokong/bagian belakang tungkai

5. Osteoporosis. Sekitar satu dari tiga wanita usia lebih dari 50

tahun merasakan sakit punggung karena ada ruas tulang

belakang yang keropos (osteoporosis) dengan fraktur-fraktur

Page 3: ASKEP LBP

kecil di ruas tulang belakang, atau rapuh tergencet

(compression fracture).

6. Hernia bantalan. Suatu sobekan atau tekanan pada bantalan

dapat menyebabkan bantalan menggembung atau pecah

sehingga menekan saraf.

7. Fibromyalgia. Sakit punggung karena kekakuan otot dan

tendon.

Ginjal. Sakit punggung juga dapat disebabkan gangguan dari

organ dalam misalnya ginjal, antara lain pada penyakit infeksi

baik akut maupun kronis, batu ginjal, bendungan pada ginjal

dan sebagainya. Melalui pemeriksaan urin rutin di laboratorium

biasanya diperoleh informasi penting tentang gangguan ginjal.

8. Luka pada usus 12 jari yang terletak di bagian belakang, tidak

jarang dirasakan sebagai nyeri yang menembus ke tulang

belakang.

9. Sakit punggung dapat juga berasal dari organ dalam panggul

(pelvis) misalnya: infeksi kandung kemih, endometriosis

(jaringan endometrium dari kandungan /uterus yang berada

diluar uterus), kanker ovarium (indung telur), kista ovarium,

testis yang terputar dan sebagainya.

E. FAKTOR RESIKO

Seseorang yang berada pada risiko sakit punggung bila:

Bekerja pada konstruksi, atau pekerjaan yang memerlukan mengangkat

barang berat, banyak membungkuk atau berputar atau vibrasi seluruh

tubuh seperti pada pemakaian alat tumbuk /pemadat batu. Selain itu,

postur tubuh yang jelek, Sedang hamil, Umur lebih dari 30 tahun, Perokok

tanpa berolah raga atau kelebihan berat badan, Punya sakit sendi atau

osteoporosis, Punya ambang batas nyeri yang rendah, Sering merasa

stress dan atau depresi.

Page 4: ASKEP LBP

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan Rontgen tulang belakang,

2. pemeriksaan EMG (Electro Myography), bila saraf terlibat,

untuk memeriksa konduksi saraf,

3. menemukan iritasi pada saraf.

4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

5. CT Scan (Computed Tomography) untuk memeriksa

keadaan bantalan, keadaan saraf, otot, ligamen, tulang

rawan, tendon, dan sebagainya.

6. Lain-lain: pemeriksaan densitas tulang untuk osteoporosis,

bone scan untuk tumor-tumor.

G. MANAGEMENT TERAPI

1. Menghindari aktifitas yang mencetuskan nyeri

2. Meredakan nyeri (Pemberian analgetik)

3. Istirahat

4. Memperbaiki mobilitas fisik (Latihan gerak)

5. Pendidikan tentang mekanika tubuh yang tepat

Page 5: ASKEP LBP

BAB II

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

LOW BACK PAIN

A. MASALAH KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL

1. Nyeri akut

Definisi ; sensori tidak menyenangkan dan pengalaman

emosional yang muncul dari kerusakan jarinagan, baik secara

aktual atau potensial atau merupakan kerusakan ( assosiasi studi

nyeri internasional ) yang terjadi secara tiba-tiba dengan waktu

yang lama dengan intensitas ringan sampai berat dan dapat

diantisipasi atau diprediksi dan lamanya kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik

Laporan secara verbal atau nonverbal.

Fakta dari observasi

Posisi antalgic untuk menghindari nyeri

Gerakan melindungi

Tingkah aku berhati-hati

Muka topeng

Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, gerakan sulit

atau kacau, menyeringai)

Berfokus pada diri sendiri

Fokus menyempit (gangguan persepsi waktu, proses

berpikir, penurunan interaksi dengan orang lain atau

lingkungan)

Tingkah laku distraksi, contoh: jalan-jalan, mencari orang lain

dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang.

