askep stenosis pilorus
DESCRIPTION
asuhan keperawatan stenosis pilorusTRANSCRIPT
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 1/18
A.KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISIStenosis pilorik adalah penyempitan di bagian ujung lubang tepat
makanan keluar menuju ke usus haluas. Akibat penyempitan tersebut, hanya
sejumlah kecil i si lubang yang bisa masuk ke usus, selebihnya akan
dimuntahkan sehingga anak mengalami penurunan berat badan. Gejala tersebut
biasanya muncul pada us ia 2-6 minggu se lain muntah hebat dan menyemprot,
bayi juga terus menerus merasa lapa r, buang ai r besar tidak te ra tur serta
gelisah. Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan dan bila terbukti
diagnosisnya stenosis pilorik, diperlukan tindakan bedah untuk melebarkan
daerah yang menyempit.
2. EPIDEMIOLOGI/INSDIEN KASUS
Stenosis pilorik terjadi pada usia < 2 tahun dan tampil dengan muntah-
muntah refrakter setelah diberi makan. Paling sering pada anak laki-laki
per tama, dan bisa terdapat gangguan elek trol it be rat te rgantung pada
durasinya.
3. PENYEBAB/ETIOLOGI
Penyebab kelainan ini belum jelas diketahui. Kelainan ini biasanya baru
diketahui setelah bayi berumur 2-3 minggu dengan gejala muntah yang
proyekt il (menyemprot) beberapa saat setelah minum susu yang dimuntahkan
susu saja : bayi tampak selalu haus dan berat badannya sukar bertambah.
4. FAKTOR PREDISPOSISI
Hal ini diyakini bahwa bayi yang mengembangkan kondisi tidak dilahirkan
dengan pyloric stenosis tetapi bahwa bahan progresif dari lubang antara perut
1
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 2/18
dan usus yang ter jadi setelah lahir yang terpengaruh pada bayi mulai
menunjukan gejala akibat lubang antara perut dengan usus sangat thickened
bahwa perut tidak dapat lagi kososng benar.
Hal ini tidak diketahui apa yang menyebabkan bahan dari otot dari lubang
antara perut dan usus-usus ia mungkin merupakan kombinasi dari beberapa
faktor. Beberapa peneliti percaya bahwa ibu hormon yang dapat menyebabkan
kontribusi. Lain percaya bahwa bahan dari otot perut adalah tanggapan dari
beberapa jenis reaksi al ergi pada tubuh.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa bayi dengan pyloris stenosis receptors
kekurangan dalam pyloric otot mendeteksi berhubungan dengan sendawa
oksida, sebuh kimia di dalam tubuh yang memberitahu bahwa lubang antara
perut dengan usu otot untuk bersantai. Akibatnya otot da lam keadaan kontras i
hampir terus, yang menyebabkan ia menjadi lebih besar dan lebih kental
waktu. Mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk bahan ini terjadi,
yang pyloric mengapa stenosis bayi biasanya muncul dalam beberapa minggu
setelah lahir.
5. PATOGENESIS
Obat-obatan golongan NSAID (aspirin), alcohol, garam empedu, dan obat-
obatan lain yang merusak lambung mengubah permeabilitas sawar epitel,
memungkinkan difusi balik asam klorida dengan akibat kerusakan jaringan
(mukosa) dan khususnya pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan pengeluaran
histamin, histamine akan merangsang sekresi asam dan meningkatkan pepsin
dari pepsinogen. Histamine ini akan mengakibatkan juga peningkatan
vasodilatasi kapilem sehingga membrane kapiler menjadi permeable terhadap
protein , ak ibatnya sejumlah protein hilang dan mukosa menjad i adema.
Peningkatan asam akan merangsang syaraf kolinerik dan syaraf simpatik.
Perangsang terhadap koligenerik akan berakibat terjadinya peningtkatan
motilitas sehingga menimbulkan rasa nyeri, sedangkan rangsangan terhadap
2
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 3/18
syaraf simpatik dan mengakibatkan reflek spasmeesohageal sehingga timbul
reguritasi aqsam Hal yang menjadi pencetus timbulnya rasa nyeri berupa rasa
seperti terbakasar yang mengandung diagnesa (keperawatan I). selain itu
rasangan terhadap syaraf sympatik juga dapat mengakibatkan terjadinya
pilorospasme yang berlanju t menjadi pi lo tenosis yang berakibat lanjut
makanann dari lambung tidak bisa masuk ke saluran berikutnya oleh karena
itu pada penderita ulkus peptikum setekah makan mengakami mual, kembung
dan kadang vomius. Resiko terjadinya kekurangan nutrisi bisa terjadi sebagai
manifestasi dari gejala-gejala tersebut.
