askep preeklamsi.docx

Upload: sandy-eka-saputra

Post on 02-Jun-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Tujuan

    1. Tujuan Umum

    2. Tujuan Khusus

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Istilah-istilah dalam Kasus

    1. GCS E3M3V4

    Kesadaran GCS 10 dengan E3M3V4 adalah keasadaran adalah apatis . keasadaran

    apatis adalah menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap stimulus

    yang masuk atau mulai mengantuk (Sunaryo,2004).

    2. Frekuensi nadi

    Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali per menit. Pasca

    melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun takikardi. Denyut nadi

    melebihi 100x/menit, harus waspada kemungkinan terjadinya infeksi atau perdarahan

    post partum.

    3. Frekuensi pernafasan

    Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 x/menit. Pada ibu post

    partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam

    keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu

    berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila nadi tidak normal,

    pernafasan juga akan mengikutinya. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi

    lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

    4. Leukosit

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    2/25

    Leukosit normal pada ibu hamil adalah 12.000/mm3 , pada ibu postpartum, kadar

    leukosit bisa mencapai 20.000-25.000/mm3 dan ini normal.

    5. Cardiac output

    CO akan meningkat disbanding saat kehamilanpada 30-60 menitsetelahpersalinan.

    Hal inidisebabkankarenaadanyapemutusansirkulasiuteroplasenta.

    Iniakanmenuruncepatpadaminggu ke-2 postpartum

    dankembalipadakondisisebelumkehamilanpada 24 minggu postpartum.

    6. Hemoglobin (Hb) danHematokrit (Ht)

    Selama 72 jam setelahpersalinan, terdapatkehilangan plasma

    dalamjumlahbesarsehinggamenyebabkanHbdanHtmeningkathingga 7

    harisetelahpersalinan.

    B. Pengertian

    Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda hipertensi, edema (pembengkakan

    jaringan), dan proteinuria (ditemukan protein di dalam urine) yang timbul karena

    kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa (Wiknjosastro,

    2002). Post partum atau masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir

    setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer, 2001).

    Preeklampsia merupakan suatu sindrom spesifik kehamilan dengan penurunan

    perfusi pada organ akibat terjadinya vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah

    perifer dan aktivasi endotel. Menurut (Cunningham, 2006) preeklampsia adalah keadaan

    dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau keduanya yang terjadi akibat

    kehamilan setelah minggu ke-20. Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut

    dan dapat terjadi saat ante, intra dan postpartum (Angsar, 2008).

    Pada ibu hamil dengan pre eklampsia mereka disarankan untuk melahirkandengan jalan operasi dikarenakan apabila memaksakan untuk melahirkan dengan jalan

    normal akan menimbulkan serangan jantung saat dalam proses melahirkan karena ibu

    harus mengejan yang akan meningkatkan hormon adrenalin dan kerja jantung.

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    3/25

    Berdasarkan gejala kliniknya preeklampsia dibagi menjadi dua yaitu, pre

    eklampsia ringan dan berat. Preeklampsia ringan adalah komplikasi kehamilan yang

    ditandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 140/90 mmHg. Adapun tanda dan

    gejalanya adalah :

    1. Kenaikan tekanan darah siastole 140 mmHg sampai < 160 mmHg dan diastole 90

    mmHg sampai < 110 mmHg.

    2. Proteinuria yaitu ditemukannya protein 0.3 gr/liter/24 jam atau +2 di dalam

    pemeriksaan urine.

    3. Adanya edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah, kaki atau

    tangan.

    Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi keamilan yang ditandai dengan

    timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih, disertai dengaan proteinuria

    dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Adapun tanda dan gejalanya adalah :

    1. Tekanan darah diatas 160/110 mmHg

    2. Proteinuria > 3 gr/liter/ 24 jam atau +3

    3. Peningkatan kadar enzim hati atau ikterus (kuning)

    4. Trombosit < 100.000 /mm3

    5.

