askep preeklamsi.docx
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Istilah-istilah dalam Kasus
1. GCS E3M3V4
Kesadaran GCS 10 dengan E3M3V4 adalah keasadaran adalah apatis . keasadaran
apatis adalah menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap stimulus
yang masuk atau mulai mengantuk (Sunaryo,2004).
2. Frekuensi nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun takikardi. Denyut nadi
melebihi 100x/menit, harus waspada kemungkinan terjadinya infeksi atau perdarahan
post partum.
3. Frekuensi pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 x/menit. Pada ibu post
partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu
berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila nadi tidak normal,
pernafasan juga akan mengikutinya. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi
lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
4. Leukosit
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
2/25
Leukosit normal pada ibu hamil adalah 12.000/mm3 , pada ibu postpartum, kadar
leukosit bisa mencapai 20.000-25.000/mm3 dan ini normal.
5. Cardiac output
CO akan meningkat disbanding saat kehamilanpada 30-60 menitsetelahpersalinan.
Hal inidisebabkankarenaadanyapemutusansirkulasiuteroplasenta.
Iniakanmenuruncepatpadaminggu ke-2 postpartum
dankembalipadakondisisebelumkehamilanpada 24 minggu postpartum.
6. Hemoglobin (Hb) danHematokrit (Ht)
Selama 72 jam setelahpersalinan, terdapatkehilangan plasma
dalamjumlahbesarsehinggamenyebabkanHbdanHtmeningkathingga 7
harisetelahpersalinan.
B. Pengertian
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda hipertensi, edema (pembengkakan
jaringan), dan proteinuria (ditemukan protein di dalam urine) yang timbul karena
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa (Wiknjosastro,
2002). Post partum atau masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer, 2001).
Preeklampsia merupakan suatu sindrom spesifik kehamilan dengan penurunan
perfusi pada organ akibat terjadinya vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah
perifer dan aktivasi endotel. Menurut (Cunningham, 2006) preeklampsia adalah keadaan
dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau keduanya yang terjadi akibat
kehamilan setelah minggu ke-20. Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut
dan dapat terjadi saat ante, intra dan postpartum (Angsar, 2008).
Pada ibu hamil dengan pre eklampsia mereka disarankan untuk melahirkandengan jalan operasi dikarenakan apabila memaksakan untuk melahirkan dengan jalan
normal akan menimbulkan serangan jantung saat dalam proses melahirkan karena ibu
harus mengejan yang akan meningkatkan hormon adrenalin dan kerja jantung.
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
3/25
Berdasarkan gejala kliniknya preeklampsia dibagi menjadi dua yaitu, pre
eklampsia ringan dan berat. Preeklampsia ringan adalah komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 140/90 mmHg. Adapun tanda dan
gejalanya adalah :
1. Kenaikan tekanan darah siastole 140 mmHg sampai < 160 mmHg dan diastole 90
mmHg sampai < 110 mmHg.
2. Proteinuria yaitu ditemukannya protein 0.3 gr/liter/24 jam atau +2 di dalam
pemeriksaan urine.
3. Adanya edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah, kaki atau
tangan.
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi keamilan yang ditandai dengan
timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih, disertai dengaan proteinuria
dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Adapun tanda dan gejalanya adalah :
1. Tekanan darah diatas 160/110 mmHg
2. Proteinuria > 3 gr/liter/ 24 jam atau +3
3. Peningkatan kadar enzim hati atau ikterus (kuning)
4. Trombosit < 100.000 /mm3
5.
Oliguria 400 mL/24 jam
6. Ditemukan edema pada betis, perut, punggung, wajah, kaki atau tangan
7. Gangguan penglihatan
8. Myeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrum
9. Penurunan kesadaran
Penyulit lain juga bisa terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal jantung,
gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah, sindrom haemolysis,
elevated liver enzymes and low platelet (HELLP), bahkan dapat terjadi kematian pada
janin, ibu atau keduanya bila preeklampsia tidak segera diatasi dengan bak dan benar.