Pada penderita tukak lambung mengalami peningkatan pepsin yang
berasal dari peps inogen yang menyebabkan degrasi mucus yang merupakan
salahs atu factor lambung. Oleh karena itulah terjadi penurunan fungsi sawar
sehingga mengakibatkan penghancuran kapiler dan vena kecil. Biola hal ini
terus berlanjut akan dapat memunculkan komplikasi berupa pendarahan
Pendarahan ulkus peptikum bisa terjadi disetiap tempat, namun yang
sering adalah dinding bulbus duodenum bagian posterior, karena dekat dengan
arterigastroduodenalis atau arteri prokreatikuduodenalis kehilangan darah
ringan dan kronik dapat mengakibatkan anemi defisiensi. Disamping itu
perdarahan juga dapat memunculkan geja la hemateneses dan melena pada
penadarahan akut ak ibat ulkus peptikum dapat mengakiba tkan te rjadinya
kekuarangan volume cairan (MK III)
Proses ulkus peptikum yang terus berlanjut, selain berakibat pendarahan
dapat pula berakibat terjadinya performasi yang berlanjut dapat menembus
oragan sekitarnya , t ermasuk per itoneum bila u lkus t emlah sampai
diper ir terium dapat ter jadi per iori tasi akibat inasi kuman. Obstruksi
merupakan salah satu komplikasi dariulkus peptikum. Obstruksi biasanya
dijumpai di daerah yang disebabkan peradangan, edema, adanya pilorusplasme
dan jaringan parut yang pada proses penyembuhan ulkus. Akibat adanya
obsturksi bisa timbul gejala anokreksia, mual, kembung dan vomitus setelah
makan.
3
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 4/18
6. GEJALA KLINIS
Gejala Pyloric stenosis biasanya mulai sekitar usia 3 bulan. Mareka adalah :
• Muntah gejala pertama dari pyloric stenosis biasanya muntah-muntah.
Pada awalnya mungkin tampaknya bahwa bayi cukup sering peludahan
atas. Tapi kemudian cenderung untuk kemajuan peluru untah, dimana
air susu ibu atau formula adalah ejectedforcefully dari mulut, dalam
sebuah arc, kadang-kadang lebih dari jarak beberapa kaki peluru
muntah biasanya terjadi segera setelah akhir makan, meskipun dalam
beberapa kasus mungkin akan tertunda ber jam- jam. Jarang, yang
mungkin berisi muntah darah.
Dalam beberapa kasus, vomited susu mei baru cuedled karena telah
dicampur dengan asam lambung. Muntah yang tidak bisa akan berisi
empedu, cairan yang kehijau-hijauan dari hati yang Mixes dicerna
dengan makanan setelah meninggalkan perut.
Walaupun muntah bayi dengan pyloric stenosis biasanya lapar kembali
segera setelah muntah dan akan makan. Gejala yang pyloric stenosis
dapat menipu karena meskipun bayi Mei tampak tidak nyaman, dia
mungkin t idak akan muncul dalam besar atau sakit pada awalnya
kelihatan sangat sakit.• Perubahan stools – Bayi dengan pyloric stenosis biasanya memiliki
lebih sedikit, lebih kecil stools karena sedikit atau tidak ada makanan
yang dapat mencapai intestines. Sembelit atau stools lendir yang ada
didalamnya juga dapat gejala.
• Kegagalan untuk mendapatkan berat dan kekelesaan – sebagian besar
bayi dengan py loric stenosis akan gagal untuk mendapatkan erat at au
akan kehilangan berat.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dan laboratorium. Nilai status hidrasis. Cari sumber
infeksi . Pemer iksaan abdomen dan rektum untuk obs truksi atau anus
4
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 5/18
imperforata. Pemeriksaan radiologi sesuai indikasi. Jika anak berusia kurang
dari 2 bulan, pertimbangkan ultrasonografi untuk stenosis pilorik
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
1. Labotarium
Yang perlu di periksa (konsultasikan kepada dokter Anda)
a. Darah perifer lengkap
b. Urina lis (pro tein , darah, bi li rubin, leokusit , biakan ur in)
c. Elektrolit darah (Na, K, Ca, Mg, Cl, P)
d. Kadar ureum dan kreatinin darah
e. Analisis gas darah dan asam basa
f. Pemeriksaan fungsi hati
g. Kadar gula
2. Ultrasonografi Abdomen (USG Perut), untuk melihat target sign atau donut
sign pada kasus stenosis pilorik hipertrofik, intusefsi (“usus makan usus”)
untuk menilai hati saluran empedu, ginjal, dan kandung kemih.