    Oliguria 400 mL/24 jam

    6. Ditemukan edema pada betis, perut, punggung, wajah, kaki atau tangan

    7. Gangguan penglihatan

    8. Myeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrum

    9. Penurunan kesadaran

    Penyulit lain juga bisa terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal jantung,

    gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah, sindrom haemolysis,

    elevated liver enzymes and low platelet (HELLP), bahkan dapat terjadi kematian pada

    janin, ibu atau keduanya bila preeklampsia tidak segera diatasi dengan bak dan benar.

    C. Manifestasi Klinik

    Gejala yang sangat penting pada preeklampsia adalah hipertensi dan proteinuria.

    Gejala ini biasanya tidak disadari oleh wanita hamil, pada saat keluhan lain muncul

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    4/25

    seperti sakit kepala, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrum mulai timbul, hipertensi

    dan proteinuria yang terjadi biasanya sudah berat.

    1. Tekanan darah

    Kelainan dasar pada preeklampsia adalah vasospasme arteriol sehingga tanda

    peringatan awal muncul adalah peningkatan tekanan darah. Tekanan diastolik

    merupakan tanda prognostik yang lebih baik dibandingkan tekanan sistolik dan

    tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih menetap menunjukkan keadaan

    abnormal.

    2. Kenaikan berat badan

    Peningkatan berat badan secara tiba-tiba dan berlebihan merupakan tanda pertama

    preeklampsia. Kenaikan berat badan 1 kg/ minggu atau 3 kg dalam sebulan harus

    dicurigai terjadinya preeklampsia. Peningkatan berat badan yang mendadak secara

    berlebih diduga disebabkan karena retensi cairan dan dapat ditemukan terjadinya

    edema secara jelas seperti edema kelopak mata, kedua lengan atau tungkai yang

    membesar.

    3. Proteinuria

    Pada preeklampsia awal, proteinuria mungkin hanya minimal atau tidak ditemukan

    sama sekali. Pada kasus yang berat, proteinuria biasanya dapat ditemukan dan

    mencapai 10 gr/liter.

    4. Nyeri kepala

    Jarang ditemukan pada kasus ringan tetapi semakin sering terjadi pada kasus yang

    lebih berat. Nyeri kepala akan sering terasa di daerah frontalis dan oksipitalis, dan

    tidak sembuh dengan hanya pemberian obat analgesik biasa.

    5. Nyeri epigastrum

    Nyeri epigastrum atau nyeri kuadran kanan atas merupakan keluhan yang sering

    ditemukan pada preeklampsia berat dan dapat menjadi presiktor serangan kejang

    yang akan terjadi. Keluhan ini dapat terjadi mungkin dikarenakan regangan kapsula

    hepar akibat edema atau perdarahan.

    6. Gangguan penglihatan

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    5/25

    Gangguan penglihatan yang dapat terjadi di antaranya pandangan yang sedikit kabur,

    skotoma, hingga kebutaan sebagian atau total. Hal tersebut disebabkan karena adanya

    vasospasme, iskemia dan perdarahan petekie pada korteks oksipital.

    D. Klasifikasi

    1. Penyakit hipertensi kronis : Terdapat hipertensi persisten, TD lebih dari 140/90

    mmHg sebelum kehamilan, atau sebelum 20 minggu kehamilan.

    2. Hipertensi akibat kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH) :

    Perkembangan hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama setelah

    persalinan pada wanita yang TD sebelumnya normal. Tidak terlihat bukti

    preeklampsia atau penyakit vascular hipertensi. TD tidak lebih dari 150/100 mmHg

    saat aktivitas, cepat kembali normal dengan istirahat, dan kembali ke tekanan darah

    normal dalam 10 dari pascapartum .