Respon autonom (seperti diaforesis, perubahan tekanan

darah, perubahan pernapasan, denyut nadi, dan dilatasi

pupil)

Page 6: ASKEP LBP

Perubahan autonom dalam tonus otot (bisa dalam rentang

dari lemah sampai kaku)

Perilaku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada,

iritabel, napas panjang/berkeluh kesah)

Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor yang brhubungan :

Agen injuri ( biologi, kimia, fisik, psikologi )

Page 7: ASKEP LBP

Perencanaan

outcome Rencana tindakan

Nyeri klien berkurang, dengan kriteria:

Pain Control (Kontrol Nyeri)

1. Mengenali faktor penyebab

2. Mengenali lamanya (onset sakit)

3. Menggunakan metode pencegahan

4. Menggunakan metode non-analgetik untuk

mengurangi nyeri

5. Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan

6. Mencari bantuan tenaga kesehatan

7. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan

8. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia

9. Mengenali gejala-gejala nyeri

10. Mengingat pengalaman nyeri sebelumnya

11. Melaporkan nyeri sudah terkontrol

Skala:

1: Tidak pernah

Pain Management (Manajemen Nyeri)

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, dan faktor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri pasien

4. Kaji budaya yang mempengaruhi respon nyeri

5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain

tentang ketidakefektivan kontrol nyeri masa lampau

7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan

menemukan dukungan

8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi

nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan

kebisingan

9. Kurangi faktor presipitasi nyeri

Page 8: ASKEP LBP

2: Jarang

3: Kadang-kadang

4: Sering

5: Selalu

Pain Level (Tingkat Nyeri)

1. Melaporkan adanya nyeri

2. Luas bagian tubuh yang terpengaruh

3. Frekuensi nyeri

4. Panjangnya episode nyeri

5. Pernyataan nyeri

6. Ekspresi nyeri pada wajah

7. Posisi tubuh protektif

8. Kurangnya istirahat

9. Ketegangan otot

10. Perubahan pada frekuensi pernapasan

11. Perubahan frekuensi nadi

10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,

nonfarmakologi, dan interpersonal)

11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

12. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi

13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

14. Evaluasi keefektivan kontrol nyeri

15. Tingkatkan istirahat

16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri jika tidak berhasil

17. Kaji penerimaan psien tentang manajemen nyeri

Analgetic administration (Pemberian Analgetik)

1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan

Page 9: ASKEP LBP

12. Perubahan tekanan darah

13. Perubahan ukuran pupil

14. Keringat berlebih

15. Kehilangan selera makan

Skala:

1: Berat

2: Agak Berat

3: Sedang

4: Ringan

5: Tidak ada

Pain: Disruptive Effect (Nyeri: Efek yang

Mengganggu)

1. Gangguan hubungan interpersonal

2. Putus asa

3. Gangguan suasana hati (mood)

4. Tidak sabar

5. Gangguan tidur

6. Kerusakan mobilitas fisik

frekuensi

3. Cek riwayat alergi

4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi

dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu

5. Tentukan pilihan analgetik tergantung tipe dan

beratnya nyeri

6. Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian, dan

dosis optimal

7. Pilih rute pemberian secara IV, IM, untuk

pengobatan nyeri secara teratur

8. ukur tanda vital sebelum dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri

hebat

10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala

(efek samping)

Page 10: ASKEP LBP

7. Kurang perawatan diri

8. Nafsu makan berkurang

9. Kesulitan makan

10. Gangguan eliminasi

Skala:

1: Berat

2: Agak Berat

3: Sedang

4: Ringan

Page 11: ASKEP LBP

2. Kerusakan mobilitas fisik

Definisi : Keterbatasan dalam kebebasan untuk pergerakan fisik

tertentu pada bagian tubuh atau lebih ekstremitas

Batasan karakteristik:

Postur tubuh yang tidak stabil selama melakukan kegiatan rutin

harian

Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan

motorik kasar

Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan

motorik halus

Tidak ada koordinasi atau pergerakan yang tersentak-sentak

Keterbatasan ROM

Kesulitan berbalik (belok)

Perubahan gaya berjalan (misal penurunan kecepatan berjalan,

kesulitan memulai jalan, langkah sempit, kaki diseret, goyangan

yang berlebihan pada posisi lateral)

Penurunan waktu reaksi

Bergerak menyebabkan napas menjadi pendek

Usaha yang kuat untuk perubahan gerak (peningkatan

perhatian terhadap aktivitas lain, perilaku mengontrol, fokus

terhadap anggapan ketidakmampuan/aktivitas sebelum sakit

Pergerakan yang lambat

Bergerak menyebabkan tremor

Faktor yang berhubungan ;

Tidak nyaman / nyeri

Kerusakan muskulosskletal dan neuromuskuler

Penurunan kekuatan otot

Kekakuan sendi atau kontraktur

Kurangnya dukungan fisik dan sosial

Page 12: ASKEP LBP

Perencanaan

outcome Rencana tindakan

klien dapat mencapai tingkat mobilitas yang diharapkan,

dengan kriteria:

Mobility Level (Tingkat Mobilitas)

1. Keseimbangan tubuh

2. Posisi tubuh

3. Gerakan otot

4. Gerakan sendi

5. Kemampuan berpindah

Skala:

1: ketergantungan total

2: bantuan alat dan orang

3: bantuan orang

4: mandiri dengan bantuan alat

5: mandiri

Joint Movement: Active (Pergerakan Sendi: Aktif)

Bed rest-care (Perawatan Tirah Baring)

1. Tempatkan pasien pada tempat tidur terapeutik yang

sesuai

2. Posisikan pasien pada body alignment (garis lurus tubuh)

yang sesuai

3. Hindarkan penggunaan linen yang bertekstur kasar

4. Jaga agar tempat tidur tetap bersih, kering, dan rapi

5. Pasang pengganjal pada kaki pasien

6. Pasang side rail (pembatas tempat tidur)

7. Tempatkan remote pengatur tempat tidur agar bisa

terjangkau

8. Tempatkan bel dalam jangkauan klien

9. Tempatkan meja kecil dalam jangkauan klien

10. Ubah posisi klien setidaknya setiap 2 jam

11. Observasi kondisi kulit

12. Lakukan ROM pasif

13. Bantu klien menjaga kebersihan tubuh

Page 13: ASKEP LBP

1. Janggut

2. Leher

3. Jari kanan

4. Jari kiri

5. Jempol kanan

6. Jempol kiri

7. Pergelangan kanan

8. Pergelangan kiri

9. Siku kanan

10. Siku kiri

11. Pundak kanan

12. Pundak kiri

13. Pergelangan kaki kanan

14. Pergelangan kaki kiri

15. Lutut kanan

16. Lutut kiri

17. Paha kanan

18. Paha kiri

Skala:

1: Tidak ada gerakan

14. Bantu pemenuhan ADL

15. Kaji adanya konstipasi, fungsi perkemihan, dan status/

kondisi paru

Exercise Therapy: Joint Mobility (Terapi Aktivitas: Mobilitas

Sendi)