3. Foto polos abdomen, untuk menilai distribusi udara di dalam usus, untuk
melihat gambar air fluid level.
4. Endoskopi (gastrudodenoskopi). Bila dicurigai esoffagistis.
9. THERAPY/TINDAKAN PENANGANAN
Penanganan muntah pada anak tergantung penyebabnya, jangan berikan
obat antimuntah karena obat tersebut menyembuhkan penyebab muntahnya,
malahan dapat menyesatkan bila ternyata anak tengah menderita suatu
kelainan saluran pencernaan yang memerlukan upaya bedah selain itu obat
anti muntah juga menimbulkan efek samping.
5
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 6/18
10.PENATALAKSANAAN
1. Menjaga/mengembalikan kesimbangan cairan dan lektrolit.
2. Diberi obat muntah (sesuai petunjuk dokter), misal :
a. Domperidon (0,2-0,4) mg/kg berat badan tiap 4-8 jam).
b. Metotkkloparamid.
c. Cisapride
3. Bila terdapat esofagitis, berikanlah antagonis H2
Misalnya : ianitidin (2-3 mg/kg berat badan/kali, 2x sehari)
6
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 7/18
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
STENOSIS PILORUS
I. PENGKAJIAN
Identitas
Pasien : : Penanggung :
Nama : Umur :Umur : Pendidikan :
Pendidikan : Jenis kelamin :
Jenis kelamin : Pekerjaan :Pekerjaan : Alamat :
Alamat : Lama Bekerja :Lama Bekerja : Status Perkawinan :
Status Perkawinan : Tanggal Pengakajian :Tanggal Pengakajian : Agama :
Agama : Sumber Informasi :
Sumber Informasi : Umur :
Riwayat Penyakit
Muntah pada bayi
Bayi sehat aktif, yang minumnya normal, sewaktu waktu bisa saja secara
spontan mengeluarkan sedikit susu yang diminumnya. Hal ini biasanya disebut
gumoh , namun. Bila muntahnya banyak ini bisa disebabkan oleh reflux.
Sedangkan bayi berusia kurang dari 2 bulan yang tampak sakit muntah setiap
kali minum, ada kemungkinan mengalami stenosis pilorus. Tetapi bila muntah
yang tidak ada kaitannya dengan minum susu dan muntahnya berwarna hijau,
per lu dipikirkan kemungkina adanya sumbatan pada usus . Bi la bayi demam
dan muntah-muntah disertai dengan batuk, itu hbisa saja krena bronkiolitis
atau bahkan pertusis. Sedangkan bila anak muntah disertai dengan diare,
itulah yang biasanya sebagai gastroenteritis.
7
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 8/18
Bila muntah disertai demam pada bayi berusia lebihd ari 2 bulan, harus
diperhatikan kesadarannya. Bila terjadi penurunan, kesadaran disertai dengan
kuduk kaku, kita harus mencurigai kemungkinan menigitis. Bila bayi tidak
mengalami demam dan muntahnya kehijauan, pikirkan kemungkinan adanya
sumbatan pada usus.
Muntah Pada Anak
Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, bila muntah berwarna kehijauan
selalu pikirkan kemungkinan adanya sumbatan pada usus. Bila muntah tidak
kehijauan tetapi disertai dengan sakit perut terus-menerus 9lebih dari 6 jam),
pikirkan kemungkinan apendendis tis atau radang usus buntu
Bila anak mengalami penurunan kesaran dan mempunyai riwayat trauma
kepala, maka kita harus memikirkan kemungkinan penyebabnya adalah trauma
kepala, namun bila tidak ada riwayat trauma kepala namun anak mengeluh
sakit kepala hebat, kuduk kaku, ada bintik bintik merah tidak ada hilang bila
ditekan, pikirkan kemungkinan meningitis.