    3. Preeklampsia : Perkembangan hipertensi yang disertai proteinuria, edema yang

    berlebihan atau keduanya. Preeklamsia terjadi setelah 20 minggu kehamilan dan

    umumnya terjadi pada :

    a. Primigravida, khususnya pada ibu berusia < 17 tahun atau >35 tahun

    b. Riwayat preeklamsia pada keluarga

    c. Kehamilan kembar

    d. Mola hidatidosa

    4. Superimposed preeklampsia atau eklampsia : Merupakan preeklampsia atau

    eklampsia pada ibu yang menderita penyakit hipertensi vascular kronis atau penyakit

    ginjal.

    E. Etiologi

    Etiologi preeklampsia sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Banyak teori

    dikemukakan, tetapi belum ada jawaban yang memuaskan. Oleh karena itu, preeklampsia

    sering disebut sebagai sebuah teori penyakit atau the disease of theory. Adapun teori-

    teori tersebut antara lain :

    1. Peran prostasiklin dan tromboksan

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    6/25

    Pada preeklampsia didapatkan kerusakan di endotel vaskuler sehingga terjadi

    penurunan produksi prostasiklin(PGI2) yang pada kehamilan normal meningkat,

    aktivasi penggumpalan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti dengan trombin dan

    plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin.

    Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotonin,

    sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.

    2. Peran faktor imunologis

    Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada

    kehamilan berikutnya dikarenakan pada kehamilan pertama pembentukan blocking

    antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang akan semakin sempurna

    pada kehamilan berikutnya.

    3.

    Peran faktor genetik/familial

    Beberapa bukti yang menunjukkan faktor genetik juga berperan pada kejadian

    preeklampsia antara lain :

    a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia

    b. Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsia pada anak-anak

    dari ibu yang menderita preeclampsia

    c. PeranRenin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)

    Terdapat pula empat hipotesis mengenai etiologi dari preeklampsia, yaitu :

    1. Iskemia plasenta

    Yaitu invasi trofoblas yang tidak normal terhadap arteri spiralis sehingga

    menyebabkan berkurangnya sirkulasi uteroplasenta yang dapat berkembang menjadi

    iskemia plasenta.

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    7/25

    Gambar 1.1 Etiologi preeklampsia menurut teori iskemik plasenta

    2. Peningkatan toksisitas very low density lipoprotein (VLDL).

    3. Maladaptasi imunologi, yang menyebabkan gangguan invasi arteri spiralis oleh sel-

    sel sinsitiotrofoblas dan disfungsi sel endotel yang diperantarai oleh peningkatan

    pelepasan sitokinin, enzim proteolitik dan radikal bebas.

    4. Genetik.

    F.

    Patofisiologi

    G. Faktor Resiko

    Faktor risiko preeklampsia meliputi kondisi medis yang berpotensi menyebabkan

    preeklampsia seperti primigravida, diabetus mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda,

    hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas (Wibowo dan Rachimhadi, 2006).

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    8/25

    Adapula faktor risiko lain yang dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia,

    diantaranya adalah (Karkata, 2006) :

    1. Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.

    2. Genetik, riwayat keluarga pernah preeklampsia atau eklampsia.

    3. Kehamilan kembar.

    4. Nulipara dan multipara.

    5. Umur diatas 40 tahun.

    6. Diabetus mellitus.

    Ras Afrika-Amerika.

    BAB III

    KASUS

    A.

    KASUS

    Ny H, usia 32 tahun, dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran post partum hari

    pertama. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan GCS E3V3M4, tekanan darah 180/140

    mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 40 x/mnt, suhu 37oC, produksi urin

    200 cc/8 jam, ada edema di ekstremitas. Hasil pemeriksaan darah: Hb 11, Leukosit

    20.300, Trombosit 86.000, Ht 41.1, GDS 130, Creatinin 0.4. Hasil pemeriksaan urin:

    protein +3.

    B. PATHWAY

    C. ASUHAN KEPERAWATAN

    1. Pengkajian

    a.