1. Kaji keterbatasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap

fungsi tubuh

2. Kolaborasi dengan fisioterapis dalam merencanakan

program

3. Kaji tingkat motivasi psaien untuk mempertahankan atau

meningkatkan pergerakan sendi

4. Jelaskan pada pasien/keluarga tujuan dan rencana latihan

persendian

5. Kaji lokasi dan sumber nyeri selama aktivitas

6. Berikan tindakan pegontrol nyeri sebelum memulai

kegiatan

7. Beri pasien pakaian yang tidak ketat

8. Lindungi pasien dari trauma selama aktivitas

9. Bantu pasien memposisikan tubuh yang optimal untuk

Page 14: ASKEP LBP

2: Gerakan terbatas

3: Pergerakan sedang

4: Pergerakan agak penuh

5: Pergerakan penuh

latihan persendian

10. Motivasi latihan ROM sesuai jadwal

11. Ajarkan pada pasien dan keluarga cara melakukan ROM

sendiri

12. Bantu pasien untuk melakukan pergerakan sendiri secara

teratur dalam batas kemampuannya

13. Motivasi untuk duduk di tempat tidur, di samping tempat

tidur atau di kursi jika pasien mampu

14. Motivasi ambulasi jika perlu

15. Kaji pencapaian tujuan

16. Berikan reinforcement (penguatan) positif pada klien

Page 15: ASKEP LBP

3. Resiko infeksi

Definisi : resiko munculnya organisme patogen

Faktor yang berhubungan :

Penyakit kronis

Imunosupresi

Tindakan invasif

Tidak adekuat pertahanan tubuh sekunder ( Hb, WBC, penekanan

respon inflamasi

Peningkatan paparan lingkungan patogen

Malnutrisi

Tidak adekuat pertahanan tubuh primer

Kerusakan jaringan

Page 16: ASKEP LBP

Perencanaan

outcome Rencana tindakan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24

jam pasien dapat memperoleh :

1. Pengetahuan kontrol infeksi dengan

indikator :

Menerangkan cara-cara penyebaran

infeksi

Menerangakan faktor yang

berkonstribusi terhadap penyebaran infeksi

Menjelaskan tanda dan gejala

Menjelaskan aktivitas yang dapat

meningkatkan resistensi terhadap infeksi

2. Status nutrisi bagus dengan indikator :

Asupan nutrisi, asupan makanan dan cairan, energi,

masa tubuh, berat badan

1. Kontrol Infeksi

Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

Pertahakan teknik isolasi

Batasi pengunjung

Instruksikan pada pengunjung untuk cuci tangan saat

berkunjung

Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan

Gunakan APD saat tindakan

Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

Tingkatkan intake nutrisi

Beri terapi antibiotik bila perlu

2. Proteksi terhadap infeksi

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

Monitor hitung granulosit, WBC

Monitor kerentanan terhadap infeksi

Batasi pengunjung

Saring pengunjung terhadap penyakit menular

Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko

Page 17: ASKEP LBP

Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,

panas, drainase

Anjurkan masukan nutrisi yang cukup

Page 18: ASKEP LBP

4. Kurang pengetahuan

Definisi : kurangnya atau tidak adanya informasi kognitif yang spesifik

Faktor yang berhubungan :

Keterbatasan kognitif

Interprestasi terhadap informasi yang salah

Kurangnya keinginan untuk mencari informasi

Tidak mengetahui sumber informasi

Batasan karakteristik :

Perilaku tidak sesuai

Ketidakakuratan mengikuti instruksi

Memverbalisasi adanya masalah

Page 19: ASKEP LBP

Perencanaan

outcome Rencana tindakan

NOC : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama…

x24 jam pasien memperoleh :Knoledge : Desease

Process, helth behaviour, Infection control

Dengan kriteria hasil :

Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman

tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program

pengobatan.

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan

prosedur yang dijelaskan dengan benar

Pasien dan keluarga menjelaskan kembali apa

yang dijelaskan tim kesehatan

NIC :