Pada anak yang sudah agak besar bila selain muntah tinjanya berwarna
pucat (seper ti dempul) apalagi bi la diiku ti dengan kuning (jaundice) maka
kemungkinan besar penyebabnya adalah hepatitis. Anak juga bisa muntah
akibat terlalu girang (exited) atau akibat berkendaraan (motion sickness). Di
lain pihak bila anak menunjukan dua atau lebih gejala berikut yaitu demam,
sakit saat berkemih, sakit perut, mengompol, pikirkan kemungkinan infeksi
saluran kemih.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan nutrisi : Kurang dari kebu tuhan tubuh yang b.d muntah
proyekti f yang sering
8
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 9/18
2) Kekurangan cairan yang b.d dih idrasi atau syok (atau keduanya).
3) Nyeri yang berhubungan dengan insisi bedah
4) Risiko infeksi yang berhubungan dengan pembedahan
5) Ansietas (orang tua) yang b.d kurang pengetahuan tentang
penyakit , pemeriksaan diagno tic dan terapi .
6) Defisit Pengetahuan yang berhubungan denhgan perawatan di
rumah
III. INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN
1. Dx 1
Tujuan :
Nu tris i pasien dapa t terpenuhi
Kriteria hasil :
Bayi akan mempertahankan status nutrisi yang adekuat, ditandai oleh bayi
dapat menerima makanan dan muntah berkurang
Intervensi dan Rasional :
1) Beri bayi makanan dalam porsi tegak, sendakan setiap kali
menelan sebanyak 15-30 ml ciran makann. Ciptakan suasana lingkungan
yang tenang dan nyamanan. Sebelum pembedahan bayi harus
dipuasakan selama 3-4 jam bergantung pada usia bayi dan program
dokter.
2) Tawarkan porsi makanan dalam jumlah sedikit dengan
frekuensi yang sering set iap 1-2 jam. Beri lagi setelah set iap kali
muntah.
3) Tawarkan makanan oral berupa larutan elektrolit (misalnya,
Pedialtyte atau Ricelyte) selama pemeriksaan diagnostic.
9
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 10/18
4) Kaji bayi untuk mendeteksi tana perburuan dehidrasi,
termasuk penurunan keluaran urine, kulit kering, turgor kulit buruk, dan
fontanel serta mata melesak ke dalam Laporankan tanda ini dengan
segera.
5) Atur posisi bayi supaya tegak setiap kali selesai pemberian
makanan.
Rasional
1) Memberikan makanan dan menyendawakan bayi dengan cara ini ,
mencegah aerofagia, dan memastikan bayi menerima makanan dalam
jumlah yang opt imal
2) Pemberian makanan porsi sedikit dengan f rekuensi yang ser ing
mengurangi volume cairan total do dalam lambung untuk sekali waktu,
yang dapat mengurangi resiko muntah, dan memberikan hidrasi yang
optimal, sampai dimulainya terapi intravena
3) Larutkan elektrolit menggantikan elektrolit yang hilang akibat muntah
berulang
4) Dokter dapat memprogramkan pemberian cai ran int ravena, untuk
menggantikan cairan dan mencegah syok.
5) Posisi tegak membantu mencegah aspirasi.
Orang tua akan mengalami penurunan rasa cemas yang ditandai oleh
ungkapan pemahaman tentang gangguan tersebut dan kebutuhna tentang uji
diagnostic dan terapi.
2.Dx 2
Tujuan :
Cairan dan elektrolit pasien seimbang
Kriteria hasil :
10
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 11/18
Bayi akan mempertahankan kesimbangan ciran dan lektrolit yang
normal yang dibuktikan oleh keluaran urine normal (11 sampai 18
ml/jam untuk seseorang neonates 17-25 ml/jam untuk seorang bayi yang
berusia lebih tua) , waktu pengisian kembal i kapi ler 3-5 de tik, turgor
kulit baik dan kadar kalium serta tanda-tanda vital sesuai dengan usia
Intervensi
1) Rehidrasi ayi sesuai indikasi dengan larutan elekt roli t eoral atau
cairan intervena.
2) Pantau has il uji laborator ium untuk hitung darah lengkap, berat
jenis , dan elekt ro li t, nitrogen urea darah, dan kadar gas darah ar teri .
3) Pantau bayi setiap 2-4 jam untuk deteksi tanda-tanda syok
termasuk peningkatan frekuensi napas dan jantung, penurunan tekanan
darah, dan pucat
4) Kaj i kuli t bayi untuk de teks i t anda-tanda dehidrasi, te rmasuk
kulit keabu-abuan, kekeringan. Targor kulit buruk, dan fontanel cekung
5) Timbang berat badan bayi se tiap har i dan pantau asupan serta
haluaran ciaran setiap jam termasuk jumlah asupan melalui intervena
dan oral, muntah drainase, nasogastrik, urine, dan feses. Pastikan
menimbang popok.