    Identitas

    1)

    Nama : Ny. H

    2) Agama : -

    3) Umur : 32 tahun

    4) Suku : -

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    9/25

    5) Pendidikan: -

    6) Pekerjaan : -

    7) Alamat : -

    b. Keluhan Utama

    -

    c. Riwayat Kesehatan

    1) Riwayat Kesehatan Keluarga

    -

    2) Riwayat Kesehatan Sebelumnya

    -

    3) Riwayat Kesehatan Sekarang

    Penurunan kesadaran post partum hari pertama. GCS E3V3M4.

    d. Riwayat Obstetric

    1) Haid

    i. Usia menarche : -

    ii. Lamanya siklus : -

    iii. Lamanya haid : -

    iv. Volume : -

    v. HPHT : -

    vi. HPL : -

    2) Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

    i. G-P-A : -

    ii. Gangguan pada kehamilan : -

    iii. Jenis persalinan : -

    iv. Penolong persalinan : -

    v.

    Komplikasi paska persalinan : -

    3)Kehamilan, persalinan, dan nifas sekarang

    i. G-P-A : -

    ii. Riwayat pemeriksaan selama hamil : -

    iii. Riwayat setelah persalinan : -

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    10/25

    4)Riwayat Pemakaian Kontrasepsi

    i. Waktu penggunaan : -

    ii. Jenis alat kontrasepsi : -

    iii. Lamanya penggunaan : -

    iv. Alasan melepas alat kontasepsi : -

    e. Pola kebutuhan dasar manusia

    1) Nutrisi

    -

    2) Pola eliminasi

    a) Produksi urin 200 cc/8 jam

    b)

    Hasil pemeriksaan urin: protein +3

    3)Pola mobilisasi

    Hasil pemeriksaan fisik didapatkan GCS E3V3M4.

    4)Pola Istirahat dan tidur

    -

    5)Pola personal hygiene

    -

    6)Psikologi

    -

    7)Kenyamanan

    -

    8)Keamanan

    -

    9)Sirkulasi

    a) Tekanan darah 180/140 mmHg

    b)

    Frekuensi nadi 120 x/mnt

    c) Frekuensi napas 40 x/mnt

    10)Pernapasan

    Frekuensi napas 40 x/mnt

    11)Seksualitas

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    11/25

    Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lochea sedang dan

    bebas bekuan berlebihan/banyak.

    12)Integritas Ego

    -

    13)Neurosensori

    -

    f. Pemeriksaan fisik

    1) Tanda-tanda vital

    a) GCS E3V3M4

    b) Tekanan darah 180/140 mmHg

    c)

    Frekuensi nadi 120 x/mnt

    d) Frekuensi napas 40 x/mnt

    e) Suhu 37Oc

    f) produksi urin 200 cc/8 jam

    g) Terdapat edema di ekstremitas

    2) Status Present

    a) Kepala : Bentuk kepalnya simetris, tidak benjolan pada kepala.

    b) Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe.

    c) Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera

    tidak ikterik, palpebra tidak oedem.

    d) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada secret atau pembesaran polip.

    e) Mulut : Tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang, tidak ada caries

    gigi, lidah bersih.

    f) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau vena jugularis.

    g) Aksilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

    h)

    Dada

    Pulmonal

    i. Inspeksi : Simetris kanan dan kiri

    ii. Palpasi : Vocal premitus kanan dan kiri sama kuat

    iii. Perkusi : Sonor

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    12/25

    iv. Auskultasi : Tidak ada kelainan bunyi paru

    Jantung

    i. Inspeksi : Tidak terlihat ictus cordis

    ii. Palpasi : Tidak teraba ictus cordis

    iii. Perkusi : Pekak

    iv. Auskultasi : Tidak ada kelainan bunyi pada jantung

    i) Abdomen : Tidak ada pembesaran kelenjar limpa.

    j) Genetalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada condiloma

    akuminata, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini.

    k) Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.

    l) Ekstremitas : Terdapat oedem pada ektremitas.

    g. Pemeriksaan Laboratorium

    1) Hb 11

    2) Leukosit 20.300

    3) Trombosit 86.000

    4) Ht 41.1

    5) GDS 130

    6) Creatinin 0.4

    7) Hasil pemeriksaan urin: protein +3.