C. Manifestasi Klinik
Gejala yang sangat penting pada preeklampsia adalah hipertensi dan proteinuria.
Gejala ini biasanya tidak disadari oleh wanita hamil, pada saat keluhan lain muncul
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
4/25
seperti sakit kepala, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrum mulai timbul, hipertensi
dan proteinuria yang terjadi biasanya sudah berat.
1. Tekanan darah
Kelainan dasar pada preeklampsia adalah vasospasme arteriol sehingga tanda
peringatan awal muncul adalah peningkatan tekanan darah. Tekanan diastolik
merupakan tanda prognostik yang lebih baik dibandingkan tekanan sistolik dan
tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih menetap menunjukkan keadaan
abnormal.
2. Kenaikan berat badan
Peningkatan berat badan secara tiba-tiba dan berlebihan merupakan tanda pertama
preeklampsia. Kenaikan berat badan 1 kg/ minggu atau 3 kg dalam sebulan harus
dicurigai terjadinya preeklampsia. Peningkatan berat badan yang mendadak secara
berlebih diduga disebabkan karena retensi cairan dan dapat ditemukan terjadinya
edema secara jelas seperti edema kelopak mata, kedua lengan atau tungkai yang
membesar.
3. Proteinuria
Pada preeklampsia awal, proteinuria mungkin hanya minimal atau tidak ditemukan
sama sekali. Pada kasus yang berat, proteinuria biasanya dapat ditemukan dan
mencapai 10 gr/liter.
4. Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan tetapi semakin sering terjadi pada kasus yang
lebih berat. Nyeri kepala akan sering terasa di daerah frontalis dan oksipitalis, dan
tidak sembuh dengan hanya pemberian obat analgesik biasa.
5. Nyeri epigastrum
Nyeri epigastrum atau nyeri kuadran kanan atas merupakan keluhan yang sering
ditemukan pada preeklampsia berat dan dapat menjadi presiktor serangan kejang
yang akan terjadi. Keluhan ini dapat terjadi mungkin dikarenakan regangan kapsula
hepar akibat edema atau perdarahan.
6. Gangguan penglihatan
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
5/25
Gangguan penglihatan yang dapat terjadi di antaranya pandangan yang sedikit kabur,
skotoma, hingga kebutaan sebagian atau total. Hal tersebut disebabkan karena adanya
vasospasme, iskemia dan perdarahan petekie pada korteks oksipital.
D. Klasifikasi
1. Penyakit hipertensi kronis : Terdapat hipertensi persisten, TD lebih dari 140/90
mmHg sebelum kehamilan, atau sebelum 20 minggu kehamilan.
2. Hipertensi akibat kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH) :
Perkembangan hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama setelah
persalinan pada wanita yang TD sebelumnya normal. Tidak terlihat bukti
preeklampsia atau penyakit vascular hipertensi. TD tidak lebih dari 150/100 mmHg
saat aktivitas, cepat kembali normal dengan istirahat, dan kembali ke tekanan darah
normal dalam 10 dari pascapartum .
3. Preeklampsia : Perkembangan hipertensi yang disertai proteinuria, edema yang
berlebihan atau keduanya. Preeklamsia terjadi setelah 20 minggu kehamilan dan
umumnya terjadi pada :
a. Primigravida, khususnya pada ibu berusia < 17 tahun atau >35 tahun
b. Riwayat preeklamsia pada keluarga
c. Kehamilan kembar
d. Mola hidatidosa
4. Superimposed preeklampsia atau eklampsia : Merupakan preeklampsia atau
eklampsia pada ibu yang menderita penyakit hipertensi vascular kronis atau penyakit
ginjal.
E. Etiologi
Etiologi preeklampsia sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Banyak teori
dikemukakan, tetapi belum ada jawaban yang memuaskan. Oleh karena itu, preeklampsia
sering disebut sebagai sebuah teori penyakit atau the disease of theory. Adapun teori-
teori tersebut antara lain :
1. Peran prostasiklin dan tromboksan
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
6/25
Pada preeklampsia didapatkan kerusakan di endotel vaskuler sehingga terjadi
penurunan produksi prostasiklin(PGI2) yang pada kehamilan normal meningkat,
aktivasi penggumpalan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti dengan trombin dan
plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin.
Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotonin,
sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
2. Peran faktor imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada
kehamilan berikutnya dikarenakan pada kehamilan pertama pembentukan blocking
antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang akan semakin sempurna
pada kehamilan berikutnya.
3.
Peran faktor genetik/familial
Beberapa bukti yang menunjukkan faktor genetik juga berperan pada kejadian
preeklampsia antara lain :
a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia
b. Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsia pada anak-anak
dari ibu yang menderita preeclampsia
c. PeranRenin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)
Terdapat pula empat hipotesis mengenai etiologi dari preeklampsia, yaitu :
1. Iskemia plasenta
Yaitu invasi trofoblas yang tidak normal terhadap arteri spiralis sehingga
menyebabkan berkurangnya sirkulasi uteroplasenta yang dapat berkembang menjadi
iskemia plasenta.
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
7/25
Gambar 1.1 Etiologi preeklampsia menurut teori iskemik plasenta
2. Peningkatan toksisitas very low density lipoprotein (VLDL).
3. Maladaptasi imunologi, yang menyebabkan gangguan invasi arteri spiralis oleh sel-
sel sinsitiotrofoblas dan disfungsi sel endotel yang diperantarai oleh peningkatan
pelepasan sitokinin, enzim proteolitik dan radikal bebas.
4. Genetik.
F.
Patofisiologi
G. Faktor Resiko
Faktor risiko preeklampsia meliputi kondisi medis yang berpotensi menyebabkan
preeklampsia seperti primigravida, diabetus mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda,
hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas (Wibowo dan Rachimhadi, 2006).
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
8/25
Adapula faktor risiko lain yang dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia,
diantaranya adalah (Karkata, 2006) :
1. Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.
2. Genetik, riwayat keluarga pernah preeklampsia atau eklampsia.
3. Kehamilan kembar.
4. Nulipara dan multipara.
5. Umur diatas 40 tahun.
6. Diabetus mellitus.
Ras Afrika-Amerika.
BAB III
KASUS
A.
KASUS
Ny H, usia 32 tahun, dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran post partum hari
pertama. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan GCS E3V3M4, tekanan darah 180/140
mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 40 x/mnt, suhu 37oC, produksi urin
200 cc/8 jam, ada edema di ekstremitas. Hasil pemeriksaan darah: Hb 11, Leukosit
20.300, Trombosit 86.000, Ht 41.1, GDS 130, Creatinin 0.4. Hasil pemeriksaan urin:
protein +3.
B. PATHWAY
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.
Identitas
1)
Nama : Ny. H
2) Agama : -
3) Umur : 32 tahun
4) Suku : -
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
9/25
5) Pendidikan: -
6) Pekerjaan : -
7) Alamat : -
b. Keluhan Utama
-
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Keluarga
-
2) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
-
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Penurunan kesadaran post partum hari pertama. GCS E3V3M4.
d. Riwayat Obstetric
1) Haid
i. Usia menarche : -
ii. Lamanya siklus : -
iii. Lamanya haid : -
iv. Volume : -
v. HPHT : -
vi. HPL : -
2) Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
i. G-P-A : -
ii. Gangguan pada kehamilan : -
iii. Jenis persalinan : -
iv. Penolong persalinan : -
v.
Komplikasi paska persalinan : -
3)Kehamilan, persalinan, dan nifas sekarang
i. G-P-A : -
ii. Riwayat pemeriksaan selama hamil : -
iii. Riwayat setelah persalinan : -
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
10/25
4)Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
i. Waktu penggunaan : -
ii. Jenis alat kontrasepsi : -
iii. Lamanya penggunaan : -
iv. Alasan melepas alat kontasepsi : -
e. Pola kebutuhan dasar manusia
1) Nutrisi
-
2) Pola eliminasi
a) Produksi urin 200 cc/8 jam
b)
Hasil pemeriksaan urin: protein +3
3)Pola mobilisasi
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan GCS E3V3M4.