Rasional
1) Larutan elektrolit per o ral dan c iaran intervena menggantikan
cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan dehidrasi.
2) Dinidasi menyebabkan peningkatan nilai hemoglobin dan
hematokrit. Muntah menyebabkan Penurunan kadar kalium dan natrium,
peningkatan berat jenis, peningkatan pa rsial kadar karbondioks ida
arteri, dan penurunan pH.
3) Pemantauan yang sering memungkin deteksi din i dan te rapi syo,
yang dapat terjadi akibat muntah dan hipervolimea pascaoperasi.
11
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 12/18
Terapi dapat mencakup pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium) atau plasma volume expander (ambumin)
4) Tanda ini mengidentifikasikan perlunya peningkatan asupan
cairan
5) Menimbang bera t badan se tiap hari serta pemantauan asupan dan
haluran yang sering memastikan pengkajian kontinu status cairan bayi.
3.Dx 3
Tujuan :
Nyeri kl ien tera tasi
Kriteria hasil :
Nyer i pada bayi akan berkurang ditandai dengan tang is bayi berkurang
dan bayi tidak rewel
Intervensi dan rasional :
1) Beri obat analgesik secara teratur selama 24 jam pertama setelah
pembedahan. Cata t tentang keefekti fan obat.
2) Ubah posisi bayi (dari posisi miring ke tengkurapan) setiap 2 jam.
Jika memungkinkan
3) Per lihatkan kepada orang tua teknik menggendong yang benar ,
anjurkan mereka untuk menggendong dan memeluk bayi
4) Pantau bayi untuk distensi abdomen, gelombang peristaltik, tidak
adanya atau penurunan bising usus, dan tanda-tanda obstruksi
(misalnya, muntah bil lier) set iap 4 jam. Laporkan kelainan ini
dengan segera.
Rasional
1) Bayi biasanya menerima obat analgesik setelah pembedahan untuk
meredakan nyeri . Mencatat keefektifan obat bantu menentukan
tingkat kenyamanan bayi.
2) Mengganti pos is i meningkatkan mobil itas , rasa nyaman, dan
relaksasi otot, serta mengurangi rasa tegang akibat insisi.
12
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 13/18
3) Dengan memperlihatkan teknik yang benar memastikan bahwa orang
tua t idak akan menyebabkan bayi merasa tidak mnyaman.
Menggendong meningkatkan ikatan, menigkatkan rasa aman bayi,
cinta, dan dukungan
4) Kelainan yang demikian adalah tan-tanda komplikasi pasca operasi,
misalnya obstruksi usus atau i leus parali tikus dan kondisi ini
membutuhkan terapi yang tepat.
4. Dx 4
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi pada luka post pembedahan pada bayi
Kriteria hasil :
Infeksi bedah bayi akan tetap bebas dari infeksi setelah perbedaan yang
di tandai oleh pembengkakan dan kemerahan di sekitar tempat insisi
berkurang dan tiadak berbagi bukuserta tidak mengeluarkan rabas yang
purulen.
Intervensi
1) Pantau balutan inisis untuk deteksi tanda-tanda infeksi (eritema,
rabas purulen, edema, peningkatan nyeri tekan, luka yang membuka,
peningka tan suhu in ti) se tiap 2 jam. Beri obat an tibiot ik , sesuai
program
2) Gunakan teknik steri l ketika bersentuhan dengan tempat insisi,
sampai area tersebut benar-benar pulih, cuci tangan sebelum
bersentuhan dengan kuli t, pe rtahankan, ba lu tan ster il dan bers ihkan
luka secara meyeluruh.
Rasional
1) Pemantauan yang sering memungkinkan deteksi dini dan terapi yang
tepat untuk mengatasi infeksi
2) Teknik steril membantu mencegah infeksi bakteri
13
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 14/18
5. Dx 5
Tujuan:
Orang tua memahami penyakit bayinya, ansietas berkurang.
Intervensi
1) Jelaskan kepada orang tua anatomi dan proses pengeluaran
makanan melalui traktus gastrointestinal atas normal. Gunakan alat
bantu vi sual jika te rsedia .