    2. Pengkajian Primer

    a. Airway

    1) Tidak ada sumbatan jalan napas

    b. Breathing

    1) Frekuensi napas 40 x/mnt

    c.

    Circulation

    1) Frekuensi nadi 120 x/mnt

    2) Tekanan darah 180/140 mmHg

    d. Disability

    1) GCS E3V3M4

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    13/25

    2) Penurunan kesadaran post partum hari pertama

    e. Exposure

    1) Tidak ada cedera

    3. Pengkajian Sekunder

    b. Sign and symtomp

    1) Penurunan kesadaran post partum hari pertama

    c. Allergi

    -

    d. Medikasi

    -

    e.

    Past Illness

    1) Preeklamsi

    f. Last Meal

    -

    g. Event

    1) Post partum hari pertama

    4. Analisis Data

    No. Data Fokus Masalah Etiologi

    1. Ds :

    Do :

    - GCS E3V3M4

    - Tekanan darah 180/140 mmHg

    - Edema di ekstremitas

    - Frekuensi nadi 120 x/mnt

    -

    Trombosit 86.000

    Gangguan perfusi

    jaringan

    Gangguan Vaskule

    2. Ds :

    Do :

    - Post partum hari pertama

    - GCS E3V3M4

    Intoleransi aktivitas Kelemahan Umum

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    14/25

    - Tekanan darah 180/140 mmHg

    - Frekuensi napas 40 x/mnt

    - Trombosit 86.000

    3. Ds :

    Do :

    - Creatinin 0.4

    - Urin: protein +3

    - Edema di ekstremitas

    - Produksi urin 200 cc/8 jam

    Kelebihan Volume

    Cairan

    Gangguan Mekani

    Regulasi

    5. Diagnosa Keperawatan

    a.

    Gangguan perfusi jaringan b.d kelemahan aliran darah sekunder

    b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

    c. Kelebihan Volume Cairan b.d Gangguan mekanisme regulasi

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    15/25

    6. Intervensi

    Dx Tanggal Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional TTD

    1 Setelah dilakukan

    tindakan x jam

    diharapkan status

    sirkulasi dan perfusi

    jaringan klien membaik

    dengan kriteria hasil:

    Tekanan sistole dan

    diastole dalam

    rentang yang

    diharapkan

    Tidak ada tanda

    tanda peningkatan

    tekanan intracranial(tidak lebih dari 15

    mmHg)

    Mendemonstrasikan

    kemampuan kognitif

    Menunjukan fungsi

    sensori motori krania

    Manajemen sensasi perifer

    1.

    Monitor adanya daerah tertentu yang

    hanya peka terhadap

    panas/dingin/tajam/tumpul

    2. Intruksikan keluarga untuk

    mengobservasi kulit jika ada isi atau

    laserasi

    3. Monitor intake dan outout setiap

    hari

    4. Kontrol tetesan infus MgSO4

    5. Monitor edema yang tampak

    6.

    Anjuran klien untuk istirahat atau

    tidur dengan posisi berbaring padasalah satu sisi tubuhnya

    7. Kontrol TTV secara berkala

    1. Dengan memonitor adanya

    daerah yang peka terhadap

    sensasi tertentu dapat

    diketahui daerah yang

    abnormal dalam merasakan

    sensasi

    2. Dengan mengobservasi dapat

    diketahui jika terdapat isi atau

    laserasi yang tidak disadari

    klien jika mengalami

    penurunan sensasi

    3.

    Dengan memonitor intake

    dan output maka akan dapatdiketahui tingkat toleransi/

    fungsi tubuh

    4. Cairan MgSO4 berguna untuk

    mengurangi vasospasme,

    dengan menurunnya

    vasospasme akan membantu

    meningkatkan perfusi ginjal,

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    16/25

    yang utuh mobilisasi cairan

    ekstravaskuler dan diuresis

    sehingga edema dapat

    dikurangi

    5. Dengan memonitor edema

    yang tampak dapat diketahui

    keadaan edema merupakan

    indikator keadaan cairan

    tubuh.