4)Pola Istirahat dan tidur
-
5)Pola personal hygiene
-
6)Psikologi
-
7)Kenyamanan
-
8)Keamanan
-
9)Sirkulasi
a) Tekanan darah 180/140 mmHg
b)
Frekuensi nadi 120 x/mnt
c) Frekuensi napas 40 x/mnt
10)Pernapasan
Frekuensi napas 40 x/mnt
11)Seksualitas
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
11/25
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lochea sedang dan
bebas bekuan berlebihan/banyak.
12)Integritas Ego
-
13)Neurosensori
-
f. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
a) GCS E3V3M4
b) Tekanan darah 180/140 mmHg
c)
Frekuensi nadi 120 x/mnt
d) Frekuensi napas 40 x/mnt
e) Suhu 37Oc
f) produksi urin 200 cc/8 jam
g) Terdapat edema di ekstremitas
2) Status Present
a) Kepala : Bentuk kepalnya simetris, tidak benjolan pada kepala.
b) Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe.
c) Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, palpebra tidak oedem.
d) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada secret atau pembesaran polip.
e) Mulut : Tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang, tidak ada caries
gigi, lidah bersih.
f) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau vena jugularis.
g) Aksilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
h)
Dada
Pulmonal
i. Inspeksi : Simetris kanan dan kiri
ii. Palpasi : Vocal premitus kanan dan kiri sama kuat
iii. Perkusi : Sonor
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
12/25
iv. Auskultasi : Tidak ada kelainan bunyi paru
Jantung
i. Inspeksi : Tidak terlihat ictus cordis
ii. Palpasi : Tidak teraba ictus cordis
iii. Perkusi : Pekak
iv. Auskultasi : Tidak ada kelainan bunyi pada jantung
i) Abdomen : Tidak ada pembesaran kelenjar limpa.
j) Genetalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada condiloma
akuminata, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini.
k) Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
l) Ekstremitas : Terdapat oedem pada ektremitas.
g. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb 11
2) Leukosit 20.300
3) Trombosit 86.000
4) Ht 41.1
5) GDS 130
6) Creatinin 0.4
7) Hasil pemeriksaan urin: protein +3.
2. Pengkajian Primer
a. Airway
1) Tidak ada sumbatan jalan napas
b. Breathing
1) Frekuensi napas 40 x/mnt
c.
Circulation
1) Frekuensi nadi 120 x/mnt
2) Tekanan darah 180/140 mmHg
d. Disability
1) GCS E3V3M4
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
13/25
2) Penurunan kesadaran post partum hari pertama
e. Exposure
1) Tidak ada cedera
3. Pengkajian Sekunder
b. Sign and symtomp
1) Penurunan kesadaran post partum hari pertama
c. Allergi
-
d. Medikasi
-
e.
Past Illness
1) Preeklamsi
f. Last Meal
-
g. Event
1) Post partum hari pertama
4. Analisis Data
No. Data Fokus Masalah Etiologi
1. Ds :
Do :
- GCS E3V3M4
- Tekanan darah 180/140 mmHg
- Edema di ekstremitas
- Frekuensi nadi 120 x/mnt
-
Trombosit 86.000
Gangguan perfusi
jaringan
Gangguan Vaskule
2. Ds :
Do :
- Post partum hari pertama
- GCS E3V3M4
Intoleransi aktivitas Kelemahan Umum
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
14/25
- Tekanan darah 180/140 mmHg
- Frekuensi napas 40 x/mnt
- Trombosit 86.000
3. Ds :
Do :
- Creatinin 0.4
- Urin: protein +3
- Edema di ekstremitas
- Produksi urin 200 cc/8 jam
Kelebihan Volume
Cairan
Gangguan Mekani
Regulasi
5. Diagnosa Keperawatan
a.