1. Teacing desease process

Berikan penilaian tentang tingkat

pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang

spesifik

Jelaskan patofisiologi penyakit dan

bagaimana hal ini berhubungan dengan anotomi

fisiologinya

Ganbarkan tanda dan gejala yang biasa

muncul dengan cara yang tepat

Gambarkan proses penyakit dengan cara

yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab

dengan cara yang tepat

Sediakan informasi pada pasien tentang

kodisi dengan cara yang tepat

Hindari harapan kosong

Page 20: ASKEP LBP

Sediakan bagi keluarga informasi

kemajuan kondisi pasien

Diskusikan pilihan terapi dan penanganan

Dukung pasien untuk mengekplorasi atau

mendapatkan secodn opinion dengan cara yang tepat

atau diindikaikan

Eksplorasi sumber atau deukungan

Instruksikan pasien mengenai tanda dan

gejala dengan cara yang tepat

2. Pembelajaran proaedur perawatan

Informasikan klien waktu pelaksanaan prosedur

perawatan

Kaji pengalaman klien dan tingkat pengetahuan klien

tentang prosedur yang dilakukan

Instruksikan klien berpartisipasi selama prosedur

perawatan

Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan etelah prosedur

perawatan

Page 21: ASKEP LBP

6. Defisit perawatan diri

Definisi ; gangguan kemampuan melakukan aktivitas kebersihan atau

menyelesaikan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

Batasan Karakteristik:

Ketidakmampuan untuk mandi

Ketidakmampuan untuk berpakaian

Ketidakmampuan untuk makan

Ketidakmampuan untuk toileting

Faktor yang berhubungan :

Penurunan atau kurangnya motivasi

Hambatan lingkungan

Gangguan neuromuskuler

Nyeri

Page 22: ASKEP LBP

Perencanaan

Outcome Rencana tindakan

Self-care: Activities of Daily Living (Perawatan Diri:

Aktivitas Dasar Sehari-hari)

1. Makan

2. Berpakaian

3. Toileting

4. Mandi

5. Berhias

6. Higiene

7. Kebersihan mulut

Skala:

1: ketergantungan total

2: bantuan alat dan orang

3: bantuan orang

4: mandiri dengan bantuan alat

5: mandiri

Self care-assistance (Bantuan Perawatan Diri): mandi,

berpakaian, berhias, makan, toileting

1. Kaji kemampuan klien untuk perawatan diri yang

mandiri

2. Kaji kebutuhan klien akan alat bantu untuk kebersihan

diri, berpakaian, berhias, toileting, dan makan

3. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh

untuk melakukan perawatan diri

4. Motivasi klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari

yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki

5. Motivasi untuk melaksanakan secara mandiri, tapi beri

bantuan jika klien tidak mampu melakukannya.

6. Ajarkan klien/ keluarga untuk meningkatkan

kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien

tidak mampu melakukannya

7. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan

8. Pertimbangkan usia klien jika meningkatkan

pelaksanaan aktivitas sehari-hari

Page 23: ASKEP LBP
Page 24: ASKEP LBP

DAFTAR PUSTAKA

1. Back Care, the UK charity for healthier backs. Date accessed:

February, 18 2005. Available at : http://www.backcare.org.uk/

2. Back pain-low. ADAM Editorial. Update Date: 9/14/2003. Date

accessed: February, 18 2005. Available at :

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003108.htm

3. Brunner dan Suddarth’s. 1997. Buku ajar keperawatan medical bedah.

Edisi 8. Vol.3. EGC. Jakarta.

4. Exercise beats back pain. BBC News, 30 Jul 1999. Date accessed:

February, 18 2005. Available at :

http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/407153.stm

5. Low back pain. Medinfo article. Date accessed: February, 18 2005.

Available at : http://www.medinfo.co.uk/

6. Low back pain. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Date

accessed: February, 18 2005. Available at : http://orthoinfo.aao

7. McCloskey, J.C, Bulechek, G.M , 1996, Nursing Intervention

Classification (NIC) Mosby, St Louis

8. Nanda, 2001, Nursing Diagnosis : Definitions and Classification

2001-2002, Philadelphia

9. Sjamsuhidrajat R dan Jong Wd. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi

revisi. EGC, Jakarta

10.The Royal College of General Practitioners Guidelines on the

Management of Acute Back Pain. 1999. Date accessed: February, 18

2005. Available at :

http://www.rcgp.org.uk/clinspec/guidelines/backpain/