    6.

    Dengan istirahat tidur dengan

    posisi berbaring pada salah

    satu sisi tubuhnya akan

    memaksimalkan aliran darah

    dan meningkatkan dieresis

    7. Dengan mengontrol TTV

    dapat diketahui keadaanumum klien dan dapat

    menentukan tindakan

    selanjutnya

    2 Setelah dilakukan

    tindakan ..x jam

    diharapkan pasien

    Terapi Aktivitas

    1. Kaji respon klien terhadap aktivitas

    2. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi

    1. Menentukan pilihan

    intervensi selanjutnya

    2. Untuk membantu klien

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    17/25

    mampu mengoptimalkan

    penggunaan energy,

    mentololeransi aktivitas

    dengan kriteria hasil:

    Berpartipisasi

    dalam aktivitas

    fisik tanpa

    disertai

    peningkatan

    tekanan darah,

    nadi dan RR

    Mampu

    melakukan

    aktivitas sehari-

    hari secara

    mandiri

    Tanda tanda

    vital normal

    Mampu

    berpindah

    dengan atau

    tanpa bantuan

    medic dalam merencanakan program

    terapi yang tepat

    3. Bantu klien untuk mengidentifikasi

    aktivitas yang mampu dilakukan

    4. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten

    yang sesuai dengan kemampuan fisik,

    psikologi dan social

    5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan

    aktivitas seperti kursi roda

    6.

    Bantu klien untuk mengidentifikasi

    aktivitas yang disukai

    7. Bantu klien/keluarga untuk

    mengidentifikasi kekurangan dalam

    beraktivitas

    8. Bantu pasien untuk mengembangkan

    motivasi diri dan penguatan9. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan

    spiritual

    dalam penerapan intervensi

    3. Membantu klien untuk

    melakukan aktivitas secara

    mandiri

    4. Mencegah meningkatnya

    kerja jantung yang tiba-tiba

    5.

    Membantu klien dalam

    mobilisasi

    6. Aktivitas yang disukai

    dapat merangsang klien

    untuk meningkatkatkan

    aktivitas

    7. Mencegah dampak buruk

    jika kekurangan aktivitas

    seperti penurunan kekuatan

    otot.8. Untuk mendorong klien

    dalam melakukan aktivitas

    9. Mengetahui respon fisik,

    emosi, sosial, dan spiritual

    klien dalam menyikapi

    keadaannya

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    18/25

    alat

    Sirkulasi status

    baik

    Status respirasi :

    pertukaran gas

    dan ventilasi

    adekuat

    3 Setelah dilakukan

    tindakan ..x jam pada

    pasien diharapkan

    volume cairan seimbang,

    elektrolit dan asam basa

    seimbang dengan

    kriteria hasil:

    Terbebas dari edema

    Terbebas dari

    kelelahan,

    kecemasan dan

    kebingungan

    Menjelaskan

    Manajemen cairan

    1. Monitor dan catat intake output setiap

    hari

    2. Pasang urin kateter jika diperlukan

    3. Monitor hasil Hb yang sesuai dengan

    retensi cairan (BUN, Hmt, osmolaritas

    urin)

    4. Monitor status hemodinamik termasuk

    CVP, MAP, PAP, dan PCWP

    5. Monitor vitas sign, catatan pengisian

    kapiler

    6. Kaji lokasi dan luas edema

    7. Berikan diit rendah garam sesuai dengan

    1. Dengan memonitor intake

    dan output diharapkan dapat

    diketahui adanya

    keseimbangan cairan dan

    dapat diramalkan keadaan

    dan kerusakan glomerulus

    2.

