askep menarik diri

33
LAPORAN PENDAHULUAN A. Masalah Utama : Menarik diri. B. Proses Terjadinya Masalah 1. Pengertian Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi 1

Upload: moh-ubaidillah-faqih

Post on 17-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Askep

TRANSCRIPT

askep menarik diri

LAPORAN PENDAHULUANA. Masalah Utama : Menarik diri.

B. Proses Terjadinya Masalah1. PengertianMenarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.

Gejala Klinis : Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

Menghindar dari orang lain (menyendiri)

Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat

Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk

Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas

Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap

Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.

(Budi Anna Keliat, 1998)

2. Penyebab dari Menarik DiriSalah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Gejala Klinis Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)

Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

( Budi Anna Keliat, 1999)

Faktor Predisposisi Dan PresipitasiFaktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan meresa tertekan.Sedangkan faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan fakto psikologis seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan (Stuart and sundeen, 1995).3. Tanda Dan Gejala Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan (data objektif) :1) Apatis, ekspresi, afek tumpul.2) Menghindar dari orang lain (menyendiri) klien tampak memisahkan diri dari orang lain.3) Komunikasi kurang atau tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat.4) Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.5) Berdiam diri di kamar/tempat berpisah klien kurang mobilitasnya.6) Menolak hubungan dengan orang lain klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.7) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.8) Posisi janin pada saat tidur.

Data subjektif sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi, beberapa data subjektif adalah menjawab dengan singkat kata-kata tidak, ya, tidak tahu.4. Karekteristik Perilaku Gangguan pola makan : tidak nafsu makan atau makan berlebihan. Berat badan menurun atau meningkat secara drastis. Kemunduran secara fisik. Tidur berlebihan. Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama. Banyak tidur siang. Kurang bergairah. Tidak memperdulikan lingkungan. Kegiatan menurun. Immobilisasai. Mondar-mandir (sikap mematung, melakukan gerakan berulang). keinginan seksual menurun.5. Akibat dari Menarik DiriKlien dengan perilaku menarik diri dapat berakita adanya terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsangan eksternal.

Gejala Klinis : bicara, senyum dan tertawa sendiri

menarik diri dan menghindar dari orang lain

tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata

tidak dapat memusatkan perhatian

curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut

ekspresi muka tegang, mudah tersinggung

(Budi Anna Keliat, 1999)C. Pohon MasalahResiko Perubahan Sensori-persepsi : Halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri Gangguan Konsep Diri : Harga Diri RendahTidak efektifnya koping individu: koping defensifD. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji1). PengkajianPengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat da tanggal dirawat isi pengkajian meliputi : . Identitas KlienMeliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama, tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien. Keluhan UtamaKeluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain , tidak melakukan kegiatan sehari hari , dependen. Faktor predisposisikehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya; perubahan struktur sosial.Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan dicerai suami , putus sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama. Aspek fisik / biologisHasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan keluhafisik yang dialami oleh klien. Asfek Psikososiala. Genogram yang menggambarkan tiga generasib. Konsep diri(1). Citra Tubuh :Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi negatip tentang tubuh Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.(2). Identitas diriKetidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan .(3) PeranBerubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua , putus sekolah, PHK.(4) Ideal diriMengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.(5) Harga diriPerasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri , gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri.c. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga sosialdengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam masyarakat.d. kenyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual) Status MentalKontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan denga orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup. Kebutuhan persiapan pulang.1. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan2. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC, membersikan dan merapikan pakaian.3. Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi4. Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam dan diluar rumah5). Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar. Mekanisme KopingKlien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri) Asfek MedikTerapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT, Psikomotor,therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.Masalah Keperawatan1. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi

2. Isolasi Sosial : menarik diri

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah Data yang perlu dikaji1. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi 1). Data Subjektif1. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata

2. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata

3. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus

4. Klien merasa makan sesuatu

5. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya

6. Klien takut pada suara/ bunyi/ gambar yang dilihat dan didengar

7. Klien ingin memukul/ melempar barang-barang

2). Data Objektif1. Klien berbicara dan tertawa sendiri

2. Klien bersikap seperti mendengar/ melihat sesuatu

3. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu

4. Disorientasi

2. Isolasi Sosial : menarik diri1). Data SubyektifSukar didapat jika klien menolak komunikasi. Terkadang hanya berupa jawaban singkat ya atau tidak.2). Data ObyektifKlien terlihat apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar dan banyak diam.

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah1). Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

2). Data obyektif:Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.2). Diagnosis Keperawatan1). Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi . berhubungan dengan menarik diri.

2). Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

3). Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa 1 : Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi . berhubungan dengan menarik diri.

Tujuan Umum :

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Rasional : Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya

Tindakan:

1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :

2) sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

3) perkenalkan diri dengan sopan

4) tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

5) jelaskan tujuan pertemuan

6) jujur dan menepati janji

7) tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

8) berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Rasional : Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangi stres dan penyebab perasaaan menarik diri

Tindakan

1) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul

3) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul

4) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Rasional :

Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain.

Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri.Tindakan :

1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain

1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain

2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

2. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain

2) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Rasional :

Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.

Untuk mengetahui perilaku menarik diria dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.Tindakan

1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

2. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :

K P

K P P lain

K P P lain K lain

K Kel/ Klp/ Masy

1) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

2) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

3) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu

4) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

5) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

4. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain

Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalahTindakan

1) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain

2) Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain

3) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Rasional : memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap dan akurat kondisi fisik dan non fisik pasien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya

Tindakan

1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

salam, perkenalan diri

jelaskan tujuan

buat kontrak

eksplorasi perasaan klien2).Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : perilaku menarik diri

penyebab perilaku menarik diri

akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi

cara keluarga menghadapi klien menarik diri

3) Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain

4) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu

5) Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

Diagnosa 2 : Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

Tujuan umum :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya

Tindakan :

1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapetutik2) sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal3) Perkenalkan diri dengan sopan4) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien5) Jelaskan tujuan pertemuan6) Jujur dan menepati janji7) Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya8) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Rasional :

Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.

Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien

Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian

Tindakan:

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif

3) Utamakan memberikan pujian yang realistik

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

Rasional :

Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk berubah.

Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan penggunaannya

Tindakan:

1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit

2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Rasional :

Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri

Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.

Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan

Tindakan:

1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan

Kegiatan mandiri

Kegiatan dengan bantuan sebagian

Kegiatan yang membutuhkan bantuan total

2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

Rasional :

Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien

Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien

Memberikan kesempatan kepada klien ntk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukanTindakan:

1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan

2) Beri pujian atas keberhasilan klien

3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Rasional:

Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah

Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan klien.

Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.

Tindakan:

1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah

2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumahDAFTAR PUSTAKA1. Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003

2. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998

3. Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999

4. Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

5. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998

PAGE 1