2) Ber ikan orang tua uji diagnostik yang diprogramkan
3) Ajarkan orang tua tentang setiap uji d iagnostik (rangkaian
pemeriksaan sa luran cerna atas USG, dan pemeriksaan laborator ium)
juga tentang pers iapan uj i, bebe rapa lama uj i akan berlangsung dan
perawatan paska uji)
4) Berikan orang tua informasi tentang peristiwa pra dan
pascabedah. Je laskan juga pe rincian tentang menahan pember ian
makanan per oral, pemeriksaan laboratorium, sinar – X, pengobatan
nyeri rencana pemberian makanan, cara menggendong bayi dan intubasi
nasogastrik.
5) Anjurkan orang tua untuk menulis setiap per tanyaan yang muncul
dengan perawatan bayi, jawaban pernyataan mereka dengan sederhana
dan jujur.
Rasional
1) Dengan memahami system saluran cerna dapat membatu orang
tua memahami dengan lebih baik gangguan menjalani pemeriksaan dan
terapi
2) Memiliki jadwal pemeriksaan d iagnos tu ik membantu orang tua
mengantisipasi peristiwa yang akan terjadi
3) Mengetahu i informasi ini membantu mengurang i rasa cemas
orang tua dan meningkatkan kerja sama, dukungan, dan keterlibatan
mereka dalam pemeriksaan diagnostic serta perawatan paska uji.
14
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 15/18
4) Mengetahui apa yang akan t er jadi membantu mengurangi rasa
cemas dan takut orang tua, serta meningkatkan keterlibatan mereka
dalam perawatan bayi
5) Menganju rkan orang tua un tuk menuliskan pertanyaan yang
menyenangkan dan mengurangi kecemasan.
6. Dx 6
Tujuan :
Orang tua bisa melakukan perawatan pada bayi d irumah.
Kriteria hasil:
Orang tua akan mengungkapkan pemahaman tentang inst ruksi
perawatan di rumah
Intervensi
1) Ajarkan orang tua tentang pemberian makan pada bayi : jelaskan
juga tentang formula yang digunakan, metode pers iapan, volume
makanan, dan teknik pemberian makan.
2) Ajarkan orang tua cara merawat luka bedah : jelaskan perincian
tentang menggantu balutan, teknik membersihkan dan tanda-tanda
infeksi.
3) Ajarkan orang tua tujuan dan penggunaan obat-obatan (misalnya,
klorida betanekol [dovoid]) : mencakup perincian cara pemberian,
dosis, dan reaksi efek samping yang potensial.
Rasional
1) Teknik yang demikian dapat membantu orang tua mematuhi
penata laksanaan pember ian makan, dan memast ikan bayi menerima
nutrisi yang adekuat.
2) Penyuluhan ini membantu orang tua memberi perawatan yang
adekuat dan mengenali serta melaporkan tanda-tanda infeksi.
15
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 16/18
3) Penyuluhan ini meningkatkan kepatuhan terhadap penatalaksanaan
terapi. Mengetahui tanda-tanda eek sampintg yang potensial,d apat
mengarahkan orang tua segera mencari pertolongan medis ketika
membutuhkan.
16
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 17/18
IV. EVALUASI
1. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang b.d
muntah proyektif yang sering.
Bayi dapat menerima makanan dan muntah berkurang
2. Bayi dapat berkurang cairan yang b.d dehidrasi atau syok (atau
keduanya)
Mempertahankan kesimbangan caiaran dan elektrolit yang normal
3. Nyeri yang berhubungan dengan insisi bedah
Nyeri pasien dapat diatas i
4. Risiko infeksi yang berhubungan dengan pembedahan
Tidak ada infeksi akibat pembedahan
5. Ansietas (orang tua) yang b.d kurang pengetahuan tentang
penyakit, pemeriksaan diagnostic dan therapy
Orang tua paham tentang penyakit yang d i derita oleh anaknya.
6. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di
rumah
Orang tua paham tentang instruksi perawatan di rumah
17
7/16/2019 askep Stenosis Pilorus
http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 18/18
DAFTAR PUSTAKA
1.Pusponegoro HD, Etal. (Ed). Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Edisi I. badan Penerbit IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Jakarta. 2005
: 64-68
2.Smehzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah.
Edisi 8. jakarta : EGC
3.Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Edisi 8 Volume 2, EGC, Jakarta.
4.Carpenito, Lynda Juall, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC.
Jakarta
5.Price, Syivia Anda Wilson, Lorraine M, 1995, Patofisologi, BukuI, EGC,
Jakarta.
18