    Meminimalkan retensi urin

    berlebih di kandung kemih

    3. Mengetahui BUN, Hmt,

    osmolaritas urin masih dlam

    batasan normal atau tidak

    4. Dapat diketahui jika ada ke

    abnormalan dalam status

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    19/25

    indikator kelebihan

    cairan

    Terbebas dari

    distensi vena

    jugularis, reflek

    hepatojugular (+)

    Memelihara tekanan

    venasentral, tekanan

    kapiler paru, output

    jantung dan tanda

    vital dalam batas

    normal

    kolaborasi dengan ahli gizi

    8. Kaji distensi vena jugularis dan perifer

    9. Kolaborasi pemberian diuretic sesuai

    intruksi dokter

    hemodinamik

    5.Dengan memonitor vital sign

    dan pengisian kapiler dapat

    dijadikan pedoman untuk

    pegganti cairan atau menilai

    respon dari kardiovaskular

    6.

    Keadaan edema merupakan

    indicator keadaan cairan

    dalam tubuh

    7.

    Diit rendah garam akan

    mengurangi terjadinya

    kelebihan cairan

    8.Retensi cairan yang berlebihan

    bisa dimanifestasikan dengan

    pelebaran vena jugularis dan

    edema perifer9.Diuretika dapat meningkatkan

    filtrasi glomerulus dam

    menghambat penyerapan

    sodium dan air dalam tubulus

    ginjal

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    20/25

    7. Implementasi

    No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Ttd

    1. a. Gangguan perfusi jaringan

    berhubungan dengan

    kelemahan aliran darah

    sekunder b.d gangguanvaskuler

    1. Memonitor adanya daerah tertentu yang hanya peka

    terhadap sensasi

    2. Mengintruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika

    ada isi atau laserasi3. Memonitor intake dan outout setiap hari

    4. Mengontrol tetesan infus MgSO4

    5.

    Memonitor edema yang tampak

    6. Menganjurkan klien untuk istirahat atau tidur dengan

    posisi berbaring pada salah satu sisi tubuhnya

    7. Mengontrol TTV secara berkala

    .

    2. Intoleransi aktivitas b.d

    kelemahan umum

    1.

    Mengkaji respon klien terhadap aktivitas

    2.

    Mengkolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic dalam

    merencanakan program terapi yang tepat

    3. Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang

    mampu dilakukan

    4. Membantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai

    dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

    5.

    Membantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    21/25

    kursi roda

    6. Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang

    disukai

    7. Membantu klien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan

    dalam beraktivitas

    8. Membantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan

    penguatan

    3. . Kelebihan volume cairan

    berhubungan dengan gangguan

    mekanisme regulasi

    1. Memonitor dan mencatat intake output setiap hari

    2. Memasang urin kateter jika diperlukan

    3. Memonitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN,

    Hmt, osmolaritas urin)

    4. Memonitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP,

    dan PCWP

    5. Memonitor vital sign, catatan pengisian kapiler

    6.

    Mengkaji lokasi dan luas edema7. Memberikan diit rendah garam sesuai dengan kolaborasi

    dengan ahli gizi

    8. Mengkaji distensi vena jugularis dan perifer

    9. Mengkolaborasi pemberian diuretic sesuai intruksi dokter

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    22/25

    8. Evaluasi

    No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD

    1. Gangguan perfusi jaringan

    berhubungan dengan kelemahan

    aliran darah sekunder b.d

    gangguan vaskuler

    S :

    O :

    A :

    P :2. Intoleransi aktivitas b.d

    kelemahan umum

    S :

    O : pasien terlihat pucat dan lemah

    A :

    P :

    3. . Kelebihan volume cairan

    berhubungan dengan gangguan

    mekanisme regulasi

    S :

    O :

    A : masalah belum teratasi

    P :

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    23/25

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    24/25

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    BAB V

    A. Kesimpulan

    B. Saran

  • 8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx

    25/25

    Daftar Pustaka

    Sunaryo. 2004.Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.