Gangguan perfusi jaringan b.d kelemahan aliran darah sekunder
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
c. Kelebihan Volume Cairan b.d Gangguan mekanisme regulasi
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
15/25
6. Intervensi
Dx Tanggal Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional TTD
1 Setelah dilakukan
tindakan x jam
diharapkan status
sirkulasi dan perfusi
jaringan klien membaik
dengan kriteria hasil:
Tekanan sistole dan
diastole dalam
rentang yang
diharapkan
Tidak ada tanda
tanda peningkatan
tekanan intracranial(tidak lebih dari 15
mmHg)
Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif
Menunjukan fungsi
sensori motori krania
Manajemen sensasi perifer
1.
Monitor adanya daerah tertentu yang
hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
2. Intruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada isi atau
laserasi
3. Monitor intake dan outout setiap
hari
4. Kontrol tetesan infus MgSO4
5. Monitor edema yang tampak
6.
Anjuran klien untuk istirahat atau
tidur dengan posisi berbaring padasalah satu sisi tubuhnya
7. Kontrol TTV secara berkala
1. Dengan memonitor adanya
daerah yang peka terhadap
sensasi tertentu dapat
diketahui daerah yang
abnormal dalam merasakan
sensasi
2. Dengan mengobservasi dapat
diketahui jika terdapat isi atau
laserasi yang tidak disadari
klien jika mengalami
penurunan sensasi
3.
Dengan memonitor intake
dan output maka akan dapatdiketahui tingkat toleransi/
fungsi tubuh
4. Cairan MgSO4 berguna untuk
mengurangi vasospasme,
dengan menurunnya
vasospasme akan membantu
meningkatkan perfusi ginjal,
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
16/25
yang utuh mobilisasi cairan
ekstravaskuler dan diuresis
sehingga edema dapat
dikurangi
5. Dengan memonitor edema
yang tampak dapat diketahui
keadaan edema merupakan
indikator keadaan cairan
tubuh.
6.
Dengan istirahat tidur dengan
posisi berbaring pada salah
satu sisi tubuhnya akan
memaksimalkan aliran darah
dan meningkatkan dieresis
7. Dengan mengontrol TTV
dapat diketahui keadaanumum klien dan dapat
menentukan tindakan
selanjutnya
2 Setelah dilakukan
tindakan ..x jam
diharapkan pasien
Terapi Aktivitas
1. Kaji respon klien terhadap aktivitas
2. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi
1. Menentukan pilihan
intervensi selanjutnya
2. Untuk membantu klien
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
17/25
mampu mengoptimalkan
penggunaan energy,
mentololeransi aktivitas
dengan kriteria hasil:
Berpartipisasi
dalam aktivitas
fisik tanpa
disertai
peningkatan
tekanan darah,
nadi dan RR
Mampu
melakukan
aktivitas sehari-
hari secara
mandiri
Tanda tanda
vital normal
Mampu
berpindah
dengan atau
tanpa bantuan
medic dalam merencanakan program
terapi yang tepat
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
4. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan social
5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda
6.
Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
7. Bantu klien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
8. Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan9. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan
spiritual
dalam penerapan intervensi
3. Membantu klien untuk
melakukan aktivitas secara
mandiri
4. Mencegah meningkatnya
kerja jantung yang tiba-tiba
5.
Membantu klien dalam
mobilisasi
6. Aktivitas yang disukai
dapat merangsang klien
untuk meningkatkatkan
aktivitas
7. Mencegah dampak buruk
jika kekurangan aktivitas
seperti penurunan kekuatan
otot.8. Untuk mendorong klien
dalam melakukan aktivitas
9. Mengetahui respon fisik,
emosi, sosial, dan spiritual
klien dalam menyikapi
keadaannya
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
18/25
alat
Sirkulasi status
baik
Status respirasi :
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat
3 Setelah dilakukan
tindakan ..x jam pada
pasien diharapkan
volume cairan seimbang,
elektrolit dan asam basa
seimbang dengan
kriteria hasil:
Terbebas dari edema
Terbebas dari
kelelahan,
kecemasan dan
kebingungan
Menjelaskan
Manajemen cairan
1. Monitor dan catat intake output setiap
hari
2. Pasang urin kateter jika diperlukan
3. Monitor hasil Hb yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN, Hmt, osmolaritas
urin)
4. Monitor status hemodinamik termasuk
CVP, MAP, PAP, dan PCWP
5. Monitor vitas sign, catatan pengisian
kapiler
6. Kaji lokasi dan luas edema
7. Berikan diit rendah garam sesuai dengan
1. Dengan memonitor intake
dan output diharapkan dapat
diketahui adanya
keseimbangan cairan dan
dapat diramalkan keadaan
dan kerusakan glomerulus
2.
Meminimalkan retensi urin
berlebih di kandung kemih
3. Mengetahui BUN, Hmt,
osmolaritas urin masih dlam
batasan normal atau tidak
4. Dapat diketahui jika ada ke
abnormalan dalam status
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
19/25
indikator kelebihan
cairan
Terbebas dari
distensi vena
jugularis, reflek
hepatojugular (+)
Memelihara tekanan
venasentral, tekanan
kapiler paru, output
jantung dan tanda
vital dalam batas
normal
kolaborasi dengan ahli gizi
8. Kaji distensi vena jugularis dan perifer
9. Kolaborasi pemberian diuretic sesuai
intruksi dokter
hemodinamik
5.Dengan memonitor vital sign
dan pengisian kapiler dapat
dijadikan pedoman untuk
pegganti cairan atau menilai
respon dari kardiovaskular
6.
Keadaan edema merupakan
indicator keadaan cairan
dalam tubuh
7.
Diit rendah garam akan
mengurangi terjadinya
kelebihan cairan
8.Retensi cairan yang berlebihan
bisa dimanifestasikan dengan
pelebaran vena jugularis dan
edema perifer9.Diuretika dapat meningkatkan
filtrasi glomerulus dam
menghambat penyerapan
sodium dan air dalam tubulus
ginjal
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
20/25
7. Implementasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Ttd
1. a. Gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan
kelemahan aliran darah
sekunder b.d gangguanvaskuler
1. Memonitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap sensasi
2. Mengintruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
ada isi atau laserasi3. Memonitor intake dan outout setiap hari
4. Mengontrol tetesan infus MgSO4
5.
Memonitor edema yang tampak
6. Menganjurkan klien untuk istirahat atau tidur dengan
posisi berbaring pada salah satu sisi tubuhnya
7. Mengontrol TTV secara berkala
.
2. Intoleransi aktivitas b.d
kelemahan umum
1.
Mengkaji respon klien terhadap aktivitas
2.
Mengkolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang tepat
3. Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
4. Membantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
5.
Membantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
21/25
kursi roda
6. Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
disukai
7. Membantu klien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
8. Membantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
3. . Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi
1. Memonitor dan mencatat intake output setiap hari
2. Memasang urin kateter jika diperlukan
3. Memonitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN,
Hmt, osmolaritas urin)
4. Memonitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP,
dan PCWP
5. Memonitor vital sign, catatan pengisian kapiler
6.
Mengkaji lokasi dan luas edema7. Memberikan diit rendah garam sesuai dengan kolaborasi
dengan ahli gizi
8. Mengkaji distensi vena jugularis dan perifer
9. Mengkolaborasi pemberian diuretic sesuai intruksi dokter
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
22/25
8. Evaluasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD
1. Gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan kelemahan
aliran darah sekunder b.d
gangguan vaskuler
S :
O :
A :
P :2. Intoleransi aktivitas b.d
kelemahan umum
S :
O : pasien terlihat pucat dan lemah
A :
P :
3. . Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi
S :
O :
A : masalah belum teratasi
P :
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
23/25
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
24/25
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
-
8/10/2019 ASKEP PREEKLAMSI.docx
25/25
Daftar Pustaka
Sunaryo. 2004.Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.